JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-IV GAWAT DARURAT
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AJARAN 2018 -2019
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum .Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T karena atas berkat dan rahmat-Nya, kami masih
diberi kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Maternitas
tentang “Diagnosa Keperawatan Pada Ibu Hamil Trimester 3” ini dengan baik dan tepat
waktu.
Kami berterima kasih kepada Ibu Ns.Endah Suprihatin, M.Kep., Sp.Mat selaku
dosen mata kuliah keperawatan maternitas, yang selalu membimbing kami serta kepada
rekan-rekan mahasiswa yang turut membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan semoga makalah ini juga
dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para pembaca.
Wassalamu’alaikum .Wr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan peristiwa penting dalam kehidupan seorang
perempuan. Proses yang diawali dari konsepsi hingga pengeluaran bayi dari dalam
rahim menuntut adaptasi dari ibu hamil dan orang-orang terdekat. Ibu hamil akan
mengalami perubahan fisik seperti keluhan mual, muntah, pusing, dan mudah lelah.
Indera penciuman juga menjadi sangat peka. Pada trimester ketiga, ibu hamil sering
mengeluhkan mudah lelah dan kurang tidur.
Kehamilan mengakibatkan banyak perubahan dan adaptasi pada ibu hamil dan
pasangan. Pada kehamilan trimester ketiga sering disebut sebagai fase penantian yang
penuh dengan kewaspadaan. Pada periode ini, ibu hamil mulai menyadari kehadiran
bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga dia menjadi tidak sabar dengan
kehadiran bayinya tersebut. Ibu hamil merasakan kembali ketidaknyamanan fisik
karena merasa canggung atau merasa dirinya tidak menarik lagi, sehingga dukungan
dari pasangan sangat dia butuhkan.
Berdasarkan hal tersebut, kami berusaha menyusun makalah tentang
“diagnosa keperawatan pada ibu hamil trimester 3” ini dengan harapan pembaca
dapat menambah pengetahuan mengenai diagnosa kehamilan di trimester 3 dengan
memantau keluhan-keluhan yang dialami ibu sehingga mampu memberikan
pelayanan yang terbaik. Khususnya bagi mahasiswa keperawatan wajib mendalami
dan memahami meteri tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian mengenai kehamilan trimester 3?
2. Bagaimana adaptasi fisiologis reproduksi pada kehamilan trimester 3?
3. Bagaimana manifestasi klinis kehamilan trimester 3?
4. Bagaimana perkembangan fetal pada kehamilan trimester 3?
5. Bagaimana komplikasi yang menyertai pada kehamilan trimester 3?
C. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian mengenai kehamilan trimester 3?
2. Untuk mengetahui adaptasi fisiologis reproduksi pada kehamilan trimester 3?
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis kehamilan trimester 3?
4. Untuk mengetahui perkembangan fetal pada kehamilan trimester 3?
5. Untuk mengetahui komplikasi yang menyertai pada kehamilan trimester 3?
D. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kehamilan trimester III adalah kehamilan yang usia kehamilannya antara 28-
42 minggu (Kapita Selekta Kedokteran, hal:253). Pendapat lain mengatakan bahwa
kehamilan trimester III adalah kehamilan dimana umur kehamilan dari bulan ke-7
sampai bulan ke-9 bulan (Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, hal:89). Umur
kehamilan trimester III antara 28-40 minggu (Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal:43).
Kehamilan ini merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai
orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga
sebagai periode panantian (Perawatan Ibu Hamil, hal:73).
Trimester III adalah usia kehamilan seorang ibu dimana kehamilannya berusia
7-9 bulan atau kehamilan memasuki minggu ke-28 sampai tiba waktu melahirkan (28-
40 minggu). Trimester III ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena
kelahiran bayi.
Periode tenang tentang trimester III memfasilitasi suatu periode aktif. Suatu
trimester yang lebih berorientasi pada realitas untuk orang luar yang menantikan
kelahiran anak. Ikatan antara orang tua dan janin berkembang pada trimester ke-III.
7. Minggu ke-34
Berat bayi hampir 2.275 gram dengan panjang sekitar 44 cm. Dalam profil
biofisik digunakan skor 0 sampai 2 dengan 5 poin yang dievaluasi, yakni
pernapasan, gerakan tubuh, tonus yang dievaluasi berdasarkan gerakan lengan dan
atau tungkai, denyut jantung, dan banyaknya cairan ketuban. Bila nilainya rendah,
disarankan persalinan segera dilakukan.
8. Minggu ke-35
Secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm dengan berat 2.450 gram. Namun yang
terpenting, mulai minggu ini bayi umumnya sudah matang fungsi paru-parunya.
9. Minggu ke-36
Berat bayi mencapai 2.500 gram dengan panjang 46 cm. Tes kematangan paru di
minggu ini perlu dilakukan bila muncul keragu-raguan akan taksiran usia
kehamilan. Terutama pada pasien yang tak ingat kapan menstruasi terakhir dan
bagaimana pola atau siklus haidnya.
10. Minggu ke-37
Dengan panjang 47 cm dan berat 2.950 gram, diusia ini bayi dikatakan aterm atau
siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja
sendiri. Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir.
11. Minggu ke-38
Berat bayi sekitar 3.100 gram dengan panjang 48 cm.
12. Minggu ke-39
Bayi mencapai berat sekitar 3.250 gram dengan panjang sekitar 49 cm.
13. Minggu ke-40
Panjang kisaran 45 sampai 55 cm dan berat sekitar 3.300 gram. Betul-betul cukup
bulan dan siap dilahirkan. Jika laki-laki, testisnya sudah turun ke skrotum,
sedangkan pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian luar) sudah
berkembang baik dan menutupi labia minora (bibir kemaluan bagian dalam).
E. Komplikasi
1. Pecahan ketuban dini
2. Perdarahan
3. Kematian janin intrauterin
F. Hasil Test
Non stress test (NST) adalah tes yang paling banyak digunakan untuk
mengevaluasi status janin dengan mengukur jumlah detak jantung janin (FHR) selama
perkembangan janin. Pemindahan eksternal dilakukan diperut ibu hamil untuk melihat
kontraksi, dan Doppler digunakan untuk melihat FHR. Ketika sang ibu merasakan
pergerakan janin, jejak FHR ditandai untuk digunakan dalam analisis. Suara atau
suara getaran digunakan untuk menstimulasi pergerakan. Tes ini kebanyakan
digunakan pada trimester ketiga. Tes NST dianggap bereaksi jika, selama janin
beraktivitas, dua kali atau lebih selama 20 menit periode FHR berakselerasi selama
paling tidak 15 detik dengan rata-rata 15 detik per menit. NST dianggap tidak
bereaksi jika FHR tidak bereaksi secara cukup terhadap pergerakan atau tidak ada
pergerakan janin dalam 40 menit. Penilaian selanjutnya menggunakan tes tekanan
kontraksi (CST) atau BPP harus dilakukan.
Tes tekanan kontraksi (CST) digunakan untuk menentukan aliran darah yang
membawa oksigen melalui plasenta selama pelaksanaan atau pemberian kontraksi.
Aliran ini biasanya sedikit menurun dengan kontraksi dan janin beradaptasi secara
normal dan mentoleransi penurunan tersebut. Jika oksigen yang tersedia terbatas,
hipoksia janin, dan depresi otot jantung, maka penurunan FHR terjadi, menandakan
janin tidak dapat menoleransi tekanan kontraksi rahim. Garis dasar FHR dan
pergerakan janin dan kontraksi harus diperoleh selama satu periode 10-20 menit.
Kemudian sang wanita diperintahkan untuk menstimulasi putingnya (atau perangsang
mekanis bisa digunakan) untuk memberikan rangsangan sampai kontraksi tersebut
dimulai. Jika hormon yang dibentuk oleh kelenjar hipofisis posterior digunakan untuk
menginduksi kontraksi, lihatlah secara teliti. CST yang negatif tercatat jika tidak ada
keterlambatan kecepatan dengan 3 kontraksi selama 40 detik atau lebih dalam satu
periode 10 menit. Tes positif menunjukkan keterlambatan kecepatan dengan hampir
setengah kontraksi, yang menandakan janin tidak dapat menoleransi tekanan dan
ketika kehamilan berlangsung gangguan janinakan terjadi. Jika hasil tesnya
meragukan dengan kurang dari 50% kontraksi yang menyebabkan percepatan yang
lambat, atau stimulasi berlebihan yang lebih lama (>90 detik) atau frekuensi
kontraksi lebih banyak (setiap 2 menit) yang menghasilkan percepatan yang lambat,
hasilnya disebut equivocal dan tes lebih lanjut perlu untuk dilaksanakan. Hasil yang
tidak memuaskan jika FHR nya buruk atau kontraksinya tidak mencapai 3 dalam 10
menit dengan durasi selama 40 detik atau lebih.
Tubuh wanita hamil mengalami sejumlah perubahan selama kehamilan.
Beberapa perubahan dan komplikasi lebih sering terjadi selama masa-masa
kehamilan. Periode ini disebut trimester, dibagi ke dalam interval kurang lebih 12
minggu. Bab ini membahasa perubahan yang dialami ibu hamil ketika kehamilan
berkembang dari trimester pertama sampai trimester ketiga dan asuhan keperawatan
terkait yang diperlukan untuk mendukung kehamilan yang sehat dan mengatasi
komplikasi yang mungkin terjadi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://jik.akbidyo.ac.id/_jurnal.php?nama=06%20Ika_JIK%20Vol%202%20No%201%20Maret% 202014.
pdf
http://journal.stikeseub.ac.id/index.php/jkeb/article/view/122/121