Anda di halaman 1dari 27

MODUL

PSIKOLOGI
KONSEP BELAJAR

DISUSUN OLEH :
SISWARI YUNIARTI, S.Pd, SST, MKes.

PRODI D IV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-nya sehingga Modul Konsep Belajar
dapat diselesaikan.

Modul ini disusun agar mahasiswa mampu memahami konsep belajar


serta menerapkannya sesuai dengan profesi tenaga kesehatan.

Kami menyadari bahwa modul ini masih banyak terdapat kekurangan,


Oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan, semoga modul ini bermanfaat
bagi mahasiswa dan pihak yang membaca .

Surabaya, 11 Maret 2016

Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN

Modul Konsep Belajar ini telah diperiksa dan dinyatakan layak dipergunakan
sebagai modul Pembelajaran pada Program Studi DIV Keperawatan Gawat
Darurat Surabaya

Surabaya, 13 Maret 2016

ProgramStudi DIV Keperawatan Gawat Darurat Surabaya

Ketua

Dwi Adji Norontoko, S.Kep.,Ns.,M.Kep.

NIP. 196309171990031002

Mengetahui

Jurusan Keperawatan

Mohammad Najib, SKp., MSc.

NIP. 196502221990032001
Daftar isi

Judul ………………………………………………………………………………i

Kata pengantar ..…………………………………………………………………ii

Lembar pengesahan …………………………………………………………….iii

Daftar isi …………………………………………………………………………iv

Laporan pembelajaran…………………………………………………………. 1

1. Tujuan pembelajaran umum ………………………………………….. 1


2. Tujuan pembelajaran khusus …………………………………………. 1
3. Pokok pembelajaran……………………………………………………. 1
4. Uraian materi…………………………………………………………… 1
a. Pengartian dan cara belajar efektif………..………………………… 1
b. Factor yang mempengaruhi belajar…………………..……………... 7
c. Masalah belajar……………………………………………..………. 9
d. Bimbingan belajar…………………………………………...……... 11
e. Peranana perawat dalam pengejaran dan pembelajaran………..….. 14
Referensi ……………………………………………………………………….. 21
Soal …………………………………………………………………………….. 22
LAPORAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah proses pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu menganalisis


dan mengidentifikasi konsep belajar.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah perkuliahan diharapkan mahasiswa dapat memahami dan


menganalisis :

a. Konsep belajar
b. Peranan perawat dalam pengajaran dan pembelajaran

3. Pokok Pembelajaran
a. Pengartian Konsep belajar dan cara belajar efektif
b. Factor yang mempengaruhi belajar
c. Masalah belajar
d. Bimbingan beajar
e. Peranana perawat dalam pengejaran dan pembelajaran

4. Uraian Materi

A. KONSEP BELAJAR
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenan dengan
tujuan dan bahan acuan interaksi, yang baik bersifat eksplisit maupun
implisit (tersembunyi) untuk menangkapi isi dan pesan belajar maka
dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan ramah.
a. Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan,
penalaran atau pikiran sendiri dari kategori pengetahuan, pemahaman,
penerapan analisis dan evaluasi
b. Efektif yaitu kemampuan yang mengutamakan, perasaan, emosi, dan
reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori
penerimaan, partisipasi, penilaian sikap, organisai dan pembentukan
pola hidup.
c. Sikromatik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan
jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing pola
gerakan dan kreatiftas.

Belajar menurut pandangan skinner

Belajar menurut pandangan B.F.Skiner 1958 adalah proses adaptasi


atau penyesuain tingkah laku berlangsung secara progreset. Menurut
skinner dalam belajar di tentukan hal-hal berikut

a. kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon belajar


b. respon si pelajar
c. konsekwensi yang bersifat menggunakan respon tersebut baik
konsekwensinya sebagai hadiah maupun teguran atau hukuman.

Cara Belajar efektif

Belajar yang efektif adalah proses belajar mengajar yang berhasil


guna, dan proses pembelajaran itu mampu memberikan pemahaman,
kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu / kualitas yang lebih baik
serta dapat memberikan perubahan perilaku dan dapat diaplikasikan atau
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga hasil dari pembelajaran
itu akan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang unggul.

Dan untuk mencapai belajar yang efektif tentu saja dalam proses
belajarnya harus dilakukan dengan baik dan benar. Dibawah ini tips-tips
belajar yang baik dan benar :

1. Belajar Kelompok
Belajar kelompok dapat menjadi kegiatan belajar menjadi
lebih menyenangkan karena ditemani oleh teman dan berada di rumah
sendiri sehingga dapat lebih santai. Namun sebaiknya tetap
didampingi oleh orang dewasa agar belajar tidak berubah menjadi
bermain. Belajar kelompok ada baiknya mengajak teman yang pandai
dan rajin belajar agar yang awalnya tidak paham menjadi paham.
2. Rajin Membuat Catatan Intisari Pelajaran
Bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di
kertas atau buku kecil yang dapat dibawa kemana-mana sehingga
dapat dibaca di mana pun kita berada. Namun catatan tersebut tidak
dijadikan media untuk mencontek karena dapat merugikan kita
sendiri.
3. Membuat Perencanaan Yang Baik
Untuk mencapai suatu tujuan biasanya diiringi oleh rencana
yang baik. Oleh karena itu ada baiknya kita membuat rencana belajar
dan rencana pencapaian nilai untuk mengetahui apakah kegiatan
belajar yang kita lakukan telah maksimal atau perlu ditingkatkan
4. Disiplin Dalam Belajar
Apabila kita telah membuat jadwal belajar maka harus
dijalankan dengan baik. Contohnya seperti belajar tepat waktu dan
serius tidak sambil main-main dengan konsentrasi penuh. Jika waktu
makan, mandi, ibadah, dan sebagainya telah tiba maka jangan ditunda-
tunda lagi. Lanjutkan belajar setelah melakukan kegiatan tersebut jika
waktu belajar belum usai.
5. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya
Jika ada hal yang belum jelas, maka hendaknya menanyakan
pada guru, teman atau orang tua. Karena ketika kita bertanya,
biasanya akan ingat jawabannya. Semakin banyak ditanya maka kita
dapat semakin ingat dengan jawaban dan apabila kita juga tidak tahu
jawaban yang benar, maka kita dapat membahasnya bersama-sama
dengan teman.
6. Belajar Dengan Serius dan Tekun
Ketika belajar di kelas, dengarkan dan catat apa yang guru
jelaskan. Catat yang penting karena bisa saja hal tersebut tidak ada di
buku dan nanti akan keluar saat ulangan atau ujian. Ketika waktu
luang baca kembali catatan yang telah dibuat tadi dan hafalkan dan
dimengerti. Jika kita sudah merasa mantap dengan suatu pelajaran
maka ujilah diri sendiri dengan soal-soal. Setelah soal dikerjakan
periksa jawaban dengan kunci jawaban. Pelajari kembali soal-soal
yang salah dijawab.
7. Hindari Belajar Berlebihan
Ketika waktu ujian sudah dekat biasanya kita akan panik jika
belum siap. Jalan pintas yang sering dilakukan oleh pelajar yang
belum siap adalah dengan belajar hingga larut malam / begadang atau
membuat contekan. Sebaiknya ketika akan ujian tetap tidur tepat
waktu karena jika bergadang semalaman akan membawa dampak
yang buruk bagi kesehatan.
8. Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan dan Ujian
Hindari mencontek ketika sedang mengerjakan ujian.
Mencontek dapat membuat kita bersifat curang dan pembohong.
Kebohongan bagaimanapun juga tidak dapat ditutupi terus-menerus
dan cenderung untuk melakukan kebohongan selanjutnya. Untuk
menutupi kebohongan selanjutnya. Anggaplah dengan nyontek pasti
akan ketahuan guru dan memiliki masa depan sebagai penjahat
apabila kita melakukan kecurangan.
9. Jadilah Seorang Pemimpin. Latihlah rasa tanggung jawabmu.
Apabila guru meminta bantuanmu untuk mengerjakan sesuatu
misalnya membersihkan kelas, jangan ragu untuk menerimanya. Ajak
beberapa teman kelas dan pimpin mereka untuk membersihkan kelas
bersama-sama.
10. Mendengarkan Penjelasan Guru Dengan Baik.
Jawablah setiap pertanyaan yang diajukan oleh guru apabila
kamu mengetahui jawabannya. Jangan menunggu guru untuk
memanggil kamu untuk menjawab pertanyaan.
11. Jangan Malu Untuk Bertanya.
Selalu ajukan pertanyaan kepada guru apabila tidak mengerti tentang
sesuatu hal.
12. Selalu Mengulang Pelajaran yang Sudah diajarkan
Setiap pulang dari sekolah, selalu mengulang pelajaran yang
tadi diajarkan. Sehingga sewaktu ada ulangan tidak banyak yang harus
dipelajari.
13. Banyak Berlatih Pelajaran Yang Kurang Disukai
Apabila kamu tidak menyenangi suatu mata pelajaran, maka
banyak-banyaklah berlatih, mengikuti kursus atau belajar
berkelompok dengan teman. Siapa tahu dari kurang menyukai menjadi
menyukainya.
14. Niat Dengan Sungguh-Sungguh
Jika belajar tidak sungguh-sungguh ataupun tidak niat, yang
ada malah pikiran kita melayang kemana-mana. Entah itu tentang
makanan, games, lawan jenis, dll. Oleh sebab itu, belajar yang baik
dimulai dengan niat yang sungguh-sungguh.
15. Lokasi dan Situasi Yang Kondusif
Jika kita belajar, tidak mungkin kita lakukan di tengah jalan
raya. Ataupun ketika kita sedang makan. Cara yang paling efektif
untuk belajar adalah mencari tempat yang nyaman dan tidak terlalu
banyak gangguan agar kita bisa lebih konsentrasi.
16. Hindari Sikap Tidak Jujur
Sekarang ini banyak siswa membuat catatan untuk mencontek
saat ada ulangan atau ujian. Dengan belajar dengan jadwal yang
teratur seorang murid akan selalu siap jika ada ulangan dadakan dan
tidak perlu mencontek.
17. Metode Imitasi
Proses belajar bisa berjalan dengan sempurna melalui metode
imitasi atau meniru. Metode ini di realisasikan ketika seorang meniru
orang lain atau gurunya, metode ini sering di gunakan anak kecil
untuk melafal kata bahasa dari orang tuanya, Begitu juga jika ia
meniru berbagai perilaku,etika dan tradisi
18. Trial and Error
Manusia juga belajar dari eksperimen pribadi.dia akan
berusaha secara mandiri untuk memecahkan masalah yang di
hadapi.terkadang beberapa kali dia melakukan kesalahan dalam
memecahkan masalah, namun dia juga beberapa kali mencoba untuk
melakuakan kembali. Sampai pada akhirnya dia mampu untuk
menyelesaikan permasalahan dengan benar.
19. Conditioning
Manusia bisa belajar dengan pengkondisian. Seseorang di
katakan belajar dengan pengkondisian jika ada stimulus yang
merangsangnya. Ketika itulah seseorang menanggapi stimulus
tersebut. Tanggapan yang ia berikan ialah suatu respon yang juga
disamakan dengan stimulus netral. Kemudian respon menyertai
stimulus netral itu akan di ulang beberapa kali.
Setelah diulang beberapa kali, kita akan menjumpai bahwa
stimulus netral bisa memberikan respon dengan sendirinya sekalipun
stimulus indrawi sudah tidak ada lagi.
20. Metode Berpikir
Proses belajar juga bisa berjalan sempurna dengan melalui
metode berpikir, dengan metode ini seseorang sering kali mampu
menyelesaikan masalah hidupnya, dia akan memiliki kesamaan dan
apa saja yang tidak memiliki kemiripan. Dengan demikian dia akan
bisa menarik kesimpulan, dengan pilihan tersebut. Maka pada
kuncinya berilah pertanyaan yang mudah, dengan demikian akan
selalu belajar dan berpikir.
21. Mulailah Dari yang “Kecil”
Mulailah belajar dari topik yang paling anda kuasai / gampang.
Setelah itu barulah dilanjutkan dengan topik yang lebih “menantang”.
Hal ini dimaksudkan agar kita tidak langsung down dan putus asa jika
mengerjakan soal-soal sulit terlebih dahulu.
22. Sering-seringlah “Practice”
Latihan dan latihan itulah kunci untuk mahir dalam suatu mata
pelajaran. Semakin banyak anda mengerjakan dan memahami soal
semakin terbiasa pula anda dalam mengerjakannya.
23. Fokus
Ketika belajar, kita dituntut untuk serius. Jangan setengah hati.
Karena pikiran kita tidak dapat melakukan / memikirkan beberapa
kegiatan / hal dalam satu waktu.
24. Berdoa
Jangan lupa banyak-banyak berdoa. Karena selain dari nilai
religi-nya, hal tersebut dapat membuat kita lebih fokus ketika belajar
dan dapat membuat pikiran kita lebih tenang.
25. Menggunakan Media dan Sumber-Sumber Yang Relevan
Jika kita hanya menggunakan 1 buku sebagai bahan patokan
untuk belajar. Apapun hasil yang kita dapat belum tentu maksimal.
Untuk itulah, cobalah untuk mencari-cari hal yang terkait kita pelajari
dengan menggunakan Sumber dan Media yang sudah ada. Kita bisa
mencarinya dengan menggunakan Internet, Koran, Buku lain,
Majalah, dan lain-lain. Tentu kita juga tidak mau ilmu yang kita dapat
hanya segitu saja karena hanya mempunyai 1 buku atau sumber yang
tidak lengkap. Untuk itulah, Sumber dan Media hanyalah sebagai
pelengkap dalam belajar yang baik dan benar.

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR


Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor faktor yang berasal dari seseorang sendiri dan
dapat mempengaruhi terhadap belajarnya. Faktor internal dibedakan
menjadi tiga yaitu faktor jasmaniah, faktor kelelahan dan faktor psikologi.
1. Faktor Jasmaniah
Faktor jasmaniah ini terdiri atas dua faktor yang mempengaruhinya
antara lain faktor kesehatan dan cacat tubuh.
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-
bagiannya/bebas dari penyakit.
Cacat tubuh adalah faktor yang mempengaruhi belajar berupa
sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna
mengenai tubuh/badan.
2. Faktor Kelelahan 
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya
tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh karena
terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga
darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangkan
kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,
sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang,
kelelahan ini sangat terasa pada bagia  kepala dengan pusing-pusing
sehingga sulit untuk konsentrasi seolah-olah otak kehabisan daya
untuk bekerja. 
3. Faktor psikologis 
Faktor psikologis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
belajar yang terdiri dari delapan faktor yang mempengaruhinya antara
lain faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan dan cara belajar.

Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Belajar


Faktor eksternal yaitu faktor faktor yang berasal dari lingkungan luar dan
dapat mempengaruhi terhadap belajarnya. Faktor eksternal dibedakan
menjadi tiga yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
1. Faktor Keluarga
Faktor keluarga yang mempengaruhi belajar ini mencakup cara
orang tua mendidik, relasi antara angota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang
kebudayaan.
2. Faktor Sekolah 
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
3. Faktor Masyarakat 
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya
siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat ini membahas tentang
kegiatan siswa dalam masyarakat, dibahas tentang kegiatan siswa
dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar.

C. MASALAH BELAJAR
Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan,
ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan
adapula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan.
Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak
disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang
lain, ingin atau perlu dihilangkan. Sedangkan menurut pengertian secara
psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan
dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari definisi masalah dan belajar
maka masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut :
“Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid
dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan”.
Masalah-masalah Belajar adalah segala masalah yang terjadi
selama proses belajar itu sendiri. Masalah-masalah belajar tetap akan
dijumpai. Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan kegiatan
yang dinamis, sehingga perlu secara terus menerus mencermati perubahan-
perubahan yang terjadi pada siswa.
Masalah-masalah belajar baik intern maupun ekstern dapat dikaji
dari dimensi guru maupun dimensi siswa, sedangkan dikaji dari
tahapannya, masalah belajar dapat terjadi pada waktu sebelum belajar,
selama proses belajar dan sesudah, sedangkan dari dimensi guru, masalah
belajar dapat terjadi sebelum kegiatan belajar, selama proses belajar dan
evaluasi hasil belajar. Masalahnya sering kali berkaitan dengan
pengorganisasian belajar. Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian
yang luas, diantaranya : (a) learning disorder; (b) learning disfunction; (c)
underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning disabilities. Di bawah ini
akan diuraikan dari masing-masing pengertian tersebut.
1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana
proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang
bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar,
potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau
terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga
hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang
dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga
keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami
kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang
dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya
siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental,
gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa
yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok
menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain
bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan
baik.
3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki
tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi
belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites
kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat
unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja
atau malah sangat rendah.
4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam
proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi
intelektual yang sama.
5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada
gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar,
sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
D. BIMBINGAN BELAJAR
Bimbingan belajar adalah suatu kegiatan bantuan belajar kepada
siswa atau peserta didik yang bertujuan agar siswa mendapat mencapai
prestasi belajar secara optimal. Kegiatan ini juga berupa suatu bimbingan
di sekolah yang merupakan aspek program pendidikan berkenaan dengan
bantuan terhadap para siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan situasi
yang dihadapinya dan untuk merencanakan masa depannya sesuai dengan
minat, kemampuan dan kebutuhan sosialnya yang tujuannya untuk
membantu prestasi siswa. Prestasi setiap siswa dalam balajar sangat
penting dan merupakan salah satu indikator terhadap berhasil atau
tidaknya proses pembelajaran di sekolah.

Tujuan Bimbingan Belajar


Kegiatan bimbingan di sekolah merupakan bagian integral dari
keseluruhan program kegiatan sekolah, terutama pada bimbingan belajar
sehingga dapat diartikan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah
merupakan tujuan yang ingin dicapai bimbingan. Yang membedakan
diantara keduanya ialah jenis kegiatannya, pendidikan terletak pada proses
belajar mengajar yang penekanannya pada usaha-usaha kognitif,afektif
dan psikomorik, sedangkan bimbingan terletak pada membina siswa dalam
perkembangan pribadi, sosial psikologi, yang didasarkan pada kenyataan
yang dihadapi siswa sehingga memerlukan bantuan tenaga profesional
kependidikan dalam hal ini adalah guru pembimbing.
Proses belajar dapat diamati secara tidak langsung, artinya proses
belajar yang merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati, tetapi
dapat dipahami oleh guru.
Program-progran pendidikan di sekolah termasuk program layanan
bimbingan dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran sehingga proses
pendidikan di sekolah akan lebih bermakna sesuai dengan kebutuhan anak
didik dan kebutuhan masyarakat serta pembangunan.
Dengan perkataan lain, melalui kegiatan bimbingan di sekolah siswa
mampu mengembangkan potensi dalam dirinya. Potensi lingkungannya,
sehingga ia merencanakan masa depannya serta melanjutkan pendidikan
kepada jenjang yang lebih tinngi. Dalam rangka menjawab tantangan masa
depan yang lebih komfektif dan komplek, tenaga-tenaga profesional
kependidikan mampu memberikan pelayanan yang terbaik pula bagi
perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional,
yaitu : ”Terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,
memiliki pengetahuan dan kemampuan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan”.
Fungsi Bimbingan Belajar
Belajar adalah merupakan kegiatan fisik dan psikis yang tertinggi
dalam kehidupan manusia, sebagai hasil kegiatan belajar dapat membawa
pada perubahan dan peningkatan pandangan sikap dan tingkah laku yang
baru dari hasil latihan belajar tersebut.
Proses belajar yang terjadi di sekolah harus senantiasa mempunyai
tujuan yang jelas dan terarah sebagai pedoman dan panutan dalam
aktivitas belajar sebagai seorang siswa, dalam tujuan tersebut pada
dasarnya menyangkut penguasaan bidang pengetahuan pembinaan sikap
dan pengembangan keterampilan yang merupakan cita-cita sekolah yang
diselenggarakan lewat pendidikan dan pengajaran.
Menurut Dewa Ketut Sukardi ada dua faktor yang timbul dalam
kesulitan belajar, yaitu :
a. Faktor endogen, ialah faktor yang datang dari anak itu sendiri, hal ini
dapat bersifat :
Biologis, ialah hambatan yang bersifat kejasmanian.
Fisikologis, ialah hambatan yang bersifat kejiwaan.
b. Faktor eksogen, ialah hambatan yang dapat timbul dari luar diri anak,
faktor ini meliputi :
Faktor lingkungan keluarga.
Faktor lingkungan sekolah.
Faktor lingkungan masyarakat.
Kehadiran bimbingan dalam proses pendidikan dan pengajaran yang
dilaksanakan, secara keseluruhan dapat berfungsi membantu dan
menunjang usaha-usaha kearah kemajuan, kesejahteraan dan
tercapainya tujuan pendidikan bagi sekolah maupun bagi anak didik
terutama dalam proses belajar mengajar didalam pendidikan dan
pengajaran yang dijalankan.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan pembelajaran
ialah fungsi pemeliharaan yang pengembangan yang akan menghasilkan
terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif
anak didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan
berkelanjutan.
Menurut Prayetno dalam bukunya ”Bimbingan dan Penyuluhan di
Sekolah” mengemukakan ada lima fungsi pokok pelayanan bimbingan
yaitu :
a. Pengenalan diri
Upaya utama didalam bimbingan dalam rangka menemukan dan
memberikan pemahaman terhadap potensi dan kemampuan bakat dan
minat, kebutuhan-kebutuhan, sifat-sifat kepribadian, permasalahan
dan kesulitan-kesulitan para siswa sesuai dengan fakta, data dan
impormasi dirinya sehingga ia dapat menggali dirinya secara utuh dan
menyeluruh agar dapat disalurkan dengan sewajarnya.
b. Pencegahan masalah
Di dalam bimbingan terhadap upaya provinsip (pencegahan) dan kuratip
(penyuluhan) terhadap segala permasalahan, baik yang belum terjadi
maupun yang sedang mengalami kesulitan didalam memecahkannya,
kemudian berupaya meluruskan agar para siswa dapat berbuat dan
bertindak tanpa adanya ketergantungan kepada orang lain.
c. Kesejahteraan sekolah
Bimbingan dapat mengefektifkan segala tujuan yang ingin dicapai di
sekolah, disamping membantu petugas-petugas sekolah terutama Kepala
Sekolah dan guru-guru di dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi
atau iklim sekolah yang harmonis, sehat dan dinamis bagi keberhasilan
pendidikan dan pengajaran.

E. PERANAN PERAWAT DALAM PENGAJARAN DAN


PEMBELAJARAN
Sekarang ini didalam praktik perawatan kesehatan untuk seorang pasien,
lebih ditekankan pada pendidikan kesehatan yang berkualitas. Pendidikan
untuk klien merupakan sesuatu yang sangat penting bagi seorang perawat. 
Selain untuk kepentingan perawat, pendidikan kesehatan ini juga memiliki
peran penting pula bagi diri si pasien itu sendiri, sebab pasien mempunyai
hak untuk mendapatkan informasi mengenai diagnosis, prognosis,
pengobatan serta akibat dari pengobatan terhadap dirinya.  
 Standar untuk Pendidikan Klien
Menurut The Joint Commisson on Accreditation of Healthcare
Organization (JCAHO) (1995) (dalam Potter dan Pery, 2005: 337 ), 
standar untuk pendidikan klien/keluarga  adalah sebagai berikut:
1. Klien/keluarga diberi pendidikan yang dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan untuk
memberikan keuntungan penuh dari intervensi kesehatan yang
dilakukan oleh institusi.
2. Organisasi merencanakan dan mendorong pengawasan dan
koordinasi aktivitas dan sumber pendidikan klien/keluarga.
3. Klien/keluarga mengetahui kebutuhan belajar mereka,
kemampuan, dan kesiapan untuk belajar.
4. Proses pendidikan klien/keluarga bersifat interdisiplin sesuai
dengan rencana asuhan keperawatan.
5. Klien/keluarga mendapatkan pendidikan yang spesifik sesuai
dengan hasil pengkajian kemampuan dan kesiapannya.
Pendidikan kesehatan meliputi pemberian obat-obatan,
penggunaan alat medis, pemahaman tentang interaksi
makanan/obat dan modifikasi makanan, rehabilitasi, serta
bagaimana melakukan pengobatan selanjutnya.
6. Informasi mengenai instruksi pulang yang diberikan pada
klien/keluarga diberikan institusi atau individu tertentu yang
bertanggung jawab terhadap kesinambungan perawatan klien.

Keberhasilan untuk mencapai stadar di atas tergantung pada


keikutsertaan seluruh tenaga kesehatan profesional. 

 Tujuan Pendidikan Klien


Pada dasarnya pendidikan kesehatan ditujukan agar klien dapat
meningkatkan, memperbaiki dan mempertahankan status
kesehatannya. Pendidikan pasien/klien yang komprehensif terdiri dari
tiga tujuan, yaitu:
i. Pencegahan penyakit, pemeliharaan serta peningkatan kesehatan
ii. Perbaikan kesehatan
iii. Koping terhadap gangguan fungsi
 Pengajaran dan Pembelajaran
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang dapat memenuhi
kebutuhan dari peserta didik. Pengajaran merupakan suatu proses
interaktif yang dapat mendorong  terjadinya pembelajaran. Untuk
memisahkan pengajaran dan pembelajaran merupakan hal yang sangat
sulit dilakukan. “Pembelajaran merupakan upaya penambahan
pengetahuan baru, sikap, dan keterampilan melalui penguatan praktik
dan pengalaman tertentu” (Potter dan Pery, 2005: 339).
 Peran perawat di dalam proses pengajaran dan pembalajaran
Klien seringkali menayakan tentang informasi kesehatan kepada
perawat. Oleh karena itu, perawat harus mengantisipasi kebutuhan
klien/pasien terhadap informasi tertentu.  Tetapi untuk menjadi
seorang pendidik yang efektif, perawat harus memberikan lebih dari
sekedar informasi.
 Pengajaran sebagai komunikasi
Kefektifan dalam pengajaran sangat bergantung pada keefektifan
dalam berkomunikasi secara interpersonal. Dalam hal ini, guru dan
murid terlibat aktif di dalam proses pembelajaran sehingga nantinya
dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam diri
peserta didik. Di dalam proses pengajaran, perawat berperan sebagai
sender, yaitu seseorang  yang menyampaikan pesan kepada oranglain
(klien). Pesan dan isi dari pengajaran disini harus disampaikan secara
jelas dan terinci  kepada peserta didik (klien),  yang dalam hal ini
berperan sebagai penerima pesan.
 Domain pengajaran
1. Pembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitif meliputi seluruh perilaku intelektual.
Perilaku kognitif paling sederhana adalah pengetahuan dan yang
kompleks adalah evaluasi.
2. Pembelajaran afektif
“Pembelajaran afektif berkaitan dengan ekspresi perasaan dan
penerimaan suatu sikap, opini atau seperangkat nilai” (Potter dan
Pery, 2005: 341).  Perilaku paling sederhana untuk hirarki ini
adalah menerima, sedangkan yang paling kompleks yaitu
mengarakteristikkan.
3. Pembelajaran psikomotor
Pembelajaran psikomotor membutuhkan keutuhan mental serta
aktivitas otot, misalnya menggunakan alat makan atau
kemampuan berjalan. Simpson (dalam Potter dan Pery, 2005:
342) menyatakan “perilaku yang paling sederhana dalam hirarki
ini adalah persepsi, dan yang paling kompleks adalah keaslian”.
 Prinsip pembelajaran dasar
Pembelajaran bergantung dari motivasi seseorang untuk belajar,
kemampuan belajar, serta lingkungan pembelajaran.
1. Motivasi untuk belajar
a. Perangkat perhatian
Perangkat perhatian yaitu status mental dari peserta didik
untuk fokus dan memahami materi. Ketidaknyamanan fisik,
distraksi lingkungan dan ansietas dapat mempengaruhi
kemampuan seseorang dalam belajar. Kondisi fisik seperti
kelaparan, kelelahan dan nyeri dapat mengganggu
kemampuan seseorang dalam berkonsentrasi, sehingga
sangat berpengaruh pada pembelajaran. Ansietas
merupakan perasaan tidak menentu, oleh karena itu ansietas
bisa meningkatkan atau bahkan menurunkan kemampuan
seseorang di dalam memberikan perhatian. Sedangkan
distraksi lingkungan berpengaruh pada kemampuan
seseorang dalam memperhatikan pengajar dan aktivitas
dalam proses pembelajaran.
b. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang membuat seseorang
mengambil atau melakukan suatu tindakan. Motivasi
berasal dari motif sosial, tugas dan fisik. Motivasi sosial
dierlukan untuk berhubungan, harga diri, atau penampilan
sosial. Biasanya seorang individu mencari oranglain dalam
membandingkan kemampuan, pendapat, dan emosinya.
Motivasi fisik juga sering terjadi kepada klien, klien yang
mempunyai perubahan fungsi fisik  biasanya termotivasi
untuk belajar. 
Tidak semua orang merasa perlu melakukan tindakan
menjaga dan mempertahankan kesehatan. Oleh karena itu,
keyakinan bahwa kesehatan adalah yang utama bisa
dijadikan motivasi yang kuat untuk seseorang dalam
menjaga kesehatannya. Model keyakinan kesehatan dapat
digunakan oleh perawat di dalam melaksakan pendidikan
kesehatan kepada klien. Model ini dibuat untuk
menjelaskan alasan seseorang dalam mencoba tindakan
kesehatan.
c. Adaptasi psikososial terhadap penyakit
Penurunan kesehatan tubuh sering kali sulit diterima oleh
klien. Secara psikologis proses berduka akan membuat klien
membutuhkan lebih banyak waktu untuk beradaptasi
dengan implikasi emosi dan fisik dari penyakit. Kesiapan
seseorang untuk belajar bergantung pada tingkat berduka.
Ketika klientidak sanggup menerima realitas penyakitnya,
ia akan sulit atau bahkan tidak akan mau untuk diajak
belajar. Sehingga, pengajaran untuk klien harus dijadwalkan
sesuai dengan kesiapannya untuk belajar.
d. Partisipasi aktif
Keikutsertaan klien di dalam proses pengajaran dipengaruhi
oleh keinginan klien dalam mendapatkan pengetahuan.
Dalam hal ini klien tidak hanya terlihat sebagai seorang
penerima pendidikan atau asuhan kesehatan yang pasif,
tetapi juga sebagai mitra aktif pemberian asuhan.
2. Kemampuan untuk belajar
a. Kemampuan perkembangan
Perkembangan kognitif klien sangat berpengaruh terhadap
kemampuannya dalam belajar. Sebelum seseorang
mempelajari informasi baru, kedewasaan serta
perkembangan kognitifnya mutlak ada. Usia seseorang 
menunjukkan perkembangan kemampuannya dalam proses
belajar.
b. Kemampuan fisik
Selain kemampuan perkembangan, kemampuan seseorang
di dalam belajar juga bergantung dari tingkat perkembangan
dan kesehatan fisik secara umum. Kondisi seseorang yang
menguras tenaga juga bisa membuat kemampuan belajar
seseorang menjadi terganggu.
c. Lingkungan belajar
“Faktor dalam lingkungan fisik merupakan faktor dimana
pengajaran dilakukan sehingga membuat proses belajar
tersebut menjadi menyenangkan atau menjadi suatu
pengalaman yang menyulitkan. Perawat harus memilih
lingkungan yang membantu klien untuk memfokuskan diri
pada tugas pembelajaran” (Potter dan Pery, 2005:346).
Lingkungan ideal yang sesuai digunakan untuk
melangsungkan kegiatan belajar adalah ruangan dengan
penerangan yang cukup dan terdapat sirkulasi udara yang
baik, suhu udara yang nyaman, serta perabot yang layak.
Suasana tenang juga dibutuhkan di dalam melangsungkan
kegiatan belajar.
 Penggabungan Proses Keperawatan dan Proses Pengajaran
Berikut ini adalah tabel perbandingan antara proses keperawatan dan
pengajaran menurut Potter dan Pery (2005:349)
Langkah Proses Keperawatan Proses Pengajaran
Dasar
Pengkajian Kumpulkan data mengenai Kumpulkan data mengenai
kebutuhan fisik psikologis, kebutuhan belajar klien,
sosial, kultural, motivasi, kemamuan untuk
perkembangan dan spiritual belajar serta sarana
pasien itu sendiri, keluarga, pengajaran dari klien,
tes diagnostik, catatan keluarga, lingkungan
medis, riwayat keperawatan belajar, catatan medis,
dan literatur. riwayat keperawatan, dan
literatur.
  Diagnosa Identifikasidiagnosa Identifikasi kebutuhan
keperawatan keperawatan yang tepat. pengajaran klien mengaccu
pada tiga domain
pengajaran.
  Perencanaan Kembangkan rencana Tetapkan tujuan
asuhan secara individual. pengajaran. Rumuskan
Tetapkan prioritas diagnosa dalam terminologi tingkah
berdasarkan kebutuhan laku. Identifikasi prioritas
segera klien. Rundingkan yang berhubungan dengan
rencana asuhan dengan kebutuhan belajar.
klien. Rundingkan dengan klien
tentang rencana pengajaran.
Identifikasi metode
pengajaran yang digunakan.
 Implementas Lakukan terapi asuhan Implementasikan metode
i keperawatan. Libatkan klien pengajaran.  Secara aktif
sebagai peserta aktif dalam libatkan klien dalam
asuhan keperawatan. aktivitas pengajaran.
Libatkan keluarga dalam Libatkan partisipasi
asuhan sesuai kebutuhan. keluarga sesuai kebutuhan.
Evaluasi Identifikasi keberhasilan Nilai hasil proses belajar
dalam memenuhi hasil yang mengajar. Ukur
diharapkan serta kemampuan klien untuk
keberhasilan asuhan mencapai tujuan
keperawatan. pengajaran. Ulangi
pengajaran bila dibutuhkan.
REFERENSI

http://www.salamedukasi.com/2014/07/tips-cara-belajar-yang-efektif-baik-
dan.html diakses pada 12 Maret 12.53 WIB

http://tutorcounseling.weebly.com/definisi-masalah-belajar.html diakses pada 14


Maret 2016 13.14 WIB

Potter, P. A. & Pery, A. G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses dan Praktik, Vol. 1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih, Made Sumarwati,
Dian Evriyani, Laily Mahmudah, Ellen Panggabean, Kusrini S, Sari
Kurnianingsih, Enie Novieastari. Jakarta: EGC. (Halaman 335—368)

Suardi, Mohamad. 2015. Belajar dan pembelajaran. Deepublish.


SOAL

1. Untuk menangkapi isi dan pesan belajar maka dalam belajar tersebut
individu menggunakan kemampuan (A)
1) Kognitif
2) Efektif
3) Sikromatik
4) Ramah

2. Yang dimaksud dengan kognitif yaitu… (A)


a. Yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran
atau pikiran sendiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan
analisis dan evaluasi
b. kemampuan yang mengutamakan, perasaan, emosi, dan reaksi yang
berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan,
partisipasi, penilaian sikap, organisai dan pembentukan pola hidup.
c. kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing pola gerakan dan kreatiftas.
d. proses adaptasi atau penyesuain tingkah laku berlangsung secara
progreset
e. proses belajar mengajar yang berhasil guna, dan proses pembelajaran
itu mampu memberikan pemahaman, kecerdasan, ketekunan,
kesempatan dan mutu / kualitas yang lebih baik serta dapat
memberikan perubahan perilaku dan dapat diaplikasikan atau
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga hasil dari
pembelajaran itu akan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
unggul

3. Prinsip pembelajaran dasar yaitu : (B)


1) motivasi untuk belajar
2) keinginan untuk belajar
3) kemampuan untuk beajar
4) kemauan untuk belajar
4. Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya learning
disorder, yaitu
a. keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya
respons yang bertentangan
b. gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi
dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan
adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan
psikologis lainnya
c. siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang
tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah
d. siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan
waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang
memiliki taraf potensi intelektual yang sama
e. gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar,
sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya

5. Menurut Dewa Ketut Sukardi ada dua faktor yang timbul dalam kesulitan
belajar, yaitu : (C)
1) Biologis
2) Faktor endogen
3) Fisikologis
4) Faktor eksogen

Anda mungkin juga menyukai