Anda di halaman 1dari 5

9.

Patofisiologi
Kehamilan dengan riwayat SC merupakan kehamilan dengan risiko
tinggi karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi dalam kehamilannya.
Luka bekas SC akan mengalami perubahan selama proses kehamilan
selanjutnya dimana bagian tersebut mengalami penipisan dan penambahan
ukuran. Perubahan yang terjadi tersebut meningkatkan resiko terjadinya ruptur
uteri pada kehamilan dan persalinan dengan riwayat SC. Penipisan segmen
bawah rahim (SBR) akibat SC juga menimbulkan resiko terjadinya plasenta
akreta dan previa.
Peningkatan frekuensi SC juga akan meningkatkan angka kejadian ibu
hamil dengan riwayat SC serta penyulit yang dialami saat persalinan. Hal ini
akan menjadi permasalahan baru karena kehamilan dan persalinan dengan
riwayat SC sebelumnya akan meningkatkan risiko terjadinya morbiditas dan
mortalitas yang meningkat terutama berhubungan dengan parut uterus. Bekas
luka operatif SC pada uterus akan mengalami perubahan selama proses
kehamilan selanjutnya. Peningkatan lebar rata-rata 1,8 mm per semester pada
bagian bekas luka. Sedangkan kedalaman dan panjang bekas luka mengalami
penurunan dengan rata-rata 1,8 mm dan 1,9 mm per trimester. Ketebalan
myometrium residual menurun rata-rata 1,1 mm per trimester. Perubahan yang
terjadi tersebut meningkatkan resiko terjadinya ruptur uteri pada kehamilan
dan persalinan dengan riwayat SC. Ruptur uteri pada bekas SC sering sukar
sekali didiagnosa, karena tidak ada gejala-gejala khas seperti pada rahim yang
utuh. Mungkin hanya ada perdarahan yang lebih dari perdarahan pembukaan
atau ada perasaan nyeri pada daerah bekas luka. Ruptur semacam ini disebut
silent rupture, yang gambaran klinisnya sangat berbeda dengan gambaran
klinis ruptur uteri pada uterus yang utuh. Hal ini dikarenakan biasanya ruptur
pada bekas luka SC terjadi sedikit demi sedikit.
Riwayat pembedahan sectio caesarea menjadi faktor risiko yang dapat
mengakibatkan ibu hamil mengalami plasenta previa. Operasi sesarea yang
berulang memungkinkan terjadinya komplikasi. Salah satu komplikasi yang
potensial adalah plasenta abnormal, salah satunya yaitu plasenta previa.
Namun riwayat seksio sesarea pada ibu di kehamilan sebelumnya bukan
menjadi hal yang mutlak sebagai penyebab terjadinya plasenta previa di
kehamilan berikutnya. Terdapat faktor lain yang dapat menyebabkan plasenta
previa seperti usia ibu yang sudah lanjut, multiparitas, gemeli, hipoplasia
endometrium, endometrium cacat, bekas aborsi, dan riwayat plasenta previa
sebelumnya. Kejadian placenta previa akan meningkat pada wanita yang
sudah melakukan 2 kali atau lebih operasi caesar. Melahirkan dengan operasi
caesar adalah melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus, sayatan
inilah yang dapat mengakibatkan parut di dalam rahim sehingga
meningkatkan kemungkinan terjadinya placenta previa. Hal ini disebabkan
karena adanya perubahan patologis yang terjadi pada miometrium dan
endometrium. Jika ada jaringan parut bekas SC mengakibatkan implantasi
plasenta menjadi rendah pada ostium uteri internum maka hal ini akan
meningkatkan risiko plasenta previa.
Riwayat sectio secarea lebih dari 2 kali juga beresiko untuk terjadi
placenta acreta. Faktor kuatnya perlekatan plasenta disebabkan oleh adanya
luka parut pada uterus akibat persalinan secara operasi sesarea, sering plasenta
tertanam pada jaringan uterus dan desidua melapisi jaringan ini.
7) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan suatu proses memeriksa tubuh pasien dari
ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe) untuk menemukan tanda
klinis dari suatu penyakit.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
(1) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(D.0111)
(2) Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan /
kurang terpapar informasi (D.0080)
(3) Risiko cedera pada ibu berhubungan dengan riwayat cedera pada
persalinan sebelumnya (D.0137)
(4) Risiko cedera pada janin berhubungan dengan riwayat persalinan
sebelumnya (D.0138)

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(D.0111)
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat
pengetahuan membaik (L.12111)
Kriteria hasil:
 Perilaku sesuai anjuran meningkat
 Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
 Kemampuan menjelaskan tentang suatu topik meningkat
 Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
Intervensi:
EDUKASI KESEHATAN (I.12383)
Observasi
1. Identifikasi tingkat pengetahuan
2. Identifikasi pemahaman ibu tentang persalinan
Terapeutik
3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
5. Berikan kesempatan untuk bertanya
6. Berikan reinforcement positif terhadap perubahan perilaku ibu
Edukasi
7. Jelaskan metode persalinan yang sesuai
8. Jelaskan persiapan dan tempat persalinan
9. Anjurkan ibu cukup nutrisi
10. Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan
11. Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
Implementasi merupakan pelaksanaan dari intervensi keperawatan yang
disusun sebelumnya dalam rangka mengatasi permasalahan keperawatan yang
dialami oleh klien

5. EVALUASI KEPERAWATAN
Merupakan tahap yang menentukan dimana masalah yang dialami oleh
klien tersebut telah teratasi atau belum dan apakah klien membutuhkan
perencanaan lebih lanjut untuk mengatasi permasalahan keperawatan yang
belum teratasi.
1. Evaluasi Proses (Formatif)
Evaluasi yang dilakukan setelah selesai tindakan, berorientasi pada
etiologi, dilakukan secara terus-menerus, sampai tujuan yang telah
ditentukan tercapai (Hasil observasi dan analisa oleh perawat terhadap
respon segera pada saat dan setelah dilakukan tindakan keperawatan).
2. Evaluasi Hasil (Sumatif)
Evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara
paripurna, berorientasi pada masalah keperawatan, menjelaskan
keberhasilan / ketidakberhasilan, rekapitulasi dan kesimpulan status
kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan
(Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan
sesuai waktu pada tujuan yang ditulis pada catatan perkembangan).

Anda mungkin juga menyukai