Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan keadaan fisiologis yang normal. Persalinan merupakan proses
dimana janin, plasenta, dan membran dikeluarkan melalui jalan lahir. Persalinan normal
terjadi antara usia gestasi 37 minggu dan 42 minggu. Persalinan ini dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu dengan persalinan normal (pervaginam) dan dengan pembedahan atau sectio
caesarea (Sukarni, 2013).
Persalinan sectio caesarea merupakan suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut, untuk melahirkan janin dari dalam
rahim (Sofian, 2011). Sectio caesarea menurut Huda dan Kusuma (2013) dikarenakan oleh
faktor janin dan ibu. Faktor dari janin antara lain yaitu gawat janin, prolaps tali pusat, posisi
melintang, malpresentasi janin, dan kelainan janin. Sedangkan faktor dari ibu antara lain,
induksi persalinan yang gagal, proses persalinan tidak maju, disporposi sefalopelvik, diabetes
mellitus, kanker serviks, riwayat sectio caesarea yang klasik, riwayat rupture uterus,
obstruksi jalan lahir, plasenta previa, ketuban pecah dini (KPD), riwayat bedah uterus
sebelumnya.
Salah satu indikasi dari sectio caesarea adalah KPD, KPD merupakan pecahnya atau
rupturnya selaput amnion sebelum dimulainya persalinan pada usia kehamilan kurang dari 37
minggu dengan atau tanpa kontraksi (Mitayani, 2013). Penyebab KPD menurut Nugroho
(2012) dapat terjadi karena penurunan kekuatan selaput ketuban atau peningkatan tekanan
intrauteri yang berlebihan atau keduanya-duanya, walaupun penyebabnya karena tekanan
intrauteri yang berlebihan seperti multi gestasi, polihidramnion.
Bahaya yang paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah
sindrom distress pernafasan, yang terjadi pada 10-40% bayi. Resiko infeksi juga meningkat
pada kejadian KPD sehingga semua indikasi dengan KPD prematur sebaiknya segera
dilakukan tindakan dan dievaluasi agar tidak menimbulkan kemungkinan terjadinya
korioamnionitis (radang pada korion dan amnion). Selain itu KPD juga menyebabkan prolaps
2

atau keluarnya tali pusat, resiko kecacatan, kematian janin, dan hipoplasia paru hal ini
meningkat pada KPD preterm. Hipoplasia paru merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada
KPD preterm. Kejadiannya mencapai hampir 100% apabila KPD preterm ini terjadi pada
usia kehamilan kurang dari 23 minggu (Norma N, dkk 2013).
World Health Organization (WHO) tahun 2013 memperkirakan angka kejadian
persalinan normal dengan indikasi KPD adalah sebesar 10% sampai 15% dari semua proses
persalinan di dunia. WHO menyatakan tentang Sasaran Pembangunan Millenium (Millenium
Development Goals) yang kelima yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan mengurangi angka
kematian ibu dan anak. Angka kematian ibu sebesar 75% dari tahun 1990 sampai 2015. Di
seluruh dunia, sekitar 1.400 wanita meninggal setiap harinya akibat masalah yang
berhubungan dengan kehamilan dan kelahiran dengan perdarahan, ketuban pecah dini atau
yang berhubungan dengan proses kelahiran lainnya. Adanya kesenjangan yang luas terjadi
pada angka kematian ibu baik dinegara maju maupun di negara yang sedang berkembang
(Cashion, 2013).
Di Indonesia menurut Wahyudi (2012), angka persalinan prevalensi dengan bedah
section caesarea karena KPD berkisar antara 3-18% kasus. Saat aterm 8-10% wanita hamil
datang dengan KPD dan 30-40% dari kasus KPD merupakan kehamilan preterm atau sekitar
1,7% dari seluruh kehamilan. KPD diduga dapat berulang pada kehamilan berikutnya,
memperkirakan 21% rasio berulang, sedangkan penelitian lain yang lebih baru menduga
rasio berulang sampai 32%.

Di Angka kejadian Sectio Caesarea indikasi KPD di ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo yang diperoleh dari medical record pada periode Januari sampai
Desember 2015 sebanyak 375 kasus dan pada bulan Januari 2016 sampai pertengahan
Februari kasus ini mencapai 24 kasus (Buku laporan bulanan R. Flamboyan RSUD Prof. Dr.
Margono, 2015).
Berdasarkan kejadian sectio caesarea yang cukup tinggi dengan berbagai indikasi seperti
KPD di Ruang Flamboyan RSUD Margono Soekarjo Purwokerto dan perawat perlu
memberikan asuhan keperawatan dengan baik, maka penulis tertarik untuk membahas
tentang asuhan keperawatan yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Ny. B P2A0 Post
3

Operasi Sectio Caesarea Indikasi KPD Di Ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr Margono
Soekarjo Purwokerto.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan memperoleh pengalaman nyata dan perencanaan asuhan keperawatan
pada pasien dengan Post Operasi Sectio Caesarea KPD Di Ruang Flamboyan RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
adalah penulis mampu:
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien post operasi sectio caesarea dengan
KPD
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien post operasi sectio caesarea dengan
KPD
c. Merumuskan tujuan keperawatan pada pasien post operasi sectio caesarea dengan
KPD
d. Menyusun rencana tindakan pada pasien post operasi sectio caesarea dengan KPD
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada pasien post operasi sectio caesarea dengan
KPD

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Menambah ilmu pengetahuan serta dapat memperoleh pengalaman nyata untuk
mengelola, menerapkan teori-teori yang diperoleh dari pendidikan dalam melakukan
asuhan keperawatan pada kasus sectio caesarea indikasi KPD
2. Bagi Lahan Praktik
Bahan masukan bagi rumah sakit agar dapat memberikan Asuhan Keperawatan yang
lebih optimal pada kejadian post sectio caesarea dengan KPD serta mempertahankan
pelayanan yang sudah baik dan dapat meningkatkan kualitas di Ruang Flamboyan RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
4

3. Bagi Institusi
Menjadi tambahan referensi bagaimana proses keperawatan yang dilakukan pada
pasien sectio cesarean indikasi KPD serta untuk menambah pembelajaran dan dapat
mengetahui isu terkini yang terjadi di masyarakat khususnya tentang kejadian sectio
caesarea indikasi KPD.

D. Sistematika Laporan
1. Bab I Pendahuluan
Membahas tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat, serta
sistematika penulisan.
2. Bab II Konsep Dasar Teori
Membahas tentang KPD, sectio caesarea, dan post partum/ masa nifas. Pada KPD
menjelaskan tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang,
penatalaksanaan medis, komplikasi. Sectio caesarea terdiri dari definisi, etiologi, jenis-
jenis sectio caesarea, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, sedangkan pada post
partum/ masa nifas menjelaskan tentang definisi, perubahan fisiologis dan psikologis,
patofisiologi serta pathway.
3. Bab III Tinjauan Kasus
Membahas tentang tinjauan asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, analisa
data, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
4. Bab IV Pembahasan
Membahas tentang perbedaan antara kasus yang ada di teori dengan kasus yang ada
sesuai kenyataan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan
evaluasi.
5. Bab V Penutup
Membahas tentang kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai