Disusun Oleh :
KAMPUS 2 STIKKu
2022
l.Definisi penyakit
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding uterus. Wanita melahirkan dengan cara
sectio caesareasering kita jumpai di negara berkembang seperti indonesia
(Sarwono,2009).Indikasi dalam sectio caesarea salah satunya adalah gameli.
Gameli merupakan masalah kontroversial obstretic dalam kaitannya dengan
penyebabnya. Gameli lebih sering di lahirkan secara premature sehingga
moralitas gameli menjadi 4 kali lipat di bandingkan moralitas bayi tumggal
.Persalinan prematuritas yang akan meningkatkan kesakitan dan kematian ibu
maupun janinnya (Sarwono, 2009). Namun banyak juga ibu atau ibu muda yang
menganggap jika kehamilan ganda ini hanya bisa di miliki oleh orang yang
mempunyai keturunan bayi kembar dan menganggap kehamilan kembar bisa di
lihat dari bentuk perutnya apabila ibu memiliki bentuk perut yang besar dan
maju dan melebar maka ibu itu sedang megandung bayi kembar. Namun
faktanya, tidak ada bukti tentang mengenai bentuk perut ibu hamil yang dapat
di jadikan acuan (Sarwono ,2009) Karena kehamilan ganda ini biasanya ibu
lebih khawatir dengan keadaan tersebut. Oleh sebab itu saat datang ke rumah
sakit ibu dengan kehamilan ganda datang dengan keluhan gerakan bayi lebih
aktif tidak seperti kehamilan tunggal biasanya, kondisi seperti ini biasanya di
tangani dengan cara persalinan normal atau sectio caesarea tergantung keadaan
bayi tersebut (Sarwono, 2013)
Melahirkan melalui operasi sectio caesarea baik atas indikasi medis maupun
atas permintaan pihak pasien kini meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan dari
observasi peneliti di dapatkan kenyataan angka operasi sectio caesarea dengan
indikasi gameli di rumah sakit swasta setiap tahunnya meningkat. Menurut
organisasi kesehatan (WHO) angka kejadian gameli pada tahun 2013 sebanyak
50-60%. Sedangkan di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 35% (Depkes RI
2017). Di Jawa Timur pada tahun 2017 sebanyak 18% (profil Kesehatan Jawa
Timur tahun 2017). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh
peneliti, jumlah klien yang mengalami post SC dengan indikasi gemeli di
Penyebab yang di sebutkan memiliki kaitan dengan kehamilan ganda yaitu
riwayat keturunan,wanita dengan riwayat persalinan sering, wanita yang hamil
segera setelah berhenti minum pil kb, Hubungan yang signifikan juga telah di
temukan yaitu wanita yang hamil segera setelah berhenti minum pil KB dan
juga lebih tinggi pada orang yang memiliki keturunan genetik kembar
(Hallodock, 2018). Pada trimester ketiga atau terahir selaput ketuban mulai
pecah. Melemahnya kekuatan selaput ada hubungannya dengan pembesaran
uterus, kontraksi rahim dan gerakan janin. Pada trimester terahir terjadi
perubahan biokimia pada selaput ketuban. Pecahnya ketuban pada kehamilan
aterm merupakan hal yang sangat fisiologis. Kehamilan ganda di sebabkan oleh
adanya faktor, misalnya ras, umur, dan paritas yang mempengaruhi kehamilan
kembar dua telur, faktor obat obatan induksi ovulasi, profertil,clomid, dan
hormon gonadotropin dapat menyebabkan kembar dzigotik dan kembar lebih dari dua,faktor
keturunan dan faktor yang belum di ketahui . (Hallodock,2018).
Komplikasi yang timbul akibat kehamilan ganda adalah persalinan premature,
pre eklamsia, abrupsi plasenta, cacat lahir, resiko kehilangan janin keterikatan
tali pusar, perdarahan post partum, pembatasan pertumbuhan intrauterine
(IUGR) (Fadhilah, 2013). Pada ibu terjadi korioaminonitis sedangkan pada bayi
dapat terjadi asfiksia , terlilit tali pusar, omfalitis (Sarwono, 2009)
Berbagai masalah yang timbul akibat post partum dengan sectio caesarea
indikasi kehamilan ganda membutuhkan keterampilan dan pengetahuan perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Penatalaksanaan kehamilan
ganda dalam kehamilan beresiko tinggi, kesalahan dalam mengelola akan
membawa akibat meningkatnya angka morbilitas dan mortalitas ibu maupun
bayinya (Norma, 2013).
ll.Etiologi
Indikasi ibu di lakukan sectio caesarea adalah rupture uteri iminen
pendarahan antepartum, kehamilan ganda. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan
janin besar melebihi 4.000gram. Dari faktor sectio caesarea di atas
dapat di uraikan beberapa penyebab sectio caesarea sebagai berikut : CPD
(Chepalo Pelvik Disproportion), PEB, bayi kembar, kelainan letak, ketuban pecah
dini. (Manuba 2010)
Penyebab ketuban pecah dini ini belum jelas, akan tetapi ada beberapa
keadaan yang berhubungan dengan terjadinya KPD ini diantanya sebagai berikut
(Mitayani, 2009) :
1. Trauma : amniosintesis, pemeriksaan pelvis, dan hubungan seksual.
2. Peningkatan tekanan itrauterus, kehamilan kembar, atau polihidromnion.
3. Infeksi vagina, serviks atau karioaminionitis streptokokus, serta bakteri
vagina.
4. Selaput amnion yang mempunyai setruktur yang lemah/ selaput terlalu tipis.
5. Keadaan abnormal dari fetus separti malpresentasi.
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala ketuban pecah dini menurut (Nugroho, 2010) :
1. Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui
vagina.
2. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin
cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan cirri pucat dan
bergaris warna darah.
3. Demam, nyeri perut, bercak vagina yang banyak
4. Denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang
terjadi.
lll.Manifestasi klinis
Menurut Sarwono (2009) manifestasi klinis yang terdapat pada sectio
caesarea yaitu :
1 Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior)
2 Panggul sempit
3 Ketuban pecah dini
4 Rupture uteri
5 Partus lama
6 Letak lintang
7 Letak bokong
8 Pre eklamsia
9 Gemeli
lll. Panatalaksanaan
Menurut Sarwono (2009) Penatalaksanaan yang di lakukan kepada pasien
post op sectio caesarea yaitu:
1 Perawatan awal
1) Letakan pasien dalam posisi pemulihan
2) Periksa kondidi pasien, cek tanda vital tiap 15 mennit selama 1 jam
pertama, kemudian tiap 30 menit jam berikutnya. Periksa tingkat
kesadaran tiap 15 menit sampai sadar
3) Yakinkan jalan nafas bersih dan cukup ventilasi
4) Transfusi jika diperluhkkan
2. Diet
Pemeriksaan cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus
lalu di mulailah pemberian minuman dan makan peroral. Pemberian minuman
dengan jumlah yang sedikit sudah boleh di lakukan pada 6-10 jam pasca operasi,
berupa air putih.
3 Mobilisasi
Mobilisasi di lakukan secara bertahap meliputi:
1) Miring kanan dan kiri dapat di mulai sejak 6-10 jam setelah operasi
2) Latihan pernafasan dapat di lakukan penderita sambil tidur terlentang sedini
mungkin setelah sadar
3) Hari kedua post operasi, Penderita dapat di dudukan selama 5 menit dan di
minta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya
4) Kemudian posisi tidur terlentang dapat di ubah menjadi posisi setengah
duduk (semi fowller)
5) Selanjutnya selama berturut- turut, hari demi hari, Pasien di anjurkan belajar
duduk selama sehari , belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada
hari ke 3 sampai hari ke 5 pasca operasi.
lV. Komplikasi
Menurut sarwono (2009) komplikasi yang sering terjadi pada ibu post op
sectio caesarea adalah:
1 Infeksi puerperial : kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas
2 Perdarahan : perdarahan banyak bisa terjadi jika pada saat pembedahan
cabang cabang arteri uterine ikut terbuka karena atau atonia uteri
3 Komplikasi- komplikasi lainnya antara lain luka kandung kemih ,
embolisme paru yang sangat jarnang terjadi.
4 Kurang kuatnya paru pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan
berikutnya bisa terjadi rupture uteri
Komplikasai ketuban pecah dini menurut Sujiyatini (2009) :
Resiko infeksi meningkat pada kejadian KPD. Semua ibu hamil dengan
KPD prematur sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya
korioamnionitis (radang pada karion dan amnion). Resiko kecacatan dan
kematian janin meningkat pada KPD preterm. Hipoplasia paru merupakan
komplikasi fatal yang tejadi pada KPD preterm.
E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nugroho (2010) pemeriksaan penunjang yaitu :
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
V.Diagnosa banding
Pembesaran perut tidak selalu menjadi tanda pasti kehamilan, perlu
didiagnosa banding meliputi :tumor kandungan atau mioma uteri, kista
ovarium, hematometra, kandung kemih yang penuh (Manuaba, 2010)
B.Pengkajian
l.Wawancara
Pasien mengatakan datang ke rumah sakit
dengan alasan datang keluhan perut kencang dan keluar cairan dari jalan
lahir.
ll.Pemeriksaan fisik
keadaan umum cukup baik
kesadaran composmentis
TD: 120/80 mmHg
Nadi: 80.x/menit
Suhu: 36 C
RR : 22 x/menit
lll.Pemeriksaan diagnostik
2 Breathing
1). Inspeksi : RR:22x/mnt, tidak ada retraksi otot bantu nafas, tidak
terjadi sesak nafas, pola nafas teratur, tidak menggunakan alat
bantu nafas
2) Palpasi : tidak ada nyeri dada, vocal fremitus normal
3) Perkusi : sonor
4) auskultasi : suara navas vesikuler, tidak ada suara tambahan
seperti sonor dan whezing
Masalah Keperawatan: Tidak ada Masalah Keperawatan
3 Blood
1). Inspeksi : Tidak ada siarnosis, tidak ada clubing finger, tidak
ada pembesaran JVP
2) Palpasi : CRT< 3 detik, akral hangat, tidak ada nyeri dada,
pulsasi kuat di radialis, nadi: 80x/meni
3). Perkusi : tidak ada
4) auskultasi : bunyi jantung S1 S2 Tunggal, tidak ada bunyi jantung
abnormal seperti murmur, dan gallop, irama jantung reguler.
Masalah Keperawatan: Tidak ada Masalah Keperawatan
4 Brain
1). Inspeksi :Kesadaran Composmentis, GCS 4-5-6 , orientasi
baik, ( orang, waktu, tempat) tidak ada nyeri kepala, tidak ada
kaku kuduk, tidak ada kejang, istirahat/tidur: di rumah sakit siang
5 jam, malam 8 jam, saat di rumah siang 3 jam/ hari, malam 8 jam/hari.
Tidak ada kelainan nervus cranialis, Mata: pupil isokor,
reflek cahaya baik, konjungtiva merah muda, sclera putih/ tidak
ikterus, ketajaman pengelihatan normal, tidak ada alat bantu,
Hidung : bentuk normal dan simetris, mukosa hidung lembab,
tidak ada sekret, ketajaman penciuman normal, Telinga: bentuk
normal dan simetris, ketajaman pendengaran baik, tidak ada alat
E. Daftar pustaka