Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

SECTIO CAESARIA ATAS INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI


RUANG MELATI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

Disusun Oleh :

NAMA : RETNO DWI ASTUTI, S.Kep.


NIM : N520184279

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AJARAN 2018/2019
A. Seksio Sesarea

1. Pengertian

Seksio sesarea adalah prosedur bedah untuk pelahiran janin dengan insisi
melalui abdomen dan uterus (Liu 2007, h. 227). Seksio sesarea adalah suatu cara
melahirkn janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan
perut (Sofian 2012, h. 85).

2. Indikasi

Menurut Liu (2007, h. 228 )seksio casarea dapat dibagi ke dalam kategori
elektif, darurat terencana, darurat yang terencana dan kategori peri-mortem serta post-
mortem untuk memudahkan audit. Komplikasi dan mortalitas yang jelas akibat prosedur
bedah harus dibedakan dari akbiat adanya komplikasi obstetri dan masalah ibu.

Seksio casarea dilakukan untuk :


a. Mengatasi disproporsi sefalo-pelvik dan aktivitas uterus yang abnormal.
b. Mempercepat pelahiran untuk keselamatan ibu atau janin.
c. Mengurangi trauma janin (misalnya presentasi bokong prematur kecil) dan infeksi
janin (misalnya resiko tertular infeksi herpatik atau HIV)
d. Mengurangi resiko pada ibu (misalnya gangguan jantung tertentu, lesi intrakranial
atau keganasan pada serviks)
e. Memungkinkan ibu untuk menjalankan pilihan sesuai keinginan
3. Komplikasi

Menurut Sofian (2012, h. 87)memaparkan kemungkinan yang timbul setelah


dilakukan operasi SC antara lain :
a. Infeksi puerperal (nifas)
1) Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari saja
2) Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit
kembung
3) Berat, peritonealitas, sepsis dan usus paralitik
b. Perdarahan karena
1) Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
2) Atonia uteri
3) Perdarahan pada plasenta
c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonialisasi
terlalu tinggi
d. Kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan mendatang.

4. Perawatan Pascaoperasi

Menurut Liu (2007,h. 229)memaparkan ibu yang mengalmi komplikasi


obstetri atau medis observasi ketat setelah seksio searea. Bangsal persalinan adalah
tempat untuk pemulihan dan prawatan. Fasilitas perawatan umum untuk semua ibu
meliputi :
a. Kaji tanda-tanda vital dengan interval teratur (15 menit). Pastikan kondisinya
stabil.
b. Lihat tinggi fundus, adanya perdarahan dari luka dan jumlah lokia. Hal in
khususnya penting jika persalinan berlangsung lama, jika uterus telah
mengembang oleh polihdramnion atau kehamilan multipel dan jika terdapat
ancaman defek koagulasi, contohnya setelah perdarahan antepartum dan
toksemia pre-eklamsia.
c. Pertahankan keseimbangan cairan.
d. Pastikan analgesia yang adekuat. Penggunaan analgesia epidural secara kontinu
berguna.
e. Tangani kebutuhan khusus dengan indikasi untuk seksio sesarea, miasalnya
kondisi medis seperti diabetes.
f. Anjurkan fisioterapi dan ambulasi dini jika ada kontraindikasi.
g. Ingat trombo-profilaksis. Ambulasi dini dan perhatikan terhadap hidrasi yang
mencukupi untuk ibu dengan risiko rendah dengan kehamilan tanpa komplikasi
dan tidak ada faktor risiko. Hindari penggunaan dextran 70. Heparin subkutan
atau metode mekanik diperlukan jka risiko diyakini sedang. Jika risiko trombo-
embolisme tinggi, heparin dan stoking kaki harus digunakan selama 5 hari
setelah pembedahan. Untuk riwayat trombo-embolisme yang lalu untuk 6
minggu pasca melahirkan.
h. Sebelum pemulangan harus diberikan kesempatan yang sesuai dengan keadaan
dan jawab pertanyaan-pertanyaan pasien.
i. Jadwalkan kesempatan untuk melakukan pengkajian ulang pasca melahirkan
guna memastikan penyembuhan total, mendiskusikan kehamilan berikutnya dan
memastikan perawatan untuk kondisi medisnya.

KONSEP KETUBAN PECAH DINI (KPD)

1. PENGERTIAN

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai

dan ditunggu satu jam belum terjadi in partu. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah

hamil aterm diatas 37 minggu, sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak

(Manuaba, 2001:221).

Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum awitan persalinan (Hamilton,

2009:391).

Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum ada tanda - tanda inpartu, dan

setelah ditunggu selama satu jam belum juga mulai ada tanda - tanda inpartu. Ketuban

pecah dini merupakan kondisi pecahnya ketuban pada fase laten dan dapat menyebabkan

infeksi asenden intrauterin (Manuaba, 2004:72)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan

setelah ditunggu satu jam belum ada tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban sampai

terjadi kontraksi rahim disebut “kejadian ketuban pecah dini” (periode laten). Kondisi ini
merupakan penyebab terbesar persalinan premature dengan segala akibatnya (Yulaikhah,

2008:116).

Ketuban pecah dini adalah rupture kantung air (RKK) yang terjadi sebelum awitan

persalinan, dan setelah ditunggu satu jam belum ada tanda - tanda persalinan.

2. ETIOLOGI

Penyebab ketuban pecah dini masih belum dapat diketahui dan ditentukan secara pasti.

Banyak faktor berhubungan erat dengan ketuban pecah dini, namun faktor - faktor mana

yang lebih berperan sulit diketahui. Menurut Hamilton (2009:391) dan Manuaba (2004)

antara lain:

1. Persalinan prematur

2. Korioamionitis terjadi dua kali sebanyak KPD

3. Malposisi atau malpresentasi janin

4. Kerusakan serviks disebabkan oleh faktor antara lain : pemakaian alat – alat pada

serviks sebelumnya (misal : aborsi terapeutik, LEEP dan sebagainya);

peningkatan paritas yang memungkinan kerusakan serviks selama kelahiran

sebelumnya; inkompetensi serviks

5. Riwayat KPD sebelumnya sebanyak dua kali atau lebih

6. Berhubungan dengan berat badan ibu (misal : kelebihan berat badan sebelum

kehamilan; penambahan berat badan yang sedikit selama kehamilan)

7. Merokok selama kehamilan

8. Usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan ketuban kurang kuat dari pada ibu

muda
9. Riwayat hubungan seksual baru – baru ini.

10. Multiparitas

11. Hidramnion

12. Kelainan letak : sungsang atau lintang

13. Chepalo Pelvik Disproportion (CPD)

14. Kehamilan ganda

15. Pendular abdomen (perut gantung)

Menurut Nugroho (2011:3) terdapat beberapa faktor risiko dari ketuban pecah dini

antara lain inkompetensi serviks (leher rahim), polihidramnion (cairan ketuban

berlebih), riwayat ketuban pecah dini sebelumnya, kelainan atau kerusakan

selaput ketuban, kehamilan kembar, trauma, serviks (leher rahim) yang pendek

(<25 mm) pada usia kehamilan 23 minggu, dan infeksi pada kehamilan seperti

bakterial vaginosis.

3. Manisfestasi Klinik

Tanda gejala menurut Nadesul (2001), Hidayat, Asri (2009:14), dan Nugroho (2011:3)

yang harus diwaspadai selama kehamilan adalah :

1. Keluarnya cairan merembes melalui vagina (kemaluan).

2. Timbul sebelum rasa mulas – mulas tanda dari awal persalinan.

3. Cairan ketuban menjadi berwarna putih keruh mirip air kelapa, mungkin juga sudah

berwarna kehijauan.

4. Kontraksi ≥ 4x/jam (dapat dirasa sebagai nyeri abdomen, rasa kencang, nyeri, kram

menstruasi, atau rekaan pada vagina) (Sinclair, 2009)


5. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan

tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah.

6. Jika duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya

“mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara.

7. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah

cepat merupakan tanda – tanda infeksi yang terjadi.

8. Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau kecoklatan sedikit –

sedikit atau sekaligus banyak.

9. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.

10. Janin mudah diraba.

11. Pada pemeriksaan dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering.

12. Inspekulo, tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air

ketuban sudah kering.

D. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY

1. PATOFISIOLOGI

Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan

peregangan berulang. Selaput ketubn pecah karena pada daerah tertentu terjadi

perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh bukan karena

luruh ketuban rapuh. Terdapat keseimbangan antara sintetis dan degradasi ekstrakuler

matriks. Perubahan struktur jumlah sel dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas

kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah.selaaput ketuban sangat kuat

pada kehamilan muda trimester ke 3 selaput ketuban pecah. Melemahnya kekuatan


selaput ketuban ada hubungannya dengan pembesaran uterus kontraksi rahim dan

gerakan janin. Pada trimester terakir terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban.

Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis disebabkan oleh

adanya faktor-faktor eksternal misalnya infeksi yang menjalar dari vagina. Ketuban

pecah dini prematur sering terjadi pada polihidramnion inkompeten serviks.

(Prawiharjo Sarwono. 2013. Buku Ajar Keperawatan)

. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko infeksi b.d ketuban pecah dini.

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d ketegangan ototrahim

3. Defisit / kurang pengetahuan b.d pengakuan persalinan premature.

4. Kecemasan / ansietas b.d persalinan premature dan neonates berpotensi

lahir premature

I. INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


keperawatan Hasil
1 Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda Untuk mengetahui

ketuban pecah tindakan keperawatan infeksi . tanda-tanda infeksi

dini selama ........di harapkan yang muncul.

pasien tidak
menunjukan tanda-tanda 2. Pantau keadaan Untuk melihat

infeksi . dengan criteria umum pasien perkembangan

hasil : kesehatan pasien.

 Tanda-tanda infeksi

tidak tidak ada.

 Tidak ada lagi 3. Bina hubungan

cairan ketuban yang saling percaya Untuk memudahkan

keluar dari melalui komunikasi perawat melakukan

pervaginaan therapeutic. tindakan.

 DJJ norma

 Leukosit pasien

kembali normal 4. Berikan lingkungan Agar istirahat pasien

 Suhu 36-37 yang nyaman untuk terpenuhi.

pasien.

5. Kolaborasi dengan
Untuk proses
dokter untuk
penyembuhan pasien
memberikan obat

antiseptik sesuai

terapi.
2 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Kali tanda-tanda Untuk mengetahui

nyaman : nyeri tindakan keperawatan Vital pasien. keadaan umum

b.d ketegangan selama .....jam di pasien.

otot rahim. harapkan nyeri

berkurang / nyeri hilang

. dengan kriteria hasil : Untuk mengetahui


2. Kaji skala nyeri (1-
derajat nyeri pasien
 Tanda-tanda vital 10)
dan menentukan
dalam batas
tindakan yang akan
normal.TD :120/80
dilakukan.
mm HgN : 60-120

X/ menit

 Pasien tampak
Untuk
tenang/rileks. 3. Ajarkan pasien
mengurangi nyeri
 Pasien mengatakan teknik relaksasi
yang dirasakan
nyeri pada perut
pasien.
berkurang.

4. Atur posisi pasien Untuk memberikan

rasa nyaman.

Untuk mengurangi
5. Berikan lingkungan
tingkat stress pasien
yang nyaman dan
batasi pengunjung. dan pasien dapat

beristirahat.

3 Defisit / kurang Setelah dilakukan 1. Kaji apa pasien tahu Untuk mengetahui

pengetahuan b.d tindakan keperawatan tentang tanda-tanda tentang pemahaman

pengakuan selama .......jam di dan gejala normal pasien untuk

persalinan harapkan pasien selama kehamilan. tindakan selanjutnya.

premature memahami pengetahuan

tentang penyakitnya .

dengan kriteria hasil : 2. Ajarkan tentang apa Mencegah terjadinya

yang harus hal-hal yang tidak


 Pasien terlihat
dilakukan jika tanda diinginkan terjadi
tidak bingung
KPD muncul yang bisa
lagi.
kembali. membahayakan ibu-

janin.

Untuk membantu
3. Libatkan keluarga
merencanakan
agar memantau
tindakan berikutnya.
kondisi pasien .

4 Kecemasan / Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat Mengetahui

ansietas b.d tindakan keperawatan kecemasan pasien. tingkatan kecemasan

persalinan selama .......jam di


premature dan harapkan ansietas pasien yang dialami pasien.

neonates teratasi. dengan kriteria

berpotensi lahir hasil :

premature 2. Dorong pasien Untuk


 Pasien tidak cemas
untuk istirahat total. mempercepat proses
lagi
penyembuhan
 Pasien sudah

mengetahui tentang
3. Berikan suasana
penyakit
yang tenang dan Untuk memberikan

ajarkan keluarga rasa nyaman dan

untuk memberikan menurunkan

dukungan kecemasan pasien.

emosional pasien
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurafif dkk,2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan

Nanda Nic – Noc, Yogyakarta : MediAction

Bobak, M.L., Jensen, D.M., 2000, Perawatan Maternitas (terjemahan), Edisi I, YIA-PKP,
Bandung.
Bobak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Kepearwatan Maternitas (terjemahan), Edisi IV,
EGC, Jakarkta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis (terjemahan), Edisi
6, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2001, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis (terjemahan), EGC,
Jakarta.
Dongoes, M.E., 2001, Rencana Keperawatan Maternal Bayi : Pedoman untuk Perencanaan dan
Dokumentasi Klien (terjemahan), EGC, Jakarta.
https://mikimikiku.wordpress.com/2013/09/23/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-ketuban-

pecah-dini-kpd/

http://www.scribd.com/doc/83328609/Ketuban-Pecah-Dini)

(http://www.scribd.com/doc/94946818/Pathway-KPD)

Lowdermilk ,Deitra Leonard.2000.Maternity & Women’s Health Care seventh edition.Sydney :


Mosby.

Mansjoer, Arif , dkk.2008.Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid I.Jakarta : Media
Aesculapius.

Mirzanie, Hanifah dan Desy Kurniawati.2009 .Obgynacea obstetric &


ginekologi.Yogjakarta:TOSCA Enterprise.

Nugroho, taufan.2010.Obstetric Untuk Mahasiswa Kebidanan.Yogjakarta: Nuha Medika.

Sofian, AS 2012, Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri, Obstetri
Operatif, Obsyetri Sosial,Ed3. jilid 2, Jakarta, EGC
Siswishanto, R 2009, Presentasi Bokong, dalam ilmu kebidanan. (eds).
Rachimhadhi,Winkjosastro, Jakarta, EGC

Sondakh, JJS 2013, Asuhan Kebidanan Persalinan Bayi Baru Lahir, Jakarta, Erlangga
Wilkinson, JM 2011, Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis Nanda, Intervensi nic
Kriteria Hasil NOC. Ed9, Jakarta, EGC

Anda mungkin juga menyukai