Disusun Oleh :
1. Pengertian
Seksio sesarea adalah prosedur bedah untuk pelahiran janin dengan insisi
melalui abdomen dan uterus (Liu 2007, h. 227). Seksio sesarea adalah suatu cara
melahirkn janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan
perut (Sofian 2012, h. 85).
2. Indikasi
Menurut Liu (2007, h. 228 )seksio casarea dapat dibagi ke dalam kategori
elektif, darurat terencana, darurat yang terencana dan kategori peri-mortem serta post-
mortem untuk memudahkan audit. Komplikasi dan mortalitas yang jelas akibat prosedur
bedah harus dibedakan dari akbiat adanya komplikasi obstetri dan masalah ibu.
4. Perawatan Pascaoperasi
1. PENGERTIAN
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai
dan ditunggu satu jam belum terjadi in partu. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah
hamil aterm diatas 37 minggu, sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak
(Manuaba, 2001:221).
Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum awitan persalinan (Hamilton,
2009:391).
Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum ada tanda - tanda inpartu, dan
setelah ditunggu selama satu jam belum juga mulai ada tanda - tanda inpartu. Ketuban
pecah dini merupakan kondisi pecahnya ketuban pada fase laten dan dapat menyebabkan
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan
setelah ditunggu satu jam belum ada tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban sampai
terjadi kontraksi rahim disebut “kejadian ketuban pecah dini” (periode laten). Kondisi ini
merupakan penyebab terbesar persalinan premature dengan segala akibatnya (Yulaikhah,
2008:116).
Ketuban pecah dini adalah rupture kantung air (RKK) yang terjadi sebelum awitan
persalinan, dan setelah ditunggu satu jam belum ada tanda - tanda persalinan.
2. ETIOLOGI
Penyebab ketuban pecah dini masih belum dapat diketahui dan ditentukan secara pasti.
Banyak faktor berhubungan erat dengan ketuban pecah dini, namun faktor - faktor mana
yang lebih berperan sulit diketahui. Menurut Hamilton (2009:391) dan Manuaba (2004)
antara lain:
1. Persalinan prematur
4. Kerusakan serviks disebabkan oleh faktor antara lain : pemakaian alat – alat pada
6. Berhubungan dengan berat badan ibu (misal : kelebihan berat badan sebelum
8. Usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan ketuban kurang kuat dari pada ibu
muda
9. Riwayat hubungan seksual baru – baru ini.
10. Multiparitas
11. Hidramnion
Menurut Nugroho (2011:3) terdapat beberapa faktor risiko dari ketuban pecah dini
selaput ketuban, kehamilan kembar, trauma, serviks (leher rahim) yang pendek
(<25 mm) pada usia kehamilan 23 minggu, dan infeksi pada kehamilan seperti
bakterial vaginosis.
3. Manisfestasi Klinik
Tanda gejala menurut Nadesul (2001), Hidayat, Asri (2009:14), dan Nugroho (2011:3)
3. Cairan ketuban menjadi berwarna putih keruh mirip air kelapa, mungkin juga sudah
berwarna kehijauan.
4. Kontraksi ≥ 4x/jam (dapat dirasa sebagai nyeri abdomen, rasa kencang, nyeri, kram
tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah.
6. Jika duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya
7. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah
8. Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau kecoklatan sedikit –
11. Pada pemeriksaan dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering.
12. Inspekulo, tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air
1. PATOFISIOLOGI
Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan
peregangan berulang. Selaput ketubn pecah karena pada daerah tertentu terjadi
perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh bukan karena
luruh ketuban rapuh. Terdapat keseimbangan antara sintetis dan degradasi ekstrakuler
matriks. Perubahan struktur jumlah sel dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas
kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah.selaaput ketuban sangat kuat
gerakan janin. Pada trimester terakir terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban.
Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis disebabkan oleh
adanya faktor-faktor eksternal misalnya infeksi yang menjalar dari vagina. Ketuban
. Diagnosa Keperawatan
lahir premature
I. INTERVENSI
pasien tidak
menunjukan tanda-tanda 2. Pantau keadaan Untuk melihat
Tanda-tanda infeksi
DJJ norma
Leukosit pasien
pasien.
5. Kolaborasi dengan
Untuk proses
dokter untuk
penyembuhan pasien
memberikan obat
antiseptik sesuai
terapi.
2 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Kali tanda-tanda Untuk mengetahui
X/ menit
Pasien tampak
Untuk
tenang/rileks. 3. Ajarkan pasien
mengurangi nyeri
Pasien mengatakan teknik relaksasi
yang dirasakan
nyeri pada perut
pasien.
berkurang.
rasa nyaman.
Untuk mengurangi
5. Berikan lingkungan
tingkat stress pasien
yang nyaman dan
batasi pengunjung. dan pasien dapat
beristirahat.
3 Defisit / kurang Setelah dilakukan 1. Kaji apa pasien tahu Untuk mengetahui
tentang penyakitnya .
janin.
Untuk membantu
3. Libatkan keluarga
merencanakan
agar memantau
tindakan berikutnya.
kondisi pasien .
mengetahui tentang
3. Berikan suasana
penyakit
yang tenang dan Untuk memberikan
emosional pasien
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurafif dkk,2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Bobak, M.L., Jensen, D.M., 2000, Perawatan Maternitas (terjemahan), Edisi I, YIA-PKP,
Bandung.
Bobak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Kepearwatan Maternitas (terjemahan), Edisi IV,
EGC, Jakarkta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis (terjemahan), Edisi
6, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2001, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis (terjemahan), EGC,
Jakarta.
Dongoes, M.E., 2001, Rencana Keperawatan Maternal Bayi : Pedoman untuk Perencanaan dan
Dokumentasi Klien (terjemahan), EGC, Jakarta.
https://mikimikiku.wordpress.com/2013/09/23/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-ketuban-
pecah-dini-kpd/
http://www.scribd.com/doc/83328609/Ketuban-Pecah-Dini)
(http://www.scribd.com/doc/94946818/Pathway-KPD)
Mansjoer, Arif , dkk.2008.Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid I.Jakarta : Media
Aesculapius.
Sofian, AS 2012, Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri, Obstetri
Operatif, Obsyetri Sosial,Ed3. jilid 2, Jakarta, EGC
Siswishanto, R 2009, Presentasi Bokong, dalam ilmu kebidanan. (eds).
Rachimhadhi,Winkjosastro, Jakarta, EGC
Sondakh, JJS 2013, Asuhan Kebidanan Persalinan Bayi Baru Lahir, Jakarta, Erlangga
Wilkinson, JM 2011, Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis Nanda, Intervensi nic
Kriteria Hasil NOC. Ed9, Jakarta, EGC