Oleh:
ADI KAMALUDIN
NIM. 211030230278
B. Etiologi
Menurut Hamilton (1999) CPD disebabkan oleh:
1. Panggul ibu yang sempit.
2. Ukuran janin yang terlalu sempit
Sedangkan penyebab dilakukan seksio sesarea menurut Prawirohadjo
(2000) yaitu:
1. Disproporsi kepala panggul (CPD)
2. Disfungsi Uterus
3. Plasenta Previa
4. Janin Besar
5. Ganiat Janin
6. Letak Lintang
(Mochtar, 1998) menambahkan penyebab lain, yaitu:
1. Ruptur Uteri mengancam
2. Partus lama, Partus tak maju
3. Preeklamsi dan hipertensi
4. Mal presentasi janin
1
2
a. Letak lintang
b. Letak bokong
c. Presentasi dahi dan muka
d. Presentasi rangkap
F. Post partum
Post partum adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali sepeti pra hamil, lama masa nifas 6 –8 minggu
(Mochtar, 1998).
1. Adaptasi Fisiologis dan psikologis post partum
a. Adaptasi Fisiologis post partum (Hamilton, 1995)
1) Tanda-tanda Vital
Suhu 24 jam pertama meningkat < 38oC akibat adanya dehidrasi
dan perubahan hormonal, relaksasi otot. Dan normal kembali dalam 24
jam pertama. Bila kenaikan suhu lebih dari 2 hari maka pasien
menunjukkan adanya sepsis puerperalis, infeksi traktus irunarius,
endometris, mastitis, pembekakan payudara pada hari kedua dan ketiga
yang dapat meningkatkan suhu pasien.
2) Sistem kardiovaskuler
Dapat terjadi bradikardi setelah persalinan, tachicardi bisa terjadi
merefleksikan atau menunjukkan adanya kesulitan dalam proses
persalinan atau persalinan lama, perdarahan yang berlebih (Hemoragic
post partum).
3) Tekanan darah
Tekanan darah normal setelah melahirkan, penambahan sistolik
30 mmHg atau penambahan diastolik 15 mmHg khususnya bila
disertai adanya sakit kepala atau gangguan penglihatan
menunjukkan preeklamsia.
4) Laktasi
Produk ASI mulai hari ke-4 post partum, pembesaran payudara,
putting susu menonjol, koostrum berwarna keputihan, areola mamae
berwarna hitam atau mengalami hiperpigmentasi. Dan kembali normal
setelah minggu pertama.
5
5) Sistem gastrointestinal
Pengendalian fungsi defekasi lambat dalam minggu pertama post
partum dan kembali normal setelah minggu pertama, peristaltik usus
terjadi penurunan segera setelah bayi lahir.
6) Sistem Muskuloskeletal
Terjadi peregangan dan penekanan otot, oedema ekstermitas
bawah akan berkurang dalam minggu pertama.
7) Sistem perkemihan
Kandung kemih oedema dan sensitivitasnya menurun sehingga
mengakibatkan over distention.
8) Sistem reproduksi
Involusio uteri terjadi segera setelah bayi lahir dan prosesnya
cepat setelah melahirkan yang terdiri dari :
a) 1 – 3 hari Tinggi Fundus Uteri teraba 3 jari di bawah
umbilieus.
b) 3 – 7 hari Tinggi Fundus Uteri teraba 1 jari di atas simpisis
pubis.
c) 7 – 9 hari Tinggi Fundus Uteri tidak teraba setelah melahirkan
uterus membersihkan dirinya dengan debris yaitu pengeluaran
lochea.
Macam-macam lochea berdasarkan jumlah dan warnanya
a) Lochea rubra = 1 – 3 hari warna merah dan hitam, terdiri dari
sel desidua, verniserosa, rambut lanuga, sisa mekonium, sisa
darah.
b) Lochea sanguinolenta = 3 – 7 hari berwarna putih campur
merah kecoklatan.
c) Lochea serosa = 7 – 14 berwarna merah kekuningan 4) Lochea
alba = setelah hari ke-14 berwarna putih
Akibat persalinan menyebabkan oedema dan luka pada
dinding vagina dan akan kembali normal pada minggu ketiga,
perubahan pada servic, setelah persalinan teraba lembek dan
6
kerak, dari tepi epitel menuju sentral. Dalam waktu 48 tonjolan ini terhubung
satu sama lain dengan demikian luka telah
tertutup epitel.
3. hari ketiga pasca bedah
Respon radang akut mulai berkurang dan neutrofil sebagian besar diganti oleh
makrofag yang membersihkan tepi luka dari sel-sel yang rusak dan juga
pecahan fibrin.
4. hari kelima
Celah insisi biasanya terdiri dari jaringan granulosa yang kaya pembuluh darah
dan longgar dapat dijumpai serabut-serabut kolagen disana-sini.
5. akhir minggu pertama luka telah tertutup oleh epidermis dengan ketebalan
yang lebih kurang normal
6. Selama minggu ke-2
Kerangka fibrin sudah lengkap dan jaringan perut masih tetap berwarna merah
cerah sebagai akibat peningkatan vaskularisasi, reaksi radang hampir
seluruhnya.
7. akhir minggu ke-2 setelah jaringan dasar parut telah terjadi suatu proses yang
panjang (menghasilkan jaringan parut yang lebih mudah sebagai akibat
tekanan pada pembuluh darah, timbunan kolagen dan peningkatan secara
mantap daya rentang luka) sedang brjalan.
BAB II
TINJAUAN TEORI KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan sectio caesarea, data yang ditemukan meliputi
distres janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi janin, prolaps
tali pusat, abrupsio plasenta dan plasenta previa.
1. Identitas atau biodata klien
Meliputi : nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, nomor registrasi, dan diagnosa
keperawatan.
2. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien pada saat ini dikumpulkan untuk menentukan
prioritas intervensi keperawatan, keluhan utama pada post operasi SC
biasanya adalah nyeri dibagian abdomen, pusing dan sakit pinggang.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat pada saat sebelum inpartus di dapatkan cairan yang keluar
pervaginan secara spontan kemudian tidak di ikuti tanda-tanda persalinan.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Didapatkan data klien pernah riwayat SC sebelumnya, panggul sempit,
serta letak bayi sungsang. Meliputi penyakit yang lain dapat juga
mempengaruhi penyakit sekarang.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah penyakit turunan dalam keluarga seperti jantung, HT, TBC, DM,
penyakit kelamin, abortus yang mungkin penyakit tersebut diturunkan
kepada klien.
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
1) Rambut
Bagaimana bentuk kepala, warna rambut, kebersihan rambut, dan
apakah ada benjolan.
8
9
2) Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva,
dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena
proses persalinan yang mengalami perdarahan, sclera kuning.
3) Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana kebersihannya,
adakah cairan yang keluar dari telinga.
4) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadangkadang
ditemukan pernapasan cuping hidung.
5) Mulut dan gigi
Mulut bersih / kotor, mukosa bibir kering / lembab.
b. Leher
Saat dipalpasi ditemukan ada / tidak pembesaran kelenjar tiroid, karna
adanya proses penerangan yang salah.
c. Thorak
1) Payudara
Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan pada payudara, areola
hitam kecoklatan, putting susu menonjol, air susu lancer dan banyak
keluar.
2) Paru-paru
I : Simetris / tidak kiri dan kanan, ada / tidak terlihat
pembengkakan.
P : Ada / tidak nyeri tekan, ada / tidak teraba massa
P : Redup / sonor
A : Suara nafas Vesikuler / ronkhi / wheezing
3) Jantung
I : Ictus cordis teraba / tidak
P : Ictus cordis teraba / tidak
P : Redup / tympani
A : Bunyi jantung lup dup
10
d. Abdomen
I : Terdapat luka jahitan post op ditutupi verban, adanya strie
gravidarum
P : Nyeri tekan pada luka,konsistensi uterus lembek / keras
P : Redup
A : Bising usus
e. Genetalia
Pengeluaran darah bercampur lender, pengeluaran air ketuban, bila
terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam
kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.
f. Eksremitas
Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarkan
uterus, karena pre eklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal.
g. Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada post partum tekana darah turun, nadi
cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
B. Diagnosa Keperawatan Muncul
1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik dibuktikan dengan tampak
meringis.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas dibuktikan dengan merasa
lemah.
4. Deficit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik dibuktikan
dengan tidak mampu mandi/berpakaian secara mandiri.
5. Gangguan mobilitan fisik berhubungan dengan efek agen farmakologis
(anestesi) dibuktikan dengan fisik lemah.
11
DAFTAR PUSTAKA
Aizid, R (2011). Sehat dan cerdas dengan terapi musik. Jogjakarta: laksana
Aprina dan Anita. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Persalinan
Sectio Caesarea . Jurnal Kesehatan, 8 (1), 90-99
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan : Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta : Salemba Medika
Barbara. (2002). Paradigma for Psychopatology. Jakarta: EGC
Berhimpong, M dkk. (2015). Perbandingan premedikasi fentanyl i mcg IV dan 2
mcg IV terhadap tekanan darah dan nadi akibat intubasi jalan
Bulechek, GM, dkk. (2016). Nursing Intervention Classification (NIC), edisi 5.
Jakarta : Elsevier
Cahyono. (2014). Pengaruh Relaksasi Progresif Terhadap Penurunan Nyeri
Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Pada Hari Ke 1-2. Jurnal AKP,
5 (2), 13-18
Carpenito, L. J. (2013). Diagnosa Keperawatan : Aplikasi pada Praktek Klinik
(Terjemahan) Edisi 6. Jakarta: EGC
Doengoes, ME, dkk. (2014). Manual Diagnosis Keperawatan : rencana,
intervensi & dokumentasi asuhan keperawatan. Jakarta : EGC
Dongoes. (2001). Asuhan Keperawatan Doengoes Edisi 3. Jakarta : EGC
Dzulyadjaeni, S, (2010). Sectio caesarea dalam penatalaksanaaan medis.
Surabaya : Mahesa Jaya
Edward R. (2012). Praktik Nafas Dalam. Kesehatan Anak, (16), 231–237
Gill. ( 2002 ). Berhasil Mengatasi Nyeri. Jakarta : Arcan nafas pada pasien yang
menjalani pembedahan elektif. Jurnal eClinic (eCl), 3 (1)
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Definisi dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP
PPNI.
______. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan
Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
12
Oleh:
ADI KAMALUDIN
NIM. 211030230278
13
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Adi Kamaludin
Tanggal pengkajian : 15 November 2021, Pukul : 21.00 WIB
I. Identitas Klien
• Nama : Ny. D
• Umur : 32Thn
• Agama : Islam
• Pekerjaan : IRT
• Suku bangsa : Betawi
• Pendidikan : SMA Sederajat
• Alamat : Jl. Pamulang Permai blok D5
• Diagnosa medis : CPD
II. Identitas Penanggung Jawab
• Nama : Tn. S
• Umur : 35Thn
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pegawai sipil
• Suku bangsa : Jawa
• Pendidikan : SMA Sederajat
• Hubungan dengan klien : Suami
• Alamat : Jl. Pamulang Permai blok D5
III. Data Umum Kesehatan
• Status obstetrikus : P3 A0
14
• Hemoroid : -
• Varises : tidak ada,
• Homan’s sign : -
• Ekstremitas atas : bisa mandiri
• Ekstremitas bawah : masih dibantu oleh perawat
B. ANALISA DATA
No Data Masalah Problem
1 DS : Nyeri Akut Agen Cidera Fisik (prosedur
- Pasien mengeluh nyeri operasi SC)
dibagian luka
DO :
- Kesadaran CM, GCS 15
- Terpasang IVFD RL 20 atm/
12jam
- Swab Antigen (-)
17
- TTV :
TD: 125/80 mmHg, Nadi: 85
x/mnt, Suhu : 37,5ºC, RR: 20
x/mnt, SPO2: 98%
Nyeri :
- P = Nyeri saat
digerakan,
- Q= Nyeri seperti
tertusuk,
- R= Nyeri dirasakan pada
sayatan luka SC
- S=Skala Nyeri 6,
- T= Sejak 30 Menit yg
lalu sejakter obat
biusnya mulai hilang
2 DS: Intoleransi Kelemahan
- Ibu mengatakan belum Aktivitas
bisa BAK ke kamar
mandi
- Ibu mengatakan tidak
kuat berdiri
DO:
- Ibu terlihat meringis
saat diberakan untuk
berdiri
- Klien terlihat dibantu
perawat untuk BAK
menggunkan Pispot
- SC sudah lewat dri 12
jam, tetapi klien
mamih belum bisa
berjalan
18
C. DIGANOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik (prosedur operasi SC)
dibuktikan dengan ibu meringis kesakitan didaerah sayatan
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan
klien belum bisa BAK ke kamar mandi
intervensi
Edukasi:
6. Ajarkan teknik relaksasi
napas dalam
Kolaborasi:
7. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 3/11/2 Intoleransi Setelah dilakukan Observasi
1 Aktivitas tindakan keperawatan 1. Identifkasi gangguan
(21.00) berhubungan 1x6 jam diharapkan fungsi tubuh yang
dengan toleransi aktivitas mengakibatkan
kelemahan dengan ekspetasi kelelahan
dibuktikan meningkat dengan 2. Monitor kelelahan fisik
pasien dibantu kriteria hasil : dan emosional
untuk - Frekuensi nadi 3. Monitor lokasi dan
melakukan menurun 5 ketidaknyamanan
BAK ke toilet - Keluhan lelah 5 selama melakukan
- Dipnea saat aktivitas aktivitas
5 Terapeutik
- Dipnea saat setelah 4. Sediakan lingkungan
aktivitas 5 nyaman dan rendah
stimulus (cahaya, suara,
L.05047 kunjungan)
5. Lakukan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
6. Berikan aktivitas
distraksi yang
menyenangkan
7. Fasilitas duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
20
berjalan
Edukasi
8. Anjurkan tirah baring
9. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
10. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
11. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
12. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
(I. 05178)
(I. 05178)