Anda di halaman 1dari 17

I.

KONSEP DASAR
A. Definisi
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2017).
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan
lahir. (Prawirohardjo, 2015).
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
(Prawirohardjo, 2016).
B. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal, struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2011).
1) Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun.
2) Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh
darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3) Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4) Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila ganghon ini
digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
5) Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan
ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
C. Tanda dan gejala
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau dropping
yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
Perut keluhatan lebih melebar. fundus uteri turun. Perasaan sering-sering atau susah
buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. Perasaan
sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah diuterus (fase labor
pains). Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah.
Tanda-Tanda In Partu
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada bagian
serviks.
3. Kadang-kadang ketuban pecah pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar.

D. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun ekstema
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan
alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut "involusi". Disamping involusi terjadi
perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang
terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-
kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum, pembuluh-pembuluh darah yang
ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan
setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post
partum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus
uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium
ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari
pertama endometrium yang kira-kira setebal 2- 5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel
desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma
pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
E. Pathway
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
2. USG bila diperlukan
G. Penatalaksanaan
1. Mobilisasi
Karena lelah schabis bersalin. ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca
persalian. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan kiri untuk mencegah terjadinya
trombosis dan tromboembloli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan dan
hari ke 4 sampai sudah diperbolehkan pulang.
2. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan- makanan yang
mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan
3. Miksi
Hendaknya kencing akan dilakukan sendiri akan secepatnya. Bila kandung kemih
panuh dan sulit tenang, sebaiknya dilakukan katerisasi. Dengan melakukan mobilisasi
secepatnya tak jarang kesulitan miksi dapat diatasi.
4. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3 sampai 4 hari pasca persalinan, Bila terjadi
opstipasi dan timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rectum, mungkin terjadi febris.
Lakukan klisma atau berikan laksan per oral atatupun per rektal. Dengan melakukan
mobilisasi sedini mungkin tidak jarang kesulitan defekasi dapat diatasi.
5. Perawatan payudara
a. Dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai
persiapan untuk menyusui bayi.
b. Jika puting rata sejak hamil ibu dapat menarik-narik puting susu. Ibu harus tetap
menyusui agar puting selalu sering tertarik.
6. Puting lecet
Puting lecet dapat disebabkan cara menyusui atau perawatan payudara tidak benar
dan infeksi monilia. Penatalaksanaan dengan tekhnik menyusui yang benar, puting harus
kering saat menyusui, puting diberi lanolin. Monilia diterapi dengan menyusui pada
payudara yang tidak lecet. Bila lecetnya luas menyusuinya ditunda 24 jam sampai 48 jam air
susu ibu dikeluarkan dengan atau pompa.
7. Payudara bengkak
Payudara bengkak disebabkan pengeluaran air susu yang tidak lancar karena bayi
tidak cukup sering menyusui atau terlalu cepat disapih. Penatalaksanaan dengan menyusui
lebih sering dan kompres hangat. Susu dikeluarkan dengan pompa dan pemberian analgesic.

8. Mastitis

Payudara tampak edema, kemerahan dan nyeri yang biasanya terjadi beberapa
minggu setelah melahirkan. Penatalaksanaan dengan kompres hangat atau dingin, pemberian
antibiotik dan analgesic, menyusui tidak dihentikan.

9. Abses payudara

Pada payudara dengan abses air susu ibu dipompa, abses dinsisi, diberikan antibiotik
dan analgesic

10. Laktasi

Umumnya produksi air susu ibu berlansung betul pada hari kedua dan ketiga pasca
persalinan. Pada hari pertama air susu mengandung kolostrum yang merupakan cairan
kuning lebih kental daripada susu, mengandung banyak protein dan globulin (Hafifah,
2011).

H. Komplikasi
1. Perdarahan post partum (apabila kehilangan darah lebih dari 500 ml. selama 24 jam
pertama setelah kelahiran bayi)
2. Infeksi
a. Endometritis (radang edometrium)
b. Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
c. Perimetritis (rad ang peritoneum disekitar uterus)
d. Caked breast/bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjadi keras dan berbenjol-
benjol)
e. Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah, membengkak
sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada pengobatan bisa terjadi abses)
f. Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicose superficial yang
menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada kehamilan dan nifas. yang ditandai dengan
kemerahan atau nyeri.)
g. Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur naik 38.3 °C. nadi
100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan pada tepi, pus atau nanah wama
kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas)
3. Gangguan psikologis
a. Depresi post partum
b. Post partum Blues
c. Post partum Psikosa
II. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Fokus keperawatan
a. Riwayat ibu
1) Biodata ibu.
2) Penolong.
3) Jenis persalinan.
4) Masalah-masalah persalinan.
5) Nyeri.
6) Menyusui atau tidak.
7) Keluhan-keluhan saat ini, misalnya : kesedihan depresi, pengeluaran per
vaginam/perdarahan/lokhia, putting/payudara.
8) Rencana masa datang kontrasepsi yang akan digunakan.
b. Riwayat sosial ekonomi
1) Respon ibu dan keluarga terhadap bayi.
2) Kehadiran anggota keluarga untuk membantu ibu di rumah.
3) Para pembuat keputusan di rumah.
4) Kebiasaan minum, merokok dan menggunakan obat.
5) Kepercayaan dan adat istiadat.
c. Riwayat bayi
1) Menyusu.
2) Keadan tali pusat.
3) Vaksinasi,
4) Buang air kecil/besar.
d. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan umum
a) Suhu tubuh.
b) Denyut nadi.
c) Tekanan darah.
d) Tanda-tanda anemia.
e) c) Tanda-tanda edema/tromboflebitis.
f) Refleks.
g) Varises.
2) Pemeriksaan payudara
a) Putting susu pecah, pendek, rata.
b) Nyeri tekan.
c) Abses.
d) Pembengkakan/ASI terhenti.
e) Pengeluaran ASI.
3) Pemeriksaan perut / uterus
a) Posisi uterus/tinggi fundus uteri.
b) Kontraksi uterus.
c) Ukuran kandung kemih.
4) Pemeriksaan vulva/perineum
a) Pengeluaran lokhia.
b) Penjahitan laserasi atau luka episiotomi.
c) Pembengkakan.
d) Luka
e) Hemoroid.
5) Aktivitas/istirahat
Insomnia mungkin teramati.
6) Sirkulasi
Episode diaforetik lebih sering terjadi pada malam hari.
7) Integritas ego
Peka rangsang, takut menangis ("post partum blues" sering terlihat kira-kira 3 hari
setelah melahirkan).
8) Eliminasi
Diuresis diantara hari kedua dan kelima.
9) Makanan/cairan
Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira hari ketiga.
10) Nyeri ketidaknyamanan
Nyeri tekan payudara pembesaran dapat terjadi diantara hari ketiga sampai kelima
pasca partum.
11) Seksualitas
Uterus 1 cm di atas umbilikus pada 12 jam setelah kelahiran, menurun kira-kira 1 lebar
jari setiap harinya. Lokhia rubra berlanjut sampai hari kedua sampai ketiga, berlanjut
menjadi lokhia serosa dengan aliran tergantung pada posisi (misal: rekumben versus
ambulasi berdiri) dan aktivitas (misal: menyusui). Payudara produksi kolostrum 48 jam
pertama, berlanjut pada suhu matur, biasanya pada hari ketiga: mungkin lebih dini,
tergantung kapan menyusui dimulai.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
b. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakedekuatan suplai ASI
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
e. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
3. Intervensi keperawatan

No Diagnose Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. D.0077 Setelah dilakukan intervensi Observasi


Nyeri akut keperawatan selama 2x24 jam,  Identifikasi lokas,
berhubungan diharapkan tingkat nyeri menurun, karakeristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, dan
dengan Kriteria hasil :
pencedera identitas nyeri
fisiologis  Keluhan nyeri menurut
 Identifikasi skala nyeri
 Meringis menurut
 Identifikasi respon nyeri
 Sikap protektif menurun non verbal
 Gelisah menurut  Identifikasi factor yang
 Kesulitan tidur menurun memberberat dan
 Frekuensi nadi membaik memperinan nyeri
Terapeutik
 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri

 Fasilitasi istirahat tidur


d. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgetic secara tepat
 Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetic, jika perlu

2. Menyusui tidak Setelah dilakukan intervensi Edukasi Menyusui


efektif keperawatan selama 2x24 jam, Observasi
berhubungan diharapkan pasien mempunyai  Identifikasi kesiapan dan
dengan kemampuan menerima
kriteria hasil :
ketidakedekuatan informasi
suplai ASI  Perlekatan bayi pada  Identifikasi tujuan atau
payudara ibu meningkat keinginan menyusui
 Kemampuan ibu Terapeutik
memposisikan bayi dengan  Sediakan materi dan
benar meningkat media Pendidikan
 Miksi bayi lebih dari 8 Kesehatan
kali/24 jam meningkat  Jadwalkan Pendidikan
 Berat badan bayi Kesehatan sesuai
meningkat kesepakatan
 Tetesan/pancaran ASI  Berikan kesempatan
meningkat untuk bertanya
 Suplai ASI adekuat  Dukung ibu
meningkat meningkatkan
 Puting tidak lecet setelah 2 kepercayaan diri dalam
minggu melahirkan menyusui
meningkat  Libatkan sistem
 Kepercayaan diri ibu pendukung: suami,
meningkat keluarga, tenaga
Kesehatan, dan
masyarakat
Edukasi
 Berikan konseling
menyusui
 Jelaskan manfaat
menyusui bagi ibu dan
bayi
 Ajarkan 4 posisi
menyusui dan perlekatan
(latch on) dengan benar
 Ajarkan perawatan
payudara antepartum
dengan mengkompres
dengan kapas yang telah
diberikan minyak kelapa
 Ajarkan perawatan
payudara post partum
(mis: memerah ASI, pijat
payudara, pijat oksitosin)

3. Defisit Setelah dilakukan intervensi Observasi


pengetahuan keperawatan selama 2x24 jam,  Identifikasi kesiapan dan
berhubungan diharapkan pasien mempunyai kemampuan menerima
dengan kurang informasi
kriteria hasil :
terpapar  Identifikasi faktor-faktor
informasi  Perilaku sesuai anjuran yang dapat
meningkat meningkatkan dan
 Verbalisasi minat dalam menurunkan motivasi
belajar meningkat perilaku hidup bersih dan
 Kemampuan menjelaskan sehat
Terapeutik
pengetahuan tentang suatu
 Sediakan materi dan
topik meningkat media Pendidikan
 Kemampuan Kesehatan
menggambarkan  Jadwalkan Pendidikan
pengalaman sebelumnya Kesehatan sesuai
yang sesuai dengan topik kesepakatan
 Berikan kesempatan
meningkat
untuk bertanya
 Perilaku sesuai dengan
pengetahuan meningkat Edukasi
 Pertanyaan tentang  Jelaskan faktor risiko
masalah yang dihadapi yang dapat
mempengaruhi
menurun
Kesehatan
 Persepsi yang keliru  Ajarkan perilaku hidup
terhadap masalah menurun bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

4. Gangguan pola Setelah dilakukan intervensi Observasi


tidur keperawatan selama 2x24 jam,  Identifikasi pola aktivitas
berhubungan diharapkan pasien mempunyai dan tidur
dengan kurang  Identifikasi faktor
kriteria hasil :
kontrol tidur pengganggu tidur (fisik
 Keluhan sulit tidur dan/atau psikologis)
menurun  Identifikasi makanan dan
 Keluhan sering terjaga minuman yang
menurun mengganggu tidur (mis:
 Keluhan tidak puas tidur kopi, teh, alcohol, makan
mendekati waktu tidur,
menurun
minum banyak air
 Keluhan pola tidur berubah sebelum tidur)
menurun  Identifikasi obat tidur
 Keluhan istirahat tidak yang dikonsumsi
cukup menurun Terapeutik
 Modifikasi lingkungan
(mis: pencahayaan,
kebisingan, suhu, matras,
dan tempat tidur)
 Batasi waktu tidur siang,
jika perlu
 Fasilitasi menghilangkan
stress sebelum tidur
 Tetapkan jadwal tidur
rutin
 Lakukan prosedur untuk
meningkatkan
kenyamanan (mis: pijat,
pengaturan posisi, terapi
akupresur)
 Sesuaikan jadwal
pemberian obat dan/atau
Tindakan untuk
menunjang siklus tidur-
terjaga
Edukasi
 Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama sakit
 Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
 Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
 Anjurkan penggunaan
obat tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
 Ajarkan faktor-faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur (mis: psikologis,
gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)
 Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya

5. D.0142 Setelah dilakukan intervensi I.04155


Risiko infeksi keperawatan selama 2x24 jam, Pencegahan Infeksi
berhubungan diharapkan pasien mempunyai Observasi
 Monitor tanda dan gejala
dengan ketidak kriteria hasil :
infeksi lokal dan
adekuatan  Demam menurun sistemik
pertahanan tubuh  Kemerahan menurun Terapeutik
primer  Nyeri menurun  Batasi jumlah
 Bengkak menurun pengunjung
 Berikan perawatan kulit
 Kadar sel darah putih
pada area edema
membaik  Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Pertahankan teknik
aseptic pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
 Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
 Ajarkan etika batuk
 Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
 Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu

4. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang di hadapi kedalam suatu kasus
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Dalam
pelaksanaan implementasi meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi
respon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru (Ilmi.
Saraswati & Hartono, 2019).

5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tahapan akhir yang ada di dalam proses keperawatan
dimana tujuan dari evaluasi adalah untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang
telah dilakukan tercapai atau tidak. Untuk mengatasi suatu masalah dari klien pada tahap
evaluasi ini perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana
tindakan, dan pelaksanaan sudah tercapai yang telah dilakukan oleh perawat (Ilmi,
Saraswati & Hartono, 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo, S. (2014). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo.

Rohani.. Saswita.. & Marisah. (2011). Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta:
Salemba Medika.

Rosyati, H. (2017). Buku ajar asuhan kebidanan persalinan. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Saifuddin, A. B. (2011). Buku acuan nasional pelayanan kesehatan kesehatan maternal dan
neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Diana, Sulis.. Mail, E., Rufaidah, Z. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir Jawa tengah: Anggota IKAPI Prov. Jawa Tengah

Karjatin, A. (2016). Keperawatan Maternitas. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan

Kurniawan, Ari. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Pusdik
SDM Kesehatan

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik,


Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN MATERNITAS DENGAN PARTUS SPONTAN

Disusun Oleh :
Nama : Alvida Salsabila Humaira
NIM : P1337420321135
Kelas : 3 Reguler C
Ruang : Nusa Indah
Lahan praktik : RSUD dr.Soeselo Slawi Kab.Tegal
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2023/2024

Anda mungkin juga menyukai