Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN INPARTU

A. Definisi
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak
uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika
kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks. (APN, 2008).

Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu. (Mitayani, 2009).

B. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun ada beberapa teori yang
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, pengaruh tekanan pada
saraf dan nutrisi. (Hanifah, 2011).
1. Teori Penurunan Hormon
1 – 2 minggu sebelum partus, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot-otot rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
menurun.
2. Teori Placenta Menjadi Tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menyebabkan kontraksi rahim.
3. Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori Iritasi Mekanik
Dibelakang serviks terlihat ganglion servikale (fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser atau ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan timbul
kontraksi uterus.
5. Induksi Partus
a. Gagang Laminaria: Beberapa laminaria dimasukkan ke dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang fleksus frankerhauser.
b. Amniotomi: Pemecahan ketuban.
c. Oksitosin Drip: Pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.
C. Klasifikasi Inpartu
1. Persalinan Spontan
Yaitu bila persalinan seluruhnya dengan kekuatan ibu sendiri.
2. Persalinan Buatan
Yaitu bila persalinan dengan bantuan tenaga dari luar seperti alat forceps, vakum,
dan section caesarea.
3. Persalinan Anjuran
Yaitu bila kekuatan untuk persalinan diambilkan dari luar dengan jalan
rangsangan seperti induksi, amniotomi, dan lain-lain.

D. Patofisiologi

E. Manifestasi Klinis
1. Tanda-tanda Permulaan Persalinan
a. Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering-sering atau susah BAK karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
dari uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”.
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresinya bertambah dan bisa
bercampur darah (bloody show).
2. Tanda-tanda Inpartu
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
F. Faktor-faktor Inpartu
1. Power (kekuatan yang mendorong janin keluar)
a. His (kontraksi uterus), yaitu gerakan memendek dan menebal otot-otot rahim
yang terjadi untuk sementara waktu.
b. Retraksi, yaitu pemendekan otot-otot rahim yang menetap setelah terjadi
kontraksi.
c. Tenaga sekunder (mengejan), yaitu kontraksi otot-otot dinding perut dan
diafragma serta ligmentous action terutama ligament rotundum.
2. Passage atau Jalan Lahir
a. Tulang panggul
b. Serviks
c. Vagina dan dasar panggul
3. Passenger atau Janin
a. Kepala janin
b. Plasenta
c. Selaput dan cairan ketuban

G. Proses Persalinan
1. Kala I (Kala Pembukaan)
Ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, serviks mulai membuka dan
mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.
a. Fase Laten
 Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secar bertahap.
 Berlangsung hingga seviks membuka kurang dari 4 cm.
 Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
b. Fase Aktif
 Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bartahap
(kontraksi dianggap akurat/ memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam
waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
 Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm,
akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau
primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).

2. Kala II (Pengeluaran Janin)


a. Dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi.
 Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
 Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
 Perineum terlihat menonjol.
 Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
 Peningkatan pengeluaran lender dan darah.
b. Mekanisme Persalinan
 Penurunan kepala
 Fleksi
 Rotasi dalam (putaran paksi dalam)
 Ekstensi
 Ekspulsi
 Rotasi luar (putaran paksi luar)

3. Kala III (Pengeluaran Plasenta)


Dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta. Setelah bayi
lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras, plasenta menjadi
tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10
menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara
spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri, seluruh
proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah kira-kira 100 – 200 cc.
Tanda-tanda lepasnya plasenta:
a. Perubahan ukuran dan bentuk uterus
b. Tali pusat memanjang
c. Semburan darah tiba-tiba

4. Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu. Hal yang harus
dilakukan setelah plasenta lahir yaitu:
a. Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk merangsang uterus
berkontraksi baik dan kuat.
b. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang dengan
pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus uteri setinggi atau beberapa jari
dibawah pusat.
c. Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
d. Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi)
perineum.
e. Evaluasi keadaan umum ibu
f. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala empat di
bagian belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah
penilaian dilakukan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit Sekarang
4. Riwayat Penyakit Dahulu
5. Riwayat Penyakit Keluarga
6. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
b. Riwayat Kebidanan
7. Riwayat Psikososial, Spiritual, dan Budaya
8. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
b. Pemeriksaan Fisik

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kala I
a. Nyeri b/d kontraksi uterus, dilatasi serviks
b. Kelelahan b/d peningkatan kebutuhan energi selama persalinan
c. Kecemasan b/d kekhawatiran terhadap leselamatan ibu dan janin, kurang
pengetahuan proses persalinan
2. Kala II
a. Nyeri akut b/d tekanan mekanik pada bagian presentasi, dilatasi/
peregangan jaringan (perineum), kompresi saraf, kontraksi
b. Resiko infeksi b/d prosedur invasif berulang, trauma jaringan, pemajanan
terhadap patogen, persalinan lama atau pecah ketuban
c. Perubahan curah jantung b/d fluktuasi pada aliran darah balik vena
3. Kala III
a. Nyeri akut b/d trauma jaringan, respons fisiologis setelah melahirkan
b. Risiko kekurangan volume cairan b/d kurang atau pembatasan masukan oral,
muntah, diaforesis, peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia
uterus, laserasi jalan lahir
c. Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama melahirkan, kesulitan
pelepasan plasenta
4. Kala IV
a. Nyeri akut b/d trauma mekanis atau edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
b. Kekurangan volume cairan b/d kelelahan, kegagalan miometrium dari
mekanisme homeostatik
C. Intervensi
1. Kala I
No Dx. Kep Tujuan Intervensi Rasional
1 Dx 1 Setelah dilakukan 1. Kaji derajat Tindakan dan reaksi nyeri
tindakan ketidaknyamanan adalah individual dan
keperawatan selama melalui isyarat berdasarkan pengalaman
… x … jam verbal maupun masa lalu
diharapkan nyeri nonverbal
teratasi 2. Kaji kontraksi Mengetahui kemajuan
Kriteria Hasil: uterus dan persalinan dan
 Mengidentifikasi ketidaknyamanan ketidaknyamanan yang
atau (awitan, frekuensi, dirasakan
menggunakan durasi, intensitas,
teknik untuk dan gambaran
mengontrol nyeri ketidaknyamanan)
atau 3. Bantu tindakan Meningkatkan relakasasi,
ketidaknyamanan kenyamanan posisi miring menurunkan
 Nyeri berkurang (gosokan tekanan uterus pada vena
 Tampak rileks punggung / kaki, kava, dan perubahan posisi
atau tenang tekanan sacral, secara periodic mencegah
diantara kontraksi perubahan posisi) iskemia jaringan / kekuatan
otot dan meningkatkan
kenyamanan
4. Anjurkan pasien Mempertahankan kandung
untuk berkemih 1 kemih bebas distensi dan
– 2 jam mengurangi
ketidaknyamanan
5. Beritahu pasien Mencegah terjadinya
untuk tidak kelelahan
mengejan sebelum
pembukaan
lengkap
2 Dx 2 Setelah dilakukan 1. Monitor TTV, Nadi dan tekanan darah
tindakan terutama nadi dan dapat menjadi indikator
keperawatan selama tekanan darah terhadap status hidrasi dan
… x … jam energi
diharapkan tidak 2. Anjurkan untuk Menghemat energy yang
mengalami kelelahan relaksasi dan dibutuhkan untuk
Kriteria Hasil: istirahat diantara persalinan
 Nadi 60 – 80 kontraksi
x/menit (saat 3. Sarankan suami Dukungan emosional
tidak ada his) atau keluarga khususnya dari orang-
 Pasien untuk orang yang berarti dapat
mengatakan mendampingi memberikan kekuatan dan
masih memiliki motivasi
cukup tenaga 4. Tawarkan dan Makanan dan asupan
berikan minuman cairan yang cukup akan
atau makanan memberi lebih banyak
kepada pasien energi dan mencegah
dehidrasi yang
memperlambat kontraksi
atau kontraksi tidak teratur
3 Dx 3 Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat Cemas yang berlebihan
tindakan kecemasan pasien dapat meningkatkan
keperawatan selama persepsi nyeri dan dapat
… x … jam mempunyai dampak
diharapkan cemas negatif pada proses
berkurang persalinan
Kriteria Hasil: 2. Beri dukungan Pasien dapat mengalami
 Pasien tampak moril dan peningkatan cemas atau
tenang informasikan kehilangan control bila
 Pasien tidak bahwa akan selalu dibiasakan tanpa perhatian
cemas, tegang, bersama pasien
dan gelisah selama proses
persalinan
3. Beri informasi Memudahkan pasien dalam
yang jelas dan memahami dan mengeti
bijaksana tentang proses persalinan sehingga
fisiologi kala I mengurangi kecemasan
4. Evaluasi pola Peningkatan kekuatan
kontraksi dan kontraksi uterus dapat
kemajuan meningkatkan kecemasan
persalinan
5. Jelaskan hasil Meningkatkan pemahaman
pemeriksaan dan pemecahan masalah
kepada pasien sehingga cemas teratasi
6. Beri tahu pasien Dapat mengurangi
tentang prosedur kecemasan
persalinan
7. Anjurkan keluarga Menenangkan pasien dan
untuk menemani mengurangi kecemasan
pasien

2. Kala II
No Dx. Kep Tujuan Intervensi Rasional
1 Dx 1 Setelah dilakukan 1. Identifikasi derajat Mengidentifikasi intervensi
tindakan ketidaknyamanan yang tepat
keperawatan selama dan sumbernya
… x … jam 2. Pantau dan catat Membantu identifikasi pola
diharapkan pasien aktivitas uterus kontraksi abnormal
dapat mengontrol pada setiap
nyeri kontraksi
Kriteria Hasil: 3. Berikan dukungan Menguatkan upaya yang
 Mengungkapkan dan infromasi telah dilakukan
penurunan nyeri yang berhubungan
 Menggunakan dengan persalinan
teknik yang tepat 4. Anjurkan pasien Upaya mengejan spontan
untuk agar mengatur yang tidak terus menerus
mempertahankan upaya untuk menghindari efek negative
control nyeri mengejan berkenaan dengan
penurunan kadar oksigen
ibu dan janin
5. Bantu pasien Posisi yang tepai
untuk memilih memudahkan kemajuan
posisi optimal persalinan
untuk mengejan
6. Kaji pemenuhan Meningkatkan
kandungan kemih, kenyamanna ,
kateterisasi bila memudahkan turunnya
terlihat distensi janin, menurunkan risiko
trauma kandung kemih
2 Dx 2 Setelah dilakukan 1. Catat tanggal dan Dalam 4 jam setela
tindakan waktu pecah ketuban pecah akan terjadi
keperawatan selama ketuban infeksi
… x … jam 2. Monitor TTV Peningkatan TTV dapat
diharapkan tidak menandakan infeksi
terjadi infeksi 3. Gunakan teknik Menurunkan risiko
Kriteria Hasil: aseptic pada kontaminasi
 Tidak ada tanda- persiapan dan
tanda infeksi peralatan
 Tidak terjadi 4. Lakukan Pemeriksaan vagina
demam pemeriksaan berulang dapat
 Cairan amniotik vagina hanya bila meningkatkan risiko
jernih, tidak sangat perlu infeksi endometrial
berwarna dan 5. Lakukan Membantu meningkatkan
tidak berbau perawatan perineal kebersihan, mencegah
setiap 4 jam terjadinya infeksi
3 Dx 3 Setelah dilakukan 1. Pantau TD dan Peningkatan curah jantung
tindakan nadi setiap 5 – 15 30 – 50 % mempengaruhi
keperawatan selama menit, perhatikan kontraksi uterus
… x … jam jumlah dan
diharapkan cardiac konsentrasi
output dalam batas haluaran urin
normal
Kriteria Hasil: 2. Anjurkan pasien Valsava maneuver yang
 Mempertahankan untuk inhalasi / lama dan berulang terjadi
TTV yang tepat ekhalasi selama bila pasien menahan nafas
terhadap tahap upaya mengejan saat mendorong terhadap
persalinan dengan glottis yang tertutup,
 Menunjukkan menggunakan akhirnya mengganggu
DJJ dan teknik glottis aliran balik vena dan
variabilitas dalam terbuka dan menurunkan curah jantung
batas normal menahan nafas
tidak lebih dari 5
detik
3. Pantau DJJ setelah Mendeteksi bradikardi
kontraksi atau janin dan hipoksia
upaya menejan berkenaan dengan
penurunan sirkulasi
maternal dan penurunan
perfusi plasenta yang
disebabkan oleh valsava
maneuver atau posisi yang
tidak tepat
4. Anjurkan pasien Posisi rekumben tegak dan
memilih posisi lateral mencegah oklusi
persalinan yang vena kava inferior dan
mengoptimalkan obstruksi aorta,
sirkulasi seperti mempertahankan aliran
rekumben lateral, balik vena dan mencegah
posisi fowler atau hipotensi
berjongkok
5. Atur infus IV Jalur IV harus tersedia
sesuai indikasi, pada kasus perlunya
pantau pemberian memperbaiki hipotensi
oksitosin dan atau menaikkan pemberian
turunkan obat kedaruratan
kecepatan bila
perlu

3. Kala III
No Dx Kep Tujuan Intervensi Rasional
1 Dx 1 Setelah dilakukan 1. Anjurkan pasien Membantu mengalihkan
tindakan untuk perhatian langsung dari
keperawatan selama menggunakan ketidaknyamanan,
… x … jam teknik relaksasi meningkatkan relaksasi
diharapkan nyeri dengan menarik
teratasi nafas dalam
Kriteria Hasil: 2. Ganti pakaian dan meningkatkan kenyamanan
 Mengungkapkan linen basah
penatalaksanaan / 3. Berikan selimut
Meningkatkan relaksasi
reduksi nyeri penghangat otot dan meningkatkan
 Wajah tampak perfusi jaringan,
tenang menurunkan kelelahan dan
 Wajah tampak meningkatkan rasa nyaman
rileks 4. Bantu dalam Penyambungan tepi-tepi
perbaikan memudahkan
episiotomy bila penyembuhan
perlu
2 Dx 2 Setelah dilakukan 1. Kaji tanda vital Efek samping oksitosin
tindakan sebelum dan yang sering terjadi adalah
keperawatan selama setelah pemberian hipertensi
… x … jam oksitosin
diharapkan tidak 2. Palpasi uterus, Menunjukkan relaksasi
terjadi kekurangan pehatikan uterus dengan perdarahan
cairan “ballooning” ke dalam rongga uterus
Kriteria Hasil:
3. Pantau tanda dan Hemoragi dihubungkan
 TTV dalam batas
gejala kehilangan dengan kehilangan cairan
normal
cairan berlebihan lebih besar dari 500 ml
 Nadi dapat teraba
atau syok dapat dimanifestasikan
 Kontraksi oleh peningkatan nadi,
adekuat dari penurunan TD, sianosis,
uterus dengan disorientasi, peka
kehilangan darah rangsang, dan penurunan
dalam batas kesadaran
normal 4. Tempatkan bayi di Penghisapan merangsang
payudara pasien pelepasan oksitosin dari
hipofisis posterior,
meningkatkan kontraksi
miometrik, dan
menurunkan kehilangan
darah
5. Catat waktu dan Lebih banyak waktu
mekanisme diperlukan bagi plasenta
pelepasan plasenta untuk lepas, dan lebih
banyak waktu di mana
miometrium tetap rileks,
lebih banyak darah hilang
6. Masase uterus Miometrium berkontraksi
perlahan setelah sebagai respons terhadap
pengeluaran rangsang taktil lembut,
plasenta karenanya menurunkan
aliran lochea dan
menunjukkan bekuan darah
7. Hindari menarik Kekuatan dapat
tali pusat secara menimbulkan putusnya tali
berlebihan pusat dan retensi fragmen
plasenta, meningkatkan
kehilangan darah
8. Kolaborasi Bila kehilangan cairan
pemberian cairan berlebihan, penggantian
melalui parenteral secara parenteral
membantu memperbaiki
volume sirkulasi dan
oksigenasi dari organ vital
9. Kolaborasi Meningkatkan efek
pemberian vasokonstriksi dalam
oksitosin melalui uterus untuk mengontrol
IM atau IV drip perdarahan pascapartum
diencerkan dalam setelah pengeluaran
larutan elektrolit plasenta
sesuai indikasi
3 Dx 3 Setelah dilakukan 1. Palpasi fundus Memudahkan pelepasan
tindakan uteri dan masase plasenta
keperawatan selama dengan perlahan
… x … jam 2. Masase fundus Menghindari rangsangan /
diharapkan tidak secara perlahan trauma berlebihan pada
terjadi cidera setelah fundus
Kriteria Hasil: pengeluaran
 Bebas dari cidera plasenta
maternal 3. Bersihkan vulva Menghilangkan
 Tidak ada tanda- dan perineum kemungkinan kontaminan
tanda perdarahan dengan air dan yang dapat mengakibatkan
 Kesadaran CM laurtan antiseptic infesi saluran asenden
steril, berikan selama periode pasca
pembalut partum
4. Rendahkan kaki Membantu menghindari
pasien secara regangan otot
simultan dari
pijakan kaki
5. Kolaborasi Meningkatkan
pemberian kontraktilitas miometrium
oksitosin IV, uterus
posisikan kembali
uterus di bawah
pengaruh anastesi,
dan berikan
ergonovin maleat
IM setelah
penempatan uterus
kembali
6. Kolaborasi Membatasi potensial
pemberian infeksi endometrial
antibiotic
profilatik

4. Kala IV
No Dx. Kep Tujuan Intervensi Rasional
1 Dx 1 Setelah dilakukan 1. Kaji sifat dan Membantu
tindakan derajatketidaknyam mengidentifikasi faktor –
keperawatan selama anan, jenis faktor yang memperberat
… x … jam melahirkan, sifat ketidaknyamanan nyeri
diharapkan nyeri kejadian intrapartal,
berkurang lama persalinan, dan
Kriteria Hasil: pemberian analgesia
 Pasien 2. Beri ucapan selamat Meningkatkan rasa puas,
melaporkan nyeri kepada pasien atas harga diri positif, dan
berkurang kelahiran bayinya kesejahteraan emosional
 Menunjukkan 3. Berikan informasi Informasi dapat
postur dan wajah yang tepat tentang mengurangi ansietas
rileks perawatan rutin berkenaan rasa takut
selama periode tentang ketidaktahuan,
pasca partum yang dapat memperberat
persepsi nyeri
4. Insepksi perbaikan Trauma dan edema
episiotomy atau meningkatkan derajat
laserasi, evaluasi ketidaknyamanan dan
penyatuan dapat menyebabkan stress
perbaikan luka, pada garis jahitan
perhatikan adanya
edema dan
hemorois
5. Anjurkan Meningkatkan rasa
penggunaan teknik kontrol dan dapat
pernafasan atau menurunkan beratnya
rileksasi ketidaknyamanan
berkenaan dengan
afterpain (kontraksi) dan
masase fundus
6. Berikan lingkungan Persalinan dan kelahiran
yang tenang merupakan proses yang
melelahkan. Dengan
ketenangan dan istirahat
dapat mencegah kelelahan
7. Kolaborasi Analgesik bekerja pada
pemberian analgetik pusat otak, yaitu dengan
sesuai indikasi menghambat
prostaglandin yang
merangsang timbulnya
nyeri
2 Dx 2 Setelah dilakukan 1. Tempatkan pasien Mengoptimalkan aliran
tindakan pada posisi darah serebral dan
keperawatan selama rekumben memudahkan pematauan
… x … jam fundus dan aliran vaginal
diharapkan volume 2. Kaji jenis Kaji manipulasi uterus
cairan adekuat persalinan dan atau masalah-masalah
Kriteria Hasil: anastesia, dengan pelepasan plasenta
 TTV dalam batas kehilangan darah dapat menimbulkan
normal pada persalinan dan kehilangan darah.
 Kontraksi uterus lama persalinan
kuat pada tahap II
umbilicus, aliran 3. Catat lokasi dan Aktivitas miometri uterus
lochea sedang konsistensi fundus menimbulkan hemostasis
dan tidak ada setiap 15 menit dengan menekan
bekuan pembuluh darah
 Menunjukkan endometrial. Fundus
perbaikan harus keras dan terletak di
umbilikus. Perubahan
episiotomy posisi dapat menandakan
kandung kemih penuh,
tertahannya bekuan darah
atau relaksasi uterus
4. Observasi jumlah, Membantu
warna darah yang mengidentifikasi laserasi
keluar dari uterus yang potensial terjadi
setiap 15 menit pada vagina dan servik
yang dapat
mengakibatkan aliran
berlebihan dan merah
terang. Atonia uteri dapat
meningkatkan aliran
lochea
5. Kaji penyebab Untuk dapat melakukan
perdarahan intervensi, apakah perlu
histerektomi karena ruptur
uteri, apakah perlu
oksitosin dan sebagainya
6. Kaji intake dan Untuk mengetahui jumlah
output cairan cairan yang masuk dan
keluar, dan untuk
menentukan jumlah cairan
yang harus diberikan, bila
perdarahan berlebihan
7. Beri cairan dan Untuk mengganti cairan
elektrolit peroral intravaskuler yang hilang
bila memungkinkan karena perdarahan
8. Kolaborasi Membantu
pemerikasaan Hb, memperkirakan jumlah
Ht pada kehilangan darah
pemeriksaan lab
yang harus
dilakukan segera
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito L. J. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.


Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Gary, dkk. 2006. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta: EGC.
Hanifah. 2011. Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal. Dimuat
dalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/laporan
pendahuluan-pada-pasien-dengan.html (Diakses tanggal 6 Oktober 2018).
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Retno, dkk. 2011. Buku Panduan Praktek Laboraturium: Keperawatan Maternitas.
Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Jenderal Achmad Yani. Yogyakarta.
Wiknjosastro, G. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Keperawatan Persalinan Normal.
Jakarta: ISBN.

Anda mungkin juga menyukai