PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Pelayanan keperawatan menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang menentukan
kwalitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Keberadaan perawat sangat berperan penting dalam
memberikan asuhan keperawatan pada situasi yang komplek secara berkesinambungan melibatkan klien,
keluarga maupun profesi atau tenaga kesehatan lain.
Manajemen merupakan pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu
kegiatan di organisasi, dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan
supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen
keperawatan sebagai proses, bekerja melalui anggota staf untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional. Proses keperawatan sejalan dengan manajemen
keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
professional sehingga diharapkan keduanya saling menopang. (Nursalam, 2014).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang dilakukan oleh anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara professional. Dalam hal ini seorang manajer keperawatan
dituntut untuk melakukan lima fungsi utama yaitu POAC agar dapat memberikan asuhan keperawatan
yang efektif dan efisien bagi pasien dan keluarganya (Nursalam 2002,Gillis, 1996 ). Proses manajemen
keperawatan dilaksanakan dalam tahap - tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian dan
pengendalian.
Kerangka konsep dasar manajemen dalam keperawatan adalah manajemen partisipatif yang berlandaskan
kepada paradigma keperawatan yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan. Dengan
demikian fokus perawatan adalah respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatan baik aktual
maupun potensial, sehingga lingkup garapan perawat adalah penyimpangan pemenuhan kebutuhan dasar
manusia .Proses manajemen satu unit pelayanan kesehatan mencakup manajemen asuhan dan
manajemen pelayanan, dimana kedua manajemen tersebut saling terkait dan terintegrasi.
Menurut Permenkes Nomer 1691/2011, Keselamatan Pasien adalah suatu sistem di rumah
sakit yang menjadikan pelayanan kepada pasien menjadi lebih aman, oleh karena
dilaksanakannya: asesmen resiko, identifikasi dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
tindakan medis atau tidak dilakukannya tindakan medis yang seharusnya diambil. Sistem
tersebut merupakan sistem yang seharusnya dilaksanakan secara normatif. Melihat
lengkapnya urutan mekanisme Keselamatan Pasien dalam PMK tersebut, maka, jika
diterapkan oleh manajemen rumah sakit, diharapkan kinerja pelayanan klinis rumah sakit
dapat meningkat serta hal-hal yang merugikan pasien (medical error, nursing error, dan
lainnya) dapat dikurangi semaksimal mungkin
Permenkes 1691 tahun 2011 tersebut menjelaskan tentang sasaran keselamatan pasien.
Pada sasaran keselamatan pasien sasaran 1 mengatur tentang ketepatan identifikasi pasien.
Identifikasi pasien dapat dilakukan melalui pesasangan gelang identitas yang bertuliskan
nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis.
Program pendidikan Profesi Ners pada stase manajemen keperawatan ini merupakan suatu
kegiatan belajar yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat
mengaplikasikan konsep atau teori yang telah didapat dalam pendidikan formal dalam
kenyataan di lapangan untuk mengelola suatu sistem pelayanan keperawatan maupun
asuhan keperawatan. Berdasarkan latar belakang di atas maka mahasiswa melakukan
praktek manajemen keperawatan di RS Tebet khususnya di ruang perawatan lantai 4 lama
(4A) untuk melihat penerapan manajemen keperawatan. Pada kegiatan observasi saat
praktik, mahasiswa menemukan masih belum optimalnya kepatuhan perawat dalam
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), sehingga mahasiswa tertarik untuk memilih pilot
projek tentang penggunaan APD.
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan selama 15 hari di ruang lantai 4 lama (4A) RS
Tebet, mahasiswa mampu menerapkan proses manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan selama 15 hari, mahasiswa
mampu mencapai kompetensi manajemen keperawatan yang meliputi:
a. Melakukan pengkajian situasi di unit rawat inap lantai 4 lama (4A) RS Tebet
sebagai dasar untuk menyusun rencana strategi dan operasional tentang kepatuhan
penggunaan APD.
b. Menentukan alternatif pemecahan masalah di unit rawat inap lantai 4 lama (4A)
RS Tebet dengan mengimplementasikan penggunaan APD.
c. Memberikan pengarahan di unit rawat inap lantai 4 lama (4A) RS Tebet tentang
prosedur penggunaan APD.
d. Mengevaluasi proses penerapan penggunaan APD.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan keperwatan yang memprioritaskan
keselamatan pasien melalui penerapan proses identifikasi pasien
Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan meningkat
2. Bagi ruang perawatan
Melalui praktek profesi manajemen keperawatan, dapat diketahui masalah-masalah
yang ada di RS Tebet terutama ruang rawat inap Lt.4 A dan penyelesaiannya
Tercapai tingkat kepuasan kerja yang optimal
Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengn perawat, perawat dengan tim
kesehatan, dan perawat dengan pasien serta keluarganya
Tumbuh dn terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawatBagi mahasiswa
Tercapainya pengalaman dalam penerapan proses menejemen keperawatan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan
standar prestasi kerjatertentu, dan para profesional harus ditentukan suatu kode etik
yang kuat.
Terry (2005: 1) memberi pengertian manajemen yaitu suatu proses atau kerangka
adalah pengguna waktu yang efektif, keberhasilan rencana perawat manajer klinis,
4
yang mempunyai teori atau sistematik dari prinsip dan metode yang berkaitan pada
instusi yang besar dan organisasi keperawatan di dalamnya, termasuk setiap unit.
Teori ini meliputi pengetahuan tentang misi dan tujuan dari institusi tetapi dapat
(Swanburg, 2000).
tingkatan yaitu:
keterampilan berfikir.
2. Fungsi-fungsi Manajemen
a. Planning (Perencanaan)
Dengan tugas ini seorang pemimpin akan mempunyai pedoman untuk melakukan
supervisi dan evaluasi serta dapat menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh
5
b. Organizing (Pengorganisasian)
sumber data yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien
ketrampilan yang mereka miliki sesuai dengan dukungan sumber daya yang
tersedia.
3. Unsur Manajemen
antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, dan untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas.
a. Man (Ketenagaan)
6
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling utama dan menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia juga yang melakukan proses untuk
mencapai tujuan. Tanpa adanya manusia tidak ada proses kerja, yang pada
dasarnya manusia adalah makhluk pekerja. Dalam suatu aktivitas selalu terkait
b. Money (Keuangan)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan
alat tukar dan digunakan sebagai alat pengukur nilai. Besar kecilnya hasil kegiatan
dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu,
uang merupakan alat (tool) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala
Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang akan dibutuhkan dan harus dibeli serta
berapa hasil yang akan dicapai dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi.
Dalam manajeman, uang adalah hal yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
untuk mencapai tujuan. Materi yang terdiri dari bahan setengah jadi atau raw
material dan juga bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih
baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan
d. Machines (Mesin)
7
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan
e. Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja
yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan, sebuah metode saat dinyatakan
sebagai penetapan cara pelaksanaan suatu kerja suatu tugas dengan memberikan
tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Tetapi meskipun
metode baik sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak
f. Market (Pasar)
Penguasaan pasar memiliki peran penting untuk menyebarkan hasil produksi yang
tetap menjaga dan memperhatikan kualitas dan harga barang. Memasarkan produk
tersebut. Pasar adalah tempat dimana menjual barang dan jasa – jasa yang telah
dihasilkan.
8
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
meminimalkan resiko (Depkes 2008).
B. Sasaran Keselamatan Pasien Terdiri Dari :
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Kesalahan karena keliru pasien sebenarnya terjadi di semua aspek diagnosis dan
pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya error / kesalahan dalam
mengidentifikasi pasien adal ah pasien yang dalam keadaan terbius / tersedasi,
mengalami dis-orientasi, atau tidak sadar sepenuhnya; mungkin bertukar tempat
tidur, kamar, lokasi di dalam rumah sakit atau akibat situasi lain.
9
e. Syarat pemberian obat-obat yang perlu diwaspadai adalah mampu melakukan
monitoring efek samping, tersedia protokol pengelolaan efek samping dan
tersedia antidotumnya.
10
a. Kebersihan tangan merupakan proses membersihkan tangan dengan menggunakan
sabun dan air yang menghalir (hand wash) atau dengan menggunakan antiseptik
berbasis alkohol (hand rub)
b. Semua orang yang berada di RS wajib menjaga dan melaksanakan kebersihan
tangan
c. Rumah Sakit memfasilitasi sarana prasarana kebersihan tangan yang dibutuhkan.
11
BAB III
ANALISA SITUASI
A. Profil RS Tebet
1. Visi RS Tebet
”Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh yang baik dan bermutu bagi
masyarakat”.
2. Misi RS Tebet
a. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia diseluruh unit rumah sakit
dalam hal keterampilan dan perilaku yang penuh kasih.
b. Mengembangkan pelayanan berstandar internasional dan memanfaatkan peralatan
modern sesuai teknologi kedokteran.
c. Mengembangkan sarana fisik yang baik untuk menunjang pelayanan rumah sakit.
d. Mengembangkan sistem pendidikan kesehatan didukung pengajar yang kompoten
dan sarana penunjang lainnya.
2. Falsafah RS Tebet
Rumah Sakit Tebet adalah rumah sakit swasta yang bekerja sama dengan pemerintah
dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dan kesejahteraan rakyat
yang dilaksanakan tanpa membedakan suku, bangsa, ras, dan tingkat sosial ekonomi
masyarakat yang dilayani.
3. Tujuan RS Tebet
a. Mewujudkan pelayanan kesehatan secara menyeluruh yang sesuai dengan standar.
b. Mengembangkan usaha pelayanan Rumah Sakit.
12
c. Memiliki sumberdaya Manusia yang bermutu, berketrampilan, berpengalaman,
dan sejahtera.
1. Fungsi RS Tebet
a. Melaksanakan upaya pelayanan medis, pelayanan penunjang medik, pelayanan
perawatan dan pelayanan kesehatan.
b. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian.
c. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan Rumah Sakit Tebet.
2. Motto RS Tebet
“Memberikan pelayanan Cepat, Tepat, Aman, Tuntas dan Nyaman”.
14
metode asuhan yang perawat memegang tanggung
digunakan adalah metode jawab masing-masing
tim tetapi dalam (fungsional)
pelaksanaannya bersifat
fungisional
Pendokumentasian askep Menurut kepala Ruangan, Format asuhan keperawatan
asuhan keperawatan belum lengkap, hanya ada
didoumentasikan pada format pengkajian rawat
format yang telah ada inap, diagnosa keperawatan
dan SOAP ditulisan di CPPT
Format NCP dan SOAP
belum ada
Pengaturan jadwal dinas/ Menurut Kepala Ruangan Pada daftar dinas, perawat
metode penugasan penghitungan kebutuhan dibagi dalam 3 shift, yaitu:
tenaga perawat belum pagi 3 + 1 karu, sore 3,
menggunakan rumus malam 2, L/CT/LM 3
tertentu dan jadwal dinas
diatur sesuai tenaga yang
ada
Pengorganisasian menurut kepala rungan observasi didapatkan pada
perawatan klien didapatkan data bahwa jadwal dinas perawat dibagi
metode penugasan yang dalam dua tim, di papan
ada menggunakan metode display daftar pasien setiap
tim dengan membentuk perawat dibagi untuk
dua tim tanggungjawab pasien
masing-masing, namun pada
pelaksanaannya masing-
masing perawat menjalankan
fungsinya masing-masing
dan bertanggungjawab pada
katim
Fungsi pengarahan
Penilaian kinerja Menurut kepala ruangan -
penilaian kinerja dilakukan
setiap tahun, buku raport
ada untuk masing-masing
perawat dan diisi jika ada
kesalahan saja
Pendelegasian Pendelegasian dilakukan
secara lisan
Fungsi Pengendalian
Program pengendalian Menurut kepala ruangan Tidak ada dokumen
mutu belum ada program pengendalian mutu
pengendalian mutu yang
dilakukan di ruangan
Pelaksanaan SPO dan SAK Menurut kepala ruangan Tidak ada SPO dan SAK di
SPO dan SAK sudah ada, ruangan
tetapi sedang direvisi
Inventarisasi alat medis dan Menurut Kepala ruangan Buku inventaris ada hanya
non medis inventaris alat ada tetapi tertera jumlah barang,
pelaksanaan inventarisasi setiap hari
15
inventarisasinya tidak rutin sekali dan hanya sampai
bulan September 2016
Fungsi sebagai agen perubahan
Pembuangan sampah Tempat sampah belum model
injak, tulisan pada tempat
sampah tidak ada,
Humidifier O2 Humidifier tidak dibersihkan
secara berkala, saat tidak
digunakan tetap terpasang di
kamar dan air tidak dibuang
Format asuhan Format asuhan keperawatan
keperawatan belum lengkap, hanya ada
pengkajian rawat inap dan
SOAP ditulis di CPPT
Sprei untuk tempat tidur Sprei sudah selalu terpasang
pasien baru pada tempat tidur pasien
meskipun kosong tetapi tidak
ada penutupnya sehingga
mudah terkena debu
Pelaksanaan cuci tangan Pelaksanaan five moment
dan enam langkah cuci
tangan oleh petugas belum
dijalankan
Pasien dan keluarga tidak
diedukasi ttg cuci tangan
Di kamar pasien tidak ada
wastafel di dekat pintu masuk
dan handrub di pintu masuk
dan setiap bed pasien
Gelang identitas pasien dan Dari 21 pasien yang Gelang identitas sudah ada,
tanda resiko jatuh diwawancara, semua tulisan yang ada di gelang
pasien mengatakan pada lebih dari standar yang
saat pemasangan tidak diwajibkan,
dijelaskan fungsi dari
gelang identitas tersebut
Sistem operan/hand over Pada saat operan, materi
yang dioperkan lebih ke
instruksi medis sedangkan
asuhan keperawatan tidak
dibahas
2. Analisa SWOT
Strenght 1. Perangkat (gelang identitas) sudah tersedia dan sudah diterapkan
2. Pengetahuan perawat tentang gelang identitas baik (berdasarkan
kuisioner yang telah diedarkan
Weakness 1. Kebijakan RS Tebet (pada gelang pasien tertera nama pasien, nama
dokter, kamar, ruangan, umur, jaminan, tanggal masuk, tanggal lahir)
2. RS Tebet belum dialakukan survey akreditasi versi 2012
3. Pada struktur organisasi, Keperawatan belum berdiri sendiri, masih
dibawah Direktur medis
16
Opportunity 1. PMK RI Nomor. 1691/MENKES/PER/VIII/2001 tentang
keselamatan pasien rumah sakit
SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
Standar SKP I Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk
memperbaiki/ meningkatkan ketelitian identifikasi pasien
Elemen penilaian sasaran I :
Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien (nama,
tanggal lahir, no RM)
2. Tuntutan akreditasi versi 2012 bahwa keselamatan pasien adalah
prioritas
3. Adanya kebijakan BPJS bahwa rumah sakit yang bekerjasama
dengan BPJS harus terakreditasi
3. Perumusan masalah
NO MASALAH ALTERNATIF PENYELESAIAN
1 Belum display visi misi diruangan Memasang visi misi diruangan
2 Belum adanya program kerja diruangan Membuat program kerja diruangan
3 Belum adanya display struktur Memasang display struktur organisasi
organisasi diruangan diruangan
4 Metodeh asuhan yang belum optimal Meng optimalkan metodeh asuhan
5 Belum lengkapnya format asuhan Melengkapi format asuhan
keperawatan keperawatan
6 Penghitungan ketenagaan keperawatan Membuat perencanaan ketenagan
yang sesuai dengan rumus ketenaga yang mengacu pada rumus yang ada
kerja
7 Pemanfaatan buku rapot kariyawan Mengoptimalkan buku rapot
yang belum optimal kariyawan
8 Belum adanya program pengendalian Mengadakan program pengendalian
mutu ruangan mutu ruangan yang mengacuh pada
program rumah sakit
9 Pelaksanaan SPO dan SAK yang belum Revisi sosialisasi dan evaluasi
optimal pelaksanaan SPO dan SAK secara
berkala
10 Pembuangan sampah yang belum Penyedian tempat sampah yang
17
sesuai standar, mencantumkan tulisan
disetiap tempat sampah sesuai dengan
fungsinya
11 Tidak adanya cover untuk tempat tidur Menyediakan cover bed untuk pasien
pasien baru yang telah disiapkan baru
12 Belum terlaksanakan prosedur cuci Mengadakan pelatihan cuci tangan
tangan dengan benar yang benar untuk petugas rumah sakit,
membuat leaflet cuci tangan untuk
edukasi kepada pasien dan kelurga
13 Prosedur pemasangan gelang identitas Perbaikan prosedur pemasangan
yang belum sesuai dengan standar gelang identifikasi sesuai standar
14 System operan yang belum optimal Memperbaiki system operan
4. Plan Of Action
Kegiatan Waktu Tempat Sasaran Hasil yang diharapkan
Konsultasi Jumat, 03 Ruang - Adanya pengarahan dari
dengan Februari Lt. 3 RS pembimbing
pembimbing 2017 Tebet
Koordinasi Selasa, 07 Ruang - Terjadinya kesepahaman
dengan Februari Lt. 4 A, dengan Kepala Ruangan
Kepala 2017 RS Tebet tentang projek yang akan
Ruangan diambil
tentang
projek yang
akan diambil
dan rencana
penyebaran
kuisioner
Kordinasi Kamis, 09 Ruang - Terjadinya kesepahaman
dengan Februari Lt. 4, RS dengan Kabid Keperawatan
Kabid 2017 Tebet tentang projek yang akan
Keperawatan diambil
tentang
projek dan
rencana trial
Sosialisasi Selasa, 14 RS Tebet Kabid, - Tersosialisasinya materi
tentang Februari Karu dan (Prosedur pemasanagn gelang
18
pemasangan 2017 perwakila identitas, resiko jatuh, alergi
gelang n perawat dan DNR
identitas dari RS
Tebet
Role Play Selasa, 14 RS Tebet Kabid, - Prosedur pemasanagn gelang
SOP Februari Karu dan identitas, resiko jatuh, alergi
pemasangan 2017 perwakila dan DNR dapat dipahami dan
gelang n perawat dimengerti oleh peserta dan
identitas, pin dari RS dapat diterapkan
resiko jatuh, Tebet
alergi dan
DNR
5. Penyelesian Masalah
Dilakukan pemaparan materi/sosialisasi tentang prosedur pemasangan gelang
identitas dan asesmen resiko jatuh, alergi dan DNR kepada Kabid Keperawatan,
Kepala Ruangan dan perwakilan perawat dari semua unit.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Penyelesaian
Rumah sakit harus menyelenggarakan standar keselamat pasien di rumah sakit.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/ Menkes/
Per/ Viii/ 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit rumah sakit. Kepedulian
untuk indentifikasi pasien secara benar telah dibuktikan dalam National Patient Safety
Goals tahun2003, identifikasi pasien merupakan sasaran keselaatan pasien yang
pertama. Oleh karena itu setiap rumah sakit wajib untuk menerapkan Patient Safety,
dalam hal panduan identifikasi pasien disebutkan bahwa semua pasien rawat inap dan
pasien yang akan menjalani prosedur harus diidentifikasi dengan benar saat msuk
rumah sakit dan selama perawatannya. Pasien rawat inap harus menggunaka gelang
identitas dengan minimal tiga data yang tercantuk dalam gelang tersebut (Nama Pasien,
Tanggal Lahir / Umur, Nomer Rekam Medis). sesuai dengan standar yang ada.
2. Analisa
Karena keterbatasan mahasiswa memanage waktu untuk menyelesaikan pojek ini maka
pelaksanaan prosedur identifikasi yang benar dilanjutkan oleh pihak RS Tebet. Data
diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa dengan membagikan
kuesioner kepada perawat di ruangan perawatan lantai 3 dan 4A. kuesioner yang
diedarkan sebanyak 21 kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 11 pertanyaan yang
berisi tentang pengetahuan, sikap dan perilaku perawat dalam melaksanakan prosedur
gelang identifikasi pasien.
Dari hasil wawancara ini menunjukan gambaran tentang:
Tingkat pendidikan perawat. Tingkat pendidikan tertinggi perawat adalah profesi Ners
sebanyak 2 orang / 9,5%, pendidikan S1 keperawatan 2 orang / 9,5, D3 17 orang /
81,0%,
21
Pengetahuan perwatan tentang keselamatan pasien berhubungan dengan
pengidentifikasi pasien (gelang identitas pasien) menunjukan bahwa perawat diruangan
100 % mempunya pengetahuan yang baik
Gambaran sikap perawat tentang identifikasi pasien, 19 orang perawat / 90,5%
mempunyai sikap baik dan 2 orang / 9,5% bersikap kurang
Gambaran perilaku perawat 19 orang 90,5 berperilaku baik dan 2 orang / 9,5%
berperilaku kurang.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. RS tebet sudah menerapkan pemakaian gelang identitas pasien, tetapi isi tulisannya
masih terlalu banyak.
2. Pin penanda resiko jatuh, alergi dan DNR sudah ada tetapi blom diterapkan secara
optimal.
3. Belum ada SPO pemasangan gelang identitas, pin resiko njatuh, alergi dan DNR.
4. Belum ada format asesmen resiko jatuh.
B. Saran
1. Perlu dipertimbangkan untuk revisi isi tulisan pada gelang identitas pasien.
2. SPO pemasangan gelang identitas perlu segera dibuat, disosialisasikan dan dievaluasi
pelaksanannya di ruangan.
3. Format assesmen resiko jatuh segera dibuat, disosialisasikan dan dievaluasi
pelaksanannya di ruangan sehingga pin yang ada dapat diterapkan secara optimal
23
24