Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas I


Pembimbing : Neti Mustikawati, M.Kep., Sp.Kep.An.

Disusun Oleh :

WARIH MAHARDINI

(17.1402.S)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL

A. PENGERTIAN PERSALINAN NORMAL


Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh
ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan
progresif pada serviks, dan diakhiri kelahiran plasenta. (Varney, 2008)

B. ETIOLOGI PERSALINAN NORMAL


Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti/jelas.
Terdapat beberapa teori antara lain :
1. Penurunan Kadar Progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan
kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron
dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun
sehingga timbul his.
2. Teori Oksitosin
Di akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Karenanya timbul kontraksi otot-otot rahim.
3. Keregangan Otot-otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingan teregan oleh karena
isinya bertambah maka akan timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula
dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan makin
rentan.
4. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin juga memegang peranan oleh karena pada
anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5. Teori Prostaglandin
Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 dan E2 yang diberikan secara
intravena, intra dan ekstraaminal menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur
kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik
dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu hamil sebelum melahirkan atau selama
persalinan.

C. FISIOLOGI PERSALINAN NORMAL


1. Perubahan Fisiologis pada Kala I
a. Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama terjadinya kontraksi (sistole rata-rata naik) 10-20
mmHg, diastole naik 5-10 mmHg. Antara kontraksi, tekanan darah kembali seperti saat
sebelum persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas juga akan meningkatkan tekanan darah.
b. Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara berangsur-angsur
disebabkan karena kecemasan dan aktivitas otot skeletal, peningkatan ini ditandai
dengan adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, curah jantung (cardiac output),
pernafasan dan kehilangan cairan.
c. Suhu Tubuh
Oleh karena adanya peningkataan metabolisme, maka suhu tubuh sedikit meningkat
selama persalinan. Selama dan setelah persalinan akan terjadi peningkatan, jaga agar
peningkatan suhu tidak lebih dari 10C.
d. Detak Jantung
Oleh karena adanya peningkatan metabolisme, detak jantung akan meningkat secara
dramatis selama kontraksi.
e. Pernafasan
Oleh karena terjadinya peningkatan metabolisme, maka terjadi sedikit peningkatan laju
pernafasan yang dianggap normal, hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan
bisa menyebabkan alkalosis.
f. Ginjal
Poliuri sering terjadi selama proses persalinan, mungkin dikarenakan adanya
peningkatan cardiac output, peningkatan filtrasi glomerulus, dan peningkatan aliran
plasma ginjal. Proteinuria yang sedikit dianggap normal dalam persalinan.
g. Gastrointestinal
Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara substansi berkurang sangat
banyak selama persalinan. Selain itu, berkurangnya pengeluaran getah lambung
menyebabkan aktivitas pencegahan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi
sangat lambat, cairan tidak terpengaruh dan meninggalkan perut dalam waktu biasa.
h. Hematologi
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan akan kembali
sebelum persalinan sehari pascapersalinan, kecuali terdapat perdarahan postpartum.
Waktu koagulasi darah akan berkurang dan terjadi peningkatan plasma. Gula darah akan
berkurang, kemungkinan besar disebabkan karena peningkatan kontraksi uterus dan
otot-otot tubuh.
2. Perubahan Fisiologis Pada Kala II
His terkoordinasi kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin
telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar
panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa ingin meneran. Karena tekanan rektum,
ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu terjadinya
his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum meregang. Dengan his
meneran yang terpimpin, maka akan lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin.
3. Perubahan Fisiologis Kala III
Otot uterus menyebabkan berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah
lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan implantasi plasenta
karena tempat implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah.
Oleh karena itu plasenta akan menekuk, menebal, kemudian terlepas dari dinding uterus.
Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.
4. Perubahan Fisiologis Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah proses tersebut. Observasi
yang harus dilakukan pada kala IV:
a. Tingkat Kesadaran
b. Pemeriksaan Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, dan pernafasan
c. Kontraksi uterus
d. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak
melebihi 400-500 cc

D. TANDA DAN GEJALA PERSALINAN NORMAL


1. Tanda-tanda Permulaan Persalinan
a. Lightening atau setting atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin.
d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari
uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”.
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah (bloody show).
2. Tanda-tanda Inpartu
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG PERSALINAN NORMAL


1. Peneriksaa laboratorium rutin (Hb dan urinalisis serta protein urine)
2. Pemeriksaan laboratorium khusus
3. Pemeriksaan ultrasonografi
4. Pemantauan janin dengan kardiotokografi
5. Amniosentesis dan Kariotiping

F. PENATALAKSANAAN PERSALINAN NORMAL


1. Penatalaksanaan Kala I
a. Memberikan dukungan emosional, dan psikososial.
b. Mengatur posisi, dengan miring kiri.
c. Pemenuhan nutrisi, dan cairan sebagai tenaga.
d. Mempersiapkan ruangan untuk bersalin dan kelahiran bayi.
e. Mempersiapkan perlengkapan, bahan-bahan, obat-obatan bila diperlukan.
f. Mempersiapkan rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
g. Melakukan pencegahan infeksi.
h. Persiapan persalinan.
2. Penatalaksanaan Kala II
a. Memantau tanda dan gejalan kala II.
b. Memberikan dukungan emosional dan psikososial.
c. Pemenuhan nutrisi dan cairan sebagai cadangan energi.
d. Melakukan pencegahan infeksi.
e. Mengatur posisi ibu : jongkok, menungging, tidur miring, setengah duduk.
f. Menjaga kandung kemih tetap kosong.
g. Pantau kemajuan persalinan : kontraksi uterus atau his (frekuensi, kekuatan dan durasi),
kekuatan mengejan ibu.
h. Pantau kondisi ibu : periksa tensi dan nadi setiap 30 menit, status hidrasi, perubahan
sikap/ perilaku ibu.
i. Pantau kondisi janin : periksa DJJ tiap 5 menit (lebih sering dengan makin dekatnya
kelahiran), penurunan presentasi dan perubahan posisi, warna cairan tertentu.
3. Penatalaksanaan Kala III
a. Pemberian suntikan oksitosin IM dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir.
b. Melakukan penegangan tali pusat terkendali, agar segera terjadi separasi plasenta.
c. Masase fundus uteri setelah plasenta lahir
4. Penatalaksanaan Kala IV
a. Ganti baju ibu dengan baju bersih dan kering. Pasang pispot datar dan lebar pada bagian
bokong untuk memantau darah yang keluar.
b. Tutup perut bawah dan tungkai dengan selimut.
c. Pantau tanda vital, kontraksi uterus, tinggi fundus, status kandung kemih dan perdarahan
tiap 15 menit hingga 2 jam pasca kala III. Lakukan estimasi jumlah perdarahan.
d. Masase uterus untuk membuat kontraksi uterus tetap baik tiap 15 menit selama 1 jam
pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua kala IV.
e. Beri obat-obatan yang diperlukan dan minum secukupnya.
f. Bila setelah 2 jam kondisi ibu stabil dan tidak ada komplikasi, pasangkan pembalut dan
celana dalam. Pakaikan kain dan selimuti ibu. Pindahkan ibu ke ruang perawatan dan
lakukan rawat gabung dengan bayinya sesegera mungkin.

G. KOMPLIKASI PADA PERSALINAN NORMAL


1. Komplikasi pada kala satu dan kala dua persalinan menurut Varney (2008) adalah :
a. Riwayat seksio caesaria sebelumnya
b. Persalinan atau kelahiran prematur
c. Amnionitis dan karioamnionitis
d. Prolaps tali pusat
e. Disporposi sefalopelvik
f. Disfungsi uterus
g. Disfungsi uterus hipertonik
2. Komplikasi pada kala tiga persalinan
a. Plasenta tertinggal
b. Perdarahan kala tiga
c. Retensio plasenta
d. Insersio uterus
3. Komplikasi pada kala empat persalinan : perdarahan post partum
H. PENGKAJIAN FOKUS PADA PERSALINAN NORMAL
1. Anamnesis, tanyakan pada ibu:
a. Nama, umur dan alamat
b. Gravida dan para
c. Hari pertama haid terakhir
d. Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)
e. Riwayat alergi obat-obatan tertentu
f. Riwayat kehamilan yang sekarang:
1) Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan antenatal? Jika ya, periksa kartu asuhan
antenatalnya (jika mungkin).
2) Pernahkah ibu mendapat masalah selama kehamilannya (misalnya; perdarahan,
hipertensi, dll)?
3) Kapan mulai kontraksi?
4) Apakah kontraksi teratur? Seberapa sering kontraksi terjadi? Apakah kontraksi
makin lama makin kuat dan sering?
5) Apakah ibu masih merasakan gerakan bayi? Apakah bayi dirasakan bergerak lebih
aktif atau kurang aktif ?
6) Apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, apa warna cairan ketuban? Apakah
kental atau encer? Kapan saat selaput ketuban pecah? (Periksa perineum ibu untuk
melihat air ketuban di pakaian dalamnya).
7) Apakah keluar cairan bercampur darah dari vagina ibu? Apakah berupa bercak atau
darah segar per vaginam? (Periksa perineum ibu untuk melihat darah segar atau
lendir bercampur darah di pakaian dalamnya).
8) Kapan ibu terakhir kali makan atau minum?
9) Apakah ibu mengalami kesulitan untuk berkemih?
g. Riwayat kehamilan sebelumnya:
1) Apakah ada masalah selama persalinan atau kelahiran sebelumnya (bedah sesar,
persalinan dengan ekstraksi vakum atau forseps, induksi oksitosin, hipertensi yang
diinduksi oleh kehamilan, preeklampsia/eklampsia, perdarahan pascapersalinan)?
2) Berapa berat badan bayi yang paling besar yang pernah ibu lahirkan?
3) Apakah ibu mempunyai bayi bermasalah pada kehamilan/persalinan sebelumnya?
h. Riwayat medis lainnya (masalah pernapasan, hipertensi, gangguan jantung, berkemih
dll).
i. Masalah medis saat ini (sakit kepala, gangguan penglihatan, pusing atau nyeri
epigastrium bagian atas). Jika ada, periksa tekanan darahnya dan protein dalam urin ibu.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Abdomen
1) Menentukan tinggi fundus
2) Memantau kontraksi uterus
3) Memantau denyut jantung janin
4) Menentukan letak dan presentasi
5) Menentukan penurunan bagian terbawah janin
b. Pemeriksaan Dalam
Periksa dalam memegang peranan penting dalam penanganan persalinan. Hal yang
harus dinilai adalah :
1) Genitalia eksterna.
2) Cairan vagina dan tentukan apakah ada lendir darah, perdarahan per vaginam atau
mekonium. Jika ada perdarahan pervaginam, jangan lakukan pemeriksaan dalam,
jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban.
3) Nilai vagina. Luka parut di vagina mengindikasikan adanya riwayat robekan
perineum atau tindakan episiotomi sebelumnya. Hal ini merupakan informasi penting
untuk menentukan tindakan pada saat kelahiran bayi.
4) Nilai pelunakan serviks, arah, pembukaan dan penipisan serviks
5) Pastikan tali pusat dan/atau bagian-bagian kecil (tangan atau kaki) tidak teraba pada
saat melakukan periksa dalam.
6) Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian tersebut telah
masuk ke dalam rongga panggul, serta keseimbangan kepala panggul.
7) Jika bagian terbawah adalah kepala, pastikan penunjuknya (ubun-ubun kecil, ubun-
ubun besar atau fontanela magna) dan celah (sutura) sagitalis untuk menilai derajat
penyusupan atau tumpang tindih tulang kepala dan apakah ukuran kepala janin sesuai
dengan ukuran jalan lahir.

I. FOKUS INTERVENSI PADA PERSALINAN NORMAL


1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan
a. Kaji kontraksi uterus dan ketidaknyamanan (awitan, frekuensi, durasi, intensitas,
dan gambaran ketidaknyamanan)
b. Rasional : untuk mengetahui kemajuan persalinan dan ketidaknyamanan yang
dirasakan ibu
c. Kaji tentang metode pereda nyeri yang diketahui  dan dialami
d. Rasional : nyeri persalinan bersifat unik dan berbeda–beda tiap individu. Respon
terhadap nyeri sangat tergantung budaya, pengalaman terdahulu dan serta
dukungan emosional termasuk orang yang diinginkan
e. Kaji faktor yang dapat menurunkan toleransi terhadap nyeri
f. Rasional :mengidentifikasi jalan keluar yang harus dilakukan
g. Kurangi dan hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri
h. Rasional : tidak menambah nyeri klien
i. Jelaskan metode pereda nyeri yang ada seperti relaksasi, massage, pola
pernafasan, pemberian posisi, obat–obatan
j. Rasional : memungkinkan lebih banyak alternative yang dimiliki oleh ibu, oleh
karena dukungan kepada ibu untuk mengendalikan rasa nyerinya
k. Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi ingin di tempat
tidur anjurkan untuk miring ke kiri
l. Rasional : nyeri persalinan bersifat sangat individual sehingga posisi nyaman
tiap individu akan berbeda, miring kiri dianjurkan karena memaksimalkan curah
jantung ibu
m. Beberapa teknik pengendalian nyeri Relaksasi Massage
n. Rasional : Bertujuan untuk meminimalkan aktivitas simpatis pada system
otonom sehingga ibu dapat memecah siklus ketegangan-ansietas-nyeri. Massage
yang lebih mudah diingat dan menarik perhatian adalah yang dilakukan orang
lain.
2. Kelelahan  berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan
metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
a. Kaji tanda–tanda vital yaitu nadi dan tekanan darah
Rasional : nadi dan tekanan darah dapat menjadi indikator terhadap status hidrasi
dan energi ibu.
b. Anjurkan untuk relaksasi dan istirahat di antara kontraksi
Rasional : mengurangi bertambahnya keletihan dan menghemat energi yang
dibutuhkan untuk persalinan
c. Sarankan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu
Rasional : dukungan emosional khususnya dari orang–orang yang berarti bagi
ibu dapat memberikan kekuatan dan motivasi bagi ibu
d. Sarankan keluarga untuk menawarkan dan memberikan minuman atau makanan
kepada ibu
Rasional : makanan dan asupan cairan yang cukup akan memberi lebih banyak
energi dan mencegah dehidrasi yang memperlambat kontraksi atau kontraksi
tidak teratur.
3. Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan, kesulitan
dengan plasenta.
a. Palpasi fundus uteri dan masase perlahan
Rasional : Memudahkan pelepasan plasenta.
b. Masase fundus secara perlahan setelah pengeluaran plasenta
Rasional : Menghindari rangsangan/trauma berlebihan pada fundus.
c. Kaji irama pernapasan dan pengembangan.
Rasional : Pada pelepasan plasenta. Bahaya ada berupa emboli cairan amnion
dapat masuk ke sirkulasi maternal, menyebabkan emboli paru.
d. Bersihkan vulva dan perineum dengan air larutan antiseptik, berikan pembalut
perineal steril.
Rasional : Menghilangkan kemungkinan kontaminan yang dapat mengakibatkan
infesi saluran asenden selama periode pasca partum.
e. Rendahkan kaki klien secara simultan dari pijakan kaki
Rasional : Membantu menghindari regangan otot.
f. Kaji perilaku klien, perhatikan perubahan SSP.
Rasional : Peningkatan tekanan intrakranial selama mendorong dan peningkatan
curah jantung yang cepat membuat klien dengan aneurisme serebral sebelumnya
berisiko terhadap ruptur.
g. Dapatkan sampel darah tali pusat untuk menetukan golongan darah.
Rasional : Bila bayi Rh-positif dan klien Rh-negatif, klien akan menerima
imunisasi dengan imun globulin Rh (Rh-Ig) pada pasca partum.
h. Gunakan bantuan ventilator bila diperlukan.
Rasional : Kegagalan pernapasan dapat terjadi mengikuti emboli amnion atau
pulmoner.
i. Berikan oksitosin IV, posisikan kembali uterus di bawah pengaruh anastesi dan
berikan ergonovin maleat (ergotrat) setelah penemapatan uterus kembali. Bantu
dengan tampon sesuai dengan indikasi.
Rasional : Meningkatkan kontraktilitas miometrium uterus.
j. Berikan antibiotik profilatik.
Rasional : Membatasi potensial infeksi endometrial.
4. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi/peningkatan perkembangan
anggota keluarga.
a. Anjurkan pasien untuk menggendong, menyentuh, dan memeriksa bayi
Rasional : Jam-jam pertama setelah kelahiran memberikan kesemaptan untuk
terjadinya ikatan keluarga, karena ibu dan bayi secara emosional saling
menerima isyarat yang menimbulkan kedekatan dan penerimaan.
b. Anjurkan ayah untuk menyentuh dan menggendong bayi dan membantu dalam
perawatan bayi, sesuai kondisi.
Rasional : Membantu memfasilitasi ikatan / kedekatan di antara ayah dan bayi.
Ayah yang secara aktif berpartisipasi dalam proses kelahiran dan aktivitas
interaksi pertama dari bayi, secara umum menyatakan perasaan ikatan khusus
pada bayi.
c. Observasi dan catat interaksi bayi – keluarga, perhatikan perilaku untuk
menunjukkan ikatan dan kedekatan dalam budaya khusus.
Rasional : Kontak mata dengan mata, penggunaan posisi menghadap wajah,
berbicara dengan suara tinggi dan menggendong bayi dihubungkan dengan
kedekatan antara ibu dan bayi
d. Catat pengungkapan/perilaku yang menunjukkan kekecewaan atau kurang
minat/kedekatan
Rasional : Datangnya anggota keluarga baru, bahkan sekalipun sudah diinginkan
menciptakan periode disekulibrium sementara, memerlukan penggabungan anak
baru ke dalam keluarga yang ada.
e. Terima keluarga dan sibling dengan senang hati selama periode pemulihan bila
diinginkan oleh pasien dan dimungkinkan oleh kondisi ibu/neonatus dan
lingkungan
Rasional : Meningkatkan unit keluarga, dan membantu sibling untuk memulai
proses adaptasi positif pada peran baru dan masuknya anggota baru dalam
struktur keluarga.
f. Anjurkan dan bantu pemberian ASI, tergantung pada pilihan pasien dan
keyakinan/praktik budaya
Rasional : Kontak awal mempunyai efek positif pada durasi pemberian ASI,
kontak kulit dengan kulit, dan mulainya tugas ibu meningkatkan ikatan
g. Berikan informasi mengenai perawatan segera pasca kelahiran
Rasional : Informasi menghilangkan ansietas yang mungkin mengganggu ikatan
atau hasil dari “self absorption” lebih dari perhatian pada bayi baru lahir
J. PATHWAYS PERSALINAN NORMAL

KEHAMILAN 36-40 MINGGU

Penurunan Kadar Estrogen


dan Progesteron

Tekanan Hidrostatis Air


Ketuban dan Tekanan Ketuban Pecah Dini
Intrauterin Naik

RESIKO INFEKSI
Serviks Mendatar dan MATERNAL
Membuka

Penekanan pada Kontraksi Kuat


Vena Inferior Iskemia Korpus Uteri
dan Cepat

Penurunan Aliran Kepala Janin Masuk Syaraf Nyeri Aferen Serviks


Balik ke Jantung Rongga Panggul dan Uterus Masuk ke Medula
Spinalis Melalui Akar
Posterior T10-L1
Curah Jantung Pembukaan Lengkap
Tekanan Darah
Menurun
Tekanan Meningkat pada
Otot Dasar Panggul NYERI AKUT
Energi Berkurang
Reflek Mengedan
KELELAHAN
Merangsang Syaraf Nyeri
Kontraksi Pudendus Melalui S2-S4

Pelebaran Vulva dan


Perineum Menonjol

Bayi Lahir

PROSES PERUBAHAN
KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI. 2005. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga.


Kusmiati, Yuni dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya.
Manjoer, Arif dkk. 2003. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Aeusculapious.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta :
EGC.
Pantikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta : Nuha Medika.
Saifudin, Abdul Bari. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sudarti. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sulisyawati, Ari dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika.
Wiknjosastro, Gulardi Hanifa dkk. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai