ISOLASI SOSIAL
Disusun oleh:
Nama : Bayu adi firman syah
NIM : 201902030078
Kelas : A / semester 5
SARJANA KEPERAWATAN
2021
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
b. Data subyektif:
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab
dengan singkat, ya atau tidak.
2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri
1. Orientasi
1) Salam
“Selamat pagi, Saya...., Saya senang dipanggil...., Saya mahasiswa
Universitas Muhammadiyah pekajangan Pekalongan yang akan
merawat mbak. Siapa nama mbak…….? Senang dipanggil siapa”
“oh baik, kalau begitu saya memanggilnya .... ya”
2) Evaluasi
“Apa yang mbak…… rasakan hari ini?”
“Oo.. jadi mbak...... aweing merasa kesepian”
“sudah berapa lama mba..... sering merasa kesepian?”
3) Validasi
“apa yang telah mbak..... lakukan untuk mengatasi rasa kesepian?”
“lalu, bagaimana manfaatnya?”
4) Kontrak
a. Tindakan dan tujuan
“baik, karena mbak.... mengatakan merasa kesepian, bagaimana
kalau kita bercakap-cakap tentang cara mengatasi rasa kesepian
tersebut. Tujuannya supaya mbak.... mampu bersosialisasi dengan
orang lain.”
b. Waktu dan tempat
“Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Mau berapa lama, mbak? Bagaimana kalau 15 menit?”
2. Kerja:
1) Pengkajian
“apa yang mba rasakan saat sedang bersama dengan orang lain?”
“apakah ada perasaan tidak nyaman jika bersama orang lain?”
“menurut mbak....... bagaimana sikap keluarga terhadap mbak ? dan
bagaimana pendapat mba tentang keluarga?”
“siapa anggota keluarga yang sering bercakap-cakap dengan mbak ?
biasanya apa yang dibicarakan mbak dengan keluarga mbak? Selain
dengan anggota keluarga, siapa teman terdekatnya mbak.....? apa
alasannya mbak....... senang bercakap-cakap dan merasa dekat
dengan ........?
“siapa saja yang jarang atau bahkan tidak pernah bercakap-cakap
dengan mbak? apa yang menyebabkan mbak tidak ingin bercakap-cakap
dengan orang lain selain orang terdekat? Apakah ada pengalaman yang
tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang lain? Apa yang
menghambat mbak dalam berteman atau bercakap-cakap dengan orang
lain?”
2) Diagnosis
“mbak..... sering merasa kesepian, merasa ditolak oleh orang lain dan
takut bercakap-cakap dengan orang lain sehingga berdiam diri di
kamar. Ini kita sebut isolasi sosial. Bagaimana kalau mbak..... latihan
bercakap-cakap dengan orang lain?”
3) Tindakan
a. Diskusikan keuntungan memiliki banyak teman dan bergaul akrab
dengan mereka
”Menurut anda apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai
teman ? Wah benar, ada teman untuk bercakap-cakap. Apa lagi ?
(sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)
b. Diskusikan kerugian apabila klien mengurung diri dan tidak bergaul
dengan orang lain
“Nah ,,,kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya
mbak...............? Ya, apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan
beberapa),,, Jadi banyak juga ruginya kalau tidak punya teman
ya????.
c. Ajarkan cara bercakap-cakap dengan orang lain
Kalau begitu inginkah mbak.... belajar bergaul dengan orang lain ?
Bagus.???? Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan
dengan orang lain”. “Begini lho mbak.... ?, untuk berkenalan
dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan
yang kita suka asal kita dan hobi kita. Contoh: Nama Saya T, senang
dipanggil T. Asal saya dari semarang, hobi memancing”
“Selanjutnya mbak............ menanyakan nama orang yang diajak
berkenalan. Contohnya begini: Nama Bapak siapa? Senang
dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo mbak.....sekarang dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan
mbak..... Coba berkenalan dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“Setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut mbak.... bisa
melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan
mbak..... bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang
keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
3. Terminasi:
a) Evaluasi subjektif
”Bagaimana perasaan mbak....... setelah kita latihan berkenalan?”
b) Evaluasi objektif
“mbak .... apakah ingat dengan kegiatan apa saja yang telah kita latih
bersama tadi. Bagus sekali mbak........ tadi sudah mempraktekkan cara
berkenalan dengan baik sekali”
c) Rencana tindak lanjut klien
”Selanjutnya mbak....... dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari
tadi selama saya tidak ada. Sehingga anda lebih siap untuk berkenalan
dengan orang lain. sekarang mau praktekkan ke pasien lain. Mau jam
berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan
hariannya.”
d) Rencana tindak lanjut perawat
”Besok pagi jam .....................saya akan datang kesini untuk mengajak
anda berkenalan dengan teman saya, perawat N. Bagaimana, mbak.....
mau kan?”
e) Salam
”Baiklah, sampai jumpa.”
HASIL PENELITIAN :
1. Kemampuan berinteraksi pasien skizofrenia dengan masalah isolasi sosial
sebelum dilakukan terapi kognitif