Anda di halaman 1dari 8

B.

Asuhan Keperawatan

1) Pengkajian
1. Data subyektif
a. Mengungkapkan dirinya kesepian atau ditolak oleh orang lain
b. Mengungkapkan dirinya tidak aman berada dengan prang lain.
c. Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna.
2. Data obyektif
a. Tidak memiliki teman dekat
b. Menarik diri
c. Tidak komunikatif
d. Tindakan berulan dan tidak bermakna
e. Asik dengan pikirannya sendiri
f. Tidak ada kontak mata
g. Tampak sedih dan afek tumpul
3. Mekanisme koping
Mekanisme koping menurut Deden (2013) :
Jangka pendek :
a. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis : pemakaian obat-obatan,
kerja keras, nonoton tv terus menerus.
b. Kegiatan mengganti identitas sementara: ikut kelompok sosial, keagamaan, politik.
c. Kegiatan yang memberi
d. dukungan sementara : kompetisi olah raga kontes popularitas.
e. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara : penyalahgunaan obat-
obatan.
Jangka Panjang :

a. Menutup identitas : terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari orang-
orang yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri.
b. Identitas negatif : asumsi yang pertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat.
Mekanisme Pertahanan Ego:
Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah : fantasi, disasosiasi, isolasi,
proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain.
2) Diagnosis Keperawatan
1. Isolasi sosial
2. Gangguan citra tubuh
3. Ketidakefektifan performa peran
3) Intervensi Keperawatan
1. Rencana tindakan keperawatan pada klien
a. Tujuan/strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk klien
1) Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
2) Berdiskusi dengan pasien tentang manfaat berinteraksi dengan orang lain
3) Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4) Mengajarkan pasien berkenalan dengan seseorang
5) Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian.
Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk klien.

1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien


2) Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktikan cara berkenalan dengan satu
orang
3) Membantu pasien memasukkan kegiatan bercakap-cakap dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian.
b. Tindakan keperawatan untuk klien
1) Membina hubungan saling percaya, untuk membina hubungan saling percaya
dengan pasien isolasi sosial kadang membutuhkan waktu yang lama oleh karena itu
perawat harus konsisten bersikap terapeutik terhadap pasien membina hubungan
saling percayadapat dilakukan dengan, ucapkan salam setiap kali berinteraksi
dengan pasien, tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini, tunjukan sikap
empati terhadap pasien setiap saat membina hubungan salin percaya.
2) Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial dengan menanyakan pendapat
pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan oang lain.
3) Membantu klien untuk mengenal manfaat berhubungan dengan orang lain dengan
cara mendiskusikan manfaat jika pasien memiliki banyak teman.
4) Membantu klien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan cara sebagai
berikut
a) Mendiskusikan kerugian jika pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul
dengan orang lain.
b) Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien.
5) Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
Rencana tindakan keperawatan pada keluarga.
a. Tujuan/strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk keluarga.

1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.


2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami klien beserta
proses terjadinya.
Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) untuk keluarga.
1) Melatih keluarga untuk memperaktikan cara merawat klien harga diri rendah.
2) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien harga dri rendah.
Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk keluarga
1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat.
2) Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
b. Tindakan keperawatan untuk keluarga.
1) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2) Jelaskan tentang masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien, penyebab isolasi
sosial, cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosisal.
3) Peagakan cara merawat pasien dengan isolasi sosial.
4) Bantu keluarga mempraktikkan cara merawat dengan cara yang terlah dipelajari,
mendiskusi kan masalah yang dihadapi
5) Susun perencanaan pulang bersama keluarga .
4) Strategi Pelaksanaan
1. SP-1 Pasien: Isolasi Sosial Pertemuan Ke-1: Bina hubungan saling percaya, bantu pasien
mengenal keuntungan dari berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
a. Orientasi
”Assalamualaikum, selamat pagi dik. Saya perawat yang akan merawat adik,
perkenalkan nama saya S senang dipanggil S, nama adik siapa? Bagaimana hari ini,
apakah ada keluhan? Bagaimana kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-
teman adik? Mau dimana kita becakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau
berapa lama, bagaimana jika 15 menit?
b. Kerja
“Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan adik? Siapa yang
jarang bercakap-cakap dengan adik? Apa yang membuat adik jarang bercakap-cakap?”
“apa saja kegiatan yang bisa bapak lakukan dengan teman-teman yang bapak kenal?
Apa yang menghambat adik dalam bereteman atau bercakap-cakap dengan orang lain?
Menurut adik apa saja keuntungan kalau kita mempunyai teman? Wah benar, ada
teman bercakap-cakap. Apa lagi? (sampai pasien dapat menyebut beberapa). Nah
kalau kerugian tidak mempunyai teman apa ya dik? iya apa lagi? ( sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa). Jadi banyak juga ruginya kalau tidak punya teman ya. Kalau
begitu inginkah adik belajar bergaul denga oran lain? bagus, bagaiaman kalau
sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain?” untuk berkenalan dengan orang
lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang kita suka asal kita dan
hobi. Contoh: perkenalkan nama saya S, senang di panggil S, asal saya dari pontianak,
hobi saya main volley. Selanjutnya adik menanyakan nama orang yang diajak
berkenalan. Contohnya begini: nama kamu siapa ? Senang di panggil apa? Asalnya
dari mana? Hobinya apa? Ayo dik dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan adik,
coba adik berkenalan dengan saya” “ Ya bagus sekali!coba sekali lagi, iya bagus sekali
dik, nah setelah bapak berkenalan dengan orang tersebut adik dapat melanjutkan
percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan untuk bapak bicarakan. Misalnya
tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainnya”.
Terminasi
“bagaimana perasaan adik setelah kita latihan berkenalan?” “adik tadi sudah
mempraktikan cara bereknalan dengan baik sekali”.
“Selanjutnya, adik dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak
ada. Sehingga adik lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. Adik mau
mempraktikan dengan orang lain? Mau jam berapa mencobanya dik? Mari kita
masukkan pada jadwal kegiatan harian adik ya?”

SP-2 Pasien: Isolasi sosial Ke-2: Ajarkan pasien berintraksi secara bertahap
(berkenalan dengan orang pertama seorang perawat.
a. Orientasi
“Selamat pagi ,adik! Bagaimana perasaan adik hari ini? Sudah di ingat-ingat lagi
pelajaran kita tentang berkenalan? Coba sebutkan lagi sambil bersalaman dengan
perawat! Bagus sekali, adik masih ingat.Nah seperti janji saya,saya akan mengajak
adik mencoba berkenalan dengan teman saya .Tidak lama kok,sekitar 10 menit. Ayo
kita temui perawat N di sana.”
b. Kerja
(Bersama-sama bapak Anda mendekati perawat N) “Selamat pagi kakak N,ini adik
Y ingin berkenalan dengan kakak.” “Baiklah adik dapat berkenalan dengan perawat
N seperti yang kita praktekkan kemarin” (Pasien mendemontrasikan cara
berkenalan dengan kakak N: memberi salam, menyebut nama, menanyakan nama
perawat dan seterusnya).
2. SP-1 Keluarga: Harga Diri Rendah Pertemuan Ke-1: berikan penyuluhan kepada
keluarga tentang masalah isolasi sosial, penyebab isolasi sosial dan cara meawat
pasien dengan isolasi sosial.
a. Orientasi
“Selamat pagi bapak/ibu, perkenalkan saya perawat S yang merawat adik Y dari jam
8 pagi ini sampai nanti jam 3 sore”
“Bagaimana keadaan  Bapak/Ibu pagi ini?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat adik Y?
Berapa lama waktu Bapak/Ibu butuhkan? 20 menit saja? Baik pak/bu. Kita
berbincang-bincangnya diruang tamu saja bagaimana pak/bu? Oke, mari kita
keruang tamu”
b. Kerja
“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah adik Y”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, adik Y itu memang  terlihat senang menyendiri
dan tidak mau berinteraksi dengan orang sekitar. Misalnya pada adik Y. Dengan kata
lain, adik Y memiliki masalah isolasi sosial yang ditandai dengan tidak mau
berinteraksi dengan orang lain. Bila keadaan adik Y ini terus-menerus seperti itu,
adik Y bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya adik Y jadi malu
bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah Bapak E dapat menjadi masalah serius, maka
kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk adik Y”
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki adik Y? Ya benar, dia juga mengatakan
hal yang sama (kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan adik Y)”
” Bapak Y telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring.
Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya.
”Selain itu, bila adik Y sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu
tetap  perlu memantau perkembangan adik Y. Jika masalah harga dirinya kembali
muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa adik Y ke puskesmas”
”Nah, bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada
anak Y”
”Temui anak Y dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian
yang yang mengatakan: Bagus sekali adik Y, kamu sudah semakin terampil
mencuci piring”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
c. Terminasi
”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi E dan bagaimana
cara merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu
kemari lakukan seperti itu dan di rumah juga demikian ya pak/bu.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
memberi pujian langsung kepada adik Y. Jam berapa Bapak/Ibu datang? Baik saya
tunggu ya. Sampai jumpa”
3. SP-2 Keluarga: Harga Diri Rendah Pertemuan Ke-2: Melatih keluarga
mempraktikkan cara merawat pasien dengan masalah isolasi sosial lansung di
hadapan pasien.
a. Orientasi
“Selamat pagi Bapak/Ibu?”
” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
”Bapak/Ibu masih ingat latihan merawat Ibu Bapak/Ibu  seperti yang kita
pelajari  dua  hari yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada adik Y, Waktunya 20
menit. Bagaimana menurut bapak/ibu? Oke kalau begitu, sekarang mari kita temui
adik Y” 
b. Kerja
”Selamat pagi adik Y. Bagaimana perasaan adik Y hari ini?”
”Hari ini saya datang bersama anak adik Y. Seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya, anak Ibu T juga ingin merawat adik Y agar cepat pulih.”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita
latihkan beberapa hari lalu yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan orang
tua Bapak/Ibu (Perawat mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat
pasien seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya)”
”Bagaimana  perasaan adik Y setelah berbincang-bincang?
”Baiklah,  sekarang saya dan anak adik Y ke ruang perawat dulu  (Perawat dan
keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)”
c. Terminasi:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?” “Mulai sekarang
Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat seperti yang tadi kepada adik Y ya”.

Anda mungkin juga menyukai