Anda di halaman 1dari 22

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI,


PERILAKU KEKERASAN, DAN PERUBAHAN
PERSEPSISENSORI: HALUSINASI
PENDENGARAN

Di Susun Oleh:
Yendri Prisska Hardyanti
NIM: 1904093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES

BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

TAHUN 2020
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI
(SP 1 Latihan Bercakap-Cakap Dengan Orang Lain)

Nama Preceptee : Yendri Prisska Hardyanti


Institusi : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Nama Pasien : Bapak X
Masalah : Isolasi Sosial: Menarik Diri
Pertemuan : Ke 1
Tanggal/Waktu : Sabtu, 18 Juli 2020

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
a. Data Subyektif:
Klien mengatakan malas berinteraksi dan tidak mau berinteraksi dengan
orang lain.
b. Data Obyektif :
Klien tampak menyendiri, tidak mau berbicara dengan orang lain, selalu
mengurung diri, tidak berinisiatif untuk menjalin hubungan dengan
orang lain
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi Sosial: Menarik Diri
3. Tujuan SP 1
a. Tujuan Umum: Klien dapat berinteraksi sosial dengan orang lain.
b. Tujuan Khusus:
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
3) Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan
kerugian menarik diri
4) Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
5) Klien dapat menjelaskan perasaannya setelah menjalin hubungan
4. Rencana tindakan keperawatan
Latihan bercakap-cakap dengan orang lain (SP 1 Isolasi Sosial)
a. Identifikasi penyebab isolasi sosial :
1) Siapa yang tinggal serumah dengan klien
2) Siapa orang terdekat klien
3) Siapa orang yang tidak dekat dengan klien
4) Apa yang menyebabkan klien memgalami isolasi sosial
b. Jelaskan keuntungan jika memiliki teman bercakap-cakap
c. Jelaskan kerugian jika tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap
dengan orang lain
d. Latih cara berkenalan dengan pasien lain atau perawat lain atau dengan
tamu.
e. Bantu klien untuk memasukan latihan bercakap-cakap ke dalam jadwal
kegiatan harian klien

B. Strategi Komunikasi Dan Pelaksanaan


1. Tahap Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi mas Pak X.”
“Bagaimana kabarnya hari ini? Masih ingat dengan saya? Bagus sekali
ya Pak X, masih ingat dengan saya ya. Benar, saya Y, perawat yang
hari ini bertugas di ruangan ini dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang
nanti.”
“Semalam bagaimana tidurnya? Nyenyak? Ya, bagus.”
b. Evaluasi/validasi
“Pak X, apakah sudah punya kenalan teman di ruangan ini? Belum?
Mengapa belum ada temannya? Malu ya jika mau berkenalan? Oh...ya,
jadi Pak X belum punya temannya ya di ruangan karena malu untuk
berkenalan.
c. Kontrak
1) Topik
Bagaimana jika hari ini kita berdiskusi tentang bagaimana cara
berkenalan dengan orang lain? Ya, bagus.”
2) Waktu
“Sebelum kita mulai, kira-kira berapa lama kita akan berdiskusi?
Bagaimana kalau 30 menit? Ya,baik.
3) Tempat
Mau di mana diskusinya? Bagaimana kalau di ruang makan saja?
Oke pak...baik, kita diskusinya hari ini tentang cara berkenalan ya
dengan orang lain. Bagaimana kalau kita mulai saja diskusinya? Ya
bagus.”

2. Tahap Kerja
a. Mengidentifikasi
“Pak X, di rumah tinggalnya dengan siapa saja ya kalau boleh tahu? Oh
begitu ya. Lalu, kalau di rumah bapak paling dekat dengan siapa?
Mengapa dekat dengan ...? Lalu, kalau yang tidak dekat dengan bapak
di rumah siapa ya? Oh ya...sekarang, kalau saya boleh tau mengapa ya
bapak tidak dekat dengan ... alasannya apa ya? Oh begitu ya, nah kalau
sekarang, bapak masih sulit ya berkenalan dengan orang lain alasannya
apa ya? Oh ya...”

b. Menjelaskan keuntungan dan kerugian mempunyai teman


“Kira-kira, kalau bapak punya teman keuntungannya apa saja? Tidak
tahu? Kalau bapak tidak tahu, saya beritahu saja ya pak. Jika kita punya
teman kita bisa bercakap-cakap dengan orang lain, lalu kita bisa saling
membantu dengan teman kita, selain itu kita juga tidak sendirian.
Bagaimana? Setuju atau tidak pak? Masih ada lagi pak keuntungannya?
Ya...bagus.”
“Lalu jika kita tidak punya teman, kerugiannya apa saja? Ya bagus...ada
lagi pak? Banyak ya kerugiannya jika kita tidak punya teman.”
c. Mengajarkan cara berkenalan
“Nah...bagaimana kalau sekarang saya ajarkan cara berkenalan dengan
orang lain? Bagus pak... begini lho pak cara berkenalan dengan orang
lain, pertama kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang
kita sukai, lalu kita sebutkan asal dan hobi kita. Contoh : perkenalkan,
nama saya P, senang di panggil ... asal saya dari ... hobinya ...”
“Selanjutnya bapak menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.
Contohnya begini : nama mas/mba siapa? Senangnya dipanggil apa?
Asalnya dari mana? Hobinya apa?”
“Ayo kita coba pak! Misalnya saya belum kenal dengan bapak. Coba
berkenalan dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali pak.”
“Jika bapak sudah berkenalan dengan orang tersebut, bapak dapat
melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan untuk
dibicarakan. Misalnya tentang cuaca, hobi, keluarga, pekerjaan atau hal-
hal lainnya yang menyenangkan.”
d. Membimbing pasien memasukan kedalam jadwal
“Bagaimana jika sekarang kita masukan ke dalam jadwal kegiatan
bapak? Kira-kira mau berapa kali latihan bercakap-cakapnya dalam
sehari? Ya...bagus sekali pak. Mau jam berapa saja pak latihannya?
Bagus sekali. Terus di latih ya pak.”

3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Nah...setelah kita berdiskusi dan latihan tadi, bagaimana perasaan
bapak sekarang? Wah...bagus sekali. Selama kita latihan tadi kira-kira
bapak punya kendala apa saja ya saat berkenalan?”
b. Evaluasi objektif
“Sekarang coba di ingat-ingat lagi apa saja yang sudah kita diskusikan
tadi? Pintar sekali pak...”
“Tadi bapak sudah mempraktikan cara berkenalan dengan baik sekali.”
c. Rencana tindak lanjut
“Terus dilatih ya pak supaya bapak lebih siap untuk berkenalan dengan
orang lain. Jangan lupa untuk latihan sesuai jadwalnya, tiap hari
latihannya ... kali ya dan jangan lupa juga untuk dipraktekkan juga ya
nanti meskipun saya tidak ada.”
d. Kontrak
1) Waktu
“Nah...bagaimana jika nanti kita latihan lagi cara berkenalannya.
Mau jam berapa? Sesuai jadwal yang tadi sudah bapak tulis saja
bagaimana?
2) Tempat
Tempatnya mau di mana? Ya baik…
3) Topik
bagaimana jika nanti selain kita latihan cara berkenalan, kita juga
paktek cara yang sudah kita latih tadi dan berkenalan dengan
beberapa orang? Bagaimana kalau nanti kita coba berkenalan
dengan 2 orang dulu? Mau pak? Bagus sekali. Kalau begitu kita
bertemu lagi di sini jam ... untuk latihan cara berkenalan sekaligus
mempraktekkan cara berkenalan dengan 2 orang lain.”
“Sampai nanti ya pak...Selamat pagi.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN
(SP 4 Melakukan Aktivitas atau Kegiatan Harian)

Nama Preceptee : Yendri Prisska Hardyanti


Institusi : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Nama Pasien : Bapak. X
Masalah : Perubahan persepsi sendori: Halusinasi pendengaran
Pertemuan : Ke - 4
Tanggal/Waktu : Sabtu, 18 Juni 2020

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi pasien
a. Data subyektif
Klien mengatakan sudah jarang mendengar suara-suara
b. Data objektif
Klien tampak tenang, kontak mata positif, klien tampak kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi pendengaran
3. Tujuan SP 4

a. Tujuan Umum: klien mampu mengontrol halusinasi pendengaran


dengan melakukan aktivitas atau kegiatan harian
b. Tujuan Khusus:
1) Evaluasi kegiatan latihan menghardik, minum obat, dan bercakap-
cakap.
2) Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
harian
3) Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum
obat, bercakap-cakap dan kegiatan harian
4. Rencana Tindakan Keperawatan SP 4:
a. Minta klien untuk mengulangi latihan menghardik, meminum obat serta
bercakap-cakap.
b. Jelaskan manfaat melakukan kegiatan harian pada klien.
c. Demonstrasikan cara melakukan kegiatan harian menyapu dan mengepel
lantai
d. Lakukan bersama-sama dengan klien
e. Minta klien memperagakan ulang
f. Bantu klien menyusun jadwal menghardik, minum obat, dan bercakap-
cakap, melakukan kegiatan harian

B. Stategi Komunikasi
1. Fase orientasi
a. Salam Terapeutik
”Selamat pagi Pak. X ?”
Apakah Pak. X masih ingat dengan saya?” wah, ingatan Pak. X bagus
sekali. Iya benar saya perawat Y, Mahasiswa dari STIKES Bethesda.
b. Evaluasi/Validasi
”Bagaimana perasaan Pak X hari ini ? Bagaimana tidurnya tadi malam?
ada keluhan tidak ?” sudah mencoba mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap? Wah, bagus sekali pak”
c. Kontrak
1) Topik
”Apakah Pak X tidak keberatan untuk mengobrol dengan saya?
Bagaimana kalau kita mengobrol tentang melakukan kegiatan
harian, bagaimana pak?”
2) Tempat
”Pak X mau berbincang-bincang dimana? Mau disini saja?”
baiklah kalau begitu kita berbincang-bincang disini saja ya pak”
3) Waktu
”Mau berapa lama? bagaimana kalau 15 menit saja?”

2. Fase Kerja
a. Mengevaluasi kegiatan sebelumnya
“Bapak, apakah sebelumnya kita belajar apa? Iya, benar.. coba sekarang
bapak lakukan lagi bagaimana caranya? Wah, bagus ya pak, bapak
masih mengingat apa yang kita pelajari sebelumnya.
b. Mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
harian
“Nah hari ini kita akan belajar cara baru lagi ya pak, yaitu cara
mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian. Bapak
setuju?”
“Apakah bapak tahu manfaat melakukan aktivitas harian?”
“ Apa saja kegiatan yang biasa bapak lakukan?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? Lalu setelah itu apa lagi pak?
Waah, kegiatannya banyak ya pak.”
“Nah sekarang kita latih 2 kegiatan hari ini ya pak. Yang pertama kita
coba dengan menyapu ya pak”.
“Bagus sekali, bapak bisa melakukan kegiatannya dengan baik”.
“sekarang kegiatan yang kedua kita coba membersihkan kamar mandi
ya pak”. bagus, bapak bisa melakukannya dengan sangat baik”.
“Bapak bisa melakukan kegiatan ini untuk mencegah suara suara aneh
yang muncul”.

c. Membimbing memasukan kegiatan kedalam jadwal harian


“Bagaimana kalau kita memasukannya kedalam jadwal harian bapak,
apakah bapak setuju? Iya, nanti kita akan latih kagiatan yang lain lagi
ya pak.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita melakukan kegiatan hari ini?
Senang? Bagus ya pak”
b. Evaluasi objektif
“Coba Pak X ulangi ulangi manfaat melakukan aktivitas harian? Iya,
benar sekali pak.” kegiatan apa saja yang sduah kita lakukan hari ini?’ iya,
benar sekali pak”.
c. Rencana tindak lanjut
“Baik Pak X suster harapkan nanti bapak sering melakukan aktifitas atau
kegiatan ini supaya suara suara yang sering datang menganggu bapak bisa
hilang. Dan suster harapkan bapak juga tetap melakukan cara menghardik,
minum obat teratur, bercakap-cakap dengan orang lain, bila suara-suara
itu datang dan bapak dapat. Dan tidak lupa memasukkan semua kegiatan
dari setiap yang bapak lakukan kedalam jadwal harian. Begitu ya pak”
d. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau nanti kita bertemu lagi dan berbincang – bincang
tentang semua kegiatan yang telah kita susun? Bapak mau? Bagus”
2) Waktu
“Bagaimana kalau kita berbicang- bicang kembali nanti jam 13.00
WIB setelah makan siang selama 15 menit, apakah bapak setuju?”

3) Tempat
“Mau dimana kita berbincang – bincang, bagaimana kalau ditempat
ini lagi? Baiklah sampai bertemu lagi nanti ya pak, sekarang bapak
boleh melanjutkan kegiatan...Selamat pagi pak.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


DENGAN PERILAKU KEKERASAN
(SP 2 Cara Minum Obat Dengan Benar)

Nama Mahasiswa : Yendri Prisska Hardyanti


NIM : 1904093
Nama pasien : Bapak X
Pertemuan : II (Dua)
Tanggal/Jam : 18 Juli 2020 / 09.00 s/d 09.15 WIB
Ruang :A

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
a. Data subyektif : Pasien mengatakan jika marah pasien menarik nafas
dalam dan memukul bantal
b. Data objektif : klien berbicara dengan nada sedang, klien tampak tenang,
klien dapat mempraktikan cara mengontrol PK dengan tarik nafas dalam
dan memukul bantal/kasur
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan SP 2
Tujuan Umum: Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat
mengetahui cara minum obat dengan benar
Tujuan Khusus:
a. Klien mampu mendemontrasikan kembali cara mengontrol marah dengan
latihan fisik memukul bantal atau kasur
b. Klien mampu melatih cara mengontrol PK dengan obat (menjelaskan 6
benar obat: jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontiuitas minum obat)
c. Klien dapat memasukan dalam jadwal kegiatan harian untuk latihan fisik
dan minum obat.
4. Rencana tindakan keperawatan
a. Salam terapeutik & empati
1) Jelaskan tujuan interaksi
2) Ciptakan lingkungan yang tenang
3) Buat kontrak yang jelas
b. SP II pasien PK dilakukan
1) Menvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2) Melatih pasien cara mengontrol PK dengan obat (menjelaskan 6 benar
obat: jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontiuitas minum obat).
3) Membimbing pasien masukan dalam jadwal harian

B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi, Pak X. Senang bisa bertemu lagi dengan bapak,masih ingat
dengan saya? Iya, benar sekali saya perawat Y
b. Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini pak? Semalam bisa tidur?”. “Apakah bapak
pagi ini sudah mandi?” bagaimana perasaannya hari ini?”
c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah, sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, bahwa hari ini
kita akan melakukan kegiatan cara mengontrol/ mencegah perilaku
kekerasan ke dua yaitu dengan obat, apakah bapak sudah siap?,
Baiklah.
2) Tempat: “ bapak mau kita latihan dimana? Jika disini saja bagaiamana
pak?”
3) Waktu : Sesuai dengan kesepakatan bersama kita kemarin, kita
ketemu jam 09.00 WIB dan lamanya kira-kira 15 menit.” Ada yang
ingin bapak tanyakan terlebih dahulu? Baiklah kalau tidak ada”.

2. Fase kerja
a. Mengevaluasi kegiatan sebelumnya

“Apakah bapak sudah mempraktikan cara mengontrol marah secara fisik


(nafas dalam dan memukul bantal/ kasur) sesuai dengan jadwal? Bagus,
sekarang coba bapak peragakan kembali caranya! Bagus, bapak masih
ingat”.
b. Mengajarkan cara inum obat yang benar
“apakah bapak sudah dapat obat dari dokter? Berapa macam obat yang
diminum pak?, Warnanya apa aja? Jam berapa bapak minum obat?
Bagus!. Obat yang warna putih namanya (Triheksifenidil /THP)
diminum 2 kali sehari saat jam 6 pagi dan 6 sore. Obat ini gunanya untuk
rileks dan tidak kaku. Obat yang warna merah jambu ini namanya
Haloperidol, diminum 2 kali sehari saat jam 6 pagi dan 6 sore, obat ini
berfungsi untuk menenangkan pikiran. Semua obat tidak boleh dihentikan,
sebab kalau putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk sembuh.
Pastikan obat diminum pada waktunya dengan cara yang benar yaitu
diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Bapak juga harus perhatikan
berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas
perhari”. apakah bapak mengerti? Baiklah kalau begitu, coba sekarang
bapak minum obatnya ya pak! “Iya bagus.”

c. Membimbing untuk memasukan ke dalam jadwl harian


“Baiklah pak, sekarang kita masukan kegiatan cara mengontrol perilaku
kekerasan secara fisik dan obat ke dalam jadwal harian bapak ya.”

3. Fase terminasi
a. Evaluasi subyektif

“Bagaimana bapak perasaannya setelah kita belajar cara mengontrol


perilaku kekerasan dengan obat tadi?”

b. Evaluasi objektif

“Tadi kita sudah mendiskusikan banyak hal ya pak? Apakah bapak masih
ingat nama obatnya? Coba bapak sebutkan kembali.” iya, bagus ya pak.
“Coba sekarang bapak sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan ketika
akan minum obat?” iya, begitu terus ya pak”

c. Rencana tindak lanjut


“Oke pak, karena tadi sudah bisa mencoba mengingat semua dengan baik,
bapak bagus sekali bisa mengulangi dan mengingat caranya. Nah nanti
bapak jangan lupa minum obat sesuai dengan anjuran dokter ya pak”. bapak
harus selalu rutin minum obatnya, supaya bisa sembuh dan sakitnya tidak
kambuh lagi”
d. Kontrak (topik, tempat dan waktu)
1) Topik
“Baiklah pak tadi kita sudah berlajar cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan obat nanti kita akan membahas cara selanjutnya ya
pak yaitu cara mengontrol perilaku kekerasan secara verbal
(mengungkapkan, meminta, dan menolak dengan benar)” apakah bapak
setuju?”
2) Tempat
“Mau dimana kita berbincang-bincang nanti pak? Apakah disini atau
dimana?”
3) Waktu
“Jadi nanti siang sekitar pukul 11.00 kita berbincang lagi ya pak disni,
kira-kira mau berapa lama pak? 15 menit bagaimana? Baiklah pak
untuk saat ini sampai disini dulu ya. Kita bertemu lagi ya pak?, Selamat
pagi”.

ANALISA PROSES INTERAKSI (API)


PADA Bpk. X DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
PERILAKU KEKERASAN

Nama Klien : Bapak X


Usia : 23 Tahun
Status Interaksi : Fase Kerja SP 2
Lingkungan : Interaksi dilakukan di ruang TAK.
Deskripsi Klien : Pasien rapi, bersih dan tenang.
Tujuan : Pasien dapat mengingat kembali cara mengontrol marah
dengan latihan fisik memukul bantal atau kasur, belajar
mengontrol marah dengan cara minum obat yang benar dan
memasukkan cara tersebut ke dalam jadwal kegiatan harian.
Identitas Mahasiswa : Yendri Prisska Hardyanti
Hari/Tanggal : Sabtu, 18 Juli 2020
Jam : 09.00 WIB
Komunikasi Verbal Komunikasi non verbal Analisa berpusat pada Analisa berpusat p
Perawat Klien
P : Selamat Pagi pak P : Duduk Perawat memulai percakapan
berhadapan,mengulurkan dengan sikap terbuka
tangan tersenyum, badan agak
membungkuk ke depan, kaki
sikap terbuka.
K : melihat kearah perawat dan Klien tampak bersed
mengulurkan tangan berinteraksi
K: selamat siang mbak K : Klien memandang perawat, Klien berespon posit
menjawab dengan singkat. dengan salam yang
disampaikan oleh
perawat
P : Pertahankan sikap terbuka, Perawata tetap menjaga
badan condong kedepan, posisi tubuh dengan
memandang dan terapeutik
mendengarkan dengan penuh
perhatian
P : Apakah bapak masih P : duduk berhadapan Perawat berharap klien dapat
ingat dengan saya? tersenyum, memandang kearah nyaman dengan interaksi
klien
K : Memandang perawat Klien bersedia untuk
dengan serius berinteraksi
K : Masih,mbak yendri ya K : klien memandang kntak Klien menjawab
mata dengan perawat pertanyaan perawat
P : kontak mata dengan klien Perawat merasa senang
dan tersenyum karena klien mau menjawab
P : bapak bagaimana P : Suara jelas, tetepa Perawat mencoba menggali
perasaannya hari ini? tersenyum, memperlihatkan data baru yang mungkin
sikap terbuka, memandang sangat diperlukan dari klien
klien dengan bersahabat.
K : memandang perawata, Klien menerima dan
wajah terlihat tampak lebih terbuka dengan disku
rileks yang dilakukan peraw
K : Kabar baik pak. K : suara terdengar lirih, Klien merasa senang
menjawab dengan spontan ditanyakan perasaann
P : kontak mata tersenyum dan Senang karena klien bisa
memperhatikan bicara klien diajak berkomunikasi
P : Baiklah sesuai dengan P : kontak mata memperbaiki Berharapa klien menyetujui
janji kita kemarin bahwa duduk, tangan perawat dan senang dengan topic
hari ini pada jam 09.00 bergerak untuk membuat yang akan dibahas
kita akan ketemu untuk pembicaraan terarah.
membicarakan cara K : memperhatikan perawat Ada keraguan dalam
mengontrol perilaku berbicara, sambil mengerutkan klien
kekerasaan dengan minum dahi ( seperti berfikir) ada
obat selama 15 menit kontak mata.
diruang TAK ini. Apakah
bapak masih ingat?
K : Iya mbak saya masih K : Mempertahankan kontak Klien tidak keberatan
ingat, mata bersedia
P : tersenyum dan Lega karena klien mau
memperhatikan klien melanjutkan interaksi
P : Baiklah pak saya ingin P : Suara jelas, Berharap klien bisa
bertanya apakah bapak mempertahankan kontak mata , menjawab dan mempraktikan
masih ingat bagaimana tersenyum dengan klien.
cara mengontrol perilaku K : pandangan mata tidak Klien memandang ba
kekerasan yang kita fokus, kontak mata cukup. dan bersedia
praktikan kemarin? mempraktikan
Bagaimana caranya, coba
bapak praktikan.

K : Iya mbak, saya masih K : Pasien kontak mata dengan Klien mampu
ingat, caranya dengan perawat, klien memperhatikan mempraktikan nafas
nafas dalam dan memukul dan memperaktekan nafas dalam dan memukul
bantal dalam dan memukul bantal bantal
P : memperhatikan klien dan Lega karena klien mampu
tersenyum mempraktikan
P : bagus sekali pak. P : mempertahankan kontak Lega karena klien dapat
Bapak masih mengingat mata dan tersenyum mengingat
apa yang kita pelajari K : tersenyum dan Klien merasa senang
kemarin memperhatikan perawat mendapat pujian dari
perawat
K : Terimakasih K :tersenyum Klien merasa senang
P : kontak mata dan tersenyum Lega dan senang karena
klien mampu menjawab
P : bapak kemarin kita P : Suara jelas, kontak mata Berharap klien menyetujui
belajar cara mengontrol pada pasien
PK dengan cara latihan K : tersenyum dan Klien bersedia intera
fisik, nah sekarang kita mendengarkan penjelasan dari di lanjutkan
lanjut cara selanjutnya perawat
yaitu dengan minum obat
bagaimana?
K : iya pak saya mau. K : Mengangguk dan Klien merasa senang
memperhatikan perawat
P : memperhatikan klien dan Lega karena klien
tersenyum menyetujui rencana tindakan
P : kita mulai dari obat- P : Memandang klien dengan Berharap klien
obatan yang bapak minum serius mendengarkan
ya. Obat yang warna putih K : mendengarkan dan Klien mengerti denga
namanya memperhatikan perawat yang diajarkan peraw
(Triheksifenidil /THP)
diminum 2 kali sehari saat
jam 6 pagi dan 6 sore.
Obat ini gunanya untuk
rileks dan tidak kaku.
Obat yang warna merah
jambu ini namanya
Haloperidol, diminum 2
kali sehari saat jam 6 pagi
dan 6 sore, obat ini
berfungsi untuk
menenangkan pikiran.
Semua obat tidak boleh
dihentikan,sebab kalau
putus obat, bapak akan
kambuh dan sulit untuk
sembuh.
K : Iya mbak saya K : menjawab dan Klien merasa senang
mengerti. mengangguk pada perawat. mendapat penjelasan
pengetahuan baru
P : memperhatikan klien dan Senang klien dapat mengerti
tersenyum dengan penjelasaan perawat
P : Coba bapak sebutkan P : memandang klien dan Berharap klien dapat
lagi yang tadi sudah kita tersenyum menjawab
pelajari bersama tadi. K : kontak mata dengan Klien berfikir untuk
perawat menjawab pertanyaan
K : obat yang saya minum K : menyebutkan jawaban dari Klien menjawab
ada 2 mbak yang pertama pertanyaan perawat, pertanyaan perawat
Triheksifenidil /THP, dan memikirkan jawaban sambil
Haloperidol, memandang perawat.
P : memperhatikan pasien, Puas dengan jawaban klien
kontak mata
P : iya bagus sekali pak P : memandang klien dengan Merasa puas dengan jawaban
sudah bisa menyebutkan tersenyum klien
obat yang biasa bapak K : kontak mata pada perawat Klien senang dengan
minum. Bapak juga tadi dan tersenyum pujian perawat
sudah tau tujuan minum
obat, saya berharap bapak
mau minum obat dengan
rutin
K : Iya mbak saya setuju K : Mengangguk tanda Klien menyetujui
dan saya akan melakukan mengerti dan tersenyum
minum obat dengan rutin. P : Memperhatikan klien dan Puas dengan jawaban klien
tersenyum
P : Baiklah mas ayo P : memperhatikan pasien, dan Puas dengan usaha pasien
sekarang saya bantu membantu pasien membuat
memasukkan kegiatan jadwal Klien menyetujui
minum obat kedalam K : pasien memperhatikan membuat jadwal.
jadwal kegiatan bapak perawat
K : baik mbak K : menjawab dengan jelas dan Senang dapat bertem
suara yang keras perawat
P : melakukan kontak mata, Senang klien dapat membuat
tersenyum, jadwal
P : Bagaimana perasaan P : Mempertahankan kontak Senang klien dapat membuat
bapak saat ini? mata, tersenyum dan jadwal
mengamati non verbal klien
K : Kontak mata cukup, klien Senang dapat bertem
tersenyum perawat
K : Senang karena saya K : Bicara lancar, tersenyum. Senang pasien dapat
jadi tahu obat apa yang berlatih dan
saya minum dan tahu mengungkapkan
tentang fungsinya. perasaanya
P : mengamati non verbal klien Senang pasien mampu
dan tersenyum mengungkapkan
perasaannya.
P : Karena sekarang bapak P : kontak mata dengan Senag dapat bertemu
sudah tahu obat yang di berharap di jawab kembali
konsumsi, saya berharap K : kontak mata lama Senang dapat bertem
bapak dapat minum obat perawat
secara rutin, bagaimana
kalau besok kita bertemu
lagi untuk mengontrol PK
dengan cara verbal .
apakah bapak bersedia,
jam berapa dan dimana
pak?
K : saya bersedia jam K : Bicara jelas Klien dapat membua
09.00 ya mbak, di ruang P : Melakukan kontak dengan Klien dapat membuat jadwal jadwal pertemuan
ini lagi. klien pertemuan
P : baik pak besok kita P : mempertahankan kontak Senang pertemuan hari ini
bertemu pada jam 09.00 di mata selesai
ruangan ini. Sampai jumpa K : kontak mata lama dan Klien senang dengan
besok tersenyum pertemuan hari ini

Anda mungkin juga menyukai