Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI PELAKSANAAN: ISOLASI SOSIAL

Syafinna Rahmadhita_2110711098_Kelas C

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1) ISOLASI SOSIAL

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
1) Ingin sendiri
2) Merasa tidak nyaman di tempat umum
3) Menolak berinteraksi dengan orang lain
4) Merasa sendirian
5) Tidak mempunyai sahabat
b. Data Objektif
1) Menolak diri
2) Menolak melakukan interaksi
3) Afek datar
4) Tidak ada kontak mata
5) Tidak bergairah atau lesu
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
3. Tujuan
a. Kognitif, klien mampu:
1) Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
2) Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.
3) Memiliki keberanian berinteraksi
4) Memiliki motivasi berinteraksi
b. Psikomotor, klien mampu:
1) Melakukan interaksi dengan orang lain
2) Melakukan kegiatan bersama orang lain
3) Melakukan kegiatan sosial
c. Afektif, klien mampu:
1) Merasakan manfaat dari latihan bersosialisasi
2) Merasa nyaman berinteraksi dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian.

B. Proses Pelaksanaan
1. Fase Preorientasi
Perawat telah menyiapkan kesiapan diri dan hal-hal yang dibutuhkan seperti jadwal
harian, alat tulis, dan telah membaca rekam medis pasien. Sebelum masuk ke ruangan,
perawat telah mencuci tangan terlebih dahulu dan siap melakukan intervensi.

2. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi, mbak. Perkenalkan saya dengan Ners Syafinna, biasa dipanggil Ners
Fina. Hari ini ners bertugas dari jam 07:00 sampai jam 14:00 siang. Boleh saya tahu
nama lengkap mbak dan tanggal lahirnya?”

b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan hari ini mbak? Saya lihat tadi mbak terus saja sendirian dan
tidak bersama pasien lain.”
“Oo, mbak hanya ingin sendirian ya? Apa yang mbak rasakan saat mbak sendirian?”

c. Validasi
“Baik, mbak merasa kalau sendirian itu lebih enak karena tidak ada yang
mengganggu.”

d. Kontrak
1) Tujuan
Kalau begitu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan mbak
saat ini? Tujuannya agar mbak dengan saya dapat saling mengenal sekaligus
dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain.
2) Waktu
“Kita akan berbincang – bincang sekitar 10 menit saja. Apakah mbak bersedia?”
3) Tempat
Mbak mau berbincang-bincang dimana? Disini atau di tempat lain?”

3. Fase Kerja
“Mbak tadi mengatakan kalau mbak tidak ingin bertemu dengan pasien lain karena
malas bertemu dan tidak ingin, ya? Boleh ners tahu apakah ada yang mengganggu
pikiran mbak saat ini?”
“Ners ingin bertanya, apakah mbak punya orang terdekat atau teman? Mungkin saat
ada di sekolah dulu atau teman bermain.”
“Bagaimana perasaan mbak saat memiliki teman terdekat saat itu?”
“Dari pengalaman mbak, bisa kita simpulkan bahwa itu adalah keuntungan berteman.
Kita bisa bercerita tentang masalah kita dan teman bisa memberikan solusi atau hanya
mendengarkan pun tak apa. Jika mendengarkan akan membuat kita lega dan bagusnya
lagi jika ada solusi. Selain itu, memiliki teman juga bisa membantu kita jika mengalami
kesulitan. Dari sini, menurut mbak banyak tidak keuntungan berteman?”
“Kalau begitu apakah mbak ingin belajar cara berteman dengan orang lain?”
“Baik, saya akan ajarkan cara untuk berkenalan kepada mbak. Pertama, kita harus tetap
tersenyum saat bertemu orang lain. Ulurkn tangan dan mulai memperkenalkan nama,
nama panggilannya siapa, alamatnya dimana, hobinya apa. Mengapa harus
menanyakan alamat? Siapa tahu mbak dan orang yang diajak berkenalan ada di daerah
yang sama jadi nanti masih bisa bertemu. Mengapa menanyakan hobi? Siapa tahu mbak
dan dia memiliki hobi yang sama sehingga bisa berbagi pengalaman dan mengobrol
topik yang sama.”
“Ners akan contohkan terlebih dahulu ya. Nanti mbak boleh contohkan lagi ke ners.
Halo! Perkenalkan nama saya Syafinna, nama kamu siapa? Saya suka dipanggil Fina,
kalau kamu suka dipanggil apa? Saya tinggal di depok kalau kamu tinggal dimana?
Saya hobinya melukis, kalau kamu hobinya apa? Senang berkenalan dengan kamu.
Nah, coba mbak boleh praktikkan. Anggap saja mbak belum kenal saya dan mbak ingin
berkenalan dengan saya.”
“Wah bagus sekali mbak. Nanti senyumnya ditambah lagi, ya.”
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Setelah tadi kita berbincang-bincang dan latihan cara berkenalan, bagaimana
perasaan mbak?”

b. Evaluasi Objektif
“Wah, bagus. Mbak sudah tahu manfaat untuk berteman dan tadi juga sudah latihan
cara berkenalan dengan baik. Boleh tidak mbak lakukan sekali lagi cara berkenalan
seperti tadi?”

c. Rencana Tindak Lanjut


“Baiklah, kita masukkan di jadwal kegiatan harian setelah kita melakukan kegiatan
hari ini ya.”
“Kira-kira, mbak ingin melakukan latihan mandiri di jam berapa?”

d. Kontrak yang Akan Datang


1) Topik
“Besok, ners akan kembali lagi untuk latihan lagi cara berkenalan. Namun besok,
ners akan membawa teman ners untuk berkenalan dengan mbak.”
2) Waktu
“Besok mbak mau bertemu ners jam berapa?”
3) Tempat
“Mbak mau berbincang-bincang dimana besok?”

e. Salam Penutup
“Baiklah mbak, sesuai kontrak tadi ners akan datang di jam 12:00. Tempatnya disini
lagi seperti tadi, ya. Kalau begitu saya pamit dan mbak bisa lanjutkan aktivitasnya
lagi. Saya permisi, selamat pagi mbak.”
STRATEGI PELAKSANAAN 2 (SP 2)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
1) Ingin sendiri
2) Merasa tidak nyaman di tempat umum
3) Tidak mempunyai sahabat
b. Data Objektif
1) Afek datar
2) Tidak ada kontak mata
3) Tidak bergairah atau lesu
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
3. Tujuan
d. Kognitif, klien mampu:
1) Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
2) Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.
3) Memiliki keberanian berinteraksi
4) Memiliki motivasi berinteraksi
e. Psikomotor, klien mampu:
1) Melakukan interaksi dengan orang lain
2) Melakukan kegiatan bersama orang lain
3) Melakukan kegiatan sosial
f. Afektif, klien mampu:
1) Merasakan manfaat dari latihan bersosialisasi
2) Merasa nyaman berinteraksi dengan orang lain.

4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian.

B. Proses Pelaksanaan
5. Fase Preorientasi
Perawat telah menyiapkan kesiapan diri dan hal-hal yang dibutuhkan seperti jadwal
harian, alat tulis, dan telah membaca rekam medis pasien. Sebelum masuk ke ruangan,
perawat telah mencuci tangan terlebih dahulu dan siap melakukan intervensi.

6. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, mbak. Wah, mbak masih ingat dengan saya, ya. Saya izin perkenalan
lagi. Saya dengan Ners Syafinna, biasa dipanggil Ners Fina. Hari ini ners bertugas
dari jam 07:00 sampai jam 14:00 siang. Boleh sebutkan kembali nama lengkap
mbak dan tanggal lahirnya?”

b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan hari ini mbak? Apakah mbak sudah melakukan latihan cara
berkenalan kemarin?”

c. Validasi
“Wah, hebat sekali kalau mbak sudah ada teman sekamar. Karena mbak sudah
melakukan latihan, kita bisa memasukannya ke jadwal kegiatan harian.”

d. Kontrak
1) Topik
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan cara
berkenalan lagi dan bercakap-cakap dengan orang lain agar mbak semakin
banyak teman. Apakah mbak bersedia?
2) Waktu
“Kita akan berbincang – bincang sekitar 10 menit saja. Apakah mbak bersedia?”
3) Tempat
Mbak mau berbincang-bincang dimana? Disini atau di tempat lain?”
7. Fase Kerja
“Baik, sesuai janji ners kemarin, ners akan membawa teman ners untuk berkenalan
dengan mbak. Sebelum ners panggil teman ners, bolehkah mbak mencontohkan lagi
cara berkenalan kepada ners?”
“Wah bagus sekali, mbak. Ternyata mbak masih ingat cara berkenalannya. Kalau begitu,
ners langsung panggil teman ners ya.”
“Ini adalah teman ners. Mbak boleh berkenalan dengan teman ners dan tanyakan apa
yang ingin ditanyakan kepada ners C ya.
“Keren sekali mbak. Mbak sudah berani berkenalan dengan orang lain selain ners, ya.
Sekarang, apakah ada yang ingin mbak tanyakan kepada Ners C?”

8. Fase Terminasi
f. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan mbak setelah tadi berkenalan dengan Ners C?”

g. Evaluasi Objektif
“Wah, bagus. Mbak sudah berani mencoba untuk berkenalan dengan orang lain.
Boleh tidak mbak sebutkan lagi bagaimana cara berkenalan?”

h. Rencana Tindak Lanjut


“Baiklah, kita masukkan di jadwal kegiatan harian setelah kita melakukan kegiatan
hari ini ya.”
“Kira-kira, mbak ingin melakukan latihan mandiri di jam berapa?”

i. Kontrak yang Akan Datang


4) Topik
“Besok, ners akan kembali lagi untuk latihan lagi cara berkenalan. Besok, ners
akan membawa teman lagi kesini, tapi bukan teman ners yang lain. Ners akan
membawa pasien dari kamar lain untuk mengobrol dengan mbak. Apakah mbak
bersedia?”
5) Waktu
“Besok mbak mau bertemu ners jam berapa? Baik, jam 11:00 ya?”
6) Tempat
“Mbak mau latihan dimana besok? Baik disini saja, ya.”
j. Salam Penutup
“Baiklah mbak, sesuai kontrak tadi ners akan datang di jam 11:00. Tempatnya disini
lagi seperti tadi, ya. Kalau begitu ners pamit dan mbak bisa lanjutkan aktivitasnya
lagi. Saya permisi, selamat pagi mbak.”

Anda mungkin juga menyukai