Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI PELAKSANAAN

ISOLASI SOSIAL

DISUSUN

Yeni Lotu 08210100007


Marion Reski Mosa’u 08210100008
Elisabeth Sainyakit 08210100009
Siti Nur Hidayah 08210100011
Rizka Nazila 08210100012
Mafatih 08210100014
Nabila Ernita 08210100018
Mutiara Yolanda Pratiwi 08210100042

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU (UIMA)

2022
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan :I Nama klien :


Hari/ tgl : Ruangan :

A. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi klien
Subjektif: Semenjak ibunya bercerai dengan ayahnya klien tidak mau keluar
rumah selalu diam di dalam kamar, di rumah malas tidak mau membantu
pekerjaan rumah dan selalu tiduran

Objektif: Jika diajak bicara selalu menundukkan kepala, Klien tidak mau
keluar rumah, bicara seperlunya, klien tampak sering mengisolasi diri dengan
duduk di pojok, klien bicara seperlunyanya, klien bicara kadang ketus, tidak
ada kontak mata dengan lawan bicara, klien terlihat murung, klien tampak
gelisah mondar-mandir, klien selalu menundukan wajahnya, klien tampak
sering menghindar
b. Diagnosa keperawatan: Isolasi sosial
c. Tujuan khusus:
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya
TUK II : Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
TUK III : Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan
TUK IV : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap

d. Tindakan keperawatan SP1:


a. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
b. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain
c. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain
d. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
e. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang – bincang
dalam kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Pak. Perkenalkan nama saya Suster ...... , saya senang
dipanggil ...., saya mahasiswi dari UIMA JAKARTA yang akan berdinas
disini senin sampai jumat dari pukul 08.00 s/d 14.00 WIB, Nama bapak
siapa? Senang dipanggil apa?”

b. Evaluasi/ validasi
“Saya lihat bapak tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain dan sering
menyendiri? apa yang bapak rasakan? Apa yang menyebabkan bapak
tidak mau mengobrol dengan yang lain?”

c. Kontrak (topik, waktu dan tempat)


“Baiklah Bapak, bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang tentang
penyebab bapak sering menyendiri, setelah itu kita akan berbincang-
bincang tentang keuntungan berteman dengan orang lain, kerugian tidak
berteman dengan orang lain dan belajar cara berkenalan dengan teman-
teman lain. berapa lama kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau
15 menit? Bapak ingin kita berbincang-bincang dan belajar berkenalan
dimana? Bagaimana kalau di taman?”

d. Tujuan
“Tujuannya adalah supaya bapak dapat memahami manfaat berteman dan
belajar berkenalan untuk menambah teman bapak”.

2. Kerja
“Menurut Bapak apa keuntungan jika Bapak berteman dengan orang lain? Iya
betul.. bagus sekali Bapak bisa jawab pertanyaan Suster, kalau Bapak punya
teman Bapak bisa bercerita dengan teman Bapak tentang perasaan yang Bapak
rasakan. Dan jika Bapak butuh bantuan, ada teman Bapak yang akan
menolong. Iya kan Pak?? Dan Bapak juga tidak akan merasa kesepian lagi
karena Bapak sudah mempunyai teman.”

“Dan menurut Bapak, apa kerugiannya jika bapak tidak mempunyai teman??
Wah, benar sekali Bapak. Jika Bapak tidak mempunyai teman, Bapak tidak
bisa menceritakan tentang perasaan Bapak. Dan tidak ada yang menolong
Bapak jika bapak sedang butuh bantuan. Bapak juga tidak akan merasa
kesepian lagi karena Bapak sudah mempunyai teman. Benar kan Pak??”

“Bapak sudah tahu bagaimana caranya berkenalan? Baiklah Sekarang, Suster


akan mengajarkan bagaimana cara berkenalan dengan orang lain? Pertama,
Bapak sapa teman Bapak seperti selamat pagi atau siang, lalu Bapak ulurkan
tangan Bapak kemudian Bapak ucapkan boleh saya berkenalan dengan kamu?
Begitu ya pak. Kemudian Bapak sebutkan nama Bapak, asalnya dari mana dan
hobinya apa. Lalu Bapak tanyakan kepada teman Bapak namanya siapa,
asalnya dari mana dan hobinya apa. Seperti ini Pak, Suster contohkan ya
“Selamat pagi, nama saya Suster Tia, asal saya dari Jakarta, hobi saya
membaca, kalau boleh saya tahu nama kamu siapa? Nah begitu Bapak . . .
Bagaimana Pak, apa sudah mengerti dengan yang Suster ajarkan tadi? Coba
sekarang Bapak lakukan . . . Wah, bagus sekali Bapak. Nah , sekarang kita isi
jadwal kegiatanya, bapak mau jam berapa latihan berkenalan. setiap kali
Bapak melakukan kegiatan seperti berkenalan, Bapak harus memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan harian Bapak ya . . . Apa Bapak sudah mengerti cara
mengisinya? Baiklah sekarang suster akan mengajarkan bagaimana cara
mengisi jadwal kegiatan harian Bapak. Jika bapak melakukannya sendiri,
Bapak harus menulis M, kalau dibantu oleh suster, Menulis B dan jika harus
suster paksa berarti Menulis T ya Pak.”

3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon setelah tindakan
1) Evaluasi subjektif
”Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan
suster?”

2) Evaluasi Objektif
”Coba sekarang Bapak jelaskan kembali cara berkenalan dengan orang
lain seperti yang tadi telah suster ajarkan!”

b. Rencana tindak lanjut


”Bapak tadi kan kita telah berbincang-bincang tentang cara berkenalan.
Selanjutnya Bapak harus latihan cara berkenalan dengan teman yang tidak
dikenalpun Dan jangan lupa untuk memasukkannya kedalam jadwal
kegiatan harian Bapak...!”

c. Kontrak yang akan datang


”Baiklah Bapak tidak terasa telah 15 menit kita berbincang-bincang.
Bagaimana kalau nanti siang kita berbincang-bincang kembali untuk
membicarakan tentang cara berkenalan dengan orang lain, nanti siang
suster akan mengajak 1 orang untuk berkenalan dengan ibu. Ibu mau jam
berapa kita bertemu? Bagaimana kalau jam 13.00 WIB. Mau berapa lama
kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit. Dimana kita akan
bertemu? Baiklah kalau Bapak mau di taman ini lagi. Sekian dulu
perbincangan kita kali ini, sampai nanti siang ya pak, selamat pagi...”
STRATEGI PALAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan : II Nama klien :


Hari/ tgl : Ruangan :

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Subjektif: Semenjak ibunya bercerai dengan ayahnya klien tidak mau keluar
rumah selalu diam di dalam kamar, di rumah malas tidak mau membantu
pekerjaan rumah dan selalu tiduran

Objektif: Jika diajak bicara selalu menundukkan kepala, Klien tidak mau
keluar rumah, bicara seperlunya, klien tampak sering mengisolasi diri dengan
duduk di pojok, klien bicara seperlunyanya, klien bicara kadang ketus, tidak
ada kontak mata dengan lawan bicara, klien terlihat murung, klien tampak
gelisah mondar-mandir, klien selalu menundukan wajahnya, klien tampak
sering menghindar
2. Diagnosa keperawatan: Isolasi Sosial
3. Tujuan khusus
TUK IV: Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
4. Tindakan keperawatan SP II :
a. Evaluasi kegiatan jadwal harian pasien
b. Berikan kesempatan pada klien mempraktekan cara berkenalan dengan satu
orang
c. Bantu klien memasukkan kegiatan cara berkenalan dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
” Selamat pagi Bapak T”

b. Evaluasi/ validasi
”Bagaimana perasaanya pagi ini pak? Bapak masih ingat dengan
pembicaraan kita kemarin? Coba bapak jelaskan kembali apa yang kita
bicarakan kemarin? Wah, bagus sekali Bapak masih bisa mengingatnya.
Apakah Bapak sudah mempraktekannya pada teman bapak? Bagus Bapak
sudah mempraktekanya. Apakah Bapak sudah mengisi di jadwal kegiatan
harian Bapak? Boleh suster melihatnya?”

c. Kontrak
”Baiklah Bapak sesuai dengan janji kita kemarin, pagi ini kita akan
berbincang-bincang tentang cara berkenalan dengan satu orang, kita akan
berbincang-bincang di taman ya bapak, selama 30 menit.”

d. Tujuan
”Tujuan dari perbincangan kita pagi ini yaitu agar Bapak dapat
mempraktekan cara berkenalan yang telah suster ajarkan kemarin kepada
1 orang.

2. Fase Kerja
Bapak, masih ingat cara berkenalan dengan orang lain seperti yang kemarin
suster ajarkan? Wah bagus sekali ya Bapak masih ingat, coba diulang kembali
cara Bapak berkenalan dengan orang lain. Bagus.. Bapak sudah bisa
mengulang cara berkenalan, nah coba sekarang Bapak pragakan kepada orang
yang belum bapak kenal. Bapak mau berkenalan dengan siapa? Dengan teman
bapak atau dengan suster lain? Nah... disana ada suster yang sedang berdiri,
coba sekarang bapak berkenalan dengan suster itu? Wah bagus sekali…
Bapak sudah bisa berkenalan dengan 1 orang lain yang belum Bapak kenal.
Selanjutnya Bapak latihan cara berkenalan dengan orang lain yang belum
bapak kenal ya. Nah sekarang Bapak tuliskan kegiatan hari ini ke dalam
jadwal kegiatan harian Bapak, seperti yang sudah saya ajarkan kemarin.
Bapak mau melakukan kegiatan ini lagi jam berapa? Baik kalau begitu jika
Bapak sudah melakukan kegiatan seperti tadi, jangan lupa Bapak memasukan
kedalam jadwal kegiatan harian Bapak.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
Nah, bagaimana perasaaan bapak setelah kita mempraktekan cara
berkenalan dengan satu orang”
2) Evaluasi objektif
Bapak, coba sebutkan berkenalan dengan siapa? Asalnya darimana dan
hobinya apa?”
b. Rencana Tindak Lanjut
”Bapak saya harap Bapak dapat mempraktekan cara berkenalan dengan
satu orang lain dan jangan lupa ya Bapak setelah Bapak melakukan
kegiatan berkenalan Bapak masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
yang sudah kita isi bersama-sama tadi”

c. Kontrak yang akan datang


”Sudah tidak terasa ya kita berbincang-bincang sudah 30 menit bagaimana
kalau besok kita bertemu lagi? Nah Bapak besok kita akan berdiskusi
tentang cara berkenalan dengan 2 orang teman atau lebih. Bapak mau kita
berbincang-bincang di mana? Di teras atau di ruang makan bagaimana
kalau di teras saja? Bapak mau berapa lama kita berdiskusi? Bagaimana
kalau 30 menit? Baiklah, sekarang Bapak bisa kembali istirahat”
STRATEGI PALAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan : III Nama klien :


Hari/ tgl : Ruangan :

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Subjektif: Semenjak ibunya bercerai dengan ayahnya klien tidak mau keluar
rumah selalu diam di dalam kamar, di rumah malas tidak mau membantu
pekerjaan rumah dan selalu tiduran

Objektif: Jika diajak bicara selalu menundukkan kepala, Klien tidak mau
keluar rumah, bicara seperlunya, klien tampak sering mengisolasi diri dengan
duduk di pojok, klien bicara seperlunyanya, klien bicara kadang ketus, tidak
ada kontak mata dengan lawan bicara, klien terlihat murung, klien tampak
gelisah mondar-mandir, klien selalu menundukan wajahnya, klien tampak
sering menghindar

2. Diagnosa keperawatan: Isolasi Sosial


3. Tujuan khusus
TUK IV: Klien mampu melaksanakan berhubungan sosial secara bertahap
TUK V : Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial

4. Tindakan keperawatan SP III:


a. Evaluasi kegiatan jadwal harian
pasien
b. Berikan kesempatan pada klien
mempraktekan cara berkenalan dengan dua orang atau lebih
c. Bantu klien memasukkan
kegiatan cara berkenalan dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan
harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
” Selamat pagi Bapak T”.

b. Evaluasi/ validasi
”Bagaimana perasaan Bapak pagi ini? Kelihatanya wajah Bapak terlihat
semangat. Bapak, Saya mau melihat jadwal kegiatan harian yang telah
saya berikan, Bisa saya lihat? Wah bagus sekali Bapak, bisa mengisinya,
berarti Bapak sudah mempraktekkan cara berkenalan. Bapak sudah
berkenalan dengan siapa saja? Namanya siapa, hobinya apa pak? Wah
bagus sekali Bapak masih mengingatnya. Oke, kalau begitu apa Bapak
masih ingat bagaimana cara berkenalan? bisa Bapak peragakan kembali?”

c. Kontrak
”Baiklah Bapak sesuai dengan janji kita kemarin, pagi ini kita akan latihan
cara berkenalan dengan dua orang atau lebih, kita akan berbincang-
bincang di teras ya Pak, selama 30 menit.”

d. Tujuan
”Tujuan dari perbincangan kita pagi ini yaitu agar Bapak dapat
mempraktekkan cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih, agar Bapak
semakin memiliki banyak teman.”

2. Fase Kerja
”Nah Pak, apakah Bapak masih ingat cara berkenalan dengan orang lain
seperti yang kemarin suster ajarkan? Wah... bagus sekali ya Bapak masih
ingat, coba diulang kembali cara Bapak berkenalan dengan orang lain. Bagus..
Bapak sudah bisa mengulang cara berkenalan, nah coba sekarang Bapak
peragakan kepada 2 orang atau lebih yang belum bapak kenal. Disana ada
teman suster yang sedang berkumpul. Coba Bapak praktekkan cara
berkenalan dengan suster disana. Wah bagus sekali Pak, ternyata Bapak bisa
berkenalan dengan 2 orang tadi. Nah sekarang Bapak tuliskan kegiatan hari
ini ke dalam jadwal kegiatan harian Bapak, seperti yang sudah saya ajarkan
kemarin. Bapak mau melakukan kegiatan ini lagi jam berapa? Baik kalau
begitu jika Bapak sudah melakukan kegiatan seperti tadi, jangan lupa Bapak
memasukan kedalam jadwal kegiatan harian Bapak.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
”Nah, Bapak bagaimana perasaaan Bapak setelah kita mempraktekan
cara berkenalan dengan dua orang”

2) Evaluasi objektif
”Nah, sekarang coba Bapak sebutkan tadi berkenalan dengan siapa
saja? Alamatnya? Hobinya apa? ”

b. Rencana Tindak lanjut


”Bapak saya harap Bapak dapat mempraktekan cara berkenalan dengan
dua orang teman Bapak dan jangan lupa ya Bapak setelah Bapak
melakukan kegiatan berkenalan untuk melakukan kegiatan bersama, dan
janagan lupa Bapak masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian yang
sudah kita isi bersama-sama tadi”

c. Kontrak yang akan datang


”Bapak, sudah tidak terasa ya kita berbincang-bincang sudah 30 menit
bagaimana kalau nanti siang kita bertemu lagi? Nah nanti kita akan latihan
kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok yaitu bercakap-cakap dengan orang
lain secara berkelompok. Bapak mau kita berbincang-bincang dimana di
teras atau di kamar? Baiklah kalau di teras. Bapak mau berapa lama kita
berdiskusi? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah Bapak sekarang Bapak
bisa kembali beristirahat.”

Anda mungkin juga menyukai