Keperawatan Anak
Fasilitator
Ns. Nur Eni Lestari, M.Kep, Sp.Kep.An
Disusun Oleh
Nabila Ernita
NPM
08210100018
Puji syukur atas rahmat dan hidayah atas kehadirat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa hambatan yang berarti.
Dengan selesainya makalah ini, sudah menjadi keharusan bagi penulis untuk mengucapkan
rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan dan
penyelesaiannya, sehingga dapat rampung pada waktunya. Penghargaan dan terima kasih penulis
sampaikan kepada yang terhormat:
1. Ibu Ns. Nur Eni Lestari, M.Kep, Sp.Kep.An., selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberi arahan dan masukan sehingga mendorong penulis membuat makalah ini.
2. Rekan-rekan penulis senasib dan seperjuangan, yang telah menyumbangkan pikiran demi
membantu penulis hingga terselesaikannya makalah ini.
Dengan adanya makalah ini, kami berharap mahasiswa Ilmu Keperawatan khususnya dan
masyarakat secara umumnya dapat memahami pentingnya etika keperawatan dalam dunia
keperawatan. Penulis juga berharap rekan sesama mahasiswa Ilmu Keperawatan dapat
menerapkan etika dalam setiap pemberian asuhan keperawatan, sehingga dunia kesehatan
Indonesia menjadi semakin baik dan terpercaya.
Tentunya ada hal-hal yang mendorong penulis untuk membuat makalah ini ialah bertujuan
untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih luas mengenai penerapan etika di
dalam bidang keperawatan. Oleh karena itu penulis berharap makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dalam meningkatkan mutu,
mengembangkan data dan penyajian makalah ke arah yang lebih baik lagi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
1.3. Pembatasan Masalah.........................................................................................2
1.4. Metode Penulisan..............................................................................................2
1.5. Sistematika Penulisan.......................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................................3
2.1. Kasus Pemicu Kasus Profesi Keperawatan......................................................3
2.2. Analisa Kasus dan Kaitannya dengan Undang-Undang.……………………..4
2.3 Kaidah Dasar Bioetika Autonomy.....................................................................4
2.4. Kaidah Dasar Bioetika Nonmaleficence...........................................................4
2.5. Kaidah Dasar Bioetika Justice..........................................................................5
2.6. Kaidah Dasar Bioetika Beneficence..................................................................
2.7. Prinsip Etika Keperawatan...............................................................................7
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................8
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................8
3.2. Saran.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................9
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menjalankan tugas keprofesiannya, perawat bisa saja melakukan kesalahan yang
dapat merugikan klien sebagai penerima asuhan keperawatan bahkan bisa mengakibatkan
kecacatan dan lebih parah lagi mengakibatkan kematian, terutama bila pemberian asuhan
keperawatan tidak sesuai dengan standar praktek keperawatan kejadian ini di kenal dengan
malpraktek. Dalam setiap profesi termasuk profesi tenaga kesehatan berlaku norma etika dan
norma hukum. Oleh sebab itu apabila timbul dugaan adanya kesalahan praktek sudah
seharusnyalah diukur atau dilihat dari sudut pandang kedua norma tersebut. Kesalahan dari sudut
pandang etika disebut ethical malpractice dan dari sudut pandang hukum disebut yuridical
malpractice. Hal ini perlu dipahami mengingat dalam profesi tenaga keperawatan berlaku norma
etika dan norma hukum, sehingga apabila ada kesalahan praktek perlu dilihat domain apa yang
dilanggar. Karena antara etika dan hukum ada perbedaan-perbedaan yang mendasar menyangkut
substansi, otoritas, tujuan dan sangsi, maka ukuran normatif yang dipakai untuk menentukan
adanya ethical malpractice atau yuridical malpractice dengan sendirinya juga berbeda.
Tidak setiap ethical malpractice merupakan yuridical malpractice akan tetapi semua
bentuk yuridical malpractice pasti merupakan ethical malpractice. Untuk menghindari terjadinya
malpraktek ini, perlu di adakan kajian-kajian etika dan hukum yang menyangkut malpraktek
khususnya dalam bidang keperawatan sehingga sebagai perawat nantinya dalam menjalankan
praktek keperawatan senantiasa memperhatikan kedua aspek tersebut.
4
1.3. Pembatasan Masalah
Masalah yang dapat terungkap dari latar belakang memiliki cakupan yang sangat luas.
Hal ini menyebabkan suatu pembahasan yang kompleks jika tidak ada pembatasan masalah.
Oleh karena itu, pembahasan masalah dalam makalah ini dibatasi menjadi beberapa sub bahasan.
Bahasan tersebut meliputi pemaparan kasus keperawatan dan korelasinya terhadap kaidah dasar
bioetika autonomy, nonmaleficence, justice, dan beneficence, serta kode etik keperawatan.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Cerita bermula pada hari Selasa (19/3) lalu, perut Fitri (23), istri Hendri, mengalami
kontraksi. Dia ingin melahirkan. Padahal saat itu usia kandungannya baru menjalani delapan
bulan lebih beberapa hari. Untuk pertolongan pertama, Hendri kemudian memanggil bidan di
dekat tempat tinggal mereka di Jl Prof Dr Hamka Gg Sadeli, Kampung Gaga Masjid, RT 05/01
Larangan Selatan, Tangerang. Bidan itu memprediksi bayi laki-laki di perut Fitri akan lahir
prematur. Merasa tidak punya alat merawat bayi yang lahir prematur, bidan itu meminta Hendri
membawa Fitri ke rumah sakit terdekat. Sekitar pukul 15.00 WIB, atas saran bidan Hendri
membawa istrinya ke rumah sakit Kartini di kawasan Cipulir. Di rumah sakit itu pun dokter lepas
tangan. "Mereka bilang nggak sanggup, takut kenapa-kenapa. Mereka juga nggak punya alat
untuk nanganin bayi prematur. Lalu disarankan ke rumah sakit yang punya alat, mereka sarankan
ke RS Fatmawati," cerita Hendri saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (21/3).
Sebenarnya Hendri tak tega mengangkut istrinya yang tengah kesakitan. Tapi demi si buah hati
dia terus berjuang. Sampai di rumah sakit, rupanya bekal surat rujukan dari rumah sakit
sebelumnya tak membuat proses penanganan menjadi lebih baik. Banyak hal yang harus diisi,
banyak pertanyaan yang ditanyakan. Total waktu yang dia habiskan hampir 30 menit, sementara
istri menunggu di parkiran. "Saya sampai marah-marah ke dokter. Saat ini mereka bilang harus
tanda tangan surat yang isinya kalau ada apa-apa pihak rumah sakit tak tanggung jawab. Saya
tanda tangani, namanya saya bingung, yang ada di pikiran saya anak lahir, dan keduanya selamat
dan sehat," tambahnya.
Pada hari yang sama, sekitar pukul 21.45 WIB, akhirnya putra pertama Hendri dan Fitri
lahir dengan berat 2,2 kg. Bayi itu menangis dengan suara kencang dan nyaring. Bayi itu
diberi nama Evan. Meski beratnya kurang, tim dokter dan perawat yang membantu proses
kelahiran menyatakan Evan sehat. "Saya lihat anak saya sehat, walaupun beratnya kurang dan
prematur. Dia juga nggak ditaruh di inkubator," ungkap Hendri. Karena Evan sehat, Fitri dan
bayinya diperbolehkan pulang Rabu keesokan harinya. Singkat cerita, saat akan pulang pada
Rabu (20/3) sore sekitar pukul 15.00 WIB, datang seorang perawat menemui Fitri. Perawat itu
meminta Fitri untuk keluar sebentar, sedangkan Hendri sibuk mengurus administrasi. Setelah
semua urusan selesai, Hendri, Fitri dan bidan kampung yang mereka ajak hendak membawa
Evan pulang. Saat itu perawat mengatakan baru saja memberikan Evan suntikan imunisasi.
Mendengar ucapan perawat itu, Fitri, Hendri dan bidan kaget. "Si bidan sampai marah, kok anak
prematur disuntik, ini kan juga bayi baru lahir. Saya sendiri dan istri juga nggak dimintai
persetujuan akan disuntik. Setelah debat itu kami langsung pulang," jelas pria yang bekerja
sebagai pedagang musiman ini. Sampai di rumah, Evan masih baik-baik saja. Masih
6
minum susu dan tak ada hal yang aneh. Kamis dini hari tadi, bayi itu tiba-tiba saja terus
merengek dan badannya panas. Di bagian pahanya hingga ke bokong tiba-tiba merah. Hendri
menduga merah itu berasal dari bekas suntikan. "Akhirnya pagi tadi kami bawa ke RS Sari Asih
Ciledug. Saat diperiksa dokter jantungnya masih gerak, setelah beberapa saat diperiksa tak lama
anak kami dinyatakan meninggal," kisahnya lirih. Atas kejadian itu, Hendri merasa kecewa. Dia
akan kembali mendatangi RS Fatmawati untuk memastikan soal suntikan yang diberikan seorang
perawat ke anaknya. "Saya sedih, istri protes, tapi saya masih bingung," katanya. Saat
dikonfirmasi soal meninggalnya Evan, Humas RS Fatmawati, Wini mengaku belum mendengar
soal meninggalnya bayi Evan. "Saya belum tahu, biasanya di report morning pada saat selesai
jaga malam. Kalau nggak ada masalah tidak dilaporkan dalam morning report. Tapi jangan
bilang kasus itu tidak ada, karena belum dilacak karena saya nggak tahu," kata Wini saat ditemui
di RS Fatmawati. Dia meminta hal itu dikonfirmasi pada kepala rumah sakit. Dia merasa tak
punya wewenang menjelaskan soal kasus ini.
2.2 Analisis Kasus dan Kaitannya dengan UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
A. Profesi
adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan
untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat mementingkan
kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen sebagai penerima jasa
pelayanan keperawatan professional. Menurut Webster, profesi adalah pekerjaan yang
memerlukan pendidikan yang lama dan menyangkut keterampilan intelektual.
B. Karakteristik Profesi
Gary dan Pratt (1991), Kiozer Erb dan Wilkinson (1995) mengemukakan
karakteristik professional sebagai berikut :
7
Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper(1993) serta
Berger dan Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik
sebagai berikut :
8
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi kesehatan.
9
2.3 Kaidah Dasar Bioetika Autonomy
Parameter Sesuai/
No Pernyataan Alasan
KDB Melanggar
1. Perawat mengatakan baru
saja memberikan Evan Menghargai hak
suntikan imunisasi. menentukan
Mendengar ucapan perawat nasib sendiri, Sebelum melakukan
itu, Fitri, Hendri dan bidan menghargai tindakan imunisasi
kaget. Si bidan sampai martabat pasien perawat tidak
marah, “kok anak prematur Melanggar meminta
disuntik, ini kan juga bayi persetujuan
baru lahir”. Saya sendiri Tidak tindakan kepada
dan istri juga nggak mengintervensi keluarga.
dimintai persetujuan akan atau
disuntik menghalangi
autonomi pasien
10
2.5 Kaidah Dasar Bioetika Justice
Sesuai/
No. Pernyataan Parameter KDB Alasan
Melanggar
1. Atas kejadian itu, Hendri Menghargai hak Melanggar Keluarga berhak
merasa kecewa. Dia akan orang lain mengetahui tentang
kembali mendatangi RS tindakan yang
Fatmawati untuk diberikan perawat
memastikan soal suntikan kepada bayinya
yang diberikan seorang sebelum Tindakan
perawat ke anaknya. tersebut dilakukan.
Minimalisasi akibat
buruk
Melanggar
Maksimalisasi
pemuasan
kebahagiaan/preferensi
pasien
11
2.7 Prinsip Etika Keperawatan
Etik Sesuai/
No. Pernyataan Alasan
Keperawatan Melanggar
1.
Veracity
(kejujuran) Melanggar
2.
Accountability
(akuntabilitas) Melanggar
Kode etik keperawatan lain yang dilanggar ialah kode etik perawat dan praktik, yaitu pada poin:
12
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
3.2.1 Sekiranya mahasiswa ilmu keperawatan (khususnya) sebagai calon tenaga kesehatan
mengetahui serta memahami etika pada profesinya agar dapat menjalankan pekerjaan
kelak sesuai kepada apa yang seharusnya.
3.2.2 Mahasiswa dapat membuat prioritas terhadap suatu keputusan yang meliputi kebutuhan
kesehatan pasien.
13
DAFTAR PUSTAKA
14