Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANALISIS KASUS KEPERAWATAN ANAK


BERDASARKAN ETIKA KEPERAWATAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Keperawatan Anak

Fasilitator
Ns. Nur Eni Lestari, M.Kep, Sp.Kep.An

Disusun Oleh
Nabila Ernita

NPM
08210100018

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat dan hidayah atas kehadirat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa hambatan yang berarti.
Dengan selesainya makalah ini, sudah menjadi keharusan bagi penulis untuk mengucapkan
rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan dan
penyelesaiannya, sehingga dapat rampung pada waktunya. Penghargaan dan terima kasih penulis
sampaikan kepada yang terhormat:

1. Ibu Ns. Nur Eni Lestari, M.Kep, Sp.Kep.An., selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberi arahan dan masukan sehingga mendorong penulis membuat makalah ini.
2. Rekan-rekan penulis senasib dan seperjuangan, yang telah menyumbangkan pikiran demi
membantu penulis hingga terselesaikannya makalah ini.
Dengan adanya makalah ini, kami berharap mahasiswa Ilmu Keperawatan khususnya dan
masyarakat secara umumnya dapat memahami pentingnya etika keperawatan dalam dunia
keperawatan. Penulis juga berharap rekan sesama mahasiswa Ilmu Keperawatan dapat
menerapkan etika dalam setiap pemberian asuhan keperawatan, sehingga dunia kesehatan
Indonesia menjadi semakin baik dan terpercaya.

Tentunya ada hal-hal yang mendorong penulis untuk membuat makalah ini ialah bertujuan
untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih luas mengenai penerapan etika di
dalam bidang keperawatan. Oleh karena itu penulis berharap makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dalam meningkatkan mutu,
mengembangkan data dan penyajian makalah ke arah yang lebih baik lagi.

Jakarta, 24 Mei 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
1.3. Pembatasan Masalah.........................................................................................2
1.4. Metode Penulisan..............................................................................................2
1.5. Sistematika Penulisan.......................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................................3
2.1. Kasus Pemicu Kasus Profesi Keperawatan......................................................3
2.2. Analisa Kasus dan Kaitannya dengan Undang-Undang.……………………..4
2.3 Kaidah Dasar Bioetika Autonomy.....................................................................4
2.4. Kaidah Dasar Bioetika Nonmaleficence...........................................................4
2.5. Kaidah Dasar Bioetika Justice..........................................................................5
2.6. Kaidah Dasar Bioetika Beneficence..................................................................
2.7. Prinsip Etika Keperawatan...............................................................................7
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................8
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................8
3.2. Saran.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Perkembangan keperawatan menuju keperawatan profesional sebagai profesi di
pengaruhi oleh berbagai perubahan, perubahan ini sebagai akibat tekanan globalisasi yang juga
menyentuh perkembangan keperawatan profesional antara lain adanya tekanan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang pada hakekatnya harus diimplementasikan
pada perkembangan keperawatan professional di Indonesia. Disamping itu dipicu juga adanya
UU No. 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan dan UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen sebagai akibat kondisi sosial ekonomi yang semakin baik, termasuk latar belakang
pendidikan yang semakin tinggi yang berdampak pada tuntutan pelayanan keperawatan yang
semakin berkualitas.

Dalam menjalankan tugas keprofesiannya, perawat bisa saja melakukan kesalahan yang
dapat merugikan klien sebagai penerima asuhan keperawatan bahkan bisa mengakibatkan
kecacatan dan lebih parah lagi mengakibatkan kematian, terutama bila pemberian asuhan
keperawatan tidak sesuai dengan standar praktek keperawatan kejadian ini di kenal dengan
malpraktek. Dalam setiap profesi termasuk profesi tenaga kesehatan berlaku norma etika dan
norma hukum. Oleh sebab itu apabila timbul dugaan adanya kesalahan praktek sudah
seharusnyalah diukur atau dilihat dari sudut pandang kedua norma tersebut. Kesalahan dari sudut
pandang etika disebut ethical malpractice dan dari sudut pandang hukum disebut yuridical
malpractice. Hal ini perlu dipahami mengingat dalam profesi tenaga keperawatan berlaku norma
etika dan norma hukum, sehingga apabila ada kesalahan praktek perlu dilihat domain apa yang
dilanggar. Karena antara etika dan hukum ada perbedaan-perbedaan yang mendasar menyangkut
substansi, otoritas, tujuan dan sangsi, maka ukuran normatif yang dipakai untuk menentukan
adanya ethical malpractice atau yuridical malpractice dengan sendirinya juga berbeda.

Tidak setiap ethical malpractice merupakan yuridical malpractice akan tetapi semua
bentuk yuridical malpractice pasti merupakan ethical malpractice. Untuk menghindari terjadinya
malpraktek ini, perlu di adakan kajian-kajian etika dan hukum yang menyangkut malpraktek
khususnya dalam bidang keperawatan sehingga sebagai perawat nantinya dalam menjalankan
praktek keperawatan senantiasa memperhatikan kedua aspek tersebut.

1.2. Tujuan Penulisan


Makalah ini ditulis untuk mencapai beberapa tujuan. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk menganalisa kasus pelanggaran 4 kaidah dasar bioetika dan kode etik keperawatan.
Penulisan ini diharapkan dapat menginformasi pembaca terkait urgensi yang dibahas sehingga
pembaca dapat menghindari kasus serupa dan tidak melanggar 4 kaidah dasar bioetika dan kode
etik keperawatan. Tujuan utama yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini adalah untuk
membantu pemahaman pembaca mengenai 4 kaidah dasar bioetika dan kode etik keperawatan.

4
1.3. Pembatasan Masalah
Masalah yang dapat terungkap dari latar belakang memiliki cakupan yang sangat luas.
Hal ini menyebabkan suatu pembahasan yang kompleks jika tidak ada pembatasan masalah.
Oleh karena itu, pembahasan masalah dalam makalah ini dibatasi menjadi beberapa sub bahasan.
Bahasan tersebut meliputi pemaparan kasus keperawatan dan korelasinya terhadap kaidah dasar
bioetika autonomy, nonmaleficence, justice, dan beneficence, serta kode etik keperawatan.

1.3 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah study literature. Metode ini
dilakukan dengan cara mencari informasi yang terkait dengan pembahasan masalah dari buku,
jurnal, dan sumber bacaan lain yang terpercaya. Selain itu, kami juga mendiskusikan masalah ini
terkait dengan pengetahuan yang telah kami miliki.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kasus Pemicu Profesi Keperawatan


Kisah pilu diceritakan oleh Hendri (25), ayah dari bayi bernama Evan. Bayinya yang baru
lahir satu malam di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, mengalami bercak kemerahan,
kemudian panas tinggi, akhirnya meninggal dunia setelah disuntik perawat.

Cerita bermula pada hari Selasa (19/3) lalu, perut Fitri (23), istri Hendri, mengalami
kontraksi. Dia ingin melahirkan. Padahal saat itu usia kandungannya baru menjalani delapan
bulan lebih beberapa hari. Untuk pertolongan pertama, Hendri kemudian memanggil bidan di
dekat tempat tinggal mereka di Jl Prof Dr Hamka Gg Sadeli, Kampung Gaga Masjid, RT 05/01
Larangan Selatan, Tangerang. Bidan itu memprediksi bayi laki-laki di perut Fitri akan lahir
prematur. Merasa tidak punya alat merawat bayi yang lahir prematur, bidan itu meminta Hendri
membawa Fitri ke rumah sakit terdekat. Sekitar pukul 15.00 WIB, atas saran bidan Hendri
membawa istrinya ke rumah sakit Kartini di kawasan Cipulir. Di rumah sakit itu pun dokter lepas
tangan. "Mereka bilang nggak sanggup, takut kenapa-kenapa. Mereka juga nggak punya alat
untuk nanganin bayi prematur. Lalu disarankan ke rumah sakit yang punya alat, mereka sarankan
ke RS Fatmawati," cerita Hendri saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (21/3).
Sebenarnya Hendri tak tega mengangkut istrinya yang tengah kesakitan. Tapi demi si buah hati
dia terus berjuang. Sampai di rumah sakit, rupanya bekal surat rujukan dari rumah sakit
sebelumnya tak membuat proses penanganan menjadi lebih baik. Banyak hal yang harus diisi,
banyak pertanyaan yang ditanyakan. Total waktu yang dia habiskan hampir 30 menit, sementara
istri menunggu di parkiran. "Saya sampai marah-marah ke dokter. Saat ini mereka bilang harus
tanda tangan surat yang isinya kalau ada apa-apa pihak rumah sakit tak tanggung jawab. Saya
tanda tangani, namanya saya bingung, yang ada di pikiran saya anak lahir, dan keduanya selamat
dan sehat," tambahnya.

Pada hari yang sama, sekitar pukul 21.45 WIB, akhirnya putra pertama Hendri dan Fitri
lahir dengan berat 2,2 kg. Bayi itu menangis dengan suara kencang dan nyaring. Bayi itu
diberi nama Evan. Meski beratnya kurang, tim dokter dan perawat yang membantu proses
kelahiran menyatakan Evan sehat. "Saya lihat anak saya sehat, walaupun beratnya kurang dan
prematur. Dia juga nggak ditaruh di inkubator," ungkap Hendri. Karena Evan sehat, Fitri dan
bayinya diperbolehkan pulang Rabu keesokan harinya. Singkat cerita, saat akan pulang pada
Rabu (20/3) sore sekitar pukul 15.00 WIB, datang seorang perawat menemui Fitri. Perawat itu
meminta Fitri untuk keluar sebentar, sedangkan Hendri sibuk mengurus administrasi. Setelah
semua urusan selesai, Hendri, Fitri dan bidan kampung yang mereka ajak hendak membawa
Evan pulang. Saat itu perawat mengatakan baru saja memberikan Evan suntikan imunisasi.
Mendengar ucapan perawat itu, Fitri, Hendri dan bidan kaget. "Si bidan sampai marah, kok anak
prematur disuntik, ini kan juga bayi baru lahir. Saya sendiri dan istri juga nggak dimintai
persetujuan akan disuntik. Setelah debat itu kami langsung pulang," jelas pria yang bekerja
sebagai pedagang musiman ini. Sampai di rumah, Evan masih baik-baik saja. Masih

6
minum susu dan tak ada hal yang aneh. Kamis dini hari tadi, bayi itu tiba-tiba saja terus
merengek dan badannya panas. Di bagian pahanya hingga ke bokong tiba-tiba merah. Hendri
menduga merah itu berasal dari bekas suntikan. "Akhirnya pagi tadi kami bawa ke RS Sari Asih
Ciledug. Saat diperiksa dokter jantungnya masih gerak, setelah beberapa saat diperiksa tak lama
anak kami dinyatakan meninggal," kisahnya lirih. Atas kejadian itu, Hendri merasa kecewa. Dia
akan kembali mendatangi RS Fatmawati untuk memastikan soal suntikan yang diberikan seorang
perawat ke anaknya. "Saya sedih, istri protes, tapi saya masih bingung," katanya. Saat
dikonfirmasi soal meninggalnya Evan, Humas RS Fatmawati, Wini mengaku belum mendengar
soal meninggalnya bayi Evan. "Saya belum tahu, biasanya di report morning pada saat selesai
jaga malam. Kalau nggak ada masalah tidak dilaporkan dalam morning report. Tapi jangan
bilang kasus itu tidak ada, karena belum dilacak karena saya nggak tahu," kata Wini saat ditemui
di RS Fatmawati. Dia meminta hal itu dikonfirmasi pada kepala rumah sakit. Dia merasa tak
punya wewenang menjelaskan soal kasus ini.

Sumber : Lia Harahap dan Achmad, 21 Maret 2013 16.27. https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-bayi-


prematur-evan-meninggal-setelah-disuntik-perawat.html

2.2 Analisis Kasus dan Kaitannya dengan UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
A. Profesi

adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan
untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat mementingkan
kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen sebagai penerima jasa
pelayanan keperawatan professional. Menurut Webster, profesi adalah pekerjaan yang
memerlukan pendidikan yang lama dan menyangkut keterampilan intelektual.

B. Karakteristik Profesi

Gary dan Pratt (1991), Kiozer Erb dan Wilkinson (1995) mengemukakan
karakteristik professional sebagai berikut :

a) Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan


b) Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritis
c) Kemampuan menyelesaikan masalah
d) Pengembangan diri secara berkesinambungan
e) Pendidikan formal
f) Sistem pengesahan terhadap kompetensi
g) Penguatan secara legal terhadap standar professional
h) Praktik berdasarkan etik
i) Hukum terhadap malpraktik
j) Penerimaan dan pelayanan pada masyarakat
k) Perbedaan peran antara pekerja professional dengan pekerjaan lain dan
membolehkan praktik yang otonom.

7
Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper(1993) serta
Berger dan Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik
sebagai berikut :

a) Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan masalah


dalam tatanan praktik keperawatan.
b) Seseorang yang memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada
masyarakat.
c) Melalui pendidikan yang memenuhi standar dan diselenggarakan di perguruan tinggi
atau universitas.
d) Memiliki pengendalian terhadap standar praktik.
e) Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan.
f) Karir seumur hidup
g) Fungsi mandiri.

Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan :

Pasal Bunyi Sesuai/melanggar Alasan

Pertimbangan nomor c Bahwa penyelenggaraan sesuai Perawat telah


upaya kesehatan harus melakukan tindakan
dilakukan oleh tenaga yang sesuai yaitu
kesehatan yang melakukan
bertanggung jawab, imunisasi pada bayi
memiliki etik dan moral Evan setelah bayi
yang tinggi, keahlian, tersebut dilahirkan.
dan kewenangan secara
terus menerus. Dan
harus ditingkatkan
mutunya melalui
pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan,
sertifikasi, registrasi,
perizinan, serta
pembinaan,
pengawasan, dan
pemantauan agar
penyelenggaraan upaya
kesehatan memenuhi
rasa keadilan dan
perikemanusiaan serta
sesuai dengan

8
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi kesehatan.

Pasal 83 ayat 2 Pemerintah menjamin Perawat telah


perlindungan hukum melakukan tindakan
bagi setiap orang imunisasi sesuai
sebagaimana dimaksud dengan
pada ayat (1) sesuai kewenangan,
dengan kemampuan prosedur dan
yang dimiliki. kompetensinya.

Pasal 1 ayat 5 Kompetensi adalah


kemampuan yang
dimiliki seorang Tenaga
Kesehatan berdasarkan
Sesuai
ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
profesional untuk dapat
menjalankan praktik.
Pasal 26 ayat 1 Tenaga kesehatan yang
telah ditempatkan di
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan wajib
melaksanakan tugas
sesuai dengan
kompetensi dan
kewenangannya
Pasal 58 ayat 1 tentang a. Memperoleh Melanggar Perawat tidak
kewajiban tenaga persetujuan dari meminta
kesehatan penerima pelayanan persetujuan
kesehatan atau tindakan dengan
keluarga atas memberikan
tindakan yang informed consent
diberikan kepada keluarga

9
2.3 Kaidah Dasar Bioetika Autonomy
Parameter Sesuai/
No Pernyataan Alasan
KDB Melanggar
1. Perawat mengatakan baru
saja memberikan Evan Menghargai hak
suntikan imunisasi. menentukan
Mendengar ucapan perawat nasib sendiri, Sebelum melakukan
itu, Fitri, Hendri dan bidan menghargai tindakan imunisasi
kaget. Si bidan sampai martabat pasien perawat tidak
marah, “kok anak prematur Melanggar meminta
disuntik, ini kan juga bayi persetujuan
baru lahir”. Saya sendiri Tidak tindakan kepada
dan istri juga nggak mengintervensi keluarga.
dimintai persetujuan akan atau
disuntik menghalangi
autonomi pasien

2.4 Kaidah Dasar Bioetika Nonmaleficence


Parameter Sesuai/
No. Pernyataan Alasan
KDB Melanggar
1 Setelah semua urusan Mencegah Sesuai Imunisasi
selesai, Hendri, Fitri dan pasien dari merupakan hal yang
bidan kampung yang bahaya wajib diberikan
mereka ajak hendak untuk anak.
membawa Evan pulang. Imunisasi sangat
Saat itu perawat dibutuhkan oleh
mengatakan baru saja bayi prematur
memberikan Evan suntikan karena system
imunisasi. kekebalan tubuhnya
sangat lemah
sehingga beresiko
terkena berbagai
penyakit.
2 Walaupun beratnya kurang Tidak Melanggar Bayi prematur tidak
dan prematur. Dia juga membahayakan memiliki jaringan
nggak ditaruh di incubator. kehidupan lemak yang cukup
pasien karena untuk mengatur
kelalaian suhu tubuhnya
dengan baik itulah
sebabnya bayi
prematur perlu
segera diletakkan di
dalam inkubator
bayi yang hangat
agar terhindar dari
udara dingin sesaat
setelah lahir

10
2.5 Kaidah Dasar Bioetika Justice
Sesuai/
No. Pernyataan Parameter KDB Alasan
Melanggar
1. Atas kejadian itu, Hendri Menghargai hak Melanggar Keluarga berhak
merasa kecewa. Dia akan orang lain mengetahui tentang
kembali mendatangi RS tindakan yang
Fatmawati untuk diberikan perawat
memastikan soal suntikan kepada bayinya
yang diberikan seorang sebelum Tindakan
perawat ke anaknya. tersebut dilakukan.

2.6 Kaidah Dasar Bioetika Beneficence


Sesuai/
No. Pernyataan Parameter KDB Alasan
Melanggar
1.

Minimalisasi akibat
buruk

Melanggar

Maksimalisasi
pemuasan
kebahagiaan/preferensi
pasien

11
2.7 Prinsip Etika Keperawatan
Etik Sesuai/
No. Pernyataan Alasan
Keperawatan Melanggar
1.

Veracity
(kejujuran) Melanggar

2.

Accountability
(akuntabilitas) Melanggar

2.8 Analisis Kasus dan Kaitannya dengan Kode Etik Keperawatan


Profesi-profesi dalam ilmu kesehatan memiliki kode etik masing-masing. Kode etik
dalam keperawatan seperti yang diatur oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia). Kode
etik dalam keperawatan digunakan untuk perawat dalam mengambil tindakan untuk melakukan
pelayanan kesehatan. Kode etik keperawatan yang diatur oleh PPNI yaitu: perawat dan klien,
perawat dan praktik, perawat dan masyarakat, perawat dan teman sejawat serta perawat dan
profesi.

Kode etik keperawatan lain yang dilanggar ialah kode etik perawat dan praktik, yaitu pada poin:

1. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai


kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan klien.
2. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi,
menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.

12
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran
3.2.1 Sekiranya mahasiswa ilmu keperawatan (khususnya) sebagai calon tenaga kesehatan
mengetahui serta memahami etika pada profesinya agar dapat menjalankan pekerjaan
kelak sesuai kepada apa yang seharusnya.
3.2.2 Mahasiswa dapat membuat prioritas terhadap suatu keputusan yang meliputi kebutuhan
kesehatan pasien.

13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai