Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


ANALISIS DILEMA ETIK
“NAKES SUNTIK VAKSIN KOSONG DI JAKUT, PPNI SINGGUNG ETIKA
KEPERAWATAN”
Dosen Pengampu: Ns. Retno Purwandari, M. Kep

Disusun oleh:
1. Firdausy Duhila Shabira NIM: 222310101044
2. Silviana Dewi Susilowati NIM: 222310101046
3. Liana Wafdatul Harishoh NIM: 222310101049
4. Sheila Anugrah Liandini NIM: 222310101141
5. Putri Yunitasari NIM: 222310101190

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
2022

i
KATA PENGANTAR

Senantiasa kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini sebagai pemenuhan tugas kelompok Mata Kuliah Konsep Dasar
Keperawatan, yang berjudul “Analisis Dilema Etik” dan kami mengambil kasus
“Nakes Suntik Vaksin Kosong di Jakut, PPNI Singgung Etika Keperawatan”.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ns. Retno Purwandari, M. Kep selaku dosen
pengampu mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang telah memberikan tugas
kepada kami makalah ini sehingga kami dapat memahami mengenai dilema etik yang
sering terjadi dalam keperawatan.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini memiliki banyak kesalahan
baik dalam segi penyusunan, bahasa, penulisan, maupun materi dan pembahasan yang
kami angkat. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
dapat menjadi acuan agar kami dapat menjadi lebih baik lagi pada kesempatan
berikutnya.

Semoga makalah ini berguna untuk menambah wawasan pembaca dan


bermanfaat bagi perkembangan serta peningkatan ilmu pengetahuan.

06 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Tujuan .............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI ..........................................................................................3

2.1 Kode Etik Perawat .......................................................................................... 3

2.1.1 Pengertian ........................................................................................ 3

2.1.2 Latar Belakang Terjadinya Pelanggaran Kode Etik Keperawatan…4

2.2 Hak Perawat ........................................................................................................ 4

2.3 Kewajiban Perawat .............................................................................................. 6

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................... 8

BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 12

4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 11

4.2 Saran .............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan yaitu suatu profesi yang berkecimpung di bidang


Kesehatan yang bertujuan untuk mensejahterakan manusia dengan memberikan
pelayanan terhadap individu baik sehat ataupun sakit agar dapat memenuhi dan
melaksanakan fungsi hidupnya. Profesionalisme perawat adalah suatu konsep
dasar dalam keperawatan dimana perawat bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan Kesehatan dengan menerapkan prinsip etik keperawatan berdasarkan
kode etik keperawatan (Karyadi, 2016).
Menurut PPNI, kode etik keperawatan yakni suatu pedoman yang
digunakan untuk mengatur setiap perilaku perawat sekaligus menjadi kerangka
kejra dalam pengambilan keputusan etis maupun analisis. Dengan adanya kode
etikkeperawatan menjadi standar pelayanan prima terhadap pasien dan mencegah
terjadinya pelanggaran etik perofesi keperawatan.
Dalam proses pelayanan keperawatan, persoalan dilema etik tidak jarang
atau bahkan sering kali timbul sebagai problem yang dapat mempengaruhi
perawat dalam mengambil dan menentukan keputusan terkait tindakan yang
benar dan tepat. Dilema etik yakni suatu situasi dimana melibatkan
permasalahan kepercayaan atau nilai-nilai terhadap suatu tindakan yang terbaik,
tetapi terkendala oleh suatu hukum atau peraturan yang berlaku serta cenderung
mempengaruhi perilaku dari profesionalisme perawat dalam melakukan
pekerjaan, akibatnya hal tersebut berdampak pada kualitas layanan keperawatan.
Konsep persoalan dilema etik ini mengacu terhadap situasi yang mana perawat
dihadapkan dengan dua keputusan dimana keputusan tersebut keduanya tidak
memuaskan (Oerlemans, 2015). Dalam menuntaskan persoalan dilema etik ini,
ketua perawat harus membuat keputusan sesuai dengan kepercayaan serta
perasaan yang secara mendasar baik dan benar.

1.2 Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini yakni untuk mengetahui prinsip moral


serta cara menyelesaikan masalah etik keperawatan dalam pemecahan kasus
dilema etik keperawatan.
1
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Kode Etik Perawat

2.1.1 Pengertian

Kode etik yaitu seperangkat standar profesional untuk memandu perilaku


dan pengambilan keputusan. Dengan kata lain, kode etik adalah seperangkat
standar, nilai, dan aturan profesional tertulis yang dengan jelas menyatakan apa
yang benar, salah, dan tidak pantas bagi para profesional. Kode Etik merupakan
persyaratan profesi yang memuat ketentuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa profesi
bertanggung jawab atas kepercayaan publik/sosial (Kelly, 1987). Jika ada
profesional yang melanggar aturan etika, organisasi berhak untuk memberikan
sanksi bahkan mengeluarkan dari organisasi mereka yang melanggar aturan
tersebut. Dalam pekerjaan keperawatan, kaidah etik berperan sebagai pemersatu
antara perawat dan pasien, tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan lainnya untuk
menciptakan kerjasama yang baik. Secara etimologis, etika berasal dari kata
Yunani etos, ethhikos. Itu berarti cara, jalan, latihan

Aturan etika perawatan adalah bagian dari etika kesehatan. Esensinya


adalah penerapan nilai-nilai etika dalam industri jasa atau perawatan.

Menurut Kozier dan Erb, pentingnya etika utama dalam praktik


keperawatan adalah:

a) Kode Etik adalah pedoman formal untuk perilaku profesional.


Dengan kata lain, Kode Etik harus diterima dan dijunjung tinggi oleh
kaum profesional sebagai nilai pribadi anggota profesi.
b) Kode Etik adalah sebuah langkah untuk mengembangkan standar
perilaku profesional dan untuk meningkatkan dan mempertahankan
standar tersebut.

c) Etika menunjukkan standar profesional untuk praktik keperawatan,


standar ini melindungi perawat dan pasien.

2
d) Kode Etik memberikan kerangka bagi anggota profesi untuk
membuat keputusan dalam situasi keperawatan.

2.1.2 Latar Belakang Terjadinya Pelanggaran Kode Etik Keperawatan


Tentu saja, perawat profesional memahami aturan etik atau aturan apa
yang harus dilakukan untuk dapat berpikir kritis saat melakukan prosedur
keperawatan dengan cara yang tepat dan tanpa adanya kelalaian. Tetapi mengapa
masih begitu banyak bentuk kelalaian yang terus berlanjut tanpa adanya
akuntabilitas dan tanggung jawab? Alasannya adalah kurangnya pemahaman
perawat tentang aturan etika. Sehingga tindakan yang dilaksanakan terkadang
mempengaruhi keselamatan pasien. Oleh karena itu, di mata masyarakat banyak
perawat yang dianggap kurang memiliki potensi untuk memberikan pelayanan,
yang pada akhirnya mempengaruhi pandangan umum pada seluruh tenaga
keperawatan. Oleh sebab itu, kita sebagai calon perawat harus memahami kode
etik dengan baik, dengan banyak membaca dan memahami pentingnya
keselamatan pasien dapat menjadi salah satu kunci agar kita dapat memahami
kode etik dengan baik dan benar.
Riwayat medis dan perawatan diperlukan untuk menunjukkan dugaan
pelanggaran di bidang kesehatan dan/atau keperawatan. Ada dua cara untuk
membuktikan malpraktik medik, yaitu bukti surat izin dan bukti kronologis
kejadian yang disertai dengan riwayat kesehatan pasien. Perawat harus
memprioritaskan lebih dari sekedar pengetahuan mereka untuk membantu pasien
pulih. Perawat perlu mengetahui cara mengelola berbagai hal dengan baik dan
benar. Setiap perawat yang bekerja di lingkungan rawat inap atau rawat jalan
harus mengetahui hal ini.
2.2 Hak Perawat
Di Indonesia, hak perawat diatur dalam Undang-Undang Pasal 36 Nomor 38
Tahun 2014 tentang pekerjaan keperawatan. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa
perawat dalam melakukan praktik keperawatan memiliki hak untuk:
a. Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar yang ada.
b. Menolak permintaan dari pasien atau pihak lain yang melanggar kode etik,
standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional ataupun
perundang-undangan.
c. Menerima imbalan atas pelayanan/jasa keperawatan yang telah diberikan

3
d. Mendapatkan informasi yang benar, jelas dan jujur dari pasien dan/atau
anggota keluarganya
e. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang penyelesaian tugas yang sesuai
dengan standar pelayanan, standar prosedur operasi, standar profesi dan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Undang-undang juga menetapkan bahwa perawat ketika melakukan tindakan
praktik keperawatan harus mempunyai STR (Surat Tanda Registrasi). Seorang perawat
STR bekerja untuk mempromosikan dan menyembuhkan klien, mencegah penyakit,
serta memproteksi mereka yang dirawat. Mereka berusaha untuk meringankan
penderitaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2.3 Kewajiban Perawat
Hak dan kewajiban perawat ditentukan dan ditetapkan berdasarkan kewajiban
dan wewenang yang berlaku dalam profesinya. Perawat terdaftar (registered nurse)
berfokus pada perawatan dan pendidikan pasien dan anggota keluarga mereka tentang
pemulihan dini dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, perawat dituntut untuk
menyusun dan melaksanakan rencana kerja keperawatan serta memelihara catatan medis
pasien. Menurut UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014. Pasal 37 UU tersebut
menyatakan bahwa perawat berkewajiban untuk:
a) Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan keperawatan sesuai dengan standar
keperawatan dan peraturan perundang-undangan.

b) Merujuk pasien yang tidak dapat dirawat ke perawat atau profesional kesehatan
lain yang lebih sesuai dalam ruang lingkup dan keahlian mereka.
c) Memberi klien dan/atau keluarganya informasi yang lengkap, adil, akurat, jelas
dan mudah dipahami tentang aktivitas perawatan sesuai batas kewenangan
mereka.
d) Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh pemerintah.
e) Penyediaan layanan perawatan sesuai dengan aturan etik, standar perawatan,
standar profesional, standar prosedur operasi dan peraturan hukum.
f) Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar yang ada.
g) Melakukan tindakan otorisasi untuk tenaga medis perawatan kesehatan lainnya
sesuai dengan kualifikasi keperawatan.

4
BAB III
PEMBAHASAN

Suntik vaksin kosong di Pluit Jakarta Utara menuai berbagai kontroversi oleh
masyarakat yang sempat viral di Twitter. Tepatnya pada tanggal 10/8/21 perawat inisial
EO menjadi relawan vaksinator yang tugasnya setiap hari sebagai vaksinator. Hal ini
langsung diusut oleh pihak kepolisian setempat.

Kronologi kejadian tersebut bermula ketika seseorang laki-laki berinisial BLP


disuntik vaksin di Pluit yang kemudian direkam oleh ibundanya, merasa ada yang
janggal mereka kemudian protes dan perawat EO mengakui jika jarum suntiknya
kosong. Sontak hal ini menjadikan perawat EO menjadi tersangka dalam
penyelidikannya. Perawat EO mengakui tidak ada niatan apapun dan meminta maaf
pada korban hal ini diduga sebagai kelalaian perawat dalam bekerja.

• Kajian Hukum Tentang Kasus Penyuntikan Vaksin Kosong Di Indonesia


Ditinjau Dari UU Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular:

Didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Wabah

Penyakit Menular Pasal 14, menegaskan bahwa;

(1) Barang siapa dengan sengaja menghalangi pelaksanaan penanggulangan wabah


sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, diancam dengan pidana penjara
selama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp 1.000.000- (satu
juta rupiah).

(2) Barang siapa karena kealpaannya mengakibatkan terhalangnya pelaksanaan


penanggulangan wabah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, diancam
dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan dan/atau denda
setinggitingginya Rp 500.000- (lima ratus ribu rupiah).

(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah kejahatan dan
tindak

pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah pelanggaran.

5
• Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan:

Ketika melakukan sebuah praktik keperawatan, tugas perawat salah satunya


adalah sebagai pelaksana dalam pelimpahan wewenang, termasuk pelimpahan
wewenang ketika melaksanakan tindakan medis yang diberikan oleh dokter,
limpahan wewenang tersebut dapat berupa mandate atau wewenang delegatif.
Adapun jenis-jenis tindakan yang dilakukan dalam pelimpahan wewenang secara
delegatif yaitu:

a. memasang infus;

b. menyuntik;

c. imunisasi dasar, dan

d. tindakan medis lainnya yang dilakukan sesuai kompetensi perawat.

Menyikapi kejadian penyuntikan vaksin kosong sangatlah merasakan


masyarakat sekitar hal ini membuat keraguan masyarakat akan hak warga
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Perawat eo juga bisa terjerat
hukum penjara dan denda sesuai dengan penjelasan hukum di atas.

Dari kajian hukum di atas sudah menjelaskan bahwa seorang perawat bertugas
untuk melindungi pasien dan menyembuhkan pasien dari hal apapun baik secara bio-
psiko-sosio dan spiritual. Dari hasil kasus yang diperoleh perawat telah melanggar
kode etik keperawatan "Kelalaian". Kelalaian bukanlah hal yang termasuk
pelanggaran, akan tetapi jika berdampak berat bagi yang diberikan pelayanan hal ini
juga bisa masuk dalam malapraktik keperawatan.

Perawat EO mengatakan bahwa dirinya tidak sengaja dalam menyuntikkan


vaksin kosong tersebut, akan tetapi hal tersebut termasuk fatal yang bisa
menimbulkan celaka bagi klien. Seharusnya sebagai perawat dapat melindungi,
memberikan caring, berdedikasi bagi orang lain, dan suatu perasaan empati pada
orang lain serta perasaan cinta atau menyayangi kepada klien dengan sepenuh hati.
Namun bukannya melindungi pasien hal yang dilakukan perawat EO sangat ceroboh
dan tidak sesuai dengan kode etik perawat. Kejadian ini bisa termasuk negligence
atau kesengajaan, kurang teliti, kurang hati hati yang dapa menimbulkan akibat

6
yang timbul akan tetapi bukan tujuan utamanya. Sebagai seorang perawat juga harus
bias memegang prinsip keperawatan, prinsip keperawatan yang telah dilanggar oleh
perawat EO adalah prinsip non malficience (tidak merugikan pasien), beneficience
(melakukan yang terbaik bagi pasien). Dari tindakannya tersebut perawat dapat
merugikan pasien dengan tidak memasukkan vaksin kedalam tubuh pasien yang
digunakan perlindungan dalam melawan covid-19. Selanjutnya perawat dalam
bekerja tidak bekerja dengan melakukan yang terbaik, terbukti dengan kelalaian dan
kecerobohanperawat tidak memasukkan vaksin kedalam jarum suntik.

Hal ini tentunya bisa dibawa kejalur hukum, dari berita tersebut pihak pasien
sempat melaporkan insiden ini ke kapolres dan pihak penyidikan bertindak cepat.
Untung saja hal ini bias ditangani dengan cepat melalui mediasi sehingga perawat
dengan keluarga pasien dapat berdamai sebelum kejalur hukum yang lebih lanjut.

Berdasarkan kasus tersebut, hal yang bisa didapatkan dari kasus di atas
adalah pentingnya menerapkan kode etik dan prinsip- prinsip keperawatan dalam
bekerja di kehidupan sehari- hari, baik untuk melindungi pasien maupun perawa

7
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Suntik vaksin kosong di Pluit Jakarta Utara menuai berbagai kontroversi oleh
masyarakat yang sempat viral di Twitter. Tepatnya pada tanggal 10/8/21 perawat inisial
EO menjadi relawan vaksinator yang tugasnya setiap hari sebagai vaksinator. Hal ini
langsung diusut oleh pihak kepolisian setempat.

Dari kajian hukum di atas sudah menjelaskan bahwa seorang perawat bertugas
untuk melindungi pasien dan menyembuhkan pasien dari hal apapun baik secara bio-
psiko-sosio dan spiritual. Dari hasil kasus yang diperoleh perawat telah melanggar kode
etik keperawatan "Kelalaian".

Hal yang bisa didapatkan dari kasus diatas adalah pentingnya menerapkan kode
etik dan prinsip- prinsip keperawatan dalam bekerja di kehidupan sehari- hari, baik
untuk melindungi pasien maupun perawat.
4.2 Saran

1) Seharusnya pemerintah melakukan pengawasan terhadap tim medis yang akan


melakukan penyuntikkan vaksin diberbagai daerah.

2) Pemerintah harus melakukan sosialisasi di daerah setempat mengenai vaksin-


vaksin yang dipakai untuk kegiatan vaksinasi

3.) Perawat seharusnya lebih hati-hatu dalam menjalankan tugas agar tidak
terjadi hal yang sama selanjutnya.

4.) Lebih sigap dan Aktif apabila terdapat laporan dari masyarakat kasus tentang
kasus penyuntikkan vaksin kosong, agar tidak terulang kembali kasus yang sama.

5.) Perawat dapat menerapkan kode etik dan prinsip keperawatan dalam
menjalankan tugasnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Pradipta, Aditya (2018) PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TENAGA


PARAMEDIS PERAWAT PADA MALPRAKTEK (Studi di Dinas Kesehatan
Kabupaten Bojonegoro). Undergraduate (S1) thesis, Universitas Muhammadiyah
Malang.

Banunaek, C. D., Dewi, Y. E. P., & Andadari, R. K. (2021). Dilema Etik pada
Profesionalisme Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan. Jurnal
Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan, 4(2), 110–120.

Wowor, K., Ginting, G., & Kindangen, J. (n.d.). KAJIAN HUKUM TENTANG
KASUS PENYUNTIKAN VAKSIN KOSONG DI INDONESIA DITINJAU DARI
UNDANG-UNDANG NO. 4 TAHUN 1984 TENTANG WABAH PENYAKIT
MENULAR

Putra, Irwansyah. (2021) PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP


PENERIMA VAKSIN COVID 19 DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERLINDUNGAN

9
LAMPIRAN
“NAKES SUNTIK VAKSIN KOSONG DI JAKUT, PPNI SINGGUNG ETIKA
KEPERAWATAN”

Jakarta - Kasus suntik 'vaksin kosong' kepada warga di Pluit, Jakarta Utara,
membuat geger publik. Polisi menemukan adanya unsur kelalaian tenaga vaksinator terkait
kejadian tersebut. Hasil penyidikan Polres Metro Jakarta Utara menetapkan seorang
perawat inisial EO sebagai tersangka di kasus suntik 'vaksin kosong'. EO dijerat dengan
UU Nomor.4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular dengan ancaman hukuman 1
tahunpenjara.
Kasus ini bermula ketika seorang laki-laki berinisial BLP disuntik vaksin di Pluit,
Jakarta Utara pada Jumat (6/8). Proses vaksinasi ini direkam video oleh ibunda BLP.
Setelah melihat adanya kejanggalan dalam proses vaksinasi tersebut, mereka
memprotesnya ke penyelenggara. EO saat itu mengakui bahwa jarum suntik yang
disuntikkan kepada BLP tidak berisi dosis vaksin, sehingga akhirnya BLP disuntik ulang.
Perawat yang Suntik Vaksin 'Kosong' Warga di Pluit Jadi Tersangka!
"Tgl. 6/8/21. Jam 12.30 suntikan vaksinasi, ternyata suntik kosong. Setelah Protes dan
cuma kata maaf, akhirnya di suntik kembali. Agar dpt diperhatikan. Sebarkan agar suster
tersebut diproses," demikian cuitan akun Twitter @Irwan2yah.
Polres Metro Jakarta Utara turun ke lapangan menyelidiki kasus viral itu. Dari hasil
penyelidikan, polisi kemudian menetapkan EO sebagai tersangka.
Berikut fakta-fakta terkait kasus suntik 'vaksin kosong' yang dirangkum detikcom:
1. Perawat Jadi Tersangka
Polisi melakukan pemeriksaan terhadap EO setelah kejadian viral itu. Hasil
penyidikan kemudian ditetapkan EO sebagai tersangka."Setelah kita didalami, kita lakukan
pemeriksaan terhadap yang bersangkutan, kami persangkakan di Pasal 14 UU No. 4 Tahun
1984 tentang wabah penyakit menular," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes
Yusri Yunus kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Utara, Jl Yos Sudarso, Jakarta
Utara, Selasa (10/8/2021).
EO adalah seorang perawat di sebuah klinik di Jakarta Utara. Dia menjadi relawan
sebagai vaksinator dalam percepatan vaksinasi COVID-19.
2. Perawat Diduga Lalai
Polisi mengungkapkan adanya dugaan kelalaian dalam kasus suntik 'vaksin kosong'
ini. Perawat EO tidak memeriksa jarum suntik terlebih dahulu. "Dia merasa lalai, dia tidak

10
periksa lagi karena mungkin sudah diperiksa tapi kami masih dalami terus yang lain
sepertiapa,"ucapYusri.
3. Perawat EO Meminta Maaf
Dalam kesempatan jumpa pers di Polres Metro Jakarta Utara, EO dihadirkan polisi.
EO kemudian menyampaikan permintaan maaf. "Saya mohon maaf terlebih terutama
kepada keluarga dan orang tua anak yang telah saya vaksin. Saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya,"ungkapnya.
4. Alibi Perawat EO
EO beralibi bahwa dirinya tidak memiliki niat apa pun dalam menyuntikkan vaksin
'kosong'. "Saya tidak ada niat apa pun," ujar EO sambil menangis saat dihadirkan dalam
jumpa pers di Polres Metro Jakarta Utara.
5. Suntik Vaksin 599 Orang di Hari Kejadian
EO diduga kelelahan saat menyuntikkan 'vaksin kosong' kepada BLP. Di hari
kejadian itu, EO sudah memvaksin ratusan warga. "Hari itu saya vaksin 599 orang,"
ungkapnya.
6. Sita Vial hingga Jarum Suntik
Dalam kasus itu polisi menyita sejumlah barang bukti perlengkapan untuk
vaksinasi COVI-19."(Kami) sita barbuk, termasuk satu buah botol vial dan suntikannya,
dan ada beberapa alat-alat lain yang biasa dipakai untuk kegiatan vaksinasi kepada
masyarakat," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan
di Polres Metro Jakarta Utara, Jl Yos Sudarso, Jakarta Utara, Selasa (10/8/2021).
Selain itu, polisi turut menyita satu buah syringe (jarum suntik), satu buah cooler,
dan satu safety box. Kemudian, APD serta sepasang sarung tangan pelaku juga turut disita
oleh kepolisian.

11

Anda mungkin juga menyukai