Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas individu pada mata kuliah
Konsep Dasar Keperawatan Semester Pertama
Disusun oleh:
NIM : 21071014005
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul, “Prinsip
Moral dan Etika dalam Keperawatan” ini tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam tak lupa pula tercurahkan kepada baginda Nabiullah Muhammad SAW. yang
telah membawa manusia dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang
benderang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut ini dipaparkan rumusan
masalah dalam makalah.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, berikut ini dipaparkan tujuan
penulisan makalah.
2
BAB II
ISI MATERI
4
klien dapat mengambil keputusan bagi dirinya setelah mempertimbangkan atas dasar
kesadaran dan pemahaman atau contoh singkat yang tidak memperhatikan otonomi
adalah memberitahukan klien bahwa keadaannya baik padahal terdapat gangguan
atau penyimpangan.
2. Beneficence (Berbuat Baik)
Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat melakukan yang terbaik bagi klien, tidak
merugikan klien, dan mencegah bahaya bagi klien, dengan begitu dapat mencegah
kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat menasehati klien tentang program latihan
untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak
dilakukan karena alasan resiko serangan jantung.
3. Justice (Keadilan)
Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat berlaku adil pada setiap klien sesuai dengan
kebutuhannya. Misalnya pada saat perawat dihadapkan pada pasien total care, maka
perawat harus memandikan dengan prosedur yang sama tanpa membeda-bedakan
klien. Tetapi ketika pasien tersebut sudah mampu mandi sendiri maka perawat tidak
perlu memandikannya lagi. Prinsip keadilan dibutuhkan untuk perlakuan yang sama
dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan.
Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika tenaga kesehatan bekerja
untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Prinsip justice berarti bahwa setiap
orang berhak atas perlakuan yang sama dalam upaya pelayanan kesehatan tanpa
mempertimbangkan suku, agama, ras, golongan, dan kedudukan sosial ekonomi.
Idealnya perbedaan yang mungkin adalah dalam fasilitas, tetapi bukan dalam hal
pengobatan dan atau perawatan.
4. Non-maleficence (tidak merugikan)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Prinsip non-maleficence berarti bahwa tenaga kesehatan dalam memberikan upaya
pelayanan kesehatan harus senantiasa dengan niat untuk membantu pasien mengatasi
masalah kesehatannya. Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter
secara tertulis menolak pemberian transfuse darah dan ketika itu penyakit perdarahan
5
(melena) membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus
mengistruksikan pemberian transfuse darah. Akhirnya transfuse darah tidak
diberikan karena prinsip beneficence walaupun pada situasi ini juga terjadi
penyalahgunaan prinsi non-maleficence.
5. Veracity (Kejujuran)
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien untuk
meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat,
komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling
percaya. Klien memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi
yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur
karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan
meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli
bedah berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian suaminya
kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut dari dokter dan kepala
ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.
6. Fidelity (Menepati janji)
Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Prinsip ini
menekankan pada kesetiaan perawat pada komitmennya, menepati janji, menyimpan
rahasia, caring terhadap klien/keluarga. Kasus yang sering dihadapi misalnya
perawat telah menyepakati bersama klien untuk mendampingi klien pada saat
tindakan maka perawat harus siap untuk memenuhinya.
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang pasien harus dijaga
privasinya.Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan pasien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan pasien.Tidak ada seorangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diizinkan oleh pasien dengan bukti
persetujuan. Diskusi tentang pasien diluar area pelayanan, menyampaikan pada
teman atau keluarga tentang pasien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.
6
Pada prinsip confidentiality berarti tenaga kesehatan wajib merahasiakan segala
sesuatu yang telah dipercayakan pasien kepadanya, yaitu berupa informasi mengenai
penyakitnya dan tindakan yang telah, sedang, dan akan dilakukan, kecuali jika pasien
mengizinkan atau atas perintah undang-undang untuk kepentingan pembuktian
dalam persidangan.
8. Prinsip mencegah pembunuhan (Avoiding Killing)
Perawat menghargai kehidupan manusia dengan tidak membunuh. Sumber
pertimbangan adalah moral agama/kepercayaan dan kultur/norma-norma tertentu.
Contoh: ketika seorang suami menginginkan tindakan euthanasia bagi istrinya atas
pertimbangan ketiadaan biaya sementara istrinya diyakininya tidak mungkin
sembuh, perawat perlu mempertimbangkan untuk tidak melakukan tindakan
euthanasia atas pertimbangan kultur/norma bangsa Indonesia yang agamais dan ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa, selain dasar UU RI memang belum ada tentang legalitas
tindakan euthanasia.
7
tingkat individu akuntabilitas individu direfleksikan dalam proses pembuatan
keputusan etika keperawatan, kompetensi, komitmen dan integritas. Pada tingkat
institusi akuntabilitas direfleksikan dalam pernyataan falsafah dan tujuan bidang
keperawatan atau audit keperawatan. Pada tingkat profesional akuntabilitas
direfleksikan dalam standar praktik keperawatan. Pada tingkat sosial akuntabilitas
direfleksikan dalam undang-undang yang mengatur pratik keperawatan.
3. Loyalitas
Merupakan suatu konsep meliputi simpati, peduli, dan hubungan timbal balik
terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat. Loyalitas
merupakan elemen pembentuk kombinasi manusia yang memperhatikan dan
memperkuat anggota masyarakat keperawatan dalam mencapai tujuan. Loyalitas
dapat mengancam asuhan keperawatan bila anggota profesi/ teman sejawat
menganggap loyalitas lebih penting daripada kualitas asuhan keperawatan.
Kata etika berasal dari kata ethos (yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau
adat. Sedangkan bahasa latin etika berasal dari kata “ethnic” yang berarti kebiasaan. Secara
Bahasa, maka etika adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah
laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang tidak baik (Resensi The Choice
is Yours). Etika berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar atau tidaknya
suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan mengenai hal yang harus
dilakukan.
1. Aristoteles
Etika adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan baik dan perbuatan buruk
manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
2. Soergardo Poerbakawatja
Etika adalah suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan, serta pijakan kepada suatu
tindakan manusia.
8
3. H.A. Mustafa
Etika adalah ilmu yang menyelidiki terhadap sesuatu perilaku yang baik dan yang
buruk dengan memerhatikan perbuatan manusia sejauh apa yang diketahui oleh akal
serta pikiran manusia.
4. K. Bartens
Pengertian etika adalah nilai dan norma moral yang menjadi suatu acuan bagi umat
manusia secara individual atau kelompok dalam mengatur semua tingkah lakunya.
5. Dr. James J. Spillane SJ
Pengertian etika adalah memperhatikan suatu tingkah laku manusia di dalam
mengambil keputusan yang berhubungan dengan moral. Etika lebih mengarah pada
ke penggunaan akal budi dengan objektivitas guna menentukan benar atau salahnya
serta tingkah laku seseorang terhadap lainnya.
6. Drs. H. Burhanudin Salam
Pengertian etika adalah sebuah cabang ilmu filsafat yang membicarakan perihal suatu
nilai- nilai serta norma yang dapat menentukan suatu perilaku manusia ke dalam
kehidupannya.
7. W. J. S. Poerwadarminto
Etika adalah ilmu pengetahuan tentang suatu perilaku atau perbuatan manusia yang
dilihat dari sisi baik dan buruknya yang sejauh mana dapat ditentukan oleh akal
manusia.
Etika merupakan suatu disiplin yang diawali dengan mengidentifikasi, mengorganisasi,
menganalisis, dan memutuskan perilaku manusia dengan menerapkan prinsip-prinsip untuk
mendeterminasi perilaku yang baik terhadap suatu situasi yang dihadapi. Etika berbagai
profesi ditetapkan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang
memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral
yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan adalah milik
dan dilaksanakan oleh semua perawat. Semua perawat harus untuk menaati kode etik yang
telah disepakati. Dalam melaksanakan praktik keperawatan, seorang perawat harus
mengambil suatu keputusan dalam upaya pelayanan keperawatan klien. Keputusan yang
diambil berdasarkan pertimbangan dan kemampuan penalaran ilmiah dan penalaran etika,
9
hal yang baik bagi pelayanan keperawatan klien diukur dari sudut keyakinannya sendiri,
norma masyarakat, dan standar professional.
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan
atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah
manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas
keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan
jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya.
Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika, etika dapat diklasifikasikan menjadi
tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:
1. Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yaitu suatu etika yang
bersumber dari aktivitas berpikir yang dilakukan oleh manusia. Dengan kata lain,
etika merupakan bagian dari filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai baik
dan buruk dari perilaku manusia. Berbicara tentang filsafat maka kita perlu
mengetahui sifat dari etika tersebut, yaitu;
a. Empiris, yaitu cabang filsafat yang membahas sesuatu yang ada atau konkret.
Misalnya filsafat hukum yang mempelajari mengenai hukum.
b. Non Empiris, yaitu filsafat yang berusaha melampaui hal konkret dengan seolah-
olah menanyakan sesuatu yang ada di balik semua gejala konkret.
2. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yaitu bersifat teologis. Pada
dasarnya etika teologis terdapat pada setiap agama. Etika teologis ini adalah bagian
dari etika secara umum karena mengandung berbagai unsur etika umum dan dapat di
mengerti jika memahami etika secara umum. Masyarakat Indonesia berkeyakinan
bahwa pencipta alam semesta adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Setiap yang hidup
akan kembali lagi kepada-Nya dan akan mempertanggung jawabkan perbuatannya di
dunia (Resensi The Choice In Yours).
3. Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan
evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia.
10
A. Jenis-Jenis Etika
1. Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia,
serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni
mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi
dan realitas yang membudaya.
2. Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya
dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan
tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Etika Normatif merupakan norma-norma
yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-
hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di
masyarakat. Etika Normatif yang membahas dan mengkaji ukuran baik, buruknya
tindakan manusia yang biasanya dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
a. Etika umum yang membahas berbagai macam hubungan dengan kondisi manusia
untuk bertindak etis dalam mengambil berbagai macam kebijakan berdasarkan
teori-teori dan jugaprinsip-prinsip moral.
b. Etika khusus yang terdiri dari:
1) Etika Sosial yaitu etika yang menekankan tangagung jawab sosial dan
hubungan antar sesama manusia dalam aktivitas yang dilakukannya.
2) Etika Individual yaitu etika yang lebih menekankan kepada kewajiban manusia
sebagai pribadi.
3) Etika Terapan yaitu etika yang diterapkan pada suatu profesi.
11
menyangkut perawatan kesehatan, kesehatan modern, aplikasi teori etik, dan prinsip
etik terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan.
2. Clinical Ethics/ Etik Klinik: bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada
masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics: adanya
persetujuan atau penolakan dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon
permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
3. Nursing Ethics/ Etik Keperawatan: bagian dari bioetik yang merupakan studi formal
tentang isu etik dan dikembangkan dalam tindakan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik
12
D. Tujuan Etika Keperawatan
Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam
keperawatan. Dalam penyusunannya didasarkan pada kode etik sebagai standar yang
mengukur dan mengevaluasi perilaku moral perawat. Menurut American Comission Bureau
on Teaching, tujuan dari etika keperawatan adalah:
1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan.
2. Membentuk strategi/ cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktik
keperawatan.
3. Menghubungkan prinsip moral yang baik yang dapat dipertanggungjawabkan pada
diri sendiri, keluarga, masyarakat dan Tuhan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Moral adalah perubahan penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai
benar salah. Standar benar dan salah yang mengatur perubahan penalaran, perasaan dan
perilaku ini tumbuh berdasarkan perkembangan lingkungan sekitar tempat individu tinggal.
Sehingga moral dapat juga dikatakan sebagai adat atau kebiasaan (2004). Selain itu moral
juga dikatakan sebagai peraturan-peraturan. Berdasarkan beberapa pengertian moral dapat
disimpulkan bahwa moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku
manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.
Prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik
1. Otonomi (Autonomi) 6. Fidelity (Menepati janji)
2. Beneficence (Berbuat Baik) 7. Confidentiality (Kerahasiaan)
3. Justice (Keadilan) 8. Prinsip mencegah pembunuhan (Avoiding
4. Non-maleficence (tidak merugikan) Killing)
5. Veracity (Kejujuran)
Etika merupakan suatu disiplin yang diawali dengan mengidentifikasi, mengorganisasi,
menganalisis, dan memutuskan perilaku manusia dengan menerapkan prinsip-prinsip untuk
mendeterminasi perilaku yang baik terhadap suatu situasi yang dihadapi. Etika berbagai
profesi ditetapkan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang
memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.
Etika dapat diklasifikasikan menjadi tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:
1. Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yaitu suatu etika yang
bersumber dari aktivitas berpikir yang dilakukan oleh manusia.
2. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yaitu bersifat teologis.
3. Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan
evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia.
14
Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam
keperawatan. Dalam penyusunannya didasarkan pada kode etik sebagai standar yang
mengukur dan mengevaluasi perilaku moral perawat. Menurut American Comission Bureau
on Teaching, tujuan dari etika keperawatan adalah:
1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan.
2. Membentuk strategi/ cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktik
keperawatan.
3. Menghubungkan prinsip moral yang baik yang dapat dipertanggungjawabkan pada
diri sendiri, keluarga, masyarakat dan Tuhan.
3.2 Saran
Terkait dengan topik di atas, kami menyarankan beberapa hal untuk diperhatikan, yaitu
penting untuk menambah referensi atau mencari bahan bacaan terkait topik makalah agar
dapat menambah wawasan pembaca mengenai topik tersebut. Kami juga berharap agar
pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun untuk penulisan makalah yang
lebih baik di kemudian hari.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ardini, P. P. (2012). Pengaruh dongeng dan komunikasi terhadap perkembangan moral anak usia
7-8 tahun. Jurnal Pendidikan Anak, 1(1).
Miswardi, M., Nasfi, N., & Antoni, A. (2021). Etika, Moralitas Dan Penegak Hukum. Menara
Ilmu, 15(2).
Nugroho, D., Hastiadi, F., & Zagita. (2019). Etika Pendidikan Dan Pendidikan Karakter.
16