Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PRINSIP MORAL DAN ETIKA DALAM KEPERAWATAN”

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas individu pada mata kuliah
Konsep Dasar Keperawatan Semester Pertama

Dosen Pembimbing : Ns. Nurul Fuady Fitriyani, S.Kep., M.Kep.

Disusun oleh:

NAMA : MIRA QADRIANA

NIM : 21071014005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul, “Prinsip
Moral dan Etika dalam Keperawatan” ini tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam tak lupa pula tercurahkan kepada baginda Nabiullah Muhammad SAW. yang
telah membawa manusia dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang
benderang.

Meskipun dalam penyusunan makalah ini, kami telah mencurahkan


kemampuan, namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan, maupun kata-kata yang
digunakan. Hal tersebut terjadi dikarenakan keterbatasan data dan referensi maupun
kemampuan kami sendiri. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran serta
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat memenuhi
syarat penilaian dalam mata kuliah “Konsep Dasar Keperawatan”, dan apabila
terdapat kejanggalan-kejanggalan dalam penyusunan makalah ini, kami memohon
maaf dan juga mengucapkan terima kasih.

Bone, 03 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 2

BAB II ISI MATERI ................................................................................ 3

2.1 Prinsip Moral dalam Keperawatan .................................................. 3

2.2 Etika dalam Keperawatan ................................................................ 8

BAB III PENUTUP .................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 14

3.2 Saran ................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam kehidupan manusia tentu tak lepas dari permasalahan yang menuntut untuk
dilakukan pengambilan keputusan. Hal ini juga tidak berbeda dengan perawatan di rumah
sakit. Baik perawat, tenaga kesehatan, klien, dan keluarga dituntut untuk mengambil
keputusan di waktu dan juga kondisi yang tepat. Keputusan dalam penyelesaian masalah
merupakan kemampuan mendasar bagi tenaga kesehatan, khususnya dalam asuhan
keperawatan. Tidak hanya berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan keperawatan, tetapi
penting untuk meningkatkan kemampuan merencanakan perubahan. Perawat pada semua
tingkatan posisi klinis harus memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dan mengambil
keputusan yang efektif, baik sebagai pelaksana/staf maupun sebagai pemimpin. Kemampuan
membuat keputusan masalah etis menjadi salah satu persyaratan bagi perawat dalam
menjalankan praktik keperawatan professional.
Pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan sistematis dalam menyelesaikan
suatu masalah. Pengambilan keputusan sangat penting dalam menentukan asuhan
keperawatan yang tepat kepada pasien. Cristine W. Nibbelink, 2017 mengatakan bahwa
perawat harus mempertimbangkan banyak faktor yang berpotensi mempengaruhi proses
pengambilan keputusan dalam memenuhi kebutuhan pasien. Perawat harus mempunyai
kemampuan yang baik untuk pasien atau untuk dirinya didalam menghadapi masalah yang
menyangkut etika. Tidak hanya perawat, setiap orang yang turut berperan dalam perawatan
klien harus berpikir secara rasional, bukan emosional dalam membuat keputusan etis.
Keputusan yang dimaksud membutuhkan keterampilan berpikir secara sadar yang diperlukan
untuk menyelamatkan keputusan klien dan memberikan asuhan. Haryono, 2012 menegaskan
bahwa kemampuan membuat keputusan masalah etis menjadi salah satu persyaratan bagi
perawat untuk menjalankan praktik keperawatan professional. Pengambilan keputusan yang
tepat ini sangat berpengaruh terhadap tingkat asuhan keperawatan karena jika dalam
pengambilan keputusan tidak tepat maka asuhan keperawatan yang dilakukan juga tidak
efektif dan efisien.
Perawat selalu dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dalam melakukan
asuhan keperawatan. Oleh karena itu, agar menjadi tenaga yang professional maka seorang
1
perawat membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus dibidangnya, salah satunya
yaitu dengan mempelajari tentang etika keperawatan agar perawat dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat. Keperawatan sebagai suatu profesi
dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dalam melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien. Salah satu faktor yang dapat menentukan kualitas pelayanan tersebut adalah
adanya landasan komitmen yang kuat dari seorang perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan berdasarkan pada etika, moral dan hukum yang berlaku. Pemahaman yang
mendalam tentang etika dan moral serta penerapannya menjadi bagian yang penting dimana
nilai-nilai pasien selalu menjadi dasar pertimbangan dan dihormati.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut ini dipaparkan rumusan
masalah dalam makalah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja prinsip moral dalam keperawatan?

2. Apa saja etika dalam keperawatan?

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, berikut ini dipaparkan tujuan
penulisan makalah.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui prinsip moral dalam keperawatan.

2. Untuk mengetahui etika dalam keperawatan.

2
BAB II
ISI MATERI

2.1 Prinsip Moral dalam Keperawatan


Menurut Muchtar Samad (2016), kata moral berasal dari bahasa latin mores dengan asal
kata mos yang berarti kesusilaan, tabiat dan kelakuan. Kata moral dapat diberikan makna
kesusilaan, sedangkan moralitas berarti segala hal yang berkenaan dengan kesusilaan.
Dengan demikian kata Muchtar Samad, moral yaitu jiwa yang mendasari perilaku seseorang
atau masyarakat yang lebih ditekankan kepada ketentuan yang bersifat sosial (Samad, 2016).
Dian Ibung mendefinisikan moral sebagai suatu keyakinan yang mendasari tindakan atau
pemikiran yang sesuai dengan kesepakatan sosial, moral yang baik akan menjadikan modal
individu dalam berintekrasi sosial (Dian Ibung, 2013).
Menurut Prof. Agus Santoso moral merupakan suasana kejiwaan serta watak maupun
keagamaan dari masyarakat atau individu yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dalam
bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat (Agus Santoso, 2015). Menurut Haryatmoko
moral merupakan wacana normatif dan imperatif yang diungkapkan dalam kerangka baik
atau buruk, benar/salah yang dianggap nilai mutlak atau transeden (Haryatmoko, 2011).
Moral adalah perubahan penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai
benar salah. Standar benar dan salah yang mengatur perubahan penalaran, perasaan dan
perilaku ini tumbuh berdasarkan perkembangan lingkungan sekitar tempat individu tinggal.
Sehingga moral dapat juga dikatakan sebagai adat atau kebiasaan (2004). Selain itu moral
juga dikatakan sebagai peraturan-peraturan. Berdasarkan beberapa pengertian moral dapat
disimpulkan bahwa moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku
manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.
Moral (bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral
disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara
ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral
manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi (2008). Moral dalam zaman sekarang
mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu
dari sudut pandang yang sempit.
3
Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai
moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai keabsolutan dalam
kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan
masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber
interaksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa
yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.
Moral adalah produk dari budaya dan Agama (2005,www.zooba. com).
Pada proses keperawatan, seringkali terjadi pasien meminta perawatan yang tidak sesuai
dengan anjuran yang diberikan oleh perawat yang disebut dilema etik. Dilema etik merupakan
situasi yang di hadapi oleh seseorang dimana ia harus membuat keputusan mengenai perilaku
yang patut.
Dalam mengambil sebuah keputusan guna memberikan asuhan keperawatan yang tepat
ada beberapa hal yang harus diperhatikan perawat. Dalam mengambil sebuah keputusan
perawat harus mampu berpikir kritis, kolaborasi perawat klien dan keluarga, dan memahami
prinsip moral dan etik diri sendiri serta klien. Dalam menyusun proses keperawatan
diperlukan pengambilan keputusan yang tepat oleh perawat dalam setiap tahapannya.

A. Prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik


1. Otonomi (Autonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu
dan orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Prinsip ini menjelaskan bahwa
klien diberi kebebasan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri sesuai
dengan hakikat manusia yang mempunyai harga diri dan martabat. Contoh: Klien 27
berhak menolak tindakan invasif yang dilakukan oleh perawat. Perawat tidak boleh
memaksakan kehendak untuk melakukannya atas pertimbangan bahwa klien
memiliki hak otonomi dan otoritas bagi dirinya. Perawat berkewajiban untuk
memberikan penjelasan yang sejelas-sejelasnya bagi klien dalam berbagai rencana
tindakan dari segi manfaat tindakan, urgensi dan sebagainya sehingga diharapkan

4
klien dapat mengambil keputusan bagi dirinya setelah mempertimbangkan atas dasar
kesadaran dan pemahaman atau contoh singkat yang tidak memperhatikan otonomi
adalah memberitahukan klien bahwa keadaannya baik padahal terdapat gangguan
atau penyimpangan.
2. Beneficence (Berbuat Baik)
Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat melakukan yang terbaik bagi klien, tidak
merugikan klien, dan mencegah bahaya bagi klien, dengan begitu dapat mencegah
kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat menasehati klien tentang program latihan
untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak
dilakukan karena alasan resiko serangan jantung.
3. Justice (Keadilan)
Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat berlaku adil pada setiap klien sesuai dengan
kebutuhannya. Misalnya pada saat perawat dihadapkan pada pasien total care, maka
perawat harus memandikan dengan prosedur yang sama tanpa membeda-bedakan
klien. Tetapi ketika pasien tersebut sudah mampu mandi sendiri maka perawat tidak
perlu memandikannya lagi. Prinsip keadilan dibutuhkan untuk perlakuan yang sama
dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan.
Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika tenaga kesehatan bekerja
untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Prinsip justice berarti bahwa setiap
orang berhak atas perlakuan yang sama dalam upaya pelayanan kesehatan tanpa
mempertimbangkan suku, agama, ras, golongan, dan kedudukan sosial ekonomi.
Idealnya perbedaan yang mungkin adalah dalam fasilitas, tetapi bukan dalam hal
pengobatan dan atau perawatan.
4. Non-maleficence (tidak merugikan)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Prinsip non-maleficence berarti bahwa tenaga kesehatan dalam memberikan upaya
pelayanan kesehatan harus senantiasa dengan niat untuk membantu pasien mengatasi
masalah kesehatannya. Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter
secara tertulis menolak pemberian transfuse darah dan ketika itu penyakit perdarahan

5
(melena) membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus
mengistruksikan pemberian transfuse darah. Akhirnya transfuse darah tidak
diberikan karena prinsip beneficence walaupun pada situasi ini juga terjadi
penyalahgunaan prinsi non-maleficence.
5. Veracity (Kejujuran)
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien untuk
meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat,
komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling
percaya. Klien memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi
yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur
karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan
meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli
bedah berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian suaminya
kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut dari dokter dan kepala
ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.
6. Fidelity (Menepati janji)
Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Prinsip ini
menekankan pada kesetiaan perawat pada komitmennya, menepati janji, menyimpan
rahasia, caring terhadap klien/keluarga. Kasus yang sering dihadapi misalnya
perawat telah menyepakati bersama klien untuk mendampingi klien pada saat
tindakan maka perawat harus siap untuk memenuhinya.
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang pasien harus dijaga
privasinya.Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan pasien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan pasien.Tidak ada seorangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diizinkan oleh pasien dengan bukti
persetujuan. Diskusi tentang pasien diluar area pelayanan, menyampaikan pada
teman atau keluarga tentang pasien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.

6
Pada prinsip confidentiality berarti tenaga kesehatan wajib merahasiakan segala
sesuatu yang telah dipercayakan pasien kepadanya, yaitu berupa informasi mengenai
penyakitnya dan tindakan yang telah, sedang, dan akan dilakukan, kecuali jika pasien
mengizinkan atau atas perintah undang-undang untuk kepentingan pembuktian
dalam persidangan.
8. Prinsip mencegah pembunuhan (Avoiding Killing)
Perawat menghargai kehidupan manusia dengan tidak membunuh. Sumber
pertimbangan adalah moral agama/kepercayaan dan kultur/norma-norma tertentu.
Contoh: ketika seorang suami menginginkan tindakan euthanasia bagi istrinya atas
pertimbangan ketiadaan biaya sementara istrinya diyakininya tidak mungkin
sembuh, perawat perlu mempertimbangkan untuk tidak melakukan tindakan
euthanasia atas pertimbangan kultur/norma bangsa Indonesia yang agamais dan ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa, selain dasar UU RI memang belum ada tentang legalitas
tindakan euthanasia.

B. Konsep Moral dalam Praktik Keperawatan


1. Advokasi
Dasar falsafah dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan perawat secara aktif
kepada individu untuk secara bebas menentukan nasibnya sendiri. Pada dasarnya
peran perawat sebagai advokat pasien adalah memberi informasi dan memberi
bantuan kepada pasien atas keputusan apapun kepada pasien. Dalam memberi
bantuan terdapat 2 peran yaitu aksi dan nonaksi, dalam peran aksi tugas perawat
memberikan keyainan kepada pasien bahwa mereka mempunyai hak dan
tanggungjawab dalam menentukan pilihan atau keputusan sendiri dan tidak
terpengaruh oleh orang lain. Dalam peran nonaksi perawat menahan diri untuk tidak
mempengaruhi keputusan pasien.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas mengandung dua komponen yaitu tanggung jawab dan tanggung gugat.
Tindakan yang dilakukan perawat dilihat dari praktik keperawatan, kode etik dan
undang-undang dapat dibenarkan. Akuntabilitas dipandang dalam suatu hirarki
dimulai dari tingkat individu, tingkat institusi/profesional, dan tingkat sosial. Pada

7
tingkat individu akuntabilitas individu direfleksikan dalam proses pembuatan
keputusan etika keperawatan, kompetensi, komitmen dan integritas. Pada tingkat
institusi akuntabilitas direfleksikan dalam pernyataan falsafah dan tujuan bidang
keperawatan atau audit keperawatan. Pada tingkat profesional akuntabilitas
direfleksikan dalam standar praktik keperawatan. Pada tingkat sosial akuntabilitas
direfleksikan dalam undang-undang yang mengatur pratik keperawatan.
3. Loyalitas
Merupakan suatu konsep meliputi simpati, peduli, dan hubungan timbal balik
terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat. Loyalitas
merupakan elemen pembentuk kombinasi manusia yang memperhatikan dan
memperkuat anggota masyarakat keperawatan dalam mencapai tujuan. Loyalitas
dapat mengancam asuhan keperawatan bila anggota profesi/ teman sejawat
menganggap loyalitas lebih penting daripada kualitas asuhan keperawatan.

2.2 Etika dalam Keperawatan

Kata etika berasal dari kata ethos (yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau
adat. Sedangkan bahasa latin etika berasal dari kata “ethnic” yang berarti kebiasaan. Secara
Bahasa, maka etika adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah
laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang tidak baik (Resensi The Choice
is Yours). Etika berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar atau tidaknya
suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan mengenai hal yang harus
dilakukan.

Pengertian etika menurut para ahli yaitu:

1. Aristoteles
Etika adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan baik dan perbuatan buruk
manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
2. Soergardo Poerbakawatja
Etika adalah suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan, serta pijakan kepada suatu
tindakan manusia.

8
3. H.A. Mustafa
Etika adalah ilmu yang menyelidiki terhadap sesuatu perilaku yang baik dan yang
buruk dengan memerhatikan perbuatan manusia sejauh apa yang diketahui oleh akal
serta pikiran manusia.
4. K. Bartens
Pengertian etika adalah nilai dan norma moral yang menjadi suatu acuan bagi umat
manusia secara individual atau kelompok dalam mengatur semua tingkah lakunya.
5. Dr. James J. Spillane SJ
Pengertian etika adalah memperhatikan suatu tingkah laku manusia di dalam
mengambil keputusan yang berhubungan dengan moral. Etika lebih mengarah pada
ke penggunaan akal budi dengan objektivitas guna menentukan benar atau salahnya
serta tingkah laku seseorang terhadap lainnya.
6. Drs. H. Burhanudin Salam
Pengertian etika adalah sebuah cabang ilmu filsafat yang membicarakan perihal suatu
nilai- nilai serta norma yang dapat menentukan suatu perilaku manusia ke dalam
kehidupannya.
7. W. J. S. Poerwadarminto
Etika adalah ilmu pengetahuan tentang suatu perilaku atau perbuatan manusia yang
dilihat dari sisi baik dan buruknya yang sejauh mana dapat ditentukan oleh akal
manusia.
Etika merupakan suatu disiplin yang diawali dengan mengidentifikasi, mengorganisasi,
menganalisis, dan memutuskan perilaku manusia dengan menerapkan prinsip-prinsip untuk
mendeterminasi perilaku yang baik terhadap suatu situasi yang dihadapi. Etika berbagai
profesi ditetapkan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang
memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral
yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan adalah milik
dan dilaksanakan oleh semua perawat. Semua perawat harus untuk menaati kode etik yang
telah disepakati. Dalam melaksanakan praktik keperawatan, seorang perawat harus
mengambil suatu keputusan dalam upaya pelayanan keperawatan klien. Keputusan yang
diambil berdasarkan pertimbangan dan kemampuan penalaran ilmiah dan penalaran etika,

9
hal yang baik bagi pelayanan keperawatan klien diukur dari sudut keyakinannya sendiri,
norma masyarakat, dan standar professional.
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan
atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah
manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas
keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan
jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya.
Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika, etika dapat diklasifikasikan menjadi
tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:
1. Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yaitu suatu etika yang
bersumber dari aktivitas berpikir yang dilakukan oleh manusia. Dengan kata lain,
etika merupakan bagian dari filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai baik
dan buruk dari perilaku manusia. Berbicara tentang filsafat maka kita perlu
mengetahui sifat dari etika tersebut, yaitu;
a. Empiris, yaitu cabang filsafat yang membahas sesuatu yang ada atau konkret.
Misalnya filsafat hukum yang mempelajari mengenai hukum.
b. Non Empiris, yaitu filsafat yang berusaha melampaui hal konkret dengan seolah-
olah menanyakan sesuatu yang ada di balik semua gejala konkret.
2. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yaitu bersifat teologis. Pada
dasarnya etika teologis terdapat pada setiap agama. Etika teologis ini adalah bagian
dari etika secara umum karena mengandung berbagai unsur etika umum dan dapat di
mengerti jika memahami etika secara umum. Masyarakat Indonesia berkeyakinan
bahwa pencipta alam semesta adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Setiap yang hidup
akan kembali lagi kepada-Nya dan akan mempertanggung jawabkan perbuatannya di
dunia (Resensi The Choice In Yours).
3. Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan
evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia.

10
A. Jenis-Jenis Etika
1. Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia,
serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni
mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi
dan realitas yang membudaya.
2. Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya
dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan
tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Etika Normatif merupakan norma-norma
yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-
hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di
masyarakat. Etika Normatif yang membahas dan mengkaji ukuran baik, buruknya
tindakan manusia yang biasanya dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
a. Etika umum yang membahas berbagai macam hubungan dengan kondisi manusia
untuk bertindak etis dalam mengambil berbagai macam kebijakan berdasarkan
teori-teori dan jugaprinsip-prinsip moral.
b. Etika khusus yang terdiri dari:
1) Etika Sosial yaitu etika yang menekankan tangagung jawab sosial dan
hubungan antar sesama manusia dalam aktivitas yang dilakukannya.
2) Etika Individual yaitu etika yang lebih menekankan kepada kewajiban manusia
sebagai pribadi.
3) Etika Terapan yaitu etika yang diterapkan pada suatu profesi.

B. Tipe-Tipe Etika Keperawatan


Tipe-tipe etika etika keperawatan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Bioetik: merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik,
menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada
pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi,
pengobatan, politik, hukum, dan theologi. Bioetik lebih berfokus pada dilema yang

11
menyangkut perawatan kesehatan, kesehatan modern, aplikasi teori etik, dan prinsip
etik terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan.
2. Clinical Ethics/ Etik Klinik: bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada
masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics: adanya
persetujuan atau penolakan dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon
permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
3. Nursing Ethics/ Etik Keperawatan: bagian dari bioetik yang merupakan studi formal
tentang isu etik dan dikembangkan dalam tindakan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik

C. Teori dalam Etika Keperawatan


1. Teleologi
Merupakan suatu doktrin yang menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang
dihasilkan atau konsekuensi yang dapat terjadi. Makna dari suatu tindakan ditentukan
oleh hasil akhir yang terjadi. Teori ini menekankan pada pencapaian hasil akhir yang
terjadi. Pencapaian hasil akhir dengan kebaikan yang maksimal dan ketidakbaikan
sekecil mungkin bagi manusia.
2. Deontologi
Deontologi berprinsip pada aksi atau tindakan. Menurut Kant, benar atau salah bukan
ditentukan oleh hasil akhir atau konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai
moralnya. Dalam konteks ini, perhatian difokuskan pada tindakan melakukan
tanggung jawab moral yang dapat memberikan penentu apakah tindakan tersebut
secara moral benar atau salah. Contoh penerapan deontologi adalah seorang perawat
yang yakin bahwa klien harus diberi tahu tentang yang sebenarnya terjadi walaupun
kenyataan tersebut sangat menyakitkan. Contoh lain: seorang perawat menolak
membantu pelaksanaan abortus karena keyakinan agamanya yang melarang tindakan
membunuh.

12
D. Tujuan Etika Keperawatan
Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam
keperawatan. Dalam penyusunannya didasarkan pada kode etik sebagai standar yang
mengukur dan mengevaluasi perilaku moral perawat. Menurut American Comission Bureau
on Teaching, tujuan dari etika keperawatan adalah:
1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan.
2. Membentuk strategi/ cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktik
keperawatan.
3. Menghubungkan prinsip moral yang baik yang dapat dipertanggungjawabkan pada
diri sendiri, keluarga, masyarakat dan Tuhan.

E. Pendekatan dalam Etika Keperawatan


Empat metode pendekatan dalam etika keperawatan adalah: otoritas, consensus
hominum, pendekatan intuisi atau self-evidence, dan metode argumentasi.
1. Metode otoritas: menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan berdasarkan
pada otoritas/ kewenangan sendiri. Otoritas dapat berasal dari manusia atau
kepercayaan supernatural, kelompok manusia, atau institusi seperti majelis ulama,
dewan gereja, atau pemerintah. Penggunaan metode ini terbatas hanya pada penganut
yang dipercaya.
2. Metode consensus hominum: menggunakan pendekatan berdasarkan pada
persetujuan masyarakat luas atau pada sekelompok manusia yang terlibat dalam
pengkajian suatu masalah.
3. Metode pendekatan intuisi atau self-evidence: dinyatakan oleh para ahli filsafat
berdasarkan pada apa yang mereka kenal sebagai konsep teknik intuisi. Metode ini
terbatas hanya pada orang-orang yang mempunyai intuisi tajam.
4. Metode argumentasi: menggunakan pendekatan dengan mengajukan pertanyaan atau
mencari jawaban yang mempunyai alasan tepat. Metode analitik ini digunakan untuk
memahami fenomena etika.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Moral adalah perubahan penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai
benar salah. Standar benar dan salah yang mengatur perubahan penalaran, perasaan dan
perilaku ini tumbuh berdasarkan perkembangan lingkungan sekitar tempat individu tinggal.
Sehingga moral dapat juga dikatakan sebagai adat atau kebiasaan (2004). Selain itu moral
juga dikatakan sebagai peraturan-peraturan. Berdasarkan beberapa pengertian moral dapat
disimpulkan bahwa moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku
manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.
Prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik
1. Otonomi (Autonomi) 6. Fidelity (Menepati janji)
2. Beneficence (Berbuat Baik) 7. Confidentiality (Kerahasiaan)
3. Justice (Keadilan) 8. Prinsip mencegah pembunuhan (Avoiding
4. Non-maleficence (tidak merugikan) Killing)
5. Veracity (Kejujuran)
Etika merupakan suatu disiplin yang diawali dengan mengidentifikasi, mengorganisasi,
menganalisis, dan memutuskan perilaku manusia dengan menerapkan prinsip-prinsip untuk
mendeterminasi perilaku yang baik terhadap suatu situasi yang dihadapi. Etika berbagai
profesi ditetapkan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang
memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.
Etika dapat diklasifikasikan menjadi tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:
1. Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yaitu suatu etika yang
bersumber dari aktivitas berpikir yang dilakukan oleh manusia.
2. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yaitu bersifat teologis.

3. Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan
evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia.

14
Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam
keperawatan. Dalam penyusunannya didasarkan pada kode etik sebagai standar yang
mengukur dan mengevaluasi perilaku moral perawat. Menurut American Comission Bureau
on Teaching, tujuan dari etika keperawatan adalah:
1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan.
2. Membentuk strategi/ cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktik
keperawatan.
3. Menghubungkan prinsip moral yang baik yang dapat dipertanggungjawabkan pada
diri sendiri, keluarga, masyarakat dan Tuhan.

3.2 Saran

Terkait dengan topik di atas, kami menyarankan beberapa hal untuk diperhatikan, yaitu
penting untuk menambah referensi atau mencari bahan bacaan terkait topik makalah agar
dapat menambah wawasan pembaca mengenai topik tersebut. Kami juga berharap agar
pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun untuk penulisan makalah yang
lebih baik di kemudian hari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ardiani, N. D., & Ns, M. K. (2020). Modul Ajar Etika Keperawatan.

Ardiani, N. D., & Ns, M. K. (2020). Modul Praktikum Etika Keperawatan.

Ardini, P. P. (2012). Pengaruh dongeng dan komunikasi terhadap perkembangan moral anak usia
7-8 tahun. Jurnal Pendidikan Anak, 1(1).

Laili, R. (2020). Dilema Etik Perawat Dalam Pengambilan Keputusan Klinis.

Miswardi, M., Nasfi, N., & Antoni, A. (2021). Etika, Moralitas Dan Penegak Hukum. Menara
Ilmu, 15(2).

Nugroho, D., Hastiadi, F., & Zagita. (2019). Etika Pendidikan Dan Pendidikan Karakter.

Oktaviany, R. (2020). PENGARUH PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP


ASUHAN KEPERAWATAN.

16

Anda mungkin juga menyukai