Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

KONSEPTUAL MODEL DALAM KEPERAWATAN JIWA

Disusun oleh Kelompok 2:


1. Celia Kristiana Putri (01.2.22.00805)
2. Dian Fajaring Tyas (01.2.22.00809)
3. Wira Titus Tiani (01.2.22.00838)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA (ALIH JENJANG)
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
MAKALAH KEPERAWATAN JIWA
KONSEPTUAL MODEL DALAM KEPERAWATAN JIWA

Disusun oleh Kelompok 2:


1. Celia Kristiana Putri (01.2.22.00805)
2. Dian Fajaring Tyas (01.2.22.00809)
3. Wira Titus Tiani (01.2.22.00838)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA (ALIH JENJANG)
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah konseptual model dalam keperawatan jiwa ini. Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas dalam memperdalam pengetahuan tentang keperawatan
jiwa, yang merupakan salah satu aspek penting dalam praktek keperawatan.
Model keperawatan jiwa merupakan suatu pandangan atau kerangka kerja
dalam penerapan praktek keperawatan pada pasien dengan masalah kesehatan
mental. Model ini memperhatikan seluruh aspek dari pasien, baik itu aspek fisik,
psikologis, sosial, maupun spiritual. Dalam makalah ini, kami akan membahas
secara detail tentang konseptual model keperawatan jiwa, termasuk pengertian,
tujuan, dan komponennya.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang
berharga dalam proses pembelajaran di kampus.
2. Keluarga dan teman-teman yang memberikan dukungan dan
motivasi selama proses penyelesaian makalah ini.
3. Sumber referensi yang kami gunakan dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah
kami di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca. Terima
kasih, Tuhan Memberkati.
Kediri, 04 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................................i

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii

Daftar Isi..............................................................................................................................iii

Bab 1 Pendahuluan..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2

1.3 Tujuan............................................................................................................................2

1.4 Manfaat..........................................................................................................................2

Bab 2 Pembahasan...............................................................................................................3

2.1 Definisi..........................................................................................................................3

2.2 Macam Model Keperawatan Jiwa.................................................................................3

Bab 3 Penutup......................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................10

3.2 Saran..............................................................................................................................10

Daftar Pustaka......................................................................................................................11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep keperawatan jiwa telah ada sejak zaman kuno, tetapi


pengembangan ilmu keperawatan jiwa modern dimulai pada abad ke-19
dengan adanya institusi perawatan jiwa yang pertama kali didirikan di Eropa
dan Amerika Serikat. Seiring dengan perkembangan zaman, konsep
keperawatan jiwa juga mengalami perkembangan. Pada awalnya,
keperawatan jiwa lebih berfokus pada perawatan pasien dengan gangguan
mental berat, seperti psikosis dan gangguan kepribadian. Namun, saat ini,
keperawatan jiwa juga mencakup perawatan untuk masalah kesehatan mental
yang lebih ringan, seperti stres, kecemasan, dan depresi.

Konseptual model keperawatan jiwa memberikan panduan tentang


bagaimana perawat jiwa harus merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi perawatan yang diberikan kepada pasien. Model ini membantu
perawat jiwa untuk memahami kondisi klien secara holistik, tidak hanya pada
aspek fisiknya saja, melainkan juga pada aspek psikologis dan sosial.

Konseptual model keperawatan jiwa yang umum digunakan adalah model


Roy Adaptation, model Orem Self-Care, dan model Peplau Interpersonal
Relations. Ketiga model ini memberikan fokus pada adaptasi pasien terhadap
lingkungan, kebutuhan pasien dalam melakukan perawatan diri, dan
hubungan interpersonal antara pasien dan perawat. Dalam model keperawatan
jiwa, perawat juga berperan sebagai fasilitator dan pendukung bagi pasien
untuk mencapai kesehatan mental yang optimal. Dalam menjalankan
perannya, perawat perlu memiliki kemampuan untuk memahami situasi dan
kondisi pasien secara individu, serta mampu memberikan intervensi yang
sesuai dan efektif.

Dalam keseluruhan, konseptual model keperawatan jiwa memainkan peran


penting dalam memberikan perawatan yang optimal bagi pasien dengan

1
masalah kesehatan mental. Model ini memungkinkan perawat untuk
memahami kondisi pasien secara holistik, dan memberikan perawatan yang
efektif dalam mencapai kesehatan mental yang optimal bagi pasien.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud model keperawatan jiwa?

b. Apa saja macam model keperawatan jiwa?

c. Bagaimana penerapan konseptual model keperawatan jiwa?

1.3 Tujuan

Tujuan dari model keperawatan jiwa adalah untuk memberikan perawatan


yang optimal bagi pasien dengan masalah kesehatan mental. Model ini
didesain untuk mengatasi kesenjangan dalam penerapan praktek keperawatan
pada pasien dengan masalah kesehatan mental, sehingga pasien dapat
mencapai kesehatan mental yang optimal dan memiliki kualitas hidup yang
lebih baik. Selain itu, model keperawatan jiwa juga bertujuan untuk
memperbaiki stigma masyarakat terhadap orang dengan masalah kesehatan
mental.

1.4 Manfaat

Dapat menjadi evaluasi penilaian terhadap kemajuan kesehatan mental pasien


dan keefektifan intervensi yang telah dilakukan, serta dapat dijadikan perawatan
jangka panjang dilakukan untuk menjaga kesehatan mental pasien.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Model adalah suatu cara untuk mengorganisasikan pengetahuan yang
kompleks, membantu praktisi, serta memberi arah dan dasar dalam
menentukan bantuan yang diperlukan. Model praktik keperawatan jiwa
mencerminkan sudut pandang dalam mempelajari penyimpangan perilaku dan
proses terapeutik dikembangkan. Model praktik dalam keperawatan kesehatan
jiwa ini menggambarkan sebuah psikodinamika terjadinya gangguan jiwa.
Konseptual model dalam keperawatan jiwa adalah suatu kerangka kerja
atau panduan yang digunakan oleh perawat untuk membantu memahami dan
mengorganisir pasien tentang kesehatan mental, dan intervensi yang efektif.
Konseptual model dalam keperawatan jiwa juga membantu untuk
mengembangkan rencana perawatan yang efektif, mengidentifikasi masalah,
dan tantangan yang dihadapi pasien, membantu untuk mencapai tujuan
perawatan, membantu untuk berkomunikasi dengan anggota tim perawatan
kesehatan lainnya dan memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang
holistik dan terintegrasi.
Psikodinamika terjadinya gangguan jiwa menggambarkan serangkaian
peristiwa, sehingga gangguan jiwa terjadi. Oleh karenanya, diperlukan
pengkajian mendalam terhadap berbagai faktor penyebab gangguan jiwa,
tanda dan gejala, serta urutan kejadian peristiwa. Dengan demikian, akan
tergambarkan sebagai masalah keperawatan yang ditemukan (pada komponen
pengkajian keperawatan jiwa), sehingga dapat disusun jejaring urutan kejadian
masalah dalam sebuah pohon masalah.

2.2 Macam Model Keperawatan Jiwa


Berikut ini akan di jelaskan berbagai macam model konseptual yang di
kembangkan oleh beberapa ahli di antaranya :
1) Psycoanalytical ( Freund, Ericson)

3
Merupakan model yang di kemukakan oleh Singmung Freund.
Psikoanalisa meyakini bahwa penyimpangan perilaku pada usia
dewasa berhubungan dengan perkembangan pada masa anak. Menurut
model psycoanalytical gangguan jiwa di karenakan ego tidak berfungsi
dalam mengontrol ansietas sehingga mendorong terjadinya
penyimpangan perilaku (Deviantion of Behavioral) dan konflik
intrapsikis terutama pada masa anak-anak. Proses terapi psikoanalisa
memakan waktu yang lama. Proses terapi pada model ini
menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa mimpi transferen,
bertujuan untuk memperbaiki trauma masa lalu. Contoh proses terapi
pada model ini adalah: klien di buat dalam keadaan tidur yang sangat
dalam. Dalam keadaan tidak berdaya terapis akan menggali alam
bawah sadar klien dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan tentang
pengalaman traumatic masa lalu. Dengan cara demikian, klien akan
mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya, sedangkan terapis
berupaya untuk menginterpretasi. Peran perawat dalam model
psycoanalytical dengan melakukan pengkajian keadaan traumatic atau
stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu misalnya (menjadi
korban perilaku kekerasan fisik, sosial, emosional maupun seksual)
dengan menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik.

2) Interpersonal (Sullivan, Peplau)


Model ini di kembangkan oleh Harry Stack Sullivan dan Hildegard
peplau. Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang di
sebabkan karena adanya ancaman yang dapat menimbulkan kecemasan
(Anxiety). Ansietas yang di alami seseorang timbul akibat konflik saat
berhubungan dengan orang lain (interpersonal), di karenakan adanya
ketakutan dan penolakan atau tidak di terima oleh orang sekitar.
Seseorang membutuhkan rasa aman dan kepuasan yang diperoleh
melalui hubungan interpersonal yang positif.
Sullivan mengatakan dalam individu terhadap dua dorongan yaitu:

4
a) Dorongan untuk kepuasan, berhubungn dengan kepuasaan dasar
seperti: lapar, kesepian, dan nafsu.
b) Dorongan untuk keamanan, berhubungan dengan kebutuhan
budaya seperti penyesuain norna sosial, nilai suatu kelompok
tertentu

Proses terapi terbagi atas dua kompenen, yaitu Build feeling Security
(berupaya membangun rasa aman pada klien) dan Trusting
Relationship and Interpesonal Statisfaction (menjalin hubungan yang
saling percaya) Prinsip dari terapi ini adalah mengoreksi pengalaman
interpersonal dengan menjalin hubungan yang sehat. Dengan redukasi,
di harapkan klien belajar membina hubungan interpersonal yang
memuaskan, mengembangkan hubungan saling percaya. Dan membina
kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehinga klien merasa
berharga dan dihormati.

Peran perawat dalam terapi adalah : a) Anxieties (berbagi pengalaman


mengenai apa yang dirasakan klien, bagaimana perasaannya dan apa
yang menyebabkan kecemasan klien dalam berhubungan dengan orang
lain). b) Therapist use empathy and relantionship (empati untuk
merasakan perasaan klien). Perawat memberikan respon verbal yang
mendorong rasa aman kilen dalam berhubungan dengan orang lain.

3) Social (Szasz, Caplan)


Model ini berfokus pada lingkungan fisik dan situasi sosial yang dapat
menimbulkan stress dan mencetuskan gangguan jiwa (social and
environmental faktors create stress, which cause anxiety and
symptom). Menurut Szasz, setiap individu bertanggung jawab terhadap
perilakunya, mampu mengontrol dan menyesuaikan perilaku sesuai
dengan nilai atau budaya yang diharapkan masyarakat. Caplan
meyakini bahwa, konsep pencegahan primer, sekunder dan tersier
sangat penting untuk mencegah timbulnya gangguan jiwa. Situasi
sosial yang dapat menimbulkan gangguan jiwa adalah kemiskinan,

5
tingkat pendidikan yang rendah, kurangnya support sistem dan
mekanisme koping yang maladaptif.
Proses terapi: Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam
modifikasi lingkungan dan adanya support system. Proses terapi
dilakukan dengan menggali support system yang dimiliki klien seperti:
suami atau isteri, keluarga atau teman sejawat. Terapis juga berupaya
menggali system sosial klien seperti suasana dirumah, kantor, sekolah,
masyarakat atau tempat kerja.

4) Existtensial (Ellis, Rogers)


Model existensial menyatakan bahwa gangguan perilaku atau
gangguan jiwa terjadi apabila gangguan individu gagal menemukan
jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggaan
akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam
body-image-nya.
Prinsip terapinya pada model ini adalah mengupayakan individu agar
memiliki pengalaman berinteraksi dengan orang yang menjadi panutan
atau sukses dengan memahami riwayat hidup orang tsb, memperluas
kesadaran diri dengan cara intropeksi diri (self assessment), bergaul
dengan kelompok sosial dan kemanusiaan, serta mendorong untuk
menerima dirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang
perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and control
behavior). Terapi dilakukan melalui kegiatan terapi aktivitas
kelompok.

5) Supportive Therapy (Wermon, Rockland)


Wermond dan Rockland meyakini bahwa penyebab gangguan jiwa
adalah faktor bio-psiko-sosial dan respons koping maladaptif saat ini.
Contoh aspek biologis yaitu sering sakit maag, migraine, batuk-batuk.
Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti: cemas,
kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek
sosial seperti susah bergaul, menarik diri, tidak disukai, bermusuhan,

6
tidak mampu mendapatkan pekerjaan, dan sebagainya. Semua hal
tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena
tersebut muncul akibat ketidakmampuan dalam beradaptasi pada
masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan
masa lalu.
Prinsip proses terapi pada model supportif adalah menguatkan respon
koping adaptif. Terapis membantu klien untuk mengidentifikasi dan
mengenal kekuatan atau kemampuan serta koping yang dimiliki klien,
mengevaluasi kemampuan mana yang dapat digunakan untuk alternatif
pemecahan masalah. Terapis berupaya untuk menjalin hubungan yang
hangat dan empatik dengan klien untuk membantu klien menemukan
koping klien yang adaptif.

6) Medical (Mayer, Kraeplin)


Menurut konsep ini penyebab gangguan jiwa adalah multifaktor yang
kompleks, yaitu: askep fisik, genetik, lingkungan dan faktor sosial.
Model medical meyakini bahwa penyimpangan perilaku merupakan
manifestasi gangguan sistem syaraf pusat (SSP). Dicurigai bahwa
depresi dan schizophrenia dipengaruhi oleh transmisi impuls neural,
serta gangguan synaptic. Sehingga fokus penatalaksanaannya harus
lengkap melalui pemeriksaan diagnostik, terapi somatik, farmakologik
dan teknik interpersonal. Peran perawat dalam model medikal ini
adalah melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam melakukan
prosedur diagnostik dan terapi jangka panjang, terapis berperan dalam
pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan
diagnosis, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang digunakan.
Model medical terus mengeksplorasi penyebab gangguan jiwa secara
ilmiah.

7) Model Komunikasi
Model perilaku mengatakan bahwa, penyimpangan perilaku terjadi jika
pesan yang disampaikan tidak jelas. Penyimpangan komunikasi

7
menyangkut verbal dan nonverbal, posisi tubuh, kecepatan dan volume
suara atau bicara.
Proses terapi dalam model ini meliputi :
a) Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah.
b) Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif.
c) Memberi alternatif koreksi untuk komunikasi yang tidak efektif.
d) Melakukan analisis proses interaksi.

8) Model perilaku (Bandura, Skinner)


Penyimpangan terjadi karena manusia telah membentuk kebiasaan
perilaku yang tidak diinginkan. Perilaku menyimpang terjadi berulang
karena berguna untuk mengurangi ansietas. Jika demikian, perilaku
lain yang dapat mengurangi ansietas bisa dipakai sebagai pengganti.
Proses terapi :
a) Desentisasi dan relaksasi, dapat dilakukan bersamaan. Dengan
teknik ini diharapkan tingkat kecemasan klien menurun.
b) Asertif training adalah belajar mengungkapkan sesuatu secara jelas
dan nyata tanpa menyinggung perasaan orang lain.
c) Positive training. Mendorong dan menguatkan prilaku positive
yang baru dipelajari berdasarkan pengalaman yang menyenangkan
untuk digunakan pada prilaku yang akan datang.
d) Self regulasi. Dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Pertama melatih serangkaian standar perilaku yang harus dicapai
oleh klien. Selanjutnya klien diminta untuk melakukan self
observasi dan self evaluasi terhadap perilaku yang ditampilkan.
Langkah terakhir adalah klien diminta untuk memberikan
reinforcement (penguatan terhadap diri sendiri) atas perilaku yang
sesuai.

8
9) Model Stress Adaptasi (Roy)
Komponen-komponen adaptasi mencangkup fungsi fisiologis, konsep
diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan. Adaptasi adalah
komponen pusat dalam model keperawatan. Didalamnya
menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif. Adaptasi
menggambarkan proses koping terhadap stressor dan produk akhir dari
koping. Proses adaptasi termasuk fungsi holistik bertujuan untuk
mempengaruhi kesehatan secara positif yang pada akhirnya akan
meningkatkan intergritas.
Proses adaptasi termasuk didalamnya proses interaksi manusia dengan
lingkungan yang terdiri dari dua proses.
2.1 Bagian pertama dari proses ini dimulai dengan perubahan dalam
lingkungan internal dan eksternal yang membutuhkan sebuah
respon. Perubahan tersebut dalam model adaptasi Roy
digambarkan sebagai stressor atau stimulus fokal dan ditengahi
oleh faktor-faktor konstektual dan residual. Stressor menghasilkan
interaksi yang biasanya disebut stress.
3.1 Bagian kedua adalah mekanisme koping yang dirangsang untuk
menghasilkan respon adaptif dan efektif. Produk adaptasi
digambarkan dalam istilah kondisi yang meningkatkan tujuan-
tujuan manusia yang meliputi: kelangsungan hidup, pertumbuhan,
reproduksi dan penguasaan yang disebut intergritas.

9
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Model praktik dalam keperawatan kesehatan jiwa ini menggambarkan
sebuah psikodinamika terjadinya gangguan jiwa. Oleh karenanya, diperlukan
pengkajian mendalam terhadap berbagai faktor penyebab gangguan jiwa,
tanda dan gejala, serta urutan kejadian peristiwa. Beberapa model praktik yang
dikembangkan dalam keperawatan kesehatan jiwa antara lain model
psikoanalisis, model interpersonal, model sosial, eksistensial, suportif,
komunikasi, perilaku, model medik, dan yang paling sering digunakan dalam
keperawatan jiwa adalah model stres adaptasi.

3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah
itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

FIK UI & WHO. (2016). Modul Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa
(MPK), Jakarta: Tidak diterbitkan

Yusuf, A., Fitryasari, R. P., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

11

Anda mungkin juga menyukai