Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEPERAWATAN JIWA

“Aplikasi Model Konseptual Keperawatan Jiwa : Eksistensial”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Mata Kuliah Keperawatan Jiwa yang
diampu oleh :

Slamet Rohaedi, S.Kep., MPH.

Disusun oleh :

Arsherin Dwi Ayunda Putri 1808046

Desi Triani Nurramadhani 1808029

Muhammad Fiqri Ramadhan 1807577

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini yang
membahas tentang “Aplikasi Model Konseptual Keperawatan Jiwa : Eksistensial” disusunnya
makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa.

Kami ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberi tugas ini, sehingga kami
mendapat wawasan yang lebih luas tentang Keperawatan Jiwa khususnya mengenai “Aplikasi
Model Konseptual Keperawatan Jiwa : Eksistensial”.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, dan untuk para pembaca kedepannya kami harap dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 9 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ i

Daftar Isi ......................................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1


1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II Pembahasan

2.1. Definisi ......................................................................................................... 2


2.2. Model Eksistensial ....................................................................................... 3
1. Pengertian ................................................................................................ 3
2. Aplikasi Model Konsep Eksistensial....................................................... 3
BAB III Penutup

3.1. Kesimpulan .................................................................................................. 6


Daftar Pustaka ................................................................................................................. 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Kesehatan jiwa masyarakat telah menjadi bagian dari masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Berbagai masalah multi-dimensional yang masih dan akan
terus dihadapi masyarakat menyangkut masalah ekonomi, bencana alam, wabah
penyakit merupakan factor pencetus terjadinya masalah pada kesehatan jiwa
masyarakat Indonesia. Masalah kesehatan jiwa di masyarakat dampaknya sangat luas
dan kompleks. Meskipun secara tidak langsung menyebabkan kematian, namun akan
mengakibatkan si penderita gangguan jiwa menjadi tidak produktif dan menimbulkan
beban bagi keluarga dan lingkungan masyarakat di sekitarnya.
Definisi kesehatan jiwa menurut UU No.3 Tahun 1966 tersebut adalah keadaan
jiwa yang sehat . mengenai usaha- usaha kesehatan jiwa dan penanganan penakit jiwa
diusahakan oleh pemerintah atau badan swasta dengan mengikutsertakan masyarakat
dalam usaha- usaha kesehatan jiwa (promotif , preventif, kuratif, rehabilitative).
Terdapat beberapa model keperawatan jiwa yang dapat diterapkan untuk
menangani masalah yang dihadapi klien sesuai kondisi klien tersebut. Salah satu model
keperawatan jiwa yaitu model keperawatan jiwa eksistensial. Model keperawatan jiwa
ini berfokus pada pengalaman individu pada saat ini model ini merupakan perilaku atau
gangguan jiwa yang terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan
hidupnya.
1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud model konseptual keperawatan jiwa?
2. Apa yang dimaksud model eksistensial?
3. Bagaimana aplikasi dari model eksistensial?
1. 3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami model konseptual keperawatan jiwa.
2. Mengetahui dan memahami model eksistensial.
3. Mengetahui dan memahami aplikasi dari model eksistensial.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Definisi
Definisi Banyak ahli mendefiniskan mengenai model konseptual seperti berikut
ini: Model konseptual memberikan keteraturan untuk berfikir, mengobservasi dan
menginterpretasi apa yang dilihat, memberikan arah riset untuk mengidentifikasi suatu
pertanyaan untuk menjawab fenomena dan menunjukkan pemecahan masalah
(Christensen & Kenny, 2009, hal. 29).
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi
dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual
keperawatan merupakan petunjuk bagi perawat untuk mendapatkan informasi agar
perawat peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan dan tahu apa yang harus
perawat kerjakan (Brockopp, 1999, dalam Hidayat, 2009). Marriner-Tomey (2004,
dalam Nurrachmah, 2010) menjelaskan bahwa, model konseptual keperawatan telah
memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan dengan melibatkan empat
konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah
lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga meerupakan
sumber pendukung bagi individu. Ketiga adalah Kesehatan menjelaskan tentang
rentang sehat-sakit sepanjang siklus mulai konsepsi hingga kematian. Konsep keempat
adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu
meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien).
Lebih lanjut Tomey mengatakan, konseptualisasi keperawatan umumnya
memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan
keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Cara pandang
dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu
sama lain, seperti penekanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau
aspek komplementer.
Tujuan dari model konseptual keperawatan (Ali, 2001, hal. 98) :
a. Menjaga konsistensi pemberian asuhan keperawatan.
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.

2
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap
anggota tim keperawatan.

2. 2 Model Eksistensial
1. Pengertian
Menurut Yosep, Iyus, dkk, (2014) dalam bukunya yang berjudul
Keperawatan Jiwa, teori model eksistensial gangguan perilaku atau ganggua
jiwa terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya.
Individu tidak memiliki kebanggaan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan
mengalami gangguan dalam Body image-nya. Prinsip dalam proses terapinya
adalah mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain,
memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dapat dianggap
sebagai panutan, memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi, bergaul
dengan kelompok sosial dan kemanusiaan, mendorong untuk menerima
jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau feed back tentang perilakunya dari
orang lain.
Psikoterapi memperkuat proses pembelajaran seseorang untuk
sepenuhnya menjadi diri sendiri. Rogers yakin bahwa penyakit jiwa terjadi
akibat kegagalan mengembangkan diri sendiri sepenuhnya sebagai manusia.
Ahli terapi harus tulus dan tanpa ada yang ditutup-tutupi ketika berhubungan
dengan pasien. Ahli terapis harus bersikap aktif dan mengekspresikan perasaan
serta emosinya sendiri secara langsung dan jujur. Perilaku pasien berubah
kearah fungsi diri yang positif bila ahli terapinya mau menerima, menghargai
dan secara tulus berempati terhadap pasien.
Prinsip keperawatannya adalah pasien dianjurkan untuk berperan serta
dalam memperoleh pengalaman yang bearti untuk mempelajari dirinya dan
mendapat feed back dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas
kelompok. Perawat berupaya untuk memperluas kesadaran diri pasien melaui
feed back, kritik saran atau reward and punishment.
2. Aplikasi Model Eksistensial
 Pandangan terhadap penyimpangan perilaku

3
Hidup ini akan sangat berarti apabila seseorang dapat mengalami dan
menerima diri (self acceptance) sepenuhnya. Penyimpangan perilaku
terjadi jika individu gagal dalam upayanya untuk menemukan dan
menerima diri. Menjadi diri sendiri bisa dialami melalui hubungan
murni dengan orang lain.
 Proses terapeutik
- Individu dibantu untuk mengalami kemurnian hubungan.
- Terapi sering dilakukan dalam kelompok.
- Pasien dianjurkan untuk menggali dan menerima diri dan dibantu
untuk mengendalikan perilakunya.
 Peran terapis dan pasien
Pasien bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta
dalam suatu pengalaman yang berarti untuk mempelajari tentang diri
yang sebenarnya. Sedangkan, terapis membantu pasien untuk mengenal
nilai diri. Terapis mengklarifikasi realitas dari suatu situasi dan
mengenalkan pasien tentang perasaan tulus dan memperluas kesadaran
dirinya.
 Proses terapi
1) Rational emotive therapy
Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap
perilakunya. Klien didorong menerima dirinya sebagai mana
adanya bukan karena apa yang dilakukan.
Konsep dasar RET yang dikembangkan oleh Albert Ellis adalah
sebagai berikut:
a. Pemikiran manusia adalah penyebab dasar dari gangguan
emosional. Reaksi emosional yang sehat maupun yang
tidak, bersumber dari pemikiran itu.
b. Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional dan
irrasional. Dengan pemikiran rasional dan inteleknya
manusia dapat terbebas dari gangguan emosional.
c. Pemikiran irrasional bersumber pada disposisi biologis
lewat pengalaman masa kecil dan pengaruh budaya.
d. Pemikiran dan emosi tidak dapat dipisahkan.

4
e. Berpikir logis dan tidak logis dilakukan dengan symbol-
simbol bahasa.
f. Pada diri manusia sering terjadi self-verbalization. Yaitu
mengatakan sesuatu terus-menerus kepada dirinya.
g. Pemikiran tak logis-irrasional dapat dikembalikan pada
pemikiran logis dengan reorganisasi persepsi. Pemikiran tak
logis itu merusak dan merendahkan diri melalui
emosionalnya. Ide-ide irasional bahkan dapat menimbulkan
neurosis dan psikosis. Sebuah contoh ide irasional adalah
“seorang yang hidup dalam masyarakat harus
mempersiapkan diri secara kompeten dan adekuat, agar ia
dapat mencapai kehidupan yang layak dan berguna bagi
masyarakat”. Pemikiran lain adalah “sifat jahat, kejam, dan
lain-lain harus dipersalahkan dan dihukum”.
RET bertujuan untuk memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi,
cara berpikir keyakinan serta pandangan klien yang irasional
menjadi rasional, sehingga ia dapat mengembangkan diri dan
mencapai realisasi diri yang optimal. Menghilangkan gangguan
emosional yang dapat merusak diri seperti: benci, takut, rasa
bersalah, was-was, marah sebagai akibat berpikir yang irasional,
dan melatih serta mendidik klien agar dapat menghadapi kenyataan
hidup secara rasional dan membangkitkan kepercayaan diri, nilai-
nilai dan kemampuan diri.
2) Terapi logo
Merupakan terapi orientasi masa depan (future orientated therapy).
Individu meneliti arti dari kehidupan, karena tanpa arti berarti tidak
eksis. Tujuan: agar individu sadar akan tanggung jawabnya. Atau
klien akan dapat menemukan makna dari penderitaan dan
kehidupan serta cinta. Dengan penemuan itu klien akan dapat
membantu dirinya sehingga bebas dari masalah tersebut. Terapi
logo masih menginduk kepada aliran psikoanalisis, akan tetapi
menganut paham eksistensialisme. Mengenai teknik terapinya
digunakan semua teknik yang kiranya sesuai dengan kasus yang
dihadapi.

5
BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Model konseptual keperawatan jiwa mencerminkan upaya menolong
orang tersebut mempertahankan keseimbangan melalui mekanisme koping
yang positif utuk mengatasi stresor. Psikiatri eksitensial beranggapan bahwa
pasien beradadalam duninya sendiri yang tidak dapat didiami sepenuhnya
bersama orang lainyang berorientasi pada penilaian sehat.
Model keperawatan jiwa eksistensial yaitu teori berfokus pada
pengalaman individu pada saat ini dan disini. Pandangan model eksistensi
terhadap penyimpangan perilaku, penyimpangan perilaku terjadi jika individu
putus hubungan dengan dirinya dan lingkungan. Terdapat dua proses pada
model keperawatan jiwa eksistensial yaitu Rasional Emotif Therapy dan terapi
logo.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. H. 2001. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika.


Alligood, MR & Tomey, A. M. 2006. Nursing Theories and their work, 7 th edn, Mosby
Elsevier, St. Louis, Missouri.
Christensen P J, kenney J W. 2009. Proses Keperawatan: Aplikasi Model Konseptual.
Jakarta: EGC.
Ellis, Albert. 2006. Terapi REB Agar Hidup Bebas Derita. Jakarta: Mizan.
Hidayat, A & Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Nurhalimah. 2016. Keperawatan Jiwa. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
Rogers Sally, dkk. 2010. Validating the empowerment scale with a multisite sample of
consumers of mental health services. Psychiatric Service, vol 61 no. 9
Yosep, Iyus dkk. 2014. Keperawatan Jiwa (Edisi Revisi). Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai