Anda di halaman 1dari 10

makaNama : Desi Triani Nurramadhani

NIM : 1808029

SISTEM PANCA INDRA (GLAUKOMA)

A. Definisi glaukoma
Glaukoma berasal dari bahasa Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukomaadalah
sekelompok gangguan gangguan yangbmelibatkan beberapa perubahan ataugejala
patologis yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO) dengansegalah
akibatnya.
Glaukoma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatantekanan
intraokuler, penggaungan, dan degenerasi saraf oftik serta defak lapang pandang yang
khas.
Glaukoma merupakan kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan tekanan
intra okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan
atau pencekungan pupil syaraf optik sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitanlapa
ng pandang dan penurunan tajam pengelihatan.
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola
matameningkat,sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan
penurunanfungsi penglihatan.
B. Etiologi
1. Glaukoma primer terdiri dari:
a) Akut dapat disebabkan karena trauma. 
b) Kronik dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti: diabetes
mellitus,arterisklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang, myopia tiggi dan
progresif.
2. Glaukoma sekunder disebabkan penyakit mata lain, seperti: katarak, perubahan lensa
kelainan uvea pembedahan.
Penyebab adanya peningkatan tekanan intraokuli adalah perubahan anatomisebagai bentuk
gangguan mata atau sistemik lainnya, trauma mata, dan predisposisifaktor genetik.
Glaukoma sering muncul sebagai manifestasi penyakit atau proses patologik dari sistem
tubuh lainnya. Adapun faktor resiko timbulnya glaukoma antaralain riwayat glauakoma
pada keluarga, diabetes melitus dan pada orang kulit hitam.
C. Patofisiologi
Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi humoraqueus oleh
badan siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran keluar humoraquelus melalui
sudut bilik mata depan juga bergantung pada keadaan kanal Schlemmdan keadaan tekanan
episklera. Tekanan intraokular dianggap normal bila kurang dari20 mmHg pada
pemeriksaan dengan tonometer Schiotz (aplasti). Jika terjadi peningkatan
tekanan intraokuli lebih dari 23 mmHg, diperlukan evaluasi lebih lanjut.Secara fisiologis,
tekanan intraokuli yang tinggi akan menyebabkan terhambatannyaaliran darah menuju
serabut saraf optik dan ke retina. Iskemia ini akan menimbulkankerusakan fungsi secara
bertahap. Apabila terjadi peningkatan tekanan intraokular,akan timbul penggaungan dan
degenerasi saraf optikus yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
a) Gangguan perdarahan pada papil yang menyebabkan deganerasi berkas
serabutsaraf pada papil saraf optik.
b) Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik
yangmerupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian
tepi papil saraf otak relatif lebih kuat dari pada bagian tengah sehingga terjadi peng
gaungan pada papil saraf optik.
c) Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih belum jelas.
d) Kelainan lapang pandang pada glaukoma disebabkan oleh kerusakan serabut
sarafoptik.  

D. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan tajam pengelihatan.
a) Tonometri
Tonometri diperlukan untuk mengukur tekanan bola mata. Dikenalempat cara
tonometri, untuk mengetahui tekanan intra ocular yaitu :
 Palpasi atau digital dengan jari telunjuk
 Indentasi dengan tonometer schiotz
 Aplanasi dengan tonometer aplanasi goldmann
 Nonkontak pneumotonometri
Tonomerti Palpasi atau Digital
Cara ini adalah yang paling mudah, tetapi juga yang paling tidakcermat, sebab cara
mengukurnya dengan perasaan jari telunjuk. Dapat digunakan dalam keadaan
terpaksa dan tidak ada alat lain. Caranya adalah dengan dua jari telunjuk diletakan
diatas bola mata sambil pendertia disuruhmelihat kebawah. Mata tidak boleh
ditutup, sebab menutup matamengakibatkan tarsus kelopak mata yang keras pindah
ke depan bola mata,hingga apa yang kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu
memberi kesan perasaan keras. 
Dilakukan dengan palpasi : dimana satu jari menahan, jari lainnya menekan secara
bergantian. Tinggi rendahnya tekanan dicatat sebagai berikut :
 N : normal
 N + 1 : agak tinggi
 N + 2 : untuk tekanan yang lebih tinggi
 N – 1 : lebih rendah dari normal
 N – 2 : lebih rendah lagi, dan seterusnya
b) Gonioskopi
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan dengan
menggunakan lensa kontak khusus. Dalam hal glaukoma gonioskopidiperlukan
untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan.
c) Oftalmaskopi
Pemeriksaan fundus mata, khususnya untuk mempertahankan
keadaan papil saraf optik, sangat penting dalam pengelolaan glaukoma yang kronik
.Papil saraf optik yang dinilai adalah warna papil saraf optik dan
lebarnyaekskavasi. Apakah suatu pengobatan berhasil atau tidak dapat dilihat
dariekskavasi yang luasnya tetap atau terus melebar.
2. Pemeriksaan lapang pandanga.
 
a) Pemeriksaan lapang pandang perifer :lebih berarti kalau glaukoma sudah
lebihlanjut, karena dalam tahap lanjut kerusakan lapang pandang akan
ditemukandi daerah tepi, yang kemudian meluas ke tengah. 
b) Pemeriksaan lapang pandang sentral: mempergunakan tabir Bjerrum, yangmeliputi
daerah luas 30 derajat. Kerusakan- kerusakan dini lapang pandangditemukan para
sentral yang dinamakan skotoma Bjerrum.  
3. Pengecekan terhadap kondisi syaraf mata digunakan alat Heidelberg Retinal
Tomography ( HRT) atau Optical Coherence Tomography (OTC) Pemberian obat tetes mata
yang dilanjutkan pemberian obat tablet. Fungsi obat-obatan tersebut untuk
menurunkan produksi atau meningkatkan keluarnyacairan akuos humor. Cara ini
diharapkan dapat menurunkan tekanan bagi bola matasehingga dicapai tekanan yang
diinginkan. Agar efektif pemberian obat dilakukansecara terus menerus dan teratur..
4. Pemasangan keran Ahmed Valve untuk mengatasi glaukoma yang kondisinya relatif
parah, dokter akan memasang keran buatan yang populer disebut ahmed valve. Nama
ini berasal dari nama penemunya,yakni Ahmed, warga Amerika Serikat  asal Timur
Tengah yang pertama kalimenciptakan klep tersebut sekitar 10 tahun silam. Alat ini
terbuat dari bahan  polymethyl methacrylate (PPMA), yakni bahan dasar lensa tanam.
Ahmed Valve ditanamkan pada bola mata dengan cara operasi. Bila tekanan bola
mata berada pada 18 mmHg maka klep tersebut akan terbuka sehingga cairan yang
tersumbat bisa keluar, sehingga tekanan bola mata otomatis akan turun. Sebaliknya,
klep akan tertutup kembali bilatekanan sudah berada di bawah 18 mmHg.

E. Penatalaksanaa
Penatalaksanaan keperawatan lebih menekankan pada pendidikan kesehatan terhadap
penderita dan keluarganya karena 90% dari penyakit glaukoma
merupakan penyakit kronis dengan hasil pengobatan yang tidak permanen. Kegagalan dala
m pengobatan untuk mengontrol glaukoma dan adanya pengabaian untukmempertahankan
pengobatan dapat menyebabkan kehilangan pengelihatan progresifdan mengakibatkan
kebutaan.Klien yang mengalami glaukoma harus mendapatkan gambaran tentang penyakit
ini serta penatalaksanaannya, efek pengobatan, dan tujuan akhir pengobatanitu.
Pendidikan kesehatan yang diberikan harus menekan bahwa pengobatan bukanuntuk
mengembalikan fungsi pengelihatan, tetapi hanya mempertahankan fungsi pengelihatan
yang masi ada.
1. Glaukoma Sudut Terbuka / Simplek /Kronik 
a) Obat-obat miotik 
 Golongan kolinergik (pilokarpin 1- 4% 5 kali/ hari), karbakol (0,75 - 3%)
 Golongan anti kolineoterase (demekarium bromid, hurmosal 0,25%).
b) Obat-obat penghambat sekresi aquor humor (Adrenergik)
 Timolol (tetes 0,25 dan 0,5% 2x/ hari)
 Epinerprin 0,5 – 2% 1- 2x/ hari.
c) Carbonucan hidrase intibitor 
 Asetazolamid (diamol 125 - 250 mg 4x/ hari)
 Diklorfenamid (metazolamid)
d) Laser trabeculopasty dimana suatu laser zat organ disodorkan langsung kejaringan
trabekuler untuk merubah susunan jaringan dan membuka aliran dari humor Agous
dan indektomi.
e) Tindakan bedah trabeculectomy.
F. Asuhan keperawatan glaukoma
I. Pengkajian
1. Identitas
a) Nama 
b) Alamat
c) Jenis kelamin
d) Umur, glaukoma primer terjadi pada individu berumur > 40 tahun.
e) Ras, kulit hitam mengalami kebutaan akibat glaukoma paling sedikit 5 kali dari
kulit putih.
f) Pekerjan, terutama yang beresiko besar mengalami trauma mata2.
 
2. Riwayat kesehatana.
a) Keluhan utama: Pasien biasanya mengeluh berkurangnya lapang pandangdan
mata menjadi kabur. 
b) Riwayat kesehatan sekarang: Pasien mengatakan matanya kabur dansering
menabrak, gangguan saat membaca.
c) Riwayat kesehatan dahulu: kaji adanya masalah mata sebelumnya
atau pada saat itu, riwayat penggunaan antihistamin (menyebabkan dilatasi pup
il yang akhirnya dapat menyebabkan Angle Closume Glaucoma),riwayat
trauma (terutama yang mengenai mata), penyakit lain yang sedangdiderita
(DM, Arterioscierosis, Miopia tinggi).
d) Riwayat kesehatan keluarga: kaji apakah ada kelurga yang menglami penyakit
glaucoma sudut terbuka primer.
3. Psikososisl: kaji kemampuan aktivitas, gangguan membaca, resiko
jatuh, berkendaraan.
4. Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmoskop untuk
mengetahui adanya cupping dan atrofi diskus optikus. Diskus optikusmenjadi
lebih luas dan lebih dalam. Pada glaucoma akut primer, kameraanterior dangkal,
akues humor keruh dan pembuluh darah menjalar keluardari iris.
 Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang pandangcepat
menurun secara signifikan dan keadaan kronik akan menurun secara bertahap.
 Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui adanya inflamasimata,
sklera kemerahan, kornea keruh, dilatasi pupil sedang yang
gagal bereaksi terhadap cahaya. Sedangkan dengan palpasi untuk memeriksamat
a yang mengalami peningkatan TIO, terasa lebih keras dibanding matayang lain.
 Uji diagnostik menggunakan tonometri, pada keadaan kronik atau openangle
didapat nilai 22-32 mmHg, sedangkan keadaan akut atau angle closure ≥ 30
mmHg. Uji dengan menggunakan gonioskopi akan didapatsudut normal pada
glaukoma kronik. Pada stadium lanjut, jika telah timbulgoniosinekia
(perlengketan pinggir iris pada kornea/trabekula) maka sudutdapat tertutup.
Pada glaukoma akut ketika TIO meningkat, sudut COAakan tertutup, sedang
pada waktu TIO normal sudutnya sempit.
 
G. Diagnosa Keperawatana.
 
 DX 1: Nyeri b.d peningkatan tekanan intraokuler (TIO).
 DX 2: Gangguan persepsi sensori: pengelihatan b.d ganguan penerimaan,gangguan
status organ indra.
 DX 3: Ansietas b.d faktor fisiologis, perubahan status kesehatan; adanyanyeri;
kemungkinan/kenyataan kehilangan pengelihatan.
 DX 4: Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan
pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salahinterpr
etasi informasi.

H. Intervensi Keperawatan
No.
Tujuan Intervensi Rasional
DX
1. Tujuan: Setelah 1. Pertahankan tirah baring 1. Tekanan pada mata
diberikan tindakan ketat pada posisi semi- meningkat jika tubuh
keperawatan diharapkan Fowler dan cegah datar dan manuver
nyeri dapat berkurang tindakan yang dapa valsalva diaktifkan
atauterkontrol. tmeningkatkan TIO seperti pada aktivitas
Kriteria hasil: (batuk, bersin,mengejan) tersebut.
- Klien dapat 2. Berikan lingkungan 2. Stres dan sinar akan
mengidentifikasi  gelap dan tenang. meningkatkan TIO
penyebab nyeri. 3. Obsevasi tekanan darah, yang dapat
- Klien mencetuskan nyeri.
nadi dan pernapasan tiap
dapatmengetahui 24 jam jika klien tidak 3. Mengidentifikasi
faktor-faktor yang menerima kemajuan
dapatmeningkatkan hagensosmotik atau penyimpanan dari
nyeri. secaraintravena dan tiap hasilyang diharapkan.
- Klien 2 jam jika klien 4. Mengidentifikasi
mampumelakukan menerima kemajuan
tindakanuntuk hagensosmotik atau penyimpangan
menguranginyeri intravena. dari hasil yang
4. Observai derajat diharapkan.
nyerimata tiap 20 5. Mengidentifikasi
menitselama fase akut. kemajuan
5. Observasi atau penyimpangan
ketajaman pengelihatan dari hasil yang
setiap waktu diharapkan.
sebelum penetesan obat 6. Agens osmotik
mata yang diresepkan. intravena akan
6. Berikan obat mata yang menurunkan TIO
diresepkan untuk dengan cepat.
glaukoma dan beri tau Agensosmitik bersifat
dokter jika terjadi hiperosmolor dan
hipotensi, haluaranurin dapat menyebabkan
<24 ml/jam, nyeri pada dehidrasi; manitol
mata tidak hilang dalam dapat mencetuskan
waktu 30 menit setelah hiperglikemis
terapi obat, tajam pada pasien DM, tetes
pengelihatan turun terus matamiotik
menerus. memperlancar
7. Berikan analgesik drainase akuos humor
narkotik yang diresepkan dan menurunkan
jika klien mengalami roduksinya
nyeri hebat dan evaluasi Pengobatan TIO
keefektifannya adalah esensial untuk
memperbaiki 
pengelihatan.
7. Mengontrol nyeri.
Nyeri berat akan
mencetuskan manuver
valsalva dan
meningkatkan TIO.

2. Tujuan: setelah 1. Pastikan derajat/tipe 1. Sementara intervensi


diberikan tindakan kehilangan penglihatan. dini mencegah
keperawatan diharapkan 2. Dorong kebutaan, pasien
gangguan pengelihatan mengekspresikan  menghadapi
dapat berkurang perasaan tentang kemungkinan/
dan penggunaan  kehilangan/kemungkinan mengalami
pengelihatan yang kehilangan penglihatan. pengalaman
secara optimal. 3. Tunjukkan pemberian kehilangan
Kriteria hasil: tetes mata, contoh penglihatan sebagian
- Pasien akan menghitung tetesan, atau total. Meskipun
mempertahankan menikuti jadwal, tidak kehilangan
lapang ketajaman  salah dosis. pengelihatan telah
penglihatan tanpa 4. Lakukan tindakan untuk terjadi tak dapat
kehilangan lebih membantu pasien yang diperbaiki (meskipun
lanjut. mengalami dengan pengobatan)
keterbatasan penglihatan, kehilangan lanjut
contoh,kurang dapatdicegah.
ikekacauan,atur perabot, 2. Mempengaruhi
ingatkanmemutar kepala harapan masa depan
kesubjek yang terlihat; pasien dan pilihan
perbaiki sinar suramdan intervensi.
masalah penglihatan 3. Mengontrol TIO,
malam. mencegah kehilangan 
penglihatan lanjut.
4. Menurunkan bahaya
keamanan sehubungan
dengan perubahan
lapang pandang
ataukehilangan
penglihatandan
akomodasi pupilthd
sinar lingkungan.

3. Tujuan: setelah 1. Kaji tingkat ansitas, 1. Faktor ini


diberikan tindakan derajat pengalaman mempengaruhi
keperawatan diharapkan nyeri/timbulnya gejala persepsi pasien
cemas dapat berkurang tiba-tiba terhadap ancaman diri,
danhilang. Kriteria dan pengetahuan potensial siklus
hasil: kondisisaat ini ansietas, dan dapat
- Pasien tampak rileks 2. Berikan informasi yang mempengaruhi upaya
dan melaporkan akurat dan jujur. medik untuk
ansitas menurun Diskusikan mengontrol TIO.
sampai tingkat dapat kemungkinan 2. Menurunkan ansiets
diatasi. bahwa pengawasan sehubungan dengan
- Pasien menunjukkan dan pengobatan dapat ketidak tahuan /
ketrampilan mencegah kehilanagan  harapan yang akan
pemecahan masalah. pengeligatan tambahan. datang dan
- Pasien menggunakan 3. Dorong pasien untuk memberikan dasar
sumber secara efektif. mengakui masalah dan fakta untuk membuat
mengekspresikan  pilihan info
Perasaan. tentang pengobatan.
4. Identifikasi 3. Memberi
sumber/orang yang
kesempatan pasien
menolong
menerima situasi
nyata, mengklarifikasi
salah konsepsi
dan pemecahan
masalah.
4. Memberikan
keyakinan bahwa
pasien tidaksendiri
dalammenghadapi
masalah

4. Tujuan: setelah 1. Diskusikan perlunya 1. Vital untuk


diberikan tindakan menggunakan memberikan informasi
keperawatan diharapkan identifikasi, contoh pada perawat pada
Klien mengetahui gelang Waspada-medik. kasus darurat untuk
tentang kondisi, 2. Tunjukkan tehnik yang menurunkan resiko
prognosis dan benar pemberian tetes menerima obat yang
pengobatannya Kriteria mata. Izinkan pasien dikontra ikasikan
hasil: mengulang tindakan. (contoh ; atropin).
- Pasien menyatakan 3. Kaji pentingnya 2. Meningkatkan
pemahaman keefektifan
mempertahankan jadwal
kondisi, prognosis, pengobatan.
obat, contoh tetes mata.
dan pengobatan. Memberikan
Diskusikan obat yang
- Mengidentifikasi kesempatan pasien
harus dihindari, contoh
hubungan antar menunjukan
midriatik,
gejala/tanda dengan kompetensi dan
kelebihan pemakaian
proses penyakit menanyakan pertanyaa
steroid topikal.
- Melakukan prosedur n.
4. Identifikasi
dengan benar dan 3. Penyakit ini dapat
menjelaskan alasan efeksamping/reaksi
merugikan dicontrol dan
tindakan.
dari pengobatan mempertahankan
(penurunan nafsumakan, konsistensi program
mual/muntah,kelemahan, obat adalah
jantungtak teratur, dll). controlvital. Beberapa
5. Dorong pasien membuat obat menyebabkan
perubahan yang perlu dilatasi pupil,
untuk pola hidup. peningkatan TIO dan
6. Dorong menghindari potensial kehilangan
penglihatan tambahan.
aktivitas,seperti
mengangkat berat/ 4. Efek samping obat
mendorong, dapat mempengaruhi
menggunakan baju ketat rentang dari ketidak
dan sempit. nyamanan sampai
7. Diskusikan  ancaman
kesehatan berat.
pertimbangan diet,cairan
Kurang lebih
adekuat dan makanan
50% pasien akan
berserat.
mengalami
8. Tekankan
sesitifitas/alergi
pentingnya pemeriksaan terhadap
rutin.
9. Nasehatkan pasien untuk obat parasimpatis
melaporkan dengan (contoh pilokarpin)
cepat nyeri mata hebat, atau obat
inflamasi, peningkatan antikolinesterase.Masa
fotofobia, peningkatan lah ini memerlukan
lakrimasi, perubahan evaluasi medik dan
lapang pandang, pengeli kemungkinan perubah
hatan kabur,kilatan sinar an programterapi.
di tengah lapang 5. Pola hidup tenang
pandang. menurunkan respon
10. Anjurkan anggota emosi terhadap stres,
keluarga memerik mencegah perubahan
sasecara teratur tanda okuler yang
glaukoma mendorongiris
kedepan, yang dapat
mencetuskan
seranganakut.
6. Dapat meningkatkan
TIO yang
mencetuskan serangan
akut. Catatan: bila
pasien tidak
mengalami nyeri.
7. Mempertahankan
konsistensi feses untuk
menghindari
konstipasi
8. Untuk mengawasi
kemajuan penyakit
dan memungkinkan
intervensi dini dan
mencegah kehilangan
penglihatan lanjut.
9. Upayah tindakan
perluuntuk mencegah
kehilanagan pengelihat
anlanjut/komplikasi
lain,contoh robek
retina.
10. Kecenderungan
herediter
dangkalnya bilik
anterior,menempatkan
anggotakeluarga
berisiko pada kondisi
ini

Anda mungkin juga menyukai