px gangguan jiwa
Ayulia 18.115
2019
A. KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN GANGGUAN JIWA
kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien.
(Purwanto, 1994).
penderita gangguan penyakit fisik masih memiliki konsep diri yang wajar
lain.
3. Penderita gangguan jiwa cenderung sehat secara fisik, penderita penyakit
fisik bisa saja jiwanya sehat tetapi bisa juga ikut terganggu.
pengetahuan tentang ilmu komunikasi yang benar, ide yang mereka lontarkan
jiwa:
3. Pada pasien menarik diri sering libatkan dalam aktivitas atau kegiatan
dengan orang lain dan akibatnya jika dia tidak mau berhubungan dll.
support dengan terapi – terapi lain, jika pasien masih mudah mengamuk
tersebut adalah:
stressor.
stressor menjadi satu ciri khas bagi setiap individu, jika responnya
3. Harga Diri : jika dia merasa lebih baik dari orang lain maka akan
menjadi sombong, jika dia merasa orang lain lebih baik dari dia maka
seharusnya : " saya hanya akan menikah dengan seorang wanita anak
pengusaha" comment tersebut adalah ideal diri tinggi, " saya hanya
lulusan SD, menjadi buruh saja saya sudah maksimal" comment ini
tersebut.
maka dewasa dia tidak akan mengalami memori masa lalu yang kelam
psikologis anak.
ex : lansia maka dia akan mengalami suatu perasaan tidak berguna jika
12. Kesehatan Fisik : gangguan pada sistem saraf mampu merubah fungsi
Seharusnya ada banyak faktor yang memicu gangguan jiwa, jika semua
1. Kondisi Klien
b. Data Objektif
alaminya
2. Diagnose keperawatan
3. Tujuan Khusus
4. Tindakan keperawatan
- Evaluasi diri
2. Fase orientasi
Perawat Elis : Selamat pagi bu perkenalkan saya perawat elis daya di sini
Perawat Elis : Baik bu kalau begitu saya akan mulai yaa bu,
Perawat Elis : Selamat pagi pa, pekenalkan saya perawat elis , bapa bisa
Pasien : Farhan
biasanya.
Perawat : Bapak Farhan perlu kuatir ataupun cemas. Kalau mas tidak
Perawat : Semua tindakan tentu perlu adanya kerja sama yang baik
3. Fase Kerja
- Memberikan kesempatan
Pasien : Sudah
tahu, ada keluhan apa pa saat ini atau apa yang bapak rasakan
saat ini?,
Pasien : Saya ingin cepat mati saja mbak, saya capek hidup tidak ada
pekerjaan saya!”
Perawat : Oh, ya saya mengerti. Begini Pa .. Umur,Rejeki, dan jodoh
itu Tuhan yang mengatur. Apa bapak percaya akan hal itu? .
Pasien : Hmmm
Perawat : Nah.. bagus kalo bapak paham, berarti bapak tidak perlu
Perawat : bapak Farhan sayang tidak sama keluarga dirumah ibuk dan
adiknya?
Perawat : ya kalau begitu bapak Farhan harus berusaha lebih giat lagi,
dari bapak. Coba boleh saya tau apa hobby bapak Farhan ?
bermain gitar.
Perawat : Pa semua orang itu pasti pernah gagal, bahkan saya pun
sama , tapi pa jika kita tidak memulai bagimana kita bisa tau
berdoa.
4. Fase terminasi
- Evaluasi subjektif
- Evaluasi objektif
Pasien : Gak Ada sus.. ya itu tadi aja yg bikin saya mikir dan tidak
terlantar.
Pasien : Hmm… iya sus, saya sekarang menyesal, atas perbuatan
saya sebelumnya.
tetap semangat
Perawat : Baik pa jika sudah tidak ada lagi hal yang ingin di bicarakan
saya akan pamit ya pa, terima kasih atas kerja samanya, dan
Pasien : Iya sus terimakasih juga atas masukan dan solusinya , pagi
juga sus”
DAFTAR PUSTAKA
University Press