KELOMPOK 1 :
ARDIYANSYAH (19031005)
NISSA HIDAYAH (19031013)
REZA KURNIAWAN S (19031018)
LIZA ERMITA (19031029)
LYDIA PRASTIKA PRATAMI Y (19031034)
WIDYA APRILIA NINGSIH (19031035)
DOSEN PEMBIMBING :
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah- SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah terkait Model Konsep Keperawatan
Jiwa tentang “Model Psikoanalisa (Freud, Erickson)”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
dalam mata kuliah “Keperawatan Kesehatan Jiwa I”.
Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Semoga apa yang dituangkan dalam
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya teman-teman yang
membaca. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.4 Manfaat....................................................................................................5
3.1 Kasus........................................................................................................16
BAB IV PENUTUP
4.2 Saran........................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Model konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang
menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi,
atau kejadian terhadap suatu ilmu dan perkembangannya. Model konseptual memberikan
keteraturan untuk berfikir, mengobservasi dan menginterpretasi apa yang dilihat, memberikan
arah riset untuk mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk menanyakan tentang fenomena dan
menunjukkan pemecahan masalah (Brockopp, 1999 : 73 ).
Model konseptual keperawatan jiwa mengurai situasi yang terjadi dalam lingkungan
atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu menciptakan perubahan yang adaptif
baik secara mandiri maupun bantuan perawat. Model konseptual keperawatan jiwa merupakan
upaya yang dilakukan baik oleh perawat untuk menolong seseorang dalam mempertahankan
keseimbangan melalui mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stresor yang
dialaminya (Videbeck, 2008 : 54).
Model psikoanalisa adalah pandangan pada manusia yang pada hakikatnya adalah
makhluk dorongan nafsu. Psikoanalisa merupakan model yang pertama dikemukakan oleh
Sigmund Freud, sehingga beliau di kenal dengan bapak Psikoanalisa. Psikoanalisa meyakini
bahwa penyimpangan perilaku pada usia dewasa berhubungan dengan perkembangan pada
masa anak ( Kohnstamn & Palland, 1984 : 66 ).
Model psikoanalisa tidak dapat terpisahkan dalam praktik keperawatan khususnya
dalam lingkup keperawatan jiwa. Model psikoanalisa memandang bahwa perilaku yang
ditunjukkan oleh setiap manusia tidak terlepas dari proses tumbuh kembang yang dialaminya.
Sehingga kegagalan seseorang dalam fase tumbuh kembangnya dapat menyebabkan
seseorang melakukan perilaku yang maladaptive.
Berdasarkan masalah-masalah di atas, kami tertarik untuk membahas model konseptual
keperawatan jiwa secara lebih mendalam khususnya tentang model psikoanalisa.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini ialah “bagaimana model konsep
keperawatan jiwa khususnya model Psychoanalittycal?”
1.3 TUJUAN
Adapun manfaat yang dapat di ambil dari pembuatan makalah ini ialah :
1. Tujuan umum
Mampu mengetahui tentang model konsep tual keperawatan jiwa ( model
psikoanalisa )
2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan model konseptual keperawatan jiwa
b. Mengidentifikasi model konseptual psikoanalisa
c. Menjelaskan aplikasi model psikoanalisa
1.4 MANFAAT
Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini adalah menambah
pemahaman dan wawasan penulisan maupun pembaca terkait tentang model konsep
keperawatan khususnya model psikoanalisa dan agar perawat dapat mengaplikasikannya.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Definisi
Model adalah cara mengorganisasi pokok pengetahuan yang kompleks. Model
konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan
tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau
kejadian terhadap suatu ilmu dan perkembangannya (Brockopp, 1999).
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi
dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual
keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan
informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang
terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan (Brockopp, 1999 :
73).
Model konseptual keperawatan jiwa mengurai situasi yang terjadi dalam situasi
lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan
perubahan yang adaktif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model
konseptual keperawatan jiwa mencerminkan upaya menolong orang tersebut
mempertahankan keseimbangan melalui mekanisme koping yang positif unutk
mengatasi stresor ini (Videbeck, 2008 : 54)
3
a. Sebagai pendidik.
b. Sebagai pemimpin di dalam situasi yang bersifat local, nasional dan
internasional.
c. Sebagai “surrogate .
d. parent”.
e. Sebagai konselor
Menurut American Nurses Association (ANA) divisi perawatan kesehatan jiwa,
mendefinisikan perawatan kesehatan jiwa sebagai area khusus dalam praktek
keperawatan yang menggunakan ilmu perilaku manusia dan diri sendiri secara
terapeutik untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan jiwa klien dan
meningkatkan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada.
Dan sebagai tambahan dari perawat ( Yosep, 2009 : 16 ) adalah :
a. Bekerjasama dengan lembaga kesehatan mental
b. Konsultasi dengan yayasan kesejahteraan
c. Memberi pelayanan kepada klien diluar klinik
d. Aktif melakukan penelitian
e. Membantu pendidikan masyarakat
4
2.2 MODEL KONSEPTUAL PSIKOANLISA
5
menggigit dan mengunyah (sesudah gigi tumbuh), serta menelan dan
memuntahkan makanan (kalau makanan tidak memuaskan).
1) Oral incorporation
Kenikmatan diperoleh dari aktivitas menyuap/menelan Kepribadian
oral incorporation membuiat orang menjadi senang/fiksasi
mengumpulkan pengetahuan atau mengumpulkan harta benda, atau
gampang ditipu (mudah menelan perkataan orang lain).
2) Oral aggression
Kenikmatan diperoleh dari aktivitas dan menggigit Kepribadian oral
agression ditandai oleh kesenangan berdebat dan sikap sarkastik.
6
dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan dan
keluarga.
3. Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan
sebagian besar yang terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan
perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan
tersimpan didalamnya.
7
adalah sistem yang bertindak sebagai penyedia atau atau penyalur energi yang
dibutuhkan oleh sistem-sistem tersebut untuk operasi-operasi atau kegiatan-
kegiatan yang dilakukannya.
Merupakan bagian sifat individu yang mencerminkan naluri dasar atau bawaan,
seperti perilaki mencari kesenangan, agresi dan impuls seksual. Id mencari
kesenangan instan, menyebabkan perilaku impulsif dan tidak dipikirkan, dan tidak
mematuhi aturan atau konvensi sosial. (Videbeck,2008)
Ego
Ego adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada
dunia objek dari kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip
kenyataan. Apabila dikaitkan dengan contoh orang yang sedang lapar, maka bisa
diterapkan bahwa ego bertindak sebagai penunjuk atau pengarah kepada orang
yang sedang lapar ini kepada makanan.
Ego merupakan kekuatan pengimbang atau penengah antara id dan superego.
(Videbeck,2008)
Superego
Superego (istilah Freud: das Ueberich) adalah sistem kepribadian yang berisikan
nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk).
Menurut Freud, superego terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai atau aturan-
aturan oleh individu dari sejumlah figur yang berperan, berpengaruh, atau berarti
bagi individu tersebut seperti orang tua dan guru (Supratiknya, 1993: 35).
Superego merupakan bagian sifat individu yang mencerminkan konsep moral dan
etis, nilai, serta harapan sosial dan orang tua. Oleh karena itu, superego secara
langsung berlawanan dengan id.
9
2. Kecemasan Moralistis
Kecemasan moralistis adalah katekutan terhadap hati nurani sendiri.
Kecemasan ini bersal dari konflik antara ego dan superego. Kecemasan
moralistis contohnya, akan muncul dari godaan seksual jika seorang anak
percaya bahwa menyerah pada godaan akan membuat dirinya keliru secara
moral. Namun, kecemasan moralistis juga bisa muncul akibat kegagalan
untuk bersikap secara konsisten dengan apa yang dianggap benar secara
moral, contohnya gagal merawat orang tua yang sudah lanjut usia.
3. Kecemasan Realiatis
Kecamasan realistis adalah ketakutan terhadap bahaya dari dunia
eksternal, dan taraf kecemasannya sesuai dengan derajat ancaman yang
ada. Contohnya, kita dapat mengalami kecemasan realistis ketika
berkendara di lalu lintas yang padat dan bergerak cepat di sebuah kota
yang belum kita kenal. Kecemasan realistis ini berbeda dari rasa takut
karena rasa takut tidak perlu malibatkan suatu objek spesifik yang
menakutkan, contohnya jika sepeda motor kita tiba-tiba terpeleseta dan
lepas kendali di atas sebuah jalan tol yang bersalju.
Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme penjagaan ego karena dia
memberi sinyal bahwa bahaya tertentu sedang mendekat ( Freud,
1933/1945 ). Contohnya, sebuah mimpi kecemasan yang memberi sinyal
kepada sensor kita mengenai bahaya yang sedang mendekat akan
mengambil bentuk samaran imaji-imaji mimpi sebaik-baiknya.
Stuart (1995) mengatakan peran perawat dan klien dalam model psikoanalisa adalah
sebagai berikut.
a. Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai
keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu
misalnya ( pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secara kasar,
diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa pada masa anak), dengan
menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin trust (saling
percaya).
b. Peran klien dalam model psikoanalisa
Peran yang dapat dilakukan oleh klien meliputi :
1) Mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya agar bisa diartikan
therapistnya.
2) Mengkuti perjanjian jangka panjang atau kontrak yang telah disepakati.
3) Mendorong transfer, menginterprestasi pikiran dan mimpi.
12
BAB III
Seseorang mengalami ketidakpuasan pada fase oral antara usia 0-2 tahun, dimana anak
tidak mendapat kasih sayang dan pemenuhan kebutuhan air susu yang cukup,
sehingga cendrung mengembangkan sikap agresif dan bermusuhan setelah dewasa sebagai
konvensasi adanya ketidakpercayaan pada lingkungannya.Ketidakpercayaan yang sudah
melekat pada dirinya akan membentuk pribadi orang tersebut agresif dan mudah marah dalam
menghadapi kehidupannya.
Model psikoanalisa merupakan salah satu alternatif yang yang dapat digunakan dalam
menyelesaikan masalah. Pada kasus diatas, perawat mengkaji perilaku yang maladaptif
menggunakan model psikoanalisa dengan melihat didasari sudut tumbuh kembang yang
dialami klien.
Setelah terbina trust (saling percaya), klien akan lebih rileks untuk mengungkapkan
perasaannya. Seorang perawat harus memberikan tanggapan terhadap respon klien
misalnya sikap agresif dan bermusuhan setelah dewasa sebagai konvensasi adanya
ketidakpercayaan pada lingkungannya. Sikap yang akan ditimbulkan klien dapat
berupa suka marah-marah dan protektif diri terhadap dunia luar. Selain sebagai konselor,
perawat juga dapat perawat dapat memberikan teknik keperawatann seperti mengontrol
marahnya dengan teknik distarksi dan mengajarkan cara marah yang produktif dengan cara
mengalihkan marah pada hal lain.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Model konseptual memberikan kerangka kerja dengan cara mengidentifikasi suatu
pertanyaan untuk mendapatkan pemecahan masalah. Model konseptual keperawatan jiwa
digunakan perawat sebagai acuan untuk menolong seseorang agar dapat menghadapi stressor
melalui meksnisme koping yang positif.
Model psikoanalisa mempunyai pandangan bahwa manusia adalah makhluk dorongan
nafsu. Selain itu, psikoanalisa meyakini bahwa penyimpangan perilaku yang terjadi pada
masa dewasa sangat dipengaruhi oleh perkembangan pada masa anak. Oleh karena itu,
kejadian pada masa lalu (masa kecil) akan sangat berpengaruh pada pembentukan kepribadian
seseorang.
Perawat dapat menerapkan model psikoanalisa dalam praktik keperawatan untuk
mengungkapkan masalah yang dialami seseorang. Perawat dapat berperan sebagai konselor
yang dapat memberikan pemecahan masalah pada seseorang yang mengalami pengalaman
buruk baik dimasa lalu maupun yang sedang dialaminya. Contohnya seseorang yang tidak
dapat mengontrol dirinya ketika marah, dapat di ajarkan untuk melakukan marah produktif
atau diajarkan teknik distraksi, sehingga selain sebagai konselor peran perawat promotif.
4.2 SARAN
1. Perawat diharapkan dapat menerapkan model konseptual keperawatan jiwa khususnya
model psikoanalisa dalam merespon setiap perilaku yang maladaptif yang ditunjukkan
oleh klien melalui pendekatan terapeutik dengan cara menjalin rasa saling percaya
untuk mendapatkan pemecahan dari masalah klien.
2. Institusi pelayanan keperawatan khususnya rumah sakit maupun puskesmas diharapkan
mampu menerapkan model psikoanalisa pada setiap perawat yang ada melalui
pendekatan terapeutik dalam mengatasi masalah yang timbul.
3. Institusi pendidikan keperawatan dapat memberikan pendidikan yang mendalam
mengenai model konseptual khususnya model psikoanalisa sehingga mahasiswa dapat
menjadikan model psikoanalisa sebagai salahsatu alternatif yang dapat digunakan untuk
mengkaji penyebab timbulnya perilaku maladaptif yang kelak akan ditemui dilapangan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15