Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

PADA ANAK USIA 6-12 BULAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Anak

Kelompok 4

1. Pipit Hutria
2. Rahmi Hastuti
3. Rany Ika Fardila
4. Ridho Mahendra
5. Ummi Stephaine Amelia
6. Visca Herlencia
7. Zahara Mutia Rusdy

Dosen pembimbing: Ns. Dwi Christina Rahayunigrum ,M. Kep.

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
2019/2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatNya kelompok dapat menyelesaikan tugas Praktik Keperawatan
Anak tentang “Proposal Terapi Bermain pada Anak 6-12 Bulan” dalam bentuk
makalah.
Dalam Penulisan makalah ini kelompok merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki kelompok. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini agar dapat
bermanfaat bagi semua pihak di masa yang akan datang.

Padang, Februari 2019

Kelompok 4
PROGRAM TERAPI BERMAIN : MEMASUKKAN BOLA KE DALAM
KOTAK PADA ANAK USIA 0-12 BULAN DENGAN MASALAH
HOSPITALISASI DI RUANG ANAK
RUMAH SAKIT dr. RASIDIN PADANG

Topik : Memasukkan bola ke dalam kotak


Terapis : 7 orang mahasiswa
Sasaran : Anak yang kooperatif sebanyak 2-3 orang dan sesuai kriteria

1. Latar Belakang
Hospitalisasi merupakan proses yang memiliki alasan yang berencana atau
darurat sehingga mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani
terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Selama proses
tersebut anak dan orangtua dapat mengalami kejadian yang menurut beberapa
penelitian ditunjukan dengan pengalaman traumatic dan penuh dengan stres.
Perasaan yang sering muncul yaitu cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah
(Wulandari & Erawati, 2016).
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi
anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak


secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya
disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang
perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di
rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan
kondisi anak.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas,
kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak

2) Meningkatkan keterampilan anak

3) Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu

4) Memberikan kesenangan dan kepuasan anak

3. Sasaran
Anak usia 0-12 bulan sejumlah 2-3 orang anak.

4. Landasan Teori
a. Definisi Bermain
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan
setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan
media yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal
lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial
anak.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan
anak secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain
hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga
dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit
atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.

b. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik,
perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan
bermain sebagai terapi.
1) Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang
digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
pengobatan.
2) Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
3) Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta
mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah
dan hubungan sulit.
4) Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5) Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan
dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah
lakunya terhadap orang lain.
6) Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan
etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta
belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.
7) Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain.

c. Tujuan Bermain
1) Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat
di rumah sakit.
2) Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3) Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4) Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada
saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.

d. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


1) Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
2) Jenis kelamin anak
3) Lingkungan yang tidak mendukung
4) Status kesehatan anak
5) Tahap perkembangan
e. Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain
1) Alat permainan
2) Pengetahuan cara bermain
3) Perlu energi ekstra
4) Ruang untuk bermain
5) Teman bermain
6) Waktu yang cukup

f. Klasifikasi Bermain
1) Berdasarkan isi permainan
a) Sosial Affective Play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang
menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan
mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang
menyenangkan dengan orang tuanya atau orang lain.
b) Sense of Pleasure Play
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa
senang pada anak. Misalnya, bermain dengan pasir.
c) Skill Play
Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik
kasar dan halus. Misalnya, bayi akan terampil memegang benda-
benda kecil, anak akan terampil bermain sepeda.
d) Games atau Permainan
Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan
perhitungan atau skor. Misalnya, ular tangga, puzzle.
e) Unoccupied Behaviour
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum,
tertawa, memainkan kursi, meja atau apa yang ada di sekelilingnya.
Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan
situasi atau obyek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai
alat permainan. Anak tampak senang dan asyik dengan situasi serta
lingkungannya tersebut.
f) Dramatic Play
Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain
melalui permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu
guru, ayahnya atau ibunya.

2) Ditinjau dari karakter

a) Social anlooker play

Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain tanpa


ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan.

b) Solitary play

Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian,


tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya
yang berbeda dengan teman yang lain, tidak ada kerja sama atau
komunikasi dengan teman sepermainannya.

c) Paralel play

Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara


anak satu dengan anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya
permainan ini dilakukan pada usia toddler.

d) Associative play

Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak


dengan anak yang lain tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin
dan tujuan permainan tidak jelas.Misalnya, bermain boneka atau
masak-masakan.
e) Cooperative play
Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada
permainan jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan.
Misalnya, bermain sepak bola.
5. Pelaksana
1) Leader:
a) Membuka acara
b) Memperkenalkan nama-nama terapis
c) Menjelaskan tujuan terapi bermain
d) Menjelaskan kontrak waktu
e) Menjelaskan aturan terapi permainan
f) Memperkenalkan nama-nama anak yang ikut terapi bermain

2) Co Leader:
a) Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
b) Menyampaikan jalannya kegiatan
c) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya

3) Observer:
a) Mengamati, mengobservasi, dan melaporkan jalannya kegiatan serta
perilaku yang diharapkan
b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya
kegiatan

4) Fasilitator:
a) Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan
b) Memotivasi peserta yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan
baik
c) Sebagai role model selama kegiatan

6. Pengorganisasian
a. Leader : Ridho Mahendra
b. Co. Leader : Visca Herlencia
c. Observer : Rahmi Hastuti
d. Fasilitator : 1. Pipit Hutria
2. Rany Ika Fardila
3. Ummi Stephaine Amelia
4. Zahara Muthia Rusdy

7. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Hari, tanggal : Jum’at, 14 Februari 2020
Waktu : 10.00 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang Anak RS. dr. Rasidin Padang

8. Setting Tempat

BED
PASIEN

Keterangan:
: Leader

: Co Leader

: Observer

: Fasilitator

: Peserta

9. Media dan Alat


a. Bola
b. Kotak
10. Metode
Demonstrasi atau peragaan

11. Mekanisme Kegiatan


No Waktu Kegiatan Peserta
1 10 menit Pembukaan:  Menjawab salam
1. Membuka kegiatan dengan  Mendengarkan
mengucapkan salam.  Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan tujuan dari terapi
bermain.
4. Kontrak waktu dengan anak dan
orang tua.
2 20 menit Pelaksanaan:  Memperhatikan
1. Menjelaskan tata cara  Antusias saat
pelaksanaan terapi bermain. menerima
2. Membagikan alat. peralatan
3. Fasilitator mendampingi anak dan  Merasa senang
memberikan dukungan pada anak.  Bermain dengan
4. Meminta anak untuk mengambil alat yang sudah
bola dan memasukkannya ke disediakan
dalam kotak.
5. Memberikan respon positif pada
anak
3 10 menit Evaluasi:  Gembira
1. Motivasi anak untuk  Merasa senang
memasukkan bola ke dalam menerima reword
kotak.
2. Membagikan reward kepada
seluruh peserta.
4 5 menit Terminasi:  Gembira
1. Memberikan pujian motivasi  Mendengarkan
kepada seluruh anak yang telah  Menjawab salam
mengikuti program bermain.
2. Mengucapkan terimakasih pada
anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup

12. Proses Evaluasi


a. Evaluasi Struktur
1) Peralatan bermain seperti bola dan kotak sudah tersedia.
2) Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
3) Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
4) Jumlah terapis 7 orang

b. Evaluasi Proses
1) Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib
dan teratur
2) Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
3) Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
4) Anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir

c. Evaluasi Hasil
1) 75 % anak merasa senang dan puas.
2) 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
3) 75 % anak dapat menyatakan perasaan senang

13. Daftar Pustaka

Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat
dan bidan). Jakarta: Salemba Medika.
Wong. 2002. Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Soetningsih. 1999. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai