Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga
kelompok dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “Manajemen
asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny “D”G3P2A0H2 usia kehamilan 10-11
Minggu Dengan hiperemisis gravidarum tingkat II Di ruang PONEK RSUD
Rasidin Padang Tanggal 19 Desember 2019”dengan baik dan tepat waktu.
Laoran kasus ini kelompok susun untuk memenuhi salah satu tugas di
ruang PONEK RSUD Dr Rasidin Padang. Dalam penyusunan laporan kasus ini
kelompok telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak,untuk itu pada kesempatan ini kelompok ingin mengucapkan terimakasih.
Kelompok 2
i
DAFAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Hiperemesis tidak hanya mengancam kehidupan wanita. Namun
juga dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat
bayi lahir rendah, kelahiran prematur, serta malformasi pada bayi
baru lahir. (Runiari.2010)
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui, tetapi
kemungkinan merupakan gabungan antara perubahan hormonal dan
faktor psikis (Varney.2007). Faktor psikis memegang peran yang
penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan,
takut akan kehamilan dan persalinan, takut akan tanggung jawab
seorang ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperkuat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup. (Ai
Yeyeh. 2010)
Berdasarkan data yang kami temukan di RSUD dr Rasidin kasus
terbanyakpada Januari - November 2019 di ruang PONEK adalah pasien
dengan Hiperemesis Gravidarum yaitu sebanyak 126 orang
Berdasarkan uraian masalah diatas kelompok tertarik untuk
mengambil kasus yang berjudul “Manajemen asuhan kebidanan pada ibu
hamil Ny “D” G3P2A0H2 usia kehamilan 10-11 Minggu Dengan
hiperemisis gravidarum tingkat II Di ruang PONEK RSUD Rasidin
Padang Tanggal 19 Desember 2019.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2
11 minggu dengan menggunakan pendokumentasian SOAP dan
mendapatkan pengalaman yang nyata.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung
pada Ny.”D” G3P2A0H2 usia kehamilan 10-11 minggu dengan
Hiperemisis Gravidarum Tingkat II.
2. Bagi Institusi
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada
asuhan kebidanan pada ibu hamil.
3. Bagi Masyarakat
Memberi informasi kepada masyarakat tentang perubahan yang
terjadi pada kehamilan baik secara fisiologis maupun psikologis serta
masalah pada kehamilan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
B. Etiologi
4
C. Patofisiologi
D. Klasifikasi
Menurut Anik Maryunani (2016) gejala – gejalanya Hiperemisis
Gravidarum dapat di bagi menjadi tiga tingkatan yaitu :
a. Tingkatan pertama :
1) Muntah yang terus menerus
5
2) Merasa lemas
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan turun
5) Merasa nyeri di epigastrium
6) Nadi meningkat 100 x per menit
7) Tensi sistolik menurun
8) Turgor kulit kurang elastis
9) Lidah mengering
10) Kedua mata cekung
b. Tingkatan kedua:
1) Penderita tampak lemas dan apatis
2) Lidah mengering dan tampak kotor
3) Nadi kecil dan cepat
4) Suhu kadang kadang naik
5) Mata sedikit ilseras
6) Berat badan menurun
7) Mata cekung
8) Tensi turun
9) Aceton dapat tercium dalam hawa pernafasan, dan dapat pula
ditemukan dalam urine.
10) Hemokonsentrasi.
11) Oliguria dan konstipasi
c. Tingkatan ketiga:
1) Keadaan umum lebih menurun
2) Nafas berhenti
3) Kesadaran menurun dari semua somnolen sampai koma
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu meningkat dan nadi turun
6) Komplikasi fetal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
ensepalopati wernicks dengan gejala nistagmus. Displopia dan
perubahan mental
6
E. Diagnosis
F. Gejala Klinik
G. Diagnosis Banding
7
b) Ketoasidosis diabetes.
Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil
mempunyai riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil
apalagi disertai dengan penurunan kesadaran dan pernafasan
kussmaul. Perlu dilakukan pemeriksaan keton, pemeriksaan gula
darah, dan pemeriksaan gas darah.
c) Gastritis dan ulkus peptikum.
Pasien dicurigai menderita gastritis dan ulkus peptikum jika pasien
mempunyai riwayat makan yang tidak teratur, dan sering
menggunakan NSAID. Keluhan nyeri epigastrium tidak terlalu dapat
membedakan dengan wanita hamil yang tanpa gastritis/ulkus
peptikum karena hampir semua pasien dengan hiperemesis
gravidarum mempunyai keluhan nyeri epigastrium yang hebat. Pasien
dengan gastroenteritis selain menunjukkan gejala muntah-muntah,
juga biasanya diikuti dengan diare. Pasien hiperemesis gravidarum
yang murni karena hormon jarang disertai diare.
d) Hepatitis.
Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat
biasanya sudah menunjukkan gejala ikterus yang nyata disertai
peningkatan Serum Glutamic Oxaloacetate Transaminase (SGOT) dan
Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) yang nyata. Kadang-
kadang sulit membedakan pasien hiperemesis gravidarum tingkat III
(tanda-tanda kegagalan hati) yang sebelumnya tidak menderita
hepatitis dengan wanita hamil yang sebelumnya memang sudah
menderita hepatitis.
e) Pankreatitis akut
Pasien dengan pankreatitis biasanya mempunyai riwayat peminum
alkohol berat. Gejala klinis yang dijumpai berupa nyeri epigastrium,
kadang-kadang agak ke kiri atau ke kanan. Rasa nyeri dapat menjalar
ke punggung, kadang-kadang nyeri menyebar di perut dan menjalar ke
abdomen bagian bawah. Pemeriksaan serum amylase dapat membantu
menegakkan diagnosis.
8
f) Tumor serebri.
Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah yang
hebat juga disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang terjadi
hampir setiap hari, gangguan keseimbangan, dan bisa pula disertai
hemiplegi. Pemeriksaan CT scan kepala pada wanita hamil sebaiknya
dihindari karena berbahaya bagi janin.
H. Komplikasi
I. Pencegahan
9
J. Penatalaksanaan
Isolasi.
Dilakukan dalam kamar yang tenang, batasi pengunjung / tamu, hanya
dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah
berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar
dan tidak diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-
kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang
tanpa pengobatan.
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya
dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter
sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya
vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein,
dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
10
bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3
kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan
seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak
muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk
diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan
makanan yang tidak cair.
Penghentian kehamilan dilakukan bila keadaan umum memburuk
melalui pertimbangan beberapa aspek meliputi pemeriksaan medik
dan psikiatrik, manifestasi klinis berupa:
- Gangguan kejiwaan: delirium, apatis, somnolen sampai koma,
gangguan jiwa Ensephalopati Wernick.
- Gangguan penglihatan: perdarahan retina, kemunduran visus.
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGUMPULAN DATA
A. Data Subjektif
Pada tanggal : 18 Desember 2019
Pukul : 16.29 wib
1. Alasan kunjunganini : ibu ingin memeriksaan keadaannya
2. Keluhan utama : Mual dan muntah sudah dari 3 minggu
yang lalu, namun frekuensi meningkat
12
menjadi 10 kali sehari semenjak 1
minggu yang lalu
3. Riwayat menstruasi
a. Haid pertama : 13 tahun
b. Teratur/tidak : Teratur
c. Siklus : 28 hari
d. Lamanya : ± 6 hari
e. Banyaknya : 3x ganti duk
f. Warnanya : Merah kecoklatan
g. Sifat darah : Kental
h. Dismenorhoe : Tidak ada
4. Riwayat Kehamilan
a. HPHT : 3 Oktober 2019
b. TP : 10 Juli 2020
c. Keluhan pada
1.TM 1 : Mual dan muntah,sakit kepala
2.TM 2 : Tidak Ada
3.TM 3 : Tidak Ada
d. Pergerakan anak pertama kali dirasakan : Belum dirasakan
e. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : Tidak ada
f. Keluhan yang dirasakan :
- Rasa 5L (lemah,letih,lesu,lelah,lunglai) : Ada
- Mual dan muntah yang berlebihan : Ada
- Nyeri perut : Tidak Ada
- Panas, menggigil : Tidak Ada
- Sakit kepala berat : Tidak Ada
- Penglihatan kabur : Tidak Ada
- Rasa nyeri panas waktu BAK : Tidak Ada
- Rasa gatal padavulva,vagina : Tidak Ada
- Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak Ada
- Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak Ada
- Oedema : Tidak Ada
- Obat – obatan yang dikonsumsi : Ada
Jikaada,sebutkan : B.Com,B6,Antasid
13
5. Pola Makan
a. Pagi : 3 sendok lontong dan air putih
b. Siang : 1/4 piring nasi dengan lauk ikan goreng dan sayur
c. Malam : 5 sendok nasi dengan lauk ikan goreng
6. Perubahan pola makan yang dialami selama hamil ( termasuk ngidam dan
kebiasaan – kebiasaan lain ) :nafsu makan menurun
7. Pola Eliminasi
a. BAK
1. Frekuensi : 1-2 x/ hari
2. Warna : Kuning pekat
3. Keluhan : Tidak ada
b. BAB
1. Frekuensi : 1x/ hari
2. Warna : Kuning kecoklatan
3. Konsistensi : Lunak
4. Keluhan : Tidak ada
8. Aktivitas sehari - hari
a. Pekerjaan : IRT
b. Seksualitas : Baik
9. Lama istirahat atau tidur
a. Siang hari : 1 jam
b. Malam hari : 6-7 jam
10. Imunisasi
TT 1 (catin) : Ada
TT 2 : Ada
TT 3 : Ada
TT 4 : Ada
TT 5 : Ada
14
11. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
1. 16/04/2012 37 mgg Spontan BPM Bidan T.A.K T.A.K LK 3000 49 BAIK normal 2th
2. 05/02/2015 39 mgg Spontan BPM Bidan T.A.K T.A.K LK 3200 51 BAIK normal 2th
3. Ini
15
1) Jantung : Tidak Ada
2) Hipertensi : Tidak Ada
3) Ginjal : Tidak Ada
4) DM : Tidak Ada
5) Asma : Tidak Ada
6) TBC Paru : Tidak Ada
7) Epilepsi : Tidak Ada
b. Riwayat kehamilankembar
1) Gemelli / kembar 2 : Tidak Ada
2) Lebih dari 2 : Tidak Ada
c. Kelainan psikologis : Tidak Ada
15. Keadaan sosial
a. Perkawinan
1) Status perkawinan : Kawin
2) Perkawinan ke :1
3) Kawin I : Ya
4) Setelah kawin berapa lama baru hamil : 3 bulan
b. Kehamilan
Direncanakan : Ya
Diterima : Ya
c. Hubungan dengan keluarga : Baik
d. Hubungan dengan tetangga dan masyarakat : Baik
e. Jumlah anggota keluarga : Empat
16. Keadaan ekonomi
a. Penghasilan perbulan :Rp.5.000.000
b. Penghasilan perkapita :Rp.1.250.000
16
a. Tekanan darah : 128/83 mmHg
b. Nadi : 87 x/i
c. Pernafasan : 20 x/i
d. Suhu : 36.90c
4. BB sebelum hamil : 60 kg
5. BB sekarang : 58 kg
6. TB : 159 cm
7. Lila : 30cm
8. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1) Kepala
Rambut : Bersih dan tidak ada kelainan
Mata : Sklera putih,konjugtiva tidak anemis
Muka : Tidak ada kelainan
Mulut : Kering
Gigi : Bersih dan tidak berlubang
2) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe
3) Dada : Bentuk simetris,puting susu menonjol
4) Abdomen : Pembesaran dalam batas normal,tidak ada bekas sc
5) Tugor kulit : Menurun
6) Genitalia
Kemerahan : Tidak Ada
Pembengkakan: Tidak Ada
Varices : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
Parut : Tidak Ada
7) Ekstremitas
Atas
Sianosis pada ujung jari : Ada
Oedema :Tidak Ada
Pergerakan : Baik
Bawah
17
Varices : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
Pergerakan : Baik
b. Palpasi
Leopold I : Tfu belum teraba
Leopold II-IV : Tidak dilakukan
c. Auskultasi
DJJ : Belum terdengar
d. Perkusi
Reflek Patella kanan : (+)
Reflek Patella kiri : (+)
f. Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin : 10.85gr%
Leukosit : 13.200/mm³
Keton : ++ (positif dua)
HBSAg : Negatif
Trombosit : 267.000 ribu/p
Eritrosit : 4,61 jt/p
18
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA
Ny.“D”G3 P2 A0 H2 DENGAN USIA KEHAMILAN 10-11
MINGGU DI RUANG PONEK RSUD RASIDIN
TANGGAL 19 DESEMBER 2019
19
pembesaran kelenjer tyroid emosional pemeriksaan
dan kelenjer Limfe 4. konsultasi dengan dokter 16:35 WIB
7. Palpasi untuk terapi dan tindakan 2. Menjelaskan kepada ibu bahwa mual
-Leopold I : tfu belum 5. Penkes muntah yang ibu alami merupakan suatu
Teraba proses yang fisiologis dalam kehamilan
Hdj,; -Leopold II –IV : tidak muda dan akan hilang menjelang
dilakukan kehamilan 16 minggu
8. Pemeriksaan laboratorium Evaluasi : Ibu mengerti dengan
-Hemoglobin :10.85gr% penjelasan yang diberikan
-Leukosit :13.200/mm³ 16:45 WIB
-Keton : ++ 3. Melakukan kolaborasi dengan dokter
(positif dua) Sp.OG (Dr.Arif)tentang tindakan
-HBSAg : Negatif dan terapi
-Trombosit :267.000ribu/p Evaluasi :Kolaborasi telah dilakukan
-Eritrosit : 4,61 jt/p Dengan Advis :
pasang infus NaCl 0,9 % kolf I
dengan tetesan cepat
Selanjutnya NaCl : D5 (1 : 1) 6 jam
/ kolf
injeksi ondansetron 1 ampul
sucrafat : 3 x 10 cc
20
Laz 1 x 1 tab
16:55 WIB
4. Melaksanakan advis dari dokter sebagai
berikut:
memasang infus dengan cairan
NaCl 0,9 % dengan tetesan cepat
menginjeksikan ondansetron 1
ampul
Evaluasi : Infus sudah terpasang dan
injeksi ondansentron telah
dilakukan.
17:10 WIB
5. Menjelaskan pola pemenuhan nutrisi
bagi ibu yang mengalami mual muntah
yang berlebihan yaitu dengan cara :
Makan porsi sedikit tapi sering
Waktu bangun pagi jangan segera
turun dari tempat tidur tetapi
dianjurkan untuk minum teh hangat
dan roti kering.
Hindari makan berminyak dan
21
berlemak
Evaluasi : Ibu mengerti dengan
Penjelasan yang diberikan
19:00 WIB
Memindahkan pasien ke ruang
kebidanan untuk rawat inap
Evaluasi : Ibu telah dipindahkan ke
Ruang kebidanan.
22
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada laporan kasus ini akan dibahas pasien Ny. D usia 36 tahun,
G3P2A0H2, hamil 10-11 minggu dengan hiperemesis gravidarum. Pasien datang ke
PONEK RSUD Dr Rasidin dengan keluhan mual dan muntah sejak 3 minggu
yang lalu. Mual muntah awalnya hanya terjadi pada pagi hari saja dan terjadi
setelah makan dan minum, namun muntah yang dialami > 10 x / hari dengan
volume ± 1/2 -3/4 gelas besar. Isi muntahan berupa makanan minuman yang
dikonsumsi sebelumnya, pada muntahan tidak terdapat darah. Keluhan mual dan
muntah semakin bertambah berat bila setelah makan dan minum, dan berkurang
saat istirahat. Selain itu pasien juga mengeluh badan terasa lemas sehingga tak
mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya, bibir terasa kering,nafsu
makan dirasakan menurun karena pasien takut muntah. BAB dan BAK dirasakan
semakin menurun. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati. Pasien mengaku tidak ada
permasalahan dalam kehidupan rumah tangganya maupun dalam pekerjaan.
Riwayat haid pasien: menarche pada usia 13 tahun, haid teratur dengan
siklus28 hari, lama haid ± 6 hari, HPHT 03-10-2019 Riwayat pernikahan:
berumah tangga selama 7 tahun, merupakan pernikahan yang pertama. Riwayat
Obstetri : G3P2A0H2, anak pertama laki laki, aterm, berat badan lahir 3000 gram,
lahir spontan di tolong oleh bidan, sekarang usia 6 tahun dalam kondisi sehat.
Riwayat KB: suntik 3 bulanan, sudah berhenti 1 tahun yang lalu. Pasien ANC di
bidan 3 kali, sudah mendapatkan imunisasi TT.
Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan hiperemesis gravidarum karena
berdasarkan anamnesis pada pasien ini ditemukan adanya gejala mual dan muntah
yang berat, dimana keluhan tersebut sampai menggangu aktivitas sehari-hari
sampai pekerjaanya. Muntah tersebut juga menimbulkan komplikasi dehidrasi
karena kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena
muntah.Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemas,
tekanan darah128 / 83 mmHg, nadi 87 x / menit, frekuensi pernapasan 20 x /
menit, teratur, suhu 36.9 0C, mata cekung (+/+), dan bibir kering (+).
Dimana hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal
kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu
22
hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat
badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.
Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:
Tingkat I : Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan
minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar
makanan, lender dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi
meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung
dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih
normal.Tingkat II : Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 – 140x/ menit,tekanan
darah sistolik < 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton,
bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun.Tingkat III : terjadi
gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, tetapi
dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan
proteinuria.
Tanda kehamilan yang didapat pada anamnesis penderita ini adalah adanya
riwayat telat haid sejak tanggal 3 Oktober 2019 pasien sudah melakukan tes
kehamilan dengan hasil yang positif, sedangkan pada pemeriksaan fisik
ditemukan adanya hiperpigmentasi pada areola mamae.
Pasien dimasukan dalam hiperemesis gravidarum tingkat II, Muntah yang
terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat badan
menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir. Mata
cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang, urin sedikit tetapi masih normal
dan pada pemeriksaan laboratorium didapati keton ibu itu adalah positif dua..
Pada pembahasan ini ini penulis membahas dan membandingkan teori
dengan asuhan kebidanan yang diberikan kepada ibu hamil dengan Hiperemisis
Gravidarum.Maka untuk mempermudah pembahasan penulis disini membagi
dalam 4 langkah SOAP
A. Subjektif
23
sangat membantu penulis sehingga penulis dengan mudah memperoleh data
yang diinginkan. Data diperoleh secara terfokus sesuai dengan keadaan
pasien. Menurut teori Hiperemisis Gravidarum adalah mual dan muntah yang
terjadi berlebihan mulai dari awal kehamilan sampai usia kehamilan 20
minggu dan mengganggu aktifitas sehari hari.
Berdasarkan laporan kasus pasien datang pada tanggal 19 Desember
2019 ini merupakan kehamilan ke-3 dengan usia kehamilan 10-11 minggu
dan usia ibu sekarang 36 tahun dan keluhan mual muntah sejak 3 minggu
yang lalu . Maka dalam pengkajian yang menyeluruh tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dengan kasus yang di dapatkan di lapangan
B. Objektif
Data Objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh tenaga
kesehatan yang meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan sistematis
(Nursalam,2004).
Data objektif yang didapat pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum adalah KU lemah, TTV:TD 100/60 mmHg, N:90x/i, S:36,7ºC,
R:19, Inspeksi:Mata cekung, Tugor kulit menurun, Mulut kering, Leher: tidak
ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid, Palpasi:Leopold I : tfu belum
teraba, pemeriksaan laboratorium hemoglobin : 10.5 gr%, keton : positif dua
Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
praktek yang ada di lapangan
C. Analisa
24
D. Penatalaksanaan
25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Mahasiswi
Diharapkan sebelum memberikan asuhan mahasiswa sedapat
mungkin menguasai teori dan konsep dari asuhan dan pendidikan
kesehatan yang akan diberikan
2. Bagi lahan praktek
Diharapkan untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan mutu
pelayanan dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi khususnya di bidang kesehatan,mencari tahu evidance base
terbaru didunia kebidanan. Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan juga
diharapkan pelaksanaan dilakukan dengan mengikuti standar pelayanan
kebidanan dan teori.
3. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan asuhan kebidanan komprehensif yang telah di
dokumentasikan ini benar benar dapat dijadikan bahan pertimbangan serta
acuan suksesnya kegiatan penurunan AKI,maupun pembuatan laporan
komprehensif berikutnya.
26
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, et.al. 2010. E-book Williams Obstetrics, edisi 23. The Mc Graw-
Hill Companies, USA.
Ai yeyeh, dkk. 2009. Asuhan kebidanan I kehamilan. Jakarta : CV. Trans info
media
27