Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PATOLOGIS

PADA NY. K G1P0000 USIA KEHAMILAN 10 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS


GRAVIDARUM

DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA

PEMBIMBING AKADEMIK :

Dian Nurafifah,SST,M.Kes

DISUSUN OLEH :

1. VINA RACHMAWATI AGUSTIN (2102021812)


2. SITI AISYAH PUTRI (2102021825)
3. VICKY DWI NUR HIDAYAH (2102021823)
4. CHUSNUL KHOTIMAH (2102021813)
5. ERLINTANG AYU EVALINA R (2102021809)
6. ERIKA AMELIA (2102021816)

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................................4
1.4 Manfaat.......................................................................................................................................5
1.5 Metode Pembahasan...................................................................................................................5
1.6 Ruang Lingkup..............................................................................................................................5
1.7 Sistematika Penulisan..................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................................7
2.1 Konsep Dasar Kehamilan.............................................................................................................7
2.2 Konsep dasar Hiperemesis Gravidarum.....................................................................................14
2.3 Manajemen Asuhan Kebidanan.................................................................................................18
BAB III..................................................................................................................................................28
TINJAUAN KASUS.................................................................................................................................28
BAB IV..................................................................................................................................................42
PEMBAHASAN......................................................................................................................................42
BAB V...................................................................................................................................................46
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................48
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sehingga menggangu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umumnya menjadi buruk, karena
terjadi dehidrasi. Biasanya terjadi pada kehamilan trimester I. Gejala tersebut kurang
lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang
lebih 10 minggu (Atiqoh, 2020). Hiperemesis gravidarum didefenisikan sebagai vomitus
yang berlebihan atau tidak dikendalikan selama masa hamil, yang menyebabkan
dehidrasi, ketidak seimbangan elektrolit, atau dehidrasi nutrisi dan kehilangan berat
badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus
hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil akan
menjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan sendiriaan (self-
limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat. Kondisi sering terjadi diantara wanita
primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.
World Health Organization (WHO), pada tahun 2007 menyebutkan bahwa
jumlah kejadian hiperemesis gravidarum mencapai 12.5% dari seluruh kehamilan
di dunia. Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013,
jumlah wanita yang mengalami kehamilan ialah 5.212.568 orang, dan ibu hamil
yang mengalami kejadian hiperemesis gravidarum mencapai 14.8% ( WHO, 2007)
Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan hiperemesis gravidarun adalah sering terjadi
pada primigravida, mola hidatidosa, faktor organik karena masuknya vili khoriales dalam
sirkulasi maternatal dan perubahan metabolik, faktor psikologi karena, keretakan rumah
tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan serta takut
memikul tanggung jawab ( Atiqoh, 2020)
Hiperemesis yang terjadi pada ibu hamil akan berdampak pada janin seperti ibu
kekurangan nutrisi, dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan dapat pula
mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan mukosa pada hubungan
gastroesofagi yang menyebabkan pendarahan ruptur esophagus, kerusakan hepar dan
ginjal. Ini akan terpengaruh atau tidak pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena
nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang dapa
mengakibatkan peredaran darah ke janin berkurang. Sedangkan pada bayi, jika
hiperemesis ini terjadi hanya di awal kehamilan maka tidak berdampak terlalu serius, tapi
jika sepanjang kehamilan ibu menderita hiperemesis gravidarum maka kemungkinan
bayinya akan mengalami BBLR, Intra Uterine Growth Retardation (IUGR). Prematur
hingga abortus (Amiliano, 2018).
Penanganan hiperemesis dapat dilakukan melalui beberapa cara di antaranya dengan
pemeriksaan ANC yang teratur, persiapan kehamilan, memerikan penjelasan tentang
kehamilan normal dan persalinan yang merupakan suatu proses yang fisiologik.
Menganjurkan perubahan pada makanan sehari-hari dengan makan dalam jumlah kecil
tapi sering, waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur tetapi dianjurkan
untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat ( Amiliano, 2018)

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Asuhan Kebidanan kehamilan pada Ny. K GIP0000 Usia Kehamilan 10
minggu di UGD Rumah Sakit Permata Bunda?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mampu menerapkan Asuhan Kebidanan Pada Ny. K G1P0000 usia kehamilan 10
minggu dengan Hiperemesis gravidarum di UGD Rumah Sakit Permata Bunda
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah mempelajari Asuhan Kebidanan Pada Ny. K G1P0000 usia kehamilan 10
minggu dengan Hiperemesis Gravidarum di UGD Rumah Sakit Permata Bunda .
Secara komprehensif menggunakan pendekatan Asuhan kebidanan, diharapkan
mahasiswa mampu :
1. Melaksanakan pengkajian data subjektif dan data objektif Pada Ny. K
G1P0000 usia kehamilan 10 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
2. Mengidentifikasi interprestasi data dasar Pada Ny. K G1P0000 usia kehamilan
10 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
3. Mengidentifikasi masalah dan diagnose potensial Pada Ny. K G1P0000 usia
kehamilan 10 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera Pada Ny. K G1P0000 usia kehamilan 10
minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
5. Mengidentifikasi intervensi Pada Ny. K G1P0000 usia kehamilan 10 minggu
dengan Hiperemesis Gravidarum
6. Mengidentifikasi implementasi Pada Ny. K G1P0000 usia kehamilan 10
minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
7. Mengidentifikasi evaluasi dan dokumentasi menyeluruh terhadap asuhan
kebidanan Pada Ny. K G1P0000 usia kehamilan 10 minggu dengan
Hiperemesis Gravidarum

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam menerapkan
ilmu yang pernah diterima selama di perkuliahan serta sebagai bahan masukkan bagi
mahasiswa dalam menangani Hiperemesis gravidarum.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi masukkan dalam mengembangkan pelayanan
kesehatan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester 1 dengan Hiperemesis
gravidarum.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada masalah Hiperemesis gravidarum, khususnya bagi
Jurusan Kebidanan.
c. Masyarakat
Penelitian ini dapat menjadi informasi bagi masyarakat terutama ibu hamil dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya asuhan kebidanan dengan masalah
Hiperemesis gravidarum.

1.5 Metode Pembahasan


Asuhan kebidanan ini disusun dengan studi kasus, konsultasi dengan pembimbing
akademik, studi pustaka dan ceramah tanya jawab.

1.6 Ruang Lingkup


Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ny. K G1P0000 usia kehamilan 10 minggu dengan
Hiperemesis Gravidarum Di UGD Rumah Sakit Permata Bunda

1.7 Sistematika Penulisan


Dalam makalah Asuhan Kebidanan ini di sistematika sebagai berikut :
BAB 1 : Pendahuluan
BAB 2 : Tinjauan Pustaka tentang Hamil
BAB 3 : Tinjauan Kasus
BAB 4 : Pembahasan
BAB 5 : Penutup
DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Pengertian kehamilan
Definisi dari masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Fatimah & Nuryaningsih, 2017). Kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
bulan menurut kalender internasional.
Masa kehamilan dimulai dari bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau di luar
Rahim dan berakhir sampai lahirnya janin, lamanya 280 hari (40 minggu atau 9
bulan).
2.1.2 Diagnosis kehamilan
Tanda – tanda kehamilan ada 3 sebagai berikut :
1. Tanda presumtif (Tanda tidak pasti )
a. Amernorhoe (tidak dapat haid)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graf dan
ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi (Amiliano, 2018). Terkadang amernhoe
disebabkan oleh hal lain seperti , TBC, typus, anemia, dan perubahan lingkungan.
Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, amenorhoe menandakan
kemungkinan kehamilan.Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi.Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya
dapat ditentukan tuanya kehamilan dan tafsiran tanggal persalinan dengan
memakai rumus dari naegle.
b. Mual Muntah ( Nausea dan Emesis)
Mual terjadi umumnya pada bulan pertama kehamilan sampai akhir triwulan
pertama kadang kadang disertai dengan muntah. Pengaruh esterogen dan
progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan
mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari tetapi tidak selalu disebut
dengan morning sickness. Dalam batas tertentu keadaan tersebut masih disebut
fisiologis. Namun jika terlalu sering dan dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan dan aktivitas disebut dengan Hiperemesis Gravidarum ( Amiliano,
2018)
c. Sering miksi
Terjadi karena dorongan Rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi. Terjadi pada bulan- bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar . namun pada triwulan kedua
umunya hilang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Dan
pada akhir trimester bisa kembali lagi karena janin sudah masuk ke rongga
panggul dan menekan kembali kandung kemih (Amiliano, 2018)
d. Konstipasi dan obstipasi
Disebebkan karena pengaruh progesteron dapah menghambat peristaltic usus
(tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB (Amiliano, 2018). Terjadi
pada awal kehamilan sampai trimester kedua.
e. Anoreksia ( tidak ada nafsu makan )
Terjadi pada trimester pertama dan setelah itu nafsu makan akan kembali lagi
pada trimester kedua. Namun pola makan harus diperhatikan agar tidak terjadi
kenaikan berat badan berlebihan pada saat kehamilan sehingga menyebabkan
penyakit tertentu seperti , DMG ( Diabetes melitus Gestasional)
f. Ngidam (menginginkan makanan tertentu )
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam (Atiqoh, 2020).
g. Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan pingsan (Amiliano, 2018).
h. Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolisme pada kehamilan (Amiliano, 2018).
i. Payudara tegang
Payudara tegang disebakan oleh esterogen meningkatkan perkembangan
system duktus pada payudara, sedangkan progesteron menstimulasi
perkembangan sistem alveolar payudara (Amiliano, 2018).
j. Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat
pengaruh hormone kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan
kulit (Amiliano, 2018).
k. Epulis
Hipertropi papila ginggivae/gusi, sering terjadi pada triwulan pertama
(Amiliano, 2018)
l. Varises
Pengaruh esterogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh darah
terutama bagi wanita yang mempunyai bakat (Amiliano, 2018).
2. Tanda kemungkinan hamil
a. Tanda hegar
Pada Kehamilan konsistensi Rahim akan berubah menjadi lunak. Terutama
pada ismus. Perlukaan pada daerah isthmus uteri, sehingga daerah tersebut
pada penekanan mempunyai kesan tipis dan uterus mudah difleksikan. Tanda
ini terlihat pada minggu ke-6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
Sehingga kalau kita letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan satunya
pada dinding perut di atas diatas simpisis maka ismus tidak teraba seolah- olah
korpus uteri sama sekali terpisah dari uterus. (Amiliano, 2018).
b. Tanda Chadwick
Perubahan warna keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga
portio dan serviks (Amiliano, 2018).
c. Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu (Amiliano, 2018).
d. Goodell Sign
Pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung,
sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir (Amiliano, 2018).
e. Teraba ballottement
Ketukan yang mendadak pada uterus mnyebabkan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa (Amiliano, 2018).
f. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya hormone chorionic
gonadotropin (HCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel selama
kehamilan (Amiliano, 2018).
3. Tanda Pasti kehamilan
a. Terasa gerakan janin
Gerakan janin dapat dirasakan ibu primigravida pada umur kehamilan 18
minggu, sedangkan ibu multigravida pada usia kehamilan 16 minggu karena
ibu telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu. (Amiliano, 2018).
b. Teraba bagian- bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan
kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester
terakhir). Bagian janin dapat di lihat dengan sempurna dengan menggunakan
USG (Amiliano, 2018).
c. Terdeteksi denyut jantung janin
Dapat diketahui dengan fetal electrocardiograph (pada kehamilan 12 minggu),
dengan Doppler (kehamilan 12 minggu), dan stetoskop leanec (kehamilan 18-
20 minggu) (Amiliano, 2018).
2.1.3 Periode Kehamilan
Menurut Pebrianthy (2020), Kehamilan dibagi menjadi tiga periode yaitu sebagai
berikut:
1) Trimester I, dimulai dari konsepsi hingga kehamilan 12 minggu
2) Trimester II, dimulai dari 13 minggu sampai 28 minggu
3) Trimester III, dimulai dari 29 minggu sampai 42 minggu
2.1.4 Perubahan fisiologis kehamilan trimester I
1) Saluran pencernaan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan enek (nausea) akibat
kadar hormon estrogen yang meningkat dan peningkatan HCG dalam darah.
Tonus otot-otot traktus digestius menurun, sehingga motilitas seluruh traktus
ini juga berkurang. Makanan lebih lama berada dalam lambung dan apa yang
telah dicerna lebih lama berada pada usus-usus. Hal ini baik reabsorbsi, akan
tetapi menimbulkan juga obstipasi, yang memang merupakan salah satu
keluhan utama wanita hamil ( Pebrianthy, 2020)
2) Rahim ( Uterus)
Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar (sebesar telur bebek), kemudian
pada kehamilan 12 minggu akan menjadi sebesar telur angsa (Pebrianthy,
2020)
3) Serviks
Serviks menjadi lebih lunak dan warnanya lebih biru karena terjadi
peningkatan vaskularisasi ke serviks selama kehamilan (Pebrianthy, 2020).
4) Vagina dan vulva
Pada permulaan kehamilan, vagina dan vulva memiliki warna merah yang
hamper biru (normalnya, warna bagian ini pada wanita yang tidak hamil
adalah merah muda). Warna kebiruan ini disebabkan oleh dilatasi vena yang
terjadi akibat kerja hormon progesteron (Pebrianthy, 2020)
5) Mammae
Jaringan glandular dari payudara membesar dan puting menjadi lebih efektif
walaupun perubahan payudara dalam bentuk yang membesar terjadi pada
waktu menjelang persalinan. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan suplai
darah di bawah pengaruh aktivitas hormon. Estrogen menyebabkan
penyimpanan lemak. Progesteron menyebabkan tumbuhnya lobus, alveoli
lebih tervaskularisasi dan mampu bersekresi.
6) Sistem endokrin
Selama minggu-minggu pertama kehamilan, korpus luteum dalam ovarium
menghasilkan estrogen dan progesteron. Sel-sel trofoblast menghasilkan
hormone korionik gonadotropin yang akan mempertahankan korpus luteum
sampai plasenta berkembang penuh dan mengambil alih produksi estrogen dan
progesteron dari korpus luteum (Pebrianthy, 2020).
7) Traktus Urinarius
Ginjal seorang wanita hamil bertambah besar. Kecepatan filtrasi glomerulus
dan aliran plasma ginjal bertambah pada awal kehamilan. Akibat perubahan
ini, pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kencing tertekan oleh
uterus yang mulai membesar sehingga timbul rasa sering kencing. Keadaan ini
hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga
panggul (Pebrianthy, 2020).
8) Saluran Pernafasan
Wanita hamil bernapas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih
banyak oksigen untuk
2.1.5 Perubahan psikologis Trimester I
Menurut Pebrianthy dkk, (2020) perubahan psikologi kehamilan trimester 1, yaitu:
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya
b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan ibu
berharap dirinya tidak hamil
c. Ibu selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan hanya
sekedar untuk meyakinkan dirinya
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan
seksama
e. Ketidakstabilan emosi dan suasana hati
2.1.6 Tanda Bahaya kehamilan Trimester I
Menurut Atiqoh, (2020) tanda bahaya kehamilan trimester 1, yaitu:
1. Perdarahan vagina
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal, yaitu merah, perdarahan
banyak atau perdarahan dengan nyeri (abortus, kehamilan ektropik, mola
hidatidosa).
2. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukan masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang
menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang, dengan sakit
kepala yang hebat. tersebut ibu menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur
atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala
preeklamsi.
3. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini biasa
berarti apenditis, kehamilan ektropik, abortus, penyakit radang panggul,
persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, abrupsi plasenta, infeksi
saluran kemih dan infeksi lain.
4. Bengkak pada muka atau tangan
Bengkak biasa menunjukan adanyan masalah serius jika muncul pada muka dan
tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang
lain.
5. Sistem kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta.
Uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula, mammae,
dan alat-alat lainnya yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan.
2.1.7 Ketidaknyamanan kehamilan trimester I
1. Mual dan muntah
Rasa mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan dapat diakibatkan oleh
peningkatan hormon HCG dan estrogen atau progesteron, relaksasi otot-otot
halus, perubahan metabolisme dan keletihan (Atiqoh, 2020).
2. Nokturia (Frekuensi Berkemih Meningkat)
Timbulnya nolturia pada ibu disebabkan oleh tekanan uterus atau kandung kemih
(Atiqoh, 2020).
3. Hipersalivasi
Hipersalivasi disebabkan oleh peningkatan keasaman di dalam mulut atau
peningkatan asupan zat pati, yang menstimulasi kelenjar mengalami sekresi
berlebihan. Pada wanita yang mengalami ptyalism biasanya juga mengalami mual
(Pebrianthy, 2020).
4. Pusing
Pusing biasanya terjadi pada awal kehamilan, karena pengaruh hormon
progesterone yang memicu dinding pembuluh darah melebar, sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan darah dan membuat ibu merasa
pusing (Pebrianthy, 2020).
2.1.8 Komplikasi kehamilan trimester I
1. Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan adanya kadar hemoglobin (Hb) didalam darah
di bawah lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur
dan jenis kelamin. Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu hamil dengan kadar
Hb di bawah 11gr% pada trimester 1 ( Pebrianthy, 2020)
2. Abortus
Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan
dengan berat badan dari 1.000 gram atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu.
Macam-macam abortus :
a. Abortus Imminens
Ditemukan perdarahan pada kehamilan muda, tapi pada tes kehamilan masih
menunjukkan hasil yang positif. Jika setelah beberapa minggu ternyata
perdarahan masih menunjukkan hasil yang negatif, maka harus dilakukan
kuretase karena hal tersebut menandakan abortus sudah terjadi.
b. Abortus Insipiens
Ditemukan adanya perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan
membukanya ostium uteri dan terabanya selaput ketuban
c. Abortus Inkomplite
Jika terjadi perdarahan pervaginam disertai dengan pengeluaran janin tanpa
pengeluaran desidua atau plasenta.
d. Abortus Komplite
Perdarahan pervaginam disertai dengan pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
desidua) sehingga rahim dalam keadaan kosong.
3. KET ( Kehamilan ektopik terganggu)
Kehamilan ektropik adalah kehamilan yang terjadi bila sel telur dibuahi
berimplementasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri.
4. Mola hidatidosa
Mola Hidatidosa adalah chorionic vili (jonjotan/gantungan) yang tumbuh
berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan
sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan ( Pebrianthy, 2020)
5. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa kehamilan
dan terjadi lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat
menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan
elektrolit, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin
dalam kandungan

2.2 Konsep dasar Hiperemesis Gravidarum


2.2.1 Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan selama
masa hamil dan selama trimester pertama kehamilan (Varney,2007)
Hiperemesis gravidarum didefenisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak
terkendali selama masa hamil,menyebabkan dehidrasi,ketidak seimbangan elektrolit
atau defenisi nutrisi dan kehilangan berat badan.
Hiperemesis gravidarum ialah mual dan muntah yang menetap selama
kehamilan yang menganggu asupan cairan dan nutrisi, biasanya terjadi sebelum 20
minggu kehamilan,cukup berat sehinggah mengakibatkan penurunan berat badan dan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Runiari, 2020)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi pada awal
kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu, keluhan begitu hebat sampai segala
yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehinggah mempengaruhi keadaan umum
ibu dan menganggu pekerjaan sehari-hari , berat badan menurun , dehidrasi dan
terdapat aseton dalam urin (Runiari, 2020)
2.2.2 Etiologi dan factor presdisposisi
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui, beberapa teori penyebab
hiperemesis diajukan tetapi satu pun tidak memberikan penjelasan yang adekuat
tentang gangguan ini (Runiari, 2020).
Faktor-faktor presdisposisi yang di kemukakan :
a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG
b. Faktor organik, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolic.
c. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggungjawab dan
sebagainya.
d. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain-lain.
2.2.3 Gejala dan tingkatan
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan lebih dari 10 kali muntah akan tetapi apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hyperemesis ( Runiari, 2020)
Hiperemesis menurut berat ringgannya gejala dibagi menjadi tiga tingkat yaitu :
a. Tingkat I ( ringan )
Mual, muntah terus menerus menyebabkan pendrita lemah, tidak mau makan,
berat badan turun, rasa nyeri di epigastrium, nadi sekitar 100 kali permenit
tekanan darah turun,turgo kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.
b. Tingkat II (sedang)
Mual dan muntah yang hebat dapat menyebabkan keadaan umum pendrita lebih
parah, lemah, apatis, turgo kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan
badan mulai turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oligoria dan
konstipasi. Terdapat keton dan bilirubin dalam urin.
c. Tingkat III (berat)
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, samnolen sampai koma, nadi
kecil, halus dengan cepat, dehidrasi berat, suhu badan naik dan tensi turun sakali,
icterus. Komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat
dengan adanya: nistagnus, diplopia, perubahan mental.
2.2.4 Patofisiologi
Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar
estrogen, oleh karena itu keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
Pengaruh fisiologik homonek ini tidak jelas mungkin berasal dari system saraf pusat
atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaiaan terjadi pada
kebanyakan wanita hamil meskipun demikian mual dan muntah berlangsung
berbulan-bulan ( Runiari, 2020)
Hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil mudah,
bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi dan
ketidakseimbangan elektrolit dengan alkarosik hipokromik. Belum jelas mengapa
gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita tetapi faktor psikologis
merupakan faktor utama disamping pengaruh hormonal. Yang jelas wanita sebelum
yang hamil sudah mendrita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual
akan mengalami emesis gravidarum yang sangat hebat.
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadi
ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton
dalam darah. Kekurangan cairan yang di minum dan kehilangan cairan muntah
menyebabkan hemokonsentrasi sehinggah aliran darah kejaringan berkurang dan
tertimbun zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah
dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekwensi mual-mual yang lebih
banyak dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.
Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan
pada selaput lendir, esophagus dan lambung. Umumnya robekan ini ringan dan
perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampe di perlukan transfusi atau tindakan
operatif (Runiari, 2020)
2.2.5 Diagnosis
Diagnosa hiperemesis gravidarum tidak terlalu sukar karena penyakit ini berkaitan
dengan gestose ( gestosio-hamil) yaitu hanya terdapat pada ibu hamil ( Runiari, 2020)
Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat, menimbulkan gangguan tumbuh
kembang dalam rahim dalam manifestasi kliniknya serta mempengaruhi keadaan
umum ibu. Oleh karena itu hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan
mendapat pengobatan yang adekuat. Kemungkinan penyakit lain yang menyertai
kehamilan harus konsultasi dengan dokter tentang penyakit hati, ginjal dan penyakit
tukak lambung. Pemeriksaan laboratorium dapat membedakan tiga kemungkinan
hamil yan disertai penyakit.
2.2.6 Pencegahan
Pencegahan terhadap hyperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penjelasan tentang kehamilan normal dan persalinan merupakan suatu
proses yang fisiologik. Memberi keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan
4 bulan, menganjurkan perubahan pada makan sehari-hari dengan makan dalam
jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbauh lemak hendaknya dihindari. Makanan dan
minuman disajikan dalam keadaan tidak terlalu panas atau tidak terlalu dingin.
Defekasi yang teratur hrndaknya dijamin, menghindari kekurangan karbohidrat
merupakan faktor yang penting, karema itu dianjurkan makanan yang banyak
mengandung gula (Runiari, 2020).
2.2.7 Penanganan
a. Untuk pasien hiperemesis yang sedang dan berat pasien dianjurkan untuk
dirawat dirumah sakit dengan membatasi pengunjung.
b. Stop makanan peroral 24-48 jam
c. Infus glukosa 10% atau 5% atau RL =2:1,40 tetes permenit
d. Obat :
1. Vitamin B1,B2 dan B6 masing-masing 50-100mg/hari/infus
2. Vitamin B12 200 ug/hari/infus,vitamin C mg/hari/infus
3. Fenobarbital 30 mg I.M 2-3 kali/hari atau klopromazin 25-50 mg/hari
I.M atau kalau diperlukan diazepam 5 mg 2-3 kali perhari.
4. Antiemetik : prometazin (avopreg) 2-3 kali 25 mg per hari per oral atau
klorperazin (stemetil) 3 kali 3 mg per hari per oral atau mediamer B6
3x1 per hari/oral.
5. Antasida : asidrin 3x1 tablet perhari per oral atau milanta 3x1 tablet/
hari per oral.
e. Diet
1. Diet hyperemesis I diberikan pada hyperemesis tingkat III. Makanan hanya
berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 2-1 jam sesudahnya. Makanan ini kurang mengandung zat
gizi, kecuali vitamin C sehinggah hanya diberikan hanya beberapa hari
saja
2. Diet hyperemesis II diberikan jika rasa mual dan muntah berkurang secara
berangsur mulai di berikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman
tidak diberikan bersama makanan.
3. Diet hyperemesis III diberikan pada penderita dengan hyperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minum boleh diberikan bersama
makanan.
f. Rehidrasi dan suplemen vitamin
g. Anti emesis
h. Tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan menggunakan dopamine
antagonis (metaklopramid) , fenotiazin (klopromazin,prokloperazin).
i. Terminasi kehamilan
j. Pada beberapa kasus keadaan tidak baik bahkan mundur. Usaha mengadakan
pemeriksaan medic psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan,
takikardi, icterus, anuria dan pendarahan merupakan manifestasi kompliksi
arganik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan (Runiari, 2020)

2.3 Manajemen Asuhan Kebidanan


2.3.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
1) Identitas
- Nama suami dan istri
Agar terjalin komunikasi dengan pasien dan keluarga dengan baik dan dapat
mengenal pasien dengan baik ( Varney, 2007)
- Usia
Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun lebih beresiko terhadap
hyperemesis gravidarum dikarekan umur kurang dari 20 tahun terlalu muda
dan umur lebih dari 35 tahun terlalu tua
- Alamat
Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan memudahkan bidan untuk
melakukan pertolongan pada klien
- Suku/bangsa
Agar mengetahui adaptasi kebiasaan Bahasa dari klien dan mempermudah
dalam komunikasi antar bidan dan klien
- Agama :
Tanyakan pilihan agama klien dan praktik terkait agama yang harus di
observasi . informasi ini menuntun klien untuk diskusi pentingnya agama
dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dan kelahiran.
- Lama perkawinan : untuk mengetahui infertile kelahiran
- Pendidikan : tanyakan Pendidikan tertinggi klien . informasi ini membantu
klinis memahami klien dan memberi informasi yang dimengerti sesuai
kemampuan klien
- Pekerjaan : mengkaji pekerjaan klien sangat penting untuk mengetahui apakah
pekerjaan klien bisa memicu mual muntah pada ibu yang mengacu pada
hyperemesis gravidarum
- Status perkawinan : mengetahui apakah terjadi perkawinan yang sah atau tidak
tidak dan mempengaruhi psikologi klien
- Usia saat kawin : mengetahui apakah saat kawin, keadaan fisik, social ,mental
dan reproduksi sudah matang yang akan berpotensi pada psikologis klien
- Penghasilan : ekonomi merupakan pertimbangan yang mempengaruhi
keputusan keluarga dalam menentukan ukuran keluarga, jarak anak, dan
pemilihan metode persalinan ataupun metode kontrasepsi ( Varney, 2007)
2) Keluhan utama
Keluhan pasien hyperemesis gravidarum adalah merasakan mual muntah
berlebihan saat kehamilan, Lebih dari 8 x dalam 24 jam yang dapat menimbulkan
gejala dehidrasi, ketidak seimbangan elektrolit dan penurunan berat badan., sakit
kepala dan eliminasi berkurang ( Varney, 2007)
3) Riwayat keluhan utama
a. P (Provokatif/paliatif) : apa yang menyebabkan gejala dan apa saja yang
memperbaiki gejala dan mengurangi gejala. Kondisi penciuman yang sensitive
seperti susu, dapat menyebabkan mual muntah pada Hiperemesis gravidarum
pada ibu dan makan dengan porsi banyak memicu ibu dalam mual muntah saat
hamil.
b. Q (Quality) : bagaimana gejala datang dan bagaimana sekarang klien
merasakan. Mual muntah berlebihan lebih dari 8 kali dalam 24 jam menjadi
salah satu tanda gejala Hiperemesis gravidarum disertai dengan gejala pusing ,
berat badan menurun, lemah , mata sayu dan nyeri pada ulu hati.
c. R (Regional ) : dimana gejala tersebut. Lokasi pada ketidaknyaman ibu yang
dirasakan
d. S (skala keadaan) : seberapa parah yang dialami klien nilainya dalam rentang
1-10 . Skala ketidaknyaman ibu dalam rentang 1-10 dan mual muntah ibu
yang dirasakan
e. T (Timing) : waktu, sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan. Kapan
waktu ibu merasakan ketidaknyamanan yang dirasakan saat hyperemesis
gravidarum
4) Riwayat menstruasi
untuk mengatahui gambaran fungsi organ reproduksi klien yaitu menarche (usia
pertama datang haid) yaitu antara 12-16 tahun untuk mengetahui siklus : normal
atau tidak, siklus normal haid biasanya 28 hari, untuk mengetahui sifat darah :
warna merah, mengukur lama menstruasi kurang lebih 7 hari , dan mengetahui
banyak menstruasi dilihat dari banyaknya ganti pembalut serta mengetahui
disminorhoe (nyeri haid) atau tidak, untuk mengetahui Flour Albus (keputihan),
5) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
- Riwayat hamil sekarang
Mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT), umur kehamilan dan
perkiraan kehamilan, ANC dan tempat pemeriksaan, keluhan kehamilan saat
trimester I-III dan mengetahui jumlah imunisasi TT
- Riwayat Kehamilan lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan, jumlah anak hidup, jumlah kelahiran
premature, jumlah keguguran, persalinan dengan tindakan, riwayat perdarahan
saat persalinan dan nifas, kehamilan dengan riwayat darah tinggi , berat bayi
2,5 atau 4 kilogram
- Riwayat persalinan
Meliputi : tanggal persalinan, tempat , penolong, jenis persalinan, penyulit
persalinan, dan lama persalinan
6) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu dikaji untuk mengetahui apakah ibu mempunyai
riwayat penyakit menular, menahun, menurun seperti jantung, asma,hipertensi,
ginjal dan diabetes melitus. Anamnesa ini menggambarkan tentang keadaan
pasien yang kemudian akan dicocokkan dengan hasil pemeriksaan bidan. Riwayat
panyakit keluarga dikaji untuk mengetahui adakah riwayat penyakit menurun atau
menular, adakah riwayat kembar atau tidak (Varney, 2007). Anamnesa ini
menggambarkan tentang keadaan pasien yang kemudian akan dicocokkan dengan
hasil pemeriksaan bidan.
7) Riwayat ginekologi
Dikaji untuk mengetahui apakah klien pernah menderita infeksi menular seksual,
dan pemerkosaan, dan pernah melakukan pemeriksaan pap smear.
8) Riwayat psikospiritual
Mengetahui respon anggota keluarga terhadap kondisi ibu yang mengalami
hyperemesis gravidarum
9) Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui sebelum hamil ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi atau
tidak, berapa lama menggunakannya, metode kontrasepsi apa yang digunakan dan
ada masalah atau tidak
10) Riwayat social ekonomi
a. Status pernikahan
Mengetahui berapa kali menikah, sah/ tidak, umur saat menikah, dan lama
pernikahan
b. Respon ibu/keluarga terhadap kehamilan
- Tanggapan ibu tentang kehamilannya
Menanyakan pada ibu apakah ibu siap dengan kehamilannya dan apakah siap
menjadi seorang ibu
- Tanggapan dan dukungan suami/keluarga
Menanyakan perasaan dan dukungan keluarga tentang kehamilan ini
c. Kebiasaan hidup
Merokok, minuman keras dan obat-obatan terlarang dikaji untukmengetahui
apakah ibu atau bapak merokok ada memakai obat-obatan selama hamil karena
kebiasaan tersebut secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan,
perkembangan janin dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan lahir rendah
bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan
perkembangan mental (Varney, 2007)
d. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi : nutrisi harus diperhatikan agar kecukupan nutrisi bagi ibu selama
hamil terpenuhi saat ibu mengalami hyperemesis gravidarum
b. Aktifitas : mengurangi melakukan aktifitas berat karena ibu mengalami
hyperemesis gravidarum pada TM I
c. Personal hygiene : mengganti celana agar ibu lebih nyaman, mandi dua kali
sehari, gosok gigi dengan pasta yang wangi agar tidak memicu mual pada ibu
e. Pengetahuan dan kemampuan ibu
Ditanyakan sejauh mana ibu dapat mengerti dan memahami tentang pola
kebiasaan fungsional sehari-hari (nutrisi, eliminasi, istirahat, aktivitas, personal
hygiene, seksual) yang dilakukan selama masa hamil, perawatan-perawatan serta
teknik ataupun terapi dalam kondisi ibu yang mengalami hyperemesis gravidarum

2. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
- Keadaan umum : tindakan mengamati saat pertama kali bertemu dengan
pasien, dilanjutkan pada saat mengukur tanda tanda vital. Selama pemeriksaan
lihat cara mobilisasi pasien , sikap terpaksa karena nyeri, apatis/ gelisah
- Kesadaran :

Composmentis : Kesaadaran penuh, memberikan respon baik kepada


stimulus
Apatis : Acuh tak acuh kepada lingkungan sekitar
somnolen : Kesadaran lebih rendah ditandai dengan tampak
mengantuk, tidak responsive dan masih memberikan
respon terhadap rangsangan yang kuat
sopor : Tidak memberikan respon ringan tetapi memberikan
respon sedikit terhadap rangsangan kuat dan adanya
reflex pupil
koma : Tidak bereaksi pada stimulus dan reflex pupil tidak
ada
delirium : Tingkat kesadaran paling bawah ditandai disorientasi
sangat iriatif , kacau, dan salah persepsi terhadap
stimulus sensorik

- Pengukuran TTV
TD :
sistolik : 120-140 mmHg
diastolic : 60-90 mmHg
Nadi : 60-100 x/menit
Suhu : 36,5oC- 37,5oC ( Varney, 2007)
RR : 16-24 x/menit
- Reflek patella
- Periksa odema
- Periksa anemia, cyanosis, icterus, dyspnea
- Keadaan jantung, paru, hepar
2) Pemeriksaan fisik
( Varney, 2007)

Kepala : Inspeksi warna dan jenis rambut, distribusi, kebersihan,


lesi, dan kerontokan, palpasi ada bekas luka, odema,
massa
Muka : Inspeksi warna, bentuk, pucat/tidak, ada cloasma
gravidarum atau kelainan kulit wajah , palpasi finger
print untuk mengetahui dehidrasi/ tidak. Dalam kasus
hyperemesis gravidarum wajah ibu lebih pucat
Mata : Inspeksi apakah ada hematoma pada palpebra , sklera
ikterik, kongjungtiva pucat/ merah muda ( pucat
menandakan anemia). Mata ibu dalam hyperemesis
gravidarum lebih sayu atau cowong
Hidung : Inspeksi bentuk , adakah peradangan mukosa, adakah
cairan/ secret, apakah ada nyeri tekan sinus
Mulut : Inspeksi warna dan kelembaban, adakah stomatitis,
bercak kolpik, adakah caries dan karang gigi. Lidah
berwarna merah mudah/putih. Ibu yang mengalami
hyperemesis gravidarum bibir lebih pucat, lidah
berwarna putih
Telinga : Inspeksi kebersihan dan kesimetrisan telinga , adakah
lesi, massa, serumen atau benda asing , membrane
timpani utuh/ tidak
Leher : Inspeksi adakah hiperpigmentasi, adakah bendungan
vena jugularis, pembesaran kelenjar limfe, adakah
kelenjar tiroid
Dada : Inspeksi warna dan kesimetrisan, tipe pernafasan. Palpasi
adakah krepitasi, nyeri tekan, auskultasi, suara paru,
suara jantung.
Payudara : Inspeksi ukuran payudara sama atau tidak, adakah erosi,
dan ketiak ulserasi, penebalan, atau kasar yang tidak lazim,
kemerahan, pembentukan kerak pada putting susu,
putting susu pecah ada luka dan memerah, keadaan
putting susu datar atau panjang atau terbenam, dan lihat
adakah retraksi pada kedua payudara atau tidak, palpasi
payudara untuk memastikan kondisinya lunak, terisi atau
tegang, kepadatan meningkat, sedikit membesar, atau
membengkak membesar, keras, memerah, mengkilat,
suhu kulit meningkat, nyeri, vena berdilatasi, adakah
massa. jika ada maka catat lokasi, ukuran, bentuk atau
kontur, konsistensi, penetapan batasan, mobilitas atau
kemampuan digerakkan misalnya bebas digerakkan,
terfiksasi, colostrum sudah keluar atau belum.
Abdomen : Palpasi adanya nyeri tekan atau tidak, palpasi tinggi
fundus uteri
Genetalia : adakah pengeluaran darah, pembengkakan labia,
peradangan, inflamasi, perubahan warna, adakah lesi,
vesikel, ulserasi, kerak, kondiloma akuminata.
Ekstremitas : Inspeksi simetris/ tidak, lengkap/tidak , finger print,
palpasi adakah odema/tidak
3) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lab berupa tes PP Test urine untuk menjadi acuan salah satu
diagnose kehamilan ( Varney, 2007)
2.3.2 Interprestasi data dasar
Diagnosa
 DS/ Diagnosa subjektif : Ibu mengatakan kehamilan in merupakan kehamilan
pertama. Ibu mengatakan ual muntah berlebihan lebih dari 5x di pagi hari
hingga tidak dapat melakukan pekerjaan apapun dan sudah berlangsung sejak
4 hari yang lalu. HPHT : 27 April 2023
 DO / Diagnosa Objective :
TTV: TD : 100/60 mmHg N : 88 x/menit
Suhu : 39oC RR : 22x/menit
LILA : 23,5 cm
Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan urine
HPL : 3 Februari 2024
2.3.3 Antisipati masalah potensial
Masalah potensial yang muncul hyperemesis gravidarum tingkat III dengan tanda
gejala pasien mengalami koma, dan tingkat paling tnggi adalah pasien mengalami
dehidrasi dan kehilangan cairan elektrolit. Dan masalah yang terjadi pada bayi adalah
mengalami IUGR , IUFD, BBLR (Varney, 2007)
2.3.4 Identifikasi Kebutuhan segera
Kebutuhan yang dibutuhkan pasien adalah pemberian obat perenteral sesuai dengan
advise dokter , pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dan kebutuhan istirahat
harus terpenuhi.
2.3.5 Planning/intervensi
 Menyusun asuhan kebidanan kehamilan,melihat diganosa kebidanan, hasil
pemeriksaan dan hasil anamnesa, sehingga melakukan tindakan tidak ada
kesalahan, rencana asuhan dapat dilihat Bersama klien dan keluarganya . planning
yang bisa dilakukan untuk pasien hyperemesis gravidarum :
1. Informasikan keadaan klien tentang keadaanya
2. Berikan pemasangan infus dan cairan pada klien
3. Anjurkan klien memenuhi kebutuhan nutrisi dan intake cairan
4. Anjurkan istirahat
5. Ajari ibu untuk melakukan personal hygiene dengan baik agar tidak
memicu mual muntah
6. Berikan dukungan psikologi pada ibu dari tenaga kesehatan atau bidan
dan dari keluarga
7. Menjaga lingkungan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat pada ibu
8. Kolaborasi pemberian terapi obat farmakologi pada pasien dengan
dokter
 Manifestasi terhadap respon manusia

Penulisan criteria hasil mencakup semua respon manusia, menurut (Varney, 2007)
meliputi:

a. Kognitif (pengetahuan)

b. Afektif (emosi perasaan)

c. Psikomotor

d. Perubahan fungsi tubuh (Keadaan umum dan fungsi tubuh serta gejala).

Penulisan tersebut sering digunakan istilah KAPP (Kognitif, Affektif,


Psikomotor, dan Perubahan fungsi tubuh).

A. Kognitif (K: pengetahuan)

Kriteria hasil bisa disusun berdasarkan pengulangan informasi yang telah


diajarkan kepada klien. Untuk menentukan apakah informasi yang telah
disampaikan bisa dimengerti, klien harus ditanya untuk menyebutkan,
menjelaskan, menyatakn, mendefinisikan, atau menunjukkan pemahamannya
terhadap beberapa informasi secara nyata.

Example: Diagnosa keperawatan (D.K Resiko perubahan status kesehatan


berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang diabetes.

B. Afektif (A)

Kriteria hasil bisa ditulis dalam bentuk status emosional klien, outcomes
tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon klien dan keluarga
terhadap stres yang dihadapi. Hal ini bisa berupa penyakit, masalah keluarga
atau krisis maturasi. Setelah mengkaji respon emosional, perawat menyusun
outcomes untuk mengidentifikasi prilaku klien yang menyenangkan setelah
dilaksanakan tindakan keperawatan. Ibu dapat mengulangi penjelasan dari
bidan cara mengatasi hyperemesis gravidarum

C. Psikomotor (P1)

Kriteria hasil yang diharapkan dari segi psikomotor adalah untuk


mengindentifikasi apa yang seharusnya bisa dilaksanakan oleh klien sebagai
hasil dari rencana pengajaran. Contoh: tindakan yang dilakukan ibu untuk
mengatasi hyperemesis gravidarum seperti menerapkan pola makan yang
teratur dan istirahat serta melakukan aktivitas tidak berlebihan.

4. Perubahan fungsi tubuh (P2)

Keadaan umum dan fungsi tubuh: Kategori ini meliputi sejumlah manifestasi
yang dapat diobservasi. Perubahan fungsi tubuh ibu yang mengalami
hyperemesis gravidarum diharapkan lebih baik dan pulih seperti semula

2.3.6 Implementasi
pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah di uraikan seluruhnya
oleh bidan atau sebagaian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya sebagai
implementasi (Varney, 2007)

Tgl/Jam Implementasi Paraf

2.3.7 Evaluasi
Dalam asuhan kebidanan evaluasi beperan utama menetapkan tindakan kebidanan
untuk mengatasi masalah klien , evaluasi kebidanan ini menggunakan SOAP (Varney,
2007)
Tanggal : - jam : -
S (Subyektif ) : Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui amnanesis pada langkah 1 varney. Wawamcara untuk menggali informasi
riwayat kondisi ibu yang mengalami hyperemesis gravidarum
O (Obyektif ) : menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium dan uji diagnosis yang dirumuskan dalam data focus sebagai
langkah 1 Varney (Varney, 2007). Data focus objektif dari hasil pemeriksaan pasien
hyperemesis gravidarum
A (Assesment ) : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
data subyektif dan obyektifdalam suatu identifikasi: Diagnosis/masalah, Antisipasi
diagnosis/masalah potensial, Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,
konsultasi/ kolaborasi dan/atau rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney (Varney,
2007). Assesment ibu hyperemesis gravidarum
P (Plan) : Menggambarkan pendokumentasian dan tindakan (1) dan evaluasi
perencanaan berdasarkan assessment sebagai langkah 5, 6, dan 7 Varney. Tindakan
yang dilakukan untuk mengatasi ibu yang mengalami hyperemesis gravidarum
BAB III

TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. K GIP0000 USIA KEHAMILAN 10 MINGGU
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

3.1 PENGKAJIAN

Pengkajian : Rabu, 05 Juli 2023 Jam : 16.00


No reg : 2109278
Tempat : RS Permata Bunda
Oleh : Bidan vivi

3.1.1 DATA SUBYEKTIF


1)Biodata
Nama istri : Ny. K
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/indonesia
Pendidikan : S1
Penghasilan : ± Rp1.000.0000/bln
Pekerjaan : Guru
Alamat : Desa Sidodayu, Lamongan
Status Pernikahan : Sah
Nikah ke : 1 kali
Usia Menikah : 19 Tahun
Lama menikah : 1 Tahun

Nama suami : Tn. D


Umur : 25 tahun
Agama :Islam
Suku/bangsa :Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP
Penghasilan : ± Rp 2500.000/bln
Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat rumah : Desa Sidodayu, Lamongan


Status Pernikahan : Sah
Usia saat nikah : 24 Tahun
Lama Nikah : 1 Tahun
2) Keluhan Utama

Ibu mengatakan hari ini ibu mengeluh mual muntah di pagi hari setiap makan dan minum
sejak ± 4 hari yang lalu, pusing, lemas dan tidak nafsu makan.

dan merasa lemas

3) Riwayat keluhan utama

Ibu mengalami mual dan muntah ketika mencium bau yang menyengat, makan makanan yang
tidak sesuai keinginan, makanan makanan dengan porsi terlalu banyak, dan mengeluh kepala
berputar putar dan merasa lemah, dan ketika menggosok gigi sehingga membuat ibu
mengurangi frekuensi gosok gigi , ibu mengatakan rasa tidak nyaman yang dirasakan dibagian
tubuh seperti perut, ulu hati, tenggorokan dan kepala, ibu mengatakan mengalami rasa tidak
nyaman sampai menganggu aktivitas ibu kira kira 2 dari skala (1-10), mual terasa menganggu
kegiatan sehingga akivitas yang dilakukan berkurang, mual muntah yang dirasakan sejak
kurang lebih 4 hari yang lalu, kadang timbul kadang hilang, lebih sering pada pagi hari.
4 ) Riwayat menstruasi

Menarche : 14 tahun

Siklus : 28 hari

Teratur/ tidak. : Teratur

Lama. : 5-7 hari


Konsistensi. : cair
Jumlah :2- 3x ganti pembalut dalam sehari.
Flour Albus. : Ada sebelum haid
Dismenorea : Ada
HPHT : 27 April 2023
5 ) Riwayat obstetric
(1) Riwayat kehamilan sekarang
ANC : Ibu Mengatakan bahwa baru memeriksakan kehamilan pertama kali.
(2) Riwayat persalinan / nifas / anak yang lalu
ini adalah kehamilan yang pertama
(3) Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah KB Sebelumnya.
(4) Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan Ini kehamilan pertama tidak pernah abortus sebelumnya tidak pernah
mual muntah yang berlebihan.
(5) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun (asma, diabetes,jantung dan
hipertensi),dan penyakit menular (Hepatitis, batuk menahun (TBC) dan HIV/AIDS)

(6) Riwayat kesehatan yang lalu


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (Hepatitis, Batuk menahun
(TBC dan HIV/AIDS) dan penyakit menurun seperti (asma, diabetes, jantung dan
hipertensi)
(7) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan didalam keluarga dan suami dan ibu tidak ada yang menderita penyakit
menular (TBC, Hepatitis) dan penyakit menurun (asma, diabetes melitus, jantung dan
hipertensi ) .

2. Pola Kebiasaan

Ibu mengatakan biasanya ibu megajar dan juga mengerjakan pekerjaan sehari sehari
(mencuci , menyapu, memasak, dll)

3. Keadaan psikososial
Ibu mengatakan:
a. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan: ibu dan keluarga merasa gelisah
tentang keadaan kesehatan ibu.
b. Dukungan dari keluarga : keluarga sangat mendukung dan selalu memberikan
semangat untuk kesembuhan ibu

c. Tempat dan penolong yang di inginkan untuk menolong : puskesmas / rumah sakit.
d. Beberapa pekerjaan dan kegiatan ibu sehari-hari : ibu mengatakan mengurangi
aktivitas nya (memasak, mencuci dan menyapu dan pergi mengajar) sejak mengeluh
mual muntah secara berlebihan
e. Jenis kelamin yang diharapkan : dua-duanya.
f. Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami

4. Latar Belakang sosial budaya


Ibu mengatakan tidak ada budaya kepercayaan yang dapat membahayakan kehamilannya.
5. Perilaku Kesehatan fungsional selama hamil
(1) Pola nutrisi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 3x1 sehari I piring dengan porsi besar
(nasi, lauk pauk, sayur, ikan, daging), minum ± 7-8 gelas/hari
Selama hamil : Ibu mengatakan makan 2x1 sehari dengan porsi kecil (nasi, lauk
pauk, sayur, dan buah-buahan), minum ± 4- 5 gelas/hari (air putih) tetapi muntah
(2) Pola eliminasi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1x sehari konsistensi lunak. BAK 5-6 x/hari
secara spontan, warna jernih.
Selama hamil : Ibu mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi lunak. BAK 4x
sehari sejak 4 hari yang lalu, warna keruh.
(3) Pola aktifitas
Sebelum hamil : Ibu mengatakan aktivitas sehari harinya mengajar dan melakukan
aktifitas rumah tangga seperti biasa (memasak, menyapu, mengepel, mencuci)
Selama hamil : Ibu mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari dan
dibantu dengan suami (mengajar, memasak, menyapu, mengepel, mencuci)
(4) Pola istirahat dan tidur
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang +1-2 jam. Tidur malam +7-8 jam
perhari
Selama hamil : Ibu mengatakan tidak bisa tidur siang. Tidur malam +5- 6 jam.
(5) Pola personal hygiene
Sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi 3x sehari, ganti baju 2x, gosok gigi 3x
sehari dan keramas 3x dalam seminggu.
Selama hamil : Ibu mengatakn mandi 2x sehari, ganti baju 2x, gosok gigi 1x
sehari dan keramas 3x dalam seminggu
(6) Pola seksual
Sebelum hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1-2 kali
seminggu
Selama hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1 kali seminggu.

15) Pengetahuan dan kemampuan ibu


a) Nutrisi : Ibu mengerti bagaimana pola makan teratur Ketika sedang
mengalami gejala mual dan mutah berlebihan dengan menu makan makanan
seimbang dengan porsi karbohidrat protein, mineral deangn porsi sedikit namun
sering
b) Aktifitas : Ibu mengerti aktivitas yang boleh dilakukan saat hamil dengan
mual muntah berlebihan dan aktivitas yang tidak boleh dilakukan agar tidak
menyebabkan ibu Lelah.
c) Pola seksuall : ibu mengerti tata cara untuk melakukan hubungan seksual yang
wajar, tidak membahayakan kondisi ibu dan janin, dan yang tidak merangsang mual
muntah dengan menghindari berciuman mulut
d) Personal Hygiene : ibu mengerti cara menjaga kebersihan tubuh (mandi, gosok gigi,
keramas dan ganti baju)
e) Tanda bahaya persalinan : Ibu belum mengerti tanda dan bahaya selama persalinan
f) Persiapan persalinan : ibu belum mengerti persiapan persalinan

3.1.1 DATA OBYEKTIF


1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmetis
Tanda-tanda vital :
 TD : 100/60 mmHg
 Suhu : 39 ‘ c
 RR : 22X/ menit
 Nadi : 88x/menit
 Berat badan :
 Sebelum hamil : 60kg
 Sekarang : 59kg
 LILA : 25cm
2) Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi dan Palpasi
a. Kepala
 tidak ada benjolan, tidak ada luka,
 Rambut : hitam, tidak ada ketombe
b. Wajah
 Bentuk : oval
 Wajah : pucat
 Cloasma gravidarum : tidak ada
 Oedema : tidak ada
c. Mata
 Conjungtiva : Putih
 Sklera : putih
 Oedema : tidak ada
 Kelopak mata : sayu
d. Mulut
 Mukosa bibir kering, mulut agak berbau, lidah berwarna putih
e. Gigi
 Tidak ada karang gigi, dan tidak ada karies
f. Leher

 tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelemjar limfe,
tidak ada pembendungan vena jugularis

g. Dada
 Payudara : simetris , membesar sesuai umur kehamilan,
dan tidak ada massa,colostrum belum keluar
 Areola mammae : hyperpigmentasi
 Puting susu : menonjol
 Retraksi/dumpling : tidak ada
h. Abdomen
 Luka bekas oprasi : tidak ada
 Strie : tidak ada
 Linea alba : tidak ada
 Linea nigra : tidak ada
i. Ekstremitas : turgor kulit menurun
j. Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan
k. Anus : tidak di lakukan pemeriksaan

2. Palpasi
a. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe dan tidak ada bendungan vena jugularis
b. Dada : simetris , membesar sesuai umur kehamilan, tidak ada massa dan
colostrum belum keluar
c. Abdomen : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
 Leopold I : belum teraba
 Leopold II : tidak dilakukan
 Leopold III : tidak dilakukan
 Leopold IV : tidak dilakukan
3. Auskultasi
DJJ : pemeriksaan DJJ tidak dilakukan
4. Perkusi
Reflleks patella : tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul luar : tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul dalam : tidak dilakukan

Pemeriksaan penunjang :
 Urine
 Protein urine :-
 Protein reduksi :-
 Keton :-
 Tes Kehamilan :+
 Darah
 Golongan darah :-
 HB :-
 Pemeriksaan khusus
 USG :-
 Rontgen :
 PST :-
3.2 INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa : Ny “K” GIP0000 Umur kehamilan 10 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum
DS:
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama. Ibu mengatakan sering mual muntah
lebih dari 5x yang menggangu aktivitas sehari-hari terutama dipagi hari sejak 4
hari yang lalu. Ibu datang ke Rs untuk memeriksakan kehamilannya. Ibu
mengatakan hari terakhir haid 27 april 2023, ibu mengatakan sejak mengalami
mual muntah berkebihan menyebabkan nafsu makan berkurang, setiap kali makan
/ minum sering muntah, tidak suka bau yang menyengat, ibu mengatakan
frekuensi BAK nya menjadi lebih sedikit, dan ibu mengatakan mengurangi
frekuensi menggosok giginya karena dapat merangsang mual dan muntah.

DO :
 TD : 100/60 mmHg
 Suhu : 39 ‘ c
 RR : 22X/ menit
 Nadi : 88x/menit
 Berat badan :
 Sebelum hamil : 60kg
 Sekarang : 59kg
 LILA : 25cm
 HPHT : 27 april 2023
 HPL : 3 Februari 2024
 Keadaan umum : lemah
 Kesadaran : composmetis
 Wajah : Pucat
 Mata : Sayu, Konjungtiva pucat
 Mulut : Bibir kering, lidah berwarna putih, dan mulut agak berbau
 Ekstremitas : Turgor kulit menurun
 Pemeriksaan penunjang : PP Test urine : (+)

3.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Hiperemesis Gravidarum Tingkat III ( Berat) dan Dehidasi

3.4 INDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat dan cairan parenteral
- Perbaiki keadaan umum ibu terutama kebutuhan cairan dan elektrolit serta nutrisi
- Kebutuhan istirahat dan kebutuhan makan

3.5 PERENCANAAN
Tanggal : 05-07-2023
Jam : 16. 20 WIB
a. Tujuan :
Tujuan Jangka Pendek : Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 1x 24 jam
bidan berharap pasien dapat mengerti dan mampu melakukan arahan sesuai informasi dari
bidan dan dokter

Tujuan Jangka Panjang : setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 2x 24 jam
bidan berharap terjadi perubahan pada tubuh pasien , hyperemesis berkurang, wajah tidak
pucat, bibir tidak kering, suhu normal, dan ibu pulih dari keadaannya

b. Kriteria Hasil : ibu mampu mengulang kembali penjelasan bidan dan bersedia
melakukan anjuran bidan
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga agar terjalin hubungan yang baik antar
ibu dengan petugas kesehatan
R/ Hubungan yang baik antar ibu dan petugas kesehatan dapat menimbulkan rasa
saling percaya sehingga dapat memberikan asuhan yang benar
2. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
R/ Mengidentifikasi tanda-tanda patologi yang muncul sehingga cepat dalam
melakukan tindakan segera
3. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan tentang kondisi tubuhnya
R/ Hasil pemeriksaan ibu dilakukan agar ibu mengetahui tentang kondisi tubuhnya
4. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering
R/ kebutuhan nutrisi ibu sangat di perlukan dengan ibu mengonsumsi makanan dalam
jumlah sedikit tetapi frekuensi yang sering

5. Anjurkan kepada ibu untuk mengatur pola istirahat

R/ Istirahat yang cukup dan teratur dapat meningkatkan metabolik dalam tubuh dan
dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak cepat lelah
6. Anjurkan keluarga untuk selalu menjaga keamanan dan kenyamanan ibu
R/ Menjaga kondisi lingkungan ibu ketika istirahat akan membantu ibu untuk cepat pulih
dari kondisinya

7. Anjurkan kepada keluarga untuk selalu menemani ibu

R/ Dukungan keluarga sangat diperlukan ibu agar ibu mendapat support psikologis dari
lingkungan sekitar
8. Anjurkan pada ibu untuk selalu menjaga personal hygine

R/ Kuman dapat menyebar disetiap tempat. Maka dengan personal hygine yang benar
ibu dapat terhindar dari infeksi
9. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat ranitidin untuk mengurangi asam
lambung, paracetamol untuk penurun demam, ondansentrom untuk megurangi mual dan
muntah, infus D5% drip neurobion, injeksi ondansentron 1 ampul/ IV, injeksi ranitidin 1
ampul/ IV dan antasida 5 gram
R/ Pemberian obat pada pasien sesuai dengan kebutuhan pasien sesuai dengan advise
dokter akan mempercepat masa pulih ibu dari kondisinya sekarang

10. Berikan konseling dan dukungan psikologi pada ibu


R/ Konseling dan dukungan psikologi yang baik dapat membantu ibu untuk tidak
terlalu cemas dan bisa menerima keadaan ibu
11. Dokumentasi hasil pemeriksaan pada buku register dan status pasien
R/ Sebagai bahan evaluasi dan tanggung jawab dalam pelayanan selanjutnya

K : Ibu memahami informasi yang telah dijelaskan oleh bidan dan dapat mengulangi
penjelasan informasi tersebut

A : Ibu merasa khawatir dengan mual muntah, lemah , pusing, penurunan berat badan
yang berlebihan tetapi setelah mendengarkan arahan dari bidan ibu berharap dapat
mengatasi mual muntahnya

P : Bidan berharap ibu bisa mengatasi mual muntah, lemah, pusing, penurunan berat
badan yang dialami dengan menerapkan pola makan yang teratur dan aktivitas yang tidak
berlebihan

P : Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan tindakan di rumah sakit, diharapkan mual
muntah, lemah ,pusing, penurunan berat badan yang dialami oleh pasien dapat berkurang
atau mereda

3.6 IMPLEMENTASI

Tanggal : 05-07-2023
Jam : 16:30 WIB

1. Membina Hubungan yang baik dengan pasien dan keluarga dengan melakukan
pendekatan pada ibu sebelum melakukan tindakan agar timbul rasa saling percaya
antara ibu dan petugas kesehatan sehingga dapat memberikan asuhan dengan lancar
R/ Ibu dan keluarga merasa nyaman dan kooperatif
2. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

R/ Keadaan umum : lemas, kesadaran : composmetis.


TTV : TD :100/60 mmHg, suhu : 39 oc, RR : 22X/m, Nadi : 88x/m.
3. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan tentang kondisi tubuhnya bahwa
sekarang ibu sedang mengalami hiperemesis gravidarum yang ditandai dengan
frekuensi mual muntah yang berlebihan lebih dari 5x sehari dan mengganggu
aktivitas sehari-hari.

R/ Ibu menerima penjelasan dari bidan

4. Menganjurkan ibu makan sedikit tapi sering yaitu makan dalam jumlah sedikit tetapi
diberikan secara bertahap sering, seperti bangun pagi terlebih dahulu makan roti,
tidak boleh makan makanan yang berminyak, yang pedas karena makanan tersebut
dapat merangsang mual dan muntah.
R/ ibu dapat menerima anjuran yang diberikan dan bersedia melakukan
5. Menganjurkan pada ibu untuk mengatur pola istirahat, istirahat siang 1-2 jam dan
malam 7-8 jam dan tidak memikirkan hal yang tidak penting
R/ Ibu menerima anjuran yang disampaikan untuk istirahat yang cukup
dan teratur yaitu siang 1-2 jam, 7-8 jam
6. Menganjurkan keluarga untuk selalu menjaga keamanan dan kenyamanan dengan
cara batasi pengunjung karena jika banyak pengunjung maka dapat menganggu
kenyamanan ibu
R/ keluarga dapat menerima anjuran yang diberikan dan mau menjaga keamanan
pasien
7. Menganjurkan keluarga selalu menemani ibu, seperti saat ibu membutuhkan bantuan
maka keluarga selalu siap berada disampingnya
R/ keluarga menerima anjuran yang diberikan

8. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygine seperti, setelah buang air kecil
harus cebok dengan air bersih yang arahnya dari depan ke belakang, membersihkan diri
dengan mandi, ganti pakaian luar, dan ganti pakaian dalam.
R/ Ibu menerima anjuran yang diberikan untuk menjaga personal hygine
9. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat ranitidin untuk mengurangi
jumlah asam lambung, paracetamol untuk penurun demam, ondansentrom untuk
megurangi mual dan muntah, infus D5% drip neurobion, injeksi ondansentron 1 ampul/
IV, injeksi ranitidin 1 ampul/ IV dan antasida 5 gram.
R/ Ibu memahami dan bersedia diberikan terapi obat
10. Memberikan konseling dan dukungan psikologi pada ibu seperti, memberi semangat
pada ibu dan memberi keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala fisiologis
pada kehamilan muda dan akan hilang pada kehamilan 4 bulan.
R/ Ibu menerima konseling dan dukungan psikologi pada ibu
11. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada buku register dan status pasien

R/ Hasil pemeriksaan telah didokumentasikan pada buku register dan status pasien

3.7 EVALUASI
Tanggal : 05-07-2023
Jam : 16 : 35 WIB
S : Ibu mengerti penjelasan dari bidan dan bersedia melakukan anjuran yang sudah
dianjurkan oleh bidan

O : Ibu dapat menjelaskan kembali apa yang sudah dijelaskan oleh bidan
A : Ny “K” GIP0000 usia kehamilan 10 minggu dengan Hiperemesis gravidarum

P :

- Observasi TTV ibu Setelah 2 jam tindakan


- Menganjurkan ibu untuk istirahat dan tidur
- Mendokumentasi hasil pemeriksaan pada buku register dan status pasien
Tanggal / Jam Catatan Perkembangan

06 Juli 2023/ pukul S: Ibu mengatakan tidak mual dan tidak muntah sudah berkurang
06.00 wib
O: keadaan umum: lemah, TTV: suhu 37 0c, nadi 84x/m, RR

20x/m, TD 110/70 mmHg, mual (+), muntah(+),

, menguasai bibir kering ,mata agak cekung, terpasang infus

D5% drip Neurobion satu ampul 20 tetes per menit.

A: G1P0000 UK 10 minggu dengan hipermesis gravidarum

P:

1. Mengobservasi tanda- tanda vital.


2. Menlanjutkan intervensi

- Memberikan injeksi ondansentron dan ranitidin 1 ampul/

IV, obat sudah diberikan dan tidak ada reaksi alergi.

- Memantau cairan infus ,infus D5%, + drip Neurobion jalan

lancar.

- Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebutuhan

persona hygine ibu dengan cara setelah buang air kecil

harus cebo yang arahnya dari depan kebelakang,

membersikan diri dengan cara membantu ibu mandi,

mengganti pakaian .
bertambahnya usia kehamilan.

07 juli 2023 / pukul S : Ibu mengatakan tidak mual dan tidak muntah lagi.
06.00 wib
O: keadaan umum: baik , TTV: suhu 36,6 0c, nadi 82x/m, RR

22x/m, TD 120/80 mmHg, mual (- ), muntah(-)

A: G1P0000 UK 10 minggu dengan hipermesis gravidarum

P:

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan

keluarga bahwa keadaan ibu telah membaik.

2. Melanjutkan intervensi berdasarkan advise dokter

terbaru

- Mengikuti visit dokter Ina SPOG: aff infus, trapi per

oral ondansentron 3x1, ranitidin 2x1, dan antasida 3x1.

3. Melakukan tindakan aff infus, infus sudah di aff.

4. menganjurkan ibu untuk kontrol ulang tiga hari kemudian, ibu

bersedia.

5. Menganjurkan bu untuk minum obat secara teratur, ibu

brersedia.

6. Memfasilitasi ibu pulang, ibu pulang jam 15.00 wib


BAB IV

PEMBAHASAN

Penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. K G1P0000 Dengan Hiperemesis


Gravidarum di UGD Rumah Sakit Rumah Sakit Permata Bunda Babat. Adapun beberapa hal
yang penulis uraikan pada pembahasan ini dimana penulis akan membahas kesenjangan
antara teori dengan hasil tinjauan kasus pada pelaksanaan kebidanan yang diberikan pada Ny.
K G1P0000 Dengan Hiperemesis Gravidarum dan akan membahas berdasarkan tahap proses
kebidanan sebagai berikut :.

4.1 Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal yang diperlukan untuk mengevaluasi klien secara
lengkap. Pada langkah ini bidan mengumpulkan informasi lengkap dan akurat dari beberapa
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien dengan cara wawancara, dan melakukan
pemeriksaan dengan pasien dan dari catatan atau dokumentasi untuk dapat memperoleh
data.Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, penulis memperoleh data subjektif dengan cara
melakukan wawancara kepada pasien dengan menggunakan format asuhan kebidanan dalam
membantu melakukan pengkajian. Data subjektif yang diperoleh oleh penulis yakni ibu
mengatakan saat ini berusia 20 tahun, tidak ada riwayat penyakit yang diderita, dan keluarga
tidak memiliki riwayat penyakit, HPHT ibu pada tanggal 23-04-2023, ibu mengatakan sering
mual muntah setiap makan dan minum sejak ± 4 hari yang lalu , mual, pusing, lemas dan
tidak nafsu makan.

Sedangkan untuk memperoleh data objektif penulis melakukan pemeriksaan fisik


kepada pasien dan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada ibu dalam batas normal
yakni: Keadaan Umum : Baik, Kesadaran: Compos Mentis. Tanda - tanda vital : Tekanan
darah 100/60 mmHg, Nadi 88 kali/menit, Suhu 39°C, Pernapasan 22 kali/menit, Berat badan
sebelum hamil 60 kg, berat badan selama hamil 59 kg, Tinggi badan 158 cm, Lila 25 cm.
Wajah terlihat pucat, mukosa bibir kering, mulut berbau, areola mammae terlihat ada
hyperpigmentasi, tangan kanan terpasang infus D5% 20 tpm, palpasi abdomen tidak ada
massa dan nyeri tekan, belum terasa perabaan. Dalam pemeriksaan penunjang dilakukan
pemeriksaan protein reduksi : (++), keton (-), golongan darah (O), dan pemeriksaan khusus
PST : (+)

45
Pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek karena dalam teori
ditegakan untuk memperoleh data objektif tidak hanya dilakukan pemeriksaan fisik, namun
harus terdapat pemeriksaan penunjang dan dalam praktek sudah dilakukan sesuai dengan
teori.

4.2 Intepretasi data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan
interpretasi data yang dikumpulkan. Diagnosa yang dapat ditegakkan adalah Ny. K umur 20
tahun G1P0000 usia kehamilan 10 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum. Masalah ibu
hamil yang mengalami kasus Hiperemesis Gravidarum kemungkinan akan mengalami gejala
umum kehamilan biasa seperti mual muntah berlebihan, lemas, pusing, ekstremitas pucat, dan
penurunan berat badan. Berdasarkan hasil pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan pada
Ny. K ditemukan masalah bahwa ibu mengalami mual muntah berlebihan yang mengganggu
aktivitas sehari hari, lemas, pusing dan penurunan berat badan. Dan saat dilakukan
pemeriksaan fisik di dapatkan hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal dimana tekanan
darah ibu 110/70 mmHg, Nadi 80 kali/menit, Suhu 36°C, Pernapasan 19 kali/menit, Berat
badan ibu sebelum hamil: 60 kg, dan setelah hamil mengalami penurunan menjadi 59kg,
Tinggi badan 158 cm, Lila 25 cm. Kebutuhan pasien dalam kasus Hiperemesis Gravidarum
adalah informasikan tentang keadaan yang dialami ibu dan beri dukungan psikologis,
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian penanganan advis  therapy dan memantau tanda-
tanda vital serta tanda gejala Hiperemesis Gravidarum tingkat I, II dan III.

4.3 Diagnosa / Masalah Potensial

Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial,
tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan
tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak terjadi. Pada ibu hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum diagnosa potensial yang dapat terjadi adalah Dehidrasi. Tindakan
antisipasi dilakukan bidan dengan melakukan observasi pada keadaan umum pasien,
pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan, observasi mual muntah yang berlebihan,
penurunan berat badan, dan turgor kulit. Pada kasus ini tidak ditemukan masalah potensial
yang terjadi pada ibu setelah dilakukannya tindakan pemberian terapi obat dan cairan
parenteral karena keadaan ibu dalam batas normal, ibu mengatakan tidak merasa ada
perasaan yang tidak nyaman setelah tindakan pemberian terapi obat dan cairan parenteral.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktik.

46
4.4 Tindakan Segera

Langkah ke empat merupakan mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan


atau dokter sesuai dengan kondisi klien. Kondisi pasien dievaluasi bidan, bertujuan
membantu menentukan konsultasi atau kolaborasi dilakukanesuai dengan kebutuhan dari
pasien. Pada kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum diperlukan tindakankolaborasi
dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi untuk memperoleh terapi obat ranitidin untuk
mengurangi jumlah asam lambung, ondansentrom untuk mengobati mual dan muntah RL
infus D5% drip neurobion, injeksi ondansentron 1 ampul/ IV, injeksi ranitidin 1 ampul/ IV
dan antasida 5 gram. Pada kasus Ny. K ini juga dilakukan tindakan sedemikian rupa sesuai
dengan standar yang berlaku, pasien telah terpasang infus RL pada tangan kanan. Dalam hal
ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik karena telah dilakukan
tindakan kolaborasi dengan dokter spesialis sesuai teori.

4.5 Perencanaan Tindakan

Menurut Varney, 2010 pada langkah ini direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Bertujuan setiap tindakan tersusun sistematis dan efisien,
tidak terjadi kesalahan (Tresnawati, 2013) meliputi:

1. Persiapan tindakan terminasi

a. Persiapan pasien: Bidan telah melakukan pemeriksaan umum dan pemasangan infuse
di tangan kanan ibu atas anjuran dokter. Disini tidak terdapat kesenjangan teori dan
praktek dimana dalam teori dan praktek telah dilakukan dengan sesuai
b. Persiapan alat: Dalam hal ini bidan telah melakukan persiapan alat sesuai dengan teori,
sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek. Persiapan
alat pelindung diri (APD) penolong: Dalam hal ini bidan telah melakukan persiapan
alat sesuai dengan teori, sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan antara teori
dan praktek.
c. Persiapan obat yang akan di gunakan untuk tindakan terapi : Therapy yang diberikan
kepada pasien Ny. K pada perawatan adalah: terapi obat ranitidin untuk mengurangi
jumlah asam lambung, ondansentrom untuk mengobati mual dan muntah RL infus
D5% drip neurobion, injeksi ondansentron 1 ampul/ IV, injeksi ranitidin 1 ampul/ IV
dan antasida 5 gram. Dalam tahap ini tidak ditemukan adanya kesenjangan teori dan
praktek karena tidak ada perbedaan dalam pemberian therapy.

47
4.6 Implementasi

Dalam kasus ini pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang
telah dilakukan oleh bidan dan dokter. Dan tindakan pemberian terapi obat dilakukan sesuai
dengan prosedur tindakan yang bersih, aman dan mengetahui kondisi pasien sejak awal
merupakan langkah awal penanganan dalam Hiperemesis Gravidarum. Kemudian melakukan
pemantauan observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum setelah pemberian therapy dan
pemberian resep pulang. Sehingga dalam tahap ini tidak ditemukan adanya kesenjangan
antara teori dan praktek.

Evaluasi

Hasil evaluasi dari Ny. K yaitu hasil pengeluaran telah ditunjukkan kepada ibu dan ibu
mengatakan sudah masih sedikit merasa mual dan muntah setelah dilakukan tindakan
pemberian terapi. Sehingga dalam tahap ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan praktek.

Ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum harus mendapatkan dukungan fisiologis


maupun psikologis dari lingkungan terdekat terutama suami dan pendidikan kesehatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan (bidan) untuk mencegah dan mengobati mual muntah yang
berlebihan. Pendidikan kesehatan yang seharusnya diperoleh oleh ibu dengan mual muntah
berlebihan yaitu tentang cara pencegahan terjadinya mual muntah seperti makan sehari hari
dengan porsi lebih sedikit tetapi lebih sering, waktu bangun tidur dipagi hari jangan segera
beranjak dari tempat tidur tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh
hangat terlebih dahulu, kebiasaan makan makanan yang berminyak dan berlemak hendaknya
dihindari, serta menghindari makanan yang mengandung gula berlebihan. Yang Perlu ibu
ketahui bahwa mual muntah termasuk tanda gejala kehamilan yang fisiologis atau normal
namun jika mual muntah tersebut tidak mengganggu aktivitas sehari hari ibu, jika mual
muntah tersebut telah mengganggu maka perlu adanya pemeriksaan ke bidan untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut atau dilakukannya rujukan ke instansi yang lebih
unggul untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

48
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis membahas asuhan kebidanan ibu hamil dengan Hiperemesis


Gravidarum pada Ny. K di UGD Rumah Sakit Permata Bunda. Maka penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengkajian terhadap Ny. K di UGD Rumah Sakit Permata Bunda Babat berdasarkan
data subjektif dan data objektif yang didapat. Dimana data subjektif yaitu : Ny. K
mengeluh mual muntah , lemah, pusing dan penurunan berat badan. Dan data objektif dari
Ny. K yakni hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal dimana tekanan
darah 100/60 mmHg, nadi 88 kali/menit, suhu 39ºC dan pernapasan 22 kali/menit.
2. Hasil interpretasi data dilakukan dengan menentukan diagnosa kebidanan ibu hamil
terhadap Ny. K yaitu Hiperemesis Gravidarum / kehamilan dengan mual muntah
berlebihan sehingga mengganggu aktivitas sehari hari didapat dari data subjektif dan
objektif dari hasil pengkajian.
3. Hasil pengkajian yang dilakukan menemukan diagnosa potensial dalam asuhan kebidanan
pada ibu hamil Ny. K di UGD Rumah Sakit Permata Bunda Babat yaitu Hiperemesis
Gravidarum tingkat III (Berat)
4. Melakukan tindakan segera dalam asuhan kebidanan terhadap Ny. K di UGD Rumah
sakit permata bunda yaitu melakukan tindakan kolaborasi pemberian terapi terapi obat
ranitidin untuk mengurangi jumlah asam lambung, paracetamol untuk penurun demam,
ondansentrom untuk megurangi mual dan muntah, infus D5% drip neurobion, injeksi
ondansentron 1 ampul/ IV, injeksi ranitidin 1 ampul/ IV dan antasida 5 gram.
5. Rencana tindakan yang telah diberikan pada Ny. K dengan Hiperemis Gravidarum yaitu
melakukan tindakan pemasangan infus di tangan kanan ibu, memantau tanda – tanda vital
ibu dan pemberian terapi obat ranitidin untuk mengurangi jumlah asam lambung,
paracetamol untuk penurun demam, ondansentrom untuk megurangi mual dan muntah,
infus D5% drip neurobion, injeksi ondansentron 1 ampul/ IV, injeksi ranitidin 1 ampul/
IV dan antasida 5 gram.
6. Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan asuhan sesuai dengan yang telah
direncanakan dalam memberikan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. K dengan

49
Hiperemesis Gravidarum sehingga ibu telah dilakukan tindakan pemasangan infus, dan
pemberian terapi obat untuk mengatasi masalah pada kehamilan Hiperemesis Gravidarum
7. Penulis telah mengevaluasi asuhan kebidanan ibu hamil terhadap Ny. K bahwa hasil
pengeluaran telah ditunjukkan kepada ibu dan dilakukan pemantauan post pemberian
terapi obat ranitidin untuk mengurangi jumlah asam lambung, paracetamol untuk penurun
demam, ondansentrom untuk megurangi mual dan muntah, infus D5% drip neurobion,
injeksi ondansentron 1 ampul/ IV, injeksi ranitidin 1 ampul/ IV dan antasida 5 gram,
tanda–tanda vital ibu dalam batas normal, ibu sudah tidak merasa mual muntah, pusing,
lemas, dan berat badan beranjak naik setelah dilakukan pemberian terapi obat.
Hiperemesis Gravidarum merupakan mual muntah yang berlebihan dialami oleh ibu
hamil pada trimester pertama selama kehamilan. Keluhan mual muntah yang terlalu hebat
mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari hari ibu. Akibat dari mual muntah yang
berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan kehilangan berat badan yang dapat
mempengaruhi kehamilan sehingga perlunya pendidikan untuk pencegahan yang dapat
dilakukan secara mandiri oleh ibu dan keluarga serta penanganan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan

5.2 Saran

1. Bagi Mahasiswa
Dapat menerapkan asuhan kebidanan secara berkesinambungan dengan
mengutamakan keselamatan ibu.
2. Bagi klien
Mengikuti saran dari tenaga kesehatan untuk mengurangi angka kesakitan dan
kematian.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Menyediakan referensi yang lebih banyak lagi tentang asuhan kebidanan dengan
kasus hyperemesis gravidarum

50
DAFTAR PUSTAKA

Amiliano, S. (2018). Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender (Lavandula angustifolia)


terhadap Penurunan Mual dan Muntah Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas
Dangung-Dangung Kabupaten Lima Puluh Kota. JOM FKp, 7 No. 1, 7–13.

Atiqoh, Rasida Ning. (2020). Kupas Tuntas Hiperemesis Gravidarum (Mual Muntah
Berlebih Dalam Kehamilan). Jakarta: One Peach Media.

Fatimah, & Nuryaningsih. (2017). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Fakultas


Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Pebrianthy, L., & Dewi, S. S. S. (2020). Pendidikan Kesehatan Tentang Terapi


Komplementer Untuk Mengatasi Mual Muntah pada Ibu Hamil di Desa Labuhan
Labo Tahun 2019. Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA), 2(1), 32-36.

Runiari Nengah. 2020. Asuhan Kebidanan Pada Klien Dengan Hiperemesis Gravidarum.
Jakarta : Selemba Medika

Varney Helen Ddk. (2007), Asuhan Kebidanan , Jakrta.ECG

51

Anda mungkin juga menyukai