PEMBIMBING AKADEMIK :
Dian Nurafifah,SST,M.Kes
DISUSUN OLEH :
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................................4
1.4 Manfaat.......................................................................................................................................5
1.5 Metode Pembahasan...................................................................................................................5
1.6 Ruang Lingkup..............................................................................................................................5
1.7 Sistematika Penulisan..................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................................7
2.1 Konsep Dasar Kehamilan.............................................................................................................7
2.2 Konsep dasar Hiperemesis Gravidarum.....................................................................................14
2.3 Manajemen Asuhan Kebidanan.................................................................................................18
BAB III..................................................................................................................................................28
TINJAUAN KASUS.................................................................................................................................28
BAB IV..................................................................................................................................................42
PEMBAHASAN......................................................................................................................................42
BAB V...................................................................................................................................................46
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................48
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sehingga menggangu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umumnya menjadi buruk, karena
terjadi dehidrasi. Biasanya terjadi pada kehamilan trimester I. Gejala tersebut kurang
lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang
lebih 10 minggu (Atiqoh, 2020). Hiperemesis gravidarum didefenisikan sebagai vomitus
yang berlebihan atau tidak dikendalikan selama masa hamil, yang menyebabkan
dehidrasi, ketidak seimbangan elektrolit, atau dehidrasi nutrisi dan kehilangan berat
badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus
hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil akan
menjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan sendiriaan (self-
limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat. Kondisi sering terjadi diantara wanita
primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.
World Health Organization (WHO), pada tahun 2007 menyebutkan bahwa
jumlah kejadian hiperemesis gravidarum mencapai 12.5% dari seluruh kehamilan
di dunia. Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013,
jumlah wanita yang mengalami kehamilan ialah 5.212.568 orang, dan ibu hamil
yang mengalami kejadian hiperemesis gravidarum mencapai 14.8% ( WHO, 2007)
Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan hiperemesis gravidarun adalah sering terjadi
pada primigravida, mola hidatidosa, faktor organik karena masuknya vili khoriales dalam
sirkulasi maternatal dan perubahan metabolik, faktor psikologi karena, keretakan rumah
tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan serta takut
memikul tanggung jawab ( Atiqoh, 2020)
Hiperemesis yang terjadi pada ibu hamil akan berdampak pada janin seperti ibu
kekurangan nutrisi, dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan dapat pula
mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan mukosa pada hubungan
gastroesofagi yang menyebabkan pendarahan ruptur esophagus, kerusakan hepar dan
ginjal. Ini akan terpengaruh atau tidak pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena
nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang dapa
mengakibatkan peredaran darah ke janin berkurang. Sedangkan pada bayi, jika
hiperemesis ini terjadi hanya di awal kehamilan maka tidak berdampak terlalu serius, tapi
jika sepanjang kehamilan ibu menderita hiperemesis gravidarum maka kemungkinan
bayinya akan mengalami BBLR, Intra Uterine Growth Retardation (IUGR). Prematur
hingga abortus (Amiliano, 2018).
Penanganan hiperemesis dapat dilakukan melalui beberapa cara di antaranya dengan
pemeriksaan ANC yang teratur, persiapan kehamilan, memerikan penjelasan tentang
kehamilan normal dan persalinan yang merupakan suatu proses yang fisiologik.
Menganjurkan perubahan pada makanan sehari-hari dengan makan dalam jumlah kecil
tapi sering, waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur tetapi dianjurkan
untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat ( Amiliano, 2018)
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam menerapkan
ilmu yang pernah diterima selama di perkuliahan serta sebagai bahan masukkan bagi
mahasiswa dalam menangani Hiperemesis gravidarum.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi masukkan dalam mengembangkan pelayanan
kesehatan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester 1 dengan Hiperemesis
gravidarum.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada masalah Hiperemesis gravidarum, khususnya bagi
Jurusan Kebidanan.
c. Masyarakat
Penelitian ini dapat menjadi informasi bagi masyarakat terutama ibu hamil dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya asuhan kebidanan dengan masalah
Hiperemesis gravidarum.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Pengertian kehamilan
Definisi dari masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Fatimah & Nuryaningsih, 2017). Kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
bulan menurut kalender internasional.
Masa kehamilan dimulai dari bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau di luar
Rahim dan berakhir sampai lahirnya janin, lamanya 280 hari (40 minggu atau 9
bulan).
2.1.2 Diagnosis kehamilan
Tanda – tanda kehamilan ada 3 sebagai berikut :
1. Tanda presumtif (Tanda tidak pasti )
a. Amernorhoe (tidak dapat haid)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graf dan
ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi (Amiliano, 2018). Terkadang amernhoe
disebabkan oleh hal lain seperti , TBC, typus, anemia, dan perubahan lingkungan.
Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, amenorhoe menandakan
kemungkinan kehamilan.Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi.Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya
dapat ditentukan tuanya kehamilan dan tafsiran tanggal persalinan dengan
memakai rumus dari naegle.
b. Mual Muntah ( Nausea dan Emesis)
Mual terjadi umumnya pada bulan pertama kehamilan sampai akhir triwulan
pertama kadang kadang disertai dengan muntah. Pengaruh esterogen dan
progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan
mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari tetapi tidak selalu disebut
dengan morning sickness. Dalam batas tertentu keadaan tersebut masih disebut
fisiologis. Namun jika terlalu sering dan dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan dan aktivitas disebut dengan Hiperemesis Gravidarum ( Amiliano,
2018)
c. Sering miksi
Terjadi karena dorongan Rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi. Terjadi pada bulan- bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar . namun pada triwulan kedua
umunya hilang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Dan
pada akhir trimester bisa kembali lagi karena janin sudah masuk ke rongga
panggul dan menekan kembali kandung kemih (Amiliano, 2018)
d. Konstipasi dan obstipasi
Disebebkan karena pengaruh progesteron dapah menghambat peristaltic usus
(tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB (Amiliano, 2018). Terjadi
pada awal kehamilan sampai trimester kedua.
e. Anoreksia ( tidak ada nafsu makan )
Terjadi pada trimester pertama dan setelah itu nafsu makan akan kembali lagi
pada trimester kedua. Namun pola makan harus diperhatikan agar tidak terjadi
kenaikan berat badan berlebihan pada saat kehamilan sehingga menyebabkan
penyakit tertentu seperti , DMG ( Diabetes melitus Gestasional)
f. Ngidam (menginginkan makanan tertentu )
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam (Atiqoh, 2020).
g. Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan pingsan (Amiliano, 2018).
h. Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolisme pada kehamilan (Amiliano, 2018).
i. Payudara tegang
Payudara tegang disebakan oleh esterogen meningkatkan perkembangan
system duktus pada payudara, sedangkan progesteron menstimulasi
perkembangan sistem alveolar payudara (Amiliano, 2018).
j. Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat
pengaruh hormone kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan
kulit (Amiliano, 2018).
k. Epulis
Hipertropi papila ginggivae/gusi, sering terjadi pada triwulan pertama
(Amiliano, 2018)
l. Varises
Pengaruh esterogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh darah
terutama bagi wanita yang mempunyai bakat (Amiliano, 2018).
2. Tanda kemungkinan hamil
a. Tanda hegar
Pada Kehamilan konsistensi Rahim akan berubah menjadi lunak. Terutama
pada ismus. Perlukaan pada daerah isthmus uteri, sehingga daerah tersebut
pada penekanan mempunyai kesan tipis dan uterus mudah difleksikan. Tanda
ini terlihat pada minggu ke-6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
Sehingga kalau kita letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan satunya
pada dinding perut di atas diatas simpisis maka ismus tidak teraba seolah- olah
korpus uteri sama sekali terpisah dari uterus. (Amiliano, 2018).
b. Tanda Chadwick
Perubahan warna keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga
portio dan serviks (Amiliano, 2018).
c. Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu (Amiliano, 2018).
d. Goodell Sign
Pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung,
sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir (Amiliano, 2018).
e. Teraba ballottement
Ketukan yang mendadak pada uterus mnyebabkan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa (Amiliano, 2018).
f. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya hormone chorionic
gonadotropin (HCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel selama
kehamilan (Amiliano, 2018).
3. Tanda Pasti kehamilan
a. Terasa gerakan janin
Gerakan janin dapat dirasakan ibu primigravida pada umur kehamilan 18
minggu, sedangkan ibu multigravida pada usia kehamilan 16 minggu karena
ibu telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu. (Amiliano, 2018).
b. Teraba bagian- bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan
kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester
terakhir). Bagian janin dapat di lihat dengan sempurna dengan menggunakan
USG (Amiliano, 2018).
c. Terdeteksi denyut jantung janin
Dapat diketahui dengan fetal electrocardiograph (pada kehamilan 12 minggu),
dengan Doppler (kehamilan 12 minggu), dan stetoskop leanec (kehamilan 18-
20 minggu) (Amiliano, 2018).
2.1.3 Periode Kehamilan
Menurut Pebrianthy (2020), Kehamilan dibagi menjadi tiga periode yaitu sebagai
berikut:
1) Trimester I, dimulai dari konsepsi hingga kehamilan 12 minggu
2) Trimester II, dimulai dari 13 minggu sampai 28 minggu
3) Trimester III, dimulai dari 29 minggu sampai 42 minggu
2.1.4 Perubahan fisiologis kehamilan trimester I
1) Saluran pencernaan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan enek (nausea) akibat
kadar hormon estrogen yang meningkat dan peningkatan HCG dalam darah.
Tonus otot-otot traktus digestius menurun, sehingga motilitas seluruh traktus
ini juga berkurang. Makanan lebih lama berada dalam lambung dan apa yang
telah dicerna lebih lama berada pada usus-usus. Hal ini baik reabsorbsi, akan
tetapi menimbulkan juga obstipasi, yang memang merupakan salah satu
keluhan utama wanita hamil ( Pebrianthy, 2020)
2) Rahim ( Uterus)
Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar (sebesar telur bebek), kemudian
pada kehamilan 12 minggu akan menjadi sebesar telur angsa (Pebrianthy,
2020)
3) Serviks
Serviks menjadi lebih lunak dan warnanya lebih biru karena terjadi
peningkatan vaskularisasi ke serviks selama kehamilan (Pebrianthy, 2020).
4) Vagina dan vulva
Pada permulaan kehamilan, vagina dan vulva memiliki warna merah yang
hamper biru (normalnya, warna bagian ini pada wanita yang tidak hamil
adalah merah muda). Warna kebiruan ini disebabkan oleh dilatasi vena yang
terjadi akibat kerja hormon progesteron (Pebrianthy, 2020)
5) Mammae
Jaringan glandular dari payudara membesar dan puting menjadi lebih efektif
walaupun perubahan payudara dalam bentuk yang membesar terjadi pada
waktu menjelang persalinan. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan suplai
darah di bawah pengaruh aktivitas hormon. Estrogen menyebabkan
penyimpanan lemak. Progesteron menyebabkan tumbuhnya lobus, alveoli
lebih tervaskularisasi dan mampu bersekresi.
6) Sistem endokrin
Selama minggu-minggu pertama kehamilan, korpus luteum dalam ovarium
menghasilkan estrogen dan progesteron. Sel-sel trofoblast menghasilkan
hormone korionik gonadotropin yang akan mempertahankan korpus luteum
sampai plasenta berkembang penuh dan mengambil alih produksi estrogen dan
progesteron dari korpus luteum (Pebrianthy, 2020).
7) Traktus Urinarius
Ginjal seorang wanita hamil bertambah besar. Kecepatan filtrasi glomerulus
dan aliran plasma ginjal bertambah pada awal kehamilan. Akibat perubahan
ini, pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kencing tertekan oleh
uterus yang mulai membesar sehingga timbul rasa sering kencing. Keadaan ini
hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga
panggul (Pebrianthy, 2020).
8) Saluran Pernafasan
Wanita hamil bernapas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih
banyak oksigen untuk
2.1.5 Perubahan psikologis Trimester I
Menurut Pebrianthy dkk, (2020) perubahan psikologi kehamilan trimester 1, yaitu:
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya
b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan ibu
berharap dirinya tidak hamil
c. Ibu selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan hanya
sekedar untuk meyakinkan dirinya
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan
seksama
e. Ketidakstabilan emosi dan suasana hati
2.1.6 Tanda Bahaya kehamilan Trimester I
Menurut Atiqoh, (2020) tanda bahaya kehamilan trimester 1, yaitu:
1. Perdarahan vagina
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal, yaitu merah, perdarahan
banyak atau perdarahan dengan nyeri (abortus, kehamilan ektropik, mola
hidatidosa).
2. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukan masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang
menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang, dengan sakit
kepala yang hebat. tersebut ibu menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur
atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala
preeklamsi.
3. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini biasa
berarti apenditis, kehamilan ektropik, abortus, penyakit radang panggul,
persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, abrupsi plasenta, infeksi
saluran kemih dan infeksi lain.
4. Bengkak pada muka atau tangan
Bengkak biasa menunjukan adanyan masalah serius jika muncul pada muka dan
tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang
lain.
5. Sistem kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta.
Uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula, mammae,
dan alat-alat lainnya yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan.
2.1.7 Ketidaknyamanan kehamilan trimester I
1. Mual dan muntah
Rasa mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan dapat diakibatkan oleh
peningkatan hormon HCG dan estrogen atau progesteron, relaksasi otot-otot
halus, perubahan metabolisme dan keletihan (Atiqoh, 2020).
2. Nokturia (Frekuensi Berkemih Meningkat)
Timbulnya nolturia pada ibu disebabkan oleh tekanan uterus atau kandung kemih
(Atiqoh, 2020).
3. Hipersalivasi
Hipersalivasi disebabkan oleh peningkatan keasaman di dalam mulut atau
peningkatan asupan zat pati, yang menstimulasi kelenjar mengalami sekresi
berlebihan. Pada wanita yang mengalami ptyalism biasanya juga mengalami mual
(Pebrianthy, 2020).
4. Pusing
Pusing biasanya terjadi pada awal kehamilan, karena pengaruh hormon
progesterone yang memicu dinding pembuluh darah melebar, sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan darah dan membuat ibu merasa
pusing (Pebrianthy, 2020).
2.1.8 Komplikasi kehamilan trimester I
1. Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan adanya kadar hemoglobin (Hb) didalam darah
di bawah lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur
dan jenis kelamin. Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu hamil dengan kadar
Hb di bawah 11gr% pada trimester 1 ( Pebrianthy, 2020)
2. Abortus
Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan
dengan berat badan dari 1.000 gram atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu.
Macam-macam abortus :
a. Abortus Imminens
Ditemukan perdarahan pada kehamilan muda, tapi pada tes kehamilan masih
menunjukkan hasil yang positif. Jika setelah beberapa minggu ternyata
perdarahan masih menunjukkan hasil yang negatif, maka harus dilakukan
kuretase karena hal tersebut menandakan abortus sudah terjadi.
b. Abortus Insipiens
Ditemukan adanya perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan
membukanya ostium uteri dan terabanya selaput ketuban
c. Abortus Inkomplite
Jika terjadi perdarahan pervaginam disertai dengan pengeluaran janin tanpa
pengeluaran desidua atau plasenta.
d. Abortus Komplite
Perdarahan pervaginam disertai dengan pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
desidua) sehingga rahim dalam keadaan kosong.
3. KET ( Kehamilan ektopik terganggu)
Kehamilan ektropik adalah kehamilan yang terjadi bila sel telur dibuahi
berimplementasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri.
4. Mola hidatidosa
Mola Hidatidosa adalah chorionic vili (jonjotan/gantungan) yang tumbuh
berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan
sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan ( Pebrianthy, 2020)
5. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa kehamilan
dan terjadi lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat
menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan
elektrolit, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin
dalam kandungan
2. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
- Keadaan umum : tindakan mengamati saat pertama kali bertemu dengan
pasien, dilanjutkan pada saat mengukur tanda tanda vital. Selama pemeriksaan
lihat cara mobilisasi pasien , sikap terpaksa karena nyeri, apatis/ gelisah
- Kesadaran :
- Pengukuran TTV
TD :
sistolik : 120-140 mmHg
diastolic : 60-90 mmHg
Nadi : 60-100 x/menit
Suhu : 36,5oC- 37,5oC ( Varney, 2007)
RR : 16-24 x/menit
- Reflek patella
- Periksa odema
- Periksa anemia, cyanosis, icterus, dyspnea
- Keadaan jantung, paru, hepar
2) Pemeriksaan fisik
( Varney, 2007)
Penulisan criteria hasil mencakup semua respon manusia, menurut (Varney, 2007)
meliputi:
a. Kognitif (pengetahuan)
c. Psikomotor
d. Perubahan fungsi tubuh (Keadaan umum dan fungsi tubuh serta gejala).
B. Afektif (A)
Kriteria hasil bisa ditulis dalam bentuk status emosional klien, outcomes
tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon klien dan keluarga
terhadap stres yang dihadapi. Hal ini bisa berupa penyakit, masalah keluarga
atau krisis maturasi. Setelah mengkaji respon emosional, perawat menyusun
outcomes untuk mengidentifikasi prilaku klien yang menyenangkan setelah
dilaksanakan tindakan keperawatan. Ibu dapat mengulangi penjelasan dari
bidan cara mengatasi hyperemesis gravidarum
C. Psikomotor (P1)
Keadaan umum dan fungsi tubuh: Kategori ini meliputi sejumlah manifestasi
yang dapat diobservasi. Perubahan fungsi tubuh ibu yang mengalami
hyperemesis gravidarum diharapkan lebih baik dan pulih seperti semula
2.3.6 Implementasi
pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah di uraikan seluruhnya
oleh bidan atau sebagaian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya sebagai
implementasi (Varney, 2007)
2.3.7 Evaluasi
Dalam asuhan kebidanan evaluasi beperan utama menetapkan tindakan kebidanan
untuk mengatasi masalah klien , evaluasi kebidanan ini menggunakan SOAP (Varney,
2007)
Tanggal : - jam : -
S (Subyektif ) : Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui amnanesis pada langkah 1 varney. Wawamcara untuk menggali informasi
riwayat kondisi ibu yang mengalami hyperemesis gravidarum
O (Obyektif ) : menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium dan uji diagnosis yang dirumuskan dalam data focus sebagai
langkah 1 Varney (Varney, 2007). Data focus objektif dari hasil pemeriksaan pasien
hyperemesis gravidarum
A (Assesment ) : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
data subyektif dan obyektifdalam suatu identifikasi: Diagnosis/masalah, Antisipasi
diagnosis/masalah potensial, Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,
konsultasi/ kolaborasi dan/atau rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney (Varney,
2007). Assesment ibu hyperemesis gravidarum
P (Plan) : Menggambarkan pendokumentasian dan tindakan (1) dan evaluasi
perencanaan berdasarkan assessment sebagai langkah 5, 6, dan 7 Varney. Tindakan
yang dilakukan untuk mengatasi ibu yang mengalami hyperemesis gravidarum
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. K GIP0000 USIA KEHAMILAN 10 MINGGU
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
3.1 PENGKAJIAN
Ibu mengatakan hari ini ibu mengeluh mual muntah di pagi hari setiap makan dan minum
sejak ± 4 hari yang lalu, pusing, lemas dan tidak nafsu makan.
Ibu mengalami mual dan muntah ketika mencium bau yang menyengat, makan makanan yang
tidak sesuai keinginan, makanan makanan dengan porsi terlalu banyak, dan mengeluh kepala
berputar putar dan merasa lemah, dan ketika menggosok gigi sehingga membuat ibu
mengurangi frekuensi gosok gigi , ibu mengatakan rasa tidak nyaman yang dirasakan dibagian
tubuh seperti perut, ulu hati, tenggorokan dan kepala, ibu mengatakan mengalami rasa tidak
nyaman sampai menganggu aktivitas ibu kira kira 2 dari skala (1-10), mual terasa menganggu
kegiatan sehingga akivitas yang dilakukan berkurang, mual muntah yang dirasakan sejak
kurang lebih 4 hari yang lalu, kadang timbul kadang hilang, lebih sering pada pagi hari.
4 ) Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
2. Pola Kebiasaan
Ibu mengatakan biasanya ibu megajar dan juga mengerjakan pekerjaan sehari sehari
(mencuci , menyapu, memasak, dll)
3. Keadaan psikososial
Ibu mengatakan:
a. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan: ibu dan keluarga merasa gelisah
tentang keadaan kesehatan ibu.
b. Dukungan dari keluarga : keluarga sangat mendukung dan selalu memberikan
semangat untuk kesembuhan ibu
c. Tempat dan penolong yang di inginkan untuk menolong : puskesmas / rumah sakit.
d. Beberapa pekerjaan dan kegiatan ibu sehari-hari : ibu mengatakan mengurangi
aktivitas nya (memasak, mencuci dan menyapu dan pergi mengajar) sejak mengeluh
mual muntah secara berlebihan
e. Jenis kelamin yang diharapkan : dua-duanya.
f. Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami
tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelemjar limfe,
tidak ada pembendungan vena jugularis
g. Dada
Payudara : simetris , membesar sesuai umur kehamilan,
dan tidak ada massa,colostrum belum keluar
Areola mammae : hyperpigmentasi
Puting susu : menonjol
Retraksi/dumpling : tidak ada
h. Abdomen
Luka bekas oprasi : tidak ada
Strie : tidak ada
Linea alba : tidak ada
Linea nigra : tidak ada
i. Ekstremitas : turgor kulit menurun
j. Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan
k. Anus : tidak di lakukan pemeriksaan
2. Palpasi
a. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe dan tidak ada bendungan vena jugularis
b. Dada : simetris , membesar sesuai umur kehamilan, tidak ada massa dan
colostrum belum keluar
c. Abdomen : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
Leopold I : belum teraba
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
3. Auskultasi
DJJ : pemeriksaan DJJ tidak dilakukan
4. Perkusi
Reflleks patella : tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul luar : tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul dalam : tidak dilakukan
Pemeriksaan penunjang :
Urine
Protein urine :-
Protein reduksi :-
Keton :-
Tes Kehamilan :+
Darah
Golongan darah :-
HB :-
Pemeriksaan khusus
USG :-
Rontgen :
PST :-
3.2 INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa : Ny “K” GIP0000 Umur kehamilan 10 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum
DS:
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama. Ibu mengatakan sering mual muntah
lebih dari 5x yang menggangu aktivitas sehari-hari terutama dipagi hari sejak 4
hari yang lalu. Ibu datang ke Rs untuk memeriksakan kehamilannya. Ibu
mengatakan hari terakhir haid 27 april 2023, ibu mengatakan sejak mengalami
mual muntah berkebihan menyebabkan nafsu makan berkurang, setiap kali makan
/ minum sering muntah, tidak suka bau yang menyengat, ibu mengatakan
frekuensi BAK nya menjadi lebih sedikit, dan ibu mengatakan mengurangi
frekuensi menggosok giginya karena dapat merangsang mual dan muntah.
DO :
TD : 100/60 mmHg
Suhu : 39 ‘ c
RR : 22X/ menit
Nadi : 88x/menit
Berat badan :
Sebelum hamil : 60kg
Sekarang : 59kg
LILA : 25cm
HPHT : 27 april 2023
HPL : 3 Februari 2024
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmetis
Wajah : Pucat
Mata : Sayu, Konjungtiva pucat
Mulut : Bibir kering, lidah berwarna putih, dan mulut agak berbau
Ekstremitas : Turgor kulit menurun
Pemeriksaan penunjang : PP Test urine : (+)
3.5 PERENCANAAN
Tanggal : 05-07-2023
Jam : 16. 20 WIB
a. Tujuan :
Tujuan Jangka Pendek : Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 1x 24 jam
bidan berharap pasien dapat mengerti dan mampu melakukan arahan sesuai informasi dari
bidan dan dokter
Tujuan Jangka Panjang : setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 2x 24 jam
bidan berharap terjadi perubahan pada tubuh pasien , hyperemesis berkurang, wajah tidak
pucat, bibir tidak kering, suhu normal, dan ibu pulih dari keadaannya
b. Kriteria Hasil : ibu mampu mengulang kembali penjelasan bidan dan bersedia
melakukan anjuran bidan
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga agar terjalin hubungan yang baik antar
ibu dengan petugas kesehatan
R/ Hubungan yang baik antar ibu dan petugas kesehatan dapat menimbulkan rasa
saling percaya sehingga dapat memberikan asuhan yang benar
2. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
R/ Mengidentifikasi tanda-tanda patologi yang muncul sehingga cepat dalam
melakukan tindakan segera
3. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan tentang kondisi tubuhnya
R/ Hasil pemeriksaan ibu dilakukan agar ibu mengetahui tentang kondisi tubuhnya
4. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering
R/ kebutuhan nutrisi ibu sangat di perlukan dengan ibu mengonsumsi makanan dalam
jumlah sedikit tetapi frekuensi yang sering
R/ Istirahat yang cukup dan teratur dapat meningkatkan metabolik dalam tubuh dan
dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak cepat lelah
6. Anjurkan keluarga untuk selalu menjaga keamanan dan kenyamanan ibu
R/ Menjaga kondisi lingkungan ibu ketika istirahat akan membantu ibu untuk cepat pulih
dari kondisinya
R/ Dukungan keluarga sangat diperlukan ibu agar ibu mendapat support psikologis dari
lingkungan sekitar
8. Anjurkan pada ibu untuk selalu menjaga personal hygine
R/ Kuman dapat menyebar disetiap tempat. Maka dengan personal hygine yang benar
ibu dapat terhindar dari infeksi
9. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat ranitidin untuk mengurangi asam
lambung, paracetamol untuk penurun demam, ondansentrom untuk megurangi mual dan
muntah, infus D5% drip neurobion, injeksi ondansentron 1 ampul/ IV, injeksi ranitidin 1
ampul/ IV dan antasida 5 gram
R/ Pemberian obat pada pasien sesuai dengan kebutuhan pasien sesuai dengan advise
dokter akan mempercepat masa pulih ibu dari kondisinya sekarang
K : Ibu memahami informasi yang telah dijelaskan oleh bidan dan dapat mengulangi
penjelasan informasi tersebut
A : Ibu merasa khawatir dengan mual muntah, lemah , pusing, penurunan berat badan
yang berlebihan tetapi setelah mendengarkan arahan dari bidan ibu berharap dapat
mengatasi mual muntahnya
P : Bidan berharap ibu bisa mengatasi mual muntah, lemah, pusing, penurunan berat
badan yang dialami dengan menerapkan pola makan yang teratur dan aktivitas yang tidak
berlebihan
P : Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan tindakan di rumah sakit, diharapkan mual
muntah, lemah ,pusing, penurunan berat badan yang dialami oleh pasien dapat berkurang
atau mereda
3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 05-07-2023
Jam : 16:30 WIB
1. Membina Hubungan yang baik dengan pasien dan keluarga dengan melakukan
pendekatan pada ibu sebelum melakukan tindakan agar timbul rasa saling percaya
antara ibu dan petugas kesehatan sehingga dapat memberikan asuhan dengan lancar
R/ Ibu dan keluarga merasa nyaman dan kooperatif
2. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
4. Menganjurkan ibu makan sedikit tapi sering yaitu makan dalam jumlah sedikit tetapi
diberikan secara bertahap sering, seperti bangun pagi terlebih dahulu makan roti,
tidak boleh makan makanan yang berminyak, yang pedas karena makanan tersebut
dapat merangsang mual dan muntah.
R/ ibu dapat menerima anjuran yang diberikan dan bersedia melakukan
5. Menganjurkan pada ibu untuk mengatur pola istirahat, istirahat siang 1-2 jam dan
malam 7-8 jam dan tidak memikirkan hal yang tidak penting
R/ Ibu menerima anjuran yang disampaikan untuk istirahat yang cukup
dan teratur yaitu siang 1-2 jam, 7-8 jam
6. Menganjurkan keluarga untuk selalu menjaga keamanan dan kenyamanan dengan
cara batasi pengunjung karena jika banyak pengunjung maka dapat menganggu
kenyamanan ibu
R/ keluarga dapat menerima anjuran yang diberikan dan mau menjaga keamanan
pasien
7. Menganjurkan keluarga selalu menemani ibu, seperti saat ibu membutuhkan bantuan
maka keluarga selalu siap berada disampingnya
R/ keluarga menerima anjuran yang diberikan
8. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygine seperti, setelah buang air kecil
harus cebok dengan air bersih yang arahnya dari depan ke belakang, membersihkan diri
dengan mandi, ganti pakaian luar, dan ganti pakaian dalam.
R/ Ibu menerima anjuran yang diberikan untuk menjaga personal hygine
9. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat ranitidin untuk mengurangi
jumlah asam lambung, paracetamol untuk penurun demam, ondansentrom untuk
megurangi mual dan muntah, infus D5% drip neurobion, injeksi ondansentron 1 ampul/
IV, injeksi ranitidin 1 ampul/ IV dan antasida 5 gram.
R/ Ibu memahami dan bersedia diberikan terapi obat
10. Memberikan konseling dan dukungan psikologi pada ibu seperti, memberi semangat
pada ibu dan memberi keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala fisiologis
pada kehamilan muda dan akan hilang pada kehamilan 4 bulan.
R/ Ibu menerima konseling dan dukungan psikologi pada ibu
11. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada buku register dan status pasien
R/ Hasil pemeriksaan telah didokumentasikan pada buku register dan status pasien
3.7 EVALUASI
Tanggal : 05-07-2023
Jam : 16 : 35 WIB
S : Ibu mengerti penjelasan dari bidan dan bersedia melakukan anjuran yang sudah
dianjurkan oleh bidan
O : Ibu dapat menjelaskan kembali apa yang sudah dijelaskan oleh bidan
A : Ny “K” GIP0000 usia kehamilan 10 minggu dengan Hiperemesis gravidarum
P :
06 Juli 2023/ pukul S: Ibu mengatakan tidak mual dan tidak muntah sudah berkurang
06.00 wib
O: keadaan umum: lemah, TTV: suhu 37 0c, nadi 84x/m, RR
P:
lancar.
mengganti pakaian .
bertambahnya usia kehamilan.
07 juli 2023 / pukul S : Ibu mengatakan tidak mual dan tidak muntah lagi.
06.00 wib
O: keadaan umum: baik , TTV: suhu 36,6 0c, nadi 82x/m, RR
P:
terbaru
bersedia.
brersedia.
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal yang diperlukan untuk mengevaluasi klien secara
lengkap. Pada langkah ini bidan mengumpulkan informasi lengkap dan akurat dari beberapa
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien dengan cara wawancara, dan melakukan
pemeriksaan dengan pasien dan dari catatan atau dokumentasi untuk dapat memperoleh
data.Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, penulis memperoleh data subjektif dengan cara
melakukan wawancara kepada pasien dengan menggunakan format asuhan kebidanan dalam
membantu melakukan pengkajian. Data subjektif yang diperoleh oleh penulis yakni ibu
mengatakan saat ini berusia 20 tahun, tidak ada riwayat penyakit yang diderita, dan keluarga
tidak memiliki riwayat penyakit, HPHT ibu pada tanggal 23-04-2023, ibu mengatakan sering
mual muntah setiap makan dan minum sejak ± 4 hari yang lalu , mual, pusing, lemas dan
tidak nafsu makan.
45
Pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek karena dalam teori
ditegakan untuk memperoleh data objektif tidak hanya dilakukan pemeriksaan fisik, namun
harus terdapat pemeriksaan penunjang dan dalam praktek sudah dilakukan sesuai dengan
teori.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan
interpretasi data yang dikumpulkan. Diagnosa yang dapat ditegakkan adalah Ny. K umur 20
tahun G1P0000 usia kehamilan 10 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum. Masalah ibu
hamil yang mengalami kasus Hiperemesis Gravidarum kemungkinan akan mengalami gejala
umum kehamilan biasa seperti mual muntah berlebihan, lemas, pusing, ekstremitas pucat, dan
penurunan berat badan. Berdasarkan hasil pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan pada
Ny. K ditemukan masalah bahwa ibu mengalami mual muntah berlebihan yang mengganggu
aktivitas sehari hari, lemas, pusing dan penurunan berat badan. Dan saat dilakukan
pemeriksaan fisik di dapatkan hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal dimana tekanan
darah ibu 110/70 mmHg, Nadi 80 kali/menit, Suhu 36°C, Pernapasan 19 kali/menit, Berat
badan ibu sebelum hamil: 60 kg, dan setelah hamil mengalami penurunan menjadi 59kg,
Tinggi badan 158 cm, Lila 25 cm. Kebutuhan pasien dalam kasus Hiperemesis Gravidarum
adalah informasikan tentang keadaan yang dialami ibu dan beri dukungan psikologis,
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian penanganan advis therapy dan memantau tanda-
tanda vital serta tanda gejala Hiperemesis Gravidarum tingkat I, II dan III.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial,
tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan
tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak terjadi. Pada ibu hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum diagnosa potensial yang dapat terjadi adalah Dehidrasi. Tindakan
antisipasi dilakukan bidan dengan melakukan observasi pada keadaan umum pasien,
pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan, observasi mual muntah yang berlebihan,
penurunan berat badan, dan turgor kulit. Pada kasus ini tidak ditemukan masalah potensial
yang terjadi pada ibu setelah dilakukannya tindakan pemberian terapi obat dan cairan
parenteral karena keadaan ibu dalam batas normal, ibu mengatakan tidak merasa ada
perasaan yang tidak nyaman setelah tindakan pemberian terapi obat dan cairan parenteral.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktik.
46
4.4 Tindakan Segera
Menurut Varney, 2010 pada langkah ini direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Bertujuan setiap tindakan tersusun sistematis dan efisien,
tidak terjadi kesalahan (Tresnawati, 2013) meliputi:
a. Persiapan pasien: Bidan telah melakukan pemeriksaan umum dan pemasangan infuse
di tangan kanan ibu atas anjuran dokter. Disini tidak terdapat kesenjangan teori dan
praktek dimana dalam teori dan praktek telah dilakukan dengan sesuai
b. Persiapan alat: Dalam hal ini bidan telah melakukan persiapan alat sesuai dengan teori,
sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek. Persiapan
alat pelindung diri (APD) penolong: Dalam hal ini bidan telah melakukan persiapan
alat sesuai dengan teori, sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan antara teori
dan praktek.
c. Persiapan obat yang akan di gunakan untuk tindakan terapi : Therapy yang diberikan
kepada pasien Ny. K pada perawatan adalah: terapi obat ranitidin untuk mengurangi
jumlah asam lambung, ondansentrom untuk mengobati mual dan muntah RL infus
D5% drip neurobion, injeksi ondansentron 1 ampul/ IV, injeksi ranitidin 1 ampul/ IV
dan antasida 5 gram. Dalam tahap ini tidak ditemukan adanya kesenjangan teori dan
praktek karena tidak ada perbedaan dalam pemberian therapy.
47
4.6 Implementasi
Dalam kasus ini pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang
telah dilakukan oleh bidan dan dokter. Dan tindakan pemberian terapi obat dilakukan sesuai
dengan prosedur tindakan yang bersih, aman dan mengetahui kondisi pasien sejak awal
merupakan langkah awal penanganan dalam Hiperemesis Gravidarum. Kemudian melakukan
pemantauan observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum setelah pemberian therapy dan
pemberian resep pulang. Sehingga dalam tahap ini tidak ditemukan adanya kesenjangan
antara teori dan praktek.
Evaluasi
Hasil evaluasi dari Ny. K yaitu hasil pengeluaran telah ditunjukkan kepada ibu dan ibu
mengatakan sudah masih sedikit merasa mual dan muntah setelah dilakukan tindakan
pemberian terapi. Sehingga dalam tahap ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan praktek.
48
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Hasil pengkajian terhadap Ny. K di UGD Rumah Sakit Permata Bunda Babat berdasarkan
data subjektif dan data objektif yang didapat. Dimana data subjektif yaitu : Ny. K
mengeluh mual muntah , lemah, pusing dan penurunan berat badan. Dan data objektif dari
Ny. K yakni hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal dimana tekanan
darah 100/60 mmHg, nadi 88 kali/menit, suhu 39ºC dan pernapasan 22 kali/menit.
2. Hasil interpretasi data dilakukan dengan menentukan diagnosa kebidanan ibu hamil
terhadap Ny. K yaitu Hiperemesis Gravidarum / kehamilan dengan mual muntah
berlebihan sehingga mengganggu aktivitas sehari hari didapat dari data subjektif dan
objektif dari hasil pengkajian.
3. Hasil pengkajian yang dilakukan menemukan diagnosa potensial dalam asuhan kebidanan
pada ibu hamil Ny. K di UGD Rumah Sakit Permata Bunda Babat yaitu Hiperemesis
Gravidarum tingkat III (Berat)
4. Melakukan tindakan segera dalam asuhan kebidanan terhadap Ny. K di UGD Rumah
sakit permata bunda yaitu melakukan tindakan kolaborasi pemberian terapi terapi obat
ranitidin untuk mengurangi jumlah asam lambung, paracetamol untuk penurun demam,
ondansentrom untuk megurangi mual dan muntah, infus D5% drip neurobion, injeksi
ondansentron 1 ampul/ IV, injeksi ranitidin 1 ampul/ IV dan antasida 5 gram.
5. Rencana tindakan yang telah diberikan pada Ny. K dengan Hiperemis Gravidarum yaitu
melakukan tindakan pemasangan infus di tangan kanan ibu, memantau tanda – tanda vital
ibu dan pemberian terapi obat ranitidin untuk mengurangi jumlah asam lambung,
paracetamol untuk penurun demam, ondansentrom untuk megurangi mual dan muntah,
infus D5% drip neurobion, injeksi ondansentron 1 ampul/ IV, injeksi ranitidin 1 ampul/
IV dan antasida 5 gram.
6. Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan asuhan sesuai dengan yang telah
direncanakan dalam memberikan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. K dengan
49
Hiperemesis Gravidarum sehingga ibu telah dilakukan tindakan pemasangan infus, dan
pemberian terapi obat untuk mengatasi masalah pada kehamilan Hiperemesis Gravidarum
7. Penulis telah mengevaluasi asuhan kebidanan ibu hamil terhadap Ny. K bahwa hasil
pengeluaran telah ditunjukkan kepada ibu dan dilakukan pemantauan post pemberian
terapi obat ranitidin untuk mengurangi jumlah asam lambung, paracetamol untuk penurun
demam, ondansentrom untuk megurangi mual dan muntah, infus D5% drip neurobion,
injeksi ondansentron 1 ampul/ IV, injeksi ranitidin 1 ampul/ IV dan antasida 5 gram,
tanda–tanda vital ibu dalam batas normal, ibu sudah tidak merasa mual muntah, pusing,
lemas, dan berat badan beranjak naik setelah dilakukan pemberian terapi obat.
Hiperemesis Gravidarum merupakan mual muntah yang berlebihan dialami oleh ibu
hamil pada trimester pertama selama kehamilan. Keluhan mual muntah yang terlalu hebat
mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari hari ibu. Akibat dari mual muntah yang
berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan kehilangan berat badan yang dapat
mempengaruhi kehamilan sehingga perlunya pendidikan untuk pencegahan yang dapat
dilakukan secara mandiri oleh ibu dan keluarga serta penanganan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan
5.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Dapat menerapkan asuhan kebidanan secara berkesinambungan dengan
mengutamakan keselamatan ibu.
2. Bagi klien
Mengikuti saran dari tenaga kesehatan untuk mengurangi angka kesakitan dan
kematian.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Menyediakan referensi yang lebih banyak lagi tentang asuhan kebidanan dengan
kasus hyperemesis gravidarum
50
DAFTAR PUSTAKA
Atiqoh, Rasida Ning. (2020). Kupas Tuntas Hiperemesis Gravidarum (Mual Muntah
Berlebih Dalam Kehamilan). Jakarta: One Peach Media.
Runiari Nengah. 2020. Asuhan Kebidanan Pada Klien Dengan Hiperemesis Gravidarum.
Jakarta : Selemba Medika
51