Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN PADA “NY.

D” G1P0A0 USIA KEHAMILAN


4-6 MINGGU DENGAN PREEKLAMSI RINGAN KADAR
PROTEIN URIN (+) DI PUSKESMAS PIDIE

Diajukan sebagai Laporan Praktek Klinik Kebidanan


Program Studi Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

PUTRI MAULINA
NIM : 22020002

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI DIPLOMA III
KEBIDANAN
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA “NY. D” G1P0A0 USIA KEHAMILAN


4-6 MINGGU DENGAN PREEKLAMSI RINGAN KADAR
PROTEIN URIN (+) DI PUSKESMAS PIDIE

Laporan Praktek Kebidanan


Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Menyetujui,
Preceptor / CI

( Risfayanti, S.Tr Keb )

Mengetahui,
Ketua Prodi D-III Kebidanan
STIKes Medika Nurul Islam

( Nur Asyiah Putri Helnasari., M.Keb )

ii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang mana

dengan rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan sebuah Laporan

Praktek Kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada “ny. D”

G1P0A0 usia kehamilan 4-6 minggu dengan preeklamsi ringan Kadar

Protein urin (+) di Puskesmas Pidie”. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Program Studi Diploma III Kebidanan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKes) Medika Nurul Islam Sigli.

Penulis telah berusaha melakukan yang terbaik dalam penyusunan Laporan

Praktek Kebidanan ini, namun Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan ini

masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan dari semua pihak.

Akhir kata semoga Laporan Praktek Kebidanan ini bermanfaat bagi kita

semua. Aamiin Yarabbal Aalamiin

Sigli, 13 September 2023

( Putri Maulina )

i
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ..................................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Tujuan..................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 4


A. Definisi .................................................................................................. 4
B. Etiologi .................................................................................................. 4
C. Tanda dan Gejala ................................................................................... 5
D. Diagnosis ............................................................................................... 7
E. Patofisiologi ........................................................................................... 7
F. Komplikasi ............................................................................................ 8
G. Penatalaksanaan...................................................................................... 8

BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................ 11


A. Subjektif ............................................................................................... 11
B. Objektif ................................................................................................ 14
C. Assassment .......................................................................................... 17
D. Planning ............................................................................................... 18

BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 19


A. Kesimpulan .......................................................................................... 19
B. Saran .................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

iv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan

atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama

dan lokasi kehamilan disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan

kehamilan atau penanganannya tetapi tidak secara kebetulan atau oleh

penyebab lainnya(Sarwono, 2006).

Berdasarkan definisi ini kematian maternal dapat digolongkan pada

kematian obstetrik langsung (direct obstetric death), kematian obstetrik tidak

langsung (inderect obstetric death), kematian yang terjadi bersamaan tetapi

tidak berhubungan dengan kehamilan dan persalinan misalnya kecelakaan.

Kematian obstetrik langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan,

persalinan, nifas atau penanganannya. Di negara-negara sedang berkembang

sebagian besar penyebab ini adalah pendarahan, infeksi dan abortus.

Kematian tidak langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang

sudah ada sebelum kehamilan atau persalinan, misalnya hipertensi, penyakit

jantung, diabetes, hepatitis, anemia, malaria, dan lain-lain termasuk

hiperemesis gravidarum. (Sarwono, 2006)

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti,

perubahan-perubahan anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf

disebabkan oleh kekurangan vitamin. Beberapa faktor predisposisi yang

1
2

sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan

ganda akibat peningkatan kadar HCG, faktor organik karena masuknya villi

khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik, faktor psikologis

keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan

dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya.

Gejala yang sering terjadi pada 60% - 80% primigravida dan 40% - 60%

multigravida. Mual biasanya terjadi pagi hari. Rasa mual biasanya dimulai

pada minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat,

namun sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan.

(Khaidirmuhaj, 2009)

Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan

pelayanan obstetri, salah satunya dengan melakukan pelayanan pemeriksaan

ibu hamil untuk mengetahui keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti

dengan upaya koreksi terhadap kelainan yang ditemukan dengan tujuan agar

ibu hamil dapat melewati masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik

dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat.

Dalam melakukan pelayanan Ante Natal Care (ANC) hendaknya selalu

memberikan penjelasan dan motivasi mengenai yang dirasakan ibu hamil

termasuk didalamnya hiperemesis gravidarum, karena masih banyak ibu

hamil yang tidak mengetahui cara mengatasi mual dan muntah yang

dialaminya, maka dengan ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) akan mengalami penurunan karena derajat kesehatan

suatu bangsa ditentukan oleh derajat kesehatan ibu dan anak.


3

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik

mengambil studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada “Ny. U”

G3P2A0 Usia Kehamilan 12-14 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum di

Puskesmas Pidie”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

permasalahannya yaitu “Asuhan Kebidanan pada “ny. D” G1P0A0 usia

kehamilan 4-6 minggu dengan preeklamsi ringan Kadar Protein urin

(+) di Puskesmas Pidie” ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui dan melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada “ny.

D” G1P0A0 usia kehamilan 4-6 minggu dengan preeklamsi ringan Kadar

Protein urin (+) di Puskesmas Pidie.


4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah bertambahnya emesis yang dapat

mengakibatkan gangguan kehidupannya sehari-hari. Hiperemesia gravidarum

yang berlangsung lama (umumnya antara minggu 6-12) dapat mengakibatkan

gangguan tumbuh kembang janin.(Manuaba, 2007)

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama

masa hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sicknes

normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi

muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan.

(Varney, 2007)

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum

adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah yang

berlebihan (muntah berat) dan terus menerus pada minggut kelima sampai

dengan minggu kedua belas, jadi mual-muntah yang berlebihan disaat

kehamilan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

B. Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak

ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak

ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak,

jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta

4
5

zat-zat lain akibat imunisasi. Beberapa faktor predesposisi dan faktor lain

yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut:

1. Faktor predesposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola

hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuansi yang tinggi pada mola

hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor

hormonal memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut

hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik

akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap

perubahan ini merupakan faktor organik.

3. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga

disebut sebagai salah satu faktor organik.

4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini,

rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan

dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat

menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah

sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau

sebagai pelarian kesukaran hidup.

C. Tanda dan Gejala

Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan

hiperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita

terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.


6

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke

dalam 3 tingkatan:

1. Tingkatan I

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum

penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun

dan merasa nyeri pada epigastrum. Nadi meningkat ssekitar 100 per menit,

tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering

dan mata cekung.

2. Tingkatan II

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih

mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu

kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata

menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oligouria dan konstipasi.

Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma

yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

3. Tingkatan III

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun

dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan

tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal

sebagai ensefalopatiwernicke, dengan gejala: nistagmus diplopia dan

perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat

makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan

adanya payah hati.


7

D. Diagnosis

Diagnosis hiperemis gravidarum biasanya tidak sukar.Harus ditentukan

adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga

mempengaruhi keadaan umum.Namun demikian harus dipikirkan kehamilan

muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus venntrikuli dan tumor

serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.Hiperemesis gravidarum

yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat

memepngaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera

diberikan.

E. Patofisiologi

Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang

meningkat dalam darah sehingga mempengaruhi sistem pencernaan, tetapi

mual dan muntah yang terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi,

hiponatremia, hipokloremia, penurunan klorida urin yang selanjutnya

menyebabkan hemokonsentrasi yang mengurangi perpusi darah ke jaringan

dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik.

Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi

lemak tidak sempurna sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah

dan eksresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan

merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek (sindrom

Mallory-Weeiss), sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.


8

F. Komplikasi

1. Bagi Wanita Hamil

Jika tidak diobati, HG dapat menyebabkan gagal ginjal, mielinolisis

pontine pusat, koagulopati, atrofi, Mallory-Weiss sindrom, hipoglikemia,

sakit kuning, kekurangan gizi, ensefalopati Wernicke,

pneumomediastinum, rhabdomyolysis, deconditioning, avulsion limpa, dan

vasospasms arteri serebral. Depresi merupakan komplikasi sekunder

umum HG.Pada kesempatan langka seorang wanita dapat meninggal

karena hiperemesis; Charlotte Bronte adalah korban diduga penyakit ini.

2. Bagi janin

Bayi dari wanita dengan hiperemesis berat yang mendapatkan

kurang dari 7 kg (15,4 lb) selama kehamilan cenderung berat lahir rendah,

kecil untuk usia kehamilan, dan lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu.

Sebaliknya, bayi dari wanita dengan hiperemesis yang memiliki

keuntungan kehamilan berat lebih dari 7 kg muncul mirip sebagai bayi dari

kehamilan tanpa komplikasi.Tidak ada jangka panjang tindak lanjut

penelitian telah dilakukan pada anak dari ibu hiperemesis.

G. Penatalaksanaan

1. Obat-Obatan

Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak

mengurang maka diperlukan pengobatan. Tetapi perlu diingat untuk tidak

memberikan obat yang teratogen. Sedativa yang sering diberikan adalah

phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah B1 dan B6. Anti


9

histaminika juga dianjurkan, seperti dramamin, avomin. Pada keadaan

lebih berat diberikan antiemetik, seperti disiklominhidrokhlorid atau

khlorpromasin. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu

dikelola di rumah sakit.

2. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, terapi cerah dan

peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya

dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sanpai

muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan

makanan/minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja

gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

3. Terapi Psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat

disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi

pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat

menjadi latar belakang penyakit ini.

4. Cairan Parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan

protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3

liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium, dan vitamin, khususnya

vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat

diberikan pula asam amino secara intravena.


10

5. Penghentian Kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadan tidak menjadi baik, bahkan

mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikistrik bila

keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan

perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan

demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan

untuk melakukan abortus teraupetik sering sulit diambil, oleh karana itu di

satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak

boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.


11

BAB III TINJAUAN

KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA “NY. D” G1P0A0 USIA KEHAMILAN


4-6 MINGGU DENGAN PREEKLAMSI RINGAN KADAR
PROTEIN URIN (+) DI PUSKESMAS PIDIE

Masuk tanggal : Senin, 28 Agustus 2020 Jam : 09.20 WIB


Tempat pemeriksaan : Puskesmas Pidie

BIODATA

Ibu Ayah
Nama : Umi Salamah Nama : Rizal Fauzi
Umur : 31 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Aceh/Indonesia Suku/Bangsa : Aceh/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Teubeng Jawa Alamat : Teubeng Jawa
No Hp :- No Hp :-

DATA SUBJEKTIF

1. Kunjungan saat ini kunjungan pertama kunjungan ulang

a. Keluhan utama : Mual muntah

2. Riwayat perkawinan

a. Kawin : 1 kali

Kawin pertama umur : 28 tahun

b. Dengan suami sekarang : 5 tahun

11
12

3. Riwayat menstruasi

a. Menarche umur : 14 tahun siklus : 28 hari teratur

b. Lama : 7 hari sifat darah : Encer

c. Dismenore : Ada banyaknya : 40 cc

d. HPHT : 2 Mei 2020

TTP : 9 Februari 2021

4. Riwayat kehamilan ini

a. Riwayat ANC

i. ANC sejak umur kehamilan 12minggu

ii. ANC ditempat : Puskesmas Pidie

Frekuensi : Trimester I 1 kali

Trimester II - kali

Trimester III - kali

b. Pergerakan janin yang pertama pada umur kehamilan - minggu

Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir -kali

c. Pola Nutrisi Makan Minum

i. Frekuensi : 3 kali sehari : 2 liter

ii. Macam : Nasi, sayur, lauk pauk : Air putih

iii. Jumlah :3 porsi : 8 gelas

iv. Keluhan : Mual dan muntah : Tidak ada


13

d. Pola Eliminasi BAB BAK

i. Frekuensi :1 kali sehari : ± 7 kali sehari

ii. Warna : Coklat : Kuning

iii. Bau : Khas : Khas

iv. Konsistensi : Padat : Cair

v. Jumlah : Sedikit : Banyak

e. Pola Aktivtas

i. Kegiatan sehari hari:Melakukan pekerjaan rumah tangga

ii. Istirahat/tidur : 8 jam/hari

iii. Seksualitas :Ada

iv. Frekuensi :1 kali seminggu

v. Keluhan :Tidak ada

f. Personal Hiygne

i. Kebiasaan mandi : 2 kali/hari

ii. Kebersihan membersihkan alat kelamin: Setiap BAB dan BAK

iii. Kebiasaan mengganti pakaian dalam: Setiap mandi

iv. Jenis pakaian dalam yang digunakan: Katun

g. Imunisasi

i. TT 1 tanggal :12 Januari 2015

ii. TT 2 tanggal : 21 Agustus 2017

iii. TT 3 tanggal :4 Mei 2020

iv. TT 4 tanggal :-

v. TT 5 tanggal :-
14

5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : G:3, P:2, A:0

6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan : Tidak ada

7. Riwayat kesehatan

a. Riwayat sistemik yang pernah/sedang diderita : Tidak ada

b. Penyakit yang pernah/sedang diderita : Tidak ada

c. Riwayat keturunan kembar : Tidak ada

d. Kebiasaan kebiasaan

i. Merokok : Tidak ada

ii. Minum minuman jamu : Tidak ada

iii. Minum minuman keras : Tidak ada

iv. Perubahan pola makan : Ngidam mangga muda

8. Keadaan Psikososial Spiritual

a. Kelahiran ini di inginkan tidak diinginkan

b. Pengetahuan ibu tentang kehamilan dan keadaan sekarang : Mengerti

c. Penerimaan ibu terhadap kehamilan saat ini : Menerima

d. Tanggapan keluarga terhadap kehamilan : Bahagia dan mendukung

e. Ketaatan ibu dalam beribadah : Taat

DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentris (kesadaran penuh)


15

c. Tanda-tanda vital

i. Tekanan darah : 110/80 mmhg

ii. Nadi : 80 x/menit

iii. Pernafasan : 20 x/menit

iv. Suhu : 36 °C

d. Tinggi badan : 155 cm

Berat badan : 59 kg
59 kg
IMT : = 24,5 (berat badan ideal)
1,55 m × 1,55 m

Lingkar lengan atas : 28 cm

e. Kepala dan leher

Oedema wajah : Tidak ada

Closmagravidarum : Tidak ada

Mata : Normal, conjungtiva merah muda dan sclera putih

Mulut : Bersih, tidak ada karies dan sariawan

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid

Payudara : Normal

Bentuk : Simetris

Areola mamae :Menghitam

Puting susu : Menonjol

Colostrum : Belum ada


16

f. Abdomen

Bentuk : Simetris (membesar sesuai usia kehamilan)

Bekas luka : Tidak ada

Strie Gravidarum : Tidak ada

Palpasi leopold

Leopold 1 : Belum bisa mengukur tinggi fundus uteri

Leopold 2 : Belum bisa menentukan PUKA/PUKI

Leopold 3 : Belum bisa menentukan bagian bawah janin

Leopold 4 : Belum masuk PAP

TBJ :-

Auskultasi DJJ :-

g. Ekstremias

Odema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Reflek patela : Ada

Kuku :Bersih

h. Genetalia luar

Tanda chadwich :Tidak ada

Varises : Tidak ada

Bekas luka : Tidak ada

Kelenjar barholine :Tidak ada

Pengeluaran :Tidak ada


17

i. Anus

Hemoroid : Tidak ada

2. Pemeriksaan panggul luar (bila perlu)

Distansia spinarum :-

Distansia kristarum :-

Boudelouge :-

Lingkar panggul :-

3. Pemeriksaan penunjang Golongan

darah : O Hemoglobin

: 12,6 gr% Protein urine

: (-)

HIV : (-)

Sifilis : (-)

HBSaG : (-)

ASSASSMENT

1. Diagnosis Kebidanan : Ny. U umur 31 tahun G3 P2 A0 usia kehamilan

12-14 minggu dengan hiperemesis gravidarum.

2. Masalah : Ibu dengan mual muntah

3. Kebutuhan : Vitamin B6, vitamin B complex, calcium lactate

dan asam folat

4. Diagnosis potensial : Hiperemesis gravidarum


18

PLANNING

1. Memperbanyak istirahat untuk meredakan stres dan menghilangkan rasa

lelah.

2. Memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi, dan

mengonsumsi minuman yang mengandung jahe untuk meredakan mual dan

menghangatkan tubuh.

3. Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil, namun sering.

4. Mengonsumsi makanan tinggi protein, rendah lemak misalnya seperti telur,

daging, seafood, tahu, tempe dan lainnya.

5. Mengkonsumsi buah-buahan yang menyegarkan mulut seperti lemon dan

jeruk

6. Menghindari minuman bersoda, kopi, dan alkohol

7. Menghindari diri dari aroma menyengat, suara bising, dan kondisi lain yang

memicu mual.

8. Menghindari makanan berminyak, pedas, dan berbau tajam, yang dapat

memicu rasa mual.

9. Menggunakan pengharum ruangan, parfum, atau pewangi pakaian dengan

aroma terapi untuk mengalihkan rasa mual.

10. Melonggarkan bra dan selalu gunakan pakaian yang nyaman.


19

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum

adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah

yang berlebihan (muntah berat) dan terus menerus pada minggu kelima

sampai dengan minggu kedua belas, jadi mual-muntah yang berlebihan disaat

kehamilan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan

dengan jelas memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan

sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan

kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan

muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah

makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering.

Dalam kasus tersebut Ny. U umur 32 tahun dengan usia kehamilan 12-

14 minggu sering mengalami mual dan muntah. Sehingga Ny. U disarankan

untuk banyak beristirahat dan selalu menjaga pola makan yang baik dan tepat,

serta menghindari bau yang tajam agar tidak memicu mual dan muntah. Oleh

karena itu peran suami dan keluarga sangatlah penting demi keselamatan ibu

dan calon bayi.

19
20

B. Saran

Saran untuk ibu yang menderita Hiperemesis Gravidarum agar leebih

memperhatikan pola makan dan keadaan fisik ibu, dan sran untuk bidan agar

dapat meberikan asuhan dan pandangan tentang Hioeremesis gravudarum

dengan cara menginformasikannya kepada seorang ibu dengan baik, agar

kedepannya seorang ibu dapat menjadi ibu yang tidap lagi menjadi penderita

hiperemesis gravidarum.
21

DAFTAR PUSTAKA

Abell TL, Riely CA. 1992.Hyperemis gravidarum. Gastroenterol Clin North Am


21(4):835,

Hartono Andry. 1999. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC

Hidayati Ratna.2009.Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis Dan


Patologis.Jakarta : SalembaMedika

Leveno,Kenneth J.dkk. 2009. Obstetri Williams.Edisi 21. Jakarta.EGC.

Lowdermilk, Jensen Bobak. 2005. Buku Ajar KeperawatanMaternitasEdisi 4.


Jakarta : EGC

Manuaba.2007. Pengantar kuliah obstetric. Jakarta. EGC.

PrawirohardjoSarwono. 2002. IlmuKebidanan. Jakarta : Trisada Printer

Tiran Denise. 2006. Seri Asuhan Kebidanan Mual dan Muntah


Kehamilan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai