Anda di halaman 1dari 48

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

Pada Ny.”R” GI Pooooo Abo Uk 13 minggu Dengan


Hiperemesis Gravidarum Grade 2 Di Praktik Mandiri Bidan
“Siti Sunarsih” Wilayah Rogotrunan Lumajang

DI SUSUN OLEH :

NAMA : SITI SUNARSIH

NIM : 15301.11.19090

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN

STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG

PROBOLINGGO
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.”R” GI
Pooooo Abo Uk 13 minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum
Grade 2 telah disetujui untuk dipertahankan pada seminar
Praktik Klinik Kebidanan

Tanggal

Disusun OLEH :
SITI SUNARSIH
NIM : 15301.11.19090

Pembimbing Akademik Praktik Pembimbing Wahana

Nova Hikmawati SST.,M.kes Enggar Dwi Supartmi SST.,M.Kes


NIDN.0712018501 NIP.196507281988022005
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.”R” GI
Pooooo Abo Uk 13 minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum
Grade 2 telah disetujui untuk dipertahankan pada seminar
Praktik Klinik Kebidanan

Tanggal

Disusun OLEH :
SITI SUNARSIH
NIM : 15301.11.19090

Penguji I

Iis Hanifah.,SST.,M.Kes
NIDN.0730068903

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... iii

DAFTAR ISI..........................................................…………………........... ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................1

1.2 Tujuan ……………….....................................................................4

1.3 Manfaat …………………………………………………………….5

1.4 Sistematika Penulisan………………………………………………6

BAB 2 TINJAUAN TEORI


2.1 Konsep Kehamilan..........................................................................7

2.2.Konsep Hyperemesis Gravidarum……………………………..…17

2.3 Aplikasi Manajemen Kebidanan Pada Kasus Hiperemesis


Gravidarum……………………………………………………….27

BAB 3 ASUHAN KEBIANAN


3.1 Pengkajian Data Subyektif…………………………………….…31

3.2 Pengkajian Data Obyektif………………………………………..34

3.3 Assesment………………………………………………………...36

3.4 Penatalaksanaan…………………………………………………..36

BAB 4 PEMBAHSAN
4.1 Data Subyektif…………………………………………………….37

4.2 Data Obyektif…………………………………………………….38.

4.3. Assasment……………………………………………………….38

4.4 Penatalaksanaan………………………………………………….39.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..............................................................................40

5.2. Saran.......................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hiperemesis Gravidarum adalah komplikasi mual dan muntah pada

hamil mudah yang bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi

dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hopokloremik.

Menurut WHO yang menangani masalah bidang kesehatan,

mengatakan bahwa Hiperemesis Gravidarum terjadi di seluruh dunia,

diantaranya negara-negara di benua Amerika dengan angka kejadian yang

beragam. Sementara itu kejadian Hiperemesis Gravidarum juga banyak

terjadi di Asia contohnya Pakistan,Turki dan Malaysia. Sementara itu,

angka kejadian Hiperemesis Gravidarum di Indonesia adalah mulai dari 1%

sampai 3% dari seluruh kehamilan.Menurut World Health

Organization  (WHO) jumlah kejadian hiperemesis gravidarum mencapai

12,5% dari jumlah seluruh kehamilan di dunia. Mual dan muntah dapat

mengganggu dan membuat ketidakseimbangan cairan pada jaringan ginjal

dan hati menjadi nekrosis (WHO, 2013)

Angka kematian ibu hamil maupun melahirkan di Sumut masih

terbilang tinggi. Data Dinas Kesehatan Sumut tahun 2013 mencatat, ada

249 ibu hamil meninggal akibat berbagai faktor. Pembangunan kesehatan

di Indonesia ini masih diwarnai oleh derajat kesehatan ibu dan anak,

terutama pada kelompok yang paling rawan yaitu ibu hamil, ibu bersalin
dan bayi pada masa prenatal hal ini di tandai oleh tingginya Angka

kematian ibu AKI dan angka kematian bayi AKB.

Data ASEAN menyebutkan bahwa angka kematian ibu akibat

komplikasi kehamilan dan persalinan di Singapura 14/100.000 kelahiran

hidup, di Malaysia 62/100.000 kelahiran hidup, di Thailand 110/100.000

kelahiran hidup, di Vietnam 150/100.000 kelahiran hidup, di Philipina

230/100.000 kelahiran hidup, di Myanmar 380/100.000 kelahiran hidup

dan di Indonesia mencapai 420/100.000 kelahiran hidup (ASEAN, 2013).

Hiperemesis Gravidarum yang di keluarkan oleh Devertemen

Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa lebih dari 80% wanita

hamil Indonesia mengalami mual muntah yang berlebihan. Menurut

Vikanes (2013) insiden terjadinya kasus Hiperemesis Gravidarum sebesar

0,8 sampai 3,2% dari seluruh kehamilan atau sekitar 8 sampai 32 kasus per

1.000 kehamilan di negara Norwegia. Berdasarkan hasil penelitian di

Indonesia diperoleh data ibu dengan Hiperemesis Gravidarum mencapai

14,8% dari seluruh kehamilan. Keluhan mual dan muntah terjadi pada 60-

80% primigravida dan 40-60% multigravida. Satu diantara seribu

kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini

disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan

Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) dalam serum perubahan

fisiologis kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf

pusat atau pengosongan lambung yang berkurang (Depkes RI, 2013).


Cakupan kunjungan K4 ibu hamil di Sumatera Utara sejak tahun

2007 mengalami kenaikan dari 77,95% menjadi 85,92% ditahun 2012,

namun peningkatan ini terkesan lambat karena peningkatkannya hanya

sekitar 2% setiap tahun. Dengan peningkatan seperti ini dikhawatirkan

Sumatera Utara tidakmampu mencapai target Standar Pelayanan Minimal

(SPM) bidang kesehatan yaitu 95% tahun 2015. Satu-satunya daerah yang

telah menjadi K4 yaitu 95% yaitu Kota Medan dengan cakupan K4

sebesar 95,92% (Dinkes ProvSu, 2013).

Menurut penelitian yang yang di lakukan oleh Savira (2014),data

yang di dapatkan di Rumah Sakit Umum daerah Panembahan Senopati

Bantul periode 1 januari 2011 sampai 30 november 2013, terdapat 5.683

ibu hamil yang mengalami Hiperemesis Gravidarum sebanyak 120 (2,1%)

ibu hamil atau sekitar 21 kasus per 1.000 kehamilan, 101 (84,2%)

diantaranya harus dirawat di Rumah Sakit karena kejadian Hiperemesis

Gravidarum.

Menurut penelitian yang dilakukan Oktaviadon di RSUD Dr.

Soeroto Ngawi (2011) di dapatkan hasil bahwa 54,54% responden yang

mendapatkan dukungan suami tidak mengalami Hiperemesis Gravidarum.

Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Hartaty di Puskesmas

Makale Kabupaten Tana Toraja (2012) di dapatkan sebanyak 7 orang ibu

hamil dari 47 orang ibu hamil yang mendapatkan dukungan keluarga

namun tetap mengalami Hiperemesis Gravidarum. Jadi, terdapat


perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Oktaviado dan penelitian

yang di lakukan oleh Hartaty.

Berdasarkan data diatas, Angka kejadian Hiperemesis Gravidarum

pada ibu hamil masih perlu ditangani, maka penulis tertarik untuk

mengambil kasus yang berjudul “asuhan kebidanan pada kehamilan

dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat 2 di PMB Bidan Siti Sunarsih

Tahun 2020.

1.2. Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk melakukan

asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum menggunakan pendekatan manajemen kebidanan

dengan 7 langkah Varney.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Mampu melaksanakan pengkajian pada ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum.

2. Mampu menentukan diagnosa kebidanan, masalah ibu hamil

dengan Hiperemesis Gravidarum.

3. Mampu merumuskan diagnosa potensial yang terjadi

berdasarkan masalah atau diagnosa pada ibu hamil dengan

Hiperemesis gravidarum.
4. Mampu melaksanakan antisipasi baik secara langsung

maupun kolaborasi sesuai dengan kondisi ibu hamil dengan

Hiperemesis gravidarum.

5. Mampu menyusun rencana dan melaksanakan tindakan

kebidanan sesuai dengan kebutuhan dan masalah pada ibu

hamil dengan Hiperemesis gravidarum.

6. Mampu melaksanakan asuhan mengimpelementasikan

asuhan kebidanan.

7. Mampu mengevaluasi hasil tindakan ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa Kebidanan

Memberikan pengertian / pengetahuan dan pengambilan

keputusan yang tepat bagi mahasiswa kebidanan, khususnya dalam

menyikapi dan mengatasi jika ada penderita Hiperemesis

Gravidarum.

1.3.2 Bagi Pendidikan

Sebagai masukan dan bahan informasi bagi pendidikan,

agar dapat membantu mahasiswa dalam upaya untuk

meningkatkan pencegahan dan penanganan Hiperemesis

Gravidarum pada ibu hamil secara baik dan benar sehingga dapat

menurunkan AKI.
1.4 Sistematika Penulisan

1.4.1 S : Data Subjektif  

Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien.

Mimik pasien mengenai keluhan dan kekhawatirannya dicatat

sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan

dengan diagnosa. 

1.4.2 O: Data Objektif

Data tersebut menunjukkan bahwa bukti gejala klinis pasien dan

fakta yang berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil

observasi yang jujur, informasi kajian teknologi (hasil laboratorium,

sinar X,USG, dan lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang

lain dapat dimasukkan dalam kategori ini. Telah dapat diobservasi

oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang

akan ditegakkan. 

1.4.3 A : Analisa/Assessment 

Dalam SOAP notes untuk tahap assessment mencakup 3 langkah

manajemen kebidanan, yaitu: interpretasi data dasar, identifikasi

diagnosa/masalah potensial, dan menetapkan kebutuhan

tindakan/penanganan segera. 
1.4.4 P : Plan/Planning = perencanaan 

Tindakan atau usaha waktu itu atau yang akan datang, untuk

mengusahakan tercapainya keadaan klien yang sebaik mungkin atau

mempertahankan/menjaga kesejahteraannya. Langka ini termasuk

dalam kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan klien yang harus

dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang diambil harus

membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus

mendukung rencana dokter jika melakukan kolaborasi. 


BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1 Definisi

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi.Kehamilan adalah periode yang dihitung sejak hari

pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati,

yang menandai awal periode antepartum.Masa kehamilan di mulai

dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal

adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan hari) dihitung dari pertama

haid terakhir.Jadi kesimpulan yang dapat penulis ambil, Kehamilan

adalah sebagian fertilisasi dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan

dengan nidasi dan impalantasi, lama masa kehamilan normal adalah

40 minggu yang dihitung dari HPHT.

2. Perubahan-perubahan fisik pada Trimester 1

a. Rahim atau uterus

Rahim yang besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan

menjadi 1000 gram saat akhir kehamilan. Peningkatan ukuran

dari 7,5 x 5 x 2,5 cm sampai 30 x 23 x 20 cm.13 Otot rahim


menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran

rahim karena:

1) Peningkatan vaskulasi dan dilatasi pembuluh darah

2) Hiperplasia (Produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis

baru) dan hipertropi (Pembesaran serabut otot dan jaringan

fibroelastis yang sudah ada)

3) Perkembangan desidua dan pertumbuhan janin

b. Vagina

Terjadi peningkatan vaskularisasi karena pengaruh

hormone estrogen, peningkatan vaskularisasi menimbulkan

tanda chadwick pada vagina sampai minggu ke-8 kehamilan.

Sekresi vagina menjadi lebih kental, putih dan asam karena

meningkatnya jumlah glikogen pada lapisan epitel vagina.

Estrogen dapat membantu mempertahankan dan meningkatkan

keasaman vagina yang berfungsi untuk mengendalikan

pertumbuhan dan perkembangan bakteri patogen yang mungkin

ada dalam vagina.

c. Ovarium

Indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum

akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang

sempurna pada umur pengertian kehamilan 16 minggu.


d. Sirkulasi darah

Sel darah makin meningkat jumlahnya untuk

mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim. Serum darah

(volume darah) meningkat sebesar 25-30% sedangkan sel darah

bertambah sekitar 20%.

e. Berat badan ibu hamil bertambah

Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai

16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar

0,5 kg/Minggu. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat atau

cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa,

khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan

berat badan. Untuk memantau IMT orang dewasa digunakan

timbangan berat ddan dan pengukur tinggi badan. Untuk

mengetahui IMT dapat dihitung dengan rumus tertentu :

IMT= Berat Badan (Kg)

Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT adalah


sebagai berikut
Tabel 2.2 Rekomendasi kenaikan total berat badan ibu hamil berdasarkan
Berat Badan ibu sebelum hamil

Kurang Berat badan


Berat Badan
<19,8 12,5 - 18 normal 19,8-26,0
Sebelum Hamil
11,5 – 16
(BB/TB(m)2

IMT Kenaikan BB Total Berat badan Obesitas >29,0 <7

yang dianjurkan berlebih 26,0 –

(Kg) 29,0 7 – 11,5

Sumber : Ika Pantikawi, 2010

f. Pembesaran Payudara

Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi

peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran

pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada

jaringan payudara sebagai persiapan menyusui. Pada minggu 3-4

kehamilan terasa lebih penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan

rasa berat di payudara ini merupakan tanda kemungkinan kehamilan.

Sejak 6 minggu kehamilan pertumbuhan kelenjar mamae membuat

ukuran payudara meningkat secara progresif, kadar hormone

meningkat. Sejak 8 minggu kehamilan terjadi peningkatan suplai

darah, membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi. Sejak 12

minggu kehamilan puting susu dan areola menjadi lebih berpigmen,

terbentuk warna merah muda sekunder pada areola, dan puting susu

menjadi lebih erektil.


g. Sering Buang air kecil

Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini

dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kemih.

Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul

kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh

kepala janin.

h. Konstipasi

Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena

peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot

sehingga usus berkerja kurang efisien.

i. Morning Sickness, mual dan muntah

Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual

di mulai sejak awal kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut

morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi

setiap saat.

3. Perubahan Psikologis pada Trimester 116

a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan

kehamilannya.

b. Kadang muncul penolakan, kecemasan, dan kesedihan, kadang ibu

berharap agar dirinya tidak hamil saja.


c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil.

Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.

d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat

perhatian dengan seksama.

e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia

seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain

atau bahkan merahasiakannya. Sebagian besar wanita merasa sedih

dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80%

wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan

kesedihan. Beberapa wanita, terutama mereka yang merencanakan

kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil, merasa sukacita

sekaligus tidak percaya bahwa dirinya telah hamil dan mencari bukti

kehamilan.

4. Tanda Bahaya Kehamilan

a. Ibu muntah dan tidak mau makan

Kebanyakan ibu hamil dengan usia kehamilan 1-3 bulan sering mual

kadang-kadang muntah. Keadaan ini normal dan hilang dengan

sendirinya pada kehamilan 3 bulan. Namun, jika ibu tetap tidak mau

makan,muntah, terus menerus sehingga ibu lemah dan tidak dapat

bangun, keadaan ini berbahaya bagi janin dan kesehatan ibu.


b. Berat badan ibu hamil tidak naik

Selama kehamilan, berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg karena

pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh akibat

kehamilan. Kenaikan berat badan biasanya terlihat nyata sejak usia

kehamilan 4 bulan sampai menjelang persalinan.

c. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit

kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan

adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan

beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu

mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau

terbayang. Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak

diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan

kematian.

d. Penglihatan Kabur

Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan

oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan

meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat,

yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang),

dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan

kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang


mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah

perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau

berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.17

Skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang

menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada

eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah

dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina

(oedema retina dan spasme pembuluh darah)

e. Demam Tinggi

Menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan

merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala

adanya infeksi dalam kehamilan.

f. Keluar Darah dari jalan lahir

Pengeleluaran darah dari jalan lahir pada hamil muda dapat

disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa.

Kehamilan pada kehamilan lanjut dapat disebabkan karena plasenta

previa.

5. Konsep dasar pemeriksaan kehamilan

ANC adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi

kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi

persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatann

reproduksi secara wajar.


a. Waktu pemeriksaan

1) 1 kali kunjungan pada awal kehamilan trimester 1 atau usia

kehamilan sebelum 3 bulan.

2) 1 kali kunjungan pada kehamilan trimester 2 atau kehamilan lebih

dari 3 bulan.

3) 2 kali kunjungan pada trimester 3 atau kehamilan berusia 7-9 bulan.

b. Pelayanan antenatal care

1) Tinggi badan

2) Mengukur tekanan darah

3) Mengukur TFU

4) Pemberian Tablet FE

5) Imunisasi TT

6) Pemeriksaan HB

7) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Reseacrh Laboratorium)

8) Pemeriksaan Protein Urine

9) Pemeriksaan Urine Reduksi

10) Perawatan Payudara

11) Senam Hamil


12) Pemberian obat Malaria

13) Pemberian kapsul Minyak Yodium

14) Temu Wicara

c. Tujuan Pemeriksaan ANC

1. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan.

2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang

dikandungnya

3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan

kehamilnannya

4. Mengindentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi.

5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga

kualitas kehamilan

2.2. Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum

2.2.1. Definisi

Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan

pada dan terjadi sepanjang hari sampai menganggu pekerjaan sehari-

harimenyebabkan dehidrasi.Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan

dimana penderita mual dan muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam

24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan

sehari-hari. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berat yang


puncaknya antara Minggu ke-8 dan Minggu ke-12 dan hilang pada

Minggu ke-16. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah

berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum

menjadi buruk.14 Jadi Kesimpulan yang dapat penulis ambil,

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang

terjadi pada usia kehamilan trimester 1 mengakibatkan dehidrasi dan

dapat mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari.

2.2.2 Etiologi Hiperemesis Gravidarum

Penyebab hiperemesis gravidarum tidak diketahui dengan pasti. Namun,

beberapa faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Faktor predisposisi yaitu primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan

ganda.20 Pada wanita primigravida, sebagian kecil belum mampu

beradaptasi dengan hormon. Primigravida memiliki kadar estrogen

yang lebih tinggi dibandingkan multigravida. Ibu primigravida belum

dapat beradaptasi dengan peningkatan HCG dan hormon estrogen ,

bahwa hormon estrogen dapat menyebabkan peningkatan sensitivitas

olfactorius (penciuman) terhadap aroma atau bau yang tidak enak

yang dapat merangsang mual dan muntah.kehamilan yang pertama

juga merupakan pengalaman baru bagi ibu hamil dimana ibu belum

siap secara mental menghadapi kehamilan dan persalinan.

b. Faktor Usia, Hiperemesis Gravidarum di bawah 20 tahun lebih

disebabkan oleh karena belum cukupnya kematangan fisik, mental


dan fungsi sosial dari calon ibu. Hal ini mempengaruhi emosi ibu

sehingga terjadi konflik mental yang membuat ibu kurang nafsu

makan.

c. Faktor organik yaitu alergi, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi,

perubahan metabolik akibat hamil dan retensi ibu yang menurun.

Masuknya vili khorealis ke dalam sirkulasi internal dan perubahan

metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak

ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu

merupakan salah satu respons dari jaringan ibu terhadap janin.

d. Faktor psikologis dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum belum

jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita menolak hamil, takut

kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami, diduga

dapat menjadi faktor kejadian Hiperemesis Gravidarum. Dengan

perubahan suasana dan masuk rumah sakit, penderitaannya dapat

berkurang sampai menghilang. Segera setelah konsepsi kadar

hormone estrogen dan progesterone akan meningkat dan ini akan

menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah,

lelah dan menyebabkan membesarnya payudara. Pada trimester

pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih

meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang

terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama,

karena perutnya masih kecil, pengertian kehamilan merupakan

rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya pada orang lain


atau dirahasiakannya.20 konflik mental yang membuat ibu kurang

nafsu makan, hal ini mengakibatkan iritasi lambung yang dapat

memberi reaksi pada impuls motorik untuk memberi rangsangan

pada pusat muntah melalui saraf otak kesaluran cerna bagian atas

dan memalui saraf spinal ke diagfragma dan otot abdomen sehingga

terjadi muntah. stress mempengaruhi hipotalamus dan memberi

rangsangan pada pusat muntah otak sehingga terjadi kontraksi otot

abdominal dan otot dada yang disertai dengan penurunan diagfragma

menyebabkan tingginya tekanan dalam lambung, sehingga memaksa

ibu menarik nafas dalam-dalam membuat sfingter bagian bawah

berelaksasi, ini lah yang memicu mual dan muntah

e. Faktor Adaptasi dan Hormonal Ibu hamil yang kekurangan darah

lebih sering terjadi Hiperemesis Gravidarum. Yang termasuk dalam

ruang lingkup faktor adaptasi adalah ibu hamil yang anemia,wanita

primigravida, dan overdistensi rahim pada kehamilan ganda dan

kehamilan mola hidatidosa.Sebagian kecil primigravida belum

mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan gonadotropin

kironik, sedangkan pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa,

jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan

Hiperemesis Gravidarum peningkatan hormon HCG ( Human

Chorionic Gonadotropin) yang berasal dari ari-ari dapat

menyebabkan mual dan muntah yang berlebihan.


2.2.3 Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan

muntah pada hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan

dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis

hipokloremik. Hiperemesis Gravidarum dapat mengakibatkan

cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan

energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis

dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan

aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan

kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan

ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida air kemih

turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga

aliran darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari

muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi

muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah

permasalahan yang sulit diatasi. Selain dehidrasi dan terganggunya

keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender

esophagus dan lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat

perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan

perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfusi

atau tindakan operatif.


2.2.4 Gejala dan Tingkat Hiperemesis Gravidarum

Gejala utama dari Hiperemesis Gravidarum adalah mual yang

berat dan terus menerus. Penderita biasanya mengalami penurunan

berat badan karena tidak bisa makan apapun. Perasaan pusing, lemas,

bahkan bisa sampai pingsan. kulit kering, bibir kering, keringat dingin

dan sebagainya. Gejala Hiperemesis Gravidarum secara klinis dapat

dibagi menjadi 3 meliputi :

a.Tingkat 1 (Ringan) dengan gejala mual muntah terus menerus

menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun

dan nyeri epigastrium nadi sekitar 100 kali per menit, tekanandarah

menurun, turgor kulit kurang, lidah kering dan mata cekung.

b. Tingkat 2 (Sedang) dengan gejala mual dan muntah yang hebat

menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis,

turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat,

suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata

cekung, tekanan darah menurun, hemokonsentrasi, oligoria dan

konstipasi. Dapat juga terjadi asetonuria dan dari nafas berbau

aseton.

c. Tingkat 3 (Berat) dengan gejala keadaan umum jelek, kesadaran

sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil, halus dan

cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik, dan tensi turun sekali,

ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada


sususnan saraf pusat (ensepalopati wernicke) dengan adanya

nigtasmus, diplopia, perubahan mental.

2.2.5 Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak terlalu sukar,

dapat diketahui dengan terdapatnya amenore, mual dan muntah

berlebihan sampai mengganggu kehidupan sehari-hari dengan berbagai

tingkat.24

2.2.6 Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum

Pengobatan yang baik pada emesis gravidarum dapat mencegah

Hiperemesis Gravidarum. Dalam keadaan muntah berlebihan dan

dehidrasi ringan, penderita emesis gravidarum sebaiknya dirawat

sehingga dapat mencegah Hiperemesis Gravidarum. Konsep

pengobatan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Isolasi dan pengobatan psikologis. Dengan melakukan isolasi di

ruangan sudah dapat menenangkan ibu hamil karena perubahan

suasana dari lingkungan rumah tangga. Petugas dapat memberikan

komunikasi, informasi, dan edukasi tentang berbagai masalah

berkaitan dengan kehamilan.

2. Pemberian cairan pengganti. Cairan pengganti dapat keadaan darurat

sehingga keadaan dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti yang


diberikan adalah larutan RL selain pemberian cairan tersebut

ditambahkan juga dengan pemberian vitamin seperti thiamin .

3.Pemberian obat pada Hiperemesis Gravidarum sebaiknya

berkonsultasi dengan dokter sehingga dapat dipilih obat yang tidak

bersifat teratogenik (dapat menyebabkan kelainan kongenital atau

cacat bawaan bayi). Komponen yang dapat diberikan adalah25:

a. Sedatif ringan (fenobarbital 30mg, Valum), untuk mengurangi

kekhawatiran.

b. Anti alergi (antihistamin,Dramamine,Avomin) untuk mencegah

terjadinya alergi

c. Obat anti mual/anti muntah (mediamer B, Emetrole, Stemetil,

Avopreg) untuk mencegah terjadinya mual dan muntah.

d. Vitamin, terutama vitamin B kompleks dan vitamin C. Untuk

mengurani rasa mual dan segar.

e. Observasi intake dan output

f. Menghentikan kehamilan pada beberapa kasus, pengobatan

hiperemesis yang tidak berhasil justru mengakibatkan terjadinya

kemunduran dan keadaan semakin menurun sehingga diperlukan

pertimbangan penguguran kandungan adalah :

1) Gangguan kejiwaan (delirium, apatis, somnolen, sampai koma,

terjadi gangguan jiwa ensefalopati Wernicke)


2) Gangguan penglihatan (pendarahan retina, kemunduran

penglihatan).

3) Gangguan hati (ikterus), ginjal (anuria), jantung dan pembuluh

darah (nadi meningkat, tekanan darah menurun.)

4. Protap RSUD Cimacan

a. Line pertama pengobatan mual dan muntah pada kehamilan

adalah melalui pemberian antiperapetik secara oral

b. Bila terapi oral gagal, maka dapat dilakukan pemberian cairan

intravena NaCl atau RL atau pemberian nutrisi melalui larutan

untuk dehidrasi, ketonemia, defisit elektrolit dan ketidak

seimbangan asam dan basa.

c. Cairan intravena dapat disertai pemberian obat (drip)

d. Pemberian dextrose 5-10% masih dapat diberikan setelah

dehidrasi teratasi

e. Jika mual dan muntah hebat tetap terjadi setelah dehidrasi, maka

sebaiknya pasien dirawat

f. Antiemetik : promethazin, Proklorperazin, klorpromazine,

metoklopramid, ondansetron dapat diberikan secara peroral,

drip atau iv bolus, sesuai dosis lazim.


2.3. Aplikasi Manajemen Kebidanan Pada Kasus Hiperemesis

Gravidarum

2.3.1. Data Subjektif

a. Anamnesa

1) Biodata

Umur < 20 tahun belum cukupnya kematangan fisik, mental dan

fungsi sosial dari calon ibu. Hal ini mempengaruhi emosi ibu

sehingga terjadi konflik mental yang membuat ibu kurang

nafsu makan.

2) Keluhan utama

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui apakah pasien

mengalami mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam

atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan

pekerjaan sehari-hari.

3) Riwayat kehamilan sekarang

Dikaji untuk mengetahui paritas, dan hari pertama haid

terakhir untuk mengetahui usia kehamilan. hiperemesis

gravidarum adalah mual dan muntah berat yang puncaknya

antara Minggu ke-8 dan Minggu ke-12 dan hilang pada

Minggu ke-16.
4) Riwayat Kesehatan Ibu

Dikaji untuk mengetahui apakah mual dan muntah tersebut

merupakan Hiperemesis Gravidarum atau penyakit lain.

5) Riwayat Psikososial

Dikaji untuk mendapatkan gambaran bahwa wanita menolak hamil,

takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami,

diduga dapat menjadi faktor kejadian hyperemesis gravidarum.

6) Pola Kebiasaan sehari-hari

Dikaji untuk mengetahui status gizi pasien sebelum dan selama hamil

apakah mengalami perubahan, frekuensi makan, jenismakanan,

kualitas dan kuantitas makanan, apakah ada pantang makan dan jenis

minuman apa yang diminum serta berapa banyak ibu minum dalam

satu hari.16 frekuensi BAK serta warna mengetahui frekuensi BAB

serta konsistensi untuk mengetahui apakah ibu mengalami dehidrasi.

Pada ibu hamil yang mengalami Hiperemesis Gravidarum asupan

makan dan minum berkurang.

2. Data Objektif

a. Keadaan Umum

Untuk mengetahui keadaan ibu apakah baik, cukup atau kurang

untuk mengetahui tingkatan Hiperemesis Gravidarum.


b. Tanda-tanda Vital

Pada kasus Hiperemesis Gravidarum nadi cepat, suhu meningkat

tekanan darah rendah.

c. Pemeriksaan Fisik

Pada kasus Hiperemesis Gravidarum data fokus yang dilakukan

seperti mata untuk mengetahui kelopak mata cekung, sklera kuning.

Mulut untuk mengetahui bibir kering,lidah kering dan kotor terdapat

bau aseton. Turgor kulit lambat.

d. Pemeriksaan Laboratorium

Pada kasus Hiperemesis Gravidarum dibutuhkan data penunjang

seperti pemeriksaan urin untuk mengetahui apakah ada kandungan

keton, serta dilakukan pemeiksaan darah yang terdiri dari Hb dan

Leukosit untuk mengetahui apakah ibu mengalami anemia.

3. Analisa

Setelah mendapatkan data subjektif dan objektif kemudian menentukan

masalah potensial yang memerlukan tindakan, selanjutnya disimpulkan

dengan pernyataan : Ny...usia...G..P..A... Usia Kehamilan... dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade...


4. Penatalaksanaan

a) Isolasi

b) Pemberian cairan pengganti

c) Pemberian obat anti alergi

d) Pemberian obat mengurangi mual dan muntah

e) Observasi intake dan output


BAB 3

ASUHAN KEBIDANAN

Hari/Tanggal : Sabtu 12 Juli 2020

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : PMB Bidan “S”

Pengkaji : Siti Sunarsih

4.1. Data Subjektif

1. Identitas Klien

Istri Suami

Nama : Ny. “R” Nama : Tn “A”

Usia : 24 th Usia : 25Th

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan :Wiraswasta

Alamat : Jogotrunan Rt:01 Rw:01 Alamat : Jogotrunan Rt:01Rw01

2. Keluhan Utama

Ibu merasa mual muntah, pusing dan belum ada makanan yang

masuk. Setiap minum maupun makan selalu dimuntahkan kembali.


3. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ini adalah kehamilan yang pertama,. HPHT yaitu 13 April 2020

( Taksiran Persalinan 20 Januari 2021 ). Ibu periksa ke bidan 1 bulan

yang lalu ibu baru mengetahui bahwa ibu sedang hamil.

4. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita :

Ibu mengatakan tidak pernah mempunyai penyakit sistemik seperti

jantung, ginjal, asma / TBC paru, hepatitis dll

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit turunan atau keluarga

6. Riwayat Kontrasepsi : Ibu mengatakan pernah memakai alat

kontrasepsi

7. Riwayat Sosial

Perkawinan ini : Direncanakan dan kehamilannya diterima.

Perasaan tentang kehamilan ini : sangat senang

Status perkawinan : sah

Riwayat Kesehatan Ibu

8. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola Nutrisi dan Hidrasi

Sebelum hamil ibu makan 2 kali sehari dengan menu nasi lauk

dan sayur, ibu minum air putih ± 4 gelas setiap hari. Sejak ibu

mengetahui akan kehamilannya ibu mual dan muntah terus


menerus dan sejak 2 hari yang lalu tidak ada makanan maupun

minuman yang masuk.

b. Eliminasi

Sebelum hamil ibu BAB 1 kali sehari . Selama hamil ibu BAB 1 kali

sehari konsistensi keras dan kering. Sebelum hamil ibu BAK 5 kali

sehari. Selama hamil ibu BAK 3 kali sehari, warna kuning pekat.

c. Istirahat

Ibu tidur ±6-7 jam setiap malam hari. Kadang kadang ibu tidur ±1

jam pada siang hari

d. Kegiatan sehari-hari

Sebelum mengetahui kehamilannya ibu mengurus pekerjaan rumah

sendiri setelah ibu mengetahui kehamilannya pekerjaan rumah di

bantu dikerjakan oleh ibu kandungnya.

e. Hubungan Seksual

Ibu berhubungan seksual 2 kali dalam seminggu.

f. Riwayat Konstasepsi

Setelah menikah ibu tidak pernah menggunakan kontrasepsi akan

tetapi suami yang mengunakan kondom saat melakukan hubungan

seksual
4.2 Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : baik

b. Kesadaran : composmentis

c. Tanda-tanda Vital

1) Tekanan Darah :110/70 mmHg

2) Nadi :80 x/menit

3) Respirasi :20 x/menit

4) Suhu :36,50C

2. Ukuran Antropomentri

a. Berat Badan sebelum hamil : 55kg

b. Berat badan setelah hamil : 52kg

c. Tinggi badan : 160cm

d. Penurunan Berat badan : 3 kg

e. IMT : Berat Badan (Kg)

Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m): 55Kg

1,6 x 1,6 = 21,4 , termasuk dalam kategori normal.penambahan

berat badan yang harus dicapai sebesar 11,5 – 16 kg


3. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala dan leher

1) Wajah : tidak ada oedem

2) Mata : konjungtiva merah muda dan sklera putih, kelopak mata

cekung

3) Mulut : gigi tidak ada caries, bibir kering , lidah kering tercium
bau aseton

4) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan limfe.

b. Payudara

Kedua payudara simetris, tidak ada massa atau nyeri tekan, tidak ada

retraksi, areola berwarna kecoklatan. puting susu sebalah kanan

tampak menonjol tetapi sebelah kiri tampak datar

c. Abdomen

Tinggi Fundus Uteri (TFU) 3 jari atas simpisis DJJ belum terdengar,

kandung kemih kosong.

d. Ekstremitas

Ekstremitas atas : kedua tangan tidak ada oedem, kuku merah

muda.Ekstremitas bawah : kedua kaki tidak ada oedem, tidak ada

varises, kuku merah muda, refleks patella positif.


e. Genetalia

Vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada varises, tidak ada

pengeluaran cairan keputihan, tidak ada luka, tidak ada pembesaran

kelenjar Bartolin, tidak ada nyeri tekan, serta tidak ada pengeluaran

nanah maupun darah saat dilakukan pengurutan uretra dan kelenjar

skene.

f. Anus

Tidak ada haemoroid

g. Kulit

Turgor kulit : kulit kering, turgor lambat untuk kembali

4. Pemeriksaan penunjang

 USG : UK 13 minggu, terdapat DJJ, besar janin 7 mm. Keadaan


janin baik
 Hasil Laboratorium Darah

Haemoglobin : 12 gr %

Golongan darah : O

Plano test : +

4.3. Assesment

G1P0A0 Usia Kehamilan 13 Minggu dengan Hiperemesis Gavidarum

Grade 2.

4.4 Penatalaksanaan

 Melakukan pendekatan dan menjalin komunikasi terapeutik dengan ibu

dan keluarga
 Menanyakan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan

 Menjelaskan pada ibu tentang kehamilannya

 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suaminya

 Memberikan penyuluhan tentang

Nutrisi : makan dengan gizi yang seimbang seperti nasi,lauk pauk,

sayur, minum air putih dan susu serta buah.

 Istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas yang berlebih

 Personal hygiene : ganti baju tiap hari, mandi minimal 2x/hr,ganti

celana minimal 2x/hr

 Tanda bahaya kehamilan : perdarahan pervaginam, oedema pada muka

atau jari, sakit kepal yang keras, mata kabur, nyeri perut dll

 Menganjurkan ibu untuk makann sering tapi dalam porsi sedikit

 Menganjurkan ibu bangun tidur pagi jangan tiba – tiba berdiri, karena

akan terasa oyong, mual, dan muntah.

 Memberika terapi obat anti muntah B6 : dengan dosis 3x1 sesudah

maka, Dhymenhidrinat dengan dosis 3x1 sebelum makan.

 Menjadwalkan kunjungan ulang pada ibu pada tanggal 12 juli 2020

atau sewaktu-waktu ada keluhan yang sangat mengganggu yaitu

seperti mual muntah ibu yang terus menerus sehingga ibu tidak mau

makan.
BAB 4

PEMBAHASAN

Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang

berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-

hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi

dehidrasi.Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis

gravidarum tidak kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari

10 kali muntah ; akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh

dianggap sebagai hyperemesis

1. TINGKAT 1 ( Ringan )

Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak

mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri di epigastrium; nadi

sekitar 100 kali permenit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang,

lidah kering, dan mata cekung.

2. TINGKAT 2 ( Sedang )

Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum

penderita lebih parah: lemah apatis, turgor kulit mulai jelek,lidah

kering dan kotor; nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi),

ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun,

hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat pula terjadi

asetonuria, dan dari nafas keluar bau aseton.


3. TINGKAT 3 ( Berat )

Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun,

somnolen sampai koma, nadi kecil, halus dan cepat; dehidrasi

hebat suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus. Komplikasi

yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat

(ensefalopati wernicke ) dengan adanya: nistagmus, diplopia,

perubahan mental

PENANGANAN MENURUT TEORI

1) Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukatif

tentang kehamilan kepada ibu – ibu dengan maksud

menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diit ibu

hamil, makan jangan sekaligus banya : tetapi dalam porsi sedikit –

sedikit namun sering. Jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun

pagi,akan terasa oyong, mual dan muntah. Defekasi hendaknya

diusahakan teratur.

2) Terapi obat, menggunakan sedativa ( Luminal, Stesolid ) ;

vitamin (B1 dan B6 ); anti muntah ( Mediamer B6,

Drammmamin, Avopreg, Avomin, Torecana) ; antasida dan

anti mulas.
3) Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di

rumah saki

 Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan

adalah suatu hal yang wajar, normal, dan fisiologis, jadi

tidak pperlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan

faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomidan

pekerjaan serta lingkungan.

 Penambahan cairan. Berikan infus dekstrosa atau glukosa

5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam.

Berikan obat – obatan seperti telah dikemukaan di atas..

Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan

cepat memperbaiki keadaan umum penderita, dapat

dipertiimbangkan suatu abortus buatan.


 PENANGANAN YANG DILAKUKAN DI PMB SITI

SUNARSIH

- Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan

adalah suatu hal yang wajar, normal, dan fisiologis, jadi

tidak pperlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan

faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan

pekerjaan serta lingkungan

⁻ Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukatif

tentang kehamilan kepada ibu, dengan maksud

menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diit

ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak : tetapi dalam

porsi sedikit – sedikit namun sering. Jangan tiba – tiba

berdiri waktu bangun pagi,akan terasa oyong, mual dan

muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur.

⁻ Terapi obat Memberika terapi obat anti muntah (B6 +

dengan dosis 3x1 sesudah makan, Dhymenhidrinat

dengandosis 3x1 sesudah makan.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada klien multi gravida

trimester 1 dengan keluhan mual muntah, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa kehamilan adalah hal yang fisiologis, saat terjadinya

gangguan perubahan pada fisik dan peran bagi seorang ibu yang

memerlukan penanganan secara efektif, dan berkesinambungan. Dengan

menggunakan proses asuhan kebidanan pada pasien selama masa kehamilan

dapat memberikan perawatan sesuai permasalahan dan kebutuhannya.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi institusi

 Hendaknya memperbanyak pengadaan buku-buku yang

berkaitan dengan asuhan ibu hamil sehingga dapat dijadikan

masukan atau acuan dalam pembuatan laporan.

 Hendaknya memperbanyak atau melengkapi alat-alat yang yang

ada di laboratorium sehingga pada waktu kita melakukan

praktek tidak kekurangan alat, yang dapat memperlambat

jalannya praktek.
5.2.2 Bagi lahan praktek

 Hendaknya meningkatkan mutu pelayanan di PMB

5.2.3 Bagi Mahasiswa

 Hendaknya mahasiswa dapat mengaplikasikan antara ilmu

pengetahuan, logiks dan ilmiyah dalam melaksanakan dan

menerapkan asuhan kebidanan dengan baik dan baik


DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun

2013.Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Analisis Kematian Ibu di

Indonesia Tahun 2012 Berdasarkan Data SDKI tahun 2011, Riskesdas

danLaporan Rutin KIA. Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan Ibu.

( Diakses pada tanggal 01 Mei 2018) Hiperemesis GravidarumFauziyah, Y.

2012. Obstetri Patologi. Yogjakarta : Nuha Medika.

Rsup Prof Dr.R.D Kandou Manado, Jurnal Kedokteran Klinik (JKK) Volume1

No.3, Situasi Kesehatan Ibu. Jakarta : Pusat Data dan Informasi

Kementrian Kesehatan

Karlina,Risma.dkk.2014.Hubungan Paritas dan Status Nutrisi

denganHiperemesis Gravidarum (Diakses pada tanggal 16 Mei 2018)

Departemen Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2014. Profil Kesehatan Provinsi

Sulistyawati. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.

Jakarta.Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai