Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS PEMBERIAN TERAPI OBAT (ORAL) PADA IBU

HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI


PMB DEWI ROSMANAH

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Stase Asuhan Kebidanan pada


Keterampilan Dasar Kebidanan

Disusun Oleh:
Nama : Rita Astriyani
NPM : H522170

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus Pemberian Terapi Obat (Oral) pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
telah disahkan oleh tim pembimbing pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 16 November 2022
Tempat : Zoom

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Prodi Pendidikan Penanggung Jawab Prodi Pendidikan


Profesi Bidan Fakultas Kebidanan Institut Profesi Bidan Fakultas Kebidanan Institut
Kesehatan Rajawali Kesehatan Rajawali

Dhini Wahyuni, S.S.T., M.Tr.Keb Lia Kamila, S.S.T., Bd., M.Keb

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “Pemberian
Terapi Obat (Oral) pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Di PMB Dewi Rosmanah”
dengan lancar dan tepat waktu.
Laporan Kasus ini diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Stase Keterampilan
Dasar Kebidanan dan memahami mengenai Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum”.
Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan Kasus ini masih jauh dari sempurna, karena
itu penulis menerima masukan-masukan, kritik serta saran yang membangun untuk
penyempurnaan Laporan Kasus ini.
Akhir kata, semoga Laporan Kasus ini dapat bermanfaat, menambah wawasan, dan dapat
digunakan sebagai pembelajaran bagi kita semua terutama bagi penulis.

Bandung, 1 November 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.....................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Tinjauan Teori.............................................................................................................4
2.1.1 Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum...........................................................4
2.2 Pencegahan dan Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum.......................................7
2.2.1 Pencegahan Hiperemesis...................................................................................7
2.2.2 Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum.......................................................7
2.2.3 Prognosis Hiperemesis Gravidarum..................................................................8
2.3 Manajemen Asuhan Kebidanan...................................................................................9
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pelaksanaan Asuhan..................................................................................................11
3.2 Manajemen Asuhan Kebidanan.................................................................................11
1. Pengkajian Data....................................................................................................11
2. Interpretasi Data...................................................................................................15
3. Diagnosa Potensial...............................................................................................17
4. Antisipasi..............................................................................................................17
5. Perencanaan..........................................................................................................17
6. Pelaksanaan .........................................................................................................17
7. Evaluasi................................................................................................................18

iv
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian Data.........................................................................................................19
4.2 Interpretasi Data........................................................................................................20
4.3 Diagnosa Potensial....................................................................................................20
4.4 Antisipasi...................................................................................................................21
4.5 Perencanaan...............................................................................................................22
4.6 Pelaksanaan ..............................................................................................................23
4.7 Evaluasi.....................................................................................................................24
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan....................................................................................................................26
5.2 Saran..........................................................................................................................26
REFERENSI..................................................................................................................27

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hiperemesis Gravidarum adalah suatu kondisi mual dan muntah yang berlebihan yang
dan sering terjadi pada kehamilan trimester pertama. Ibu hamil akan mengalami perubahan
dalam sistem endokrin, terutama disebabkan karena tingginya fluktuasi Human Chorionic
Gonadothropin (HCG), khususnya periode mual muntah gestasional karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Meningkatnya kadar HCG, hormon seks
seperti estrogen dan progesteron inilah yang diperkirakan menjadi faktor penyebab penting
terjadinya salah satu komplikasi kehamilan yakni hiperemesis gravidarum (Martaadisoebrata
dkk, 2015).
Gejala tersebut kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Marmi dkk, 2011). Dibandingkan dengan
morning sickness, hiperemesis gravidarum intensitas muntahnya melebihi normal dan
berlangsung lebih lama selama trimester pertama kehamilan (Varney, 2007). Kurangnya
pengetahuan dan paparan informasi ibu hamil trimester pertama tentang cara mengatasi
permasalahan yang berkaitan dengan hiperemesis gravidarum merupakan faktor yang
mengakibatkan ketidakmampuan ibu dalam mengatasi permasalahan pemenuhan nutrisi
ketika mengalami hiperemesis gravidarum (Hendi, 2009).
Sebagian besar emesis gravidarum (mual muntah) saat hamil dapat diatasi dengan
berobat jalan, serta pemberian obat penenang dan anti muntah. Akan tetapi, sebagian kecil
wanita hamil tidak dapat mengatasi mual muntah yang berkelanjutan sehingga mengganggu
kehidupan sehari-hari dan menyebabkan kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan
elektrolit. Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler
pada lambung dan esofagus, sehingga muntah bercampur darah. Hal tersebut dapat
menimbulkan kekhawatiran pada ibu hamil, dan mengagetkan keluarganya. Sekalipun
kejadian mual muntah dalam bentuk hiperemesis gravidarum tidak banyak dijumpai, namun
penanganannya memerlukan perhatian yang serius (Manuaba dkk, 201).

1
Menurut Curtis (2000) dalam Azizah (2012), hiperemesis gravidarum yang ringan
(tingkat I) yang dialami secara terus menerus dapat menyebabkan kondisi ibu hamil menjadi
lemah, nafsu makan menurun, sehingga asupan makanan sehat menjadi berkurang, hal ini
dapat mempengaruhi kondisi tumbuh kembang janin dan memperburuk keadaan ibu serta
memicu timbulnya hiperemesis berat.
Jika hiperemesis gravidarum berlanjut dari tingkat I ke tingkat II ataupun III, maka hal
tersebut akan berdampak lebih buruk lagi bagi ibu dan juga janin. Ibu akan mengalami
kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah selain itu
mengakibatkan gangguan asam basa, pneumoni aspirasi, robekan mukosa yang
menyebabkan rupture esophagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal sehingga
mengakibatkan dampak buruk bagi janin yang mana menurut Wiknjosastro (2005) dalam
Rukiyah dan Lia Yulianti (2014) bahwa pada janin, jika hiperemesis ini terjadi hanya diawal
kehamilan maka tidak akan berdampak terlalu serius, tapi jika disepanjang kehamilan Ibu
mengalami hiperemesis gravidarum maka kemungkinan bayinya mengalami Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR), prematur hingga terjadi abortus.
Penanganan hiperemesis dapat dilakukan melalui beberapa cara di antaranya dengan
pemeriksaan ANC yang teratur, persiapan kehamilan, memberikan penjelasan tentang
kehamilan normal dan persalinan yang merupakan suatu proses yang fisiologik.
Menganjurkan perubahan pada makanan sehari-hari dengan makan dalam jumlah kecil tapi
sering, waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat ( Prawirohardjo, 2009).
Berdasarkan latar belakang diatas yang menunjukkan besarnya kemungkinan
hiperemesis gravidarum tingkat I berubah menjadi hiperemesis gravidarum lebih berat maka
penulis tertarik untuk melakukan “Pemberian Terapi Obat (Oral) pada Ibu Hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum Di PMB Dewi Rosmanah”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam laporan kasus ini
adalah “Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum di
PMB Dewi Rosmanah?”

2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan kasus ini adalah untuk memahami dan memperoleh
gambaran dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil hiperemesis
gravidarum, dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada kasus hiperemesis gravidarum.
2. Mampu menganalisa data dan diagnosa pada kasus hiperemesis gravidarum.
3. Mampu melakukan antisipasi masalah potensial yang mungkin terjadi pada kasus
hiperemesis gravidarum.
4. Mampu melakukan tindakan segera pada kasus hiperemesis gravidarum.
5. Mampu melakukan intervensis sesuai dengan pengkajian pada kasus hiperemesis
gravidarum.
6. Melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan intervensi yang telah di tentukan
pada kasus hiperemesis gravidarum.
7. Melakukan evaluasi sesuai dengan asuhan yang telah diberikan pada kasus
hiperemesis gravidarum.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum
A. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan dan terjadi
sepanjang hari sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari dan menyebabkan
dehidrasi (Fauziyah, 2012). Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang
terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu (Norma dan Dwi,
2013).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan selama
masa hamil dan selama trimester pertama kehamilan (Varney,2007).
Hiperemesis gravidarum didefenisikan sebagai vomitus yang berlebihan
atau tidak terkendali selama masa hamil, menyebabkan dehidrasi, ketidak
seimbangan elektrolit atau defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan. Insiden
kondisi ini sekitar 3,5 per1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan
hilang seiring perjalanan waktu (self-limiting) tetapi penyembuhan berjalan
lambat, satu dari setiap 1000 wanita hamil akan menjalani rawat inap. Kondisi
sering terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung terjadi lagi pada
kehamilan berikutnya.
Hiperemesis gravidarum ialah mual dan muntah yang menetap selama
kehamilan yang menganggu asupan cairan dan nutrisi, biasanya terjadi sebelum
20 minggu kehamilan,cukup berat sehinggah mengakibatkan penurunan berat
badan dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Morgan, 2009).
B. Etiologi
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui, beberapa teori penyebab
hiperemesis diajukan tetapi satu pun tidak memberikan penjelasan yang adekuat
tentang gangguan ini.
Faktor-faktor presdisposisi yang di kemukakan :

4
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG
2. Faktor organik, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi darah ibu dan
perubahan metabolic.
3. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, apakah ibu
dapat menerima kehamilannya apakah kehamilannya diinginkan atau tidak.
4. Faktor endokrim lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain-lain
C. Patofisiologi
Menurut Manuaba (2007), diawali dengan muntah yang berlebihan sehingga
dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun dan deurisis menurun. Hal ini
menimbulkan perfusi ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan
mengkonsumsi O2. Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju
kearah anaerobik yang menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang
berlebihan dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH darah menjadi
tinggi. Dampak dari semua itu masalah tersebut menimbulkan gangguan fungsi
alat vital sebagai berikut:
1. Hepar
Dehidrasi yang menimbulkan konsusmsi O2 menurun, gangguan fungsi sel
liver dan terjadi ikterus, terjadi perdarahan pada parenkin liver sehingga
menyebabkan gangguan fungsi umum.
2. Ginjal
Dehidrasi penururnan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun, terjadi
perdarahan dan nekrosis sel ginjal, sistem saraf pusat terjadi nekrosis dan
perdarahan otak diantaranya perdarahan ventrikel.
D. Gejala dan tingkat
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum
tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan lebih dari 10 kali muntah akan
tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis.
Hiperemesis menurut berat ringgannya gejala dibagi menjadi tiga tingkat yaitu :

5
1. Tingkat I (ringan) : Mual, muntah terus menerus menyebabkan penderita
lemah, tidak mau makan, berat badan turun, rasa nyeri di epigastrium, nadi
sekitar 100 kali permenit tekanan darah turun, turgor kulit berkurang, lidah
kering dan mata cekung.
2. Tingkat II (sedang) : Mual dan muntah yang hebat dapat menyebabkan keadaan
umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah
kering dan kotor, nadi kecil dan berat badan turun, mata cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oligoria dan konstipasi. Terdapat keton dan bilirubin dalam
urin.
3. Tingkat III (berat) : Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun,
samnolen sampai koma, nadi kecil, halus dengan cepat, dehidrasi berat, suhu
badan naik dan tensi turun sakali, icterus. Komplikasi yang dapat berakibat
fatal terjadi pada susunan saraf pusat dengan adanya: nistagnus, diplopia,
perubahan mental.
Untuk usia kehamilan pada hiperemesis gravidarum tingkat I, II dan III
yaitu didekteksi pada sekitar 26 hari setelah konsepsi dan peningkatan ekskresinya
sebanding meningkatnya usia kehamilan diantara 30-60 hari. Produksi puncaknya
adalah pada usia kehamilan 60-70 hari kemudian menurun secara bertahap dan
menetap hingga akhir kehamilan setelah usia kehamilan 100-130 hari
(Prawirohardjo, 2010).
E. Diagnosis
Diagnosa hiperemesis gravidarum tidak terlalu sukar karena penyakit ini
berkaitan dengan gestose (gestosio-hamil) yaitu hanya terdapat pada ibu hamil
(Manuaba, 2007) Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat,
menimbulkan gangguan tumbuh kembang dalam rahim dalam manifestasi
kliniknya serta mempengaruhi keadaan umum ibu. Oleh karena itu hiperemesis
gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan mendapat pengobatan yang adekuat.
Kemungkinan penyakit lain yang menyertai kehamilan harus konsultasi dengan
dokter tentang penyakit hati, ginjal dan penyakit tukak lambung. Pemeriksaan
laboratorium dapat membedakan tiga kemungkinan hamil yan disertai penyakit.

6
2.2 Pencegahan dan Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum
2.2.1 Pencegahan Hiperemesis
Prinsip pencegahan Norma dan Dwi (2013), adalah penerapan bahwa kehamilan
adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis. Diet ibu hamil yaitu makan dalam
jumlah kecil tetapi lebih sering sehingga memenuhi kebutuhan nutrisi, hindari
makanan berminyak dan berbau lemak, makan dan minum sebaiknya disajikan dalam
keadaan panas atau hangat dan jika bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur
serta anjurkan makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
Prinsip pencegahan menurut Fauziyah (2012), adalah dengan memberikan
edukasi tentang diet dan gaya hidup untuk mengurangi gejala dan meningkatkan
kualitas hidup ibu hamil. Diet ibu hamil yaitu makan sedikit - sedikit tapi sering, kaya
akan karbohidrat dan rendah lemak, memberikan makanan selingan seperti snack,
kacang, biskuit dengan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur, menghindari
makanan yang berminyak dan berbau dan makanan sebaiknya dalam keadaan panas
atau sangat dingin. Edukasi gaya hidup bisa dengan istirahat dan dukungan emosional.
2.2.2 Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan, yaitu :
a. Terapi obat menggunakan sedatif, yang sering diberikan adalah Phenobarbital.
Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6 atau B kompleks. Pada
keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti stimetil atau khlorpromasin.
b. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola dirumah
sakit.
c. Isolasi, penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran darah yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan
perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti
dan penderita mau makan. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala - gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
d. Terapi psikologik, perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta

7
menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang
penyakit ini.
e. Cairan parenteral, berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit dengan
dekstrosa 5% - 10% dalam cairan garam fisiologis dilakukan sebanyak 2 - 3 liter
sehari. Bila perlu berikan vitamin intravena, elektrolit (kalsium, kalium, dan
natrium) serta protein.
f. Penghentian kehamilan, pada keadaan yang sangat berat tindakan ini dilakukan
dengan indikasi gangguan kesadaran dan saraf, somnolen sampai koma,
ensefalopati wernick, gangguan organik (perdarahan esofagus, lambung, retina)
atau gangguan fungsi hati dan ginjal (Manuaba, 2008).
Menurut Norma dan Dwi (2013), bila pencegahan tidak berhasil, maka
diperlukan pengobatan yaitu kolaborasi dengan dokter kandungan dalam pemberian
program terapi seperti :
a. Infus untuk memberi larutan dekstrosa 5% dengan kecepatan aliran 200 ml per
jam untuk liter pertama, larutan yang diberikan akan membantu mengganti cairan
yang hilang.
b. Terapi obat : Sedativa (Luminal, Stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah
(Mediamer B6, Dramamin, Avopreg, Avomin, Metoklopramid, Disiklomin
hidroklorida atau klorpromazin).
2.2.3 Prognosis Hiperemesis Gravidarum
Menurut Manuaba (2007), prognosis hiperemesis gravidarum melalui
pengobatan konservatif melalui rehidrasi dan pemberian glukosa. Kriteria keberhasilan
pengobatan dapat ditentukan sebagai berikut : rehidrasi berhasil dan turgor kulit pulih
kembali, diuresis bertambah banyak sehingga benda keton semakin berkurang,
kesadaran penderita semakin membaik, keadaan ikterus semakin berkurang, hasil
pemeriksaan laboratorium membaik, artinya benda keton semakin berkurang.
Sebagian besar hiperemesis gravidarum tingkat I dapat diatasi dengan berobat
jalan sehingga sangat sedikit memerlukan pengobtan rumah sakit. Penderita
hiperemesis gravidarum tingkat I yang dirawat dirumah sakit, hampir seluruhnya dapat

8
dipulangkan dengan memuaskan, sehingga kehamilannya dapat diteruskan (Manuaba,
2010).

2.3 Manajemen Asuhan Kebidanan


A. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
temuan, ketrampilan, dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang
berfokus pada klien (Simatupang, 2008).
B. Proses Manajemen Kebidanan
Dalam penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada penerapan manajemen
kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat I menurut 7 langkah
Varney karena metode dan pendekatannya sistematik dan analitik sehingga
memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah terhadap klien. Dalam proses
ketujuh langkah tersebut dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan
evaluasi, yaitu :
Langkah I : Pengkajian
Langkah II : Interpretasi Data
Langkah III : Diagnosa Potensial
Langkah IV : Antisipasi
Langkah V : Perencanaan
Langkah VI : Pelaksanaan
Langkah VII : Evaluasi
Dalam memberikan asuhan lanjutan, sebagai catatan perkembangan, dilakukan
asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Menurut Varney (2007), sistem
pendokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP, yaitu :
 S (Subyektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa sebagai langkah I Varney.

9
 O (Objektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
 A (Asessment) : menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
data subyektif dan data obyektif dalam suatu identifikasi :
1. Diagnosa atau masalah
2. Antisipasi diagnosa dan masalah
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi dan
atau rujukan sebagai langkah II, III, IV.
 P (Planning) : Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi,
perencanaan berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI, VII Varney.
C. Landasan Hukum
Berdasarkan Permenkes NO 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 10 ayat (1).
Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan yang
meliputi pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa
nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan (Depkes RI, 2010).
D. Informed Consent
Informed Consent adalah persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh
klien/pasien atau walinya (bagi bayi, anak dibawah umur dan klien/pasien tidak sadar
misalnya pasien eklamsia) kepada bidan untuk melakukan tindakan sesuai kebutuhan
(Sofyan, 2006).

10
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. N G2P1A0 GRAVIDA 10 MINGGU
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI
PMB DEWI ROSMANAH

3.1 Pelaksanaan Asuhan


Hari/ Tanggal : Selasa / 01 November 2022
Jam Pengkajian : 16.10 WIB
Tempat Pengkajian : PMB Dewi Rosmanah
Nama Pengkaji : Rita Astriyani

Identitas Ibu Identitas Suami


Nama : Ny “N” Nama : Tn “D”
Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Legok Kidul 27/08 Alamat : Legok Kidul 27/08

3.2 Manajemen Asuhan Kebidanan


1. Pengkajian Data
A. Data Subjektif
1) Keluhan Utama

11
Ibu mengatakan ini kehamilan kedua, mengeluh sejak 3 hari yang lalu
mengalami mual dan muntah 6 – 8x sehari, tidak nafsu makan, badan terasa
lemas sampai mengganggu aktifitasnya.
2) Riwayat Menstruasi
- Menarche : 13 tahun
- Siklus : 28-30 hari
- Lama haid : 7 hari
- Jumlah : ± 2-3 x / hari ganti pembalu (konsistensi encer)
- Teratur/Tidak : Teratur
- Disminohae : Kadang-kadang.
3) Riwayat Kehamilan Sekarang
- HPHT : 20 Agustus 2022
- HPL : 26 Mei 2023
- Gerakan janin : Belum merasa ada gerakan janin
- Vitamin yang di konsumsi : Asam folat
- Keluhan : Ibu mengatakan mual, muntah dan pusing
- Pemeriksaan ANC : 1 kali pemeriksaan ke bidan
- Imunisasi TT : 2 kali
- Kekhawatiran Khusus : Ibu merasa cemas dengan keluhannya saat ini

4) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas terdahulu

Jenis Anak
Tgl /Thn Tempat Penyuli
No UK Persalina Penolong Nifas
Persalinan Persalinan t JK BB PB
n
1. 2018 PMB Aterm Spontan Bidan - Perempuan 3300 50 Sehat
2. Hamil ini

5) Riwayat Kesehatan
 Ibu mengatakan mempunyai riwayat penyakit lambung

12
 Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC,
Hepatitis dan HIV/AIDS
 Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti asma,
jantung, diabetes dan hipertensi
6) Riwayat Kebiasaan Sehari-hari
 Pola Nutrisi
Sebelum Hamil :
Makan 3 x/ hari dengan porsi, nasi lauk, sayur, minum ± 7-8 gelas/hari air
putih. Tidak ada pantang makanan, dan tidak ada alergi
Selama Hamil :
Makan ± 1 kali sehari, dengan porsi sedikit seperti nasi, lauk, sayur,
kadang buah. Minum ± 3-4 gelas.hari air putih dan kadang teh pada pagi
hari
 Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum hamil :
Tidur siang ± 1-2 jam
Tidur malam ± 6-7 am
Selama Hamil :
Tidur siang : Ibu mengatakan hampir tidak bisa tidur siang karena merasa
tidak nyaman dengan kondisinya saat ini.
Tidur malam : Ibu mengatakan tidur malam ± 6 – 7 jam dan sering
terbangun karena mual muntah.
 Pola Eliminasi
Sebelum Hamil :
BAB 1 x / hari
BAK 4-5 x / hari
Selama Hamil :
BAK : Ibu mengatakan sering buang air kecil warna kuning jernih
BAB : Ibu mengatakan buang air besar 1 kali sehari, konsistesnsi keras,
bau dan warna khas feses

13
 Personal Hygiene
Sebelum dan selama hamil tidak ada perubahan yaitu, mandi 2x / hari,
gosok gigi 3x / hari, ganti pakaian 2x / hari atau bila kotor, keramas 2-3x /
minggu atau bila perlu, ganti celana dalam 2-3x / hari.
 Pola Kebiasaan Lain
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu, minum alkohol, dan
obat – obatan
 Pola Aktivitas
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci dan
menyetrika
7) Riwayat Psikologi dan Spiritual
Ibu mengatakan sudah siap lahir batin melaksanakan pernikahan
a. Perasaan tentang kehamilan ini
Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilannya, tetapi juga merasa
cemas akan kondisinya saat ini.
b. Kehamilan ini direncanakan atau tidak
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan.
c. Jenis kelamin yang diharapkan
Ibu mengatakan laki – laki maupun perempuan sama saja.
d. Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini
Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat senang dan mendukung
kehamilan ini.
e. Keluarga lain yang tinggal serumah
Ibu mengatakan hanya tinggal serumah dengan suaminya.
f. Pantangan makan
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makan.
g. Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan
Ibu mengatakan dalam keluarganya ada adat istiadat dalam kehamilan
seperti mitoni (7 bulanan).
B. Data Objektif

14
1) Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum : Lemah
 Kesadaran : Composmentis
 TTV
TD : 110/80 mmHg S : 36,8 oC
N : 80 x/menit R : 22x /menit
 TB : 147 cm
 BB sebelum hamil : 58 kg
 BB sekarang : 56 kg
 LILA : 24 cm
2) Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bersih, tidak rontok dan tidak berketombe
Muka : Bersih tidak ada cloasma gravidarum dan oedema
Mata : Simetris, mata cekung, sklera putih, konjungtiva pucat
Hidurng : Simetris, bersih, tidak ada benjolan
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen
Mulut : Tidak stomatitis, lidah kering
Gigi : Tidak ada karies
Gusi : Tidak berdarah ataupun luka
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe
Payudara : Simetris, membesar dalam batas normal, putting susu menonjol,
tidak ada benjolan abnormal, ASI belum keluar
Abdomen : Bentuk normal, ballotment belum teraba, terdapat linea nigra,
tidak ada striae gravidarum
Leopold I : Belum teraba ballotement
Leopold II : Belum bida dilakukan pemeriksaan
Leopold III : Belum bida dilakukan pemeriksaan
Leopold IV : Belum bida dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Atas : Turgor kulit berkurang, tidak terdapat oedema

15
Bawah : Tidak terdapat oedema atau varises dan reflek patella + / +
3) Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12 gr/dl

2. Interpretasi Data
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. N G2P1A0 gravida 10 minggu dengan hiperemesis gravidarum
DS:
1. Ibu mengatakan bernama Ny. N berumur 25 tahun.
2. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 20 Agustus 2022.
3. Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua dan belum pernah keguguran.
4. Ibu mengatakan sejak 3 hari yang lalu mengalami mual muntah ± 6 – 8 kali
sehari, tidak nafsu makan dan badan terasa lemas sampai mengganggu
aktifitasnya.
DO :
 Keadaan umum : Lemah
 Kesadaran : Composmentis
 HPL : 26 Mei 2023
 TTV
TD : 110/70 mmHg S : 36,8 oC
N : 80 x/menit R : 22x /menit
 TB: 147 cm
 BB sebelum hamil : 58 kg
 BB sekarang : 56 kg
 Lila: 24 cm
 Palpasi
Leopold I : Ballotement belum teraba
 Inspeksi
Turgor kulit berkurang
b. Masalah

16
Ibu merasa tidak nyaman, cemas dan gelisah dengan kehamilannya saat ini karena
mual muntah yang mengganggu aktivitasnya.
c. Kebutuhan
1. Informasi tentang keadaan kehamilannya saat ini.
2. Informasi tentang penyebab mual dan muntah serta cara mengatasinya.
3. Dukungan moril untuk ibu dari suami dan keluarga.

3. Diagnosa Potensial
Hiperemesis Gravidarum tingkat II.

4. Tindakan Segera/Kolaborasi
Tindakan segera dilakukan apabila didapati ibu mengalami penurunan kesadaran
menjadi apatis, kemudian pada pemeriksaan fisik didapati nadi cepat dan kecil lidah
kering dan kotor, mata sedikit ikterik, aseton tercium dalam hawa pernafasan.
Selanjutnya pada pasien hiperemesis gravidarum tingkat I kolaborasi dilakukan dalam
hal pemberian obat-obatan dan vitamin.

5. Perencanaan
a. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
b. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
c. Jelaskan bahwa mual dan muntah adalah hal yang fisiologis terjadi pada kehamilan,
utamanya pada awal kehamilan dan pada kehamilan pertama.
d. Anjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak.
e. Anjurkan pada ibu untuk menghindari makanan berlemak.
f. Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering.
g. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang hangat atau makanan yang benar-benar
dingin.
h. Anjurkan ibu untuk konsumsi olahan jahe atau penggunaan aromaterapi lavender.
i. Beritahu keluarga atau suami untuk beri dukungan pada ibu

17
j. Berikan vitamin sesuai kebutuhan (vitamin B6).
k. Beritahu ibu untuk datang kembali pada tanggal 4 November 2022, jika keluhan
dirasa tidak membaik atau bertambah parah.

6. Pelaksanaan
a. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
b. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
c. Menjelaskan bahwa mual dan muntah adalah hal yang fisiologis terjadi pada
kehamilan, utamanya pada awal kehamilan dan pada kehamilan pertama.
d. Menganjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak.
e. Menganjurkan pada ibu untuk menghindari makanan berlemak.
f. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering.
g. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang hangat atau makanan yang benar-
benar dingin.
h. Menganjurkan ibu untuk konsumsi olahan jahe atau penggunaan aromaterapi
lavender.
i. Memberitahu keluarga atau suami untuk beri dukungan pada ibu.
j. Memberikan vitamin sesuai kebutuhan (vitamin B6).
k. Memberitahu ibu untuk datang kembali pada tanggal 4 November 2022, jika keluhan
dirasa tidak membaik atau bertambah parah.

7. Evaluasi
a. Ibu dan keluarga mengerti dengan apa yang disampaikan.
b. Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk beristirahat yang cukup.
c. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan merasa tenang.
d. Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk minum air putih yang banyak.
e. Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk menghindari makanan berlemak.
f. Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk makan sedikit tapi sering.
g. Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk makan makanan yang hangat atau makanan
yang benar-benar dingin.

18
h. Ibu akan mencoba mengkonsumsi olahan jahe atau menggunakan aromaterapi
lavender.
i. Suami sudah memberikan dukungan pada ibu.
j. Vitamin sudah diberikan.
k. Ibu akan datang kembali pada tanggal 4 November 2022, jika keluhan dirasa tidak
membaik atau bertambah parah.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan Laporan Kasus ini akan menguraikan tentang proses asuhan kebidanan
ibu hamil Ny. N dengan hiperemesis gravidarum tingkat I di PMB Dewi Rosmanah dengan
menggunakan 7 langkah Varney mulai dari pengkajian sampai evaluasi.

4.1 Pengkajian Data


Asuhan kebidanan pada Ny. N umur 25 tahun datang ke klinik pada tanggal 1
November 2022 pukul 16.10 wib bersama suami dengan keluhan mual dan muntah 6-8
kali/hari, tubuh terasa lemas dan ibu merasakan neyri pada ulu hati, nafsu makan ibu
berkurang. Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan kedua dan tidak pernah mengalami
keguguran. Ibu merasa lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas rumah tangga seperti
biasanya. Ibu mengatakan mempunyai riwayat penyakit lambung dan hiperemesis
gravidarum pada kehamilan sebelumnya.
Hasil pemeriksaan fisik diperoleh tanda-tanda vital: tekanan darah 100/80 mmHg,
pulse 80 x/menit, pernapasan 22 x/menit, suhu 36,8°C, penurunan berat badan, LILA 24 cm,
mata cekung, lidah kering, nyeri pada ulu hati dan turgor kulit berkurang. Pada pemeriksaan
abdomen balotement belum teraba. Pengeluaran vulva dan vagina (-), refleks patella (+)
kanan kiri.
Dari pengkajian ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan
kenyataan dilahan praktek yaitu dalam teori, hiperemesis gravidarum tingkat 1 (ringan) :
mual, muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan

19
turun, rasa nyeri di epigastrium, nadi sekitar 100 kali permenit, tekanan darah turun, turgor
kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung (Prawirohardo, 2010). Sedangkan pada kasus
hiperemesis gravidarum yang dialami oleh Ny. N yaitu tidak mengalami peningkatan nadi
dan penurunan tekanan darah.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Nova Yulita tentang Asuhan Kebidanan Pada
Ny. R dengan Hyperemesis Gravidarum Grade 1 Tahun 2022 dengan keadaan umum ibu
yaitu kurang baik, mual muntah yang berlebihan, wajah tampak lesu, nafsu makan tidak ada,
nyeri pada epigastrium. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh tekanan darah 100/70 mmHg,
pulse 82 x/menit, suhu 36°C, penurunan berat badan, wajah tampak pucat, conjungtiva
anemis dan lidah kotor.

4.2 Interpretasi Data


Dilihat dari interpretasi data pada kasus yang dialami Ny. N berdasarkan perolehan
data pengkajian, sehingga didapatkan diagnosa Ny. N umur 25 tahun G2P1A0 gravida 10
minggu dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. Masalah yang muncul dari diagnosa
kebidanan tersebut adalah klien merasa cemas dan gelisah dengan kehamilannya saat ini
karena mual muntah yang berlebihan, dan masalah tersebut dapat teratasi dengan
memberikan kebutuhan yaitu informasi tentang keadaan kehamilannya saat ini, informasi
tentang mual dan muntahnya, dan dukungan moril pada ibu.
Dari langkah ini menunjukkan bahwa penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan praktek di lapangan. Menurut (Sulistyawati, 2013), diagnosa yang dapat
ditegakkan pada kasus hyperemesis gravidarum grade I adalah ”Ny X
G...P...A...umur...hamil...minggu dengan hyperemesis gravidarum grade I dan masalah yang
sering muncul pada kasus hyperemesis gravidarum grade I adalah gangguan rasa nyaman,
cemas dan gelisah menghadapi kehamilannya serta memberikan kebutuhan yaitu informasi
tentang keadaannya saat ini, memberikan konseling dan motivasi dukungan pada ibu.
Hal ini sejalan dengan (Siregar, 2020) pada langkah ini dilakukan interpretasi data
untuk kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis kebutuhan perawatan kesehatan
yang didefinisikan khusus. Hiperemesis gravidarum umumnya tidak sukar ditegakkan
berdasarkan adanya tanda kehamilan muda dengan mual dan muntah yang terus menerus,

20
sehingga berpengaruh terhadap keadaan umum dan dapat menyebabkan kekurangan
makanan yang mempengaruhi perkembangan janin sehingga perlu pengobatan yang segera
diberikan.

4.3 Diagnosa Potensial


Langkah ketiga ini bertujuan untuk mengantisipasi semua kemungkinan tidak
diinginkan yang dapat muncul sewaktu-waktu. Mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi.
Berdasarkan teori yang ada bahwa masalah potensial dari hiperemesis gravidarum menurut
Setiawan (2007) dalam Rukiyah dan Lia Yulianti (2014), dampak yang dapat ditimbulkan
dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga
keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah selain itu mengakibatkan gangguan asam basa,
pneumoni aspirasi, robekan mukosa yang menyebabkan rupture esophagus, kerusakan hepar
dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan
janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang
mengakibatkan peredaran darah janin berkurang.
Berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi penulis
mengantisipasi terjadinya dehidrasi, kekurangan nutrisi dengan masalah potensial yakni
hiperemesis gravidarum tingkat II. Sebagaimana yang diketahui bahwa hiperemesis
gravidarum dibagi atas tiga tingkatan, sehingga ketika telah ditetapkan masalah aktual yakni
hiperemesis gravidarum tingkat I pada langkah ke II maka kita harus mengantisipasi
terjadinya hiperemesis gravidarum yang lebih berat yakni hiperemesis gravidarum tingkat II.
Pada tahap ini, penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus Ny “N”

4.4 Antisipasi / Tindakan Segera


Tindakan segera adalah tindakan yang dilakukan dengan cara menetapkan kebutuhan
tentang perlunya tindakan segera oleh bidan ataupun dokter untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien.
Sebagaimana yang telah didapatkan pada langkah III bahwa masalah potensial dari
hiperemesis gravidarum tingkat I adalah terjadinya hiperemesis gravidarum yang lebih berat

21
yakni hiperemesis gravidarum tingkat II. Oleh karena itu jika didapati tanda dan gejala
hiperemesis gravidarum tingkat II yakni menurut Fadlun dan Achmad Feryanto (2014)
adalah apabila kesadaran ibu menurun menjadi apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan
kotor, mata sedikit ikterik, kadang suhu sedikit meningkat, oliguria, aseton tercium dalam
hawa pernafasan maka perlu dilakukan tindakan segera serta kolaborasi dengan dokter untuk
kpenanganan lebih lanju.
Pada kasus ini tidak dilakukan tindakan segera karena tidak didapatkan tanda-tanda
hiperemesis gravidarum tingkat I berubah menjadi hiperemesis gravidarum yang lebih berat.
Sehingga pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus.

4.5 Perencanaan
Langkah ini merupakan rencana asuhan menyeluruh terhadap langkah-langkah yang
telah dilaksanakan sebelumnya. Pada langkah ini informasi data tidak lengkap dapat
dilengkapi. Semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat
meliputi pengetahuan, teori terbaru, evidence based care, serta divalidasi dengan asumsi
mengenai apa yang diinginkan.
Pada teori perencanaan asuhan kebidanan terhadap kasus hiperemesis gravidarum
yakni dalam hal pemberian nutrisi berupa anjuran kepada ibu untuk makan sedikit tapi
sering, anjurkan untuk menghindari makanan berlemak dan anjurkan memperbanyak
konsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi serta pemberian obat yang tidak bersifat
teratogenik (dapat menyebabkan kelainan kongenital – cacat bawaan bayi).
Hal ini sesuai dengan perencanaan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ny
“N” dengan hiperemesis gravidarum tingkat I, yakni :
a. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
b. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
c. Jelaskan bahwa mual dan muntah adalah hal yang fisiologis terjadi pada kehamilan,
utamanya pada awal kehamilan dan pada kehamilan pertama.
d. Anjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak.
e. Anjurkan pada ibu untuk menghindari makanan berlemak.
f. Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering.

22
g. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang hangat atau makanan yang benar-benar dingin.
h. Anjurkan ibu untuk konsumsi olahan jahe atau penggunaan aromaterapi lavender.
i. Beritahu keluarga atau suami untuk beri dukungan pada ibu
j. Berikan vitamin sesuai kebutuhan (vitamin B6).
k. Beritahu ibu untuk datang kembali pada tanggal 4 November 2022, jika keluhan dirasa
tidak membaik atau bertambah parah.
Berdasarkan teori dan perencanaan asuhan yang telah diberikan, penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan. dengan kenyataan yang ada.

4.6 Pelaksanaan
Teori menyatakan bahwa langkah VI merupakan pelaksanaan seluruh rencana asuhan
yang telah ditetapkan pada langkah V yang dilaksanakan secara efisien dan aman. Pada
kasus hiperemesis gravidarum melaksanakan hasil asuhan kebidanan yakni dalam hal
pemberian nutrisi berupa menganjurkan kepada ibu untuk makan sedikit tapi sering,
menganjurkan untuk menghindari makanan berlemak dan menganjurkan memperbanyak
konsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi serta pemberian obat yang tidak bersifat
teratogenik (dapat menyebabkan kelainan kongenital – cacat bawaan bayi).
Pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny “N” telah sesuai dengan
teori yakni :
a. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
b. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
c. Menjelaskan bahwa mual dan muntah adalah hal yang fisiologis terjadi pada kehamilan,
utamanya pada awal kehamilan dan pada kehamilan pertama.
d. Menganjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak.
e. Menganjurkan pada ibu untuk menghindari makanan berlemak.
f. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering.
g. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang hangat atau makanan yang benar-benar
dingin.
h. Menganjurkan ibu untuk konsumsi olahan jahe atau penggunaan aromaterapi lavender.
i. Memberitahu keluarga atau suami untuk beri dukungan pada ibu.

23
j. Memberikan vitamin sesuai kebutuhan (vitamin B6).
k. Memberitahu ibu untuk datang kembali pada tanggal 4 November 2022, jika keluhan
dirasa tidak membaik atau bertambah parah.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
dan juga kasus.

4.7 Evaluasi
Teori menyatakan bahwa mengevaluasi hasil tindakan adalah penting untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang telah kita berikan kepada pasien, untuk
itu kita perlu melakukan evaluasi dengan cara mengacu pada beberapa pertimbangan yaitu
tujuan asuhan kebidanan, efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah, dan hasil asuhan.
Pada kasus hiperemesis gravidarum, diharapkan mual dan muntah teratasi, mengembalikan
keadaan umum, tanda vital, dan kondisi ibu menjadi lebih baik.
Kasus pada ibu hamil Ny. N dengan hiperemesis gravidarum tingkat I telah dilakukan
penanganan dengan hasil evaluasi yaitu:
a. Ibu dan keluarga mengerti dengan apa yang disampaikan.
b. Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk beristirahat yang cukup.
c. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan merasa tenang.
d. Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk minum air putih yang banyak.
e. Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk menghindari makanan berlemak.
f. Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk makan sedikit tapi sering.
g. Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk makan makanan yang hangat atau makanan yang
benar-benar dingin.
h. Ibu akan mencoba mengkonsumsi olahan jahe atau menggunakan aromaterapi lavender.
i. Suami sudah memberikan dukungan pada ibu.
j. Vitamin sudah diberikan.
k. Ibu akan datang kembali pada tanggal 4 November 2022, jika keluhan dirasa tidak
membaik atau bertambah parah.
Sebagaimana yang diketahui bahwa menurut Wiknjosastro (2005) dalam Rukiyah dan
Lia Yulianti (2014), hiperemesis gravidarum tingkat 1 merupakan mual dan muntah

24
berlebihan yang dialami ibu hamil namun masih masuk dalam kategori hiperemesis ringan,
yang ditandai dengan muntah terus menerus sehingga mempengaruhi keadaan umum
penderita, berat badan menurun serta nyeri epigastrum.
Sehingga apabila didapati ibu sudah tidak mengeluh mual dan muntah, ibu tidak
mengeluh nyeri epigastrum, keadaan umum ibu telah baik, kesadaran composmentis, tanda-
tanda vital dalam batas normal, mata tidak cekung maka ibu dinyatakan sudah tidak
mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I sehingga pada tahap ini penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan juga kasus.

25
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Asuhan kebidanan ibu hamil trimester I pada Ny. N G2P1A0 umur kehamilan 10
minggu dengan hiperemesis gravidarum tingkat I, dengan keadaan umum ibu yaitu kurang
baik, mual muntah yang berlebihan, wajah tampak lesu, nafsu makan berkurang, nyeri pada
epigastrium dengan penanganan sesuai standar masalah dapat teratasi. Mual muntah yang
dialami ibu adalah hal yang fisiologis tetapi jika hal ini berkelanjutan dan tidak dilakukan
tindakan segera maka akan menjadi hiperemesis gravidarum tingkat lanjut.

5.2 Saran
Berdasarkan dari laporan kasus, maka saran yang dapat diajukan dalam kasus ini
adalah:
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan mampu memberikan asuhan kebidanan pada
kasus hiperemesis gravidarum sesuai standar.
2. Bagi Institusi
a. PMB Dewi Rosmanah
Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada serta
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan kebidanan pada
ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat I.
b. Institut Kesehatan Rajawali

26
Menambah sumber bacaan bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan
kebidanan pada kasus hiperemesis gravidarum pada ibu hamil sesuai standar.

REFERENSI

1. Ambarwati, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta : Mitra Cendekia.


2. Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika
Depkes RI. 2010. Permenkes 1464/MENKES/PER/X/2010.
3. Dinkes Jawa Tengah. 2012. AKI di Jawa Tengah. http : // www. Dinkes. aki. htm.
4. Dewi, V. N, Sunarsih. T. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika.
5. Fadlun dan Achmad Feryanto. Asuhan Kebidanan Patologis, Jakarta: Salemba Medika,
2014.
6. Fauziyah, Y. 2012. Obstetri Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika.
7. Hidayat dan Sujiantini. 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : Salemba Medika.
8. Hidayat. A, Wildan. M. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
9. Intan, W. 2009. Asuhan Kebidan Ibu Hamil Patoogis Trimester I dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade I di BPS Widarsih Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Tidak Dipublikasikan.
10. Jannah, N. 2011. Konsep Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta : AR-Ruzz Media.
Mandriwati, G. A. 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : EGC.
11. Manuaba, IBG. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Arcan.
12. _______, IBG. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial
ntuk Profesi Bidan. Jakarta : Arcan.
13. _______, IBG. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : Arcan.
14. Mia, N. E. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Patologis Trimester I dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade I di BPS Marfuah. Karya Ilmiah. Tidak Dipublikasikan.

27
15. Norma, Dwi. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika.
16. Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
17. Nova. Asuhan Kebidanan Pada Ny. R dengan Hyperemesis Gravidarum Grade 1. Jurnal
Kesehatan As-Shiha. 2022.
18. Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Pres.
19. Rukiyah, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan I Kehamilan. Yogyakarta : Trans Info Media
20. _______, Asuhan Kebidanan 4 (Patologi), Jakarta: TIM, 2014.
21. Siregar. Asuhan Kebidanan Kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di PMB
Nurliani Desa Pudun Jae Kota Padangsidimpun. 2020.
22. Sulistyawati. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

28

Anda mungkin juga menyukai