U UMUR 22 TAHUN
G1 P0 A0 DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I
DI PUSKESMAS LANGSA BARAT KECAMATAN
LANGSA BARAT KOTA LANGSA
DISUSUN OLEH :
Penulis
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Tujuan Penelitian.................................................................... 2
C. Manfaat Penelitian.................................................................. 2
BAB V PENUTUP.................................................................................... 16
A. Kesimpulan ............................................................................ 16
B. Saran........................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan atau dalam
42 hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan
disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi
tidak secara kebetulan atau oleh penyebab lainnya(Sarwono, 2006: 22).
Berdasarkan definisi ini kematian maternal dapat digolongkan pada kematian
obstetrik langsung (direct obstetric death), kematian obstetrik tidak langsung (inderect
obstetric death), kematian yang terjadi bersamaan tetapi tidak berhubungan dengan
kehamilan dan persalinan misalnya kecelakaan. Kematian obstetrik langsung disebabkan
oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penanganannya. Di negara-negara
sedang berkembang sebagian besar penyebab ini adalah pendarahan, infeksi dan abortus.
Kematian tidak langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada
sebelum kehamilan atau persalinan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes,
hepatitis, anemia, malaria, dan lain-lain termasuk hiperemesis gravidarum. (Sarwono,
2006: 22).
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, perubahan-
perubahan anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh
kekurangan vitamin. Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada primigravida,
mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG, faktor
organik karena masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik, faktor psikologis keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin
lainnya. Gejala yang sering terjadi pada 60% - 80% primigravida dan 40% - 60%
multigravida. Mual biasanya terjadi pagi hari. Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-
minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat, namun sekitar 12% ibu
hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan. (Khaidirmuhaj, 2009).
Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan obstetri,
salah satunya dengan melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil untuk mengetahui
1
keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
kelainan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu hamil dapat melewati masa kehamilan,
persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat. Dalam
melakukan pelayanan Ante Natal Care (ANC) hendaknya selalu memberikan penjelasan
dan motivasi mengenai yang dirasakan ibu hamil termasuk didalamnya hiperemesis
gravidarum, karena masih banyak ibu hamil yang tidak mengetahui cara mengatasi mual
dan muntah yang dialaminya, maka dengan ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) akan mengalami penurunan karena derajat kesehatan suatu bangsa
ditentukan oleh derajat kesehatan ibu dan anak.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan riwayat
Hiperemesis Gravidarum Tingkat I yang dikomentasikan dengan SOAP
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data subjektif pada ibu hamil dengan riwayat
Hiperemesis Gravidarum Tingkat I
b. Dapat melakukan pengkajian data objektif pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum Tingkat I
c. Dapat menegakkan analisa data pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingkat I
d. Dapat melakukan penatalaksanaan dan evaluasi pada ibu hamil dengan riwayat
Hiperemesis Gravidarum Tingkat I.
C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai metode penelitian pada para mahasiswi dalam melaksanakan tugasnya
dalam membuat laporan makalah kasus, membimbing dan mendidik mahasiswi agar
menjadi lebih terampil dalam memberikan asuhan kebidanan serta sebagai tambahan
bahan referensi di perpustakaan.
2
2. Bagi Mahasiswi
Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pemberian asuhan kebidanan
secara komprehensif pada ibu dengan masalah riwayat Hiperemesis Gravidarum
Tingkat I.
3. Bagi Masyarakat
Menambah wawasan masyarakat tentang riwayat Hiperemesis Gravidarum Tingkat I
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
4. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
2. Tingkat II
a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
1) Turgor kulit makin turun
2) Lidah kering dan kotor
3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler
1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
2) Nadi kecil karena volume darah turun
3) Suhu badan meningkat
4) Tekanan darah turun
c. Liver
Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan icterus
d. Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :
1) Oliguria
2) Anuria
5
3) Terdapat timbunan benda keton aseton.Aseton dapat tercium dalam hawa
pernafasan
e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya
mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.
3. Tingkat III
a. Keadaan umum lebih parah
b. Muntah berhenti
c. Sindrom mallory Weiss
d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma
e. Terdapat ensefalopati werniche :
1) Nistagmus
2) Diplopia
3) Gangguan mental
f. Kardiovaskuler
Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat
g. Gastrointestinal
1) Ikterus semakin berat
2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin
tajam
h. Ginjal
Oliguria semakin parah dan menjadi anuria
6
pada epigastrium. nadi meningkat sekitar 100 kali/menit dantekanan darah sistolik
turun, turgor kulit mengurang, lidah mongering dan matacekung.
2. Tingkatan II: penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang,lidah
mengering dan Nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadangnaik dan
mata sedikit ikterik. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung,tensi turun,
hemokonsentrasi oliguria dan konstipasi. Aseton dapat terciumdalam hawa
pernafasan, karena pempunyai aroma yang khas dan dapat puladitemukan dalam
kencing.
3. Tingkatan III : Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
makinmenurun hingga mencapai somnollen atau koma, terdapat
ensefalopatiwerniche yang ditandai dengan : nistagmus, diplopia, gangguan
mental,kardiovaskuler ditandai dengan: nadi kecil, tekanan darah menurun,
dantemperature meningkat, gastrointestinal ditandai dengan: ikterus makin
berat,terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin
tajam.Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin
Bkompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati
(Wiknjosastro,2005).
7
ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan
terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan.
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan
pada selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat
perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat
berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif (Wiknjosastro,
2005).
8
masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau
makan.Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama 24 jam. Kadang –
kadang dengan isolasi saja gejala – gejala akan berkurang atau hilang tanpa
pengobatan.
4. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan
fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir.Yakinkan penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atau konflik yang kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit ini.
5. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein denganglukosa 5% dalam
cairan fisiologis (2 – 3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B
komplek, vitamin C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara
intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik
dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair. Dengan
penanganan diatas, pada umum nya gejala – gejala akan berkurang dan keadaan
akan bertambah baik.
6. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi
komplikasi organis adalah delirium,takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam
keadaan demikian perludipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
a. Gangguan kejiwaan ditandai dengan: delirium, apatis, somnolen sampai koma,
terjadi gangguan jiwa.
b. Gangguan penglihatan ditandai dengan: pendarahan retina, kemunduran
penglihatan.
c. Ganggguan faal ditandai dengan: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalambentuk
anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat,tekanan darah
menurun. (Wiknjosastro, 2005).
7. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
9
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam
semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama
beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman
tidak diberikan bersama makanan .Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi
kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Subjektif (S)
Seorang Ny. U umur 22 tahun datang ke Poli KIA Puskesmas Langsa Barat ingin
memeriksakan kehamilannya. Ibu ngatakan ini merupakan kehamilan pertamanya
dan belum pernah mengalami keguguran sebelumnya. Ibu mengeluh sejak 4 hari
yang lalu mengalami mual dan muntah 6-8x sehari, tidak nafsu makan, badan terasa
lemas dan hal ini mengganggu aktivitasnya. HPHT 15 Desember 2020
B. Objektif (O)
1. Pemeriksaan Fisik
a.Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c.Tanda-Tanda Vital
1) TD : 110/80 mmHg
2) N : 86 x/menit
11
3) RR : 22 x/menit
4) Temp : 36,7 C
d. TB : 156 Cm
e.BB sebelum hamil : 52 Kg
f. BB sekarang : 50 Kg
g. LILA : 25 Cm
h. TTP : 22 September 2021
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Abdomen
1) Inspeksi
a) Pemeriksaan perut : sesuai usia kehamilan
b) Bentuk perut : Normal
c) Linea : Nigra
d) Strie : Tidak ada
e) Kelainan : Tidak ada
f) Pergerakan Janin : Belum ada
2) Palpasi
a) Kontraksi : Belum ada
b) Leopold I : Teraba ballotement
c) Leopold II : Tidak dilakukan
d) Leopold III : Tidak dilakukan
e) Leopold IV : Tidak dilakukan
f) TFU : 3 Jari diatas symphisis
g) TBJ : Tidak dilakukan
3) Aukultasi
a) DJJ : Belum terdengar
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Goldar :B
b. Rhesus : Positif (+)
12
c. Hb : 11,4 gr%
C. Assasment (A)
D. Planning (P)
1. Menjalin hubungan baik dengan klien
Hubungan baik telah terjalin.
2. Memberitahu klien keadaannya saat ini bahwa sedang mengalami hiperemesis
gravidarum
Klien sudah tahu tentang keadaannya
3. Menjelaskan pada klien apa iru hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk
karena terjadi dehidrasi
Klien sudah mengerti dengan apa yang dijelaskan
4. Menjelaskan pada ibu tentang gizi seimbang ibu hamil seperti nasi, sayur, lauk
dan buah-buahan.
Klien sudah mengerti dengan apa yang dijelaskan
5. Menganjurkan pada klien untuk makan dengan gizi seimbang dan makan selagi
panas atau dingin dengan porsi sedikit tapi sering dan menghindari makanan yang
berminyak serta berbau lemak seperti daging, susu, dan gorengan agar tidak
memicu terjadinya mual dan muntah.
Klien menerima saran dengan baik
6. Menganjurkan klien. untuk istirahat yang cukup.
Klien menerima saran dengan baik
7. Menganjurkan klien untuk banyak minum 7-8 gelas sehari agar tidak terjadi
dehidrasi.
Klien menerima saran dengan baik
13
8. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam memberikan terapi obat.
Vitamin B6 (25 mg) 3 x sehari
Vitamin B12 (10 mg) 3 x sehari
Vitamin C (50 mg) 3 x sehari
Kolaborasi telah terjalin dengan baik
9. Memberitahu klien untuk melakukan kunjungan ulang, apabila kondisi tidak
membaik.
14
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan dari kasus asuhan kebidanan ibu hamil tanggal 18 Februari 2021 pukul
10.00 WIB di Puskesmas Langsa Barat, pada Ny. U umur 22 tahun G 1 P0 A0 umur
kehamilan 9 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I. Di dapatkan bahwa pada
tinjauan kasus muncul keluhan mual muntah yang berlebihan dan menggagu aktivitas
pada saat kehamilan .
Maka asuhan yang diberikan yaitu:
1. Menjalin hubungan baik dengan klien
2. Memberitahu klien keadaannya saat ini bahwa sedang mengalami hiperemesis
gravidarum.
3. Menjelaskan pada klien apa iru hiperemesis gravidarum
4. Menjelaskan pada ibu tentang gizi seimbang ibu hamil seperti nasi, sayur, lauk dan
buah-buahan.
5. Menganjurkan pada klien untuk makan dengan gizi seimbang dan makan selagi panas
atau dingin dengan porsi sedikit tapi sering dan menghindari makanan yang
berminyak serta berbau lemak seperti daging, susu, dan gorengan agar tidak memicu
terjadinya mual dan muntah.
6. Menganjurkan klien. untuk istirahat yang cukup.
7. Menganjurkan klien untuk banyak minum 7-8 gelas sehari agar tidak terjadi
dehidrasi.
8. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam memberikan terapi obat.
Vitamin B6 (25 mg) 3 x sehari
Vitamin B12 (10 mg) 3 x sehari
Vitamin C (50 mg) 3 x sehari
9. Memberitahu klien untuk melakukan kunjungan ulang, apabila kondisi tidak
membaik.
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan kebidan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingkat I di Puskesmas Langsa Barat dapat disimpulkan bahwa dari data subjektif ibu
mengatakan ingin memeriksakan keadaanya. Ibu mnegeluh mual muntah yang terjadi
secara berlebihan dan itu mengganggu aktivitasnya . Dari data objektif didapakan
tekanann darah 110/80 mmHg, nadi 86 x/menit, 22 x/menit dan suhu 36,5 C, usia
kehamilan 9 minggu.
Setelah dilakukan pengkajian diatas maka analisa yang dapat ditegakkan adalah
Ny. U Umur 22 tahun, G 1 P0 A0 hamil 9 minggu, dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingkat I. Perencanaan yang diberikan adalah menganjurkan pada klien untuk makan
dengan gizi seimbang dan makan selagi panas atau dingin dengan porsi sedikit tapi sering
dan menghindari makanan yang berminyak serta berbau lemak seperti daging, susu, dan
gorengan agar tidak memicu terjadinya mual dan muntah,menganjurkan klien istirahat
yang cukup, banyak minum air dan memberikan terapi obat oral sesuai dengan anjuran
dokter.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan untuk menambah wacana bagi para pembaca di perputakaan dan
informasi mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum
2. Bagi Profesi Bidan
Diharapkan dapat memeberikan ilmu pengetahuan asuhan kebidanan serta
meningkatkan ketrampilan dalam memberikan atau melaksanakan asuhan kebidanan
ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum.
3. Bagi Institusi Kesehatan
Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan dalam menangani kasus ibu hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum
16
4. Bagi Klien
Diharapkan para ibu hamil dapat lebih mengenal tanda gejala yang dialaminya
selama dimasa hamil terutama seperti Hiperemesis Gravidarum, agar dapat segera
dilakukan antisipasi atau penanganan pada penyakit tersebut.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ary Widayana, I Wayan Megadhana, dan Ketut Putera Kemara :DIAGNOSIS DAN
PENATALAKSANAAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM. Fakultas Kedokteran,
Universitas Udayana
Doenges, Marylinn E., dan Mary Frances Moorhouse. 2001. Rencana Keperawatan Maternitas
Bayi Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta: EGC
Leveno, Kenneth J. 2016. Manula Williams Komplikasi Kehamilan Ed 23. Jakarta: EGC
Tiran, Denise. 2009. Seri Asuhan Kebidanan Mual & Muntah Kehamilan Denise Tiren. Jakarta:
EGC
18