Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Alhamdullilahirrabbil’alamin kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah


memberikan nikmat jasmani dan rohani kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah berjudul “Hiperemesis Gravidarum ”.Adapun maksud dari pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam kenaikan pangkat golongan III/a
ke golongan III/b di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus – tulusnya
kepada :

1. Bapak dr. H. Deden Boni Koswara,MM selaku Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Indramayu
2. Bapak dr. H. Andri selaku Kepala Puskesmas Losarang Kecamatan Losarang
3. Rekan-rekan karyawan Puskesmas Losarang yang telah membantu dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini.

                 Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
apa yang diharapkan, untuk itu sumbangan saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat diharapkan

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan untuk dunia
kesehatan pada umumnya.

Indramayu,
Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4

A. Pengertian Hiperemesis Gradidarum............................................................. 4


B. Faktor Penyebab Hiperemesis Gravidarum................................................... 5
C. Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum.......................................................... 6
D. Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum.................................................. 7
E. Diagnosis Hiperemesis Grvidarum................................................................ 8
F. Komplikasi Hiperemesis Gravidarum........................................................... 8
G. Penanganan Hiperemesis Gravidarum........................................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 11

A. Simpulan .................................................................................................... 11
B. Saran .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan atau dalam 42 hari sesudah
berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan disebabkan oleh apapun yang
berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab
lainnya(Sarwono, 2006: 22).
Berdasarkan definisi ini kematian maternal dapat digolongkan pada kematian obstetrik langsung
(direct obstetric death), kematian obstetrik tidak langsung (inderect obstetric death), kematian yang terjadi
bersamaan tetapi tidak berhubungan dengan kehamilan dan persalinan misalnya kecelakaan. Kematian
obstetrik langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penanganannya. Di
negara-negara sedang berkembang sebagian besar penyebab ini adalah pendarahan, infeksi dan abortus.
Kematian tidak langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum
kehamilan atau persalinan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia, malaria, dan
lain-lain termasuk hiperemesis gravidarum. (Sarwono, 2006: 22)
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, perubahan-perubahan anatomik
pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin. Beberapa faktor
predisposisi yang sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG, faktor organik karena masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik, faktor psikologis keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya. Gejala
yang sering terjadi pada 60% - 80% primigravida dan 40% - 60% multigravida. Mual biasanya terjadi
pagi hari. Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan
keempat, namun sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan. (Khaidirmuhaj, 2009)
Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan obstetri, salah satunya
dengan melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil untuk mengetahui keadaan ibu dan janin secara
berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap kelainan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu
hamil dapat melewati masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta melahirkan
bayi yang sehat. Dalam melakukan pelayanan Ante Natal Care (ANC) hendaknya selalu memberikan
penjelasan dan motivasi mengenai yang dirasakan ibu hamil termasuk didalamnya hiperemesis
gravidarum, karena masih banyak ibu hamil yang tidak mengetahui cara mengatasi mual dan muntah
yang dialaminya, maka dengan ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) akan
mengalami penurunan karena derajat kesehatan suatu bangsa ditentukan oleh derajat kesehatan ibu dan
anak.
Saya tertarik untuk membahas makalah ini karena banyak sekali penderita hiperemesis
gravidarum hasil penelitian menunjukkan bahwa anoreksia memiliki persentase sebesar 55% dari seluruh
pasien yang mengalami hiperemesis gravidarum

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Hiperemesis Gradidarum?
2. Apa saja faktor penyebab Hiperemesis Gravidarum?
3. Bagaimana bentuk patofisiologi dari Hiperemesis Gravidarum?
4. Bagaimana Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum?
5. Apa saja diagnosis dari Hiperemesis Grvidarum?
6. Bagaimana bentuk komplikasi dari Hiperemesis Gravidarum?
7. Bagimana cara penanganan Hiperemesis Gravidarum?

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian Hiperemesis Gradidarum.
2. Mengetahui apa saja faktor penyebab Hiperemesis Gravidarum.
3. Mengetahui bagaimana bentuk patofisiologi dari Hiperemesis Gravidarum.
4. Mengetahui bagaimana Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum.
5. Mengetahui apa saja diagnosis dari Hiperemesis Grvidarum.
6. Mengetahui bagaimana bentuk komplikasi dari Hiperemesis Gravidarum.
7. Mengetahui bagimana cara penanganan Hiperemesis Gravidarum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam
Mochtar, 1998).
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus
dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan
penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232).
Hiperemesis Gravidarum diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama
kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112).
Hiperemesis gravidarum adalah bertambahnya emesis yang dapat mengakibatkan gangguan
kehidupannya sehari-hari. Hiperemesia gravidarum yang berlangsung lama (umumnya antara minggu 6-
12) dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin. (Manuaba, 2007).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa hamil. Muntah yang
membahayakan ini dibedakan dari morning sicknes normal yang umum dialami wanita hamil karena
intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan. (Varney,
2007)
Hiperemesis gravidarum adalah mual berlangsung terus menerus dan muntah sering, cepat
mengalami dehidrasi dan asidoketotik. (Llwellyn, 2011)
Dari devenisi di atas dapat disimpulkan bahwa  Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan
pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus menerus
pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas, jadi mual-muntah yang berlebihan disaat
kehamilan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

B. Faktor Hiperemesis Gravidarum


Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit
ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan
anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat
lain akibat inanisasi. Beberapa faktor predesposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa
penulis sebagai berikut:
1. Faktor predesposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
Frekuansi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor
hormonal memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin
dibentuk berlebihan.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi
yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
3. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor
organik.
4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai
ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak
sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

Hubungan psikologik dengan hiperemesis gravidarum belum diketahui pasti. Tidak jarang dengan
memberikan suasana baru, sudah dapat membantu mengurangi frekuensi muntah. (Wiknjosastro, 2005)
Diduga terdapat factor yang menyebabkan hiperemesis gravidarum :
1. Psikologis, bergantung pada: apakah si ibu menerima kehamilannya. Atau   kehamilannya di terima atau
tidak.
2. Fisik, Terjadi peningkatan yang mencolok atau belum beradaptasi dengan kenaikan human chorionic
gonadothropin
Factor konsentrasi human chorionic gonadothropin yang tinggi :
1. Primigravida lebih sering dari multigravida.
2. Semakin meningkat pada pola hidatidosa, hamil ganda dan hidramnion
3. Factor gizi / anemia meningkatkan terjadinya hiperemesis gravidarum.

Gejala Umum Hiperemesis Gravidarum antara lain:


1. Mual dan muntah berat terutama pada trimester I kehamilan
2. Muntah setelah makan atau minum
3. Kehilangan berat badan > 5% dari BB ibu hamil sebelum hamil, ( rata-rata kehilangan BB 10% )
4. Dehidrasi
5. Penurunan jumlah urine
6. Sakit kepala
7. Bingung
8. Pingsan
9. Jaundisen (warna kuning pada kulit, mata dan membrane mukosa )
C. Patofisiologi
Diawali dengan mual muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan
darah turun, dan diuresis menurun.  Hal ini menimbulkan perfusi ke jaringan menurun untuk memberikan
nutrisi dan mengonsumsi O2.
Oleh karena itu, dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah anaerobik yang
menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan
elektrolit sehingga pH darah menjadi lebih tinggi.
Dampak dari semua masalah tersebut menimbulkan gangguan fungsi alat vital berikut ini
1. Liver
1) Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun.
2) Gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus.
3) Terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga mmenyebabkan gangguan fungsi umum.

2. Ginjal
1) Dehidrasi penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun seperti asam laktat dan benda
keton
2) Terjadi perdarahan dan nekrosis sel ginjal
3) Diuresis berkurang bahkan dapat anuria
4) Mungkin terjadi albuminuria
3. Sistem saraf pusat
1) Terjadi nekrosis dan perdarahan otak diantaranya perdarahan ventrikel
2) Dehidrasi sistem jaringan otak dan adanya benda keton dapat merusak fungsi saraf pusat yang
menimbulkan kelainan ensefalopati Wernicke dengan gejala: nistagmus, gangguan kesadaran dan
mental serta diplopia
3) Perdarahan pada retina dapat mengaburkan penglihatan. (Manuaba, 2007)

D. Tanda dan Gejala


Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum
tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis
gravidarum. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan
1. Tingkatan I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu
makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrum. Nadi meningkat ssekitar 100
per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.
2. Tingkatan II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering dan
nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun
dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oligouria dan konstipasi. Aseton dapat tercium
dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3. Tingkatan III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma,
nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang
dikenal sebagai ensefalopatiwernicke, dengan gejala: nistagmus diplopia dan perubahan mental. Keadaan
ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan adanya payah hati. (Wiknjosastro, 2005)

E. Diagnosis
Diagnosis hiperemis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda
dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian harus
dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus venntrikuli dan tumor serebri
yang dapat pula memberikan gejala muntah. Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat
menyebabkan kekurangan makanan yang dapat memepngaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan
perlu segera diberikan. (Wiknjosastro, 2005)

F. Komplikasi
a) Bagi wanita hamil
Jika tidak diobati, HG dapat menyebabkan
gagal ginjal, mielinolisis pontine pusat, koagulopati, atrofi, Mallory-Weiss sindrom, hipoglikemia,
sakit kuning, kekurangan
gizi, ensefalopati Wernicke, pneumomediastinum, rhabdomyolysis, deconditioning, avulsion limpa,
dan vasospasms arteri serebral. Depresi merupakan komplikasi sekunder umum HG. Pada
kesempatan langka seorang wanita dapat meninggal karena hiperemesis; Charlotte Bronte adalah
korban diduga penyakit ini.
b) Bagi janin
Bayi dari wanita dengan hiperemesis berat yang mendapatkan kurang dari
7 kg (15,4 lb) selama kehamilan cenderung berat lahir rendah, kecil untuk usia kehamilan, dan lahir
sebelum usia kehamilan 37 minggu. Sebaliknya, bayi dari wanita dengan hiperemesis yang memiliki
keuntungan kehamilan berat lebih dari 7 kg muncul mirip sebagai bayi dari kehamilan tanpa
komplikasi. Tidak ada jangka panjang tindak lanjut penelitian telah dilakukan pada anak dari
ibu hiperemesis.

G. Penanganan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jelas memberikan
penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis, memberikan keyakinan
bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit denagn teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau
lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau
sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat
merupakan faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.

1. Obat-obatan
Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan
pengobatan. Tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogen. Sedativa yang sering
diberikan adalah phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah B1 dan B6. Anti histaminika juga
dianjurkan, seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik, seperti
disiklominhidrokhlorid atau khlorpromasin. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu
dikelola di rumah sakit.

2. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, terapi cerah dan peredaran udara yang baik.
Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar
penderita, sanpai muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan makanan/minum dan
selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa
pengobatan.

3. Terapi psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh
karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit ini.
4. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5%
dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium, dan vitamin,
khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula
asam amino secara intravena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air kencing perlu diperiksa
sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan
tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut
keperluan. Bila selama 24  jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba
untuk memberikan minum dan dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan di
atas, pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.

5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan
pemeriksaan medik dan psikistrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria
dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus teraupetik sering
sulit diambil, oleh karana itu di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak
boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital. (Wiknjosastro, 2005)
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada
ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus menerus pada
minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas, jadi mual-muntah yang berlebihan disaat kehamilan
yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jelas memberikan
penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan
bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering.

B. Saran
Saran untuk ibu yang menderita Hiperemesis Gravidarum agar lebih memperhatikan pola makan
dan keadaan fisik ibu, dan sran untuk bidan agar dapat meberikan asuhan dan pandangan tentang
Hioeremesis gravudarum dengan cara menginformasikannya kepada seorang ibu dengan baik, agar
kedepannya seorang ibu dapat menjadi ibu yang tidap lagi menjadi penderita hiperemesis gravidarum.
DAFTAR PUSTAKA

Juz Bayu. 2012. “Materi Tentang Hemeostattis” (Onine) http://bayuajuzt.blogspot.com/2012/05/materi-


tentang-hemostatis.html Diakses pada tanggal 31 Desember 2019.

Llwellyn Jones, Derek.(2011). Dasar-Dasar Obstetri & Ginekologi. Jakarta. EGC

Manuaba, IBG. (2007). Pengantar kuliah Obstetri. Jakarta: EGC

Gaya, Hidup. 2017. “Hiperemesis Gravidarum Bahayakan Ibu” (Online)


http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1933896/hiperemesis-gravidarum-bahayakan-ibu-
janin Diakses pada tanggal 31 Desember 2019.

Prawirohardjo,Sarwono.Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta.EGC.2008

Anda mungkin juga menyukai