Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PADA Ny. E G1P0A0

USIA KEHAMILAN 20 MINGGU DENGAN HIPERTENSI

DI PUSKESMAS KERTAWINANGUN TAHUN 2017

DISUSUN OLEH :

HAIROH

NIP. 19641127 198603 2 009

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KERTAWINANGUN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil pada Ny. E G1P0A0 Usia
Kehamilan 20 munggu dengan Hipertensi di Puskesmas Kertawinangun Tahun
2017”.

Maksud dengan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi


asalah satu persyaratan kenaikan Akreditasi jabatan fungsional Bidan serta untuk
mengetahui sampai sejauh mana tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
kasus hipertensi

Dalam pembuatan makalah penulis mendapatkan bimbingan, saran, nasihat


serta dorongan semangat yang sangat berguna, untuk itu tidak lupa penulis
mengucapakan terimakasih kepada semua pihak yang telah membatu dalam
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyususnan makalah inimasih jauh dari


sempurna, untuk itu kami mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membantu
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Walaupun masuh jauh dari kesempurnaan, naun semoga makalah ini dapat
bermanfaat, bagi para pembaca umumnya dan bagi khususnya, akhir kata penulis
mohon maaf apabila terdapat keselahan dalam makalah ini yang kurang berkaang di
hati pembaca.

Indramayu, Juni 201


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................................1
1.2.1 Tujuan Umum...........................................................................................1
1.2.2 Tujuan Khusus..........................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup................................................................................................1
1.4 Manfaat............................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................2
TINJAUAN TEORI........................................................................................................2
2.1 Konsep Dasar Kehamilan................................................................................2
2.1.1 Kehamilan Normal....................................................................................2
2.2 Konsep Dasar Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan.......................................2
2.2.1 Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan.........................................................2
2.2.2 Etiologi......................................................................................................3
2.2.3 Klasifikasi Hipertensi.................................................................................3
2.2.4 Pengaruh Hipertensi Terhadap Kehamilan..............................................4
2.2.5 Pengaruh Kehamilan Terhadap Hipertensi..............................................4
2.2.6 Diagnosa...................................................................................................4
2.2.7 Pencegahan..............................................................................................5
2.3 Konsep Asuhan Kebidanan.............................................................................6
BAB III...........................................................................................................................9
TINJAUAN KASUS.......................................................................................................9
3.1 Pengkajian.......................................................................................................9
3.2 Diagnosa / Masalah.......................................................................................12
3.3 Diagnosa Potensial.......................................................................................12
3.4 Identifikasi Tindakan Segera.........................................................................12
3.5 Intervensi.......................................................................................................12

ii
3.6 Implementasi.................................................................................................13
3.7 Evaluasi.........................................................................................................14
3.8 Penatalaksanaan...........................................................................................14
BAB V.........................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................16
5.1 Kesimpulan....................................................................................................16
5.2 Saran.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Yang dimaksud dengan hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensi yang
telah ada sebelum kehamilan, apabila dalam kehamilan disertai dengan
proteinuria dan edema maka disebut preeklamsia yang tidak murni atau tidak
superimposde pre-eklamsia
Penyakit hipertensi menahun merupakan penyakit yang sudah ada sebelum
wanita hamil dan terbanyak disebabkan oleh penyakit pembuluh darah
(hipertensi esensial) dan penyakit ginjal.
Hipertensi kronik dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu, jika tekanan
darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak diketahui sulit membedakan antara
pre=eklamsia dan hipertensi kronik, dalam hal demikian tangani sebagai
hipertensi karena kehamilan
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan bidan mempunyai wawasan yang lebih dalam dari
pengalaman yang nyata dalam melaksanakan manajemen kebidanan

1.2.2 Tujuan Khusus


1) Untuk mengetahui pengerian dari hipertensi dalam kehamilan
2) Untuk mengetahui jenis – jenis hipertensi dalam kehamilan
3) Untuk mengetahui gejala timbulnya pada hipertensi dalam kehamilan
4) Untuk mengetahui penanganan hipertensi dalam kehamilan
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan makalah ini tentang asuhan kebidanan secara
komprehensif pada Ny. E G1P0A0 usia kehamilan 20 minggu dengan hipertensi di
puskesmas kertawinangun
1.4 Manfaat
Diharapakan makalah ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Menunjang wawasan dan permahaman bagi bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan terutama pada kasus patologis baik dalam melakukan
tindakan maupun dokumentasi hasil asuhan
2. Menambah penetahuan dan keterampilan dalam praktik asuhan kebidanan
patologis
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


Adapun batasan atau pengertian kehamilan normal multigravida dengan
hipertensi kronis adalah:

2.1.1 Kehamilan Normal


Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil adalah 280 hari 140 minggu atau 9 bulan 7 hari di hitung dari hari
pertama haid terakhir (Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal, 2002
:89)
Asuhan lebidanan merupakan bagian dari pelayanan yang diarahakan
utnuk menjamin agar setiap wanita hamil dan menyusui bayinya dapat
memeihara kesehatannya sesempurna-sempurnanya. Dan dapat
merawat bayinya dengan baik guna tercapai keluarga kecil bagian
sejahtera. (Ilmu Kebidanan, 2002 : 3)
Manajenen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
diguanakan sebagi metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan
dalam rangkaian/tahapan yang egois untuk pengambilan suatu keputusan
yang berfokus pada kline. (Verney, 1997)

2.2 Konsep Dasar Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan

2.2.1 Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan


Hipertensi kronis adalah hipertensi yang dideteksi sebelum
usiakehamilan 20 minggu (Pelayanan Kesehatan Material dan Noenatal,
2002)
Hipertensi kronis jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu
tidak diketahui, sulit membedakan anatara preeklasia dan hipertensi
kronik, dalam hal demikian, tangai sebagai hipertensi karena kehamilan.

2
2.2.2 Etiologi
Penyebab utama dalam kehamilan adalah
1. Hipertensi Esensial
Adalah penyakit hipertensi yang mungkin disebabkan oleh faktor
heriditer serta dipengaruhi oleh faktor emosi dan lingkungan
2. Penyakit Ginjal
Dalam kehamilan terdapat perubahan-perubahan fungsional dan
anatomik ginjal dan saluran kemih yang sering menimbulkan gejala-
gejala dan kelainan fisik.

2.2.3 Klasifikasi Hipertensi


Klasifikasi hipertensi adalah sebagai berikut :

1. Hipertensi Karena Kehamilan


1) Seiring pada primigravida, patologi telah terjadi akibat implantasi
sehingga timbul iksemia plasenta yang diikuti sindrom inflamasi
2) Resiko meningkat pada :
- Masa placenta besar (pada gemeli, penyakit trofoglas)
- Diabetes Mellitus
- Iso imunisasi rhesus
- Faktor krediter
- Masalah vaskuler
3) Hipertensi karena kehamilan
- Hipertensi protein atau edema
- Preeklamsia ringan
- Preeklamsia berat
- Eklamsia
4) Hipertensi karena kehamilan dan preeklamsia ringan sering
ditemukan tanpa gejala, keculai meningkatnya tekanan darah
5) Preeklamsia berat diagnosa pada kasus dengan salah satu gejala
berikut :
- Tekanan diastolik > 11mmHg
- Protein urin ≥ 2+
- Oligo uria < 400 ml per 24 jam
- Edema paru : nafas pendek, siomosis, ronkhi
- Gangguan pengelihatan : skotama atau pengelihatan berkabut
- Nyeri kepala berat tidak berkurang dengan analgesik biasa
6) Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala preeklamsia berat dan kejang
- Kejang terjadi tidak tergantung dari beratnya hipertensi
- Kome terjadi sesudah kejang dapat berlangsung lama (berjam-jam)

3
2. Hipertensi Kronik
1) Hipertensi kronik dideteksi sebelum usia kehamilan20 minggu
2) Supermosed preeclamsia adalah hipertensi kronik dengan
preekalmsia

2.2.4 Pengaruh Hipertensi Terhadap Kehamilan


1. Pertumbuhan janin terambat
2. Kematian janin
3. Persalinan prematur
4. Solutio Placenta

2.2.5 Pengaruh Kehamilan Terhadap Hipertensi


1. Pendarahan serebral
2. Gagal jantung, ginjal, hati
3. Tromboembolisme
4. Gangguan pembengkakan

2.2.6 Diagnosa
1. Hipertensi karena kehamilan
1) Hipertensi
Tekanan darah yaitu kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau <
90 mmHg dalam 2 pengukurang berjarak 1 jam atau tekanan
diastolik sampai 110 mmHg
2) Preeklamsia ringan
Tekanan darah yaitu kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau >
90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan
diastolik sampai 110 mmHg
Tanda : protein uria 1 +
3) Preeklamsia berat
Tekanan darah yaitu tekanan diastolik > 110 mmHg
Tanda : proteinuria 2 +, oliguria, trperfleksia, gangguan
pengeliharan, nyeri epigastrium.
4) Eklamsia
5) Tekanan darah : yaitu hipertensi
Tanda Kejang
2. Hipertensi Kronik
1) Hipertensi konik
Tekanan darah adalah
Tanda : Kehamilan < 20 minggu
2) Superimpossed preeklamsia
Tekanan darah adalah hipertensi kronik
Tanda : protein uria _ tanda-tanda lain pre eklamsia

4
2.2.7 Pencegahan
1. Hipertensi Kehamilan Tanpa Protemania
Jika kehamilan < 37 minggu tangani secara rawat jalan
1) Pantau tekanan darah, proteinuria dan kondisi jamiran setiap
minggu
2) Jika tekanan darah meningkat, tangai sebagai preekalsia
3) Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin
terlambat rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan.
2. Pre eklamsia Ringan
1) Jika kehamilan < 37 minggu, dan tidak ada tanda-tanda perbaikan,
dilakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan
2) Pantau tekanan darah, protein uria, refleks dan kondisi janin
3) Lebih banyak istirahat
4) Diet biasa
5) Tidak perlu diberi obat-obatan
- Jika rawat jalan tidak perlu rawat ruamh sakit
- Diet bisa
- Pantau tekanan darah 2x sehari proteinurea 1 x sehari
- Tidak perlu obat-obatan
- Tidak perlu diureetik dll

Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi

 Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin SIV


dalam 500 ml dektrose IV 10 tetes/menit atau dengan
prostaglandin
 Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin musprostal
3. Preeklamsi Berat dan Eklamsi
Penanganan preeklamsi berat dan eklampsi sama, kecuali bahwa
peralinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang
pada eklamsia
1) Hipertensi kronik
- Jika pasien sebelum hamil sudah mendapatkan obat anti hipertensi,
dan terkontrol dengan baik lanjutkan pengobatakan tersebut
- Jka tekanan diaslotik > 100 mmHg atau tekanan sistolik ≥ 160 mmHg
berikan anti hipertensi
- Jika terdapat protriuria, pikiran suporimpossed preeklamsia
- Istirahat
- Pantau pertumbuhan dan kondisi janin
- Jika tidak ada komplikasi tunggu sampai aterm
- Jika terdapat preeklamsia, pertumbuhan janin terlambat atau gawat
janin lakukan 2-5 IV dengan 50 ml dektose perintus 10 tetes/menit
atau dengan prostaglandin. Jika servik belum mantnag berikan
prostaglandin, miso prostol, aral kateter foloy

5
- Observasi komplikasi seperti solusio placenta atau supperimpossed
preeklamsia.

2.3 Konsep Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu
pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :

 Bertahap dan sistematis


 Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan menurut Varney, 1997
1. Pengertian
o Proses pemecahan masalah
o Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran tindakan
berdasarkan teori ilmiah
o Pertemuan-pertemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan
yang logis
o Untuk pengambilan suatu keputusan
o Yang berfokus pada klien
2. Langkah – langkah
I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan utnuk memulai keadaan
klien secara keseluruhan
II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau
masalah
III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya
IV. Menetapakan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan
kondidi klien
V. Menyususn rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan
rasional berdasarakan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah
sebelumnya
VI. Pelaksaan langsung asuhan secara efesien dan aman
VII. Mengevalusi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali
menajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif
Langkah 1 : Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yaitu akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Yang terdiri dari subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang
menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Yang termasuk data sunjektif lain biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan
nifas, biopskologi spiritual =, pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarakan pendokumentasian
hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain

6
yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari
pemeriksan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi,
perkusi), pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan
sebelumnya).

Langkah II : Interpretasi Data dasar


Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau
masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
dikumpulkan.

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau maslaah potensial


dan mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan. Bidan diharapakan dapat waspada dan
bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.

Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,


untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi pelunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh


Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah didefinisikan
atau diantsipasi.

Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan denganefesien dan


aman
Pada langkah keadaan ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efesien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan selurunya oleh bidan atau
sebagaian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau
bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya.

7
Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bentuan
apakah benar-benar tetapi terpenuhi sesuai dengan sebutuhan
sebagaimana telah diidentifkasi di dalam diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanaannya.

8
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
A. Data Subyektif
Anamnesa tanggal : 21 – 05- 2017 jam : 09.10 oleh : Bidan Hairoh, S.Tr.Keb
1. Identitas
Nama Klien : Ny “E” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 25 Tahun Umur : 36 Tahun
Bangsa/suku : Indonesia, jawa Bangsa/suku : Indonesia, jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat : Eretan Kulon Alamar : Eretan Kulon
No. reg : 00567006
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan sakit kepala dan
mengeluh kepala terasa pusing
3. Riwayat Kebidanan
Riwayar menstruasi
Siklus : 28 Hari
Lama : 7 Hari Manarche : 13 Tahun
Warna : Merah segar HTHT : 15-08-2016
Bau : Anyir TP : 20-05-2017
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Suami Jenis Jenis Menete


No UK Penolong BB/PB Hidup/mati Mati Riwayat KB
Ke Persalinan Kelamin ki
1. 1 9
Spt B Bidan 3200/49 H5,5 Th - 1 Tahun Suntik
Bln
2. 1 HAMIL INI

Riwayat kehamilan ini / ANC/TT


Ibu mengatakan pada kehamilan yang lalu sedah pernah mendapatkan
TT 3 x pada trimester I kehamilan ini diperiksa sebanyak 3 x dan
mengalami mual muntah. Pada trimster II ibu periksa di BPS 2 x dan di
RS 1 x mendapat tablet Fe, Vitamin dan juga mendaptakan imunisai TT 1
x. Gerak anak pertama kali sudah dirasakan pada usia kehamilan 5 bulan
dan gerak anak dalam 24 jam terakhir tetap aktif, pada akhirnya trimester

9
II ibu mengami hipertensi dan perut terasa kencang-kencang dengan
mendapatkan tablet hipertensi
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayar kehamilan yang pernah atau sedang diderita
Ibu mengatakan sedang menderita asma sejak dulu
b. Riwayat penyakit keluarga/keturunan
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit
kelturunan seperti DM, hipertensi dan tidak ada keturunan kembar
c. Perilaku kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum-minuman berakohol
dan tidak minum jamu serta tidak memelihara binatang perliharaan
5. Riwayat sosial/budaya
Ibu mengatakan kehamilan yang kedua ini direncanakan dan sangat
diharapakan oleh semua keluarga, suami dan ibu menerima
kehamilan
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makana
6. Pola kehidupan sehari-hari
3.1 Pola nutrisi
Sebelum hamil : makan 3 x sehari porsi sedang,menu nasi, sayur,
buah, minum ± 7-8 gelas (air putih, Teh)
Selama hamil : makan 2-3 kali sehari porsi sedang, menu : nasi,
sayur, lauk dan buah
3.2 Pola eliminasi
Sebelum hamil : BAK Lancar ± 5-6 kali sehari (warna kuning
jerinh, bau has kencing)
BAB ± 1 x sehari (warna kuning, bau khas,
konsistensi lunak)
Selama hamil : BAK Lancar ± 8-9 kali sehari (warna kuning
jerinh, bau has, tidak sakit)
BAB ± 1 x sehari (warna kuning, bau khas,
konsistensi lunak)
3.3 Pola aktivitas
Sebelum hamil : Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
Menyapu, memasak, mengepel dan mencuci
Selama hamil : Melalkukan pekerjaan rumah tangga seperti
menyapu,memasak, mengepel dan mencaci
3.4 Pola Istirahat
Sebelum hamil : Tidur siang 1-2 jam, tidur malam 7-8 jam
Sebelum hamil : Tidur siang 1-2 jam, tidur malam 6-7 jam

3.5 Pola seksual


Sebelum hamil : Melakukan hubungan seksual 1 minggu 2 x
Sebelum hamil : Tidak pernah melakukan hubungan seksual

10
3.6 Pola hygiene
Sebelum hamil : Ibu mencuci alat kelamin dengan sabun dan air
bersih setiap BAK/BAB
Ganti celaa dalam 2 x /hari

B. Data Obyektif
1. Pemeriksan umum
a. Kesadaran : Composmentris
b. KU : Baik
c. BB : 73
d. BB sebelum hamil : 66
e. TB : 156
f. TTV : TD sebelum hamil : 110/70 mmHg
TD : 140/90 Nadi : 84 x/menit
5
S : 36 ºC RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan fisisk
Kepala : Kulit kepala bersih, rambut bersih, tidak rontok, tidak
ada ketombe
Muka : Tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada odem
Mata : Sklera tidak icerus, conjungtiva tidak anemis, dan tidak
ada odem palpebra
Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung tidak ada polip,
tidak ada secret
Mulut/gigi : Tidak ada stomatitis, tidak ada gigi caries, tidak ada gigi
palsu, mukosa bibir lembab
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada kelenjar getah
bening
Dada/payudara : Dada simetris, payudara simetris, payudara membesar,
putting susu menonjol, arealoa mamae hiperpigmentasi,
coloctrum belum keluar bersih
Abdomen : Membesar kedepan,membesar sesuai usia kehamilan,
tidak ada bekas luka pada abdomen, tidak ada striae,
tedapat linea nigra
Genetalia : Vulva bersih, tidak tampak flour ablus, tidak oedem,
tidak ada condilomalata, tidak tampak bartolintis
Perineum : Ada bekas luka pada perineum
Anus : Tidak ada hemoroid
Ekstremitas Atas : Simestris, kedua tangan tidak adem, tidak vasrises
bawah : Simetris, kedua kaki odem, tidak varises

11
3. Pemeriksaan Khusus
a. Palpasi
Leopold I : tfu PERTENGAHAN Pst – Px (25cm). UK 27 minggu
pada fundus uteri terba kosong
Leopold II : Disebelah kiriuterus ibu teraba bagian luka tidak
melenting diperkirangkan bokong disebelah kanan
uterus ibu teraba bulat keras, diperkirakan kepala janin
Leopold III : Pada perut ibu bagian bawah tidak teraba bagian-
bagian kecil janin
Leopold IV : Kedua tangan konvergen, bagian terendah janin belum
masuk PAP
b. Auskultasi
Djj 12 – 11 – 12 (140 x/menit)
c. Ukuran panggul
Distanisia spinarum : 25 (23-26 cm)
Distansia cristarum : 27 (26-29 cm)
Bodeloque : 19 (18-20 cm)
Lingkar pinggul : 95 (80-90 cm)
d. Perkusi
Reflek patela : +/+
4. Pemeriksaan penunjang
a. Darah
Hemoglobin : tidak dilakukan
b. Urin
Albumin : Negative
Reduksi : Negative

3.2 Diagnosa / Masalah


DX : G1P0A0 UK 20 minggu, tunggal, hidup, leti intra uterin, dengan PER

Masalah : Ibu cemas sehubungan dengan kehamilannya

3.3 Diagnosa Potensial


PEB

3.4 Identifikasi Tindakan Segera


Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi

3.5 Intervensi
Tanggal : 21 – 05 2017 Jam : 09.10 WIB

Tujuan

12
3.5.1 Mencegah terjadinya pre-eklamsia

Kriteria

1) Tensi dalam batas normal


2) Gerakan janin baik
3) Djj Normal 144 x/menit (12-12-12)

Intervensi

Tgl/jam Diagnosa Intervensi Rasional


21-05-2017 G1P0A0 uk 20 1. Jelaskan hasil 1. Agar ibu
10.25 WIB minggu dengan pemeriksaaan saat mengetahui
hipertensi ini keadaannya
2. Berikan KIE tentang saat ini
3. 2. Agar ibu
5.1.1 Tanda-tanda dapat
bahaya menjaga
trimester II kesehatannya
5.1.2 Tanda – dan janin
tanda pre- 3. Ibu untuk
eklamsia mendapatkan
5.1.3 Tanda-tanda penanganan
janin hidup dan terapi
5.1.4 Ajurkan ibu yang tepat
untuk miring 4. Untuk
ke kanan mengetahui
4. Lakukan kolaborasi perkembanga
dengan dokter untuk n kondisi ibu
pemberian ASI dan janin dan
5. Ajukan ibu mendeteksi
memeriksakan secara dini
kehamilannya adanya
secara teratur komplikas
6. Ajukan ibu untuk 5. Agar keadaan
istirahat cukup ibu janin lebih
baik

3.6 Implementasi
Tanggal : 21 – 05 – 2017 Jam : 09.00

1. Menjelasakan hasil pemeriksaan saat ini


TD sebelum hamil : 110/70 mmHg N : 84 x/menit
TD sekarang : 140/90 mmHg RR : 20 x/menit
Suhu : 36 x/menit

2. Memberikan KIE tentang :


1) Menjelasakan tanda0tanda bahaya dalam kehamilan

13
- Sakit kepala berat
- Mata kabur
- Nyeri perut yang hebat
- Pendarahan pervaginam
- Tidak ada gerakan janin
- Odem pada wajah dan tangan
2) Menjelaskan tanda- tanda preeklamsia
- Berat badan yang berlebihan
- Edema
- Hipertensi
- Protein urine +
- Sakit kepala di daerah frontal
- Pengelihatan kabur
- Nyeri di daerah prigasrium
- Mual atau Muntah
3) Menjelasakan tanda-tanda hidup janin
- Djj Normal (120-160 x/menit)
- Gerak janin baik
4) Mengajurkan ibu untuk tidur miring kekanan
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
 Aspilet 1 x 1 tablet
 Vitamin E 1 x 1
 Lacta klasium 1 x 1 tablet
4. Menganjurkan ibu memeriksakan kehamilan secara teratur
5. Mengajurkan ibu untuk istirahat cukup

3.7 Evaluasi
Tanggal : 21-05-2017 Jam : 11.30 WIB
S : Ibu memahami tentang apa yang dijelaskan
O : Keadaan ibu baik, ekspresi muka tampak lebih tenang
A : G2 P1 , UK 27 minggu, tunggal, hidup, letih, intra uterin, ukuran oanggul luar
normal, keadaan ibu dan janin baik, denga PER
P : Anjurkan
- Minum obat teratur
- Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah gula
- Istirahat fisik/psikis
- Rencana pulang tanggal 22-05-2017 dan kontrol 1 minggu lagi atau
sewaktu-waktu bila ada keluhan

3.8 Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaannya anatara lain :

1. Deteksi prenatal dini

14
Waktu pemeriksaan prenatal dijadwalakan setiap 4 minggu sampai usia
kehamilan 28 minggu, kemudaian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36
minggu, setelah itu setiap minggu
2. Penatalaksanaan di rumah sakit
Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup :
1) Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari
temuan-temuan klinis setiap nyeri kepala, gangguan pengelihatan, nyeri
epigastrium, dan pertambahan berat badan yang pesat
2) Berat badan saat masuk dan kemusian setiap hari
3) Analisis untuk proteinuria saat masuk dn kemudian paling tidak setiap 2
hari
4) Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam keculai antara
tengah malam dan pagi hari
5) Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan
enzim hati dalam serum, dan frekuensi yang ditemukan oleh keparahan
hipertensi
6) Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara
klinis maupun USG
7) Terminasi kehamilan
Pada hipertensi sedang maupun berat yang tidak membaik setelah rawat
inap biasanya diajurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan
janin.Persalinan sebaiknya diinduksi dengan oksitosin intervena. Apabila
tampaknya induksi perlaninan hampir pasti gagal atau upaya induksi
gagal, diindikasikan seksio sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah
3. Terapi obat antihipertensi
Pemaiakan obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan atau
memodifikasi prognosis pernatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi
dalam berbagai tipe dan keparahan telah lama menjadi perhatian
4. Penundaan pelahiran pada hipertensi berat
Wanita dengan hipertensi berat biasanya harus segera menjalani perlahiran
pada tahun-tahun terahir. Bebagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan
pendekatan yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hipertensi
berat yang jauh dari eterm. Pendekatan ini mengajurkan penatalaksanaan
konservatif atau “menunggu” terhadap kelompok tertentu wanita dengan
tujuan memperbaiki prognosis janin terhadap mengurangi keselamatan ibu.

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Selama dilakukan asuhan kebidanan pada Ny “E” ANC dengan hipertensi
trimester II, ibu sangan kooperatif atas tindakan dari petugas dan memberikan
kepercayaan pada petugas serta mau mengungkapakan permaslahan secara
terbuka, sehingga diagnosa tersebut telah dilakukan intervensi dan
implementasi , sehingga diagnosa masalah dapat teratasi dikarenakan adanya
kerjasama yang baik dari ibu dan keluarga sehingga dapat mendukung
keberhasilan program asuhan kebidanan.

5.2 Saran
a. Bagi Petugas
Meningkatkan peran bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan
kebidanan, lebih meningkatkan mutu pelayanan dan dapat memberikan
asuhan kebidanan secara optimal
b. Bagian Klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan memerlukan kerjasama yang
baik dalam usaha memecahakan masalah klien.

16
DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo. Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Material dan neonatal. YBP-


SP:Jakarta.

Prawiroharjo. Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. YBP-SP:Jakarta.

FK Unpad, 1993 Fisiole, FK Unpad :Bandung

Mochtar, Rustam. 1998.Sinopsis Obsetri. Obseteri Fisiologi Dan Obstetri Patologi


jilid 1. Jakarta:EGC: 198-208.

Norwitz, Errol. 2007. At a Glance Obstertri dan Ginekologi. Jakarta” Erlamgga.


Hlm:88-89

Scott,James. Donforth, Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika.
Hlm : 202-2013.

Wylie, Linda, 2010. Manajemen Kebidanan:Gangguan Medis kehamilan dan


Persalinan. Jakarta : BGC Hlm:13-41 Image, hothealthonline.c

17

Anda mungkin juga menyukai