DISUSUN OLEH ;
2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Askep Pada Kasus POSTMATUR”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................... 2
1.3 Implikasi Keperawatan........................................................ 2
BAB 2. TINJAUN TEORI........................................................................ 3
2.1 Pengertian.............................................................................. 3
2.2 Epidemiologi.......................................................................... 3
2.3 Etiologi................................................................................... 3
2.4 Tanda Dan Gejala................................................................. 5
2.5 Patofisiologi dan Pathways.................................................. 6
2.6 Komplikasi dan Prognosis................................................... 10
2.7 Pencegahan............................................................................ 10
2.8 Penatalaksanaan................................................................... 11
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN...................................................... 15
3.1 Pengkajian............................................................................. 15
3.2 Diagnosa................................................................................. 21
3.3 Perencanaan.......................................................................... 22
3.4 Pelaksanaan........................................................................... 26
3.5 Evaluasi.................................................................................. 29
BAB 4. PENUTUP...................................................................................... 31
4.1 Kesimpulan............................................................................. 31
4.2 Saran....................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 32
i
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui pengertian
1.2.2 Untuk mengetahui epidemologi
1.2.3 Untuk mengetahui etiologi
1.2.4 Untuk mengetahui tanda dan gejala
1.2.5 Untuk mengetahui patofisiologi dan pathways
1.2.6 Untuk mengetahui komplikasi dan prognosis
1.2.7 Untuk mengetahui pencegahan
1.2.8 Untuk mengetahui penatalaksanaan
2.1 Pengertian
Kehamilan postmatur merupakan salah satu bentuk kegawatdaruratan
medis yang terjadi pada ibu hamil dan ibu yang akan bersalin. kehamilan
postmatur adalah kehamilan yang melampaui umur 294 hari (42 minggu)
dengan segala kemungkinan komplikasinya (Manuaba, 1999).
Kehamilan post matur adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih
dari 42 minggu lengkap di hitung dari HPHT (Hari pertama Haid Terakhir).
Biasanya usia kehamilan normal antara 38-42 minggu. Namun, sekitar 3,4-
14% atau rata-rata 10% kehamilan berlangsung sampai 42 minggu atau lebih.
Prevalensi diatas bervariasi tergantung pada kriteria yang di pakai oleh
peneliti (Prawirohardjo, 2008).
2.2 Epidemiologi
Insiden kelahiran postmatur jauh lebih umum daripada prematur. Ada
sekitar 7% bayi dilahirkan postmatur, meskipun faktanya mungkin tidak
semuanya benar-benar postmatur. Kelahiran postmatur sebenarnya diduga
karena kesalahan dalam menghitung awal kehamilan, yaitu hanya sekitar 2-
3% yang betul-betul postmatur.
Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara
3,5-14%. Data statistik menunjukkan, angka kematian dalam kehamilan lewat
waktu lebih tinggi ketimbang dalam kehamilan cukup bulan, di mana angka
kematian kehamilan lewat waktu mencapai 5-7%.
2.3 Etiologi
Penyebab dari kehamilan post matur ini masih belum diketahui secara jelas.
Menurut ( Sarjowo, 2010) beberapa teori yang diajukan antara lain :
1. Pengaruh progesteron
Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan merupakan
perubahan endokrin yang dapat memacu proses biomolekur pada saat
persalinan dan meningkatkan sensitivitas unterus terhadap oksitosin,
4
2. Teori oksitosin
Pemakaian okstitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan,
secara fisiologis memiliki peranan penting dalam menimbulkan
persalinan dan pelepasan okstitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang
kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu peyebab
kehamilan post matur.
3. Teori Kortisol/ ACTH Janin
Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi tanda” untuk
dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan kadar
kortisol plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta
sehingga produksi progesteron berkurang dan memperbesar sekresi
estrogen, yang dapat berpengaruh terhadap meningkatnya produksi
prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti anasefalus, hipoplasia
adrenal janin dan tidak adanya kalenjar hipofisis pada janin akan
menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga
kehamilan dapat berlangsung lewat bulan
4. Saraf Uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan
meningkatkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak ada
tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek
dan bagian bawah masih tinggi kesemuannya diduga sebagai
penyebab terjadinya kehamilan post matur.
5. Herediter
Bebrapa penuulis menyatakan bahwa seorang ibu yang mengalami
kehamilan post matur mempunyai kecenderungan untuk melahirkan
lewat bulan pada kehamilan berikutnya. Mogren menyatakan bahwa
jika ada seorang ibu menngalami kehamilan pot matursaat melahirkan
anak perempuan, makan kemungkinan besar anak perempuan tersebut
akan mengalami kehamilan post matur.
5
Esterogen Progesteron
Kepekaan uterus-
oksitoin menurun Stimulasi (pacemaker)
bagi kontraksi otot polos
uterus tidak timbul.
Produksi
prostaglandin tidak
maksimal
Kontraksi uterus
tidak terjadi
Penipisan Serviks Tidak
Terjadi
Kehamilan
postmatur
8
O2 ke jaringan
Kehamilan janin berkurang
postmatur
MK: Gangguan
perfusi jaringan
MK: Gangguan
MK: Gangguan MK: Kerusakan
termoregulasi: hipotermi
pertukaran gas
integritas kulit
10
1. Gawat janin
2. Gerakan janin berkurang
3. Kematian janin
4. Asfiksia neonaturum dan dan kelainan letak
2.6.2. Prognosis
Pada kehamilan 43 minggu jumlah kematian janin atau bayi 3 kali
lebih besar pada kehamilan 40 minggu karena post maturitas akan
menambah bahaya pada janin. Pengaruh post maturis pada janin
bervariasi: berat badan janin dapat bertambah besar, tetap dan ada yang
berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi
kematian janin dalam kandungan.
2.7 Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang
teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum
12 minggu), 1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28 minggu)
dan 2 kali trimester ketiga (di atas 28 minggu). Bila keadaan memungkinkan,
pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia
11
7 bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7-8 bulan dan seminggu sekali pada
bulan terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan benar
usia kehamilan, dan mencegah terjadinya kehamilan serotinus yang berbahaya.
Perhitungan dengan satuan minggu seperti yang digunakan para dokter kandungan
merupakan perhitungan yang lebih tepat. Untuk itu perlu diketahui dengan tepat
tanggal hari pertama haid terakhir seorang (calon) ibu itu. Perhitungannya, jumlah
hari sejak hari pertama haid terakhir hingga saat itu dibagi 7 (jumlah hari dalam
seminggu). Misalnya, hari pertama haid terakhir Bu X jatuh pada 2 Januari 1998.
Saat ini tanggal 4 Maret 1998. Jumlah hari sejak hari pertama haid terakhir adalah
61. Setelah angka itu dibagi 7 diperoleh angka 8,7. Jadi, usia kehamilannya saat
ini 9 minggu.
2.8 Penatalaksanaan
Menurut Arif Mansjoer (2000) penatalaksanaan kehamilan lewat waktu bila
keadaan janin baik dapat dilakukan dengan cara:
1. Tunda pengakhiran kehamilan selama 1 minggu dengan menilai gerakan
janin dan tes tanpa tekanan 3 hari kemudian, Bila hasil positif, segera
lakukan seksio sesarea.
2. Induksi Persalinan. Induksi persalinan merupakan suatu usaha supaya
persalinan mulai berlangsung dengan jalan merangsang timbulnya his.
Ada dua cara yang biasanya dilakukan untuk memulai proses induksi,
yaitu mekanik dan kimia. Kedua cara ini pada dasarnya dilakukan untuk
mengeluarkan zat prostaglandin yang fungsinya sebagai zat penyebab otot
rahim berkontraksi.
setelah salah satu cara kimia itu dilakukan, ibu hamil akan merasakan
datangnya kontraksi
2.Resiko cidera
2.Memecahkan ketuban
1.Pasien dirawat
6.Bila terdapat patologi lain (misalnya preeklamsi berat, bekas SC, dsb), maka
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan dengan SC
1. Pengkajian
a. Pengkajian fisiologis
Pengkajian fisiologis lebih difokuskan pada proses involusi organ
pada proses laktasi. Area pengkajian fisiologis post partum antara lain:
1) Suhu
Suhu merupakan penanda awal adanya infeksi, suhu yang cenderung
tiap satu jam selama 8 jam setelah persalinan, kemudian dikaji tiap dua
berikutnya fundus akan mulai turun sekitar satu cm sehingga pada hari
fundus akan teraba keras dengan bentuk bundar mulus, bila ditemukan
endometrium.
(berwarna merah gelap, keluar dari hari kesatu sampai hari ketiga
jumlahnya lebih sedikit dari lokhea rubra), lokhea alba (berwarna putih
Fundus, lokhea dan kandung kemih dikaji tiap 15 menit sampai dengan
4) Perineum
Pengkajian pada daerah perineum dimaksudkan untuk
kemerahan (eritema), dan nyeri tekan. Bila ada jahitan luka, kaji
tekan dan bengkak). Perineum dikaji tiap satu jam sampai dengan 24
serta palpasi konsistensi dan deteksi apakah ada nyeri tekan guna
dan tungkai dikaji tiap satu jam sampai dengan 8 jam setelah
setelah
persalinan.
6) Eliminasi
Pengkajian eliminasi meliputi pengkajian bising usus, inspeksi dan
kemih. Eliminasi dikaji setiap 9 jam, kaji juga defekasi setiap harinya.
b. Pengkajian psikososial
Pengkajian psikososial ini difokuskan pada interaksi dan adaptasi ibu, bayi
baru lahir dan keluarga. Perawat melihat status emosianal dan respon ibu
(Reeder,
informasi.
teratasi
berkurangnya ketidaknyamanan.
Intervensi:
memperberat nyeri
3) Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
meningkatkan nyeri
Intervensi :
5) Dukung kedekatan secara fisik yang sering dan terus menerus antara
informasi.
dengan benar. Ibu dapat menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan
Intervensi :
1) Berikan informasi mengenai manfaat menyusui baik fisiologis maupun
psikologis
tepat (misalnya memonitor posisi tubuh bayi dengan cara yang tepat,
bayi memegang dada ibu serta adanya kompresi dan terdengar suara
menelan)
10) Diskusikan kebutuhan untuk istirahat yang cukup, hidrasi dan diet
yang seimbang
susu
drainase purulen dan bebas dari infeksi, tidak febris, dan mempunyai
Intervensi :
pasien
pencehagan universal
10) Pakai pakaian ganti atau jubah saat menangani bahan-bahan yang
infeksius
4. Evaluasi
Menurut Bobak (2004), evaluasi kemajuan dan hasil akhir dari perawatan
demikian pula perkembangan hubungan antara orang tua dengan anak dalam
keluarga yang baru. Penilaian secara klinis pada faktor-faktor tertentu perlu
menyusui.
d. Menunjukkan kepercayaan diri bahwa ia (keluarga) dapat
lahir.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kehamilan postmatur merupakan salah satu bentuk kegawatdaruratan
medis yang terjadi pada ibu hamil dan ibu yang akan bersalin. kehamilan
postmatur adalah kehamilan yang melampaui umur 294 hari (42 minggu)
dengan segala kemungkinan komplikasinya (Manuaba, 1999).
Salah satu penyebab dari kehamilan post matur ini adalah herediter. Jika
ibu melahirkan seorang anak perempuan dengan post matur maka
kemungkinan besar anak perempuan tersebut suatu saat nanti mengalami
kehamilan post matur. Selain penyebab herediter ada juga penyebab lain yaitu
pengaruh dari progesteron, pokstitosin, kortisol, saraf uterus dan juga salah
menghitung haid HPHT (HariPertama Haid Terakhir) menyebabkan
kehamilan lewat bulan (post matur).
5.2 Saran
Masyarakat terutama ibu hamil harus melakukan pemeriksaan
kehamilannya secara teratur, minimal 4 kali selama kehamilan. Ibu hamil
dalam menghitung awal kehilannya harus dengan tepat karena kesalahan
dalam meghitung awala kehimilan juga penyebab dari kehamilan post matur
Sebagai petugas kesehatan harus meningkatkan pelayanan kesehatan
dengan baik karena dapat mencegah kejadian post matur pada ibu bersalin.
DAFTAR PUSTAKA