Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

ASKEB PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR

DISUSUN OLEH :

SY MAYA ETIKA SARI

2B KEBIDANAN

PO72242212090

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG

PRODI DIII ( KEBIDANAN)

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, karunia,
taufik, dan hidayahnya, karena dengan segala rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini.Berkat rahmat, karunia, taufik, dan hidayah-Nya. Saya ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Nurniati TR,M.Keb, sebagai dosen pembimbing pada mata kuliah Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.

Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik, pemikiran, dan saran yang
membangun untuk perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, karena
tidak ada yang sempurna tanpanya. Terimalah permintaan maaf saya untuk masalah tata bahasa,
dan saya menyambut umpan balik dan saran.

Tanjungpinang, 03 Agustus 2022

SY MAYA ETIKA SARI


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................................
1.4 Manfaat.............................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................
2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan.................................................
2.2 Faktor yang mempengaruhi persalinan.............................................................................
2.3 Perubahan Fisiologis Dan Psikologis Dalam Persalinan Kala I,II,III, Dan IV………….
2.4 Penerapan Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin.....................................................................…

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................


3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang
fisiologis namun bisa menjadi patologis yang bisa mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan
kematian. Maka dari itu pelayanan kebidanan dalam kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru
lahir harus ditangani oleh petugas kesehatan yang kompeten demi keselamatan ibu dan bayi.
Continuity of care merupakan serangkaian kegiatan pelayanan berkesinambungan mulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana. Pelayanan kesehatan yang
diberikan pada ibu hamil melalui pemberian pelayanan antenatal selama masa kehamilan di era
pandemi COVID 19, pada trimester I yaitu 2 kali,Pemeriksaan dokter 1 kali pada trimester I
(untuk skrining kesehatan ibu seutuhnya), pada trimester II yaitu 1 kali, dan trimester III yaitu 3
kali, dan pemeriksaan dokter 1 kali pada trimester III.
Asuhan yang diberikan bidan dari mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir,
nifas, dan penggunaan KB bertujuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas untuk
mencegah terjadinya kematian ibu dan anak.Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan suatu
keadaan yang alamiah dialami oleh setiap perempuan dengan sistem reproduksi sehat, namun
dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi
bahkan dapat menyebabkan kematian. Kehamilan merupakan proses reproduksi yang
memerlukan perawatan khusus karena menyangkut kehidupan ibu dan janin, agar dapat
melewati masa kehamilan, persalinan, dan melahirkan bayi yang sehat.
Semua perempuan hamil pasti menginginkan selama kehamilannya sampai proses
kelahiran ibu dan bayi sehat, tidak ada komplikasi atau masalah namun tidak menutup
kemungkinan dalam prosesnya dapat berubah menjadi patologis dikarenakan beberapa hal yang
sangat sering terjadi pada saat kehamilan, sehingga dalam prosesnya dapat mempengaruhi
proses kedepannya seperti masalah perdarahan, preeklampsia/eklampsia, dan anemia. Melihat
banyaknya masalah yang terjadi pada kehamilan yang akan berdampak pada persalinan, nifas
dan bahkan bayi baru lahir, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup
kebidanan adalah melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif.

1.2 RUMUSAN MASALAH


o Apa pengertian Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan
o Faktor apa saja yg mempengaruhi persalinan
o Perubahan Fisiologis Dan Psikologis Dalam Persalinan Kala I,II,III, Dan IV
o Apa saja Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin
o Bagaimana Prosedur Keterampilan Dasar Pada Kala I,II,III Dan IV

1.3 TUJUAN

o Untuk mengetahui Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan


o Untuk mengetahui Faktor yg mempengaruhi persalinan
o Untuk mengetahui Perubahan Fisiologis Dan Psikologis Dalam Persalinan Kala
I,II,III, Dan IV
o Untuk mengetahui Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin
o Untuk mengetahui Prosedur Keterampilan Dasar Pada Kala I,II,III Dan IV

1.4 MANFAAT

Untuk menambah pemahaman kita mengenai asuhan persalinan serta mengetahui


konsepdasar asuhan persalinan, faktor-faktor,serta kebutuhan ibu salama persalinan Hasil
penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pembaca agar menambah
wawasan mengenai konsep Asuhan persalinan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan

1. Pengertian
Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yangsudah cukup berada dalam rahim
ibunya, dengan disusul olehkeluarnya plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Dalam
ilmukebidanan, ada berbagai jenis persalinan, di antaranya adalahpersalinan spontan, persalinan
buatan, dan persalinan anjuran.Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung
denganadanya kekuatan ibu melalui jalan lahirnya. Persalinan buatan adalah proses persalinan
yang dibantu dengan tenaga dariluar atau selain dari ibu yang akan melahirkan. Tenaga
yangdimaksud, misalnya ekstraksi forceps, atau ketika dilakukanoperasi sectio caesaria.
Berbeda dengan persalinan anjuran, yaitu,proses persalinan yang tidak dimulai dengan proses
yang seperti biasanya, akan tetapi baru berlangsung setelah pemevahanketuban, pemberian
pitocin, atau prostaglandin. Berikut ini adalah beberapa istilah yang berkaitan dengan
persalinan.
 Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin (Prawirohardjo, 2002).
 Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang diawali
dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi
sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini
akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 1996).
 Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan lahir
(Moore, 2001).
 Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002)

2. Sebab- Sebab Mulai Persalinan


Banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan.
Beberapa teori yang dikemukakan adalah: penurunan kadar progesteron, teori oxitosin,
keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Beberapa teori yang
menyebabkan mulainya persalinan adalah sebagai berikut :
A. Penurunan Kadar Progesteron
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan
kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan
estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul
his. Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi
progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin.
Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone
tertentu.
B. Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan keseimbangan
estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga oxitocin
bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi
sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.
C. Keregangan otot-otot
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati
batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan
Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka timbul kontraksi
untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan
makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan. Contoh, pada kehamilan ganda
sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.
D. Pengaruh janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan karena
pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus.
Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin, dan induksi (mulainya )
persalinan.
E. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang
dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu
sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau
E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi miometrium
pada setiap umur kehamilan. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi
otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin dapat dianggap sebagai pemicu
terjadinya persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi
baik dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu hamil, sebelum melahirkan atau selama
persalinan.
3. Tahapan Persalinan ( kala 1, 2, 3 dan 4 )
 Kala I (Kala Pembukaan)
Kala I dimulai dari saat persalinan mulai (pembukaan nol) sampai (10 cm). Proses ini
terbagi dalam 2 fase, yaitu: pal pembukaan lengkap
1. Fase laten: berlangsung selama 8 jam, serviks membuka sampai 3 cm
2. Fase aktif: berlangsung selama 7 jam, serviks membuka dari 4 cm sampa 10 cm,
kontraksi lebih kuat dan sering, dibagi dalam 3 fase:
a. Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
b. Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat
dari 4 cm menjadi 9 cm.
c. Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2 jam
pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
Perubahan Fisiologis Pada Kala 1
1. Tekanan darah.
Tekanan darah meningkat selama terjadinya kontraksi (sistol rata-rata naik) 10-20
mmHg, diastol naik 5-10 mmHg. Antara kontraksi, tekanan darah kembali seperti saat sebelum
persalinan. Rasa sakut, takut, dan cemas juga akan meningkatkan tekanan darah.
2. Metabolisme.
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara berangsurangsur
disebabkan karena kecemasan dan aktivitas otot skeletal, peningkatan ini ditandai dengan
adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, curah jantung (cardiac output), pernapasan, dan
kehilangan cairan.
3. Suhu tubuh.
Oleh karena adanya peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh sedikit meningkat
selama persalinan. Selama dan setelah persalinan akan terjadi peningkatan, jaga agar
peningkatan suhu tidak lebih dari 0,5-1”C.
4. Detak jantung.
Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung akan meningkat secara
dramatis selama kontraksi.
5. Pernapasan.
Oleh karena terjadinya peningkatan metabolisme, maka terjadi sedikit peningkatan laju
pernapasan yang dianggap normal, hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan bisa
menyebabkan alkalosis.
6. Ginjal
Poliuri sering terjadi selama proses persalinan, mungkin dikarenakan adanya
peningkatan cardiac output, peningkatan filtrasi glomerulus, dan peningkatan aliran plasma
ginjal. Proteinuria yang sedikit dianggap normal dalam persalinan.
7. Gastrointestinal.
Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara subtansi berkurang sangat banyak
selama persalinan. Selain itu, berkurangnya pengeluaran getah lambung menyebabkan aktivitas
pencegahan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi sangat lambat, cairan tidak
berpengaruh dan meninggalkan perut dalam waktu biasa. Mual dan muntah bisa terjadi sampai
ibu mencapai kehamilan kala I.
8. Hematologi.
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan akan kembali
sebelum persalinan sehari pascapersalinan, kecuali terdapat perdarahan postpartum.
Perubahan Psikologis Pada Kala 1
Asuhan yang bersifat mendukung selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan
kebidanan. Ibu yang bersalin biasanya mengalami perubahan emosional yang tidak stabil.
 Kala II (kala pengeluaran janin)
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
Tanda Dan Gejala Kala Ii
1. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.
2. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
3. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan/atau vagina.
4. Perineum terlihat menonjol.
5. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
6. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang menunjukan:
1. Pembukaan serviks telah lengkap.
2. Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.
Penatalaksanaan Fisiologis Kala II
Penatalaksanaan didasarkan pada prinsip bahwa kala II merupakan peristiwa normal
vang diakhiri dengan kelahiran normal tanpa adanya intervensi. Saat pembukaan sudah lengkap,
anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya dan beristirahat di antara dua
kontraksi. Jika menginginkan, ibu dapat mengubah posisinya, biarkan ibu mengeluarkan suara
selama persalinan dan proses kelahiran berlangsung.
Biasanya ibu akan dibimbing untuk meneran tanpa berhenti selama 10 detik atau lebih,
tiga sampai empat kali per kontraksi (Sagady, 1995). Meneran dengan cara ini dikenal sebagai
meneran dengan tenggorokan terkatup atau valsava manuver, Pada banyak penelitian, meneran
dengan cara ini berhubungan dengan kejadian menurunnya DJ)J dan rendahnya nilai APGAR
(Enkin, et al. 2000). Oleh karena cara ini berkaitan dengan buruknya keluaran janin, maka cara
ini tidak dianjurkan.
Perubahan Psikologis Kala II
Pada kala II, his terkoordinasi kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali.
Kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot
dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa ingin meneran. Karena tekanan rektum,
ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu terjadinya his,
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum meregang. Dengan his meneran
yang terpimpin, maka akan lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin.
 Kala III (kala pengeluaran/pelepasan plasenta)
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya apaan dan
selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
TANDA-TANDA PELEPASAN PLASENTA:
1. Uterus menjadi bundar
2. Uterus terdorong ke atas karena plasenta sudah terlepas dari segmen bawah
Rahim
3. Tali pusat bertambah panjang
4. Terjadi semburan darah tiba-tiba
Perubahan Fisiologis Kala III
Pada kala III persalinan, otot uterus menyebabkan berkurangnya ukuran rongga uterus
secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan
implantasi plasenta karena tempat implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta
tidak berubah. Oleh karena itu plasenta akan menekuk, menebal, kemudian terlepas dari dinding
uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina (APN,
2007).
Perubahan Psikologis Kala III
1. Ibu ingin melihat, menyentuh, dan memeluk bayinya.
2. Merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya: juga merasa sangat lelah.
3. Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vaginanya perlu dijahit.
4. Menaruh perhatian terhadap plasenta.
 Kala IV (kala pengawasan/observasi/pemulihan
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah proses tersebut.
Observasi Yang Harus Dilakukan Pada Kala IV
1. Tingkat kesadaran.
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
3. Kontraksi uterus.
4. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak
melebihi 400 sampai 500 cc.
Asuhan Dan Pemantauan Pada KALA IV
1. Lakukan rangsangan taktil (seperti pemijatan) pada uterus, untuk merangsang
uterus berkontraksi.
2. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang antara
pusat dan fundus uteri.
3. Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
4. Periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya apakah ada laserasi atau
episiotomi).
5. Evaluasi kondisi ibu secara umum.
6. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV persalinan di
halaman belakang partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian
dilakukan.
Ada 7 Langkah Pemantauan Di Kala IV
1. Kontraksi rahim: baik atau tidaknya diketahui dengan pemeriksaan Palpasi. Jika
perlu lakukan masase dan berikan uterotanika, seperti methergin, atau ermetrin dan
oksitosin.
2. Perdarahan: ada atau tidak, banyak atau biasa.
3. Kandung kemih: harus kosong, jika penuh, ibu dianjurkan berkemih dan kalau
tidak bisa, lakukan kateter.
4. Luka-luka: jahitannya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak.
5. Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap.
6. Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi , pernapasan, dan masal i
7. Bayi dalam keadaan baik.
4. Tujuan Asuhan Persalinan
Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajad kesehatan yang tinggi bagi
ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal
dengan asuhan kebidanan persalinan yang adekuat sesuai dengan tahapan persalinan sehingga
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. Pendekatan
seperti ini berarti bahwa dalam asuhan persalinan normal harus ada alasan yang kuat dan bukti
manfaat apabila akan melakukan intervensi terhadap jalannya proses persalinan yang fisiologis
atau alamiah.
 Memberikan dukungan baik secara fisik mau emosional kepada ibu dan keluarganya
selama persalinan dan kelahiran.
 Melakukan pengkajian, membuat diagnose, mencegah , menangani, komplikasi-
komplikasi dengan cara pemantauan ketat dan deteksi dini selama persalinan dan
kelahiran.
 Melakukan rujukan pada kasus-kasus yang tidak bisa ditangani sendiri untuk
mendapatkan asuhan spesialis jika perlu.
 Memberikan asuhan yang kuat kepada ibu dengan intervensi minimal, sesuai dengan
tahap persalinan.
 Memperkecil resiko infeksi dengan melaksanakan pencegahan infeksi yang aman
 Selalu memberitahukan kepada ibu dan keluarganya mengenai kemajuan, adanya
penyuliy maupun intervensi yang akan dilakukan dalam persalinan.
 Memberikan asuhan yang tepat untuk bayi segera setelah lahir.
 Membantu ibu dengan pemberian ASI dini.
5. Tanda – Tanda Persalinan
1. Tanda-Tanda Bahwa Persalinan Sudah Dekat
 Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa keadaannya menjadi
lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih
sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.

 Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor, fundus uteri
lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas
panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk
sering kencing yang disebut Pollakisuria.

 False labor
Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh his
pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His
pendahuluan ini bersifat:
1) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah
2) Tidak teratur
3) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu dan bila dibawa jalan
malah sering berkurang
4) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix
 Perubahan Cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan bahwa cervix yang
tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak, kemudian menjadi lebih lembut, dan beberapa
menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda untuk
masingmasing ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm namun pada
primipara sebagian besar masih dalam keadaan tertutup.
 Energy sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam sebelum
persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya
kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan dengan energi yang penuh.
Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti membersihkan
rumah, mengepel, mencuci perabot rumah, dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan
kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan sulit.
 Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare, obstipasi, mual dan
muntah karena efek penurunan hormon terhadap sistem pencernaan.
A. Tanda-Tanda Persalinan
 Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang mempunyai sifat sebagai
berikut :
1. Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.
2. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
3. Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya makin besar
4. Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix.
5. Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi. Kontraksi uterus yang
mengakibatkan perubahan pada servix (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan pembukaan
serviks.
 Penipisan dan pembukaan servix
Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dan darah
sebagai tanda pemula.

 Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)


Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar disertai dengan
sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian
bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus.

Premature Rupture of Membrane


Adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal ini
terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan
lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat
sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-kadang
selaput janin robek sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan akan mulai
dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan


 Konsep Dasar Passage
 Ukuran Panggul
1. Panggul Luar
a. Distansia spinarum: diameter antara dua spina iliaka anterior superior kanan dan kiri.: 24- 26
cm.
b Distansia kristarum: diameter terbesar kedua crista iliaka kanan dan kiri: 28- 30cm.
c Distansia boudeloque atau konjugata eksterna: diameter antara lumbal ke-5 dengan tepi atas
symfisis pubis 18-20 cm.
d Ketiga distansia ini diukur dengan jangka panggul.
e Lingkar panggul: jarak antara tepi atas symfisis pubis ke pertengahan antara trokhanter dan
spina iliaka anterior superior kemudian ke lumbal ke-5 kembali ke sisi sebelahnya sampaai
kembali ke tepi atas symfisis pubis. Diukur dengan metlin, berukuran normal 80-90 cm.
 Panggul Dalam
a. pintu atas panggul
1. Konjugata vera atau diameter antero posterior (depan-belakang) yaitu diameter antara
promontorium dan tepi atas symfisis sebesar 11 cm. Cara pengukuran dengan periksa
dalam akan memperoleh konjugata diagonalis yaitu jarak dari tepi bawah symfisis pubis
ke promontorium (12,5 cm) dikurangi 1,5-2 cm.
2. Konjugata obstetrika adalah jarak antara promontorium dengan pertengahan symfisis
pubis.
3. Diameter transversa (melintang), yaitu jarak terlebar antara ke dua linia inominata
sebesar 13 cm.
4. Diameter oblik (miring): jarak antara artikulasio sakro iliaka dengan tuberkulum
pubikum sisi yang bersebelah sebesar 12 cm.
b. bidang tengah panggul
1. Bidang luas panggul, terbentuk dari titik tengah symfisis pertengahan acetabulum dan
ruas sacrum ke-2 dan ke-3. Merupakan bidang yang mempunyai ukuran paling besar,
tidak menimbulkan masalah dalam mekanisme turunnya kepala. Diameter antero
posterior 12,75 cm, diameter transfersa 12,5 .
2. Bidang sempit panggul, merupakan bidang yang berukuran kecil, terbentang dari tepi
bawah symfisis, spina ischiadika kanan dan kiri, dan 1- 2 cm dari ujung bawah sacrum.
Diameter antero-posterior sebesar 11,5 cm dan diameter transversa sebesar 10 cm.
c. pintu bawah panggul
1. Terbentuk dari dua segitiga dengan alas yang sama, yaitu diameter tuber ischiadikum.
Ujung segitiga belakang pada ujung os sacrum, sedangkan ujung segitiga depan arcus
pubis
2. Diameter antero-posterior ukuran dari tepi bawah symfisis ke ujung sacrum: 11,5 cm
3. Diameter transfersa: jarak antara tuber ischiadikum kanan dan kiri: 10,5 cm
4. Diameter sagitalis posterior yaitu ukuran dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran
transversa: 7,5 cm.
3. Inklinatio pelvis
Adalah kemiringan panggul, sudut yang terbentuk antara bidang semu. Pintu atas
panggul dengan garis lurus tanah sebesar 55-60 derajat.
4. Sumbu panggul
Sumbu secara klasik garis yang menghubungkan titik persekutuan antara diameter
transversa dan konjugata vera pada pintu atas panggul dengan titik sejenis di hodge II, III, dan
IV. Sampai dekat hodge III sumbu itu lurus sejajar dengan sacrum, untuk seterusnya
melengkung ke depan, sesuai dengan lengkungan sacrum.
Diameter bidang pintu atas panggul tengah, pintu bawah dan sumbu jalan lahir
menentukan mungkin tidaknya persalinan pervaginam berlangsung dan bagaimana janin dapat
menuruni jalan lahir. Sudut sub pubis yang menunjukkan jenis lengkung pubis serta panjang
ramus pubis dan diameter intertuberositas, merupakan bagian terpenting. Karena pada tahap
awal janin harus melalui bagian bawah lengkung pubis maka sudut subpubis yang sempit
kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan lengkung yang bulat dan lebar.
a. Power
1. Kontraksi Uterus Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,
kontraksi otot otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen.
a. Pengkajian his
1) Frekuensi: jumlah his dalam waktu tertentu
2) Durasi : lamanya kontraksi berlangsung dalam satu kontraksi
3) Intensitas: kekuatan kontraksi diukur dalam satuan mmhg dibedakan menjadi; kuat, sedang
dan lemah
4) Interval: masa relaksasi (diantara dua kontraksi)
5) Datangnya kontraksi: dibedakan menjadi; kadang-kadang, sering, teratur.
b. Cara mengukur kontraksi
1) Selama 10 menit
2) Contoh hasil pengukuran: 3x/10’/40-50”/kuat dan teratur.
c. Pengaruh his 1) Cerviks menipis (effacement) 2) Cerviks berdilatasi sehingga mengakibatkan
janin turun.
2. Tenaga mengejan
a. Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang mendorong anak keluar
selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan
peninggian tekanan intra abdominal.
b. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar tapi jauh lebih kuat
lagi.
c. Saat kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu reflek yang mengakibatkan ibu menutup
glottisnya, mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya kebawah.
d. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, bila pembukaan sudah lengkap dan paling efektif
sewaktu ada his.
e. Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir, misalnya pada penderita yang lumpuh
otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forceps
f. Tenaga mengejan ini juga melahirkan placenta setelah placenta lepas dari dinding rahim.
3. Passenger
a. Presentasi Janin
1) Presentasi janin: bagian janin yang pertama kali memasuki PAP dan terus melalui jalan lahir
saat persalinan mencapai aterm.
2) Bagian presentasi: bagian tubuh janin yang pertama kali teraba oleh jari pemeriksa saat
melakukan pemeriksaan dalam
3) Bagian presentasi: presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu, presentasi muka,
dll.
b. Presentasi Kepala
c. Letak Janin
1) Letak janin: hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin terhadap sumbu panjang
(punggung) ibu.
2) Letak janin: memanjang, melintang, obliq/miring
3) Letak janin memanjang: letak kepala, letak bokong.
4) Sikap Janin
5) Sikap: hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan yang lain, hal ini sebagian merupakan
akibat pola pertumbuhan janin dan sebagian akibat penyesuaian janin terhadap bentuk rongga
rahim.
6) Sikap: Fleksi umum, punggung janin sangat fleksi, kepala fleksi kearah sendi lutut, tangan
disilangkan di depan toraks dan tali pusat terletak di antara lengan dan tungkai.
d. Posisi Janin Posisi: hubungan antara bagian presentasi (occiput, sacrum, mentum,
sinsiput/puncak kepala menengadah) yang merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian
terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap empat kuadran
panggul ibu, missal pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, UUK
kanan belakang.
e. Variasi Posisi Kepala
Letak belakang kepala (LBK) ditentukan dengan Indikator: ubun-ubun kecil (UUK)
Variasi posisi:
1) Ubun-ubun kecil kiri depan (uuk ki-dep)
2) Ubun-ubun kecil kiri belakang (uuk ki-bel)
3) Ubun-ubun kecil melintang kiri (uuk mel-ki)
4) Ubun-ubun kecil kanan depan (uuk ka-dep)
5) Ubun-ubun kecil kanan belakang (uuk ka-bel)
6) Ubun-ubun kecil melintang kanan (uuk mel-ka)
f. Presentasi Dahi
Letak dahi ditentukan dengan Indikator: teraba dahi dan ubun-ubun besar (UUB)
1) Variasi posisi:
2) Ubun-ubun besar kiri depan (uub ki-dep)
3) Ubun-ubun besar kiri belakang (uub ki-bel)
4) Ubun-ubun besar melintang kiri (uub mel-ki)
5) Ubun-ubun besar kanan depan (uub ka-dep)
6) Ubun-ubun besar kanan belakang (uub ka-bel)
7) Ubun-ubun besar melintang kanan (uub mel-ka)
g. Presentasi Muka
Letak muka ditentukan dengan Indikator: dagu (mento). Variasi posisi:
1) Dagu kiri depan (da ki-dep)
2) Dagu kiri belakang (da ki-bel)
3) Dagu melintang kiri (da mel-ki)
4) Dagu kanan depan (da ka-dep)
5) Dagu kanan belakang (da ka-bel)
6) Dagu melintang kanan (da mel-ka)
h. Presentasi Bokong
Letak bokong ditentukan dengan Indikator: sacrum. Variasi posisi:
1) Sacrum kiri depan (sa ki-dep)
2) Sacrum kanan depan (sa ka-dep)
3) Sacrum kanan belakang (sa ka-bel)
4) Sacrum melintang kanan (sa mel-ka)
i. Presentasi Vertex (Oksipito Anterior)
j. Presentasi Muka
k. Plasenta (Uri)
Plasenta: adalah produk kehamilan yang akan lahir mengiringi kelahiran janin, yang berbentuk
bundar atau oval, ukuran diameter 15- 20 cm, tebal 2-3 cm, berat plasenta 500 - 600 gram.
Letak plasenta yang normal: pada korpus uteri bagian depan atau bagian belakang agak ke arah
fundus uteri. Bagian plasenta: permukaan maternal, permukaan fetal, selaput ketuban, tali pusat.
Variasi anatomi plasenta :
1) Plasenta suksenturiata insersi lateralis
2) Plasenta sirkumvalata insersi marginalis
3) Insersi battledore tali pusat
4) Insersi velamentosa
5) Plasenta bipartite
6) Plasenta tripartite
l. Air ketuban
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc. Ciri-ciri air ketuban:
berwarna putih keruh, berbau amis dan berasa manis, reaksinya agak alkalis dan netral, dengan
berat jenis 1,008.
Komposisi: terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam uric, kreatinin, sel-sel epitel,
rambut lanugo, verniks caseosa, dan garam organic. Kadar protein kira-kira 2,6% gram per liter,
terutama albumin.
m. Fungsi air ketuban
Pada persalinan: selama selaput ketuban tetap utuh, cairan amnion/air ketuban melindungi
plasenta dan tali pusat dari tekanan kontraksi uterus. Cairan ketuban juga membantu penipisan
dan dilatasi cerviks.
4. Psikologis
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu dan keluarganya.
Banyak ibu mengalami psikis (kecemasan, keadaan emosional wanita) dalam menghadapi
persalinan, hal ini perlu diperhatikan oleh seseorang yang akan menolong persalinan.
Perasaan cemas, khawatir akan mempengaruhi hormone stress yang akan mengakibatkan
komplikasi persalinan. Tetapi sampai saat ini hampir tidak ada catatan yang menyebutkan
mengenai hormone stress terhadap fungsi uteri, juga tidak ada catatan mengenai hubungan
antara kecemasan ibu, pengaruh lingkungan, hormone stress dan komplikasi persalinan.
Namun demikian seseorang penolong persalinan harus memperhatikan keadaan psikologis ibu
yang akan melahirkan karena keadaan psikologis mempunyai pengaruh terhadap persalinan dan
kelahiran.
5. Penolong
Penolong persalinan perlu kesiapan, dan menerapkan asuhan sayang ibu. Asuhan sayang ibu
adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Beberapa prinsip
dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikut sertakan suami dan keluarga selama proses
persalinan dan kelahiran bayi. Banyak penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan
dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik
mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapatkan
rasa aman dan hasil yang lebih baik (Enkin, et al,2000). Disebutkan pula bahwa hal tersebut
diatas dapat mengurangi terjadinya persalinan dengan vakum, cunam, dan seksio sesar, dan
persalinan berlangsung lebih cepat (Enkin, et al, 2000).
Prisip umum dari asuhan sayang ibu yang harus diikuti oleh bidan adalah:
a. Rawat ibu dengan penuh hormat.
b. Mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakan ibu. Hormati pengetahuan dan
pemahaman mengenai tubuhnya. Ingat bahwa mendengar sama pentingnya dengan memberikan
nasihat.
c. Menghargai hak-hak ibu dan memberikan asuhan yang bermutu serta sopan.
d. Memberikan asuhan dengan memperhatikan privasi.
e. Selalu menjelaskan apa yang akan dikerjakan sebelum anda melakukannya serta meminta
izin dahulu.
f. Selalu mendiskusikan temuan-temuan kepada ibu, serta kepada siapa saja yang ia inginkan
untuk berbagi informasi ini.
g. Selalu mendiskusikan rencana dan intervensi serta pilihan yang sesuai dan tersedia bersama
ibu.
h. Mengizinkan ibu untuk memilih siapa yang akan menemaninya selama persalinan, kelahiran
dan pasca salin.
i. Mengizinkan ibu menggunakan posisi apa saja yang diinginkan selama persalinan dan
kelahiran.
j. Menghindari penggunaan suatu tindakan medis yang tidak perlu (episiotomy, pencukuran dan
enema).
k. Memfasilitasi hubungan dini antara ibu dan bayi baru lahir (Bounding and attachment).
2.3 Perubahan fisiologis dan psikologis dalam persalinan

 Perubahan Fisiologis dan Psikologis Pada Kala I


Uterus
Saat mulai persalinan, jaringan dari myometrium berkontraksi dan berelaksasi seperti otot pada
umumnya. Pada saat otot retraksi, ia tidak akan kembali ke ukuran semula tapi berubah ke
ukuran yang lebih pendek secara progresi. Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus melebar
sampai ke bawah abdomen dengan dominasi tarikan ke arah fundus (fundal dominan).
Kontraksi uterus berakhir dengan masa yang terpanjang dan sangat kuat pada fundus. Dan
berikut adalah perubahan kapasitas uterus saat persalinan. Dengan perubahan bentuk otot
uterus pada proses kontraksi, relaksasi, dan retraksi maka cavum uteri lama kelamaan akan
menjadi semakin mengecil. Proses ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan janin
turun ke pelvic.

Serviks
Sebelum onset persalinan, serviks mempersiapkan kelahiran dengan berubah
menjadi lembut. Saat persalinan mendekat, serviks mulai menipis dan membuka.

Dilatasi
Dilatasi Proses ini merupakan kelanjutan dari effacement. Setelah serviks dalam kondisi
menipis penuh, maka tahap berikutnya adalah pembukaan.
Serviks membuka disebabkan daya tarikan otot uterus ke atas secara terus menerus saat uterus
berkontraksi. Dilatasi dan diameter serviks dapat diketahui melalui pemeriksaan intravaginal.

Mekanisme membukanya seviks berbeda antara primigravida dan multigravida.


-Pada primigravida ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu sehingga serviks akan
mendatar dan menipis, kemudia ostium uteri eksternum membuka.
-Pada multigravida, ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran
serviks terjadi dalam waktu yang sama.

Berdasarkan diameter pembukaan serviks, proses ini terbagi menjadi 2 fase, yaitu:

a. Fase laten
Berlangsung selama kurang lebih 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai
diameter 3 cm.
b. Fase aktif
Dibagi dalam 3 fase.
- Fase akselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm kini menjadi 4 cm.
- Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm
menjadi 9 cm.
- Fase deselarasi. Pembukaan melambat kembali, dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm
menjadi lengkap (10cm).
- Pembukaan lengkap berarti bibir serviks dalam keadaan tak teraba dan diameter lubang
seviks adalah 10cm.

Pendataran dan dilatasi serviks melonggarkan memberan dari daerah ostium uteri
interna dengan sedikit perdarahan dan menyebabkan lendir bebas dari sumbatan atau
operculum. Pengeluaran lendir dan darah ini disebut sebagai “bloody show” yang
mengindikasikan telah dimulainya proses persalinan.

1. Penipisan Serviks (effacement)


Penipisan Serviks (effacement) Berhubungan dengan kemajuan pemendekan dan penipisan
serviks.Seiring dengan bertambah efektifnya kontraksi, serviks mengalami perubahan bentuk
menjadi lebih tipis. Hal ini disebabkan oleh kontraksi uterus sehingga seolah-olah serviks
tertarik ke atas dan lama kelamaan menjadi tipis. Panjangnya serviks pada akhir kehamilan
normal berubah-ubah (dari beberapa mm menjadi 3 cm). dengan dimulainya persalinan, panjang
serviks berkurang secara teratur sampai menjadi pendek (hanya beberapa mm). Serviks yang
sampai tipis ini disebut dengan “menipis”.

Ketuban
Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan hampir atau sudah lengkap. Tidak
jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan sudah lengkap. Bila ketuban telah pecah
sebelum pembukaan 5cm, disebut Ketuban Pecah Dini (KPD).

Tekanan Darah
1. Tekanan darah akan meningkat selama kontrkasi, disertai peningkatan sistol rata-rata 15-20
mmHg dan diastole rata-rata 5-10 mmHg.
2. Pada waktu-waktu tertentu di antara kontraksi, tekanan darah kembali ke tingkat sebelum
persalinan. Untuk memastikan tekanan darah yang sebenarnya, pastikan untuk melakukan cek
tekanan darah selama interval kontraksi.
3. Dengan mengubah posisi pasien dari telenteang ke posisi miring, perubahan tekanan darah
selama persalinan dapat dihindari.
4. Nyeri, rasa takut, dan kekhawatiran dapat semakin meningkatkan tekanan darah.
5. Apabila pasien merasa sangat takut atau khawatir, pertimbangkan kemungkinan bahwa
rasa takutnya menyebabkan peningkatan tekanan darah (bukan pre-eklampsia).

Metabolisme
Selama persalinan, metabolisme karbohidrat baik aerob maupun anaerob meningkat
dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini terutama diakibatkan oleh kecemasan dan aktivitas
otot rangka. Peningkatan aktivitas metabolic dari
peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan, curah jantung, dan cairan yang hilang.

Suhu Tubuh
Suhu tubuh meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan segera setelah
melahirkan. Peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5-1◦C dianggap normal, nilai tersebut
mencerminkan peningkatan metabolisme persalinan. Peningkatan suhu tubuh sedikit adalah
normal dalam persalinan, namun bila persalinan berlangsung lebih lama peningkatan suhu
tubuh dapat mengindikasikan dehidrasi.

Detak Jantung
Perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai peningkatan selama fase
peningkatan, penurunan selama titik puncak sampai frekuensi yang lebih rendah daripada
frekuensi diantara kontraksi, dan peningkatan selama fase penurunan hingga mencapai
frekuensi lazim diantara kontraksi. Penurunan yang mencolok selama puncak kontraksi uterus
tidak terjadi jika wanita berada pada posisi miring bukan telentang. Frekuensi denyut nadi
diantara kontraksi sedikit lebih tinggi di banding selama periode menjelang persalinan. Hal ini
mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi selama persalinan. Sedikit peningkatan
denyut jantung dianggap normal, maka diperlukan pengecekan parameter lain untuk
menyingkirkan kemungkinan proses infeksi.

Pernapasan
Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan dianggap normal selama persalinan, hal
tersebut mencerminkan peningkatan metabolisme. Meskipun sulit untuk memperoleh temuan
yang akurat mengenai frekuensi pernapasan, karena snagat dipengaruhi oleh rasa senang, nyeri,
rasa takut, dan pengggunan teknik pernapasan. Hiperventilasi yang memanjang adalah temuan
abnormal dan dapat menyebabkan alkalosis. Amati pernapasan pasien dan bantu ia
mengendalikannya untuk menghindari hiperventilasi berkelanjutan, yang ditandai oleh rasa
kesemutan pada ekstremitas dan perasaan pusing.

Perubahan Renal (berkaitan dengan ginjal)


Poliuri sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan karena
peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju
filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal. Poliuri menjadi kurang jelas pada kondisi telentang
karena posisi ini membuat aliran urin berkurang selama kehamilan.
Kandung kemih harus sering dievaluasi (setiap 2 jam) untuk mengetahui adanya distensi, juga
harus dikosongkan untuk mencegah obstruksi persalinan akibat kandung kemih yang penuh.
Yang akan mencegah penurunan bagian presentasi janin, dan trauma pada kandung kemih
akibat penekanan yang lama, yang akan menyebabkan hipotonia kandung kemih dan retensi
urin selama periode pascapersalinan.
Sedikit proteinuria (+1) umum ditemukan pada sepertiga sampai setengah jumlah ibu bersalin.
Lebih sering terjadi pada primipara, pasien yang mengalami anemia, atau yang persalinannya
lama.
Proteinuria yang nilainya +2 atau lebih adalah data yang abnormal. Hal ini mengindikasikan
pre-eklampsi.

Gastrointestinal
Motilitas dan absorbsi lambung terhadap makanan padat jauh berkurang. Apabila
kondisi ini diperburuk oleh penurunan lebih lanjut sekresi asam lambung selama persalinan,
maka saluran cerna bekerja dengan lambat sehingga waktu pengosongan lambung menjadi lebih
lama. Cairan tidak dipengaruhi dan waktu yang dibutuhkan untuk pencernaan di lambung tetap
seperti biasa. Makanan yang dimakan selama periode menjelang persalinan atau fase prodromal
atau fase laten persalinan cenderung akan tetap berada di dalam lambung salama persalinan.
Lambung yang penuh dapat menimbulkan ketidaknyamanan selama masa transisi. Oleh karena
itu, pasien dianjurkan untuk tidak makan dalam porsi besar atau minum berlebihan, tetapi
makan dan minum ketika keinginan timbul guna mempertahankan energi dan hidrasi.
Mual dan muntah umum terjadi selama fase transisi yang menandai akhir fase pertama
persalinan. Pemebrian obat-obatan oral tidak efektif selama persalinan. Perubahan saluran cerna
kemungkinan timbul sebagai respon terhadap salah satu kombinsi antara faktorfaktor seperti
kontraksi uuerus, nyeri, rasa takut, khwatir, obat atau kom.
Hematologi
Haemoglobin meningkat rata-rata 1,2 mg% selama persalinan dan kembali ke kadar
sebelum persalinan pada hari pertama pascapersalinan jika tidak ada kehilangan darah yang
abnormal.
Jangan terburu-buru yakin bahwa seorang pasien tidak anemia. Tes darah yang menunjukkan
kadar darah berada dalam batas normal membuat kita terkecoh sehingga mengabaikan
peningkatan resiko pada pasien anemia selama masa persalinan.
Selama persalinan, waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat peningkatan fibrinogen
plasma lebih lanjut. Perubahan ini menurunkan resiko perdarahan pascapersalinan pada pasien
normal.
Hitung sel darah putih secara progresif meningkat selama kala I sebesar kurang lebih 5 ribu/ul
hinggaa jumlah rata-rata 15ribu/ul pada saat pembukaan lengkap, tidak ada peningkatan lebih
lanjut setelah ini. Peningkatan hitung sel darah putih tidak selalu mengindikasikan proses
infeksi ketika jumlah ini dicapai. Apabila jumlahnya jauh di atas nilai ini, cek parameter lain
untuk mengetahui adanya proses infeksi.
Gula darah menurun selama proses persalinan, dan menurun drastis pada persalinan yang alami
dan sulit. Hal tersebut kemungknan besar terjadi akibat peningkatan aktivitas otot uterus dan
rangka. Penggunaan uji laboratorium untuk menapis seorang pasien terhadap kemungkinan
diabetes selama masa persalinan akan menghasilkan data yang tidak akurat dan tidak dapat
dipercaya.

Perubahan Fisiologis Dan Psikologis Kala II


Kala II persalinan adalah kala pengeluaran dimulai saat serviks telah membuka lengkap
dan berlanjut hingga bayi lahir. Pada kala II, kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan lebih cepat
yaitu setiap 2 menit sekali dengan durasi > 40 detik, intensitas semakin lama semakin kuat.
Karena biasanya pada tahap ini kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, maka pada his
dirasakan adanya tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflex menimbulkan rasa
ingin meneran. Pasien merasakan adanya tekanan pada rectum dan merasa seperti ingin buang
air besar (BAB).

Serviks
Serviks akan mengalami pembukaan yang biasanya didahului oleh pendataran serviks
yaitu pemendekan dari kanalis servikalis, yang semula berupa sebuah saluran yang panjangnya
1-2 cm, menjadi suatu lubang saja dengan pinggir yang tipis. Lalu akan terjadi pembersaran
ostium eksternum yang tadinya berupa suatu lubang dengan beberapa milimeter mejadi lubang
yang dapat dilalui anak, kira-kira 10 cm. Pada pembukaan lengkap tidak teraba bibir portio,
segmen bawah rahim, serviks dan vagina telah merupakan satu saluran.

Uterus

Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh ototnya berkontraksi. Proses
ini akan efektif hanya jika his bersifat fundal dominan, yaitu kontraksi
didominasi oleh otot fundus yang menarik otot bawah rahim keatas sehinga akan menyebabkan
pembukaan serviks dan dorongan janin ke bawah secara alami.

Vagina

Sejak kehamilan vagina mengalami perubahan-perubahan sedemikian rupa, sehingga


dapat dilalui bayi. Setelah ketuban pecah, segala perubahan, terutama pada dasar panggul
diregang menjadi saluran dengan dinding-dinding yang tipis oleh bagian depan anak. Waktu
kepala sampai di vulva, lubang vulva menghadap ke depan atas.

Pergeseran Organ Dasar Panggul

Tekanan pada otot dasar panggul oleh kepala janin akan menyebabkan pasien ingin
meneran, serta diikuti dengan perenium yang menonjol dan menjadi lebar dengan anus
membuka. Labia mulai membuka dan tak lama kemudiaan kepala janin tampak pada vulva saat
ada his.

Ekspulsi Janin

Dengan his serta kekuatan meneran maksimal, kepala janin dilahirkan dengan
suboksiput di bawah simfisis, kemudian dahi, muka, dan dagu melewati perenium. Setelah
istirhatat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota
tubuh bayi. Pada primigravida, kala II berlangsung kira-kira satu setengah jam sedangkan
pada multigravida setengah jam.

Sistem Cardiovaskuler

- Kontraksi menurunkan aliran darah meuju uterus sehingga jumlah darah dalam sirkulasi
ibu meningkat.
- Resistensi perifer meningkat sehingga tekanan darah meningkat
- Saat mengejan, cardiac output meningkat 40-50% .
- Tekanan darah sistolik meningkat rata-rata 15mmHg saat kontraksi. Upaya meneran juga
akan memengaruhi tekanan darah, dapat meningkatkan dan kemudian menurun kemudian
akhirnya kembali lagi sedikit di atas normal. Rata-rata normal peningkatan tekanan darah
selama kala II adalah 10 mmHg.
- Janin normalnya dapat beradaptasi tanpa masalah .
- Oksigen yang menurun selama kontraksi menyebabkan hipoksia tetapi dengan kadar yang
masih adekuat tidak menimbulkan masalah serius.

Respirasi

Respon terhadap perubahan sistem kardiovaskuler : konsumsi oksigen meningkat.


Percepatan pematangan surfaktan (fetus labor speed maturation of surfactant): penekanan pada
dada selama proses persalinan membersihkan paru-paru janin dari cairan yang berlebihan.

Pengaturan Suhu

Aktivitas otot yang meningkat menyebabkan sedikit kenaikan suhu. Peningkatan suhu
tertinggi terjadi pada saat proses persalinan dan segera setelahnya, peningkatan suhu normal
adalah 0,5-1 C. Keseimbangan cairan : kehilangan cairan meningkat oleh karena meningkatnya
kecepatan dan kedalaman respirasi yang menyebabkan restriksi cairan.

Urinaria

Penekanan kepala janin menyebabkan tonus vesical kandung kencing menurun

Musculoskeletal
Hormon relaxin menyebabkan pelunakan kartilago di antara tulang. Fleksibilitas pubis
meningkat. Nyeri punggung. Tekanan kontraksi mendorong janin sehingga terjadi flexi
maksimal.

Saluran Cerna

- Praktis inaktif selama persalinan


- Prose pencernaan dan pengosongan lambung memanjang
- Penurunan motilitas lumbung dan absorbsi yang hebat berlanjut sampai pada kala II.
Biasanya mual dan muntah pada saat transisi akan mereda selama kala II persalinan, tetapi bisa
terus ada pada beberapa pasien. Bila terjadi muntah, normalnya hanya sesekali. Muntah yang
konstan dan menetap selama persalinan merupakan hal yang abnormal dan mungkin
merupakan indikasi dari komplikasi obstetric, seperti ruptur uterus atau toksemia.

System syaraf
Kontraksi menyebabkan penekanan pada kepala janin, sehingga denyut jantung janin
menurun.

Metabolisme
Peningkatan metabolisme terus berlanjut hingga kala II persalinan. Upaya meneran
pasien menambah aktivitas otot-otot rangka sehingga meningkatkan metabolisme.

Denyut nadi
Frekuensi denyut nadi bervariasi tiap kali pasien meneran. Secara keseluruhan frekuensi
nadi meningkat selama kala II disertai takikardi yang nyata ketika mencapai puncak menjelang
kelahiran bayi.

Perubahan Fisiologis Dan Psikologis Kala III


Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium
mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh, dan tinggi fundus biasanya terletak dibwah
pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segetiga
atau berbentuk menyerupai buah pir atau alpukat, dan fundus berada diatas pusat (sering kali
mengarah ke sisi kanan).
Semburan darah mendadak dan singkat. Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan
membantu mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi.
Apabila kumpulan darah (retroplacental pooling) dalam ruang di antara dinding uterus dan
permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya, maka darah akan tersembur keluar
dari tepi plasenta yang terlepas.

Perubahan Fisiologis Dan Psikologis Kala IV


Tanda Vital
Dalam dua jam pertama setelah persalinan, tekanan darah, nadi, dan pernapasan akan
berangusr kembali normal. Suhu pasien biasanya akan mengalami sedikit peningkatan, tapi
masih dibawah 38◦C, hal ini disebabkan oleh kurangnya cairan dan kelelahan. Jika intake
cairan baik, maka suhu akan berangsur normal kembali setelah dua jam.

Gemetar
Kadang dijumpai pasien pasca persalinan mengalami gemetar, hal ini normal
sepanjang suhu kurang dari 38oC dan tidak dijumpai tanda-tanda infeksi lain.
Gemetar terjadi karena hilangnya ketegangan dan sejumlah energi selama melahirkan dan
merupakan respon fisiologis terhadap penurunan volume intrabdominal serta pergeseran
hematologik.

Sistem Gastrointestinal

Selama dua jam pascapersalinan kadang dijumpai pasien merasa mual sampai muntah,
atasi hal ini dengan posisi tubuh yang memungkinkan dapat mencegah terjadinya aspirasi
corpus aleanum ke saluran pernapasan dengan setengah duduk atau duduk di tempat tidur.
Perasaan haus pasti dirasakan pasien, oleh karena itu hidrasi sangat penting diberikan untuk
mencegah dehidrasi.

Sistem Renal
Selama 2-4 jam pascapersalinan kandung kemih masih dalam keadaan hipotonik akibat
adanya alostaksis, sehingga sering dijumpai kandung kemih dalam keadaan penuh dan
mengalami pembesaran.
Hal ini disebabkan oleh tekanan pada kandung kemih dan uretra selama persalinan. Kondisi ini
dapat minimalisir dengan selalu mengusahakan kandung
kemih sebaiknya tetap kosong guna mencegah uterus berubah posisi dan terjadi atoni. Uterus
yang berkontraksi dengan buruk meningkatkan perdarahan dan nyeri.

Sistem Kardiovaskular
Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah
yang meningkat yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterus. Penarikan kembali
estrogen menyebabkan diuresis yang terjadi secara cepat sehingga mengurangi volume plasma
kembali pada proporsi normal.
Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Pada persalinan per vagina
kehilangan darah sekitar 200-500 ml sedangkan pada persalinan SC pengeluaran dua kali lipat.
Perubahan terdiri dari volume darah dan kadar Hematokrit. Setelah persalinan, shunt akan
hilang dengan tiba-tiba.

Serviks
Perubahan pada serviks terjadi segera setelah bayi lahir, bentuk serviks agak
menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uterus yang dapat mengadakan
kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara
korpus dan serviks berbentuk semacam cincin.
Serviks berwarna merah kehitaman karena penuh dengan pembuluh darah. Konsistensi lunak,
kadang-kadang terdapat laserasi atau perlukaan kecil. Karena robekan kecil terjadi selama
berdilatasi, maka serviks tidak akan pernah kembali lagi ke keadaan seperti sebelum hamil.
Muara serviks yang berdilatasi sampai 10cm sewaktu persalinan akan menututp secara perlahan
dan bertahap. Setelah bayi lahir tangan bisa masuk ke dalam rongga rahim, setelah dua jam
hanya dapat dimasuki dua atau tiga jari.

Perenium
Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh
tekanan bayi yang bergerak maju.

Vulva dan Vagina


Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama
proses melahirkan, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut kedua organ ini
tetap dalam keadaan kendur.
Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam
vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali, seperti labia menjadi lebih menonjol.

Penegeluaran ASI
Dengan menurunnya hormon estrogen, progesterone, dan Human Placenta Lacctogen
Hormon setelah plasenta lahir. prolactin dapat berfungsi mebentuk ASI dan
mengeluarkannya ke dalam alveoli bahkan sampai ductus kelenjar ASI. Isapan langsung pada
puting susu ibu menyebabkan reflex yang dapat mengeluarkan oksitosin dari hipofisis sehingga
mioepitel yang terdapat di sekitar alveoli dan ductus kelenjar ASI berkontraksi dan
mngelluarkan ASI ke dalam sinus yang disebut “let down reflex”.

2.4 Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

Kebutuhan Fisiologis

Meliputi : kebutuhan oksigen, cairan dan nutrisi, kebutuhan eliminasi, posisi dan ambulasi,
pengurangan rasa nyeri, hygiene, istirahat, penjahitan perineum (bila perlu), dan pertolongan
persalinan terstandar.
a. Kebutuhan oksigen
Penting selama kala I dan II untuk oksigenasi janin. Oksigenasi yang tidak adequat dapat
menghambat persalinan. Indikasi pemenuhan kebutuhan oksigen adekuat adalah Denyut
Jantung Janin (DJJ) baik dan stabil.
b. Kebutuhan cairan dan nutrisi
Pastikan bahwa pada setiap tahapan persalinan (kala I, II, III, maupun IV), ibu
mendapatkan asupan makan dan minum yang cukup. asupan cairan yang kurang, akan
mengakibatkan dehidrasi pada ibu bersalin. Dehidrasi pada ibu bersalin dapat mengakibatkan
melambatnya kontraksi/his, dan mengakibatkan kontraksi menjadi tidak teratur. Ibu yang
mengalami dehidrasi dapat diamati dari bibir yang kering, peningkatan suhu tubuh, dan
eliminasi yang sedikit. Pada ibu bersalin, hipoglikemia dapat mengakibatkan komplikasi
persalinan baik ibu maupun janin.
a. Kebutuhan eliminasi
Pemenuhan kebutuhan eliminasi selama persalinan perlu difasilitasi oleh bidan, untuk
membantu kemajuan persalinan dan meningkatkan kenyamanan pasien. Anjurkan ibu untuk
berkemih secara spontan sesering mungkin atau minimal setiap 2 jam sekali selama
persalinan.
b. Kebutuuhan personal hygiene
- personal hygiene yang baik dapat membuat ibu merasa aman dan relax,
- mengurangi kelelahan,
- mencegah infeksi,
- mencegah gangguan sirkulasi darah,
- mempertahankan integritas pada jaringan dan
- memelihara kesejahteraan fisik dan psikis.
c. Posisi dan Ambulasi
Klien/ibu bebas memilih, hal ini dapat meningkatkan kepuasan, menimbulkan
perasaan sejahtera secara emosional, dan ibu dapat mengendalikan persalinannya secara
alamiah. Peran bidan adalah membantu/memfasilitasi ibu agar merasa nyaman.

Macam – Macam Posisi Meneran

- Duduk atau setengah duduk, posisi ini memudahkan bidan dalam membantu kelahiran kepala
janin dan memperhatikan keadaan perineum.
- Merangkak, posisi merangkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit pada
punggung, mempermudah janin dalam melakukan rotasi serta peregangan pada perineum
berkurang.
- Jongkok atau berdiri, posisi jongkok atau berdiri memudahkan penurunan kepala janin,
memperluas panggul sebesar 28% lebih besar pada pintu bawah panggul, dan memperkuat
dorongan meneran. Namun posisi ini beresiko memperbesar terjadinya laserasi (perlukaan)
jalan lahir.
- Berbaring miring, posisi berbaring miring dapat mengurangi penekanan pada vena cava
inverior, sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia janin karena suplai
oksigen tidak terganggu, dapat memberi suasana rileks bagi ibu yang mengalami kecapekan,
dan dapat mencegah terjadinya robekan jalan lahir.
- Hindari posisi telentang (dorsal recumbent), posisi ini dapat mengakibatkan: hipotensi
(beresiko terjadinya syok dan berkurangnya suplai oksigen dalam sirkulasi uteroplacenter,
sehingga mengakibatkan hipoksia bagi janin), rasa nyeri yang bertambah, kemajuan
persalinan bertambah lama.

a. Pengurangan Rasa Nyeri


Menurut Peny Simpkin, beberapa cara untuk mengurangi nyeri persalinan adalah:
mengurangi rasa sakit dari sumbernya, memberikan rangsangan alternatif
yang kuat, serta mengurangi reaksi mental/emosional yang negatif dan reaksi fisik ibu terhadap
rasa sakit.

Pendekatan-pendekatan yang dilakukan bidan untuk mengurangi rasa sakit pada


persalinan menurut Hellen Varney adalah: pendamping persalinan, pengaturan posisi, relaksasi
dan latihan pernafasan, istirahat dan privasi, penjelasan tentang kemajuan persalinan, asuhan
diri, dan sentuhan.

a. Penjahitan Perineum
Penjahitan perineum merupakan salah satu kebutuhan fisiologis ibu bersalin. Dalam
melakukan penjahitan perineum, bidan perlu memperhatikan prinsip sterilitas dan asuhan
sayang ibu.

Kebutuhan Akan Proses Persalinan Yang Terstandar


- Hal yang perlu disiapkan bidan dalam memberikan pertolongan persalinan terstandar
dimulai dari penerapan upaya pencegahan infeksi.
- Bidan sebaiknya tetap menerapkan APN (asuhan persalinan normal) pada setiap kasus yang
dihadapi ibu.
- Lakukan penapisan awal sebelum melakukan APN agar asuhan yang diberikan sesuai.
- Segera lakukan rujukan apabila ditemukan ketidaknormalan.

Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan psikologis pada ibu bersalin merupakan salah satu kebutuhan dasar pada
ibu bersalin yang perlu diperhatikan bidan. Keadaan psikologis ibu bersalin sangat
berpengaruh pada proses dan hasil akhir persalinan. Kebutuhan ini berupa dukungan
emosional dari bidan sebagai pemberi asuhan, maupun dari pendamping persalinan baik
suami/anggota keluarga ibu. Dukungan psikologis yang baik dapat mengurangi tingkat
kecemasan pada ibu bersalin yang cenderung meningkat. Dukungan psikologis yang dapat
diberikan bidan untuk dapat mengurangi tingkat kecemasan ibu adalah Dengan membuatnya
merasa nyaman. Hal ini dapat dilakukan dengan:
- membantu ibu untuk berpartisipasi dalam proses persalinannya dengan tetap melakukan
komunikasi yang baik, memenuhi harapan ibu akan hasil akhir persalinan,
- membantu ibu untuk menghemat tenaga dan mengendalikan rasa nyeri, serta
- mempersiapkan tempat persalinan yang mendukung dengan memperhatikan privasi ibu.

Dukungan Psikologis Pada Ibu Bersalin Dapat Diberikan Dengan Cara

- memberikan sugesti positif,


- mengalihkan perhatian terhadap rasa sakit dan ketidaknyamanan selama persalinan, dan
- membangun kepercayaan dengan komunikasi yang efektif
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, serta berlangsung dengan bantuan atau
tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri). Sebab-sebab mulainya persalinan berdasarkan teori adalah
adanya penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan
teori prostaglandin.

Tujuan Asuhan Persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan
dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan
aspek sayang ibu dan saying bayi. Tanda-tanda persalinan itu terdiri dari tanda persalinan sudah
dekat (adanya lightening dan terjadinya his permulaan/his palsu) dan tanda-tanda persalinan
(penipisan dan pembukaan serviks (effacement dan dilatasi serviks), kontraksi uterus yang
mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), serta
keluarnya lendir bercampur darah (show) melalui vagina

3.2 Saran

Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya
serta menambah wawasan pembaca terutama dalam mengetahui tentang bagaiaman para ibu
bersalin dan faktor-faktor ibu bersalin psikologis dan fisiologis ibu bersalin.
Daftar Pustaka

Yuni Fitriani,2018. Asuhan Persalinan: Konsep persalinan secara komprehensif dalam


asuhan kebidanan.pustaka baru:Yogyakarta
Tado,Naomy.2013.Asuhan Kebidanan dan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: in
media
Wiknjosastron HG.2003.Asuhan Persalinan Normal.JNPKKR-POGI Jakarta

Anda mungkin juga menyukai