Juliana 20031081
DOSEN FASILITATOR :
KEPERAWATANUNIVERSITAS
HANGTUAH PEKANBARU
2021-2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima Kasih.
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................................................... 2
1. Kesimpulan .................................................................................................... 15
2. Saran.............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kontraksi dini dalam kehamilan terjadi pada sekitar l0% kehamilan dan menjadi penyebab
utama dari persalinan prematur (Goulet, Gevry, Lemay, Gauthier,et all,2001). Reagan dan
Salsberry (2005) melaporkan bahwa persalinan premature merupakan penyebab terbesar kematian
perinatal dan terjadi sekitar 4-10% dari kehamilan. Kontraksi uterus yang beresiko untuk
terjadinya persalinan prematur adalah kontraksi uterus yang dapat menyebabkan dilatasi serviks
dan terjadi pada usia kehamilan 20-37 minggu. (Steer Philip, 2005).
Penyebab kontraksi dini belum dapat dipahami sepenuhnya dan merupakan kelainan yang
multifaktorial meliputi keadaan obstetrik, sosiodemografi dan faktor medik (Saifuddin, 2010;
Reeder, Martin & Griffin, 2011; Gilbert & Harmon, 2003). Kondisi kehamilan yang dapat
menyebabkan kontraksi dini dan mengancam terjadinya persalinan prematur diantaranya sosial
ekonomi rendah, pendidikan rendah, pendapatan rendah, stres, waktu kerja yang panjang,
keletihan. Sedangkan faktor medis meliputi ketuban pecah, diabetes mellitus, polihidramnion,
plasenta previa, preeklamsi, infeksi, kehamilan kembar, kematian intra uterine, abnormalitas janin
dan uterus, korioamnionitis, dehidrasi, distensi uterus, perdarahan antepartum, riwayat persalinan
preterm, trauma dan inkompetensi serviks (Saifuddin, 2010; Reeder, Martin & Griffin, 2011;
Gilbert & Harmon, 2003; Pillitteri, 2003; Norwitz & Schorge, 2008; Bibby & Stewart, 2004; Yuan
et al, 2010; Fung, 2009).
Kontraksi dini yang terjadi pada kehamilan perlu dilakukan penatalaksaan yang tepat agar
kontraksi berhenti dan tidak terjadi persalinan prematur. Adapun penatalaksanaan kontraksi dini
meliputi kombinasi antara hidrasi, monitor aktivitas uterus, evaluasi perubahan serviks, pemberian
tokolitik, bedrest, pematangan paru dengan kortikosteroid serta pencegahan infeksi (Saifuddin,
2010; Goulet et al, 2001; Pillitteri, 2003). Kondisi psikologis klien juga harus diperhatikan selain
1
upaya fisik yang dilakukan untuk menghentikan kontraksi karena kondisi psikologis klien
merupakan salah satu faktor risiko yang menyebabkan terjadinya kontraksi dini (Facchinetti et al,
2007).
3. Untuk mengetahui patofisiologi dan WOC dari kontraksi dini pada ibu hamil.
6. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari kontraksi dini pada ibu hamil.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari kontraksi dini pada ibu hamil.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dan keperawatan dari kontraksi dini pada ibu
hamil.
9. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan dari kontraksi dini pada ibu hamil.
1.3 Manfaat
3. Memahami patofisiologi dan WOC dari kontraksi dini pada ibu hamil.
6. Memahami tanda dan gejala dari kontraksi dini pada ibu hamil.
8. Memahami penatalaksanaan medis dan keperawatan dari kontraksi dini pada ibu hamil.
9. Memahami konsep asuhan keperawatan dari kontraksi dini pada ibu hamil.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Kontraksi muncul diakibatkan karena meningkatnya aktivitas uterus dalam minggu-
minggu terakhir kehamilan, dan merupakan bagian dari proses pengosongan uterus, pematangan
servik dan kesiapan untuk persalinan (Bobak,2004). Kontraksi Prematur merupakan kontraksi dini
saat hamil yang terjadi secara acak dan tidak teratur pada kehamilan setelah minggu ke 34, ini
dikenal sebagai kontraksi Braxton-Hicks. Jika kontraksi datang secara teratur (setiap 10 menit atau
kurang) ketimbang sebentar-sebentar, para ibu mungkin mengalami persalinan premature.
Salah satu bentuk kontraksi pada kehamilan 36 minggu adalah kontraksi Braxton Hicks.
Kontraksi Braxton Hicks adalah suatu tanda persalinan tidak pasti yang ditandai dengan uterus
yang berkontraksi bila dirangsang dan datangnya kontraksi tidak menentu lamanya. Tanda ini khas
untuk uterus pada masa kehamilan 32 sampai 36 minggu, dan akan semakin jelas kontraksinya
pada usia kehamilan minggu ke 36 (Mander,2003).
Kontraksi Braxton Hicks dapat menimbulkan nyeri dan ibu hamil sering mengeluh merasa
tidak nyaman seperti mules, kram perut atau yang biasanya dirasakan kram saat menstruasi serta
stres. Nyeri yang dirasakan hanya pada bagian depan perut, tepatnya di perut depan bagian bawah.
Penyebab kontraksi yaitu karena ada pergerakan dan perubahan uterus yang semakin mengeras.
Kontraksi yang dirasakan ibu hamil lebih lemah daripada kontraksi persalinan dan lamanya
kontraksi satu sampai dua menit. Kontraksi akan meningkatkan volume darah yang terdiri dari
plasma dan cairan, namun kondisi saat ibu hamil tidak dapat menyetarakan pemasukan cairan
sehingga menyebabkan ibu hamil akan mengalami dehidrasi. Kemudian dehidrasi ini memicu
kaku pada otot dan berakibat muncul kontraksi pada ibu hamil (Bobak,2004).
Kontraksi palsu atau Braxton Hicks adalah kontraksi rahim sporadis yang umumnya terjadi
pada trimester kedua atau ketiga.
Melalui data PPI (Partus Prematur Imminens) atau adanya kontraksi uterus yang disertai
dengan perubahan serviks sebelum 37minggu usia kehamilan dan dapat menyebabkan kehamilan
premature, revalensi angka kejadian sebesar 4,1% (53 kasus dari 1307 persalinan) dan 11 kasus
dieksklusi. Sebagian besar pasien berumur antara 20-35 tahun (76,19%). Pekerjaan terbanyak
3
adalah ibu rumah tangga (45,24%). Sebanyak 64,29% pasien tidak mempunyai anak sebelumnya,
11,9% pasien mempunyai riwayat persalinan prematur, dan 19,05% pasien mempunyai riwayat
abortus. Rentang usia kehamilan terbanyak adalah 32-36 minggu sebesar 50%. Enam pasien
(14,29%) mengalami kehamilan ganda. Sebagian besar pasien mengalami persalinan spontan
kepala (56,25%). Keberhasilan terapi tokolitik sebesar 47,62%. Rata-rata jumlah leukosit adalah
15,42x109 sel/L. Sebanyak 22 pasien (52,38%) mendapatkan 2x dosis pemberian kortikosteroid.
2.2 Etiologi
Braxton Hicks atau kontraksi palsu biasanya muncul pada trimester kedua atau ketiga
kehamilan. Hal ini terjadi karena adanya kontraksi dan relaksasi otot rahim. Perut kencang saat
hamil yang menjadi gejala kontraksi palsu ini merupakan cara tubuh mempersiapkan proses
persalinan yang akan datang. Frekuensi munculnya kontraksi palsu tidak teratur dan tidak dapat
diprediksi. Selain itu, kontraksi palsu tidak menyebabkan dilatasi atau pengembangan serviks
sebagai tanda proses kelahiran telah tiba.
Penyebeb kontraksi ini biasanya disebabkan oleh meregangnya jaringan ikat di sekitar
rahim yang biasanya diikuti oleh perut kembung, sembelit, dan kekurangan cairan. Jadi secara
keseluruhan, kontraksi dini masih tergolong normal. Satu hal yang patut diwaspadai adalah bila
kontraksi tak kunjung hilang dan disertai dengan adanya bercak. Segeralah periksakan ke dokter
untuk penanganan lebih lanjut.
2.4 Patofisiologi
4
Terjadinya kontraksi palsu atau yang disebut dengan patofisiologi pada kontraksi palsu
atau Braxton hicks yaitu hormon progesterone dan estrogen yang tidak seimbang. Sehingga
hipofise parst posterior mengelurkan oksitosin. (Eka Purnama Sari, 2014)
Braxton Hicks yang berkelanjutan bisa berdampak pada ibu, janin dan kehamilan. Dampak
yang bisa terjadi pada ibu yaitu, aktivitas ibu terganggu, ibu kurang istirahat yang bisa
menyebabkan ibu menjadi mudah lelah. Pada kehamilan bisa terjadi prematur kontraksi sehingga
menyebabkan persalinan prematur juga terjadinya ruptu uteri. Adapun dampak yang bisa terjadi
pada janin yaitu hipoksia karena terjadinya kontraksi juga bisa menyebabkan bayi lahir
prematur.Perbedaan antara kontraksi palsu dengan premature kontraksi atau kontraksi persalinan
yaitu, pada premature kontraksi terjadi pada awal trimester III yaitu, pada kontraksi persalinan
atau premature kontraksi terjadinya tanda persalinan seperti adanya bercak darah atau keluar air-
air. Namun, pada Braxton hicks atau kontraksi palsu tidak disertai tanda persalinan. (Wibowo,
2018)
2.5 WOC
Hormone progesterone Kontraksi Dini/Palsu Pada ibu dan janin
Dan estrogen tidak seimbang
Kontraksi kuat
Hipofise parst posterior Aktifitas berlebihan
mengeluarkan eksitosis
Pertukaran O2 pada sirkulasi
ada pergerakan dan perubahan utero-plasenter kurang
uterus yang semakin mengeras
Kurang istirahat
Kram perut dan terasa nyeri
Hipoksia janin Ibu kelelahan
Merasakan ketidaknyamanan
Resiko cedera pada janin Persalinan prematur
Gangguan Rasa Nyaman
Bayi lahir premature
5
2.6 Penatalaksanaan
2.6.1 Medis
Penatalaksanaan yang diberikan yaitu ibu diberikan pendidikan kesehatan tentang istirahat
dan makanan yang bergizi, diberikan tablet Fe, kalsium, vitamin C, dan paracetamol.
Adapun asuhan non farmakologi yang diberikan yaitu, dencan cara teknik relaksasi
pernafasan Selain teknik relaksasi pernafasan ada asuhan non farmakologi yang lain yaitu,
melakukan jalan kaki ringan atau mengubah posisi dan pemenuhan asupan hidrasi. Teknik
relaksasi pernafasan memberikan kenyamanan pada ketidaknyamanan yang ibu rasakan. Teknik
relaksasi pernafasan ini dilakukan selama 30 menit, dengan cara ibu Tarik nafas dalam dari hidung
merasakan oksigen yang masuk ke dalam yang kemudia dikeluarkan oleh mulut. (Fitriani, 2013)
Teknik effleurage adalah teknik massage atau mengelus di bagian perut ibu hamil dengan
gerakan dari samping perut ke daerah tengah perut. Tujuan dari tekhnik ini untuk mengalihkan dan
mengurangi kontraksi yang terjadi pada ibu hamil di trimester ke tiga sehingga seorang ibu hamil
di usia kehamilan 32 sampai 36 minggu dapat merasa nyaman dan dapat mengurangi nyeri yang
ditimbulkan akibat kontraksi Braxton Hicks ( Leary,2003).
Keunggulan lain dari teknik effleurage adalah dapat mendorong darah kearah jantung dan
meningkatkan aliran balik darah, serta dapat meningkatkan relaksasi otot untuk menenangkan
ujung saraf dan menghilangkan rasa nyeri (Vitahealth,2007).
Efek samping saat ibu hamil tidak melakukan teknik effleurage ketika sedang mengalami
kontraksi, ibu hamil akan merasa tidak nyaman, tegang, dan takut sehingga menyebabkan nyeri
berkepanjangan dan seorang ibu tidak dapat merasakan relaksasi karena tidak ada massage yang
dapat mengurangi rasa nyeri saat ibu hamil mengalami kontraksi.
6
2.7 Asuhan Keperawatan
2.7.1 Pengkajian
1. Identitas Pengkaji : Identitas yang melakukan Pengkajian terhadap Pasien
2. Identitas klien : Sering terjadi pada ibu usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun
3. Riwayat Kesehatan :
a. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering didapatkan dari klien dengan kontraksi
dini/kontraksi palsu adalah karena meningkatnya aktivitas uterus dalam minggu-
minggu terakhir kehamilan, dan merupakan bagian dari proses pengosongan uterus,
pematangan servik dan kesiapan untuk persalinan.
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
-
c. Riwayat kesehatan
Kesehatan yang dialami sekarang
d. Riwayat kesehatan dahulu
Dikaji untuk mengetahui apakah seorang ibu perah menderita penyakit yang
lain yang menyertai dan bisa memperburuk keadaan atau mempersulit penyambuhan.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada yang
mempunyai riwayat yang sama
4. Pengkajian Fisik
A. Tanda-tanda vital
TD : Normal/turun ( kurang dari 90-100 mmHg)
N: Normal/meningkat ( 100-120 x/menit)
RR : Normal/ meningkat ( 28-34x/menit )
S : Normal/meningkatn
Kesadaran : Normal / turun
B. Inspeksi:
7
Inspeksi perineum : apakah ada memar, bengkak, dan karakteristik episiotomy Kaji
karakter lokhea, yakni warna, bau dan jumlah
Pervaginan : keluar darah, robekan
C. Palpasi
Palpasi apakah uterus lembek, lokasi dan nyeri tekan
Palpasi adakah nyeri tekan, hangat, benjolan, dan nyeri pada kaki
Palpasi payudara untuk memeriksa bengkak, benjolan dan nyeri tekan Kulit apakah
dingin, berkeringat, kering, hangat, pucat, capilary refil memanjang
Kandung kemih : distensi, produksi urin menurun/berkurang
5. Pemeriksaan Khusus
Observasi setiap 8 jam untuk mendeteksi adanya tanda-tanda komplikasi dengan
mengevaluasi system dalam tubuh pengkajian ini meliputi :
a. Kontraksi Uterus
Jika kontraksi bagus, akan teraba bulat, keras, dibawah umbilicus, ditengah diantara
umbilicus dan sympisis.
b. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan uterus (fragmen-fragmen plasenta tertahan) Ketidaknyaman
vagina/pelvis, sakit punggung atau hematoma
c. Sistem Vaskuler
Perdarahan di observasi setiap 2 jam selam 8 jam Tekanan darah diawasi setaip 8
jam
Apakah ada tanda-tanda trombosis, kaki sakit, bengkak dan merah
Hemoroid diobservasi tiap 8 jam terhadap besar dan kekenyalan
Riwayat Anemia Kronis, konjungtiva anemis atau subanemis
defek koagulasi kongenital, idiopatik trombositopeni.
d. System Reproduksi
a) Uterus diobservasi tiap 30 selama 4 hari post partum kemudian tiap 8 jam selama
3 hari meliputi tinggi fundus uteri dan posisinya serta konsistensinya
8
b) Lokhea diobservasi tiap 8 jam selama 3 hari terhadap warna, banyak dan bau.
Lochea rubra berlanjut sampai hari ke 2.
c) Perineum diobservasi tiap 8 jam untuk melihat tanda-tanda infeksi, luka jahitan dan
apakah ada jahitannya yang lepas.
d) Vulva dilihat apakah ada edema atau tidak .
e) Payudara dilihat kondisi areola, konsistensi dan kolostrum. Payudara produksi
kolostrum 24 jam pertama
f) Tinggi fundus atau badan uterus gagal kembali pada ukuran dan fungsi sebelum
kehamilan (sub involusi).
g) Uterus diatas umbilikus pada 12 jam setelah kelahiran menurun satu jari setiap
harinya.
e. Traktus Urinarius
Diobservasi tiap 2 jam selama 2 hari pertama. Meliputi miksi atau tidak, spontan
dan lain-lain
f. Traktus Gastrointestinal
Observasi terhadap nafsu makan dan obstivasi
g. Integritas Ego : mungkin cemas, ketakutan dan khawatir
6. Pola pengkajian
a. Riwayat
b. Aktivitas istirahat
Insomia mungkin teramat.
c. Sirkulasi
kehilangan darah selama proses post portum
d. Integritas ego
Peka rangsang, takut atau menangis sering terlihat kira-kira 3hari setelah
melahirkan "post portum blues"
e. Eliminasi
BAK tidak teratur sampai hari ke 2 dan ke 5
f. Makan dan cairan
Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira sampai hari ke 5
9
g. Persepsi sensori
Tidak ada gerakan dan sensori
h. Nyeri dan ketidaknyamanan
Nyeri tekan payudara dan pembesaran dapat terjadi diantara hari ke 3 sampai hari
ke 5 post partum.
7. Pengkajian Psikologis
a) Apakah pasien dalam keadaan stabil
b) Apakah pasien biasanya cemas sebelum persalinan dan masa penyembuhan
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
-
2.7.2 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman d.d gangguan adaptasi b.d kehamilan
2. Risiko cedera pada janin d.d masalah kontraksi
10
2.7.3 Rencana Keperawatan
11
dalam skrining Berikan
risiko 1 5 pendidikan
Pemantauan kesehatan
perubahan sebelum
status 1 5 melakukan
kesehatan prosedur
imunisasi Ajarkan
pencegahan
cedera melalui
implementasi
system
keselamatan
pasien
12
BAB III
PEMBAHASAN
Nama Peneliti
Priharyanti Wulandari , Setyowati, Tri Budiati3
13
minggu. (Steer Philip, 2005). Prinsip penanganan kontraksi dini
dalam kehamilan adalah dengan menghentikan kontraksi uterus dan
menunda kelahiran hingga usia kehamilan aterm. Kontraksi uterus
berkurang dan tidak ada perubahan pada effecement atau dilatasi
serviks, ibu dapat dipulangkan dengan diberikan instruksi untuk
pembatasan aktivitas di rumah (Jahromi & Salarian, 2011).
Dalam jurnal ini tidak ada jurnal pembanding antara jurnal satu dengan
Comparison (C)
jurnal yang lain hanya ada satu jurnal saja.
Kontraksi dalam kehamilan merupakan masalah resiko tinggi yang
dapat menimbulkan masalah serius baik bagi ibu maupun janin yang
dikandungnya. Klien kontraksi dalam kehamilan mengalami fase kritis
ketika serangan akut muncul yaitu resiko terjadinya persalinan
Outcomes (O) prematur. Ketika masa kritis telah berlalu, klien membutuhkan
perawatan lanjut supaya kontraksi sebelum usia kehamilan aterm tidak
berulang.Penerapan model konsep need for help dan self care dapat
diterapkan pada kasus ibu hamil dengan kontraksi dini.
Penelitian ini di lakukan pada ibu hamil yang dirawat di RS. Marzoeki
Mahdi Bogor dan RSUP. Ciptomangunkusumo Jakarta yang
Time (T) mengalami kontraksi dini.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kontraksi Braxton Hicks adalah suatu tanda persalinan tidak pasti yang ditandai dengan
uterus yang berkontraksi bila dirangsang dan datangnya kontraksi tidak menentu lamanya. Tanda
ini khas untuk uterus pada masa kehamilan 32 sampai 36 minggu, dan akan semakin jelas
kontraksinya pada usia kehamilan minggu ke 36.
Kontraksi Braxton Hicks dapat menimbulkan nyeri dan ibu hamil sering mengeluh merasa
tidak nyaman seperti mules, kram perut atau yang biasanya dirasakan kram saat menstruasi serta
stress.
Penyebab kontraksi yaitu karena ada pergerakan dan perubahan uterus yang semakin
mengeras. Kontraksi yang dirasakan ibu hamil lebih lemah daripada kontraksi persalinan dan
lamanya kontraksi satu sampai dua menit. Kontraksi akan meningkatkan volume darah yang terdiri
dari plasma dan cairan, namun kondisi saat ibu hamil tidak dapat menyetarakan pemasukan cairan
sehingga menyebabkan ibu hamil akan mengalami dehidrasi. Kemudian dehidrasi ini memicu
kaku pada otot dan berakibat muncul kontraksi pada ibu hamil.
4.2 Saran
Diharapkan perawat lebih mampu melakukan tindakan segera dan merencanakan asuhan
keperawatan pada pasien “ Kontraksi Braxton Hicks ”, baik dari segi sarana pra sarana,
tenaga kesehatan, maupun penatalaksanaan kasus.
Agar lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses pembelajaran baik teori maupun
praktik. Agar mahasiswa dapat meningkatkan pegetahuan dan wawasan tentang teori-teori
keperawatan pada kehamilan khususnya pada Kontraksi Braxton Hicks
15
3. Bagi Penulis
Diharapkan bagi penulis agar dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman pada
kasus dalam memberikan asuhan keperawatan pada Kontraksi Braxton Hicks.
16
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Nithya, R., et al. (2017). Do Pregnant Women Know About Danger Signs of Pregnancy and
Childbirth? – A Study of The Level of Knowledge and Its Associated Factors from A
Raines, A., B., Danielle, & Cooper. NCBI Bookshelf (2021). Braxton Hicks Contractions.
National Institute of Health (2021). U. S. National Library of Medicine MedlinePlus Aches and
pains during pregnancy.
Cleveland Clinic (2020). Pregnancy Discomforts: Back Pain, Round Ligament Pain, Nausea.
Mayo Clinic (2019). Diseases & Conditions. Patern labor.
Mardiyaningsih, E. (2015). _Penerapan model keperawatan self care orem pada asuhan
keperawatan ibu hamil yang mengalami kontraksi dini Vol. 03 No. 01._ Jurnal Keperawatan
Maternitas.
Wulandari, P., dkk. (2014). _Penerapn model keperawatan need for help wiedenbach dan self care
orem pada asuhan keperawatan ibu hamil dengan kontraksi dini Vol. 05 No. 02._ Jurnal
Keperawatan.
17