DOSEN FASILITATOR:
Ns. Dewi Kurnia Putri, M.Kep.
FAKULTAS KESEHATAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir
dengan judul PROJECT BASED LEARNING (PJBL) KOMUNIKASI TERAPEUTIK
KEPERAWATAN PADA PASIEN LANSIA dengan baik.
Kami menyadari bahwa, laporan ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai
pihak, secara moril ataupun materil. Untuk itu, kami menyampaikan rasa sangat berterima
kasih kepada semua pihak yang turut membantu.
Namun dalam pembuatan laporan ini kami sangat menyadari bahwa masih memiliki banyak
kekurangan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.Atas perhatiannya kami ucapkan limpah terima kasih.
Kamis, 11 Januari2023
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
1.2 Tujuan.......................................................................................................................... 1
2.8 Hal-hal yang perlu diperhatikan saat berinteraksi pada lansia ................................... 7
3.2 Produksi....................................................................................................................... 8
5.1 Kesimpulan................................................................................................................ 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tata cara berkomunikasi pada lansia
2. Dapat memberikan komunikasi terapeutik pada lansia
3. Dapat
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik
Indrawati (2003) mengemukakan bahwa komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan pasien.Komunikasi terapeutik adalah hubungan kerja sama yang
ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, fikiran dan pengalaman dalam
membina hubungan intim terapeutik (Stuart dan Sundeen).Komunikasi dengan lansia
harus memperhatikan faktor fisik, psikologi. (lingkungan dalam situasi individu harus
mengaplikasikan ketrampilan komunikasi yang tepat, disamping itu juga memerlukan
pemikiran penuh serta memperhatikan waktu yang tepat.
3
2.4.4 Pendekatan spiritual
a) Teknik asertif
Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan bicara dengan
menunjukan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan ketika
pasangan bicara agar maksud komunikasi atau pembicaraan dapat di mengerti.
Asertif merupakan pelaksanaan dan etika berkomunikasi. Sikap ini akan sangat
membantu petugas kesehatan untuk menjaga hubungan yang terapeutik dengan
klien lansia.
b) Responsif
Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang terjadi pada klien merupakana
bentuk perhatian petugas kepada klien. Ketika perawat mengetahui adanya
perubahan sikap atau kebiasaan klien sekecil apapun hendaknya menanyakan atau
klarifikasi tentang perubahan tersebut misalnya dengan mengajukan pertanyaan
"apa yang sedang bapak/ibu fikirkan saat ini, apa yang bisa bantu...? berespon
berarti bersikap aktif tidak menunggu permintaan bantuan dari klien. Sikap aktif
dari petugas kesehatan ini akan menciptakan perasaan tenang bagi klien.
c) Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi
komunikasi yang di inginkan. Ketika klien mengungkapkan pertanyaan-
pertanyaan di luar materi yang di inginkan, maka perawat hendaknya
mengarahkan maksud pembicaraan. Upaya ini perlu di perhatikan karena
umumnya klien lansia senang menceritakan hal-hal yang mungkin tidak relevan
untuk kepentingan petugas kesehatan.
4
d) Klarifikasi
Dengan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, sering proses komunikasi
tidak berlangsung dengan lancar. Klarifikasi dengan cara mengajukan pertanyaan
ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu kali perlu di lakukan oleh perawat
agar maksud pembicaraan kita dapat di terima dan di persepsikan sama oleh klien
'bapak/ibu bisa menerima apa yang saya sampaikan tadi..? bisa minta tolong
bapak/ibu untuk menjelaskan kembali apa yang saya sampaikan tadi....
e) Sabar dan Ikhlas
Seperti diketahui sebelumnya klien lansia umumnya mengalami perubahan-
perubahan yang terkadang merepotkan dan kekanak-kanakan perubahan ini bila
tidak di sikapai dengan sabar dan ikhlas dapat menimbulkan perasaan jengkel bagi
perawat sehingga komunikasi yang di lakukan tidak terapeutik, namun dapat
berakibat komunikasi berlangsung emosional dan menimbulkan kerusakan
hubungan antara klien dengan petugas kesehatan.
5
g. Mengikuti kehendak orang lain
h. Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga hubungan baik dengan
orang lain.
Adanya hambatan komunikasi kepada lansia merupkan hal yang wajar seiring dengan
menurunya fisik dan pskis klien namun sebagai tenaga kesehatan yang professional
perawat di tuntut mampu mengatasi hambatan tersebut untuk itu perlu adanya teknik
atau tips-tips tertentu yang perlu di perhatikan agar komunikasi berjalan gengan
efektif antara lain
6
komunikasi yang efektif, tidak menyinggung perasaan lansia yang relatif sensitif. Ada
beberapa langkah yang bisa di laksanakan untuk menghadapi klien lansia dengan
reaksi penolakan, antara lain:
a. Kenali segera reaksi penolakan klien Membiarkan klien lansia bertingkah laku
dalam tenggang waktu tertentu. Hal ini merupakan mekanisme penyesuaian diri
sejauh tidak membahayakan klien, orang lain serta lingkunganya.
b. Orientasikan klien lansia pada pelaksanan perawatan diri sendiri Langkah tersebut
bertujuan untuk mempermudah proses penerimaan klien terhadap perawatan yang
akan di lakukan serta upaya untuk memandirikan klien.
c. Libatkan keluarga atau pihak keluarga terdekat dengan tepat Langkah ini
bertujuan untuk membantu perawat atau petugas kesehatan memperoleh sumber
informasi atau data klien dan mengefektifkan rencana / tindakan dapat terealisasi
dengan baik dan tepat
7
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
MASALAH
PRA PRODUKSI
IDE KONSEP
EDITING
PASCA PRODUKSI FINISHING
PUBLISHING
3.1 Pra-Produksi
1) Masalah
Seperti yang kita tahu,susahnya berkomunikasi dengan lansia dikarenakan oleh
berbagai aspek,seperti masalah pendengaran,keterbatasan berbahasa,dsb
menyebabkan masalah berkomunikasi dengan lansia.Sehingga kami tertarik untuk
menggarap proyek film terapeutk lansia.
2) Ide konsep
Ide dalam pembuatan film terapeutik ini adalah untuk mengulas masalah
komunikasi antara pasien lansia dan perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan.Dengan melalui media film ini diharapkan penonton nantinya
mampu mengetahui dan menerapkan komunikasi terapeutik pada lansia.
3.2 Produksi
Selama proses shooting kami tidak mengalami kendala apapun dan kami menikmati
waktu bersama dalam pembuatan project film terapeutik lansia ini.
8
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 PEMBAHASAN
Judul Film : komunikasi terapeutik pada lansia
Peran
- Yona : Perawat 1
- Ivo : Perawat 2
- Redho : Lansia
- Sinta : Cucu
- Cici : Dokter
NASKAH
Fase orientasi : Dimana perawat melakukan pengecekan pada catatan medis
pasien.
SCENE 1 (ruang antrian)
Yona : “Dengan pasien bapak redho silahkan masuk” (Memanggil
antrian)
Redho & Sinta : “Iya sus”
Sinta : “Hati-hati ya kek”
Redho : “iya cuu”
Yona : “pagi bapak dan ibu,apa benar ini dengan bapak redho,dengan
umur 65 tahun?”
Redho : “dia ngomong apaan cu?” (dalam Bahasa Minang)
Sinta : “dia nanya umur kakek berapa” (dalam Bahasa Minang)
Redho : “eeee tapi kakek lupa umur kakek berapa” (dalam Bahasa
Minang)
Yona : “Oh iya kayaknya benar ya bu. Hari ini ada janji pemasangan
gigi palsu ya bu”
Sintaa : “iya sus”
Yona : “ayo silahkan bu, kita ke ruangan pemeriksaan”
9
SCENE 2
Yona : “nanti kakek sama ibu tunggu di luar dulu yaa,saya konfirmasi
dengan dokter dulu”
Sinta : “baik sus”
11
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
Hubungan saling memberi dan menerima antara perawat dan pasien dalam
pelayanan keperawatan disebut sebagai komunikasi terapeutik perawat yang
merupakan komunikasi profesional perawat. Komunikasi antara perawat dan pasien
lansia harus berjalan efektif terutama bagi pasien lansia karena mempunyai pengaruh
yang besar terhadap kesehatan dari pasien lansia tersebut. Komunikasi yang baik
dengan pasien adalah kunci keberhasilan untuk masalah klinisnya. Komunikasi
terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk
komunikasi interpersonal yaitu komunikasi antara orang- orang secara tatap muka
yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain sacara langsung,
baik secara verbal dan nonverbal.
5.2 Saran
Komunikasi pada lansia baiknya dilakukan secara bertahap supaya mudah dalam
pemahamannya lansia merupakan kelompok yang sensitif dalam perasaannya oleh
sebab itu, saat komunikasi harus berhati-hati agar tidak menyinggung perasaannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Indrawati. (2003). Komunikasi untuk Perawat. Jakarta: EGC.
13
Lampiran
14
BERITA ACARA PARTISIPASI KELOMPOK
15
Redho Ikhsan Sefriyonaliza
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
16
BERITA ACARA PARTISIPASI KELOMPOK
17
…………………….
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
18