Di Susun Oleh :
1. Aprilita Intan Y.N [19.003]
2. Avin Dwi Agustian [19.006]
3. Intan Alifatus Dzakiyah [19.011]
4. Putri A’uliyatus Sholihah [19.015]
5. Syifa Salsabila [19.017]
6. Windi Putri Andini [19.020]
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dimana telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Dimana makalah yang berjudul”KOMUNIKASI PADA LANSIA”.
Kami menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari seluruh pihak selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,
kamisampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu menyusun makalah
ini sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala bentuk usaha kita. Amin…
Mojokerto, 30 Maret
2020
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................................................... 1
Daftar Isi.................................................................................................................................... 2
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang............................................................................................................................. 3
Rumusan Masalah........................................................................................................................ 3
Tujuan Masalah............................................................................................................................ 3
BAB II Pembahasan
Pengertian komunikasi dan Lansia............................................................................................ 4
Saran.............................................................................................................................................. 10
Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia,
sehingga komunikasi perlu dikembangkan dan dipelihara terus-menerus. Dalam
berkomunikasi dengan klien, perawat harus menggunakan teknik pendekatan khusus agar
tercapai pengertian dan perubahan prilaku klien.
Kondisi lansia yang telah mengalami penurunan dalam struktur anatomis maupun fungsi
dari organ tubuhnya menuntut pemahaman dan kesadaran tersendiri bagi tenaga kesehatan
selama memberikan pelayanan kesehatan. Perubahan yang terjadi baik secara fisik,
psikis/emosi, interaksi sosial maupun spiritual dari lansia membutuhkan pendekatan dan
teknik tersendiri, Untuk interaksi dalam berkomunikasi dengan lansia secara baik, perawat
perlu memahami tentang karakteristik lansia, penggunaan tknik komunikasi yang tepat, dan
model-model komunikasi yang memungkinkan dapat diterapkan sesuai dengan kondisi klien.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, masalah yang dapat kami kaji dalam makalah ini diantarany:
1. Bagaimana karakteristik Lansia?
2. Bagaimana teknik komunikasi pada lansia?
3. Bagaimana pendekatan keperawatan lansia dalam konteks komunikasi?
4. Apa hambatan komunikasi pada lansia?
Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan tugas ini, adanya tujuan yang hendak dicapai penulis, yaitu:
1. Untuk mengetahui karakteristik lansia
2. Untuk mengetahui pendekatan keperawatan lansia dalam konteks komunikasi
3. Untuk mengetahui teknik komunikasi pada lansia
4. Untuk mengetahui hambatan komunikasi pada lansia
BAB II
Pembahasan
Pengertian Komunikasi dan lansia
Komunikasi merupakan suatu hubungan atau kegiatan yang berkaitan dengan masalah
hubungan atau dapat diartikan sebagai saling tukar-menukar pendapat serta dapat diartikan
hubungan kontak antara manusia, baik individu maupun kelompok.(Widjaja,19866:13).
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang
untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang berbaring.
(Potter & Perry, 2005:301).
Komunikasi yang bisa dilakukan pada lansia bukan hanya sebatas tukar-menukar
perilaku, perasaan, pikiran, pengalaman dan hubungan intim yang terapeutik. Lansia adalah
periode dimana habitat telah menunjukkan kemunduran melintasi dengan waktu. Ada
beberapa pendapat tentang “usia kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65
tahun, dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang yang telah disebut
lanjut usia. Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardywinoto dan setiabudhi, 1999:8).
Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-
lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi
(Constantinides, 1994).
Karena itu didalam tubuh akan menumpuk distorsi metabolic dan structural disebut
penyakit degenerative yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode
terminal (Darmojo dan Martono, 1999:4).
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari aziz (1994) menjadi 3 kelompok yaitu:
Kelompok lansia dini (55-64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki
lansia.
Kelompok lansia (65 tahun).
Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
•Non-Asertif
Tanda-tanda dari sikap non-asertif ini adalah:
1. Menarik diri bila diajak berbicara
2. Merasa tidak sebaik orang lain atau rendah diri
3. Merasa tidak berdaya
4. Tidak berani mengungkapkan keyakinan
5. Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya
6. Tampil diam atau pasif
7. Mengikuti kehendak orang lain
8. Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain
Adanya hambatan komunikasi kepada lansia merupakan hal yang wajar seiring dengan
menurunnya fungsi fisik dan psikis klien. Namun sebagai tenaga professional kesehatan,
perawat dituntut mampu mengatasi keadaan tersebut, untuk itu perlu adanya teknik atau tips-
tips tertentu yang perlu diperhatikan agar komunikasi dapat berlangsung efektif, antara lain:
Selalu mulai komunikasi dengan mengecek fungsi pendengaran klien
Keraskan suara anda jika perlu
Dapatkan perhatian klien sebelum berbicara. Pandangalah dia sehingga dia dapat
melihat mulut anda
Atur lingungan sehingga menjadi kondusif untuk komunikasi yang baik. Kurangi
gangguan visual dan auditori. Pastikan adanya pencahayaan yang cukup
Ketika merawat lansia dengan gangguan komunikasi ingat kelemahannya. Jangan lah
menganggap kemacetan komunikasi merupakan hasil bahwa klien tidak kooperatif
Jangan berharap untuk berkomunikasi dengan cara yang sama dengan orang yang
tidak mengalam gangguan. Sebaliknya bertindaklah sebagai partner yang tugasnya
memfasilitasi klien untuk mengungkapkan perasaan dan pemahamannya
Berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya, gunakan kalimat pendek
dengan bahasa yang sederhana
Bantulah kata-kata anda dengan isyarat visual
Serasikan bahasa tubuh anda dengan pembicaraan anda, misalnya ketika melaporkan
hasil tes yang dinginkan, pesan yang menyatakan bahwa berita tersebut adalah bagus
seharusnya dibuktikan dengan ekspresi, postur dan nada suara anda yang
menggembirakan (misalnya dengan senyum, ceria atau tertawa secukupnya)
Ringkaslah hal-hal yang paling penting dari pembicaraan tersebut
Berilah klien waktu yang bertanya untuk bertanya dan menjawab pertanyaan anda
Membiarkan dia membuat kesalahan, jangan menegur nya secara langsung, tahan
keinginan anda untuk menyelesaikan kaliamat
Jadilah pedengar baik walaupun keinginan sulit mendengarkannya
Arahkan kesuatu topik pada suatu saat
Jika mungkin ikutkan keluarga atau yang merawat dalam ruangan bersama anda.
Orang ini biasanya paling akrab dengan pola komunikasi klien dan dapat membantu
proses komunikasi.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan orang lain
Karen komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir
bahwa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses kompleks
yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi
dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus
berlangsung secara dinamis yang maknanya dipacu dan ditransmisikan.
Saran
Komunikasi pada lansia sebaiknya dilakukan secara bertahap supaya mudah dalam
pemahamannya. Lansia merupakan kelompok yang sensitiv dalam perasaannya. Oleh sebab
itu, saat komunikasi harus berhati-hati agar tidak menyinggung perasaannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/29284662/KOMUNIKASI_PADA_KLIEN_LANSIA