Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KOMUNIKASI

PERUBAHAN SIKAP SEBAGAI DAMPAK


KOMUNIKASI KESEHATAN

Dosen : Nurhaeni. S.ST.,M.Si

Disusun :
1. Fitria Intan Sari 1713353018
2. Al Ikhsan 1713353019
3. Pungky Dian Pratiwi 1713353020
4. Egia Vanesha Laina 1713353021
5. Noventa Silia Putri 1713353022
6. Sinta Pasilina 1713353023
7. M. Fistra Lucky Nando 1713353024
8. Ifa Kurniawati 1713353025
9. Faradiyan Kencana 1713353026
10. Astri Yulita Maulana 1713353027
11. Imas Noviana 1713353029
12. Nur Ratih Sulisningias 1713353030
13. Ade Tia Ningrum 1713353031
14. Fira Atasya 1713353032
15. Widia Ariska 1713353033

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2020
i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemudahan, kelancaran, dan berkat karunia-Nya, sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis tidak
lepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Nurhaeni. S.ST.,M.Si selaku dosen mata kuliah Komunikasi Analis
Kesehatan
2. Orang tua yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.
3. Teman-teman dan sahabat yang telah memberi dukungan moral, serta
semangat dalam penulisan makalah ini.
4. Dan semua pihak yang telah membantu penulis
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca khususnya Mahasiswa Poltekkes
Tanjungkarang Jurusan Analis Kesehatan.

Bandarlampung, 01 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi Kesehatan.........................................................................................4
2.1.1 Pengertian Komunikasi Kesehatan ........................................................5
2.1.2 Tujuan Komunikasi Kesehatan................................................................7
2.2 Teknik Komunikasi..............................................................................................7
2.3 Komunikasi Persuasif...........................................................................................8
2.3.1 Unsur-Unsur Komunikasi Persuasif........................................................9
2.4 Perubahan Sikap dan Perilaku............................................................................10
2.4.1 Pengertian Sikap dan Komunikasi.........................................................10
2.4.2 Komponen Sikap...................................................................................11
2.4.3 Dimensi Perubahan Perilaku Kesehatan................................................12
2.4.4 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku Kesehatan.................12
2.4.5 Proses Terjadinya Perubahan Perilaku..................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................14
3.2 Saran ..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan kebutuhan setiap individu untuk hidup dalam
suatu lingkungan atau masyarakat. Setiap manusia akan menjalin hubungan
dengan manusia lainnya melalui komunikasi. Hal yang didapat dari sebuah
komunikasi adalah informasi, kesepakatan, terjalinnya hubungan dekat,
hubungan kerja, dan lain sebagainya.
Komunikasi terjadi dimanapun dengan tujuan yang berbeda pula,
seperti dalam sebuah kelompok, organisasi, keluarga, antara dua orang
ataupun komunikasi di dalam diri sendiri. Macam-macam komunikasi ini
memiliki tujuan yang berbeda pula. Namun tujuan utama dari terjadinya
komunikasi yaitu tersampaikannya pesan dari pengirim kepada penerima.
Pesan itu baik berupa informasi maupun bujukan.
Komunikasi dalam masyarakat juga digunakan untuk merubah perilaku
termasuk perilaku sehat. Perilaku masyarakat dalam meningkatkan
kesehatannya saat ini masih rendah, meskipun di Indonesia paradigma sakit
telah diganti dengan paradigma sehat. Masyarakat sendiri masih melakukan
kebiasaan lama yang sebenarnya tidak baik untuk dilakukan. Seperti
melahirkan dengan dukun beranak, Buang Air Besar (BAB) disungai, dan
lainnya. Saat ini meskipun telah banyak penyuluhan yang memberikan
informasi tentang dampak buruk dari kebiasaan lama tersebut tetap saja masih
terdapat masyarakat yang masih melakukannya.
Menurut Carl I. Hovland Komunikasi adalah proses yang
memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan
(biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
Dalam pengertian teresebut jelas bahwa kegiatan komunikasi berusaha untuk
mengubah perilaku seseorang. Seperti halnya individu dalam proses
komunikasi tersebut memiliki sikap ingin mempengaruhi. Proses memberikan
pengaruh kepada orang lain ini dilakukan melalui komunikasi.
Komunikasi kesehatan merupakan suatu upaya sistematis untuk
merubah perilaku kesehatan baik dalam skala individu maupun kelompok

1
masyarakat dengan menggunakan berbagai metode komunikasi. Komunikasi
kesehatan juga merupakan studi yang mendalami penggunaan strategi
komunikasi untuk menyebarluaskan informasi kesehatan yang berpengaruh
terhadap bagaimana individu atau kelompok membuat keputusan tepat terkait
pengelolaan kesehatannya (Liliweri, 2008).
Tujuan pokok program komunikasi kesehatan adalah perubahan
perilaku. Perubahan sikap dan perilaku masyarakat sebagai dampak dari
komunikasi kesehatan diharapkan dapat menjadikan masyarakat berperilaku
hidup sehat sebagai upaya peningkatan kesehatan dengan memberikan
penyuluhan atau pengetahuan mengenai kesehatan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis akan melakukan
kajian lebih lanjut mengenai pembahasan sikap sebagai dampak komunikasi
kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan komunikasi kesehatan?
1.2.2 Apakah tujuan dari komunikasi kesehatan?
1.2.3 Bagaimana teknik komunikasi yang efektif?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan komunikasi persuasif?
1.2.5 Apa saja unsur-unsur yang dibutuhkan dalam komunikasi persuasif?
1.2.6 Apa yang dimaksud dengan sikap dan perilaku?
1.2.7 Apa saja komponen dalam sikap?
1.2.8 Apa saja dimensi perubahan dalam perilaku kesehatan?
1.2.9 Apa saja faktor yang memepengaruhi perubahan perilaku kesehatan?
1.2.10 Bagaimana proses terjadinya perubahan perilaku?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mengetahui pengertian komunikasi kesehatan
1.3.2 Mengetahui tujuan dari komunikasi kesehatan
1.3.3 Mengetahui teknik komunikasi yang efektif
1.3.4 Mengetahui pengertian komunikasi persuasif
1.3.5 Mengetahui unsur-unsur yang dibutuhkan dalam komunikasi

2
persuasif
1.3.6 Mengetahui pengertian sikap dan perilaku
1.3.7 Mengetahui komponen dalam sikap
1.3.8 Memahami dimensi perubahan dalam perilaku kesehatan
1.3.9 Mengetahui faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku
kesehatan
1.3.10 Mengetahui proses terjadinya perubahan perilaku

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi Kesehatan


2.1.1 Pengertian Komunikasi Kesehatan
Manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud
bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari
individu yang lain. Hidup bersama antar manusia akan
berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Ada
berbagai bentuk pola interaksi antar manusia dalam kehidupan ini,
khususnya mengenai interaksi yang disengaja, salah satunya
interaksi dalam memberikan informasi kesehatan (komunikasi
kesehatan). Salah satu isu utama dalam komunikasi kesehatan
adalah mempengaruhi individu dan komunitas. Dengan tujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan cara berbagi informasi
seputar kesehatan.
Menurut Healthy People 2010 dalam Liliweri (2009),
komunikasi kesehatan yaitu seni menginformasikan,
mempengaruhi dan memotivasi individu, institusi, serta
masyarakat tentang isu-isu penting di bidang kesehatan dalam
meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan individu dalam
masyarakat. Sedangkan menurut Cline, R. dalam Liliweri (2009),
komunikasi kesehatan merupakan sebuah bidang teori, riset dan
praktek yang berkaitan dengan pemahaman dan saling
ketergantungan mempengaruhi komunikasi (interaksi simbolik
dalam bentuk pesan dan makna) dan kepercayaan kesehatan
terkait, perilaku dan hasil.
Komunikasi kesehatan menurut Notoatmodjo (2007),
merupakan usaha yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif
perilaku kesehatan masyarakat dengan menggunakan berbagai

4
prinsip dan metode komunikasi, baik menggunakan komunikasi
interpersonal, maupun komunikasi massa.
Ratzan dalam Liliweri (2009) menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan komunikasi kesehatan ialah proses kemitraan
antara partisipan berdasarkan dialog dua arah yang di dalamnya
ada suasana interaktif, ada pertukaran gagasan, ada kesepakatan
mengenai kesatuan gagasan mengenai kesehatan, juga merupakan
teknik dari pengirim dan penerima untuk memperoleh informasi
mengenai kesehatan yang seimbang demi membaharui pemahaman
bersama.

2.1.2 Tujuan Komunikasi Kesehatan


Tujuan utama dari komunikasi kesehatan ini adalah untuk
perubahan prilaku kesehatan pada sasaran kearah yang
lebih kondusif sehingga dimungkinkan terjadinya peningkatan
status kesehatan sebagai dampak (impact) dari program
komunikasi kesehatan. Menurut Liliweri (2009:52-53) tujuan
komunikasi kesehatan terbagi dua, diantaranya:
a. Tujuan strategis
Pada umumnya program-program yang berkaitan dengan
komunikasi kesehatan yang dirancang dalam bentuk paket acara
atau modul dapat berfungsi untuk:
1. Relay information, yakni meneruskan informasi kesehatan
dari suatu dari suatu sumber kepada pihak lain secara
berangkai (hunting).
2. Enable informed decision making, ialah memberikan
informasi akurat untuk memungkinkan pengambilan
keputusan.
3. Promote peer information exchange and emotional
support, yakni mendukung pertukaran pertama dan
mendukung secara emosional pertukaran informasi
kesehatan.

5
4. Promote healthy behavior, informasi untuk
memperkenalkan hidup sehat.
5. Promote self care, yakni memperkenalkan pemeliharaan diri
sendiri.
6. Manage demand for health services, ialah untuk memenuhi
permintaan layanan kesehatan.
b. Tujuan Praktis
Menurut Taibi Kahler dalam Liliweri (2009:53-54)
menyatakan bahwa sebenarnya secara praktis tujuan khusus
komunikasi kesehatan itu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui beberapa usaha pendidikan dan pelatihan agar
dapat :
1. Meningkatkan pengetahuan yang mencakup :
a. Prinsip-prinsip dan proses komunikasi manusia.
b. Menjadi komunikator (yang memiliki etos, patos,
logos, kredibilitas dan lain-lain).
c. Menyusun pesan verbal dan non verbal dalam
komunikasi kesehatann.
d. Memilih media yang sesuai dengan konteks
komunikasi kesehatan.
e. Menentukan segmen komunikasi yang sesuai dengan
konteks komunikasi kesehatan.
f. Mengelola umpan balik atau dampak pesan kesehatan
yang sesuai dengan kehendak komunikator dan
komunikan.
g. Mengelola hambatan-hambatan dalam komunikasi
kesehatan.
h. Mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan.
i. Prinsip-prinsip riset.
2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi
efektif.
3. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi, seperti:

6
a. Berkomunikasi yang menyenangkan, empati.
b. Berkomunikasi dengan kepercayaan pada diri.
c. Menciptakan kepercayaan publik dan pemberdayaan
publik.
d. Membuat pertukaran gagasan dan informasi makin
menyenangkan.
e. Memberikan apresiasi terhadap terbentuknya
komunikasi yang baik.

2.2 Teknik Komunikasi


Untuk dapat mencapai komunikasi yang efektif, maka diperlukan
pengetahuan mengenai teknik-teknik komunikasi. Teknik komunikasi berarti
suatu metode yang digunakan dalam berkomunikasi. Terdapat empat macam
teknik komunikasi, yakni Komunikasi Informatif, Komunikasi
Instruktif/Koersif, Komunikasi Persuasif dan Hubungan Manusiawi.
a. Komunikasi informatif
Komunikasi informatif adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberitahukan sesuatu. Komunikator tidak
mengharapkan esszfek apa-apa dari komunikan. Komunikasi yang
dilakukan semata-mata hanya agar komunikan tahu saja. Bahwa
kemudian efeknya ada, apakah itu positif atau negatif, komunikator tidak
mempersoalkannya. Tetapi sudah tentu efek yang diharapkan adalah efek
positif.
b. Komunikasi instruktif/koersif
Komunikasi instruktif atau koersif adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan ancaman atau sanksi untuk merubah
sikap, opini atau tingkah laku. Dalam suatu organisasi, penggunaan
teknik komunikasi ini misalnya dengan memberlakukan peraturan secara
tegas. Peraturan tersebut mengandung ancaman atau sanksi yang apabila
dilanggarakan menimbulkan akibat tertentu pada pihak pelanggar.
c. Komunikasi persuasif

7
Komunikasi persuasif adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain agar berubah sikapnya, opininya dan tingkah lakunya,
atas kesadaran sendiri
d. Hubungan manusiawi
Hubungan manusiawi atau human relations berisi kegiatan komunikatif-
persuasif-sugestif dan kedua pihak merasa hatinya puas. Komunikasi ini
bersifat action oriented, artinya bukan hanya berupa hubungan yang
pasif, melainkan yang dituju adalah kepuasan batin. Karena itu,
hubungan manusiawi ini banyak digunakan dalam praktik manajemen.
Antara komunikasi koersif dengan persuasif terdapat kesamaan, yakni
usaha komunikasi agar seseorang berubah sikapnya, opininya dan
perilakunya, sehingga ia melakukan tindakan atau kegiatan tertentu. Bedanya
ialah pada komunikasi koersif, komunikan melakukan tindakan atau
kegiatannya itu secara terpaksa dikarenakan takut sanksi, sedang pada
komunikasi persuasif dilakukan sedemikian rupa agar perubahan itu timbul
dengan kesadaran sendiri. Dalam komunikasi kesehatan, tenaga kesehatan
haruslah menggunakan komunikasi persuasif dalam menjalankan tugasnya.

2.3 Komunikasi Persuasif


Ada beragam definisi komunikasi persuasif yang dikemukakan oleh para
ahli. Menurut Kamus Ilmu Komunikasi (dalam Rakhmat, 2008 : 14),
komunikasi persuasif diartikan sebagai “Suatu proses untuk mempengaruhi
pendapat, sikap dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi
psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya
sendiri”. Selain itu, komunikasi persuasif juga diartikan sebagai komunikasi
yang dilakukan sebagai ajakan atau bujukan agar mau bertindak sesuai
dengan keinginan komunikator (Barata, 2003 :70). Menurut De Vito (2011 :
499) usaha melakukan persuasi ini memusatkan perhatian pada upaya
mengubah atau memperkuat sikap atau kepercayaan khalayak atau pada
upaya mengajak mereka bertindak dengan cara tertentu. Persuasi juga
dipahami sebagai usaha merubah sikap melalui penggunaan pesan dan
berfokus pada karakteristik komunikator dan pendengar. Menurut Olzon dan

8
Zanna (dalam Severin & Tankard, 2007: 177), persuasi didefinisikan sebagai
“perubahan sikap akibat paparan informasi dari orang lain”. Adapun tujuan
komunikasi persuasif secara bertingkat ada dua yaitu:
a. mengubah atau menguatkan keyakinan (believe) dan sikap (attitude)
audiens
b. mendorong audiens melakukan sesuatu/memiliki tingkah laku
(behaviour) tertentu yang diharapkan.
Berdasarkan pemaparan tersebut, komunikasi persuasif haruslah
efektif, yang berarti harus menimbulkan efek. Efek merupakan apa yang
terjadi pada komunikan sebagai akibat dari dampak stimuli atau pesan.
Dalam komunikasi persuasif, efeknya harus merupakan dampak dalam
perubahan sikap, opini dan perilaku yang timbul dari kesadaran komunikan,
sebab komunikasi persuasif berbeda dengan komunikasi informatif, dan
berbeda pula dengan komunikasi koersif.

2.3.1 Unsur-Unsur Komunikasi Persuasif


Adapun unsur-unsur dalam suatu proses komunikasi persuasif
adalah:
a. Persuader
Persuader adalah orang dan/atau sekelompok orang yang
menyampaikan pesan dengan tujuan untuk mempengaruhi sikap,
pendapat dan perilaku orang lain, baik secara verbal maupun
nonverbal.
b. Persuadee
Persuadee adalah orang dan/atau kelompok orang yang menjadi
tujuan pesan itu disampaikan/disalurkan oleh
persuader/komunikator baik secara verbal maupun nonverbal.
c. Persepsi
Persepsi persuadee terhadap persuader dan pesan yang
disampaikannya akan menentukan efektif tidaknya komunikasi
persuasif yang terjadi. Persepsi merupakan proses pengamatan
seseorang yang berasal dari komponen kognisi. Persepsi

9
dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar,
cakrawala, dan pengetahuan seseorang.
d. Pesan Persuasif
Pesan persuasif dipandang sebagai usaha sadar untuk mengubah
pikiran dan tindakan dengan memanipulasi motif-motif ke arah
tujuan yang telah ditetapkan. Makna memanipulasi dalam
pernyataan tersebut bukanlah mengurangi atau menambah fakta
sesuai konteksnya, tetapi dalam arti memanfaatkan faktum-
faktum yang berkaitan dengan motif-motif khalayak sasaran,
sehingga tergerak untuk mengikuti maksud pesan yang
disampaikan kepadanya.
e. Saluran Persuasif
Saluran merupakan perantara ketika seorang persuadee
mengoperkan kembali pesan yang berasal dari sumber awal untuk
tujuan akhir. Saluran (channel) digunakan oleh persuader untuk
berkomunikasi dengan berbagai orang, secara formal maupun non
formal, secara tatap muka (face to face communication) ataupun
bermedia (mediated communication).
f. Umpan Balik dan Efek
Umpan balik adalah jawaban atau reaksi yang datang dari
komunikan atau datang dari pesan itu sendiri. Umpan balik terdiri
dari umpan balik internal dan umpan balik eksternal. Umpan balik
internal adalah reaksi komunikator atas pesan yang
disampaikannya. Jadi, umpan balik internal bersifat koreksi atas
pesan yang terlanjur diucapkan. Sedangkan umpan balik eksternal
adalah reaksi yang datang dari komunikan karena pesan yang
disampaikan komunikator tidak dipahaminya atau tidak sesuai
dengan keinginannya atau harapannya. Sedangkan efek adalah
perubahan yang terjadi pada diri komunikan sebagai akibat dari
diterimanya pesan melalui proses komunikasi

2.4 Perubahan Sikap dan Perilaku

10
2.4.1 Pengertian Sikap dan Perilaku
Sikap merupakan dampak dari komunikasi persuasif. Sikap,
menurut De Vito (2011 : 499) diartikan sebagai suatu kecenderungan
untuk berperilaku secara tertentu. Adapun perilaku, masih menurut De
Vito, mengacu pada tindakan yang jelas dan dapat diamati.
Perubahan perilaku merupakan hal yang terpenting
untuk membentuk kepribadian seseorang. Menurut Robert
Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan
atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan
dapat dipelajari dan dapat dilaksanakan langsung secara praktik
melalui tahapan proses belajar. Perilaku dapat dilihat dari segi
kehidupan sehari – hari dan sikap mempengaruhi terbentuknya
perilaku. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya
suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu
objek dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda – tanda
untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap
hanyalah sebagian dari perilaku manusia sedangkan perilaku
hanyalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan tetapi sikap mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam
mengkaji bahasan perubahan sikap dan perilaku, maka kita harus
mengetahui komponen-komponen dalam sikap, serta faktor apa saja
yang mempengaruhi pembentukan sikap dan perilaku seseorang.

2.4.2 Komponen Sikap


Menurut Liliweri (2011:166), sikap manusia tersusun oleh tiga
komponen utama, yaitu kognitif, afektif dan konatif/perilaku. Berikut
rincian dari masing-masing komponen sikap tersebut
a. Kognitif, yaitu menyangkut apa yang diketahui mengenai suatu
objek, bagaimana pengalaman seseorang dengan objek ini, dan
bagaimana pendapat atau pandangan tentang objek ini. Aspek
kognitif ini berkaitan dengan kepercayaan,teori, harapan, sebab

11
dan akibat dari suatu kepercayaan dan persepsi relatif seseorang
terhadap objek tertentu.
b. Afektif, yaitu menyangkut apa yang dirasakan seseorang
mengenai suatu objek. Komponen ini berbicara tentang emosi.
Afeksi menunjukkan perasaan, respek, atau perhatian terhadap
objek tertentu, seperti ketakutan,kesukaan atau kemarahan
c. Konatif, yaitu predisposisi untuk bertindak terhadap objek. Aspek
ini menyangkut kecenderungan untuk bertindak (memutuskan)
terhadap objek atau mengimplementasikan perilaku sebagai
tujuan terhadap objek.

2.4.3 Dimensi Perubahan Perilaku Kesehatan


Berikut merupakan dimensi perubahan perilaku Kesehatan yang
biasa terjadi di masyarakat:
a. Mengubah perilaku negatif (tidak sehat) menjadi perilaku positif
(sesuai dengan nilai-nilai kesehatan).
b. Mengembangkan perilaku positif (pembentukan atau
pengembangan perilaku sehat)
c. Memelihara perilaku yang sudah positif atau perilaku yang sudah
sesuai dengan norma/nilai kesehatan (perilaku sehat). Dengan
mempertahankan perilaku sehat yang sudah ada, perilaku seorang
dapat berubah jika terjadi ketidakseimbangan antara kedua
kekuatan di dalam diri seseorang.

2.4.4 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku Kesehatan


Berikut merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi
perubahan sikap dan perilaku kesehatan:
a. Faktor Sosial : Faktor sosial sebagai faktor eksternal yang
mempengaruhi perilaku antara lain struktur sosial, pranata-
pranata sosial dan permasalahan-permasalahan sosial yang laim.
Pada faktor sosial ini bila seseorang berada pada lingkungan yang
baik yang maka orang tersebut akan memiliki perilaku sehat yang

12
baik sedangkan sebaliknya bila seseorang berada pada lingkungan
yang kurang baik maka orang tersebut akan memiliki perilaku
sehat yang kurang baik juga. Dukungan sosial (keluarga, teman)
mendorong perubahan-perubahan sehat. Contohnya konsumsi
alkohol, kebiasaan merokok, dan perilaku seksual.
b. Faktor Kepribadian : faktor yang mempengaruhi perubahan
perilaku salah satunya adalah perilaku itu sendiri (kepribadian)
yang dimana dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian
individu terhadap perubahan yang ditawarkan, interaksi dengan
petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan perilaku,
dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.
Contohnya yang berhubungan adalah rasa kehati-hatian,
membatasi dalam melakukan hubungan seksual dalam sehari, ini
akan membantu individu agar dengan tidak menjadikan hal
tersebut suatu kebiasaan (habit) yang dapat merubah perilaku.
c. Faktor Emosi : Rangsangan yang bersumber dari rasa takut, cinta,
atau harapan-harapan yang dimiliki yang bersangkutan.
Contohnya berhubungan dengan stress yang mendorong
melakukan perilaku tidak sehat seperti bekerja sebagai pekerja
seks.

2.4.5 Proses Terjadinya Perubahan Perilaku


Setelah mengetahui pengertin, komponen, faktor, dan dimensi
dari sikap maupun perilaku, maka berikut akan dijelaskan mengenai
proses terjadinya suatu perubahan perilaku pada seseorang setelah
dilakukan komunikasi kesehatan.
1. Prekontemplasi : belum ada niat perubahan perilaku
2. Kontemplasi :
a. Individu sadar adanya masalahnya dan secara serius ingin
mengubah perilakunya menjadi lebih sehat
b. Belum siap berkomitmen berubah.
3. Persiapan

13
a. Individu siap berubah dan ingin mengejar tujuan
b. Sudah pernah melakukan tapi masih gagal
4. Tindakan : Individu sudah melakukan perilaku sehat, sekurangnya
enam bulan dari sejak mulai usaha memberlakukan perilaku hidup
sehat.
5. Pemeliharaan : Individu berusaha mempertahankan perilaku sehat
yang telah dilakukan (enam bulan dilihat kembali).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah ini, dapat dikatakan bahwa komunikasi yang
berdampak sama dengan komunikasi persuasif, karena dengan komunikasi ini
pesan yang disampaikan komunikator akan cepat sampai pada komunikan dan
sedikit banyak akan memberikan dampak pada komunikan. Komunikasi
Perubahan Perilaku/KPP (Behavior Change Communication/BCC) adalah
suatu proses interaktif untuk merancang beragam pesan menggunakan
berbagai macam media dan saluran untuk mempromosikan, mengubah,
mengembangkan dan memelihara perilaku yang positif, khususnya perilaku
kesehatan masyarakat. Hal ini merupakam tujuan dari komunikasi perubahan
perilaku antara lain meningkatkan  pengetahuan tentang penyakit,
meningkatkan persepsi terhadap risiko, meningkatkan
demand/permintaan/kebutuhan terhadap layanan, dan meningkatkan
kepercayaan diri untuk mengakses layanan kesehatan.

3.2 Saran
Agar penerapan komunikasi perubahan perilaku berjalan lancar dan sesuai
rencana, seseorang memang perlu untuk melakukan berbagai cara. Cara

14
tersebut dapat ditempuh dengan paksaaan, dengan memberi imbalan, dengan
membina hubungan baik, dengan menunjukkan contoh-contoh, dengan
memberikan kemudahan, dan dengan menanamkan kesadaran dan motivasi.
Semua cara dapat digunakan asalkan tidak akan membuat komunikan merasa
ketakutan dan menjadi tidak suka seperti misalnya paksaan dengan cara
kekerasan, karena sudah jelas bila menggunakan cara kekerasan komunikan
tidak akan  pernah mengikuti atau menuruti perkataan komunikator tetapi
malah merasa ketakutan. Jadi, selalu dibutuhkan ide agar bisa melancarkan
cara-cara tersebut supaya komunikan mau mendengarkan dan menuruti apa
yang dikatakan komunikator.

DAFTAR PUSTAKA

Afiati, Aen Istianah. 2015. Komunikasi Persuasif Dalam Pembentukan Sikap


(Studi Deskriptif Kualitatif pada Pelatih Pendidikan Militer Tamtama TNI
AD di Sekolah Calon Tamtama Rindam IV Diponegoro Kebumen).
Yogyakarta : Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga

Barata, Atep Adya. 2003. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta : Elex Media
Komputindo

De Vito, Joseph A. 2011. Komunikasi Antar manusia, Edisi Kelima. Jakarta:


Karisma Publishing Group

Komariah, Kokom, dkk. 2013. Pola Komunikasi Kesehatan Dalam Pelayanan


Dan Pemberian Informasi Mengenai Penyakit TBC Pada Puskesmas di
Kabupaten Bogor. Sumedang : Universitas Padjadjaran

Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta : Kencana

Rahmadiana, Metta. 2012. Komunikasi Kesehatan : Sebuah Tinjauan. Jakarta :


Fakultas Psikologi, Universitas YARSI

Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya
15
Severin & Tankard, Werner & James. 2007. Teori Komunikasi: Sejarah,
Metode, Dan Terapan Di Dalam Media Massa. Jakarta : Kencana.

16

Anda mungkin juga menyukai