Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PENGARUH ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM PROMOSI KESEHATAN”

DISUSUN OLEH :

1. Ardelia faizah (201103) 2C


2. Dewi savara (201107) 2C
3. Dinda Irvani (201109) 2C
4. Melan Noer Sintiya (201122) 2C
5. Meyrizal Dedie J (201123) 2C
6. Dewi Hidayati (201160) 2D
7. Dewi ismawati (201161) 2D
8. Didi Wahyudin (201163) 2D
9. Dhea Novita (201162) 2D
10. Faisal satria Mahardika (201165) 2D
11. Ferdya sukmaningrat.w. (201192) 2D

Dosen Pembimbing:
Ns. Dian Pitaloka,M.Kep

Kelas C&D-DIII Keperawatan


ITSK RS DR.SOEPRAOEN MALANG
Jl. S.Supriadi No.22, Sukun, Kota Malang, Jawa Timur 65174

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat,Inayah,Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan,petunjuk maupun pendoman bagi pembaca dalam administrasi Pendidikan
dalam profei keguruan.

Harapan kita semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca,sehingga kita dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kita mengakui bahwa banyak kekurangan karena pengalaman yang kita
miliki sangat kurang.oleh karena itu kami berharap kepada dosen pembimbing Ibu
Ns. Dian Pitaloka,M.Kep untuk memberikan masukan – masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Malang,9 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………….………1

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..….…..2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..…..3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………...……………….4

1.1 Latar Belakang…………………………………………………............………...4


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………............………….5
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………….............…………...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...……………………………....………..…………....6

2.1 Pengertian Promosi Kesehatan…………………………………….………….…6


2.2 Sasaran Promosi Kesehatan…………………..................................……….…6

BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………..………...…7

3.1 Aspek Sosial yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Perilaku


Kesehatan.......................................................................................................7
3.2 Aspek Budaya yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan........................................................................................................8
.

BAB IV
PENUTUP……………………………………………………………………...11

4.1
Kesimpulan……………………………………………………………….................11

4.2 Saran…………………………………………………………………………...…….11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...
….12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (dalam Fitriani,2011),Promosi Kesehatan sebagai “ the process of


enabling individuals and communities to increases control over the determinants of
health and there by improve their health” maksudnya adalah proses yang
mengupayakan individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka
mengendalikan factor Kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatannya.

Promosi Kesehatan merupakan revitasi dari Pendidikan Kesehatan pada


masa yang lalu,dimana dalam konsep promosi Kesehatan hanya merupakan proses
penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan dalam
bidang Kesehatan,sebagai upaya yang mampu menjembatani perubahan
perilaku,baik dimasyarakat maupun dalam organisasi dan lingkungannya.perubahan
lingkungan yang diharapkan dalam kegiatan promosi Kesehatan meliputi :
lingkungan fisik-nonfisik,social-budaya,ekonomi dan politik.

Kesehatan lingkungan adalah bagian integral dari ilmu kesehatan


masyarakat yang khusus mempelajari dan menangani hubungan manusia dengan
lingkungannya dalam keseimbangan ekologi (Ryadi,1971).Akibat keadaan status
social ekonomi dalam masyarakat yang meliputi pendidikan,pendapatan dan
pekerjaan/mata pencaharian dalam masyarakat tidaklah sama,karena tidak semua
masyarakat akan mendapatkan keadaan sosial ekonomi yang baik sehingga
merupakan faktor bagi peningkatan lingkungan yang sehat.

Upaya untuk memperbaiki dan mengatasi masalah sanitasi lingkungan


merupakan kegiatan kesehatan masyarakat itu sendiri.Oleh sebab itu kesehatan
lingkungan masyarakat sebagai seni atau praktiknya mempunyai ruang lingkup yang
luas,untuk mencegah penyakit,meningkatkan kesehatan,pemulihan

4
kesehatan(terapi) adalah upaya kesehatan masyarakat,misalnya pembersihan
lingkungan,penyediaan air bersih,pengawasan makanan,perbaikan gizi,pengelolaan
sampah dan air limbah rumah tangga,pemeliharaan rumah tangga yang baik
sehingga setiap anggota keluarga mendapatkan kesehatan lingkungan yang baik
juga hidup bersih dan teratur.

Upaya untuk mewujudkan promosi Kesehatan dapat dilakukan melalui


strategi yang baik.strategi adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dalam promosi Kesehatan sebagai penunjang dari program – program
Kesehatan yang lain,Kesehatan lingkungan,peningkatan status gixi
dimasyarakat,pemberantasan penyakit menular,pencegahan penyakit tidak
menular,peningkatan Kesehatan ibu dan anak,serta Kesehatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku
kesehatan?
2. Apa aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku
kesehatan?
3. Bagaimana hubungan budaya yang ada di Jawa dengan kesehatan
masyarakat?
4. Bagaimana upaya untuk mengatasi masalah kebudayaan yang berdampak
negative bagi kesehatan masyarakat?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


a. Meningkatkan kemampuan baik individu,keluarga,kelompok dan masyarakat
agar mampu hidup sehat
b. mengembangkan upaya Kesehatan yang bersumber masyarakat serta
terwujudnya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya
kemampuan

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan merupakan revitasi dari Pendidikan Kesehatan pada masa


yang lalu,dimana dalam konsep promosi Kesehatan hanya merupakan proses
penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan dalam
bidang Kesehatan,sebagai upaya yang mampu menjembatani perubahan
perilaku,baik dimasyarakat maupun dalam organisasi dan lingkungannya.perubahan
lingkungan yang diharapkan dalam kegiatan promosi Kesehatan meliputi :
lingkungan fisik-nonfisik,social-budaya,ekonomi dan politik.

2.2 SASARAN PROMOSI KESEHATAN

Menurut Notoatmodjo (2012) antara lain sebagai berikut :

1. Individu dan keluarga


a. Memperoleh informasi Kesehatan melalui bebagai saluran baik langsung
maupun media massa.
b. Mempunyai pengetahuan,kemauan dan kemampuan untuk memelihara
serta meningkatkan dan melindungi Kesehatan.
2. Masyarakat dan LSM
Upaya peningkatan Kesehatan dan saling bekerjasama serta saling
membantu untuk mewujudkan lingkungan yang sehat.
3. Lembaga pemerintah
Kepedulian dan dukungan pemerintah dalam upaya mengembangkan
promosi kesehatan

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Aspek Sosial yang Mempengaruhi Status Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan
Ada beberapa aspek social yang mempengaruhi status kesehatan antara lain adalah
1. Umur : Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit
berdasarkan golongan umur. Misalnya balita lebih rentan terkena penyakit infeksi,
sedangkan golongan usila lebih banyak menderita penyakit kronis seperti hipertensi,
penyakit jantung koroner, kanker, dan lainlain.
2. Jenis Kelamin : Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang berbeda
pula. Misalnya di kalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara,
sedangkan laki-laki banyak menderita kanker prostat. Karena perempuan dan laki-
laki memiliki hormon yang berbeda dan potensi memiliki suatu penyakit juga
berbeda.
3. Pekerjaan : Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya
sebaliknya buruh yang bekerja di industri, semisal dipabrik bahan kimia, maka
pekerka terebut juga lebih rentan terganggu kesehatannya terlebih mengenai organ
pernapasan oleh karena itu disetiap industri memiliki SOP nya masingmasing.
4. Sosial Ekonomi : Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit.
Misalnya penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat
yang berstatus ekonomi tinggi, dan sebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan di
kalangan masyarakat yang status ekonominya rendah.c Dari sini dapat kita simpulka
bahwa ekonomi dalam suatu keluarga sangat berdampak pada kesehatan.

Menurut H.Ray Elling (1970) ada 2 faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku
kesehatan
1. Self concept Self concept ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan
yangkita rasakan terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin
memperlihatkan diri kita kepada orang lain. Apabila orang lain melihat kita positif
dan menerima apa yang kita lakukan, kita akan meneruskan perilaku kita, begitu
pula sebaliknya.
2. Image kelompok Image seorang individu sangat dipengaruhi oleh image
kelompok.Sebagai contoh, anak seorang dokter akan terpapar oleh organisasi

7
kedokteran dan orang-orang dengan pendidikan tinggi, sedangkan anak buruh atau
petani tidak terpapar dengan lingkungan medis dan besar kemungkinan juga tidak
bercita-cita untuk menjadi dokter.

3.2 Aspek Budaya yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Perilaku


Kesehatan
1. Pengaruh tradisi
Tradisi adalah suatu wujud budaya yang abstrak dinyatakan dalam bentuk
kebiasaan, tata kelakuan dan istiadat. Ada beberapa tradisi di dalam masyarakat
yang dapat berpengaruh negatif juga positif.
a. Contoh negatif : tradisi cincin leher. Meskipun berbahaya karena penggunaan
cincin ini bisa membuat tulang leher menjadi lemah dan bisa mengakibatkan
kematian jika cincin dilepas, namun tradisi ini masih dilakukan oleh sebagian
perempuan Suku Kayan. Mereka meyakini bahwa leher jenjang seperti jerapah
menciptakan seksual atau daya tarik seksual yang kuat bagi kaum pria. Selain itu,
perempuan dengan leher jenjang diibaratkan seperti naga yang kuat sekaligus
indah.
b. Contoh positif: tradisi nyirih yang dapat menyehatkan dan menguatkan gigi.
c. Budaya membawa gunting, pisau dan benda tajam lain bagi ibu yang sedang
hamil.
Kebudayaan ini taka asing lagi ditelinga kita,sering orang tua atau mbah buyut kita
memerintahkan  kepada perempuan yang sedang hamil untuk membawa pisau,
gunting atau benda tajam lain untuk dibawa kemanapun pergi.Benda ini dianggap
akan menjadi penghalang atau sebagai penangkal bagi janin dari datangnya
marabahaya yang akan menimpanya,mereka meyakini roh halus atau jin jin
penggangu takut dengan benda tajam yang dibawa oleh si ibu. kebudayaan ini
memang tak terlalu berpengaruh bagi kesehatan,akan tetapi akan berakibat buruk
ketika si ibu teledor atau ceroboh benda tajam ini akan melaki si ibu. Maka dari itu
untuk mengatasi kebudayaan ini supaya tidak hilang dan tidak mengakibatkan resiko
berlebih kepada si ibu diperlukan menggunakan gunting lipat untuk bisa dibawa ibu
kemanapun pergi,dengan diberitahukan kepada ibu ibu hamil untuk dibawa dengan
posisi benda tak terlalu membahayakan.
d.Kebudayaan memakai gerita pada bayi yang baru lahir.
Memakaikan gerita pada bayi yang baru lahir juga salah satu budaya masyarakat
yang jantung dan paru-paru bisa berkembang.dan gerita sekarang juga sudah
menggunakan dengan kain atau bahan yang sudah didesain untuk sibayi dan baik
untuk kesehatan.
e.Mandi disungai bagi perempuan yang habis keguguran.
Kebiasaan ini sering dilakukan oleh perempuan yang habis keguguran.ini dianggap
akan mempercepat proses kehamilan berikutnya,hal ini memang tak terlalu

8
berhubungan dengan kesehatan dan tidak berdampak terlalu buruk bagi si pelaku
apabila dilakukan pada masa sebelum air air sungai tercemar dan kotor.pada masa
sekarang sungai sungai telah tercemar dan kotor,bahkan tidak baik digunakan untuk
mandi karena terlalu banyak virus dan bakteri yang terkandung dalam air sungai
tersebut. Berikut ini informasi perihal penyakit yang timbul akibat kondisi air yang
kurang higienis. Diantaranya:
1.      Kolera. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang dan mengakibatkan
infeksi saluran usus.
2.      Penyakit Hepatitis. Disebabkan virus yang menyerang hati.
3.      Penyakit Trachome. Penyakit yang mengakibatkan kebutaan mata.
4.      Penyakit malaria. Di sebabkan oleh nyamuk malaria yang ditumpangi oleh
protozoa parasit.
5.      Penyakit diare. Penyakit yang mengakibatkan rangsangan untuk selalu buang
air besar. Penyakit ini sering terjadi karena air tanah yang tercemar akibat tidak
menggunakan
Kelima penyakit di atas disebabkan oleh bakteri, virus maupun kuman yang ada
pada air yang kotor. Sebenarnya masih banyak lagi penyakit yang dapat kami
sampaikan, tetapi hanya 5 jenis ini saja yang umum.
sering dilakukan,kebudayaan ini dianggap menjadi hal yang harus dilakukan kepada
bayi yang baru lahir.Memakaikan gerita pada bayi dilakukan untuk mencegah bayi
kembung dan terhindar dari penyakit perut atau penyakit yang berhubungan dengan
pencernaan,padahal ini sangat menyakitkan bayi, karena organ dalam tubuh malah
akan kekurangan ruangan. Jika bayi menggunakan gerita, maka ruangan untuk
pertumbuhan organ-organ seperti rongga dada dan perut serta organ lain akan
terhambat. Kalau mau tetap memakaikan gerita, boleh saja. Asal ikatan bagian atas
dilonggarkan, sehingga
2. Sikap fatalistis
Sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan.
Contoh : beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok tertentu (fanatik)
sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera
mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit.
3. Pengaruh nilai
Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.
Contoh masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daripada beras merah,
padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi pada beras merah
daripada beras putih.
4. Sikap ethnosentris
Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan
dengan kebudayaan pihak lain. Misal sikap seorang yang menggunakan vitsin pada

9
makanannya yang menganggap itu lebih benar daripada orang yang tidak
menggunakan vitsin padahal vitsin tidak bagi kesehatan.
5. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
Contoh : dalam upaya perbaikan gizi, di suatu daerah pedesaan tertentu menolak
untuk makan daun singkong, walaupun mereka tahu kandungan vitaminnya tinggi.
Setelah diselidiki ternyata masyarakat beraggapan daun singkong hanya pantas
untuk makanan kambing dan mereka menolaknya karena status mereka tidak dapat
disamakan dengan kambing.
6. Pengaruh norma
Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami
hambatan karena ada norma yang melarang hubungan antara dokter yang
memberikan pelayanan dengan bumil sebagai pengguna pelayanan.
7. Pengaruh
konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan Apabila seorang petugas
kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan masyarakat, maka yang
harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan
perubahan, menganalisis
factor-faktor yang terlibat/berpengaruh pada perubahan dan berusaha untuk
memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut.

10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Aspek sosial berpengaruh terhadap status kesehatan dan perilaku kesehatan
Diantaranya umur, jenis kelamin, dan sosial ekonomi. Selain aspek sosial, aspek
budaya juga berpengaruh terhadap status kesehatan dan perilaku kesehatan. Aspek
budaya tersebut adalah pengaruh tradisi, sikap fatalistis, sikap ethnosentris,
pengaruh perasaan bangga pada statusnya, pengaruh norma, dan pengaruh
konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan. Kebudayaan merupak
identitas suatu daerah dengan keunikan dan keragamanya menjadi hal yang perlu
dijaga akan tetapi kebudayaan yang berkenbang dimasyarakat sering kali
bertentangan dengan kesehatan ,maka diperlukan  pemecahan khusus untuk
mengatasi kesehatanya tanpa menghilangkan budaya tersebut.
4.2 Saran
Kebudayaan atau kultur yang berdampak negatif bagi tubuh memang sulit untuk
dihilangkan dan itu semua membutuhkan suatu proses yang panjang. Sebagai
seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat seharusnya kita menuntun mereka menuju
perubahan lebih baik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang empiris. Maka
dengan itu, dampak dari sosial budaya yang buruk dapat diminimalisir bahkan
dihilangkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Green,1980,Health Education Planning,A Diagnostic Approach,The John


Hopkins University,Maryland,Mayfield Publishing Company

Ira Nurmala, S. K. M., & Ira Nurmala, S. K. M. (2018). Promosi Kesehatan.

Pakpahan, M., Siregar, D., Susilawaty, A., Tasnim, T., Ramdany, R., Manurung,
E. I., ... & Maisyarah, M. (2021). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Yayasan Kita Menulis.

Pinem, M. (2016). Pengaruh Pendidikan dan status sosial ekonomi kepala


keluarga bagi Kesehatan lingkungan masyarakat. JPPUMA : Jurnal Ilmu
Pemerintahan Dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social
UMA), 4(1),97-106.X

Ryadi, S. 1971. Pengantar Kesehatan Lingkungan: Dimensi dan Tinjauan

Kamil, H., & Mayasari, P. (2020). Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Syiah


Kuala University Press.

Konseptual. Surabaya: Karya Anda.

Koentjaraningrat,1996, Pengantar Anthropologi

Kresno,sudarti,dkk,Pencarian Pertolongan Pengobatan Bagi Anak Balita


Dengan Diare Dijakarta Utara,

Notoatmodjo,2005,Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi,Jakarta,Rineka Cipta

Nurmala, I. (2020). Promosi Kesehatan. Airlangga University Press.

Nurmala, Ira; Rahman, Fauzie; Nugroho, adi; Erlyani, Neka; Laily, Nur; Yulia

12
Anhar, V. (2018). 9 786024 730406.

Maulana, H. D., & Sos, S. (2009). Promosi kesehatan. Egc.

Sajogyo. 1996. Memahami dan Menanggulangi Kemiskinan di Indonesia.


Jakarta: Grafindo
Notoatmodjo, S. 2007. Ilmu dan Seni Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

13

Anda mungkin juga menyukai