DISUSUN OLEH :
Dosen Pembimbing:
Ns. Dian Pitaloka,M.Kep
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat,Inayah,Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan,petunjuk maupun pendoman bagi pembaca dalam administrasi Pendidikan
dalam profei keguruan.
Makalah ini kita mengakui bahwa banyak kekurangan karena pengalaman yang kita
miliki sangat kurang.oleh karena itu kami berharap kepada dosen pembimbing Ibu
Ns. Dian Pitaloka,M.Kep untuk memberikan masukan – masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………….………1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..….…..2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..…..3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………...……………….4
BAB IV
PENUTUP……………………………………………………………………...11
4.1
Kesimpulan……………………………………………………………….................11
4.2 Saran…………………………………………………………………………...…….11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...
….12
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
kesehatan(terapi) adalah upaya kesehatan masyarakat,misalnya pembersihan
lingkungan,penyediaan air bersih,pengawasan makanan,perbaikan gizi,pengelolaan
sampah dan air limbah rumah tangga,pemeliharaan rumah tangga yang baik
sehingga setiap anggota keluarga mendapatkan kesehatan lingkungan yang baik
juga hidup bersih dan teratur.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Aspek Sosial yang Mempengaruhi Status Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan
Ada beberapa aspek social yang mempengaruhi status kesehatan antara lain adalah
1. Umur : Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit
berdasarkan golongan umur. Misalnya balita lebih rentan terkena penyakit infeksi,
sedangkan golongan usila lebih banyak menderita penyakit kronis seperti hipertensi,
penyakit jantung koroner, kanker, dan lainlain.
2. Jenis Kelamin : Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang berbeda
pula. Misalnya di kalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara,
sedangkan laki-laki banyak menderita kanker prostat. Karena perempuan dan laki-
laki memiliki hormon yang berbeda dan potensi memiliki suatu penyakit juga
berbeda.
3. Pekerjaan : Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya
sebaliknya buruh yang bekerja di industri, semisal dipabrik bahan kimia, maka
pekerka terebut juga lebih rentan terganggu kesehatannya terlebih mengenai organ
pernapasan oleh karena itu disetiap industri memiliki SOP nya masingmasing.
4. Sosial Ekonomi : Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit.
Misalnya penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat
yang berstatus ekonomi tinggi, dan sebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan di
kalangan masyarakat yang status ekonominya rendah.c Dari sini dapat kita simpulka
bahwa ekonomi dalam suatu keluarga sangat berdampak pada kesehatan.
Menurut H.Ray Elling (1970) ada 2 faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku
kesehatan
1. Self concept Self concept ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan
yangkita rasakan terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin
memperlihatkan diri kita kepada orang lain. Apabila orang lain melihat kita positif
dan menerima apa yang kita lakukan, kita akan meneruskan perilaku kita, begitu
pula sebaliknya.
2. Image kelompok Image seorang individu sangat dipengaruhi oleh image
kelompok.Sebagai contoh, anak seorang dokter akan terpapar oleh organisasi
7
kedokteran dan orang-orang dengan pendidikan tinggi, sedangkan anak buruh atau
petani tidak terpapar dengan lingkungan medis dan besar kemungkinan juga tidak
bercita-cita untuk menjadi dokter.
8
berhubungan dengan kesehatan dan tidak berdampak terlalu buruk bagi si pelaku
apabila dilakukan pada masa sebelum air air sungai tercemar dan kotor.pada masa
sekarang sungai sungai telah tercemar dan kotor,bahkan tidak baik digunakan untuk
mandi karena terlalu banyak virus dan bakteri yang terkandung dalam air sungai
tersebut. Berikut ini informasi perihal penyakit yang timbul akibat kondisi air yang
kurang higienis. Diantaranya:
1. Kolera. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang dan mengakibatkan
infeksi saluran usus.
2. Penyakit Hepatitis. Disebabkan virus yang menyerang hati.
3. Penyakit Trachome. Penyakit yang mengakibatkan kebutaan mata.
4. Penyakit malaria. Di sebabkan oleh nyamuk malaria yang ditumpangi oleh
protozoa parasit.
5. Penyakit diare. Penyakit yang mengakibatkan rangsangan untuk selalu buang
air besar. Penyakit ini sering terjadi karena air tanah yang tercemar akibat tidak
menggunakan
Kelima penyakit di atas disebabkan oleh bakteri, virus maupun kuman yang ada
pada air yang kotor. Sebenarnya masih banyak lagi penyakit yang dapat kami
sampaikan, tetapi hanya 5 jenis ini saja yang umum.
sering dilakukan,kebudayaan ini dianggap menjadi hal yang harus dilakukan kepada
bayi yang baru lahir.Memakaikan gerita pada bayi dilakukan untuk mencegah bayi
kembung dan terhindar dari penyakit perut atau penyakit yang berhubungan dengan
pencernaan,padahal ini sangat menyakitkan bayi, karena organ dalam tubuh malah
akan kekurangan ruangan. Jika bayi menggunakan gerita, maka ruangan untuk
pertumbuhan organ-organ seperti rongga dada dan perut serta organ lain akan
terhambat. Kalau mau tetap memakaikan gerita, boleh saja. Asal ikatan bagian atas
dilonggarkan, sehingga
2. Sikap fatalistis
Sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan.
Contoh : beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok tertentu (fanatik)
sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera
mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit.
3. Pengaruh nilai
Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.
Contoh masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daripada beras merah,
padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi pada beras merah
daripada beras putih.
4. Sikap ethnosentris
Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan
dengan kebudayaan pihak lain. Misal sikap seorang yang menggunakan vitsin pada
9
makanannya yang menganggap itu lebih benar daripada orang yang tidak
menggunakan vitsin padahal vitsin tidak bagi kesehatan.
5. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
Contoh : dalam upaya perbaikan gizi, di suatu daerah pedesaan tertentu menolak
untuk makan daun singkong, walaupun mereka tahu kandungan vitaminnya tinggi.
Setelah diselidiki ternyata masyarakat beraggapan daun singkong hanya pantas
untuk makanan kambing dan mereka menolaknya karena status mereka tidak dapat
disamakan dengan kambing.
6. Pengaruh norma
Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami
hambatan karena ada norma yang melarang hubungan antara dokter yang
memberikan pelayanan dengan bumil sebagai pengguna pelayanan.
7. Pengaruh
konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan Apabila seorang petugas
kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan masyarakat, maka yang
harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan
perubahan, menganalisis
factor-faktor yang terlibat/berpengaruh pada perubahan dan berusaha untuk
memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Aspek sosial berpengaruh terhadap status kesehatan dan perilaku kesehatan
Diantaranya umur, jenis kelamin, dan sosial ekonomi. Selain aspek sosial, aspek
budaya juga berpengaruh terhadap status kesehatan dan perilaku kesehatan. Aspek
budaya tersebut adalah pengaruh tradisi, sikap fatalistis, sikap ethnosentris,
pengaruh perasaan bangga pada statusnya, pengaruh norma, dan pengaruh
konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan. Kebudayaan merupak
identitas suatu daerah dengan keunikan dan keragamanya menjadi hal yang perlu
dijaga akan tetapi kebudayaan yang berkenbang dimasyarakat sering kali
bertentangan dengan kesehatan ,maka diperlukan pemecahan khusus untuk
mengatasi kesehatanya tanpa menghilangkan budaya tersebut.
4.2 Saran
Kebudayaan atau kultur yang berdampak negatif bagi tubuh memang sulit untuk
dihilangkan dan itu semua membutuhkan suatu proses yang panjang. Sebagai
seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat seharusnya kita menuntun mereka menuju
perubahan lebih baik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang empiris. Maka
dengan itu, dampak dari sosial budaya yang buruk dapat diminimalisir bahkan
dihilangkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Pakpahan, M., Siregar, D., Susilawaty, A., Tasnim, T., Ramdany, R., Manurung,
E. I., ... & Maisyarah, M. (2021). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Yayasan Kita Menulis.
Nurmala, Ira; Rahman, Fauzie; Nugroho, adi; Erlyani, Neka; Laily, Nur; Yulia
12
Anhar, V. (2018). 9 786024 730406.
13