DOSEN PENGAMPU :
Bu. Tien Aminah ,S.Kep.Ners, M.Kep
DISUSUN OLEH :
DEWI ISMAWATI (201161)
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
limpahan rahmat-nya, maka kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tepat
waktu.Berikut ini penulis susun sebuah makalah dengan judul Aspek legal dan etik
dalam keperawatan jiwa Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Etika dan Hukum Keperawatan.
Melalui kata pengantar ini kami terlebih dahulu meminta maaf bilamana isi
makalah ini kurang lengkap dan ada tulisan-tulisan yang kurang tepat.Oleh karena
itu kami meminta kritik dan saran kepada para pembaca. Dengan ini kami
mengucapkan terimakasih dan semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga
memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perawat merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga
dan masyarakat. Sebagai salah satu tenaga profesional, keperawatan
menjalankan dan melaksanakan kegiatan praktek keperawatan dengan
mengunakan ilmu pengetahuan dan teori keperawatan yang dapat
dipertanggung jawabkan. Dimana ciri sebagai profesi adalah mempunyai body
of knowledge yang dapat diuji kebenarannya serta ilmunya dapat
diimplementasikan kepada masyarakat langsung.
Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang dimaksud adalah bentuk
implementasi praktek keperawatan yang ditujukan kepada pasien/klien baik
kepada individu, keluarga dan masyarakat dengan tujuan upaya peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan guna mempertahankan dan memelihara
kesehatan serta menyembuhkan dari sakit, dengan kata lain upaya praktek
keperawatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi. Dalam
melakukan praktek keperawatan, perawat secara langsung berhubungan dan
berinteraksi kepada penerima jasa pelayanan, dan pada saat interaksi inilah
sering timbul beberapa hal yang tidak diinginkan baik disengaja maupun tidak
disengaja, kondisi demikian inilah sering menimbulkan konflik baik pada diri
pelaku dan penerima praktek keperawatan.
Etika merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika
berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan
kewajiban moral. Etika merupakan metode penyelidikan yang membantu orang
memahami moralitas perilaku manusia (yaitu ilmu yang mempelajari moralitas),
praktik atau keyakinan kelompok tertentu (misalnya, kedokteran, keperawatan,
dll), dan standar perilaku moral yang diharapkan dari kelompok tertentu sesuai
dalam kode etik profesi kelompok tersebut (Kozier, B : 2010).
Pelayanan kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan
dasar adanya profesi keperawatan. Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah
universal. Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan manusia- karena itu
tidak membedakan kebangsaan, warna kulit, politik, status sosial dan lain-
lain.Keperawatan adalah pelayanan vital terhadap manusia yang
menggunakan manusia juga, yaitu perawat. Pelayanan ini berdasarkan
kepercayaan bahwa perawat akan berbuat hal yang benar, hal yang
diperlukan, dan hal yang mnguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh
karena manusia dalam interaksi bertingkah laku berbeda-beda maka
diperlukan pedoman untuk mengarahkan bagaimana harus bertindak.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami konsep legal dan etik keperawatan
khususnya tentang aspek legal dan etik keperawatan jiwa.
2. Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui aspek legal dan etik dalam
keperawatan jiwa
2. Mahasiswa mampu memahami aspek legal dan etik dalam
keperawatan jiwa
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep dasar
1. Pengertian
Pengertian Etika keperawatan (nursing ethic) merupakan bentuk
ekspresi bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika
keperawatan di atur dalam kode etik keperawatan. Aspek Legal Etik
Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya
pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang
diatur dalam undang-undang keperawatan.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari
pelayanan kesehatan tidak saja membutuhkan kesabaran.
a. Otonomi
Otonomi adalah kebebasan untuk menentukan yang terbaik bagi
klien. Klien yang memiliki otonomi akan menghargai orang lain tanpa
adanya keterikatan atau mengharapkan keuntungan dari orang lain.
b. Benefisence
Benefisence merupakan wujud perbuatan baik atau
menguntungkankan orang lain
c. Nonmalefisience
Nonmalefisience adalah prinsip melakukan tindakan tanpa bahaya,
tidak menambah penderitaan, tidak membunuh dan tidak
mengurangi kebebasan orang lain.
d. Veracity
Perawat dituntut bicara jujur untuk menyampaikan hal yang
sebenarnya dan terkait dengan konsep bahwa seseorang harus
mengatakan secara meneyeluruh secara benar
e. Justice
Memperlakukan orang lain secara adil tanpa membedakan status
sosial, ras, agama dan sebagainya.
f. Fidelity
Mempertahankan komitmen atau janji.
3. Hak Dan Tanggung Jawab Perawat Jiwa
Perawat psikiatri mempunyai hak dan tanggung jawab membantu
tiga peran legal yaitu: perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan,
perawat sebagai pegawai, dan perawat sebagai warga negara. Perawat
mungkin akan mengalami konflik antara ketiga hak dan tanggung
jawabnya. Penilaian keperawatan profesional memerlukan pemeriksaan
yang teliti dalam konteks asuhan keperawatan, konsekuensi yang
mungkin terjadi akibat tindakan seseorang, dan alternatif tindakan yang
mungkin dilakukannya (Stuart & Sundeen, 1995).
Keterampilan utama yang harus dimiliki oleh perawat psikiatri dalam
praktiknya menurut Robert (2002) dalam Stuart & Laraia ( 2005), yaitu:
a. Mampu untuk mengenali pertimbangan etik dalam praktik psikiatri,
meliputi bekerja dengan pengetahuan mengenai konsep etik
sebagai dasar aplikasi dalam memberikan pelayanan pada penyakit
mental
b. Mampu menyadari mengenai nilai-nilai diri sendiri, kekuatan, dan
penyimpangan-penyimpangan sebagaimana aplikasi dalam merawat
pasien, meliputi kemampuan untuk mengenal rasa ketidaknyamanan
dirinya sendiri sebagai satu indikator dari potensial masalah etik.
c. Mampu untuk mengidentifikasi keterbatasan keterampilan dan
kompetensi klinik yang dimilikinya
d. Mampu untuk mengantisipasi secara spesifik adanya dilema etik
dalam perawatan
e. Mampu untuk mengkaji sumber-sumber etik di klinik, untuk
memperoleh konsultasi etik, dan untuk mengkaji supervisi
berkelanjutan untuk kasus sulit
f. Mampu untuk mengenal perlindungan tambahan dalam perawatan
klinik pasien dan memonitor keefektifannya.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Stuart & Laraia (2005) bahwa langkah-
langkah dalam penyelesaian dilema etik dan pengambilan keputusan etik,
dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Langkah pertama dapatkan informasi yang menjadi latar belakang
terjadinya masalah untuk memperoleh kejelasan gambaran masalah
b. Langkah selanjutnya adalah identifikasi komponen dari etik atau asal
dari dilema, seperti kebebasan berlawanan dengan paksaan atau
tindakan perawatan berlawanan dengan penerimaan hak untuk
menolak tindakan
c. Langkah ketiga adalah klarifikasi mengenai hak dan tanggung jawab
terkait dengan semua agen etik atau yang meliputi pengambilan
keputusan
d. Semua pilihan yang mungkin harus diekplorasi dengan kejelasan
mengenai tanggung jawabnya pada setiap orang, dengan tujuan dan
kemungkinan yang timbul dari setiap pilihan yang ada
e. Perawat kemudian terlibat dalam aplikasi prinsip, dengan berdasar
dari falsafah keperawatan, pengetahuan keilmuan, dan teori etik.
Ada empat pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu:
1) Utilitarianism, yang berfokus pada konsep tindakan
2) Egoism merupakan posisi yang mana individu mencari solusi
yang terbaik secara personal
3) Formalism, pertimbangan dari asal tindakan itu sendiri dan
prinsip yang ada
4) Fairness merupakan dasar dari konsep keadilan, dan manfaat
terkait dengan keuntungan sesuai dengan norma yang menjadi
dasar masyarakat dalam pengambilan keputusan
f. Langkah terakhir, yaitu resolusi dalam tindakan. Berhubungan
dengan konteks harapan sosial dan kebutuhan legal, keputusan
perawat dengan tujuan dan metode yang diimplementasikan.
4. Aspek Legal Untuk Kesehatan Mental Psikiatri
Aspek legal untuk kesehatan mental psikiatri menurut Townsend
(2005), meliputi: confidentiality and right to privacy (kerahasiaan dan hak
atas privacy), informed consent, restrain and seclusion. Menurut Hamid
(2005) prinsip etik dalam kesehatan jiwa terkait dengan hak klien, adalah:
a. Self determination; menolak tritmen, mencari saran/pendapat,
memilih bentuk tritmen lain
b. Informed concent
c. Least restrictive environment/pengekangan seminimal mungkin
d. Tidak bersalah karena gangguan jiwa
e. Hukum dan sistem perlindungan klien gangguan jiwa
f. Keputusan berorientasi pada peningkatan kualitas kehidupan klien
Menurut hukum, semua orang mempunyai hak untuk memutuskan
mau menerima atau menolak terhadap tindakan (Guido, 1997 dalam
Townsend, 2005). Sebagai seorang pemberi pelayanan keperawatan
dapat dibebani dengan adanga sergapan dan serangan untuk
menyediakan tindakan yang menopang kehidupan bagi klien yang tidak
menyetujui dengan tindakan tersebut. Doktrin secara rasional tersebut
dikatakan sebagai informed concent yang merupakan suatu pemeliharaan
dan perlindungan dari otonomi individual dalam penentuan apa yang
harus dan apa yang tidak harus terjadi terhadap tubuh seseorang (Guido,
1997 dalam Townsend, 2005).
BAB III
PEMBAHASAN
1. Ektremitas tubuh
2. Batasan ruang gerak ( kamar isolasi)
3. Batasan dalam aktivitas sehari-hari, misal acara TV, waktu merokok,
komunikasi
4. Aktivitas yang bermakna, misalnya: akses untuk ikut rekreasi
5. Pilihan perawatan
6. Kontrol sumber keuangan
7. Ekspresi verbal dan emosional
F. Metode Dalam Pengambilan Keputusan Etis
1. Menunjukan maksud baik.
2. Mengidentifikasi semua orang penting.
3. Mengumpulkan informasi yg relevan.
4. Mengidentifikasi prinsip etis yang penting
5. Mengusulkan tindakan alternatif.
6. Melakukan tindakan
HAK-HAK
PASIEN
Perawat sebagai pegawai Perawat sebagai
pemberi pelayanan
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Aspek etik dan legal ini digunakan dengan memperhatikan dan
menghormati hak-hak dan kewajiban individu/ klien sebagai bagian dari
sistem baik keluarga, kelompok maupun komunitas dalam menjawab
permasalahan dan dilema etik yang muncul dalam terapi komunitas.
2. Dalam upaya penanganan masalah kesehatan jiwa salah satu terapi
spesialis yang dapat diberikan pada klien dengan gangguan jiwa
B. Saran
Dengan berpedoman pada aturan perundang-undangan dan standar
keperawatan serta etik, diharapkan pelaksanaan terapi komunitas mampu
memfasilitasi klien dan komunitas mencapai tingkat kesehatan jiwa secara
optimal. Dengan demikian terapi komunitas yang diberikan dapat dilandasi
oleh aspek etik dan legal yang menghormati hak-hak individu dan keluarga
sebagai penerima asuhan kperawatan dalam ikut berpartisipasi dan
menentukan asuhan keperawatan yang komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Ellis, J.R. (1998). Nursing in today’s world: challenges, issues, and trend. (6th ed).
Philadelphia: Lippincott
Shives, L.R. (1998). Basic concept psychiatric – mental health nursing. (4th ed).
Philadelphia: Lippincolt.
————— (2012). Basic concept psychiatric – mental health nursing. (8th ed).
Philadelphia: Lippincolt.
Staunton, P. & Whyburn, B. (2000). Nursing and the law. (4th ed). Philadelphia:
Harcourt
Stuart, G.W. (2012). Principles and practice of psychiatric nursing. (7th edition).
St.Louis : Mosby
Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2001). Principles and practice of psychiatric nursing. (7th
edition). St.Louis : Mosby
Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. (1995). Buku saku keperawatan jiwa: pocket guide to
psychiatric nursing. alih bahasa: Achir Yani S.Hamid.(ed.3). Jakarta: EGC
Townsend, M.C. (2005). Essentials of psychiatric mental health nursing. (3rd ed.)
Philadelphia: F.A.Davis Company
http://fauzistks.blogspot.com/2011/08/teori-perilaku-dan-kognitif.html
TEORI PERILAKU DAN KOGNITIF