Anda di halaman 1dari 30

MANAGEMENT

PATIENT
SAFETY
MUSTRIWI, M.Kep
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
RUANG LINGKUP
Identifikasi pasien

Peningkatan komunikasi efektif

Peningkatan keamanan obat-obatan

Pembedahan yang benar, tepat lokasi,


prosedur dan pasien

Pengurangan risiko infeksi

Pengurangan risiko cidera pasien jatuh


SKP 1.
Identifikasi Pasien
Merupakan prosedur konfirmasi identitas pasien untuk ketepatan Identifikasi
Pasien agar tidak terjadi kesalahan dan agar sesuai dengan identitas yang ada
di dalam rekam medik

Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya error/kesalahan dalam


mengidentifikasi pasien:
 Pasien yang dalam keadaan terbius/tersedasi,
 Mengalami disoreintasi atau tidak sadar sepenuhnya, koma
 Bertukar tempat tidur, pindah kamar, maupun lokasi di dalam rumah sakit,
 Terjadi disfungsi sensoris, lupa identitas diri,atau situasi lain
TUJUAN IDENTIFIKASI PASIEN???
Memastikan ketepatan yang Siapa yang melakukan
akan menerima identifikasi??
 Medis, perawat, farmasi,
layanan/tindakan bidan, dan tenaga
kesehatan lainnya,
 Staf di ruang rawat
inap / jalan,
Menyelaraskan layanan atau  Staf administrasi, dan
staf pendukung yang
tindakan yang dibutuhkan bekerja di rumah sakit
pasien
PROSES IDENTIFIKASI
Proses identifikasi di RS mengharuskan paling sedikit 2 (dua) dari
4 (empat) bentuk identifikasi:
 Nama pasien
 Tanggal lahir
 Nomor RM
 Nomor induk kependudukan (NIK) atau bentuk lain 
barcode/QR code
No kamar p tidak bisa digunakan untuk identifikasi pasien

Identifikasi dilakukan secara verbal (kontak pertama) dan visual


Identifikasi verbal
dilakukan pertama
kontak p, dengan cara Identifikasi visual
menanyakan nama dan dilakukan kontak ke 2
tanggal lahir, dan seterusnya. Cara:
pertanyaan terbuka, mencocokkan nama dan
bukan kalimat tertutup taggal lahir pada form
pemeriksaan dengan
gelang pasien
DIMANA IDENTIFIKASI P
DILAKUKAN?
Rawat jalan

Rawat inap
Semua area
Unit gadar
layanan RS
Kamar operasi

Unit layanan diagnostic, dll


KAPAN IDENTIFIKASI PASIEN
DILAKUKAN???

04

03 Sebelum pemberian diit

Sebelum pemberian radioterapi, menerima cairan


02 intravena, HD, pengambilan darah atau specimen
lainnya
01 Sebelum pemberioan obat, produk
darah, pengambilan specimen

Sebelum dilakukan prosedur


diagnostic dan terapeutik
Prosedur Identifikasi
Pembedahan
Petugas di kamar operasi harus mengkonfirmasi
identitas pasien

Prosedur Identifikasi pada bayi baru lahir


atau Neonatus
 Untuk bayi baru lahir yang masih belum diberi
nama, maka data di gelang identifikasi pasien
berisikan nama ibu, tanggal lahir bayi dan nomor
rekam medik bayi  dipasang oleh bidan
 Untuk bayi yang lahir kembar, identitas di gelang
diberi huruf A,B. Jika ada yg lahir pada hari yang
sama dengan nama ibunya sama dengan yang lahir
kembar diberi identitas dengan huruf A 1 dan A 2
baru yang lahir berikutnya B1 dan B2
SKP. 2
MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG
EFEKTIF
Komunikasi dianggap
efektif bila: tepat waktu, Tujuan :
akurat, lengkap, tidak Mengurangi kesalahan-
mendua (ambiguous) dan kesalahan dan
diterima oleh penerima meningkatkan
informasi keselamatan pasien
 Komunikasi dapat berbentuk verbal, elektronik, atau
tertulis.
 Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan:
1. Perintah lisan atau perintah melalui telepon
2. Komunikasi verbal, saat menyampaikan hasil
pemeriksaan kritis yang harus disampaikan lewat
telepon.
 Pengucapan juga dapat menyulitkan penerima
perintah untuk memahami perintah yang diberikan.
 Misal nama2 obat yang rupa dan ucapannya mirip
(look a like, sound alike/lasa: alloPURINol –
haloperidol, AMINOfusin – COMAfusin,
phenobarbital – phentobarbital - dieja
 Hasil kritis: hasil yang berada diluar
rentang angka normal secara mencolok: lab,
radiologi, EKG, TTV

 Demi keamanan komunikasi verbal atau


melalui telepon:
• Prosedur menerima perintah lisan atau
telephonepenulisan secara lengkap
permintaan pemeriksaan atau hasil
pemeriksaan oleh penerima informasi,
penerima membaca kembali permintaan atau
hasil pemeriksaan, dan pengirim memberi
konfirmasi atas yg ditulis secara akurat.
 Bentuk komunikasi efektif:
a. Pelaporan hasil kritis (hasil yang berada
diluar rentang angka normal secara
mencolok): lab, radiologi, EKG, TTV
b. Hindari penggunaan singkatan2 yg tidak
ditetapkan oleh RS. Singkatan yg tidak
baku bias menimbulkan kesalahan
komunikasi yg berakibat fatal
c. Komunikasi antar PPA tercermin di RM p pd
form CPPT (Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi) foto form
d.Hand over (serah terima asuhan pasien). Serah
terima terjadi:
1. Antar PPA (Profesional Pemberi Asuhan):
• Staf medis & staf medis, staf medis & staf kep
atau staf klinis lainnya, atau antara PPA & PPA
lainnya pd saat pertukaran shift
• Antar berbagai tingkat layanan di dlm RS :
perpindahan p dari unit intensif ke unit perawatan,
dari unit darurat ke kamar operasi
• Dari unit ranap ke unit layanan diagnostic/tindakan
(radiologi, fisioterapi)
• Gg komunikasi bs terjadi saat hand over yg
berakibat adverse event (kejadian yg tdk
diharapkan)
SKP 3.
MENINGKATNYA KEAMANAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATIONS)
45%
• Setiap obat jika salah penggunaannya dapat
membahayakan p, bahkan bahanya dapat menyebabkan
kematian atau kecacatan.
• Terutama obat2 yang perlu diwaspadai.
• Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yg mengandung
risiko yg meningkat bila salah dalam penggunaannya dan
menimbulkan kerugian besar pd p
Obat yang perlu diwaspadai ???
Obat risiko tinggi - obat yg bila terjadi kesalahan dapat menimbulkan kematian
atau kecacatan: heparin, insulin, kemoterapeutik

IObat yang nama, kemasan, label, penggunaan klinis tampak/ kelihatan sama
(look alike), bunyi ucapan sama (sound a like) : Xanax & Zantac; hydralazine
& hydroxyzine atau disebut jg obat rupa ucapan mirip (NORUM)
01

Elektrolit konsentrat : Potasium fospat dg konsentrasi sama atau lebih


besar dari 3 mmol/ml dan NaCl dg konsentrasi lebih dari 0,9% dan
02

MgSo4 dg konsentrasi 50% atau lebih


03

Elektrolit dg konsetrasi tertentu: potassium klorida dg konsentrasi


1 mEq/ml atau lebih dan Mg SO4 20%, 40% atau lebih
04
Penyebab medication error
Pengetahuan ttg
nama obat yg Ada produk baru Kemasan dan
tidak memadai label sama

Indikasi klinis sama,


bentuk, dosis, dan Terjadi salah
aturan pakai sama pengertian waktu
memberikan
perintah
Pemberian Obat - 6 B
Benar orang
Benar jenis Benar dosis

Benar rute/ cara


Benar
Benar waktu dokumentasi
SKP 4.
TERLAKSANANYA TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, TEPAT
PASIEN YG MENJALANI TIND & PROSEDUR
45%
 Salah lokasi, salah prosedur, salah p yg menjalani tindakan &
prosedur terjadi akibat:
a. Komunikasi yg tidak efektif & tidak adequate antar anggota tim
b. Tidak ada keterlibatan p untuk memastikan ketepatan lokasi
operasi & tidak ada prosedur untuk verifikasi
c. Asesmen p tidak lengkap
d. Catatan rekam medis tidak lengkap
e. Budaya yg tdk mendukung komunikasi terbuka antar tim
f. Masalah yg terkait dg tulisan yg tdk terbaca, tdk jelas, & tdk
lengkap
g. Penggunaan singkatan yg tidak terstandarisasi & dilarang
 Penandaan lokasi operasi/ tindakan invasif (site marking) harus
seragam di RS
• Pemberian site marking melibatkan pasien dengan tanda yg tepat 45%
• Site marking dilakukan pd semua kasus: sisi lateral, daerah struktur
multiple, jari tangan, jari kaki, atau tulang belakang.

 Pelaksanaan Time Out


Kegiatan yg dilakukan ditempat akan dilakukan operasi sebelum
dimulainya insisi kulit dengan semua anggota tim hadir dan memberi
kesempatan menyelesaikan pertanyaan yg belum terjawab
SKP 5. DIKURANGINYA RISIKO INFEKSI
TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN

Secara umum infeksi terkait


pelayanan kesehatan terjadi di
semua unit layanan kesehatan: Upaya terpenting
ISK disebabkan oleh kateter, menghilangkan masalah infeksi
infeksi pembuluh/ aliran darah dan lainnya adalah dengan
terkait pemasangan infus baik menjaga kebersihan tangan
perifer maupun sentral dan melalui mencuci tangan.
infeksi paru-paru terkait
pemasangan ventilator
KAPAN MENCUCI TANGAN???

Setelah terkena Setelah kontak


5 Moment Cuci cairan tubuh dengan pasien.
Tangan

• Sebelum kontak
dengan pasien Setelah kontak
• Sebelum melakukan dengan lingkungan
tindakan aseptic pasien
6 Langkah cuci tangan
3. Gosok sela-sela jari
tangan hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari
secara bergantian 5. Gosok dan putar
dengan posisi saling kedua ibu jari secara
1. Tuang
mengunci bergantian
cairan handrub pada
telapak tangan
kemudian usap dan
gosok kedua telapak
tangan secara lembut
dengan arah memutar

2. Usap dan gosok


juga kedua punggung 6. Letakkan ujung jari
tangan secara ke telapak tangan
bergantian kemudian gosok
perlahan
SKP 6. PENGURANGAN RISIKO CIDERA PASIEN
JATUH
Faktor yg meningkatkan
Banyak cedera risiko jatuh:
yang terjadi di 1. Kondisi p
unit rawat inap 2. Gg fungsional p
dan rawat jalan (keseimbangan,
akibat pasien penglihatan, perub
jatuh status kognitif
3. Lokasi/situasi ling RS
4. Riwayat jatuh p
5. Konsumsi obat tertentu
6. Konsumsi alkohol
Risiko jatuh
terutama
Setiap p dilakukan
terjadi pd p skrinning/asesmen awal
yg dirawat: dengan Asesmen Risiko
- IGD Jatuh. Hasil assessment
dikategorikan:
- Ralan 1. Risiko Rendah
- Ranap 2. Risiko Sedang
3. Risiko Tinggi
Place Your Picture Here And Send To Back

Pengukuran Pencegahan risiko jatuh secara umum:

Risiko Jatuh 1. Posisikan tempat tidur serendah mungkin, roda


terkunci, kedua sisi pegangan tempat tidur
tepasang dengan baik
2. Ruangan rapi
3. Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan
(hp, tombol panggilan, air minum, kacamata)
4. Pencahayaan yang adekuat (disesuaikan
dengan kebutuhan pasien)
5. Alat Lakukan orientasi karnar inap kepada pasien
bantu berada dalam jangkauan (tongkat, alat
penopang)
Dewasa/Ranap - Skala 6. Optimalisasi penggunaan kacamata dan alat
Morse bantu dengar (pastikan bersih dan berfungsi)
7. Pantau efek obat-obatan
Anak-anak -- Humty 8. Anjuran ke kamar mandi secara rutin
Dumpty 9. Sediakan dukungan emosional dan psikologis
Ralan -- Get Up and Go 10.Beri edukasi mengenai pencegahan jatuh pada
pasien dan klg
Intervensi Risiko Sedang

1. Lakukan semua pedoman pencegahan jatuh risiko ringan


2. Pasang pin/ kancing warna kuning sbg tanda risiko jatuh
pd gelang p
3. Pasang tanda segitiga risiko jatuh di TT pasien
4. Review kembali obat2 yg berisiko
5. Beritahu p agar mobilisasi secara bertahap
6. Anjurkan p agar segera memencet bel jika membutuhkan
perawat
Monitor kebutuhan p secara berkala
Lakukan observasi setiap 8 jam
Intervensi Resiko Jatuh Tinggi

Lakukan semua Pindahkan kamar p lebih


pedoman pencegahan dekat dengan nurse station
jatuh risiko rendah & Monitor kebutuhan p
sedang secara berkala (2-3 jam:
BAK)

Lakukan Jika p menunjukkan


observasi adanya gg kognitif,
setiap 4 jam, gunakan tali
dokumentasik pengaman/hand rel,
an setiap lakukan pemeriksaan
perub pd RM neurologi dan TTV.
Place Your Picture Here

Place Your Picture Here


Place Your Picture Here

Place Your Picture Here

Anda mungkin juga menyukai