Anda di halaman 1dari 2

Rangkuman Jurnal Kelompok 1 Komputer 2D Keperawatan

Nama : Andini Nanda Putri


Annisa Cahya Riska Ramadhana
Dewi Ismawati
Imam Santoso
Septian Priya Agung

1. TRAVEL VACCINE
Latar belakang : Vaksin merupakan sediaan biologis yang menimbulkan suatu
kekebalan terhadap penyakit, didalamnya terkandung sejumlah kecil bahan yang menyerupai
organisme patogen yang mampu menginduksi sistem imun.Vaksinasi merupakan tindakan
pemberian suatu vaksin.1 Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
42 tahun 2013 tentang penyelenggaran imunisasi, imunisasi didefinisikan sebagai suatu
upaya, untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny,
2020): 661-670 Jurnal Human Care 662 dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau
mengalami sakit ringan.
Hasil : Vaksin dibuat berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode
antigen yang patogen dan masih dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir pada binatang
percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral
dan selular yang cukup kuat sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini sedang
dilakukan.
Kesimpulan : Salah satu resiko kesehatan yang penting terkait perjalanan adalah
resiko penularan penyakit dan penyebaran wabah yang dapat terjadi dengan sangat cepat ke
seluruh dunia. Travel Vaccine atau vaksin wisatawan merupakan imunisasi khusus yang
diberikan kepada para wisatawan sebelum mereka berpergian. Vaksinasi diyakini merupakan
perlindungan primer utama dalam mencegah infeksi penyakit dan merupakan salah satu
bentuk intervensi yang paling cost-effective untuk mencegah penularan penyakit infeksi
selama perjalanan. Vaksin akan bekerja dua minggu setelah disuntik, jadi, waktu yang paling
aman untuk melakukan suntik Travel Vaccine adalah satu bulan sebelum melakukan travel.
2. TINJAUAN TERKAIT PENGEMBANGAN VAKSIN COVID – 19
Latar belakang : The emergency committee telah menyatakan bahwa penyebaran
COVID-19 dapat dihentikan jika dilakukan proteksi, deteksi dini, isolasi, dan perawatan yang
cepat agar tercipta implementasi sistem yang kuat untuk menghentikan penyebaran COVUD-
19.1 Mengingat hal ini, sebagai upaya proteksi terhadap COVID-19, berbagai negara dari
seluruh dunia telah berkomitmen bersama dengan melibatkan pemerintah, perusahaan
bioteknologi, ilmuwan, dan akademisi untuk dapat menciptakan vaksin Covid-19. Sejauh ini
telah banyak kandidat vaksin yang diluncurkan untuk melawan virus SARS-CoV-2,
penyebab Covid-19.
Hasil : Pada review jurnal yang membahas mengenai pengembangan terkini terkait
vaksin untuk covid-19 maka terdapat 4 jurnal yang mencakup keseluruhan varibel dalam
penelitian ini. Variable pada penelitian ini meliputi: spike s protein, animal model, uji klinis
manusia pada vaksin covid-19, masalah keamanan, Vaksin DNA, vaksin mRNA, vaksin mati
dan dilemahkan, subunit vaksin, vaksin vector hidup dan vaksin peptide sintesis.
Kesimpulan : Sejauh ini mRNA vaksin adalah jenis vaksin yang paling banyak
digunakan dalam program pengembangan vaksin Covid-19. Moderna Inc adalah perusahaan
bioteknologi yang berbasis di Cambridge, Massachusetts yang merupakan salah satu
perusahaan bioteknologi yang juga berfokus pada mRNA dari virus SARAS CoV-2. Moderna
Inc telah mengembangkan vaksin mRNA untuk Covid19 yang disebut mRNA-1273. Hingga
saat ini kandidat vaksin dari Moderna Inc adalah kandidat vaksin yang pertama mencapai
tahapan uji klinis dibandingkan program vaksin lainnya

3. Vaksin Kombinasi Newcastle Disease dengan Avian Influenza Memicu Imunitas


Protektif pada Ayam Petelur terhadap Penyakit Tetelo dan Flu Burung
Latar belakang : Di Indonesia penyakit tetelo atau Newcastle Disease (ND) dan
penyakit flu burung atau Avian Influenza (AI) telah lama dikenal. Kedua penyakit tersebut
dikelom-pokkan dalam kelompok penyakit menular strategis. Penyakit AI bahkan
dikelompokkan dalam kelompok penyakit menular strategis prioritas karena bersifat zoonosis
berbahaya (Kementan, 2013). Penyakit AI dapat membu-nuh penderitanya baik itu hewan
maupun manusia yang terinfeksi. Sumber utama penu-lar ND maupun AI adalah unggas, oleh
karena-nya vaksinasi merupakan langkah utama dalam melakukan tindakan pencegahan
tehadap ND maupun AI. Angka kematian dan derajat keparahan penyakit ND maupun AI
sangat bervariasi, mulai dari penyakit yang asimp-tomatik (tanpa gejala klinis) maupun
penyakit yang bersifat fatal (Swayne dan Suarez, 2000).
Hasil : Penghitungan nilai titer antibodi ND dan AI ayam petelur pascavaksinasi
dengan vaksin ND-AI pada kondisi lapang diuji dengan sidik ragam dan apabila berbeda
nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Analisis ini dibantu dengan perangkat
SPSS versi 2.2.
Kesimpulan : Hasil analisis titer antibodi ayam petelur pascavaksinasi ND-AI pada
kondisi lapang, dapat disimpulkan bahwa secara serologi vaksin GA. Yuniati Kencana, et al
Jurnal Veteriner 263 yang digunakan telah mampu memicu pembentukan respons imun
protektif (titer antibodi berada di atas ambang protektif) yang ditandai dengan terjadinya
peningkatan titer antibodi ND maupun AI setiap minggu. Penelitian ini juga menyimpulkan
bahwa waktu pengambilan serum sangat berpengaruh terhadap tingginya titer antibodi yang
terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai