Anda di halaman 1dari 12

SEKENARIO PENATALAKSANAAN BENCANA GEMPA BUMI

Dosen Pembimbing: Bapak Ns. Bayu Budi L, M.Kep

Oleh:
Kelas 3D Keperawatan

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

ITSK RS dr. SOEPRAOEN MALANG

2022
PEMBAGIAN PERAN

TIM KESEHATAN STAKEHOLDER KORBAN+MASYARAKA PENYULUH EDITOR


T
TIM TRIAGE MERAH, Kades: Dea 1.Aji 1. Hilta 1.Ferdya
KUNING,HIJAU,PUTIH Camat:Ayudya 2.Revandika 2. Dwi 2.Arif Surya
(TM,TH,TP) Kep.BPDP: 3.M. Tio Satrio
1.Imam Santoso Andini 4.Septian 3. Sylvi
2.Eko Satrio Bupati: 5.Aldise 4. Ameida
3.Choirul Anwar Ammeida 5. Ayu Nur
4.Adi Setiawan DINKES: Imam S 6. ayudya
5.Didi Wahyudin 7. Annisa
6.Diyang
TIM EVAKUASI (TE) Sutradara 6.Alfisyah PJ MAKE UP PJ ALAT
7.Buyung 1.Ayu Nur 7.Jeva 1.Annisa C 1.Alga C
8.Kafa Putra 2.Lailatul 8.Fitri K 2.Andini 2.Sylvi
9.Ahmad Aulia 9.Intan 3.Dhea
10.Mahardika 10.Dewi Isma 4.Ayudya
11.Yuda 5.Ammeida
12.Aulia
TIM RS LAP (TRS) 11.Ajeng
13.Galih 12.Faisal
14.Seli 13.Tiara
15.Dewi Hidayati 14.Belavira
16.Fernanda 15.Fitria Renni
17.Miftakhul
18.Ivana
MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI

Sinopsis Pada tanggal 13 Januari 2021 mahasiswa ITSK RS dr. Soepraoen Malang mengunjungi suatu
desa Sukomaju untuk memberikan penyuluhan atau informasi tentang mitigasi bencana gempa bumi
dan tsunami. Dimana tujuannya agar masyarakat mengetahui bagamimana tanda-tanda akan terjadinya
gempa dan cara penanganannya ketika terjadi gempa sampai berpotensi tsunami. Kegiatan dilakukan di
Aula Balai Desa yang sudah disediakan oleh kepala Desa dan masyarakat desa pun sudah berkumpul
untuk menerima  penyuluhan tersebut. Acara dibuka atau dimulai oleh moderator dari mahasiswa.

Bintang : Assalamualaikum ibu-ibu, bapak-bapak selamat pagi semuanya.

Masyarakat : Waalaikumsalam, selamat pagi.

Bintang : Alhamdulillah kita bisa bertemu dan berkumpul di ruangan yang sederhana ini, kami dari ITSK
RS dr. Soepraoen Malang akan memberikan/menyampaikan informasi tentang mitigasi bencana gempa
dan tsunami dimana dengan kata lain upaya bagaimana untuk menghindari atau menangani ketika ada
gempa dan  berpotensi tsunami. Sebelum memulai acara hari ini marilah kita mengucapkan basmallah
bersama-sama. Baik sebelumnya saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Bintang,
dan teman-teman saya ada Meiga Murti sebagai penyampai materi, ada rabella, revi, yusuf, sidik, devi
yang nanti akan memperagakan ketika terjadinya gempa. Waktunya sekitar 45 menit apa ibu dan bapak
setuju.

Masyarakat : Iya setuju.

Bintang : Baik ya bu, kita langsung saja menyimak materi yang akan disampaikan oleh rekan saya Meiga
Murti, kepada Meiga dipersilahkan.

Meiga : Assalamualaikum Ibu Bapak

Masyarakat : Waalaikumsalam

Meiga : Baik disini saya akan menyampaikan beberapa informasi tentang  bagaimana mitigasi bencana
gempa bumi dan tsunami. (Meiga pun menyampaikan materi tentang mitigasi bencana gempa bumi
dan tsunami )

Setelah penyampaian materi disediakan waktu untuk tanya jawab, yang dipandu oleh moderator.
Bintang : Bagaimana bapak ibu informasinya sangat menarik bukan ? Baik disini saya akan membuka sesi
tanya jawab, mungkin dari  bapak ibu ada yang ingin ditanyakan ? silahkan mengacungkan tangan .

Pak Satim : Baik terimakasih sebelumnya, saya ingin bertanya ke mbak meiga. Kenapa Indonesia itu
rawan sekali akan gempa ?

Bintang : Baik, pertanyaan yang bagus Pak Satim, kita tampung dulu ya. Ada lagi yang ingin bertanya?

Ibu Eneng : Mbak ibu mau nanya, kalau tsunami itu disebabkan oleh apa yah ?

Aurelius : Saya mau nanya juga, kalau kita terjebak dibangunan yang tinggi kita harus ngapain ya?

Bintang : Baik Bapak ibu sesi tanya jawabnya sudah ya, baik ada 3  pertanyaan yah. Langsung di jawab
oleh rekan saya.
Meiga : Baik yang pertama pertanyaan dari bapak Satim yah,

1. Penyebab gempa bumi salah satunya memang disebabkan oleh wilayah Indonesia yang terletak di
cincin api, akan tetapi masih ada penyebab lainnya, yaitu menjadi salah satu wilayah yang dikelilingin
oleh lempengan-lempengan  bumi.

2. Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air,
seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90%
tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan
oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.

3.  Nah untuk yang paling utama yang harus dilakukan adalah  jangan panik. Kita dapat bersembunyi di
bawah meja dan  berpegangan, dan berdiri di sudut sudut ruangan sambil lindungi kepala tujuan agar
kita tidak langsung terkena  bangunan yang runtuh.

Bintang : Nah bagaimana bapak ibu sudah dapat dipahami semuanya kan ?

Masyarakat : Siap sudah

Bintang : Nah untuk yang selanjutnya kita langsung saksikan saja ya simulasi tentang bagaimana kita
ketika dalam kondisi gempa. Simulasi mitigasi bencana gempa dan tsunami dimulai.

Ada suatu keluarga siaga yang selalu waspada terhadap akan bencana, suatu ketika anak-anak bapak
gempa sedang berada di kamar. Sedangkan bapak gempa sedang di ruang tamu menonton tv dengan
kakek tua dan ibu yang sedang memasak di dapur. Keluarga siaga ini sudah menyiapkan persiapan
apabila suatu hari bisa terjadinya gempa. seperti menyimpan file penting seperti ijazah, surat tanah,
surat nikah bahkan alat-alat yang diperlukan apabila suatu hari tiba-tiba terjadi gempa, kebakaran,
tsunami dan lainnya sudah tersedia di dalam tas siaga tersebut. Di ruang TV

Bapak Gempa : (Bapak gempa sedang memegang hape dan menyimpan nomor telepon penting
instansi-instansi terkait kebencanaan seperti BMG, PMI, SAR)

Kakek : Kamu itu lagi nyimpen nomor siapa? Selingkuhan yah.

Bapak Gempa : Tidak pak, ini nomor penting, soalnya sekarang lagi rawan gempa dan lainnya. Dan
pentingnya juga kita mengumpulkan informasi mengenai  potensi bencana alam yang mungkin terjadi di
lingkungan tempat tinggal kita serta informasi kesiapsiagaan bencana. Serta informasi tentang
kesiapsiagaan bencana. Tentukan jalur evakuasi  pada keluarga atau titik kumpul yang sudah disepakati.
Kakek : Oh iya kakek pernah nonton di tv itu.

Tiba-Tiba terjadilah goyangan yang sepertinya itu adalah gempa. Tiba-tiba ibu yang sedang memasak di
dapur berteriak gempa-gempa.

Ibu Gempa : Gempa .. Gempa ... bapak gempa pak.

Ibu pun langsung berlari ke kamar untuk mengambil tas siaga yang didalamnya sudah terdapat file-file
penting. Lalu memasukkan Obat-obat penting yang diperlukan. Bapak yang mendengar itu langsung
membawa kakek ketempat pintu keluar.

Bapak : Ibu jangan panik ya, bapak akan membawa kakek dekat pintu keluar terlebih dahulu.
Anak-Gempa 1 : Ibu-ibu tolong kita goyang-ghoyang, kakak hayo kita berlindung di bawh meja. Kata
bapak kan gitu kak. Kakak jangan panik kakak jangan panik.

Anak Gempa 2 : Iya kamu benar dek, hayo kita ke bawah meja. Pegangan dek pegangan, nanti kalau
udah selesai gempanya kita  baru keluar ke tempat kumpul yang bapak bilang.

Ibu : Anak-anak jangan keluar dari kamar terlebih dahulu ya, gempanya masih terasa. Ibu pun menuju ke
arah bapak sambil membawa tas siaga.

Kakek : Gimana ini, kakek takut.

Ibu : Kakek tenang ya, insyaallah kita selamat.

Tiba tiba gempa mulai berhenti. Bapak pun membawa keluar kakek dan istrinya berlari ke kamar anak-
anak.

Anak Gempa 1 : Ibu kita takut, ibu hayu keluar gempanya sudah berhenti. Ibu awas jangan dekat jendela
kata ayah kalau sedang gempa. Ibu : Iya nak ibu masih ingat. Hayu kita keluar, tiba-tiba gempa terjadi
kembali.

Anak Gempa 2 : Ibu gempa lagi, (sambil merengek)

Ibu : Iya nak ayo keluar, lindungi kepalamu nak ya. Kita ketempat kumpul.

Anak Gempa1&2 : Iya Bu.

Bapak : Ibu sini jangan berlindung di dekat pohon dan tiang listrik takut tumbang.

Ibu : Iya pak, sepertinya gempanya berpotensi tsunami. Bagaimana pak sudah menghubungi pihak
terkait dengan gempa.

Bapak : Sudah bu, masyarakat lain sudah mengungsi. Yang penting satu  bu JANGAN PANIK. Mari kita ke
sana tempat yang lebih aman bu.

Keluarga bapak Gempa pun pergi ke tempat pengungsian yang didaerah dataran tinggi. Karena dicurigai
gempa yang terjadi berpotensi tsunami.

Bintang : Nah ibu bapak ibu, apakah sudah tergambar bagaimana tindakan kita ketika terjadi gempa
atau tsunami ?

Masyarakat : Siap sudah mbak.

Bintang : Alhamdulillah kalau sudah tergambar ya, baik saya akan menyimpulkan dari apa yang kita
pelajari hari ini. Ketika gempa kita sebaiknya : 1. Tidak panik 2. Lindungi kepala dan sembunyi di bawah
meja, 3. Hindari kaca dan merapat ke dinding bangunan 4. Jangan menggunakan lift, sebaiknya
menggunakan tangga darurat yang sudah ditentukan. 5. Jika gempa sudah berhenti lari ke lapangan
terbuka dengan melindungi kepala kita. 6. Jangan berlindung di bawah pohon ataupun berdiri di dekat
tiang listrik. Selanjutnya ketika terjadinya tsunami kita sebaiknya: 1. Setelah gempa kuat terjadi lalu
berpotensi tsunami, yang  paling utama kita jangan panik. 2. Segera jauhi pantai atau pergi ke tempat
dataran tinggi, serta ikuti jalur evakuasi yang sudah ditentukan menuju tempat aman terdekat. 3. Jangan
kembali ke rumah sampai kondisi dinyatakan aman tsunami oleh instansi berwenang 4. Bantu korban
yang terluka atau yang terjebak dalam  bangunan dan jika memungkinkan. Lalu berikan  pertolongan
pertama dan segera cari pertolongan medis terdekat.

Bintang : Ibu bapak, mungkin itu saja yang dapat kami sampaikan, kami mohon maaf apabila ada salah
dalam bersikap dan perkataan kami. Saya akhiri waasalamualaikum wr.wb.

Masyarakat : Waalaikumsalam wr. wb.

Sekenario saat terjadi gempa bumi


Scene 1

Disebuah rusun tepatnya di Desa Sukomaju , telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 7,8 SR yang
menguncang dengan dahsyat wilayah tersebut, Pada hari Senin pukul 10:15 WIB. Kepala Desa yang
sedang melaksanakan tugasnya di Kantor Desa Sukomaju pun merasakan goncangan hebat, hingga
terpontang-panting. Setelah gempa mulai reda, Kepala Desa segera menghubungi Pak Camat.

Kepala Desa : “Assalamualaikum, saya Kepala Desa Desa Sukomaju dengan Bapak Camat ? Saya ingin
mengabarkan bahwa ada gempa bumi di Desa Sukomaju Kec. Ringinsari gempa terjadi pukul 10:15 WIB.
Kemungkinan ada bangunan yang roboh dan kemungkinan menelan korban jiwa, mohon untuk segera
ditinjaklanjuti. Terimakasih”

Kepala Camat :” Baik Bapak/Ibbu akan saya hubungi pihak BPBD agar segera terjun ke lokasi kejadian.”

(Kepala camat menghubungi pihak BPBD)

Kepala Camat :”Assalamualaikum saya Kepala Camat Kec. Ringinsari, saya ingin mengabarakan bahwa
ada gempa bumi di Desa Sukomaju Kec. Ringinsari, gempa terjadi pukul 10.15 WIB. Ada bangunan yang
roboh dan kemungkinan menelan korban jiwa mohon untuk ditindak lanjuti. Terimakasih”

Kepala BPBD :”Baik akan seger kami tindak lanjuti untuk proses evakuasi lebih lanjut.”

(Kepala BPBD menghubungi Bupati)

Kepala BPBD: “Hallo, selamat siang Bapak Bupati, disini saya Keapala BPBD Kabupaten Kediri
melaporkan bahwasanya telah terjadi gempa di Desa Sukomaju Kecamatan Ringinsari mohon untuk
Bpak/Ibu mempersiapkan Tim SAR, Tim Medis, RS rujukan untuk para korban. Terimakasih”

Bupati :” Baik,saya akan menghubungi DINKES untuk segera menghubungi RS terdekat untuk rujukan
para korban.”

(Bupati menghubungi DINKES)

Bupati : “Selamat Pagi DINKES, ada gempa di Desa Sukomaju Kecamatan Ringinsari mohon dipersiapkan
RS dan Pukesmas untuk rujukan korban.”

DINKES : “Baik Pak  saya laksanakan. Dan saya akan segera kirim bantuan langsung ke Desa Sukomaju.”
FASE BRIEFING(FASE IMPACT) Tim Evakuasi , Tim RS Lapangan (Dokter dan perawat) dan Tim Triage
berkumpul melakukan brefing bersama sebelum dilakukannya evakuasi terhadap korban bencan.
Breafing dipimpin oleh leader lapangan .

Leader : “ Baik semua tim segera membentuk formasi, kanan tim rs lapangan, tengah tim triage,dan kiri
tim evakuasi. Baik siap grak istirahat ditempat grak. Baik teman-teman kita sudah ada di lokasi sebelum
kita melakukan proses evakuasi mari kita berdoa menurut agama masing-masing. Berdoa
mulai.....selesai. Baik ini kita sudah ditempat kejadian untuk Tim Triage dan Tim evakuasi silahkan
menuju lokasi  bencana untuk melakukan evakuasi dan triage pada korban. Dan untuk Tim Rs lapangan
silahkan menuju ke tenda darurat disebelah sana yang sudah kita sedikan untuk  pertolongan para
korban, jangan lupa gunakan APD dan tetap berhati-hati dan segera laksanakan. Untuk keamanan
langsung segara menuju lokasi hot zone.”

All TIM : “SIAP LAKSANAKAN.”

Leader :”SIAP SEGERA.”

Ketua Tim Triage memberikan arahan kembali kepada semua Tim.

TH1 : “Baik Tim Triage lakukan pertolongan dengan baik dan benar, masih ingat dengan  pertolongan
prioritas?”

TH2 :”Siap masih ingat, merah untuk darurat, kuning untuk cedera sedang, hijau untuk cidera cedera
ringan dengan harapan hidup tinggi, putih untuk korban meninggaI.”

TH1: “Ingat selalu prioritas korban yang akan kalian selamatkan, lakukan pertolongan terbaik pada
korban yang akan kalian selamatkan. Baik laksanakan.”

All Tim : “Siap laksanakan.”

Seluruh Tim menyebar dan menjalankan tugasnya masing-masing. Terdengar suara minta tolong dari
beberapa korban.

TH1 :”Ayo Tim Triage segera menyebar, pasangkan gelang sesuai kondisi korban. Halo yang bisa berjalan
mohon berjalan ke bendera warna hijau, bagi yang tidak bisa berjalan mohon bersuara dan lambaikan
tangan kalian.”

Saat proses evakuasi terjadi, aparat keamanan memberikan batas keamanan. Agar warga yang
melihat proses evakuasi tidak mendekati

TE1 : “ Mohon untuk warga menjauh tempat evakuasi”. ( Sambil memasang garis pembatas )

Sonya : “ Tapi pak, keluarga saya masih dirusun”. ( Berkata dengan panik)

TE2 : “ Mohon bersabar ya pak, kalau bapak mendekati tempat evakuasi akan berbahaya bagi diri bapak
sendiri “. ( Mencoba menenangkan )

TE2 : “ Benar pak, kita tunggu beberapa saat “. ( Sambil menepuk pundak warga 1 )

Di tempat proses evakuasi, leader official mulai mengamati para korban, sambil berteriak

TT1 : “ Bagi yang bisa berjalan mulai mendekatai saya “.


Selang beberapa saat korban yang bisa berjalan mulai mendekati LO

TH1 : “ Bapak -bapak / Ibu-ibu silahkan anda mengikuti tim warna hijau”.

Korban: “ Baik pak”.

TH2 : “ Pak, bu, saya pasangkan gelang warna hijau. Setelah itu mari saya antar ke tenda agar bapak /
ibu dapat beristirahat.”

Warga yang bisa berjalan segera mengikuti tim triage warna hijau, selanjutnya leader official mencari
korban dengan cedera yang serius .

Leader : “ Tim triage warna merah segera mengikuti saya, saya melihat ada pasien tidak sadarkan diri “.

TM 1 : “ Siap pak “.

LO menemukan pasien baru lagi, dengan kondisi henti napas dan nadi . Selanjutnya memanggil tim
triage kembali.

Leader : “ Berikan pertolongan”.

TM1: “Baik pak, bagaimana ini? Apa sebaiknya kita berikan RJP?”

Leader : “ Sebentar saya cek responnya terlebih dahulu. Mbak...mbak bisa dengar suara saya? (sambil
membangunkan korban dan cek nadi karotis tetapi nadi tidak ada) Lakukan RJP, tolong ambilkan AED”

TM2 : “Siap (lari mengambil AED).”

TM1 : ”. 12345678910 12345678920 12345678930 Ventilasi.

Leader  : “satu, dua.”

TM1: “12345678910 12345678920 12345678930 Ventilasi”

Leader : “satu,dua.”

Tim melakukan rjp selama 5 siklus tapi nadi dan nafas tidak ada kemudian dianjutkan rjp sampai AED
datang. Kemudian dipasangkan AED dan dilanjutkan rjp sesuai intruksi dari AED.

TM2 : “12345678910 12345678920 12345678930 ventilasi, cek nadi cek nafas”

TM1 : “satu,dua. Nadi teraba nafas tidak adekuat”

TM2: “Lakukan rescue breathing”

TM1: “seribu duaribu tigaribu empatribu limaribu (5 kali). Cek nadi cek nafas ”

TM2 : “Nadi teraba nafas adekuat lakukan recovery position, Angkat ke ambulance dan rujuk lalu segera
hubungi RS terdekat”.

Diani : “ Baik dok, Tim evakuasi bantu angkat korban ini ke ambulance..”

Scene 2 Setelah korban dirujuk ke Rs terdekat, LO melakukan pencarian korban lagi.

Korban 2: “tolong…..saya tidak bisa berdiri.”


TK1: ”saya periksa terlebih dahulu (melakukan pemeriksaan) ”

TK2 TK3: (membantu memberikan pertolongan).

Saat melakukan pemeriksaan ditemukan patah tulang tibia kanan. Dan anggota tim2 melakukan
tindakan balut bidai. Kemudian korban dibawa ke ambulance.

Scene 3 (ditenda darurat)

Korban 3: “tolong kepala saya lecet”

Korban 4: “tolong tangan saya berdarah terkena genteng”

Korban 5: “toolllong anak saya hilang”

TRS : “tolong semua untuk tenang kami akan segera meberikan pertolongan.”

Korban yang mengalami cedera ringan langsung dibawa ke tenda darurat untuk mendapatkan
pertolongan.

Scene 4 (ditemukan korban meninggal)

TP1: “Ada 2 korban tidak sadarkan diri lakukan pemeriksaan.”

TP 2 TP3: “siap”

Setelah dilakukan pemeriksaan dan diberikan RJP tetapi nadi tetap tidak ada sehingga korban
dinyatakan meninggal. Kemuadian dievakuasi oleh tim evakuasi.

Setelah semua korban dievakuasi sesuai triase, untuk korban dengan triase merah dan kuning dibawa ke
rumah sakit terdekat. Korban triase hijau dilakukan pertolongan di tenda darurat. Dan triase putih
korban dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan identifikasi.

------------------
triase merah
1.Pasien tidak sadar diri, terjadi cedera leher, suara snoring, krepitasi tangan sebelah kanan,
hemotorak, perdaran syok di kaki kiri
2.Pasien tidak sadar, henti jantung, fraktur terbuka kaki kiri, pnemotorak

triase kuning
1. Pasien sadar kan diri. Terjadi dislokasi pada daerah skapula, patah kaki sebelah kiri dan tidak
terjadi perdarahan
2. pasien sadarkan diri, pasien mengalami sesak napas, dan patah tulang terbuka kaki sebelah
kakan
triase hijau
korban mengalami luka luka ringan
(luka luka, lecet, abrasi, trauma)

triase hitam
ada korban meninggal, pasien dibuka jalan napasnya tetap tidak bernapas, pasien mengalami
syok berat, trauma kepala

—---------------------
CARA PEMERIKSAAN KORBAN

PRIMARY SURVEY
1) persiapan alat
2) Pakai apd (apron, googlemaks, hanscon)
3) menghampiri pasien (Amankan diri, pasien, lingkungan)
a. jika aman, cek kesadaran pakai GCS(optional)
Cek kesadaran menggunakan avpu
b. jika tidak sadar pasang CC
● Airway
Cek suara ada suara tambahan apa tidak, jika, snoring(ngorong) pasang mayo,
jika gargling(seperti ada airnya banyue) di suction setelah itu pasang mayo
● Breathing
tangan kita menempel di dada px, wajah pemeriksa sejajar horizontal sama wajah px.
dilihat pernapasan nya berapa X per menit dan kedalamannya(dangkal atau tidak), usaha
napas nya bagaimna
(jika nafas nya pelan beri ambubag, jika napas cepet pasang oksigen nrbm)
● Circulation e,
cek nadi, hitung nadi, cek akral, CRT, jika ada perdarahan parah langsung control
bleeding, pasang infus 2 jalur
(Urutannya jika bisa ABC, tpi jika ada perdarahan parah C-ABC)
● Disability (evaluasi neurologis)
tingkat kesadarannya bagaimana, ukuran reaksi pupil
A = alert (kesadaran)
V= respons terhadap rangsangan vokal (suara)
P= respon terhadap rangsangan nyeri
U= un respons
GCS nya brp
● Exposure
buka pakaian px dengan gunting, guna memeriksa dan mengevaluasi px. setelah dibuka
selimuti kembali tubuh px
miringkan px cek tulang belakang sebelum di load and go dan di masukan ke ambulans

Load and go

SECONDARY SURVEY
● DCAPBTLS
D
C
A
P
B
T
L
S
Jjika ada pneunomotorax tusuk needle di ics 2 sinistra isinya udara (himpertympani)
jika hemotorak tusuk needle di ics 5 mid clavicula isinya darah (dulnes)
● pemeriksaan fisik
Inspeksi, palpasi, perkusi, auskulturasi, tensi, saturasi, ekg, kateter
DAFTAR PUSTAKA

Wahyu A,dkk.2018.Prinsip dan Aplikasi Kegawatdaruratan Jantung Paru.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Hamarno R.Keperawatan Kegawatdaruratan dan Manajemen Bencana.Jakarta:Pusdik SDM Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai