Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

IMPLEMENTASI RENCANA MITIGASI KEBAKARAN

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Bencana

Dosen Pengampu: Rizka Hayyu Nafi’ah, Ns., M.Kep


Disusun oleh:
KELOMPOK 7

Idza Nur Rayyan Ukhti Sholehah 1910913220032


Kharin Gutary 1910913220005
Laila Munada 1910913320002
Mas Ardhea Pramesti Regita 1910913320028
Maulidya Putridhila Asrofin 1910913220030
Muhammad Adam Lamattappa 1910913110003
Muhammad Sajidannor 1910913110004
Najahutami Wildan 1910913220018
Nanda Sylira Putri 1910913220002
Siti Kurnia Mayasari 1910913220003

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
A. Nama kegiatan
Pendidikan Kesehatan Evakuasi saat Terjadi Kebakaran di Lapas Kelas I Tanggerang

B. Tujuan Kegiatan
Tujuan umum adalah memberikan pendidikan kesehatan terkait evakuasi kebakaran
kepada penghuni lapas kelas I Tanggerang

Tujuan Khusus :
1. Untuk meningkatkan pengetahuan pada penghuni lapas terkait tindakan evakuasi
saat terjadi kebakaran
2. Untuk meningkatkan pengetahuan terkait hal-hal yang dapat dilakukan ketika
terjadi kebakaran
3. Untuk mempraktekkan simulasi tindakan evakuasi saat terjadi kebakaran

C. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan pendidikan kesehatan ini adalah seluruh prnghuni lapas di kelas I
Tanggerang

D. Tahap Kerja
1. Menyusun rencana pelatihan dengan BNPB untuk pendidikan kesehatan terkait
dengan tindakan evakuasi saat terjadi kebakaran.
2. Bekerjasama dengan sipir untuk melakukan pendidikan kesehatan terkait dengan
tindakan evakuasi saat terjadi kebakaran.
3. Menyiapkan keperluan dan tempat untuk dilakukan pendidikan kesehatan terkait
dengan tindakan evakuasi saat terjadi kebakaran.
4. Mengumpulkan narapidana dan petugas lapas sebagai peserta pendidikan
kesehatan terkait dengan tindakan evakuasi saat terjadi kebakaran.
5. Melakukan kegiatan "Pendidikan Kesehatan Evakuasi saat Terjadi Kebakaran di
Lapas".
6. Mempraktekkan simulasi evakuasi saat terjadi kebakaran di lapas.
7. Melakukan tanya jawab dan diskusi terkait dengan tindakan evakuasi saat terjadi
kebakaran di lapas.
8. Memberikan reward kepada peserta yang bisa menjawab pertanyaan dan peserta
yang berkenan menjadi sukarelawan saat simulasi kebakaran di lapas.
9. Mengakhiri kegiatan "Pendidikan Kesehatan Evakuasi saat Terjadi Kebakaran di
Lapas”

SKENARIO ROLE PLAY


IMPLEMENTASI RENCANA MITIGASI
(Pendidikan/Edukasi kepada Penghuni Lapas)
Pemeran
Anggota BNPB : Nanda Sylira Putri
Ketua BPBD : Maulidya Putridhila Asrofin
Anggota BPBD 1 : Laila Munada
Anggota BPBD 2 : Najahutami Wildan
Anggota BPBD 3 : Mas Ardhea Pramesti Regita
Kepala Sipir : Siti Kurnia Mayasari
Sipir : Muhammad Sajidannor
Narapidana 1 : Kharin Gutary
Narapidana 2 : Muhammad Adam Lamattapa
Narapidana 3 : Idza Nur Rayyan Ukhti Sholehah

Scene 1
(Menyusun rencana pelatihan oleh BNPB dengan BPBD untuk Pendidikan kesehatan
terkait dengan tindakan evakuasi saat terjadi kebakaran.)
Kepala Sipir: “Halo selamat siang bu, mohon maaf mengganggu waktunya,
sebelumnya apa benar ini dengan ketua BPBD?”
Ketua BPBD: “Iya benar dengan saya sendiri, ada apa ya bu?”
Kepala Sipir: “Baik bu, jadi disini saya merupakan kepala sipir dari Lembaga
Pemasyarakatan Kelas I Tangerang, Banten. Jadi tujuan saya disini
mehubungi ibu adalah untuk mengadakan acara pelatihan serta
pendidikan kesehatan terkait dengan tindakan evakuasi saat terjadi
kebakaran, sehingga saya meminta bantuan dari BPBD serta
bersama BNPB jika bisa, untuk dapat berpartisipasi memberikan
materi dan pelatihan pada acara tersebut.”
Ketua BPBD: “Oh iya bisa saja bu, untuk acaranya kapan dimulainya?”
Kepala Sipir: “Untuk acaranya dimulai lusa jam 9 pagi nanti bu.”
Ketua BPBD: “Baik bu, nanti akan saya coba juga mehubungi dari pihak BNPB
agar juga dapat ikut ke acara. Nanti ibu cukup sediakan saja tempat
ruangan untuk kami di acara nantinya.”
Kepala Sipir: “Baik terimakasih banyak bu atas bantuannya.”
Ketua BPBD: “Iya sama-sama bu, akan saya tutup ya teleponnya.”

Scene 2
(Bekerjasama dengan sipir untuk melakukan Pendidikan kesehatan terkait dengan
tindakan evakuasi saat terjadi kebakaran.)
Ketua BPBD : “Tolong nanti beritahukan untuk anggota sipir lainnya agar kita
bisa mempersiapkan aula agar dapat dipakai untuk acara nantinya,
serta juga diwajibkan untuk semuanya berhadir dan mengikuti
pendidikan materi yang akan disampaikan nanti bersama dengan
para napi.
Sipir : “Baik siap bu.”

Scene 3
(Menyiapkan keperluan dan tempat untuk dilakukan Pendidikan kesehatan terkait
dengan tindakan evakuasi saat terjadi kebakaran.)
Ketua BPBD : “Bu Kepala Sipir, kami meminta bantuan untuk menyiapkan
tempat dan keperluan untuk dilakukannya edukasi. Untuk alat
simulasi evakuasi kebakarannya tenang saja karena dari kami yang
menyiapkan.”
Kepala Sipir : “Siap sudah, Bu. Untuk tempatnya bisa dilakukan di aula kami.
Tempatnya luas sehingga juga dapat dilakukan simulasi
kebakarannya, mari kita ke lokasinya, Bu.”
(Sesampainya di aula)
Ketua BPBD : “Saya setuju saja dilakukan pendidikan dan simulasi evakuasi
kebakaran di sini karena aulanya lumayan besar, bagaimana kalau
dari Ibu?”
Anggota BNPB : “Iya saya juga setuju untuk aula ini dijadikan tempat pendidikan
dan simulasi kebakaran.”
Ketua BPBD : “Baik Bu Kepala Sipir, bisa kita arahkan saja para napi ke sini,
sembari kami menyiapkan presentasinya.”
Kepala Sipir : “Baik, bu.”

Scene 4
(Mengumpulkan narapidana dan petugas lapas sebagai peserta Pendidikan
kesehatan terkait dengan tindakan evakuasi saat terjadi kebakaran.)
Kepala Sipir: “Bapak, bisa arahkan saja para napi untuk berkumpul di aula karena
akan segera dilakukan pendidikan kesehatan dan simulasi evakuasi
kebakaran”
Sipir : “Siap laksanakan”
(Sipir memanggil para napi dan menginformasikan bahwa akan dilakukan pendidikan
kesehatan dan simulasi kebakaran di aula)
Sipir : “Bapak, Ibu, perhatian. Jadi saya kesini ingin mengabarkan bahwa kita
sedang kedatangan anggota BNPB dan BPBD untuk melakukan
pendidikan dan simulasi kebakaran di sini. Sehingga Bapak Ibu diminta
untuk berkumpul di aula sekarang juga.”
(Sipir pun mengarahkan para napi untuk berkumpul ke lokasi tersebut, para napi pun
diminta duduk di kursi yang sudah disediakan)
Scene 5
BPBD 1 (Moderator) : Baiklah selamat pagi/siang/sore hadirin sekalian perkenalkan
saya adalah moderator nama saya …. dan ini ada dua teman saya lagi …
dan…. yang akan menjadi pemateri kita pada hari ini. Selamat datang di
acara penyuluhan tentang bagaimana cara evakuasi saat terjadi kebakaran.
nah sekarang kan kita di lapas nih jadi nanti materinya adalah penyuluhan
tentang bagaimana cara evekuasi saat terjadi kebakaran di lapas. untuk
waktunya nanti adalah 20 menit yang dilakukan di ruangan ini apakah para
hadirin bersedia?
Napi 1,2, dan 3 : Bersedia (menjawab bersama)
BPBD 1 (Moderator) : baik kalau para hadirin sekalian bersedia waktu dan tempat
saya persilahkan kepada pemateri kita
BPBD 2 (Pemateri 1) : (Pemateri 1 menyampaikan materi)
BPBD 3 (Pemateri 2) : (Pemateri 2 melanjutkan materi sampai selesai)
Napi 1,2, dan 3 : (Mendengarkan dengan seksama)
BPBD 1 (Moderator) : Baiklah sudah selesai materi yang disampaikan oleh para
pemateri kita yang luar biasa tadi, bagaimana apakah ada yang ingin
ditanyakan oleh para hadirin sekalian?
Napi 1 : Saya mau bertanya
BPBD 1 (Moderator) : Iyaa dipersilahkan untuk bertanya
Napi 1 : jadi bu nanti kalau misalkan ada kebakaran dan terjebak tadi kan kata ibu
balut tubuh pakai selimut basah kalau misalkan gak bisa lagi keluar, nah
terus bu sehabis itu ngapain lagi masa iya nanti orangnya kepanggang?
BPBD 1 (Moderator) : Terimakasih atas pertanyaannya, dipersilahkan kepada ibu
pemateri untuk menjawab
BPBD 2 (Pemateri 1) : (Menjawab pertanyaan)
BPBD 1 (Moderator) : Nah jadi begitu untuk jawabannya, apakah bisa dipahami?
Napi 1 : Iya bu bisa, terimakasih atas jawabannya
BPBD 1 (Moderator) : Iyaa sama-sama, karena sudah selesai untuk sesi penyampaian
materi selanjutnya kita akan mempraktekkan langsung nih tadi yang sudah
dijelaksan oleh para pemateri tentang evakuasi saat terjadi kebakaran.
Scene 6
BPBD 1 (Moderator) : Sekarang untuk sesi praktek diminta 2 orang sukarelawan
untuk maju mempraktekkannya yaa, siapa nih yang bersedia untuk menjadi
sukarelawan kita maju
Napi 2&3 : Saya bersedia bu
BPBD 1 (Moderator) : Baik bagus sekali para sukarelawan kita yang bersedia maju
pada hari ini, dipersilahkan kepada para pemateri untuk memandu
mempraktekkan
(Kemudian para napi dipandu oleh para pemateri tadi melaksanakan praktek
evakuasi saat terjadi kebakaran sampai selesai diikuti dengan antusias oleh para
peserta)

Scene 7
(Melakukan tanya jawab/diskusi terkait dengan tindakan evakuasi saat terjadi
kebakaran di lapas.)
Moderator : “Baik ibu-ibu dan bapak-bapak, untuk praktik simulasi sudah
selesai kita lakukan, selanjutnya kita masuk dalam sesi diskusi atau tanya
jawab. Dari ibu-ibu dan bapak-bapak di sini apakah ada yang ingin
ditanyakan kepada pemateri terkait materi yang sudah disampaikan? Atau
dari bapak-ibu ada yang mau sharing atau berbagi terkait dengan kejadian
kebakaran yang kemarin sempat dialami, sehingga kami selaku BPBD
serta seluruh petugas lapas dapat memperbaikinya.”
Narapidana 3 : “Iya bu, saya ada sedikit cerita. Jadi kemarin itu banyak teman-
teman saya yang masih terkunci di kamar tahanan sehingga banyak dari
teman-teman saya yang meninggal dunia dan mengalami luka bakar
karena kejadian itu. Saya sangat sedih dan prihatin atas kejadian hari itu
yang sangat tidak terduga, bahkan hingga saat ini saya masih belum bisa
menerimanya. Saya marah, namun saya bingung harus marah dengan
siapa, saya yakin semua orang juga panik saat kejadian itu. Tapi, 41
orang yang tewas itu bukanlah jumlah yang sedikit. Saya berharap sekali
kedepannya segala sistem yang ada di lapas ini dapat diperbaiki sehingga
tidak menimbulkan kejadian serupa hingga menewaskan banyak orang.”
Moderator : “Terima kasih untuk tahanan 303 karena sudah bersedia berbagi
bersama kita semua. Saya mewakili seluruh anggota yang ada disini juga
mengucapkan belasungkawa, turut berduka cita atas kejadian yang
menimpa semua tahanan serta petugas lapas di sini. Ya, harapan kita
semua, semoga kejadian serupa takkan pernah terulang lagi dan
semuanya dapat diperbaiki.” “Dari bapak-ibu yang lain, ada yang ingin
disampaikan atau ditanyakan?”
Narapidana : “Tidak ada bu.” (Menjawab serempak)
Moderator : “Baik, karena tidak ada yang ingin disampaikan lagi dan juga
tidak ada pertanyaan. Maka selanjutnya, dari kami yang ingin
mengevaluasi sejauh mana pemahaman bapak dan ibu yang ada di sini.
Hanya ada 2 pertanyaan di sini, siapa yang bisa menjawab angkat
tangannya ya.. Pertanyaan pertama, sebutkan 4 penyebab kebakaran yang
biasa terjadi!”
Narapidana 1 : “Saya buu..” (Mengangkat tangan)
Moderator : “Silakan dijawab tahanan 101.”
Narapidana 1 : “Bisa jadi karena kabel listrik yang sudah tua, terus bisa juga
karena colokan listrik yang terlalu banyak, kemudian ada yang
membuang puntung rokok secara sembarangan dan mungkin juga karena
ledakan kompor gas.”
Moderator : “Benar sekali tahanan 101, sekarang kita lanjut ke pertanyaan
kedua sekaligus penutup. Sebutkan 4 langkah-langkah penanggulangan
kebakaran!”
Narapidana 2 : “Saya buuu.”
Moderator : “Silakan tahanan 202.”
Narapidana 2 : “Bisa dengan memperbaharui kabel-kabel dan menggantinya
dengan kabel listrik yang memiliki kualitas bagus, menambah daya
listrik, membuat tempat penampungan sampah yang berada jauh dari
blok agar meminimalisir terjadinya kebakaran, dan melaksanakan
pengecekan kebocoran gas secara berkala dan pengamatan wilayah dapur
secara seksama.”
Moderator : “Wahh benar sekali bapak. Terima kasih atas kesediaan bapak
dan ibu menjawab pertanyaan dari kami.”

Scene 8
(Memberikan reward kepada peserta yang bisa menjawab pertanyaan dan peserta
yang berkenan menjadi sukarelawan saat simulasi kebakaran.)
Moderator : “Karena sesi diskusi atau tanya jawab sudah selesai. Selanjutnya
dari kami selaku penyelenggara kegiatan pendkes ini akan memberikan
reward kepada bapak dan ibu yang sudah bersedia berpartisipasi dalam
kegiatan hari ini. Kepada bapak ibu yang disebutkan tolong berdiri ke
depan untuk pemberian reward sekaligus foto bersama. Tahanan 101,
tahanan 202, tahanan 303 dimohon kedepan.”
(Melakukan pemberian reward dan foto bersama)

Scene 9
(Mengakhiri kegiatan “Pendidikan Kesehatan Evakuasi saat Terjadi Kebakaran di
Lapas”.)
Moderator : “Dengan dilakukannya sesi foto bersama tadi, maka berakhir
sudah kegiatan kita pada hari ini. Saya selaku moderator, pamit undur
diri. Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.”
(Salam salaman)
E. Output yang Diharapkan
Pendidikan kesehatan merupakan suatu cara penunjang program-program kesehatan yang
dapat menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan dalam waktu yang pendek.
Konsep pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau
masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu
mengatasi masalah kesehatan menjadi mampu. Kejadian kebakaran dapat terjadi kapan
saja dan di mana saja, salah satunya dapat terjadi di wilayah penjara atau yang saat ini
dikenal dengan istilah lembaga pemasyarakatan. Dengan adanya pendidikan kesehatan di
lapas diharapkan para narapidana dapat melakukan manajemen kebakaran, dikarenakan
penting untuk diperhatikan khususnya di lembaga pemasyarakatan, hal tersebut
disebabkan kondisi penghuni lapas yang rentan menjadi korban karena lapas merupakan
suatu bangunan yang didesain agar penghuni di dalamnya tidak dapat mendapatkan akses
keluar sehingga apabila terjadi kebakaran perlu adanya kebijakan dan tindakan yang
dapat melindungi baik nyawa manusia maupun aset-aset seperti arsip penting yang berada
di dalam bangunan. Diharapkan pencegahan dan penanganan kebakaran di Lapas dapat
dilaksanakan secara maksimal apabila masyarakat di Lapas yaitu petugas Lapas dan
warga binaan pemasyarakatan bisa bekerja sama bahu membahu, dan paham untuk
melaksanakan aturan serta prosedur yang berlaku di Lapas secara saksama dalam
manajemen kebakaran dan juga mampu memberikan masukan-masukan yang bermanfaat
terhadap kondisi Lapas sehingga kondisi Lapas dapat memberikan kenyamanan dan
keamanan baik sebagai tempat bekerja petugas Lapas ataupun tempat pembinaan warga
binaan pemasyarakatan.
MATERI
Kejadian kebakaran merupakan salah satu contoh bencana akibat kegagalan teknologi
dimana kejadian bencana tersebut terjadi akibat kesalahan desain, pengoperasian,
kelalaian, dan faktor kesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi atau industri
(ILO, 2018). Kejadian kebakaran dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, salah
satunya dapat terjadi di wilayah penjara atau yang saat ini dikenal dengan istilah
lembaga pemasyarakatan. Peristiwa kebakaran yang terjadi di lembaga
pemasyarakatan di Indonesia beberapa di antaranya terjadi pada tahun 2019 yang
menimpa Lapas Perempuan Tanjung Gusta Medan, Lapas Perempuan Kelas III Palu,
Lapas Kelas II B Sorong, Papua, Rutan Kelas II B Siak Sri Indrapura, Rutan Pondok
Bambu Serta Lapas II A Bintaro Bukit Tinggi Sumatera Barat. Potensi bahaya
kebakaran di lembaga pemasyarakatan apabila dikombinasikan kurangnya
kesiapsiagaan di penjara serta kurangnya sumber daya yang diperlukan dapat
mengakibatkan risiko bahaya cedera tidak hanya bagi para tahanan namun juga bagi
keselamatan publik (Savilonis, 2013).
Manajemen kebakaran penting untuk diperhatikan khususnya di lembaga
pemasyarakatan, hal tersebut dikarenakan kondisi penghuni lapas yang rentan
menjadi korban karena lapas merupakan suatu bangunan yang didesain agar penghuni
di dalamnya tidak dapat mendapatkan akses keluar sehingga apabila terjadi kebakaran
perlu adanya kebijakan dan tindakan yang dapat melindungi baik nyawa manusia
maupun aset aset seperti arsip penting yang berada di dalam bangunan (Budi et al.,
2019).
1. Penyebab Kebakaran
Penyebab Kebakaran yang memungkinkan antara lain (Kurniawan et al., 2018):
a. Kabel instalasi listrik yang sudah tua, hal ini adalah yang paling utama karena
mengingat rata-rata UPT Di Indonesia adalah bangunan peninggalan Belanda
oleh sebab itu dengan bangunan yang sudah berumur kadang petugas
pemasyarakatan terlewat untuk memperbaharui instalasi listrik di mana kabel
yang sudah tua dan pasti termakan oleh usia.
b. Beban colokan listrik yang terlalu banyak, di lapas instalasi listrik sangat
rumit karena ada aliran dari PLN, ada juga aliran yang bersumber dari Genset
hal ini karena antisipasi ketika pemadaman listrik, setiap sub memiliki
ruangan masing masing dan memiliki tugas pokok tersendiri. Oleh sebab itu
kadang antar sub bekerja secara bersamaan hal itu membuat beban listrik yang
sangat besar hal ini berkaitan dengan kabel yang sudah tua apabila kabel tidak
kuat menahan suplai aliran maka akan terjadi konsleting listrik yang berakibat
kebakaran.
c. Membuang puntung rokok sembarangan, apabila ada napi yang membuang
puntung rokok sembarangan dan dibuang ke tong sampah kadang terjadi
kepulan asap, apabila tong sampah terjadi kepulan asap disaat tutup blok dan
sampah tersebut dekat dengan bahan bahan yang mudah terbakar maka bisa
terjadi kebakaran.
d. Ledakan kompor gas, hal ini kemungkinan terjadi di dapur masak mengingat
gas yang ada di Lapas berukuran besar apabila terjadi kebocoran dan terjadi
ledakan maka akan sangat fatal.
2. Langkah-langkah Penanggulangan Kebakaran
Langkah-langkah yang dilakukan oleh lapas guna menanggulangi kebakaran :
a. Memperbaharui kabel-kabel instalasi listrik dan menggantinya dengan kabel
listrik yang memiliki kualitas yang baik serta dapat tahan selama beberapa
waktu untuk menghindari korsleting listrik jika kabel terpapar ke area yang
terkena langsung dengan tetesan air dan semacamnya yang bisa membuat
percikan api dari kabel tersebut hingga terjadi kebakaran.
b. Menambah daya listrik terhadap Lapas sebagai antisipasi penggunaan alat
elektronik yang semakin lama semakin banyak dipergunakan di lingkungan
Lapas. Penambahan daya dilakukan untuk menghindari korsleting listrik karena
menimbulkan suhu panas yang berasal dari aliran listrik.
c. Membuat sebuah tempat penampungan sampah yang berada jauh dari blok
dengan penghuni yang padat untuk meminimalisir terjadinya kebakaran yang
menyambar ke benda-benda yang rentan terbakar seperti sampah. Pemisahan
tempat penampungan sampah juga diperlukan untuk memberikan pengawasan
lebih terhadap sampah-sampah yang bisa menimbulkan dampak kebakaran.
d. Melaksanakan pengecekan kebocoran gas secara berkala dan pengamatan
wilayah dapur secara seksama adalah langkah-langkah dalam menanggulangi
kebakaran karena wilayah dapur memiliki benda-benda yang dapat
menyebabkan kebakaran di Lapas. Oleh karena itu pengamatan yang lebih
dibutuhkan terhadap wilayah dapur dengan mengamati setiap standar
operasional yang berlaku dan menindak dengan cepat apabila terdapat
pelanggaran terhadap standar operasional tersebut.
3. Langkah-langkah Saat Terjadi Kebakaran
Langkah-langkah yang dapat dilaksanakan ketika bencana Kebakaran terjadi:
a. Saat pertama kali melihat tanda-tanda kebakaran seperti percikan api,
kobaran api, ataupun kepulan asap, petugas/pegawai yang ada di tempat
kejadian segera membunyikan alarm/lonceng/peluit sebagai tanda adanya
kebakaran yang terjadi.
b. Kemudian petugas segera melakukan usaha pemadaman api dengan air, alat
pemadam kebakaran (apar), ataupun karung goni yang belum dibasahi. Jika
api tidak dapat dipadamkan dengan alat-alat tersebut, segera menghubungi
Pemadam Kebakaran.
c. Melaksanakan prinsip penanggulangan Bencana dengan cepat dan tepat,
serta memprioritaskan bagian/tempat yang dianggap penting yang harus
dievakuasi segera.
d. Melakukan upaya penyelamatan terhadap staff dan mengeluarkan seluruh
warga binaan yang ada di dalam sel, dan diarahkan ke tempat yang jauh dari
lokasi kebakaran.
e. Saat proses evakuasi kebakaran, kemungkinan besar kepulan asap
menyebabkan orang menjadi panik dan sesak hingga tak sadarkan diri. Maka
diusahakan dalam proses evakuasi, bagian mulut dan hidung ditutup dengan
menggunakan kain yang telah dibasahi, minimal tutup bagian tersebut
dengan menggunakan baju. Dan kemudian mencari jalan keluar dengan
merunduk atau merangkak di bawah.
f. Ketika akan keluar melalui pintu, pastikan pintu tersebut aman dan cepat
untuk dibuka pada kondisi darurat. Dan pastikan juga bahwa dibalik pintu
tersebut tidak ada kobaran api dengan cara meletakkan telapak tangan di
daun pintu, bukan di gagang pintu. Dikarenakan sebagian gagang pintu
berasal dari besi, dan jika ternyata terdapat api dibalik pintu tersebut maka
akan menyebabkan luka bakar di telapak tangan. Jika pintu tersebut ketika
disentuh tidak panas, maka segera keluar melalui pintu tersebut. Namun jika
panas, maka hindari dan segera mencari alternatif jalan keluar yang lain,
seperti jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman
g. Apabila memang sudah terjebak di dalam api dan sulit mencari jalan keluar,
cepat balut tubuh dengan selimut tebal yang dibasahi. Hal ini hanya bisa
dilakukan sebagai pilihan terkahir jika tidak ada lagi jalan keluar selain
langung menerobos melewati kobaran api.
Jalur evakuasi kebakaran harus dibuat dimasing-masing gedung, sehingga
penghuni dapat menyelamtakan diri. Jalur evakuasi harus mengarah ke titik
kumpul yang telah ditentukan. Dalam SNI-03-1746-2000 disebutkan bahwa
jalur evakuasi harus diberikan tanda yang menunjukan arah untuk menuju
titik kumpul, selain itu pula keberadaan perta jalur evakuasi harus dapat
dibaca dan dipasang diititik strategis. Tujuan tersebut yaitu diharapkan
dengan adanya tanda tersebut penghuni dalam melakukan evakuasi dapat
dimudahkan dengan kondisi aman dan selamat. Iluminasi tanda arah
evakuasi dan exit dapat dibuat dengan cat berbahan fosfor yang dapat
menghasilkan cahaya pada kondisi gelap tanpa cahaya
Satu hal harus menjadi perhatian adalah untuk tetap tenang dan tidak panik
saat terjadi bencana, khususnya kebakaran. Kepanikan biasanya akan
menimbulkan minor disaster selain adanya major disaster seperti kebakaran
gedung. Minor disaster adalah bencana kecil yang terjadi di luar kejadian
bencana utama, khususnya saat bencana utama terjadi, misalnya kecelakaan
saat bencana terjadi.

REFERENSI :
ILO. (2018). Manajemen Risiko Kebakaran. Jakarta: International Labour
Organization.
Savilonis, M. A. (2013). Prison and Disasters
Budi, S. C., Sunartini, S., Lazuardi, L., & Tetra, F. S. (2019). Tren Insiden
Berdasarkan Sasaran Keselamatan Pasien. Jurnal Manajemen Informasi
Kesehatan Indonesia, 7(2), 146. https://doi.org/10.33560/jmiki.v7i2.236
Kurniawan, R., Marselinus, M., Pemasyarakatan, T., & Pemasyarakatan, I. (2018).
Menelaah Kesiapan Pencegahan Dan Penanganan Kebakaran di Lapas Kelas IIA
Lahat. Adimas : Adi Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 43–50.

Anda mungkin juga menyukai