Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ETIK DAN ISSUE SPIRITUAL CARING

DALAM KEPERAWATAN

Disusun Oleh

SUMIATI

131912028

Stikes Hangtuah Tanjungpinang

Prodi S1 Keperawatan

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berdampak besar
terhadap peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan yang
dilaksanakan oleh tenaga profesional, dalam melaksanakan tugasnya dapat bekerja secara
mandiri dan dapat pula bekerja sama dengan profesi lain.
Perawat dituntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk pasien/klien baik
secara individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan memandang manusia secara
biopsikososial spiritual yang komperhensif. Sebagai tenaga yang profesional, dalam
melaksanakan tugasnya diperlukan suatu sikap yang menjamin terlaksananya tugas
tersebut dengan baik dan bertanggungjawab secara moral.
Masalah, merupakan suatu bagian yang tak dapat dipisahkan dari segala segi
kehidupan. Tidak ada satupun benda ataupun subjek hidup yang bersih tanpa masalah,
namun ada yang tersembunyi namun ada juga yang lebih dominan oleh masalahnya.
Begitupun dalam praktik keperawatan, terdapat beberapa isu yang bisa jadi
merupakan masalah dalam praktik keperawatan kita. Baik merupakan perbuatan dari
pihak yang tidak bertanggung jawab, ataupun segala hal yang terjadi disebabkan oleh
pertimbangan etis.
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap
pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang
sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-hariya. Salah satu
yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral
sering digunakan secara bergantian.
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip-
prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk
melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga
keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar
praktek profesional. (Doheny et all, 1982).
Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti
masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan
pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari
tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan
dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan
ilmiah semata tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan
seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb moral.(Nila Ismani,
2001)
Bioetik adalah studi tentang isu etika dalam pelayanan kesehatan (Hudak & Gallo,
1997). Dalam pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada bioetik sebagaimana
tercantum dalam sumpah janji profesi keperawatan dan kode etik profesi keperawatan.

Perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual juga dapat dimanfaatkan oleh


setiap orang baik yang salit maupun sehat.spiritual seseorang menjadi sumber kekuatan
internal dalam diri seseorang khususnya tentang filosofi dan maksa hidup,filosofi tentang
sehat dan sakit makna hidup terkait penderitaan yang dialami.Seseorang yang mengalami
penderitaan,stress berat atau penyakit kronis ketika ia telah berusaha maksimal dan tidak
memperoleh hasil dari usahanya maka dia akan mencari kenyamanan dan kekuatan dari
Tuhan,mereka yang memiliki penghayatan nilai spiritual tinggi dapat membangun
persepsi terhadap stress lebih positif.,Stress respon positif membuat imunitas tubuh
meningkat dan proses penyembuhan lebih cepat..apabila spiritual dapat dikuatkan
sejak awal kenapa harus menunggu penderitaan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian etik dan Bioetik
2. Pendekatan Teologi
3. Pendekatan Deontologik
4. Pendekatan intituonism
5. Isu Bioetik dalam Keperawatan
6. Nilai-nilai pribadi dan praktik profesional

C. Tujuan
1. Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
2. Mengetahui Pengertian etik dan bioetik
3. Mengetahui pendekatan teologi
4. Mengetahui pendekatan Intisionism
5. Isue bioetik dalam keperawatan
6. Nilai-nilai pribadi dan praktik profesional
D. Manfaat
Makalah etika ini diharapakn mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan
mengenai etik dan bioetik keperawata
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David
(1978) berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria
tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan
sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku. (Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi.
2002. 7)
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi
kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang
benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan
kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang
mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai
tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang
baik dan tidak memiliki moral yang baik.
Etika bisa diartikan juga sebagai, yang berhubungan dengan pertimbangan
keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau
peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika berbagai profesi digariskan
dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia ( yang memiliki sikap
menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan
penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani.
Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina profesi
tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik menerapkan konsep etis
karena profesi bertanggung jawab pada manusia dan menghargai kepercayaan serta nilai
individu. Kata seperti etika, hak asasi, tanggung jawab, mudah didefinisikan, tetapi
kadang-kadang tidak jelas letak istilah tersebut diterapkan dalam suatu situasi. Contoh:
benarkah dipandang dari segi etis, hak asasi dan tanggung jawab bila profesional
kesehatan menghentikan upaya penyelamtan hidup pada pasien yang mengidap penyakit
yang pasti mebawa kematian?.
Faktor teknologi yang meningkat, ilmu pengetahuan yang berkembang (
pemakaian mesin dan teknik memperpanjang usia, legalisasi abortus, pencangkokan
organ manusia, pengetahuan biologi dan genetika, penelitian yang menggunakan subjek
manusia) ini memerlukan pertimbangan yang menyangkut nilai, hak-hak asasi dan
tanggung jawab profesi. Organisasi profesi diharapkan mampu memelihara dan
menghargai, mengamalkan, mengembangkan nilai tersebut melalui kode etik yang
disusunnya.
Kadang-kadang perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan
untuk mengambil tindakan. Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga dan
masyarakat; menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik, sosia
dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan dan menekankan pencegahan
penyakit; serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan.

Pelayanan kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar
adanya profesi keperawatan. Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah universal.
Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan manusia- karena itu tidak membedakan
kebangsaan, warna kulit, politik, status sosial dan lain-lain. Keperawatan adalah
pelayanan vital terhadap manusia yang menggunakan manusia juga, yaitu perawat.
Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa perawat akan berbuat hal yang benar, hal
yang diperlukan, dan hal yang mnguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh karena
manusia dalam interaksi bertingkah laku berbeda-beda maka diperlukan pedoman untuk
mengarahkan bagaimana harus bertindak.
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk dalam
hubungan dengan orang lain.
Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik serta
ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang.

Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki terminologi
yang berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan terminologinya untuk
penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu. Moral
mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok orang atau
kelompok tertentu.
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup,
sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi
perilaku profesional. Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan sebagai etik
perawatan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang
digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang
seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain.
TIPE-TIPE ETIK
a. Bioetik
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam
etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan
pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan,
bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan theology.
Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etik pada
moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada
manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua tindakan
moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan kemampuan organisme
terhadap perasaan takut dan nyeri, yang meliputi semua tindakan yang berhubungan
dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu
genetik, etika lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan.
Bioetik adalah cabang etik yang mengkaji masalah etika dalam dunia
kesehatan/medis ( pelayanan kesehatan,penelitian kesehatan dll ) sering disebut etika
medis atau etikabiomedik.
Bioetik mulai berkembang pada awal tahun 1960 an,karena pada saat itu
banyak bermunculan teknologi medis sebagai upaya untuk
memperpanjang/meningkatkan kualitas hidup manusia.
Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang
menyangkut perawatan kesehatan modern, aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap
masalah-masalah pelayanan kesehatan
b. Clinical ethics/Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada
masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien.
Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana
seseorang sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
c. Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan
keputusan etik.
TEORI ETIK
a. Utilitarian
Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari konsekwensi atau
akibat tindakan Contoh : Mempertahankan kehamilan yang beresiko tinggi dapat
menyebabkan hal yang tidak menyenangkan, nyeri atau penderitaan pada semua hal
yang terlibat, tetapi pada dasarnya hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan bayinya.
b. Deontologi
Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain autonomy, informed consent, alokasi sumber-sumber, dan
euthanasia.

Prinsip-Prinsip Etik
a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan
memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau
pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk
respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi
saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya.
b. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau
kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam
situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan
untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada
agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman
dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya
batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk
pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab
individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi
penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan
saling percaya.
f. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan
perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari
perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
g. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman
atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.
h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

B. PENDEKATAN TELELOGIK
Menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang dihasilkan atau konsekuensi yang
dapat terjadi.
1. Menekankan pada pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal dan ketidakbaikan
sekecil mungkin bagi manusia (Kelly, 1987).
2. Dapat dibedakan menjadi:
 rute utilitarianisme, berprinsip bahwa manfaat atau nilai suatu tindakan
tergantung pada sejauh mana tindakan tersebut memberikan kebaikan atau
kebahagiaan pada manusia.
 Act utilitarianisme, tidak melibatkan aturan umum tetapi berupaya
menjelaskan pada suatu situasi tertentu dengan pertimbangan terhadap
tindakan apa yang dapat memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya dan
ketidakbaikan sekecil-kecilnya.
3. teleologi – yunani, etos =akhir
4. teleology – utilitarianisme, yaitu dasar yang dihasilkan / konsekuensi yangterjadi.
5. Penekanan : pencapaian hasil akhir yang terjadi
6. Kelly,’87 : pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal. Dan ketidak baikan sekecil
mungkin bagi manusia.
7. Teleology : rule utilitarianisme –manfaat / nilai suatu tindakan bergantung pada
sejauhmana tindakan tersebut membawa Act utilitarianismebersifat terbatas.
8. Teleology :
- Rule utilitarianisme : manfaat / nilai suatu tindakan bergantung pada sejauh mana
tindakan tersebut memberikan kebaikan dan kebahagian kepada manusia.
- Act utilitarianisme ; bersifat lebih terbatas. Tidak melibatkan aturan umum tetatpi
berupaya dan mempertimbangkan terhadap sesuatu tindakan dapat memberikan
kebaikan sebanyak-banyaknya atau ke tidak baikan sekecil-kecilnya. Contoh ;
bayi lahir cacat- lebih baik meninggal.
Teleologi berasal dari akar kata Yunani telos, yang berarti akhir, tujuan, maksud,
dan logos, perkataan. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan
segala kejadian menuju pada tujuan tertentu. Istilah teleologi dikemukakan oleh Christian
Wolff, seorang filsuf Jerman abad ke-18. Teleologi merupakan sebuah studi tentang
gejala-gejala yang memperlihatkan keteraturan, rancangan, tujuan, akhir, maksud,
kecenderungan, sasaran, arah, dan bagaimana hal-hal ini dicapai dalam suatu proses
perkembangan. Dalam arti umum, teleologi merupakan sebuah studi filosofis mengenai
bukti perencanaan, fungsi, atau tujuan di alam maupun dalam sejarah. Dalam bidang lain,
teleologi merupakan ajaran filosofis-religius tentang eksistensi tujuan dan
"kebijaksanaan" objektif di luar manusia.
Etika Teleologis
Dalam dunia etika, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik
buruknya suatu tindakan dilakukan. Perbedaan besar nampak antara teleologi
dengan deontologi. Secara sederhana, hal ini dapat kita lihat dari perbedaan prinsip
keduanya. Dalam deontologi, kita akan melihat sebuah prinsip benar dan salah. Namun,
dalam teleologi bukan itu yang menjadi dasar, melainkan baik dan jahat. Ketika hukum
memegang peranan penting dalam deontologi, bukan berarti teleologi mengacuhkannya.
Teleologi mengerti benar mana yang benar, dan mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran
yang terakhir. Yang lebih penting adalah tujuan dan akibat. Betapapun salahnya sebuah
tindakan menurut hukum, tetapi jika itu bertujuan dan berakibat baik, maka tindakan itu
dinilai baik. Ajaran teleologis dapat menimbulkan bahaya menghalalkan segala cara.
Dengan demikian tujuan yang baik harus diikuti dengan tindakan yang benar menurut
hukum. Hal ini membuktikan cara pandang teleologis tidak selamanya terpisah
dari deontologis. Perbincangan "baik" dan "jahat" harus diimbangi dengan "benar" dan
"salah".Lebih mendalam lagi, ajaran teleologis ini dapat menciptakan hedonisme, ketika
"yang baik" itu dipersempit menjadi "yang baik bagi saya".
Teleologi adalah setiap filosofis yang menyatakan bahwa akun menyebabkan
akhir ada di alam , yang berarti bahwa desain dan tujuan analog dengan yang ditemukan
dalam tindakan manusia yang melekat juga di seluruh alam. Kata berasal dari bahasa
Yunani , telos, akar: - ". akhir, tujuan" τελε, Kata sifat "teleologis" memiliki penggunaan
yang lebih luas, misalnya dalam diskusi di mana teori-teori etika tertentu atau jenis
program komputer (seperti " teleo-reaktif "program) kadang-kadang digambarkan sebagai
teleologis karena melibatkan bertujuan gol.
Teleologi kemudian dieksplorasi oleh Plato dan Aristoteles , dengan Santo
Anselmus sekitar 1000 Masehi, dan kemudian oleh Immanuel Kant dalam
bukunya Critique Penghakiman . Itu penting untuk filsafat spekulatif Hegel .
Suatu hal, proses atau tindakan teleologis ketika demi akhir,
yaitu, telos atau menyebabkan akhir . Secara umum dapat dikatakan bahwa ada dua jenis
penyebab akhir, yang dapat disebut finalitas intrinsik dan ekstrinsik finalitas.
Suatu hal atau tindakan memiliki finalitas ekstrinsik bila demi sesuatu yang
eksternal pada dirinya sendiri. Misalnya, Aristoteles berpendapat bahwa hewan adalah
untuk kepentingan manusia, hal yang eksternal bagi mereka. Manusia juga menunjukkan
finalitas ekstrinsik ketika mereka mencari sesuatu yang luar dirinya (misalnya,
kebahagiaan seorang anak). Jika hal eksternal tidak ada tindakan yang tidak akan
menampilkan finalitas.
Suatu hal atau tindakan memiliki finalitas intrinsik bila demi sesuatu yang tidak
eksternal untuk dirinya sendiri. Sebagai contoh, orang mungkin mencoba untuk menjadi
bahagia hanya demi menjadi bahagia, dan bukan demi apa pun di luar itu.
Dalam ilmu pengetahuan modern penjelasan teleologis yang sengaja dihindari,
karena apakah mereka benar atau salah diperdebatkan berada di luar kemampuan persepsi
dan pemahaman manusia untuk menghakimi. Beberapa disiplin ilmu, terutama dalam
biologi evolusi, masih cenderung menggunakan bahasa yang muncul teleologis ketika
mereka menggambarkan kecenderungan alami terhadap kondisi akhir tertentu, tetapi
argumen ini dapat selalu diulang di non-teleologis bentuk.
a. suatu fenomena dan akibatnya
b. Pendekatan ini dihadapkan pada konsekuensi dan keputusan etik
c. Membenarkan secara hukum tindakan atau keputusan yang diambil untuk
kepentingan medis
d. Pendekatan ini selalu digunakan dalam menghadapi masalah medis .
e. Dalam pendekatan telelologi,semua tindakan atau keputusan dapat dibenarkan
secara hukum bila dilakukan untuk kepentingan medis.
f. Contoh kasus
Bila terdapat kasus kedaruratan persalinan,sedangkan tidak ada bidan dan jarak
menuju rumah sakit rujukan cukup jauh,maka seorang perawat dapat dibenarkan untuk
memberikan pertolongan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya
demi keselamatan pasien

C. PENDEKATAN DEONTOLOGI
Berbeda dengan teori konsekuensialis, teori deontologi menilai moralitas dari
pilihan dengan kriteria yang berbeda dari negara urusan pilihan-pilihan membawa. Secara
kasar, deontologists dari semua garis berpendapat bahwa beberapa pilihan tidak bisa
dibenarkan oleh efek mereka - bahwa tidak peduli seberapa baik secara moral
konsekuensi mereka, beberapa pilihan secara moral dilarang. Pada rekening deontologis
moralitas, agen tidak bisa membuat pilihan yang salah tertentu, bahkan jika dengan
melakukan sehingga jumlah pilihan yang salah akan diminimalkan (karena agen lain akan
dilarang untuk berkecimpung dalam pilihan yang salah yang serupa). Untuk
deontologists, apa yang membuat pilihan yang tepat adalah sesuai dengan norma moral.
Norma-norma tersebut harus ditaati oleh masing-masing hanya agen moral; seperti
norma-keepings tidak dimaksimalkan oleh agen masing-masing. Dalam hal ini, untuk
deontologists, Kanan memiliki prioritas di atas yang Baik. Jika suatu tindakan yang tidak
sesuai dengan Hak, tidak dapat dilakukan, tidak peduli baik itu mungkin menghasilkan
(termasuk bahkan Baik yang terdiri dari bertindak sesuai dengan Kanan). Fry, 1991.
Deontologi ada 5 prinsip:
a. Kemurahan hati
b. Keadilan
c. Otonomi
d. Kejujuran
e. Ketaatan

Kant berpendapat bahwa benar atau salahnya tindakan bukan ditentukan oleh
hasil akhir atau konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moral tindakan
tersebut.
Kant berpendapat bahwa prinsip moral atau yang terkait dengan tugas harus
bersifat universal, tidak kondisional, dan imperatif.
Dua aturan yang diformulasikan oleh kant:
1) Manusia harus selalu bertindak sehingga aturan yang merupakan dasar
berperilaku dapat menjadi suatu hukum moral universal.
2) Manusia tidak boleh memperlakukan orang lain secara sederhana sebagai suatu
makna, tetapi harus sebagai hasil akhir terhadap dirinya sendiri.

Contoh penerapan deontologi:


a. Perawat yang yakin bahwa klien harus diberi tahu yang sebenarnya terjadi meskipun
kenyataan tersebut menyyakitkan.
b. Perawat menolak membantu pelaksanaan abortus karena keyakinan agamnya yang
melarang tindakan membunuh.

Teori ini secara lebih luas dikembangkan menjadi lima prinsip


penting: kemurahan hati, keadilan, otonomi, kejujuran, dan ketaatan.
Etika deontologi deontologi atau (dari bahasa Yunani Deon, "kewajiban,
kewajiban", dan logia ) adalah sebuah pendekatan untuk etika bahwa para hakim
moralitas dari suatu tindakan berdasarkan kepatuhan tindakan untuk aturan atau aturan.
Deontologists melihat aturan dan tugas.
Kadang-kadang digambarkan sebagai "tugas" atau "kewajiban" atau "aturan" -.
Berbasis etika, karena aturan "mengikat Anda untuk tugas Anda" Istilah "deontologi"
pertama kali digunakan dengan cara ini pada tahun 1930, di CD Broad 's buku, Lima
Jenis Teori Etis.
Etika deontologi umumnya kontras dengan konsekuensialis atau teleologis teori
etika, menurut mana kebenaran dari suatu tindakan ditentukan oleh konsekuensi-
konsekuensinya. Namun, ada perbedaan antara etika deontologi dan absolutisme moral .
Deontologists yang juga moral yang absolutis percaya bahwa beberapa tindakan yang
salah tidak peduli apa konsekuensi mengikuti dari mereka. Immanuel Kant , misalnya,
berpendapat bahwa satu-satunya benar-benar baik adalah baik akan, dan jadi faktor
penentu tunggal apakah suatu tindakan secara moral benar adalah kehendak, atau motif
dari orang yang melakukannya. Jika mereka bertindak atas pepatah yang buruk, misalnya
"Saya akan berbohong", maka tindakan mereka salah, bahkan jika beberapa konsekuensi
yang baik datang dari itu. Non-absolut deontologists, seperti WD Ross , berpendapat
bahwa konsekuensi dari suatu tindakan seperti berbohong mungkin kadang-kadang
membuat berbohong yang tepat untuk dilakukan. Kant dan teori Ross dibahas lebih rinci
di bawah. Jonathan Baron dan Mark Spranca menggunakan istilah Nilai
Dilindungi ketika mengacu pada nilai-nilai diatur oleh aturan deontologis.
Kata ini deontologi berasal dari kata Yunani untuk tugas (Deon) dan ilmu (atau
studi) (logo). Dalam filsafat moral kontemporer, deontologi adalah salah satu jenis teori
normatif tentang yang pilihan secara moral diperlukan, dilarang, atau diperbolehkan.
Dengan kata lain, deontologi jatuh dalam domain teori moral yang membimbing dan
menilai pilihan kita tentang apa yang harus kita lakukan (teori deontic), berbeda dengan
(aretaic [kebajikan] teori) yang - fundamental, setidaknya - membimbing dan menilai apa
jenis orang (dalam hal karakter) kita dan harus. Dan dalam domain tersebut, deontologists
- orang yang berlangganan teori deontologi moralitas - berdiri dalam oposisi
terhadap consequentialists adalah merupakan suatu teori atau study tentang kewajiban
moral atau pendekatannya didasarkan pada kewajiban moral. Moralitas dari suatu
keputusan etis yang sepenuhnya terpisah dari konsekuensinya
Seorang perawat berkeyakinan bahwa menyampaikan suatu kebenaran merupakan
suatu hal yang sangat penting dan tetap harus disampaikan.
Perbedaan 2 pendekatan pada kasus sebagai berikut :
- Isu etis aborsi (telelogik) : mungkin mempertimbangkan bahwa tujuan
menyelamatkan kehidupan ibu, hal yang dibenarkan dalam tindakan aborsi.
- Deontologik : secara moral terminasi kehidupan merupakan hal yang buruk untuk
dilakukan.
Pendekatan ini dilakukan tanpa menentukan keputusan.
Contoh kasus : Perawat harus menyampaikan suatu kebenaran mengenai kondisi
pasiennya tanpa peduli apakah hal itu akan mengakibatkan orang lain tersinggung atau
bahkan syok.

D. PENDEKATAN INTIUTIONISM
a. Bahwa pandangan atau sifat manusia dalam mengetahui hal yang benar dan salah
b. Keyakinan akan etika keperawatan yang akan dilakukan dan menyakini baik dan
benar.
c. Pendekatan intuitional meyakini bahwa sesuatu yang benar dan salah adalah sifat
dasar manusia,terlepas dari pemikiran rasional atau irasionalnya suatu keadaan.
d. Contoh kasus :
Seorang perawat tentu mengetahui bahwa menyakiti pasien merupakan
tindakan yang tidak benar. Hal tersebut tidak perlu diajarkan lagi pada perawat,
karena mengacu pada etika seorang perawat yang diyakini dapat membedakan mana
yang benar dan mana yang buruk untuk dilakukan.
Menelantarkan pasien merupakan tindakan yang jelas salah,sehingga hal
tersebut tidak perlu diajarkan lagi kepada perawat karena mereka diyakini dapat
membedakan mana yang baik dan buruk dilakukan.

E. ISU BIOETIK DALAM KEPERAWATAN


Bioetik adalah studi tentang isu etika dalam pelayanan kesehatan (Hudak & Gallo,
1997).Dalam pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada bioetik sebagaimana
tercantum dalam sumpah janji profesi keperawatan dan kode etik profesi keperawatan.
Bioetik adalah etika yang menyangkut kehidupan dalam lingkungan tertentu atau
etika yang berkaitan dengan pendekatan terhadap asuhan kesehatan. Dalam
pelaksanaanya, etika keperawatan mengacu pada bioetik yang terdiri dari tiga
pendekatan, yaitu: pendekatan teleologik, pendekatan deontologik, dan pendekatan
intuitionism.
Kelalaian Perawat dalam menjalankan Tugas
Dalam menjalankan tugas keprofesiannya, perawat bisa saja melakukan kesalahan
yang dapat merugikan klien sebagai penerima asuhan keperawatan,bahkan bisa
mengakibatkan kecacatan dan lebih parah lagi mengakibatkan kematian, terutama bila
pemberian asuhan keperawatan tidak sesuai dengan standar praktek keperawatan.
kejadian ini di kenal dengan malpraktek dan hal ini merupakan kelalaian perawat dalam
menjalankan tugas.
Bioetika keperawatan
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat
maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang
mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering
digunakan secara bergantian.
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip-
prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk
melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga
keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar
praktek profesional. (Doheny et all, 1982).
Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti
masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan
pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari
tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan
dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan
ilmiah semata tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan
seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb moral.(Nila Ismani,
2001).
Bioetik adalah studi tentang isu etika dalam pelayanan kesehatan (Hudak & Gallo,
1997).Dalam pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada bioetik sebagaimana
tercantum dalam sumpah janji profesi keperawatan dan kode etik profesi keperawatan.
Kemajuan ilmu dan teknologi terutama di bidang biologi dan kedokteran telah
menimbulkan berbagai permasalahan atau dilema etika kesehatan yang sebagian besar
belum teratasi ( catalano, 1991).
Issue bioetik keperawatan mencakup banyak hal,sesuai dengan kewenangan
perawat,sesuai dengan bidang kerjanya, diantaranya keperawatan anak, gerontik, bedah,
maternitas, komunitas, keluarga dll.
Masalah bioetik semakin berkembang dengan munculnya berbagai sistem
pelayanan kesehatan baru,seperti nursing care (perawat rumah),telenursing (perawatan
jarak jauh) dll.
Contoh kasus Issue Bioetik keperawatan :
1. Keperawatan maternitas :
 Aborsi
 Kehamilan remaja
 Penanganan Bayi berisiko tinggi
2. Keperawatan gerontologi :
 Penganiayaan lanjut usia
 Euthanasia
 Penanganan pasien HIV/AIDS

F. NILAI PRIBADI DAN PRAKTEK PROFESIONAL


Definisi Nilai menurut Kamus besar bahasa indonesia,edisi 3 tahun 2003 yaitu :
Sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Atau sesuatu yang
menyempurnakan manusia sesuai hakekatnya.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yg dipegang sedemikian oleh
seseorang sesuai dgn tuntutan hati nurani (Pengertian scr umum)
Nilai adalah seperangkat keyakinan & sikap pribadi seseorang ttng kebenaran,
keindahan, dan penghargaan dr suatu pemikiran, objek atau perilaku yg berorientasi pd
tindakan dan pemberian arah serta makna pd kehidupan seseorang (Simon, 1973)
Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran,
keinginan mengenai ide-ide, objek atau prilaku khusus (Znowski, 1974).
Klasifikasi nilai adalah suatu proses orang atau seseorang dapat menggunakannya
untuk mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri.
Perawat dalam melaksanakan ASKEP selain menggunakan ilmu keperawatan
yang dimiliki juga diperkuat oleh nilai yang ada dalam diri mereka. Klasifikasi Nilai-nilai
ada 2 yaitu Nilai-nilai nurani dan nilai-nilai memberi.
Nilai nurani yaitu nilai yang ada dalam diri manusia kemudian berkembang
menjadi perilaku serta cara kita memperlakukan orang lain. Contoh :
keberanian,kejujuran, cinta damai, keandalan diri, potensi, disiplin,tahu batas, kemurnian
dan kesesuaian.
Nilai-nilai memberi yaitu nilai yang perlu di praktekkan atau yang diberikan yang
kemudian akan diterima sebanyak yang diberikan. Contoh : setia, dapat dipercaya,
hormat, cinta kasih sayang,tidak egois, baik hati,ramah adil dan murah hati.
Definisi Nilai Etika yaitu nilai untuk manusia sebagai pribadi yang utuh misalnya
kejujuran atau nilai-nilai yang berhubungan dengan akhlak,benar dan salah yang dianut
oelh golongan atau anggotanya.(kamus besar bahasa indonesia edisi 3 tahun 2003 )
Dalam diri manusia terdapat 2 nilai yaitu nilai personal ( nilai-nilai manusia
sebagai pribadi yang utuh ) dan nilai profesional yaitu nilai-nilai manusia berdasarkan
profesinya.

Nilai-nilai tersebut merupakan suatu ciri:


 Nilai-nilai yang membentuk dasar perilaku seseorang.
 Nilai-nilai nyata dari seseorang diperlihatkan melalui pola perilaku yang
konsisten.
 Nilai-nilai menjadi kontrol internal bagi perilaku seseorang
 Nilai-nilai merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang yang
secara intelektual diyakinkan tentang suatu nilai serta memegang teguh dan
mempertahankannya.
Adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi pada ruang lingkup praktek
keperawatan dan bidang tekhnologi medis akan mengakibatkan terjadinya peningkatan
konflik antara nilai-nilai pribadi yang dimiliki perawat dengan pelaksanaan praktek yang
dilakukan sehari-hari. Selain itu pihak atasan membutuhkan bantuan dari perawat untuk
melaksanakan tugas pelayanan keperawatan tertentu, dinilai pihak perawat mempunyai
hak untuk menerima atau menolak tugas tersebut sesuai dengan nilai-nilai pribadi
mereka.
Untuk praktik sebagai perawat profesional diperlukan nilai-nilai yg sesuai dengan
kode etik profesi, antara lain:
1. Menghargai martabat individu tanpa prasangka
2. Melindungi seseorang dalam hal privasi
3. Bertanggung jawab untuk segala tindakannya
Berdasarkan teori klarifikasi nilai-nilai, keyakinan atau sikap dapat menjadi suatu
nilai apabila keyakinan tersebut memenuhi tujuh kriteria sbb:
 Menjunjung dan menghargai keyakinan & perilaku seseorang
 Mengaskannya di depan umum, apabila cocok
 Memilih dari berbagai alternative
 Memilih setelah mempertimbangkan konsekuensinya
 Memilih secara bebas
 Bertindak
 Bertindak dengan pola konsistensi

Perawat secara hukum dan etika berkewajiban untuk memenuhi tanggung jawab
dan kewajibannya dalam peraturan yang membatasinya dan kode etik yg
membimbingnya. Perawat didalam menjalankan kewajibannya tidak terlepas dari nilai-
nilai personal dan professional.

ASPEK SPIRITUAL DALAM KEPERAWATAN


Aspek spiritual berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian
dalam kehidupan menemukan arti dan tujuan hidup,menyadari kemampuan untuk
menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri dan dengan Yang Maha Kuasa.
Aspek spiritual mempunyai 3 komponen dasar :
 Spiritual,merupakan keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan
Maha Pencipta dan percaya pada Allah atau Tuhan yang maha pencipta.
 Kepercayaan,Mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau
seseorang.juga dapat dikatakan upaya seseorang untuk memahami tempat seseorang
dalam kehidupan atau dapat dikatakan sebagaimana seseorang melihat dirinya dalam
hubungan dengan lingkungan
 Agama,merupakan suatu system ibadah yang terorganisir atau teratur,mempunyai
keyakinan sentral ritual dan praktek yang biasa berhubungan dengan
kematian,perkawinan dankeselamatan dan mempunyai aturan – aturan tertentu yang
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dalam memberikan keputusan bagi yang
menjalankan.
Isu yang mungkin timbul antara perawat dan klien berkaitan dengan spiritual :
1) Piuralisme
Perawat dengan pasien menganut kepercayaan dan iman dengan spectrum yang
luas,sehingga dapat meringankan bebas fsikologis.
2) Fear
Berkaitan erat dengan ketidakmampuan mengatasi situasi,melanggar frivasi,merasa
tidak pasti dengan system kepercayaan dan nilai diri sendiri
3) Kesadaran tentang pertanyaan spiritual
Apa yang memberi arti dalam kehidupan,tujuan,harapan dan merasa cinta dalam
kehidupan pribadi perawat
4) Bingung
Tejadi karena adanya perbedaan antara agama dan konsep spiritual
5) Privasi klien
Kenyaman untuk klien harus diutamakan karena akan membantu terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan.

Berdasarkan konsep kperawatan makna spiritual dapat dihubungkan dengan kata-


kata:Makna,harapan,kerukunan dan system kepercayaan
(Dyson,Cobb,Forman,1997)Dyson mengamati bahwa perawat menemukan aspek
spiritual tersebut dalm hubungan seseorang dengan dirinya sendiri,orang lain dan
Tuhan.Menurut Reed & 1992)Spiritual mencakup hubungan Intra-inter dan
transpersonal.Spiritual juga diartikan sebagai inti dari menusia yang memasuki dan
mempengaruhi kehidupan dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan prilaku serta
dalam hubungan dengan diri sendiri,orang lain,alam dan Tuhan(Dossey & Guzzetta
2000)
Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat
kesehatan dan prilaku self-care klien.keyakinan spiritual yang perlu dipahami antara
lain :
a) Menuntun kebiasan hidup sehari=hari
Prakti tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan
mungkin mempunyai makna keagamaan bagi klien,seperti tentang makanan diet
b) Sumber dukungan
Saat stress individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya
c) Sumber Kekuatan dan penyembuhan
Individu bias menagan distress yang luar biasa karena mepunyai keyakinan
yangkuat
d) Sumber konflik
Pada situasi tertentu bias terjadi konflik antar keyakinan agama dengan praktik
kesehatan seperti pandangan penyakit.

Kopetensi dasar yang harus dimiliki perawat :


1. Perawat mampu mendevinisikan aspek spiritual pada manusia atau pasien
2. Perawat mampu mengidentifikasi kebutuhan spiritual pada [asien yang sakit
3. Perawat mampu memberika alternative cara untuk memenuhi kebutuhan spiritual
PENGARUH STRESS TERHADAP IMUNITAS

Ader dan Kohen menyimpulkan dari hasil penelitian bahwa sistem imum bekerja
melalui proses belajar yang diisyaratkan(learning by conditioning).Hal ini merupakan
landasan pemikiran baru yang menunjukkan terhadap hubungan yang erat antara psikis
dan system imun.Mekanisme yang ditempuh dapat dijelaskan melalui dua jalir,yaitu
melalui perantaraan neurotransmitter atau neuromodulator,sinyal ditangkap dan
ditangapi oleh syaraf dan selanjutnya disalurkan lewat :
 Sistem Endokris dengan melepaskan banyak glukokortikoid,hormon-hormon ini
dibentuk oleh hypothalamus selanjtnya ditranformasi melalui pembuluh darah portal
ke hypopisis lobus posterior
 Sistem syaraf,yaitu lewat nerves simpatis yang merawat kelenjar timus,sum-sum
tulang dan limpha untuk memproduksi set T dan sub populasinya,serta sel B
Notosoedirdjo,2011)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pwrasaan tidak senang sedih atau
depresi dapat mengakibatkan supresi terhadap immunoglobulin(ig)A.Perasaan sedih
dapt menurunkan aqktifitas limposit darah dan menurunkan immunoglobulin humoral
maupun selular,lebih lanjut sesuatu yang menentukan orang lain mudah sakit baik
karena infeksi atau bukan,tidak hanya dipengaruhi stressor namun juga diperngaruhi
oleh mekanisme koping masing-masing individu.Mekanisme koping adalah usaha
kognitif dan prilaku(behavior) untuk menguasai,menurunkian,dan atau mentoleransi
kebutuhan internal atau external yang dihasilkan oleh situasi stress.
BAB III
KESIMPULAN

1. Bioetik adalah studi tentang isu etika dalam pelayanan kesehatan (Hudak & Gallo,
1997).Dalam pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada bioetik
sebagaimana tercantum dalam sumpah janji profesi keperawatan dan kode etik
profesi keperawatan.
2. Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab
konflik dalam bertindak.
3. Dalam praktiknya, seorang perawat harus memiliki prinsi-prinsip Autonomi,
Benefesience, Justice, Veracity, Avoiding Killing, Fedelity
4. Salah satu cara menyelesaikan permasalahan etis adalah dengan melakukan
rounde ( Bioetics Rounds ) yang melibatkan perawat dengan dokter. Rounde ini
tidak difokuskan untuk menyelesaikan masalah etis tetapi untuk melakukan
diskusi secara terbuka tentang kemungkinan terdapat permasalahan etis.
5. Perbedaan besar nampak antara teleologi dengan deontologi. Secara sederhana,
hal ini dapat kita lihat dari perbedaan prinsip keduanya. Dalam deontologi, kita
akan melihat sebuah prinsip benar dan salah. Namun, dalam teleologi bukan itu
yang menjadi dasar, melainkan baik dan jahat.

SARAN
Isu bioetik dalam praktik keperawatan tentu saja bukan barang langka, yang bisa
didapatkan oleh calon perawat sekalipun. Dengan mempelajarinya secara rinci, dan
dengan mengatahui akibat yang dapat ditimbulkannya. Maka tidaklah bisa dikatakan
seorang perawat yang baik, apabila masih melakukan tindakan di luar batas yang
diperbolehkan.
Dengan adanya bahasan menganai isu bioetik seperti ini, kita akan diingatkan
batapa kejinya perbuatan yang melanggar aturan itu. Dan kita juga diajarkan tentang
bagaimana menyikapi segala bentuk dilema dalam praktik keseharian kita. Semoga
makalah ini dapat menjadi acuan, atau referensi dalam pengajaran mata kuliah etika
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Ismani Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta. Widya Medika


Amir amri. 1997. Hukum kesehatan. Jakarta. Bunga Rampai.
Lubis Sofyan. 2009. Mengenal Hak Konsumen Dan Pasien. Jakarta. Pustaka Yustisia.
Hamid,A.Y.1999,Aspek Spiritual dalam keperawatan,Jakarta,Wydia Medika
Notosoedordjo,M, 2016,Fsikobiologi sebagai dasar psikoneuroimunologi,dalam
psikoneurologi kedokteran,Surabaya Airlangga,Surabaya

Anda mungkin juga menyukai