Anda di halaman 1dari 209

BAB I

KONSEP ETIKA DAN MORAL

1. PENGERTIAN
Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya
manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-
prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu : baik dan buruk serta
kewajiban dan tanggung jawab.

Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup,
sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi
perilaku profesional. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik
merupakan istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya
manusia berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain.
Sehingga juga dapat disimpulkan bahwa etika mengandung 3 pengertian pokok yaitu :
nilai-nilai atau norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah laku, kumpulan azas atau nilai moral, misalnya kode etik dan
ilmu tentang yang baik atau yang buruk (Ismaini, 2001).

2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan etika dan moral yang baik dan benar dalam
asuhan keperawatan.
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari tentang etika dan moral dalam asuhan keperawatan mahasiswa
dapat :
1. Memenuhi Ilmu Keperawatan Dasar
2. Mengetahui dan memahami definisi etik
3. Mengetahui dan memahami tipe – tipe etika
4. Mengetahui dan memahami teori etik
5. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip etik
6. Mengetahui dan memahami definisi moral
7. Mengetahui dan memahami prinsip- prinsip moral

1
3. MATERI

Tipe-tipe Etik
1. Bioetik
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik,
menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetika difokuskan pada
pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi,
pengobatan, politik, hukum, dan theology.Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik
merupakan evaluasi etika pada moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu
pelaksanaan pengobatan pada manusia.Pada lingkup yang lebih luas, bioetik
mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan
membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yang
meliputi semua tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu
dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberian
pelayanan kesehatan.

2. Clinical ethics/Etik klinik


Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah
etik selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics : adanya
persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon
permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).

3. Nursing ethics/Etik Perawatan


Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan
dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.Etika
keperawatan dapat diartikan sebagai filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral
yang mendasari pelaksanaan praktek keperawatan. Inti falsafah keperawatan adalah
hak dan martabat manusia, sedangkan fokus etika keperawatan adalah sifat manusia
yang unik (k2-nurse, 2009)

Teori Etik
Dalam etika masih dijumpai banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan suatu
tindakan, sifat, atau objek perilaku yang sama dari sudut pandang atau perspektif yang
berlainan. Beberapa teori etik adalah sebagai berikut :

2
1. Utilitarisme
Sesuai dengan namanya Utilitarisme berasal dari kata utility dengan bahasa latinnya
utilis yang artinya “bermanfaat”.Teori ini menekankan pada perbuatan yang
menghasilkan manfaat, tentu bukan sembarang manfaat tetapi manfaat yang banyak
memberikan kebahagiaan kepada banyak orang.

2. Deontology
Deontology berasal dari kata deon dari bahasa yunani yang artinya kewajiban.Teori
ini menekankan pada pelaksanaan kewajiban. Suatu perbuatan akan baik jika didasari
atas pelaksanaan kewajiban, jadi selama melakukan kewajiban sudah melakukan
kebaikan. Teori ini tidak terpatok pada konsekuensi perbuatan dengan kata lain teori
ini melaksanakan terlebih dahulu tanpa memikirkan akibatnya. (Aprilins, 2010)

Prinsip-prinsip Etik
1. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang harus dihargai oleh orang lain. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.Praktek profesional merefleksikan
otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya.

2. Berbuat baik (Beneficience)


Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.

3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan
dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai

3
hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan.
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran.Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.Informasi harus ada agar
menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan.

6. Menepati janji (Fidelity)


Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang perawat
untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya kepada pasien.

7. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasinya.Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.Tidak ada seorangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. (Geoffry hunt. 1994)

Macam macam etika perawat


1. Perawat dengan klien
Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.oleh karena itu,dalam menjalankan tugas perawat perlu
meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan menghargai nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat , menghargai adat kebiasan serta kepercayaan individu, keluarga,
4
kelompok, dan masyarakat yang menjadi pasien atau klien. Perawat dapat memgang
teguh rahasia pribadi (privasi) dan hanya dapat memberikan keterangan bila di
perlukan oleh pihak yang berkepentingan/pengadilan.

2. Perawat dengan pelayanan kesehatan


Perawat memegang peran penting dalam menentukan dan melaksanakan standar
praktik keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar
pendidikan keperawatan.Perawat dapat mengembangkan pengetahuan yang
dimilikinya secara aktif untuk menompang perannya dalam situasi tertentu.

3. Perawat dan lingkungan masyarakat


Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif dan dapat
berperan serta secara aktif dalam menentukan masalah kesehatan dan masalah social
yang terjadi di masyarakat.

4. Perawat dengan teman sejawat


Perawat dapat menompang hubungan kerja sama dengan teman sekerja, baik tenaga
keperawatan maupun tenaga profesi lain diluar keperawatan. Perawat dapat
melindungi dan menjamin seseorang, dalam masa perawatannya merasa terancam.

5. Perawat dengan profesi


Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar praktek
keperawatan dan pendidikan keperawatan.Perawat diharapkan ikut aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dalam menompang pelaksanaan perawatan secara
professional.Perawat sebagai anggota organisasi profesi, berpartisipasif dalam
memelihara kestabilan social dan ekonomi sesuai dengan kondisi pelaksaan praktik
keperawatan.

Definisi Moral
Moral, istilah ini berasal dari bahasa latin yang bearti adat atau kebiasaaan. Pengertian
moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar
perilaku” dan “nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota
masyarakat tempat ia tinggal.

5
Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang
benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama,
hukum, adat dan praktek professional.

Prinsip-prinsip moral dalam praktek keperawatan


Pada dasarnya moral dalam praktek keperawatan mempunyai prinsip- prinsip sebagai
berikut:

1.    Menghargai otonomi (facilitate autonomy)


Suatu bentuk hak individu dalam mengatur kegiatan/prilaku dan tujuan hidup
individu.Kebebasan dalam memilih atau menerima suatu tanggung jawab terhadap
pilihannya sendiri.Prinsip otonomi menegaskan bahwa seseorang mempunyai
kemerdekaan untuk menentukan keputusan dirinya menurut rencana pilihannya
sendiri. Bagian dari apa yang didiperlukan dalam ide terhadap respect terhadap
seseorang, menurut prinsip ini adalah menerima pilihan individu tanpa
memperhatikan apakah pilihan seperti itu adalah kepentingannya. (Curtin, 2002).
Permasalahan dari penerapan prinsip ini adalah adanya variasi kemampuan otonomi
pasien yang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat kesadaran, usia, penyakit,
lingkungan Rumah Sakit, ekonomi, tersedianya informsi dan lain-lain (Priharjo,
1995). Contoh: Kebebasan pasien untuk memilih pengobatan dan siapa yang berhak
mengobatinya sesuai dengan yang diinginkan .

2.      Kebebasan (freedom)
Perilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau paksaan
pihak lain (Facione et all, 1991). Bahwa siapapun bebas menentukan pilihan yang
menurut pandangannya sesuatu yang terbaik. Contoh : Klien mempunyai hak untuk
menerima atau menolak asuhan keperawatan yang diberikan.

3.      Kebenaran (Veracity) à truth
Melakukan kegiatan/tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang tidak
bertentangan (tepat, lengkap). Prinsip kejujuran menurut Veatch dan Fry (1987)
didefinisikan sebagai menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong. Suatu
kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang
lain. Kebenaran merupakan hal yang fundamental dalam membangun hubungan saling
6
percaya dengan pasien.Perawat sering tidak memberitahukan kejadian sebenarnya
pada pasien yang memang sakit parah.Namun dari hasil penelitian pada pasien dalam
keadaan terminal menjelaskan bahwa pasien ingin diberitahu tentang kondisinya
secara jujur (Veatch, 1978).
Contoh : Tindakan pemasangan infus harus dilakukan sesuai dengan SOP yang
berlaku dimana klien dirawat.

4.      Keadilan (Justice)
Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione et all, 1991). Merupakan suatu
prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya individu mendapat
tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang relative sama untuk kebaikan
kehidupan seseorang. Prinsip dari keadilan menurut beauchamp dan childress adalah
mereka uang sederajat harus diperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak sederajat
diperlakukan secara tidak sederajat, sesuai dengan kebutuhan mereka.
Ketika seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yang besar, maka menurut prinsip
ini harus mendapatkan sumber-sumber yang besar pula, sebagai contoh: Tindakan
keperawatan yang dilakukan seorang perawat baik dibangsal maupun di ruang VIP
harus sama.

5.    Tidak Membahayakan (Nonmaleficence)


Tindakan/ prilaku yang tidak menyebabkan kecelakaan atau membahayakan orang
lain.(Aiken, 2003). Contoh : Bila ada klien dirawat dengan penurunan kesadaran,
maka harus dipasang side driil.

6.      Kemurahan Hati (Benefiecence)
Menyeimbangkan hal-hal yang menguntungkan dan merugikan/membahayakan dari
tindakan yang dilakukan. Melakukan hal-hal yang baik untuk orang lain. Merupakan
prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang lain/pasien.Prinsip ini
sering kali sulit diterapkan dalam praktek keperawatan. Berbagai tindakan yang
dilakukan sering memberikan dampak yang merugikan pasien, serta tidak adanya
kepastian yang jelas apakah perawat bertanggung jawab atas semua cara yang
menguntungkan pasien. Contoh: Setiap perawat harus dapat merawat dan
memperlakukan klien dengan baik dan benar.

7
7.  Kesetiaan (fidelity)
Memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan dan tanggung jawab,
memenuhi janji-janji.Veatch dan Fry mendifinisikan sebagai tanggung jawab untuk
tetap setia pada suatu kesepakatan.Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat-
pasien meliputi tanggung jawab menjaga janji, mempertahankan konfidensi dan
memberikan perhatian/kepedulian.Peduli kepada pasien merupakan salah satu dari
prinsip ketataatan.Peduli pada pasien merupakan komponen paling penting dari
praktek keperawatan, terutama pada pasien dalam kondisi terminal (Fry, 1991). Rasa
kepedulian perawat diwujudkan dalam memberi asuhan keperawatan dengan
pendekatan individual, bersikap baik, memberikan kenyamanan dan menunjukan
kemampuan professional. Contoh: Bila perawat sudah berjanji untuk memberikan
suatu tindakan, maka tidak boleh mengingkari janji tersebut.

8.  Kerahasiaan (Confidentiality)
Melindungi informasi yang bersifat pribadi, prinsip bahwwa perawat menghargai
semua informsi tentang pasien dan perawat menyadari bahwa pasien mempunyai hak
istimewa dan semua yang berhubungan dengan informasi pasien tidak untuk
disebarluaskan secara tidak tepat (Aiken, 2003).Contoh : Perawat tidak boleh
menceritakan rahasia klien pada orang lain, kecuali seijin klien atau seijin keluarga
demi kepentingan hukum.

9. Hak  (Right)
Berprilaku sesuai dengan perjanjian hukum, peraturan-peraturan dan moralitas,
berhubungan dengan hukum legal.(Webster’s, 1998). Contoh : Klien berhak untuk
mengetahui informasi tentang penyakit dan segala sesuatu yang perlu diketahuinya.

8
4. DAFTAR PUSTAKA

Kozier B., Erb G., Berman A., & Snyder S.J. 2010. Fundamentals of Nursing
Concepts, Process and Practice 7th Ed., New Jersey: Pearson Education Line
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Ed. 4
Volume 1.Jakarta : EGC
Aprilins. 2010. Teori Etika. Diakses 26 Desember 2011 pukul 21.00 WIB. Diposkan
23 Februari 2010 pukul 10.02 PM. URL : http://aprillins.com/2010/1554/2-teori-etika-
utilitarisme-deontologi/
Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika
https://kamilatulelsi.wordpress.com/2015/02/26/etika-keperawatan
https://ners-blog.blogspot.com/2011/04/etik-dan-moral-dalam-praktek.html

5. RINGKASAN

Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima dan
dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat harus memanfaatkan
nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang
kuat dalam mengemban peran profesionalnya.Dengan demikian perawat yang
menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis
profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar,
melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi
keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, dan akan berdampak
terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Selain itu dalam menyelesaikan
permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus dilakukan dengan tetap
mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak merugikan salah satu pihak.

9
6. TES

1. Dalam keperawatan di ruang bedah, sebelum operasi pasien harus mendapatkan


penjelasan tentang persiapan pembedahan baik pasien di ruang vip maupun kelas
III. Kasus diatas merupakan penerapan prinsip etik yaitu...
a. Nonmaleficience
b. Justice
c. Veracity
d. Beneficience
e. Autonomy

2. Ketika pasien menanyakan berbagai hal tentang penyakitnya hasil pemeriksaan


fisik dan laboratorium. Seorang perawat menjawab sesuai hasil yang diciptakan
dari pemeriksaan tersebut. Hal diatas merupakan penerapan prinsip yaitu…
a. Nonmaleficience
b. Justice
c. Veracity
d. Beneficience
e. Autonomy

3. Jangan membunuh, menghilangkan nyawa orang lain. Jangan menyebabkan nyeri


atau penderitaan orang lain. Merupakan prinsip dari…
a. Nonmaleficience
b. Justice
c. Veracity
d. Beneficience
e. Autonomy

4. Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya


manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan – aturan dan prinsip
– prinsip yang menetukan tingkah laku yang benar yaitu baik dan buruk serta
kewajiban dan tanggung jawab. Merupakan definisi etika menurut…
a. David (1978)
b. Suhaemi (2003)
10
c. Perry (1997)
d. Ismani (2001)
e. David (1996)

5. Berikut yang bukan termasuk prinsip – prinsip etika, yaitu…


a. Otonomi
b. Beneficience
c. Justice
d. Veracity
e. Maleficence

6. Berikut merupakan contoh prinsip etika veracity yang benar adalah…


a. Tindakan pemasangan infus harus dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku
dimana klien dirawat
b. Klien mempunyai hak untuk menerima atau menolak asuahan keperawatan
yang diberikan
c. Kebebasan pasien untuk memilih pengobatan dan siapa yang berhak
mengobatinya sesuai dengan yang diinginkan
d. Setiap perawat harus dapat merawat dan memperlakukan klien dengan baik
dan benar
e. Bila perawat sudah berjanji untuk memberikan suatu tindakan, maka tidak
boleh mengingkari janji tersebut

7. Prinsip yang digunakan agar pasien dapat membuat keputusan sendiri untuk
perawatan dirinya adalah…
a. Beneficience
b. Autonomy
c. Justice
d. Veracity
e. Fidelity

8. Perawat tidak boleh memberikan perawatan yang membahayakan pasien,


merupakan prinsip…
a. Justice
11
b. Nonmaleficience
c. Fidelity
d. Veracity
e. Autonomy

9. Klien mempunyai hak untuk menerima/menolak asuhan yang diberikan…


a. Veracity
b. Freedom
c. Nonmalieficience
d. Beneficence
e. Fidelity

10. Manakah contoh dibawah ini yang termasuk prinsip moral kebebasan dalam
praktik keperawatan ?
a. Kebebasan pasien untuk memilih pengobatan dan siapa yang berhak
mengobatinya sesuai dengan yang diinginkan
b. Klien mempunyai hak untuk menerima atau menolak asuhan keperawatan
yang diberikan
c. Tindakan pemasangan infus harus dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku
dimana klien dirawat
d. Tindakan keperawatan yang dilakukan seorang perawat baik dibangsal
maupun di ruang VIP harus sama
e. Bila ada klien dirawat dengan penurunan kesadaran, maka harus dipasang
side driil

12
7. Glosarium

Beneficience : Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,


memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan
oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.

Confidentially : Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien


harus dijaga privasinya.Segala sesuatu yang terdapat dalam
dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka
pengobatan klien.Tidak ada seorangpun dapat memperoleh
informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. (Geoffry hunt. 1994)

Etika : Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana


sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut
aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku
yang benar, yaitu : baik dan buruk serta kewajiban dan tanggung
jawab.

Fidellity : Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan


komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya
dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan,
kesetiaan, adalah kewajiban seseorang perawat untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya kepada pasien.

Justice : Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan


komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya
dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan,
kesetiaan, adalah kewajiban seseorang perawat untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya kepada pasien.

13
Moral : Moral, istilah ini berasal dari bahasa latin yang bearti adat atau
kebiasaaan. Pengertian moral adalah perilaku yang diharapkan oleh
masyarakat yang merupakan “standar perilaku” dan “nilai” yang
harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat
tempat ia tinggal.

Nonmaleficience : Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan


psikologis pada klien.

Otonomi : Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu


berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang
dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat
sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang
harus dihargai oleh orang lain. Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan
diri.Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya.

14
8. Kunci Jawaban

1. B. Justice
2. C. Veracity
3. A. Nonmaleficent
4. D. Ismani (2001)
5. E. Maleficient
6. A. Tindakan pemasangan infus harus dilakukan sesuai dengan SOP yang
berlaku dimana klien dirawat
7. B. Autonomy
8. B. Nonmaleficient
9. B. Freedom
10. B. Klien memiliki hak untuk menerima atau menolak asuhan keperawatan
yang diberikan

15
BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN

1. PENGERTIAN
Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan
pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas, dan legalitas. Dewasa ini klien juga
untuk meminta untuk lebih dapat menentukan sendiri dan mengontrol tubuh mereka
sendiri bila sakit. Persetujuan, kerahasiaan, dan hak klien untuk menolak pengobatan
merupakan aspek dari penentuan diri sendiri.

Kebutuhan untuk hak klien adalah hasil secara luas dari dua keadaan yaitu kerentanan
(vulnerability) klien dari penyakit dan kompleksitas hubungan dalam tatanan asuhan
kesehatan. Ketika sakit, seseorang sering tidak mampu menyatakan hak-haknya
sebagaimana bila ia sakit.  Menyatakan hak memerlukan energi dan kesadaran tentang
hak seseorang dalam situasi tersebut.  Oleh karenanya seseorang yang lemah atau
terkait dengan penyakitnya, mungkin tidak mampu menyatakan hak-haknya.

2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami hak dan kewajiban pasien dalam
mengaplikasikan asuhan keperawatan.
Tujuan Khusus
Setelah memahami tentang hak dan kewajiban pasien mahasiswa dapat :
meningkatkan keahlian dan keterampilan tenaga keperawatan. Standar profesi
merupakan pedoman bagi tenaga kesehatan dalam menjalankan upaya pelayanan
kesehatan, khususnya berkaitan dengan tindakan yang harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap pasien,sesuai dengan kebutuhan pasien, kecakapan, dan
kemampuan tenaga kesehatan serta ketersediaan fasiliatas dalam sarana layanan
kesehatan yang ada. Sementara itu, hak pasien harus dihormati oleh tenaga kesehatan
dalam upaya pelayanan kesehatan.

16
3. MATERI
Pola baru dari hubungan asuhan kesehatan muncul sebagai akibat dari beberapa
kekuatan di masyarakat, mencakup konsumen yang lebih berpengetahuan dan
pengakuan dari peranan gaya kehidupan di dalam penyakit.  Tujuan kesehatan
meliputi pengembalian otonomi dan kemendirian klien serta penerimaan kesehatan
yang baik sebagai tanggung jawab pemberi asuhan, klien, serta masyarakat.  Tujuan
ini tidak dapat di capai, kecuali klien menerima tanggung jawab secara aktif untuk
kesehatan mereka dan asuhan kesehatan, serta kecuali klien dan pemberi asuhan
saling menghargai.  Penggerakan hak-hak klien meningkatkan hubungan kesehatan
yang baru ini, dan perawat dewasa ini di cegah untuk mengurangi hak-hak klien
dengan mengidentifikasi dan melindungi hak klien serta pembantu klien menyatakan
haknya (Healey, 1983).

Pada tahun 1973 di American Hospital Association menerbitkan a Patient’s Bill of


Rights dalam upaya meningkatkan hak klien yang dirawat. Seringkali klien tidak
mengetahui haknya, walaupun banyak rumah sakit dewasa ini memberi klien pada
saat masuk pernyataan haknya.

4 hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan kesehatan (Annas dan Healey, 1974)
1.      Hak untuk kebenaran secara menyeluruh
2.      Hak untuk privasi dan martabat pribadi
3.      Hak untuk memelihara penentuan diri dengan berpartisipasi dalam
keputusan sehubungan dengan kesehatan seseorang
4.      Hak untuk memperoleh catatan medis, baik selama maupun setelah dirawat

Pernyataan hak pasien/klien


Uraian pernyataan hak pasien (a Patient’s Bill of Rights) adalah sebagai berikut :
1. Klien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan.
2. Klien mempunyai hak untuk memperoleh informasi terbaru dan lengkap dari dokter
mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosisnya.
3. Klien mempunyai hak untuk menerima informasi penting dari dokternya untuk
memberikan persetujuan tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta
risiko kemungkinan dialaminya, kecuali dalam sistem darurat.

17
4. Klien mempunyai hak untuk menolak pengobatan sejauh diijinkan oleh hukum dan
diinformasikan tentang konsekuensi tindakannya.
5. Klien mempunyai hak untuk mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang
menyangkut program asuhan medis diskusi medis konsultasi, pemeriksaan dan
pengobatan yang dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan.
6. Klien mempunyai hak untuk mengharapkan bahwa semua komunikasi dan catatan
mengenai asuhannya harus diberlakukan sebagai rahasia.
7. Klien mempunyai hak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ke tempat lain yang
lebih lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan
tersebut, dan rumah sakit yang ditunjuk dapat menerimanya.
8. Klien mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang hubungan rumah sakit
dengan instansi lain, seperti pendidikan institusi atau instansi lainnya dengan
asuhan yang diterimanya. Contoh : hubungan individu yang merawatnya, nama
yang merawat dsb.
9. Klien mempunyai hak untuk diberikan penasehat apabila rumah sakit mengajukan
untuk terlibat atu berperan dalam eksperimen manusiawi yang memengaruhi
asuhan atau pengobatannya. Klien mempunyai hak untuk menolak berpartisipasi
dalam proyek riset tersebut.
10. Klien mempunyai hak untuk mengetahui peraturan dan ketentuan rumah sakit yang
harus diikitunya sebagai klien.
11. Klien mempunyai hak untuk mengetahui peraturan dan ketentuan rumah sakit yang
diikutinya.
12. Klien mempunyai hak untuk mengharapkan asuhan berkelanjutan yang dapat
diterima. Klien mempunyai hak untuk mengetahi lebih jauh waktu perjanjian
dengan dokter yang ada. Klien mempunyai hak untuk mengharapkan rumah sakit
menyediakan mekanisme sehingga ia mendapat informasi dari dokter atau staf
yang didelegasikan oleh dokter tentang kesehatan klien selanjutnya.

Menurut Fred Ameln hak-hak tersebut meliputi hak atas informasi, hak
memberikan informasi, hak memilih dokter, hak memilih sarana kesehatan, hak atas
rahasia kedokteran, hak menolak pengobatan, hak menolak sesuatu tindakan medik
tertentu, hak untuk menghentikan pengobatan, hak melihat rekam medis, hak second
opinion.

18
KEWAJIBAN KLIEN
Menurut Fred Ameln, kewajiban pasien adalah :
1.    Memberi informasi lengkap perihal penyakitnya kepada tenaga kesehatan.
2.    Mematuhi nasehat tenaga kesehatan.
3.    Menghormati privasi tenaga kesehatan yang mengobatinya.
4.    Memberi imbalan jasa.

Selain itu, menurut buku Pengantar Pendidikan Keperawatan karya A. Aziz Alimul
H. S.Kep. Kewajiban pasien antara lain :
1. Pasien dan keluarga berkewajiban untuk mentaati segala peraturan tata tertib
rumah sakit.
2. Pasien wajib menceritakan sejujurnya tentang segala sesuatu mengenai penyakit
yang diderita.
3. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter atau perawat dalam
rangka pengobatan.
4. Pasien beserta penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas
jasa pelayanan rumah sakit atau dokter.
5. Pasien dan penanggungnya berkewajiban untuk memenuhi segala perjanjian yang
ditandatangani.

19
4. DAFTAR PUSTAKA

Kozier B., Erb G., Berman A., & Snyder S.J. 2010. Fundamentals of Nursing
Concepts
https://id.wikipedia.org

5. RINGKASAN

1. Hak-hak pasien yang paling menonjol dalam hubungannya dengan pelayanan


kesehatan, yaitu  rekam medis, persertujuan tindakan medis, rahasia medis.
2. Kewajiban klien antara lain, memberi informasi lengkap perihal penyakitnya
mematuhi nasehat perawat, menghormati privasi, memberi imbalan jasa.
3. Undang-undang Perlindungan Konsumen No. 8 tahun 1999 (UUPK) mengartikan
konsumen sebagai setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia
dimasyarakat, baik untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain, dan tidak untuk dipedagangkan.
4. Dalam UU ini dijabarkan hak dan kewajiban konsumen, pelaku usaha dan jasa
yang kalau kita periksa satu-persatu semuanya dapat kita aplikasikan dalam
tatanan hubungan antara perawat dan pasien/klien.

20
6. TES
1. Pengertian hak adalah ……
a. Sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk
berbuat sesuatu
b. Konsumen yang lebih berpengetahuan
c. Keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya
d. Bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan
e. Peraturan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

2. Terdapat 4 hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan keperawatan, kecuali……


a. Hak untuk kebenaran
b. Hak untuk privasi dan martabat pribadi
c. Hak untuk memelihara penentuan diri dengan berpartisipasi dalam keputusan
d. Hak untuk mendapatkan perlindungan
e. Hak untuk mendapatkan catatan medis, baik selama setelah dirawat

3. Menurut Fred Ameln hak meliputi …….


a. Hak katas pembelaan
b. Hak atas keselamatan
c. Hak untuk menolak tindakan medis tertentu
d. Hak atas keamanan
e. Hak atas kenyamanan

4. Menurut Fred Ameln kewajiban pasien adalah, kecuali…..


a. Memberi informasi lengkap perihal penyakitnya kepada tenaga kesehatan
b. Mematuhi nasihat tenaga kesehatan
c. Memberiimbalanjasa
d. Menghormati privasi tenaga kesehatan yang mengobatinya
e. Hak atas rahasia kedoteran

5. Menurut buku Pengantar Pendidikan Keperawatan Karya A.Aziz Alimul H.S.Kep,


kewajiban pasien antara lain…..
a. Menghormati privasi tenaga kesehatan yang mengobatinya

21
b. Pasien dan keluarga berkewajiban untuk mentaati segala peraturan tata tertib
rumah sakit
c. Memilih tenaga medis
d. Memilih tindakan pengobatan
e. Memilih ruangan yang akan ditinggali

6. Undang-undang yang mengatur tentang perlindungan konsumen adalah undang-


undang nomor……
a. No.4 tahun 2012
b. No.5 tahun 1998
c. No.8 tahun 1999
d. No. 1 tahun 2000
e. No. 6 tahun 1998

7. Undang-undang yang mengatur perlindungan konsumen menjelakan bahwa hak


konsumen diantaranya adalah…….
a. Hak atas kenyamanan
b. Memilih tenaga medis
c. Memilih tindakan pengobatan
d. Memilih ruangan yang akan ditinggali
e. Hak atas privasi

8. informend consent adalah……


a. persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarga atas dasar informasi dan
penjelasan mengenai tindakan medis yang akan di lakukan terhadap klien
b. tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya
sesuai dengan keadilan, moralitas,dan legislasi
c. sesuatu yang harus kita jalankan hak adalah sesuatu yang harus kita dapatkan,
atau sesuatu kita dapatkan setelah menjalankan kewajiban
d. mempertimbangkan baik buruknya tingkahlaku dan tindakan manusia dalam
mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan moral 
e. semua yg berhubungan dengan apa yang benar dan salah dalam perilaku
manusia

22
9. Dasar hukum yang menjadikan seseorang konsumen dapat mengajukan
perlindungan adalah……
a. pasal 5 ayat 1
b. pasal 2 ayat 3
c. pasal 4 ayat 1
d. pasal 1 ayat 1
e. pasal 2 ayat 2

10. peraturan pemerintah nomor berapakah yang mengatur tentang pembinaan


pengawasan dan penyelengaraan perlindungan konsumen…….
a. No. 8 tahun 1999
b. No.4 tahun 2012
c. No.5 tahun 1998
d. No.58 tahun 2001
e. No. 2 tahun 2001

23
7. GLOSARIUM

Hak : adalah suatu yang mutlak milik kita dan penggunaannya tergantung
pada diri kita sendiri. Hak adalah segala sesuatu yang harus
didapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir bahkan
sebelum lahir.

Kewajiban : kewajiban adalah segala sesuatu yang diwajibkan, atau sesuatu yang
harus dilaksanakan. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan
pihak tertentu dengan rasa tanggung jawab yang pada prinsipnya
dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.

24
8. KUNCI JAWABAN

1. A. Sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk


berbuat sesuatu
2. D. Hak untuk mendapatkan perlindungan
3. C. Hak untuk menolak tindakan medis tertentu
4. E. Hak atas rahasia kedokteran
5. B. Pasien dan keluarga berkewajiban untuk mentaati segala peraturan tata
tertib rumah sakit
6. C. No.8 tahun 1999
7. C. Memilih tindakan pengobatan
8. A. persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarga atas dasar informasi
dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan di lakukan terhadap klien
9. A. pasal 5 ayat 1
10. D. No.58 tahun 2001

25
BAB III
TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT DALAM KEPERAWATAN

1. PENGERTIAN
keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya. Sebutan ini menunjukkan bahwa
perawat professional menampilkan kinerja secara hati – hati, teliti dan kegiatan
perawat dilaporkan secara jujur.(Koziers 1983:25) Klien merasa yakin bahwa
perawat bertanggung jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian
yang relevan dengan disiplin ilmunya.

Penerapan ketentuan hukum (eksekusi) terhadap tugas-tugas yang berhubungan


dengan peran tertentu dari perawat, agar tetap kompeten dalam Pengetahuan, Sikap
dan bekerja sesuai kode etik (ANA, 1985).

Menurut pengertian tersebut, agar memiliki tanggung jawab maka perawat diberikan
ketentuan hukum dengan maksud agar pelayanan perawatannya tetap sesuai
standar.Misalnya hukum mengatur apabila perawat melakukan kegiatan kriminalitas,
memalsukan ijazah, melakukan pungutan liar dsb. Tanggung jawab perawat
ditunjukan dengan cara siap menerima hukuman (punishment) secara hukum kalau
perawat terbukti bersalah atau melanggar hukum.

Keharusan seseorang sebagai mahluk rasional dan bebas untuk tidak.mengelak serta
memberikan penjelasan mengenai perbuatannya, secara retrosfektif atau prosfektif
(Bertens, 1993:133). Berdasarkan pengertian di atas tanggung jawab diartikan sebagai
kesiapan memberikan jawaban atas tindakan-tindakan yang sudah dilakukan perawat
pada masa lalu atau tindakan yang akan berakibat di masa yang akan datang. Misalnya
bila perawat dengan sengaja memasang alat kontrasepsi tanpa persetujuan klien maka
akan berdampak pada masa depan klien. Klien tidak akan punya keturunan padahal
memiliki keturunan adalah hak semua manusia. Perawat secara retrospektif harus bisa
mempertanggung-jawabkan meskipun tindakan perawat tersebut diangap benar
menurut pertimbangan medis.

26
2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tanggung jawab dan tanggung gugat dalam
mengaplikasikan asuhan keperawatan.
Tujuan Khusus
Setelah memahami tentang tanggung jawab dan tanggung gugat mahasiswa dapat :

1. Mengetahui apa saja tanggung jawab perawat


2. Mengetahui tanggung gugat seorang perawat

27
3. MATERI
Jenis-jenis tanggung jawab perawat

1. Tanggung jawab utama terhadap tuhannya.


Dalam sudut pandang etika Normatif, tanggung jawab perawat yang paling utama
adalah tanggung jawab di hadapan Tuhannya. Sesungguhnya penglihatan,
pendengaran dan hati akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Tuhan.
Dalam sudut pandang Etik pertanggung jawaban perawat terhadap Tuhannya terutama
yang menyangkut hal-hal berikut ini :
a. Apakah perawat berangkat menuju tugasnya dengan niat ikhlas karena Tuhan ?
b. Apakah perawat mendo’akan klien selama dirawat dan memohon kepada Tuhan
untuk kesembuhannya ?
c. Apakah perawat mengajarkan kepada klien hikmah dari sakit ?
d. Apakah perawat menjelaskan mafaat do’a untuk kesembuhannya ?
e. Apakah perawat memfasilitasi klien untuk beribadah selama diRS?
f. Apakah perawat melakukan kolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan spiritual
klien?

2. Tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat.


Tanggung jawab merupakan aspek terpenting dalam etika perawat. Tanggung jawab
adalah kesediaan seseorang dalam menghadapi kemungkinan paling buruk sekalipun,
memberikan kompensasi dan informasi terhadap apa yang dilaksanakannya dalam
melaksanakan tugas. Tanggung jawab perawat terhadap klien berfokus terhadap apa
yang dilakukannya terhadap klien. Contoh bentuk tanggung jawab perawat terhadap
klien: mengenal kondisi klien, merawat klien selama jam dinas, tanggung jawab
dalam pendokumentasian, menjaga keselamatan klien, bertanggung jawab bila terjadi
penurunan kondisi klien, dan sebagainya.

Tanggung jawab perawat juga erat hubungannya dengan tugas utama perawat yaitu
care. Seperti dalam tugas – tugas yang didelegasikan misalnya dalam pemberian obat.
Meskipun ini adalah tugas yang didelegasikan, perawat harus turut bertanggung jawab
meskipung kesalahan utama terkadang terletak pada atasan yang member delegasi.
Etika perawat juga melandasi perawat untuk memiliki tanggung jawab, terutama
memandang manusia sebagai makhluk yang unik dan utuh. Unik artinya individu
bersifat khas dan tidak bisa disamakan dengan individu lain. Utuh artinya manusia

28
memiliki kebutuhan yang kompleks dan saling berkaitan. Berbagai tanggung jawab
lainnya dari perawat terhadap kliennya seperti bertanggung jawab dalam memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai budaya dan agama dari individu selama
melaksanakan pengabdian di bidang keperawatan serta bertanggung jawab dalam
menjalin kerja sama dengan individu, keluarga, dan masyarakat khususnya dalam
mengadakan upaya kesehatan dan kesejahteraan.

3. Tanggung jawab terhadap rekan sejawat dan atasan.


Ada beberapa hal yang berkaitan dengan tanggu ng jawab perawat terhadap rekan
sejawat atau atasan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Membuat pencatatan yang lengkap (pendokumentasian) tentang kapan melakukan
tindakan.
b. keperawatan, berapa kali, dimana dengan cara apa dan siapa yang melakukan.
Misalnya perawat A melakuan pemasangan infus pada lengan kanan vena
brchialis , dan pemberian cairan RL sebanyak 5 kolf, infus dicabut malam senin
tanggal 30 juni 2007 jam 21.00. Kemudian dibubuhi tanda tangan dan nama jelas
perawat.
c. Mengajarkan pengetahuan perawat terhadap perawat lain yang belum mampu atau
belum mahir melakukannya. Misalnya perawat belum mahir memasang EKG
diajar oleh perawat yang sudah mahir. Untuk melindungi masyarakat dari
kesalahan, perawat baru dilatih oleh perawat senior yang sudah mahir, meskipun
secara akademik sudah dinyatakan kompeten tetapi kondisi lingkungan dan
lapangan seringkali menuntut adaptasi khusus.
d. Memberikan teguran bila rekan sejawat melakukan kesalahan atau menyalahi
standar.
e. Perawat bertanggung jawab bila perawat lain merokok di ruangan, memalsukan
obat, mengambil barang klien yang bukan haknya, memalsukan tanda tangan,
memungut uang di luar prosedur resmi, melakukan tindakan keperawatan di luar
standar, misalnya memasang NGT tanpa menjaga sterilitas.
f. Memberikan kesaksian di pengadilan tentang suatu kasus yang dialami klien. Bila
terjadi gugatan akibat kasus-kasus malpraktek seperti aborsi, infeski nosokomial,
kesalahan diagnostik, kesalahan pemberian obat, klien terjatuh, overhidrasi,
keracunan obat, over dosis dsb. Perawat berkewajiban untuk menjadi saksi dengan
menyertakan bukti-bukti yang memadai.

29
4. Tanggung jawab terhadap profesi.
Berikut tanggung jawab perawat terhadap profesi adalah :
a. Perawat bertanggung jawab dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya secara individu ataupun berkelompok melaui penambahan ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman.
b. Perawat bertanggung jawab dalam menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan menunjukkan sikap dan pribadi yang terpuji.
c. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan pelayanan keperawatan yang
professional dan menerapkannya dalam kegiatan pelayanan keperawatan.
d. Perawat bertanggung jawab secara bersama membina dan memelihara mutu
organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdian.

5. Tanggung jawab terhadap negara.


Berikut tanggung jawab perawat terhadap negara adalah :
a. Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan ketentuan yang telah digarikan
oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
b. Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan peran aktif menyumbangkan
pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan
keperawatan kepara masyarakat.

6. Tanggung Jawab Perawat terhadap Tugas


a. Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran
profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat.
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan
tugas yang diprcayakan kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh pihak yang
berwenang sesuai denagan ketentuan hokum yang berlaku.
c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang
dimilikinya untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusian.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha dengan
penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan kedudukan
sosial.

30
e. Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien atau klien dalam
melaksaakan tugas keerawatannya, serta matang dalam mempertimbangkan
kemempuan jika menerima atau mengalih-tugaskan tanggung jawab yang ada
hubungannya dengan kaperawatan

2.3 Definisi Tanggung Gugat (Akuntability)


Barbara kozier (dalam Fundamental of nursing 1983:7, 25)
Acountability : dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat
suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi-konsekunsinya.
Kuntability dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu
keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi – konsekuensinya. Perawat
hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia
mengatakan siap dan berani menghadapinya. Perawat harus mampu dalam
menjelaskan segala tindakannya. Hal ini bisa dijelaskan dengan menjelaskan tiga
pertanyaan berikut:

1. Kepada siapa tanggung gugat itu ditujukan ?

Sebagai tenaga perawat kesehatan prawat memiliki tanggung gugat terhadap klien,
sedangkan sebagai pekerja atau karyawan perawat memilki tanggung gugat terhadap
direktur, sebagai profesional perawat memilki tanggung gugat terhadap ikatan profesi
dan sebagai anggota team kesehatan perawat memiliki tanggung gu gat terhadap ketua
tim biasanya dokter sebagai contoh perawat memberikan injeksi terhadap klien.
Injeksi ditentukan berdasarkan petunjuk dan kolaborasi dengan dokter, perawat
membuat daftar biaya dari tindakan dan pengobatan yang diberikan yang harus
dibayarkan ke pihak rumah sakit. Dalam contoh tersebut perawat memiliki tanggung
gugat terhadap klien, dokter, RS dan profesinya.

2. Apa saja dari perawat yang dikenakan tanggung gugat?

Perawat memilki tanggung gugat dari seluruh kegitan professional yang dilakukannya
mulai dari mengganti laken, pemberian obat sampai persiapan pulang. Hal ini bisa
diobservasi atau diukur kinerjanya.

31
3. Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?

Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit telah
menyusun standar yang memiliki krirteria-kriteria tertentu dengan cara
membandingkan apa-apa yang dikerjakan perawat dengan standar yang
tercantum.baik itu dalam input, proses atau outputnya. Misalnya apakah perawat
mencuci tangan sesuai standar melalui 5 tahap yaitu. Mencuci kuku, telapak tangan,
punggung tangan, pakai sabun di air mengalir selama 3 kali dan sebagiannya.

2.4 Jenis atau macam-macam tanggung gugat perawat


Istilah tanggung gugat, merupakan istilah yang baru berkembang untuk meminta
pertanggung jawaban seseorang karena kelalaiannya menimbulkan kerugian bagi
pihak lain. Di bidang pelayanan kesehatan, persoalan tanggung gugat terjadi sebagai
akibat adanya hubungan hukum antara tenaga medis ( dokter, bidan, perawat) dengan
pengguna jasa ( pasien) yang diatur dalam perjanjian. Tanggung Gugat dapat diartikan
sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar
dengan keputusan itu konsekuensi-konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki
tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani
menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
profesinya.Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang
dilakukannya.

2.5 Macam-Macam Jenis Tanggung Gugat


1. Contractual Liability.

Tanggung gugat jenis ini muncul karena adanya ingkar janji, yaitu tidak
dilaksanakannya sesuatu kewajiban (prestasi) atau tidak dipenuhinya sesuatu hak
pihak lain sebagai akibat adanya hubungan kontraktual. Dalam kaitannya dengan
hubungan terapetik, kewajiban atau prestasi yang harus dilaksanakan oleh health care
provider adalah berupa upaya (effort), bukan hasil (result). Karena itu dokter atau
tenaga kesehatan lain hanya bertanggunggugat atas upaya medik yang tidak
memenuhi standar, atau dengan kata lain, upaya medik yang dapat dikatagorikan
sebagai civil malpractice.

32
2. Liability in Tort

Tanggung gugat jenis ini merupakan tanggung gugat yang tidak didasarkan atas
adanya contractual obligation, tetapi atas perbuatan melawan hukum . Pengertian
melawan hukum tidak hanya terbatas pada perbuatan yang berlawanan dengan
hukum, kewajiban hukum diri sendiri atau kewajiban hukum orang lain saja tetapi
juga yang berlawanan dengan kesusilaan yang baik & berlawanan dengan ketelitian
yang patut dilakukan dalam pergaulan hidup terhadap orang lain atau benda orang lain
(Hogeraad, 31 Januari 1919).

3. Strict Liability

Tanggung gugat jenis ini sering disebut tanggung gugat tanpa kesalahan (liability
whitout fault) mengingat seseorang harus bertanggung jawab meskipun tidak
melakukan kesalahan apa-apa; baik yang bersifat intensional, recklessness ataupun
negligence. Tanggung gugat seperti ini biasanya berlaku bagi product sold atau article
of commerce, dimana produsen harus membayar ganti rugi atas terjadinya malapetaka
akibat produk yang dihasilkannya, kecuali produsen telah memberikan peringatan
akan kemungkinan terjadinya risiko tersebut

4. Vicarious Liability

Tanggung gugat jenis ini timbul akibat kesalahan yang dibuat oleh bawahannya
(subordinate).Dalam kaitannya dengan pelayanan medik maka RS (sebagai employer)
dapat bertanggung gugat atas kesalahan yang dibuat oleh tenaga kesehatan yang
bekerja dalam kedudukan sebagai sub-ordinate (employee).

2.6 Kasus tanggung jawab perawat dengan pasien


Tn.T umur 55 tahun, dirawat di ruang 206 perawatan neurologi Rumah Sakit AA, tn.T
dirawat memasuki hari ketujuh perawatan. Tn.T dirawat di ruang tersebut dengan
diagnosa medis stroke iskemic, dengan kondisi saat masuk Tn.T tidak sadar, tidak
dapat makan, TD: 170/100, RR: 24 x/mt, N: 68 x/mt. Kondisi pada hari ketujuh
perawatan didapatkan Kesadaran compos mentis, TD: 150/100, N: 68,
hemiparese/kelumpuhan anggota gerak dextra atas dan bawah, bicara pelo, mulut
mencong kiri. Tn.T dapat mengerti bila diajak bicara dan dapat menjawab pertanyaan
dengan baik tetapi jawaban Tn.T tidak jelas (pelo). Tetapi saat sore hari sekitar pukul

33
17.00 WIB terdengar bunyi gelas plastik jatuh dan setelah itu terdengar bunyi
seseorang jatuh dari tempat tidur, diruang 206 dimana tempat Tn.T dirawat. Saat itu
juga perawat yang mendengar suara tersebut mendatangi dan masuk ruang 206, saat
itu perawat mendapati Tn.T sudah berada dilantai dibawah tempat tidurnya dengan
barang-barang disekitarnya berantakan.

Ketika peristiwa itu terjadi keluarga Tn.T sedang berada dikamar mandi, dengan
adanya peristiwa itu keluarga juga langsung mendatangi Tn.T, keluarga juga terkejut
dengan peristiwa itu, keluarga menanyakan kenapa terjadi hal itu dan mengapa,
keluarga tampak kesal dengan kejadian itu. Perawat dan keluarga menanyakan kepada
Tn.T kenapa bapak jatuh, Tn.T mengatakan ”saya akan mengambil minum tiba-tiba
saya jatuh, karena tidak ada pengangan pada tempat tidurnya”, perawat bertanya lagi,
“kenapa bapak tidak minta tolong kami” kata Tn.T “saya pikir kan hanya mengambil
air minum aja”.

Dua jam sebelum kejadian, perawat merapikan tempat tidur Tn.T dan perawat
memberikan obat injeksi untuk penurun darah tinggi (captopril) tetapi perawat lupa
memasng side drill tempat tidur Tn.T kembali. Tetapi saat itu juga perawat
memberitahukan pada pasien dan keluarga, bila butuh sesuatu dapat memanggil
perawat dengan alat yang tersedia.

1. Analisa Kasus

Contoh kasus di atas merupakan salah satu bentuk kasus kelalaian dari perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan, seharusnya perawat memberikan rasa aman dan
nyaman kepada pasien (Tn.T). rasa nyaman dan aman salah satunya dengan menjamin
bahwa Tn.T tidak akan terjadi injuri/cedera, karena kondisi Tn.T mengalami
kelumpuhan seluruh anggota gerak kanan, sehingga mengalami kesulitan dalam
beraktifitas atau menggerakan tubuhnya.

Pada kasus diatas menunjukkan bahwa kelalaian perawat dalam hal ini lupa atau tidak
memasang pengaman tempat tidur (side drill) setelah memberikan obat injeksi
captopril, sehingga dengan tidak adanya penghalang tempat tidur membuat Tn.T
merasa leluasa bergerak dari tempat tidurnya tetapi kondisi inilah yang menyebabkan
Tn.T terjatuh.

34
Bila melihat dari hubungan perawat – pasien dan juga tenaga kesehatan lain tergambar
pada bentuk pelayanan praktek keperawatan, baik dari kode etik dan standar praktek
atau ilmu keperawatan. Pada praktek keperawatan, perawat dituntut untuk dapat
bertanggung jawab baik etik, disiplin dan hukum. Dan prinsipnya dalam melakukan
praktek keperawatan, perawat harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: Melakukan
praktek keperawatan dengan ketelitian dan kecermatan, sesuai standar praktek
keperawatan, melakukan kegiatan sesuai kompetensinya, dan mempunyai upaya
peningkatan kesejaterahan serta kesembuhan pasien sebagai tujuan praktek.

Kelalaian implikasinya dapat dilihat dari segi etik dan hukum, bila penyelesaiannya
dari segi etik maka penyelesaiannya diserahkan dan ditangani oleh profesinya sendiri
dalam hal ini dewan kode etik profesi yang ada diorganisasi profesi, dan bila
penyelesaian dari segi hukum maka harus dilihat apakah hal ini sebagai bentuk
pelanggaran pidana atau perdata atau keduannya dan ini membutuhkan pakar dalam
bidang hukum atau pihak yang berkompeten dibidang hukum.

Bila dilihat dari beberapa teori diatas, maka kasus Tn.T, merupakan kelalaian dengan
alasan Kasus kelalaian Tn.T terjadi karena perawat tidak melakukan tindakan
keperawatan yang merupakan kewajiban perawat terhadap pasien, dalam hal ini
perawat tidak melakukan tindakan keperawatan sesuai standar profesi keperawatan,
dan bentuk kelalaian perawat ini termasuk dalam bentuk Nonfeasance.
Terdapat beberapa hal yang memungkinkan perawat tidak melakukan tindakan
keperawatan dengan benar, diantaranya sebagai berikut:

a. Perawat tidak kompeten (tidak sesuai denga kompetensinya)


b. Perawat tidak mengetahui SAK dan SOP.
c. Perawat tidak memahami standar praktek keperawatan
d. Rencana keperawatan yang dibuat tidak lengkap
e. Supervise dari ketua tim, kepala ruangan atau perawat primer tidak dijalankan
dengan baik
f. Tidak mempunyai tool evaluasi yang benar dalam supervise keperawatan
g. Kurangnya komunikasi perawat kepada pasien dan kelaurga tentang segala
sesuatu yang berkaitan dengan perawatan pasien. Karena kerjasama pasien dan
keluarga merupakan hal yang penting.

35
h. Kurang atau tidak melibatkan keluarga dalam merencanakan asuhan
keperawatan.

2. Dampak – dampak kelalaian

Dampak dari kelalaian secara umum dapat dilihat baik sebagai pelanggaran etik dan
pelanggaran hukum, yang jelas mempunyai dampak bagi pelaku, penerima, dan
organisasi profesi dan administrasi.
a. Terhadap Pasien

1) Terjadinya kecelakaan atau injury dan dapat menimbulkan masalah


keperawatan baru
2) Biaya Rumah Sakit bertambah akibat bertambahnya hari rawat
3) Kemungkinan terjadi komplikasi/munculnya masalah kesehatan/keperawatan
lainnya.
4) Terdapat pelanggaran hak dari pasien, yaitu mendapatkan perawatan sesuai
dengan standar yang benar.
5) Pasien dalam hal ini keluarga pasien dapat menuntut pihak Rumah Sakit atau
perawat secara peroangan sesuai dengan ketententuan yang berlaku, yaitu
KUHP.

b. Perawat sebagai individu/pribadi

1) perawat tidak dipercaya oleh pasien, keluarga dan juga pihak profesi sendiri,
karena telah melanggar prinsip-prinsip moral/etik keperawatan, antara lain:
 Beneficience, yaitu tidak melakukan hal yang sebaiknya dan merugikan pasien
 Veracity, yaitu tidak mengatakan kepada pasien tentang tindakan-tindakan
yang harus dilakukan oleh pasien dan keluarga untuk dapat mencegah pasien
jatuh dari tempat tidur
 Avoiding killing, yaitu perawat tidak menghargai kehidupan manusia,
jatuhnya pasien akan menambah penderitaan pasien dan keluarga.
 Fidelity, yaitu perawat tidak setia pad komitmennya karena perawat tidak
mempunyai rasa “caring” terhadap pasien dan keluarga, yang seharusnya sifat
caring ini selalu menjadi dasar dari pemberian bantuan kepada pasien.

36
2) Perawat akan menghadapai tuntutan hukum dari keluarga pasien dan ganti rugi
atas kelalaiannya. Sesuai KUHP.
3) Terdapat unsur kelalaian dari perawat, maka perawat akan mendapat
peringatan baik dari atasannya (Kepala ruang – Direktur RS) dan juga
organisasi profesinya.

c. Bagi Rumah Sakit


1) Kurangnya kepercayaan masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan RS
2) Menurunnya kualitas keperawatan, dan kemungkinan melanggar visi misi
Rumah Sakit
3) Kemungkinan RS dapat dituntut baik secara hukum pidana dan perdata karena
melakukan kelalaian terhadap pasien
4) Standarisasi pelayanan Rumah Sakit akan dipertanyakan baik secara
administrasi dan procedural

d. Bagi profesi
1) Kepercayaan masyarakat terhadap profesi keperawatan berkurang, karena
menganggap organisasi profesi tidak dapat menjamin kepada masyarakat bahwa
perawat yang melakukan asuhan keperawatan adalah perawat yang sudah
kompeten dan memenuhi standar keperawatan.

2) Masyarakat atau keluarga pasien akan mempertanyakan mutu dan standarisasi


perawat yang telah dihasilkan oleh pendidikan keperawatan.

e. Bagi Profesi atau Organisasi Profesi keperawatan :

1) Bagi perawat secara individu harus melakukan tindakan keperawatan/praktek


keperawatan dengan kecermatan dan ketelitian tidak ceroboh.
2) Perlunya standarisasi praktek keperawatan yang di buat oleh organisasi profesi
dengan jelas dan tegas.
3) Perlunya suatu badan atau konsil keperawatan yang menyeleksi perawat yang
sebelum bekerja pada pelayanan keperawatan dan melakukan praktek
keperawatan.

37
4) Memberlakukan segala ketentuan/perundangan yang ada kepada perawat/praktisi
keperawatan sebelum memberikan praktek keperawatan sehingga dapat
dipertanggung jawabkan baik secara administrasi dan hukum, missal: SIP
dikeluarkan dengan sudah melewati proses-proses tertentu.

B. Kasus tanggung gugat perawat


Solusi dan pembahasan : sebagai tenaga perawat kersehatan, Klien meminta untuk
diaborsi demi keselamatan ibunya, suaminya setuju tetap ia mengatakan pada
perawat bahwa ia kan selalu tersiksa dengan pikiran-pikiran bahwa ia setuju
membinasakan makhluk yang ia bantu pembentukannya. Si istri juga mengatakan
kepada perawat itu bahwa ia juga setuju untuk melakukan aborsi tersebut demi
keselamatanya.

seorang perawat harus mempunyai tunggung gugat terhadap kliennya. Perawat


melakukan perannya sebagai advokasi, edukasi, dan kolaborasi, jadi seorang perawat
juga harus melindungi hak-hak pasien tentang masalah aborsi ini sehingga perawat
tidak bertindak sendiri melainkan membutukan kerjasama dari tim lain.

Dan masalah tentang edukasinya perawat memberikan informasi tentang bahayanya


aborsi bagi kesehatan klien dan tidak hanya kepentingan kesehatannya saja tetapi
seorang perawat juga har us mampu membangkitkan spiritual si klien tentang aborsi
ini.

38
4. DAFTAR PUSTAKA
www.google.com/search?q=tanggung jawab dan tangggun gugat dalam keperawatan
http://virgiyatitd.blogspot.com/2013/04/tanggung-jawab-dan-tanggung-gugat.html
http://sukaryat.blogspot.com/2013/03/jenis-jenis-tanggung-jawab-perawat.html
http://addy1571.files.wordpress.com/2008/12/tanggung-jawab-dan-tanggung-gugat-
perawat-dalam-sudut-pandan.pdf
http://etikakeperawatan3.blogspot.com/2015/03/tanggung-jawab-dan-tanggung-gugat-
dalam.htmlggung

5. RINGKASAN

Perawat memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam melakukan praktik
keperawatannya.Tangung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan
terpercaya.Tanggung jawab perawat diidentifikasi menjadi beberapa jenis, yaitu
tanggung jawab terhadap klien baik individu, keluarga maupun masyarakat, tanggung
jawab terhadap tugas dan kewajibannya, tanggung jawab terhadap sesama perawat
dan tenaga kesehatan lain, serta tanggung jawab terhadap pemerintah.

39
6. TES

1. Keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya disebut


a. Tanggung gugat
b. Tanggung jawab
c. Tanggungan
d. Gugatan
e. Pertanggung jawaban

2. Membuat pencatatan yang lengkap (pendokumentasian) tentang kapan melakukan


tindakan merupakan tanggung jawab terhadap
a. Tuhan
b. Klien dan Masyarakat
c. Rekan Sejawat dan Atasan
d. Profesi
e. Negara

3. Dibawah ini merupakan jenis-jenis tanggung gugat, kecuali


a. Contractual Liability
b. Liability in Tort
c. Strict Liability
d. Vicarious Liability
e. Liability in anger

4. Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan ketentuan yang telah digarikan


oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan. Merupakan jenis
tanggung gugat terhadap...
a. Tanggung Jawab Perawat terhadap Tugas
b. Tanggung jawab terhadap negara
c. Tanggung jawab terhadap profesi
d. Tanggung jawab terhadap rekan sejawat dan atasan
e. Tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat

40
5. ada berapakah jenis tanggung gugat seorang perawat...
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. 7

6. Sebagai tenaga perawat kesehatan , perawat memiliki tanggung gugat yang di


tujukan kepada....
a. klien
b. direktur
c. ikatan profesi
d. ketua team
e. dokter

7. Tanggung gugat yang timbul akibat kesalahan yang dibuat oleh bawahan nya.
Macam" jenis tanggung gugat apakah di atas....
a. contractual liability
b. liability in tort
c. strict liability
d. vicarious liability
e. negligent liability

8. Praktik keperawatan profesional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut kecuali


a. Otonomi dalam pekerjaaan
b. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat
c. Pengambilan keputusan tergantung dokter
d. Kolaborasi dengan disiplin lain
e. Pemberian advokasi

9. Berikut ini yang termasuk crikteria kualitas asuhan keperawatan adalah


a. Aman
b. Efektif biaya
c. Manusiawi
41
d. Memberikan harapan yang sama tentang apa yang baik perawat atau pasien
e. Memberikan Keuntungan yang sama besarnya bagi perawat

10. kewenangan praktek keperawatan diatur dalam......


a. UU kesehatan RI No. 23 Tahun 1992, Bab V Pasal 34 Ayat 2 dan 3
b. UU kesehatan RI No. 23 Tahun 1992, Bab V Pasal 32 Ayat 2 dan 3
c. UU kesehatan RI No. 25 Tahun 1992, Bab V Pasal 34 Ayat 2 dan 3
d. UU kesehatan RI No. 26 Tahun 1992, Bab V Pasal 34 Ayat 2 dan 3
e. UU kesehatan RI No. 23 Tahun 1992, Bab V Pasal 33 Ayat 2 dan 3

42
7. GLOSARIUM

Tanggung jawab :Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang baik
yang disengaja maupun tudak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Keadaan wajib menanggung segala sesuatu jika terjadi apa-apa
boleh dituntut, dipermasalahkan, diperkarakan atau juga berarti
hak yang berfungai menerima pembebanan sebagai akibat
sikapnya oleh pihak lain.

Tanggung gugat : Merupakan kewajiban untuk menanggung ganti kerugian sebagai


akibat pelanggaran norma. Pelanggaran norma tersebut dapat
terjadi disebabkan karena perbuatan melawan hukum.

43
8. KUNCI JAWABAN

1. B. Tanggung jawab
2. C. Rekan Sejawat dan Atasan
3. E. Liability in anger
4. B. Tanggung jawab terhadap negara
5. D. 6
6. A. klien
7. C. strict liability
8. C. Pengambilan keputusan tergantung dokter
9. E. Memberikan Keuntungan yang sama besarnya bagi perawat
10. B. UU kesehatan RI No. 23 Tahun 1992, Bab V Pasal 32 Ayat 2 dan 3

44
BAB IV
ASPEK LEGAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

1. PENGERTIAN
Aspek legal dalam praktik keperawatan adalah aspek aturan keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya
pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya. Keperawatan
adalah suatu bentuk layanan profesional yang merupakan bagian dari integral dari
pelayanan kesehatan, berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang
mencakup seluruh siklus hidup manusia. Perawat sebagai profesi dan bagian integral
dari kesehatan tidak saja membutuhkan kesabaran tetapi kemampuannya dalam
mengikuti masalah-masalah dalam kesehatan harus dapat diandalkan.Agar dapat
terwujud keperawatan sebagai profesi yang utuh maka perawat harus memiliki body
of knowledge yang spesifik, memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui
praktik keprofesian. Para praktisi harus menempuh jalur pendidikan tinggi untuk
mempersiapkan diri. Dalam praktik keperawatan diatur oleh berbagai konsep hukum.
Penting bagi perawat mengetahui dasar konsep hukum, karena perawat bertanggung
gugat atas penilaian dan tindakan dalam profesi mereka.

2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami aspek-aspek legal dalam mengaplikasikan asuhan
keperawatan.
Tujuan Khusus
Setelah memahami tentang aspek-aspek legal dalam asuhan keperawatan mahasiswa
dapat :
1. Untuk mengetahui pengertian aspek legal keperawatan
2. Untuk mengetahui sumber-sumber hukum praktik keperawatan
3. Untuk mengetahui pentingnya standar keperawatan dalam praktik keperawatan
4. Untuk mengetahui aspek legal pilihan dalam praktik keperawatan
5. Untuk mengetahui fungsi hukum dalam praktik keperawatan

45
3. MATERI
2.2 Sumber hukum dalam praktik keperawatan
1. Hukum Konstitusi
Hukum konstitusi menurut Fundamental Keperawatan (2011:63-65) menetapkan hak
dan tanggung jawab hukum dan merupakan dasar dalam sistem peradilan contohnya
Konstitusi menjamin setiap warga Negara Amerika Serikat hak untuk melakukan
proses hukum,Hak hukum individu perlindungan setara.

2. Hukum Legislasi (Perundang-undangan)


Hukum yang dikeluarkan oleh Badan Legislasi disebut hukum perundang-undangan.
Peraturan terkait keperawatan diatur oleh hukum negara. Badan pembuat undanag-
undang Negara mengeluarkan undang-undang yang membatasi dan mengatur
keperawatan yaitu Undang-Undang Praktik Keperawatan. Berikut ini adalah registrasi
dan praktik keperawatan (Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional 2004:129)
sesuai Kepmenkes No. 1239 tahun 2001.

Perawat sebagai tenaga professional bertanggung jawab dan berwenang memberikan


pelayanan keperawatan secara mandiri atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain sesuai dengan kewenanganya. Untuk itu perlu ketetapan yang mengatur tentang
hak dan kewajiban seseorang terkait dengan pekerjaan atau profesi (legislasi).
Legislasi yang dimaksudkan untuk memberikan pengertian dan perlindungan hukum
bagi tenaga keperawatan dan kesehatan untuk memberi perlindungan di atas perawat
perlu diregistrasi, sertifikasi dan izin praktik dilaksanakan oleh pejabat Pemerintah
Kantor Dinas Kesehatan dan organisasi profesi (PPNI).

Setiap lulusan pendidikan perawat yang menjalankan pekerjaan keperawatan wajib


memiliki Surat Izin Perawat (SIP) yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang
(Dinas Kesehatan Provinsi) sebagai syarat untuk mendapatkan Surat Izin Kerja (SIK)
dan atau Surat Izin Praktik Perawat (SIPP). Praktik profesi keperawatan diatur dalam
suatu ketetapan hukum Kepmenkes nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang
registrasi dan praktik keperawatan (Revisi Kepmenkes nomor
647/Menkes/SK/IV/2000) sehingga diharapkan perlindungan terhadap kepentingan
masyarakat terjamin melalui akuntabilitas perawat dalam praktik. Sesuai undang-
undang no. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
46
1. Pasal 32 ayat 4 “Pelaksanaan dan pengobatan dan atau keperawatan berdasarkan
ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.”
2. Pasal 53 ayat 1 dan 2 :
(ayat 1) “Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya”
(ayat 2) “Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.”
Pasal krusial dalam kepmenkes 1239/2001 tentang praktik keperawatan, antara
lain :
1. Melakukan asuhan keperawatan meliputi Pengkajian, penetapan diagnosa
keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan dan evaluasi.
2. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan atas permintaan tertulis
dokter
3. Dalam melaksanakan kewenangan perawat berkewajiban :
a. Menghormati hak pasien
b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
c. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang
berlaku
d. Memberikan informasi
e. Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan
f. Melakukan catatan perawatan dengan baik
4. Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang , perawat berwenang
melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang ditujukan untuk
penyelamatan jiwa.
5. Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPP di
ruang praktiknya
6. Perawat yang menjalankan praktik perorangan tidak diperbolehkan memasang
papan praktik (sedang dlam proses amandemen)
7. Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan
rumah
8. Persyaratan praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi :
a. Tempat praktik memenuhi syarat

47
b. Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi termasuk formulir /buku
kunjungan, catatan tindakan dan formulir rujukan.

3. Hukum Pidana (publik)


Merupakan bagian hukum yang mengatur hubungan antara individu dan pemerintah
dan lembaga pemerintahan. Segmen hukum publik yang penting adalah hukum
pidana, yang mengatur tindakan yang membahayakan keselamatan dan kesejahteraan
masyarakat. Contohnya pembunuhan, pembunuhan tidak berencana,pencurian,
penyerangan seksual,dan kepemilikan obat tercatat secara illegal (Fundamental
Keperawatan,Kozier 2011:64).

4. Hukum Perdata atau Hukum Sipil


Merupakan bagian hukum yang mengatur hubungan antara individu perorangan.
Hukum ini dapat dikelompokan ke dalam beragam kekhususan hukum seperti :

1. Contract law adalah pembuatan persetujuan diantara individu perorangan atau


pembayaran kompensasi atas kegagalan memenuhi persetujuan tersebut, contohnya:
perawat dan klien, perawat dan atasan, perawat dan asuransi, klien dan instansi. Di
Hukum perikatan di atur dalam UU Hukum Perdata pasal 1239 : “semua perjanjian
baik yang mempunyai nama khusus maupun yang tidak mempunyai nama tertentu,
tunduk pada ketentuan- ketentuan umum yang termasuk dalam bab ini dan bab yang
lalu.” Lebih lanjut menurut ketentuan pasal 1234 KUHPdt, setiap perikatan adalah
untuk memberikan, berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu.
Perjanjian dapat diaktakan sah bila memenuhi syarat sebagai berikut (Aditya,2012) :
1. Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang membuat janji
(Consencius)
2. Ada kecakapan terhadap pihak-pihak untuk membuat perjanjian (Capacity)
3. Ada sesuatu hal tertentu (a certain subject matter) dan ada sesuatu sebab yang
halal
4. Kontrak perawat pasien dilakukan sebelum melakukan asuhan keperawatan
5. Kontrak juga dilakukan sebelum menerima dan diterima di tempat kerja
6. Kontrak perawat pasien digunakan untuk melindungi hak- hak kedua belah
pihak yang bekerjasama

48
7. Kontrak juga untuk menggugat pihak yang melanggar kontrak yang di
sepakati.
1. Tort law adalah membatasi dan menetapkan tugas dan hak diantara individu
perorangan yang tidak didasarkan atas persetujuan kontrak contoh kelalaian dan
malpraktik, pelanggaran privasi, penyerangan dan kekerasan.

2.3 Standar Perawatan (Standard of Care)


Standar perawatan adalah pedoman keperawatan atau pedoman legal dalam praktik
keperawatan dan memberikan batasan minimum pelayanan keperawatan yang
diterima. Jika perawat melakukan tugas dalam standar keperawatan yang diterima,
mereka dapat menempatkan diri mereka sendiri pada bahaya tindakan legal dan yang
lebih penting, menempatkan klien mereka pada resiko bahaya dan cedera. Dalam
perkara hukum malpraktik, standar ini digunakan untuk menentukan apakah perawat
telah bertindak sebagai perawat bijaksana yang rasional dalam lingkungan yang sama
dengan surat mandat yang sama. Standar tersebut mencerminkan nilai-nilai dan
prioritas profesi. American Nurses Association (ANA) telah membangun standar bagi
praktik keperawatan, pernyataan kebijakan, dan resolusi yang sama. Standar tersebut
menguraikan cakupan fungsi dan peran perawat dalam praktik. Standar perawatan
menekankan tanggung gugat atau kewajiban untuk menghitung tindakan mereka.

Tugas umum perawat adalah bertanggung jawab secara legal untuk memenuhi standar
yang sama sebagai tugas umum perawat lain dalam lingkungan yang sama.
Bagaimanapun perawat spesialisasi seperti perawat anestetik, perawat-perawatan
intensif, bidan bersertifikat, atau perawat ruang operasi menjalankan standar
perawatan dan terampil terlatih di bidang yang sama seperti didefinisikan dengan
standar yang digunakan. Semua perawat harus mengetahui standar perawatan yang
harus mereka penuhi dalam spesialisasi dan lingkungan kerja mereka yang spesifik.
Pengabaian hukum atau standar perawatan bukan suatu pertahanan terhadap
malpraktik (Fundamental Keperawatan, Potter & Perry, 2005:435).

2.4 Aspek Legal Pilihan dalam Praktik Keperawatan


Perawat perlu memahami dan menerapkan banyak aspek legal pada berbagai peran
mereka. Contohnya, sebagai advokat klien, perawat memastikan klien mendapatkan
haknya untuk menyetujui atau menolak tindakan setelah diberikan informasi yang
49
benar, serta mengidentifikasi dan melaporkan perilaku kekerasan dan pengabaian
terhadap pasienyang rentan. Aspek legal juga mencakup tanggung jawab untuk
melaporkan perawat yang diduga melakukan penyalahgunaan zat kimia (Fundamental
Keperawatan, Kozier 2011:64)

Informed Consent
Informed consent adalah persetujuan klien untuk menerima serangkaian terapi atau
prosedur setelah diberi informasi lengkap, termasuk manfaat dan resiko prosedur,
alternative terapi tersebut, danprognosis jika tidak ditangani oleh penyedia layanan
kesehatan. Terdapat dua jenis persetujuan, yakni langsung dan tidak langsung.
Persetujuan langsung dapat berbentuk persetujuan lisan atau tulisan. Persetujuan tidak
langsung terjadi jika perilaku nonverbal individu menunjukkan persetujuan.
Persetujuan juga bersifat tidak langsung dalam situasi kedaruratan saat individu tidak
dapat mengungkapkan persetujuannya karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan.
Hukum menyatakan bahwa “kuantitas informasi yang memadai” yang dibutuhkanoleh
klien untuk membuat keputusan berdasarkan informasi adalah semua hal yang
diungkap oleh dokter atau praktisi kesehatan dalam situasi yang sama.
Tiga elemen utama informed consent, yaitu :
1. Persetujuan harus diberikan tanpa ada paksaan.
2. Persetujuan harus diberikan oleh klien atau individu yang cakap dan mampu
memahami penjelasan.
3. Klien atau individu harus diberikan informasi yang cukup agar dapat menjadi
pengambil keputusan akhir.

Klien tidak boleh meras terpaksa agar dapat memberikan informed consent secara
sukarela. Pemaksaan membuat persetujuan menjadi tidak valid. Dengan demikian,
individu yang meminta persetujuan harus mempersilakan dan menjawab pertanyaan
klien. Klien juga harus mengerti apa yang dijelaskan. Klien yang bingung,
disorientasi, dan sedasi harus diberi informasi yan memadai atau orang dewasa yang
cakap dapat mengambil keputusan mandiri terkait kesehatan. Orang dewasa yang
cakap adalah individu berusia lebih dari 18 tahun dan sadar orientasi. Regulasi
informed consent awalnya ditulis dengan mempertimbangkan tatanan perawat akut.
Namun, memastikan informed consent juga penting saat memberikan asuhan
keperawatan di rumah. Karena asuhan keperawatan di rumah sering berlangsung
50
dalam jangka panjang, perawat memiliki banyak kesempatan untuk memastikan
bahwa klien menyetujui rencana.

Pengecualian Terdapat tiga kelompok orang yang tidak dapat memberikan


persetujuan, antara lain :
1. Anak di bawah umur
2. Orang yang tidak sadar atau mengalami cedera
3. Orang sakit jiwa

Peran Perawat
Perawat sering diminta untuk mendapatkan formulir persetujuan yang ditanda tangani
oleh klien. Perawat tidak bertanggung jawab menjelaskan prosedur, tetapi harus
menyaksikan penandatanganan formulir oleh klien. Sullivan menyatakan bahwa tanda
tangan
perawat memperjelas tiga hal :
 Klien memberikan persetujuannya dengan sukarela.
 Tanda tangan asli.
 Klien terlihat cakap untuk memberikan persetujuan.

Perawat menjadi advokat klien dengan memastikan bahwa klien telah mendapatkan
cukup informasi yang diperlukan untuk memberikan persetujuan. Jika klien memiliki
pertanyaan atau jika perawat meragukan pemahaman klien, perawat harus memberi
tahu penyedia layanan kesehatan. Selain itu, perawat tidak bertanggung jawab
menjelaskan prosedur medis maupun pembedahan.

Bahkan, perawat dapat disalahkan atas pemberian informasi yang tidak tepat atau
tidak lengkap atau mencampuri hubungan antara klien-penyedia layanan kesehatan.
Menurut Guido hak emberikan persetujuan juga mencakup hak untuk menolak.
Ingatkan klien bahwa mereka dapat mengubah pikiran mereka dan membatalkan
prosedur kapan pun juga karena hak untuk menolak tetap ada meski telah
menandatangani surat persetujuan. Perawat perlu member tahu penyedia layanan
kesehatan mengenai penolakan klien dan mendokumentasikan penolakan status klien.

51
Kekerasan, Penganiyaan, dan Pengabaian
perilaku kekerasan dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, penganiyaan anak,
penganiyaan lansia, dan penganiyaan seksual. Pengabaian adalah tidak diberikannya
asuhan yang dibutuhkan untuk memelihara kesehatan dan keselamatan individu yang
ringkih, seperti anak-anak atau lansia. Perawat, dengan peran mereka yang beragam
(mis, perawat kesehatan di rumah, perawat anak, perawat UGD) sering
mengidentifikasi dan mengkaji kasus kekerasan terhadap orang lain. Akibatnya,
mereka sering disebut sebagai pelapor yang diberi mandate. Brent (dalam
Fundamental Keperawatan,Kozier) menyatakan bahwa “jika kejadian cedera yang
diidentifikasi tampak sebagai akibat penganiyaan, pengabaian, atau eksploitasi,
pelapor yang diberi mandat harus melaporkan situasi ini kepada pihak yang
berwenang.”

Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak individu dan bentuk
diskriminasi. Pada tahun 1987, hukum yang melarang diskriminasi seksual diperjels
untuk diterapkan pada semua institusi pendidikan dan instansi kerja yang menerima
suntikan dan dari pemerintah. Equal Employment Opportunity Commission (EEOC)
mendefinisikan pelecehan seksual sebagai “percumbuan, permintaan hubungan intim,
dan verbal dan fisik lain yang berbau seks dan di luar kehendak”.

2.5 Fungsi Hukum dalam Praktik Keperawatan


1. Hukum memberikan kerangka kerja untuk menentukan jenis tindakan keperawatan
yang sah dalam asuhan klien.
2. Hukum membedakan tanggung jawab perawat dari tenaga professional kesehatan
lain.
3. Hukum membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan
mandiri.
4. Hukum membantu dalam mempertahankan standar praktik keperawatan dengan
membuat perawat bertanggung gugat di bawah hukum yang berlaku.

52
4. DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/aspek-legal-praktik-keperawatan.html
http://ifalsfalser.blogspot.com/2012/02/aspek-legal-keperawatan.html
http://belajarapaaja1.blogspot.com/2017/02/makalah-aspek-legal-dan-etik-
praktik.html

5. RINGKASAN
Aspek legal keperawatan merupakan aspek aturan keperawatan dalam menjalankan
profesi yang bertanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
lingkup wewenang. Dalam menjalankan praktik keperawatan yang beraspek legal
diperlukan standar keperawatan agar perawat bijaksana menjalankan tindakannya
dalam memberikan asuhan keperawatan serta memiliki tanggung jawab terhadap
tindakannya kemudian ada juga aspek legal pilihan yang perlu diterapkan saat praktik
keperawatan.

53
6. TES
1. Kewenangan praktik keperawatan diatur dalam....
a. Uu kes. RI No.23 tahun 1992 ,bab v pasal 34 ayat 2 dan 3
b. Uu kes. RI No. 23 tahun 1992,bab v pasal 32 ayat 2 dan 3
c. Uu kes. RI No.22 tahun 1992,bab v pasal 37 ayat 2 dan 3
d. Uu kes. RI No.21 tahun 1992,bab v pasal 35 ayat 2 dan 1
e. Uu kes. RI No. 20 tahun 1992,bab v pasal 36 ayat 2 dan 3

2. Apa yang dimaksud dengan legilasi keperawatan....


a. Ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban seseorang yang
berhubungan erat dengan tindakan keperawatan
b. Proses untuk menentukan potensi keperawatan
c. Kebijakan/ketentuan keperawatan dalam melaksanakan tugas profesi
d. Pemberian izin kepada yang berwenang
e. Mencantumkan nama seseorang kepada badan resmi baik pemerintah /non

3. Apa yang dimaksud dengan lisensi...


a. Ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban perawat
b. Merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi
perawat
c. Kebijakan/ketentuan yang mengatur profesi perawat
d. Pemberian izin kepada seseorang yang memenuhi persyaratan oleh badan
pemerintah yang berwenang
e. Peraturan yang mengatur praktik perawat

4. Tindakan yang termasuk malpraktik adalah...


a. Kesalahan diagnosa
b. Penyuapan
c. Penyalahgunaan alat-alat kesehatan
d. A,b,c benar
e. A,b,c salah

54
5. Standar keperawatan adalah..
a. Pedoman keperawatan atau pedoman legal dalam praktek keperawatan dan
memberikan batasan minimum pelayanan keperawatan yang diterima
b. Standar untuk menentukan pengobatan pasien
c. Standar untuk mencapai praktik keperawatan yang menguntungkan
d. Standar praktik yang berdasarkan kolaborasi
e. Alat ukur kualitas pelayanan praktik di rumah sakit

6. Apa yang dimaksud dengan informed consent....


a. Meningkatkan kualitas
b. Kualitas kinerja
c. Persetujuan klien untuk menerima serangkaian terapi atau prosedur setelah
diberi informasi lengkap
d. Alat ukur kualitas pelayanan praktik dirumah sakit
e. Standar menentukan pengobatan pasien

7. Memberikan kerangka kerja untuk menentukan jenis tindakan keperawatan yang


sah dalam asuhan klien,merupakan fungsi dari ....
a. Hukum dalam praktik keperawatan
b. Standar perawatan
c. Aspek legal
d. Hukum perdata
e. Informed consent
8. “ pelaksanaan dan pengobatan atau keperawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan
atau ilmu keperawatan,hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan hak itu” diatur dalam pasal...
a. Pasal 53 ayat 1
b. Pasal 53 ayat 2
c. Pasal 32 ayat 4
d. Pasal 32 ayat 3
e. Pasal 53 ayat 3

9. Dalam melaksanakan kewenangan seorang perawat memiliki kewajiban,yaitu...


a. Menghormati hak pasien
55
b. Memberikan informasi
c. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
d. Melakukan pengkajian,diagnosa,intervensi,dan implementasi
e. A,b,c benar

10. Aspek legal dalam praktik keperawatan adalah....


a. Aspek aturan keperawatan dalam memberikan askep
b. Aspek resmi keperawatan dalam memberikan askep
c. Aspek mentaati keperawatan dalam memberikan askep
d. Aspek baik keperawatan dalam memberikan askep
e. Aspek pelanggaran keperawatan dalam memberikan askep

56
7. GLOSARIUM

Aspek legal :Aspek legal dalam praktik keperawatan adalah aspek aturan
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya.

Hukum :Hukum adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap
mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah.

Informed Consent :Informed consent adalah persetujuan klien untuk menerima


serangkaian terapi atau prosedur setelah diberi informasi lengkap,
termasuk manfaat dan resiko prosedur, alternative terapi tersebut,
dan prognosis jika tidak ditangani oleh penyedia layanan
kesehatan.

Standar perawatan :Standar perawatan adalah pedoman keperawatan atau pedoman


legal dalam praktik keperawatan dan memberikan batasan
minimum pelayanan keperawatan yang diterima.

57
8. KUNCI JAWABAN

1. B. Uu kes. RI No. 23 tahun 1992,bab v pasal 32 ayat 2 dan 3


2. A. Ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban seseorang yang
berhubungan erat dengan tindakan keperawatan
3. D. Pemberian izin kepada seseorang yang memenuhi persyaratan oleh badan
pemerintah yang berwenang
4. D. A,b,c benar
5. A. Pedoman keperawatan atau pedoman legal dalam praktek keperawatan dan
memberikan batasan minimum pelayanan keperawatan yang diterima
6. C. Persetujuan klien untuk menerima serangkaian terapi atau prosedur setelah
diberi informasi lengkap
7. A. Hukum dalam praktik keperawatan
8. C. Pasal 32 ayat 4
9. E. A,b,c benar
10. A. Aspek aturan keperawatan dalam memberikan askep

58
BAB V
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIS

1. PENGERTIAN
Menurut Depdikbud (1988), etika memiliki banyak arti yaitu:

a. Ilmu baik dan buruk berhubungan dengan hak dan kewajiban .


b. Kumpulan asas atau nilai yang berhubungan dengan akhlak.
c. Nilai tentang benar dan salah satu golongan/ masyarakat.

Adapun Bertens (2003), memberi pengertian etika yaitu:

a. Hampir sama maknanya dengan nilai-nilai atau norma.


b. Kumpulan asas atau nilai moral (etika keperawatan).
c. Ilmu tentang baik dan buruk.

Dari beberapa pengertian diatas , maka etika dapat dikatatan sebagai : Ilmu dasar
yang menjadi pedoman untuk menilai perbuatan baik atau buruk secara pribadi dan
social. Sedangkan, Pembuatan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-
alternatif mengenai sesuatu cara bertindak dengan inti dari perencanaan. Suatu
rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan dari suatu sumber yang
dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

Adapun pengertian pembuatan keputusan yang lain yaitu :


Pembuatan keputusan adalah sesuatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat
suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuanyang matang dari
alternatif yang dihadapi, dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat. Semua aktifitas tenaga kesehatan maupun
tenagakerjalainnyadapatdianggap sebagai pengambilan keputusan, karena mengambil 
keputusan merupakan salah satu tugas terpenting seseorang dalam mengambil
tindakan dalam sebuah pekerjaan. Memilih tanggapan etika yang terbaik dan
mengimplementaasikannya. Pilihan tersebut harus konsisten dengan tujuan, budaya,
dan sistem nilai perusahaan serta keputusan individu.

59
2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan keputusan etis dalam mengaplikasikan
asuhan keperawatan.
Tujuan Khusus
Setelah mengetahui cara pembuatan keputusan etis mahasiswa dapat :
1. Mengerti apa yang dimaksud dengan pembuatan keputusan etis.
2. Mengerti faktor apa sajakah yang memengaruhi pembuatan keputusan.
3. Mengerti bagaimana pembuatan keputusan ditinjau dari hukum kesehatan.
4. Mengerti prinsip apa saja yang memengaruhi pembuatan keputusan etis.

60
3. MATERI

2.1.1 Jenis Keputusan Terkait Dengan Masalah Yang Dihadapi

1. Keputusan terprogram, yaitu suatu keputusan yang terstruktur dan berulang yang
dapat ditangani dengan pendekatan rutin.
2. Keputusan tidak terprogram, yaitu suatu keputusan yang memerlukan suatu
pemecahan yang dibuat sesuai kebutuhan

2.1.2 Kedudukan Etika Dalam Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan etik merupakan salah satu proses dari pengambilan
keputusan, yang didalamnya terdapat ilmu, kedudukan, dan etika. Proses ini
mencakup area pemecahan masalah, situasi dari permasalahan dan dilema yang dapat
dicapai. Jadi proses pengambilan keputusan merupakan hal yang sama dan di temukan
di berbagai situasi yang bermasalah, dengan demikian situasi sangat bergantung dari
norma yang diacu masyarakat seperti etika, interaksi sosial, dan situasional
kontekstual.

2.1.3 Prinsip Etik sebagai Panduan Pengambilan Keputusan


Dalam Sumijatun (2009) dikatakan bahwa praktik keperawatan melibatkan interaksi
yang kompleks antara nilai individu, sosial dan politik, serta hubungannya dengan
masyarakat tertentu.Sebagai dampaknya perawat sering mengalami situasi yang
berlawanan dengan hati nuraninya. Meskipun demikian, perawat tetap akan menjaga
kewajibannya sebagai pemberi pelayanan yang lebih bersifat kemanusiaan. Dalam
membuat keputusan, perawat akan berpegang teguh pada pola pikir rasional serta
tanggung jawab moral dengan menetapkan prinsip etik dan hukum yang berlaku.

2.1.4 Model Pengambilan Keputusan Etik


1. Kozier, dkk(1997)

• Mengidentifikasi fakta dan situasi spesifik


• Menerapkan prinsip dan teori etika keperawatan
• Mengacu kepeda kode etik keperawatan
• Melihat dan mempertimbangkan kesesuaiannya untuk klien
• Mengacu pada nilai yang dianut

61
• Mempertimbangkan faktor lain seperti nilai, kultur, harapan, komitmen, penggunaan
waktu, kurangnya pengalaman, ketidaktahuan atau kecemasan terhadap hukum, dan
adanya loyalitas terhadap publik.

2. Potter dan Perry (2005)

• Menunjukkan maksud baik, mempunyai anggapan bahwa semua orang mempunyai


maksud yang baik untuk menjelaskan masalah yang ada.
• Mengidentifikasi semua orang penting, menganggap bahwa semua orang yang
terlibat dalam proses pengambilan keputusan merupakan orang penting dan perlu
didengar pendapatnya.
• Mengumpulkan informasi yang relevan, informasi yang relevan meliputi data
tentang pilihan klien, sistem keluarga, diagnosis dan prognosis medis, pertimbangan
sosial, dan dukungan lingkungan.
• Mengidentifikasi prinsip etik yang dianggap penting
• Mengusulkan tindakan alternatif
• Melakukan tindakan terpilih

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etis Dalam


Praktik Keperawatan
1. Factor agama dan adat istiadat
Agama merupakan faktor utama dalam membuat keputusan etis. Setiap perawat
disarankan memahami nilai yang diyakini maupun kaidah agama yang dianutnya.
Untuk memahami ini memang diperlukan proses. Semakin tua akan semakin banyak
pengalaman dan belajar, seseorang akan lebih mengenal siapa dirinya dan nilai yang
dimilikinya.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk dengan berbagai
agama atau kepercayaan.Ini sesuai dengan sila pertama Pancasila, “Ketuhanan yang
Maha Esa” dan Indonesia menjadikan aspek ketuhanan sebagai dasar yang paling
utama. Sebagai negara berketuhanan, segala kebijakan atau aturan yang dibuat
diupayakan tidak bertentangan dengan aspek agama yang ada di Indonesia (Islam,
Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan Konghucu).

62
Misalnya, sebelum keluarga berencana atau KB dijadikan program nasional, pihak
pemerintah telah mendiskusikan berbagai metode kontrasepsi yang tidak bertentangan
dengan agama dengan para pemuka agama. Dengan adanya kejelasan tentang program
kesehatan nasional, misalnya KB, dengan ketentuan agama maka perawat tidak ragu-
ragu dalam mempromosikan program tersebut dan dapat memberi informasi yang
tidak bertentangan dengan agama yang dianut pasien.

Faktor adat istiadat yang dimiliki perawat atau pasien sangat berpengaruh terhadap
pembuatan keputusan etis. Budaya bukanlah satu-satunya aspek dari organisasi yang
memengaruhi etika, namun merupakan suatu kekuatan yang besar karena menentukan
nilai-nilai suatu organisasi.

Contoh masalah praktik adat istiadat bisa diperhatikan berikut ini. Dalam budaya Jawa
dan daerah lain dikenal falsafah tradisional “Mangan ora mangan anggere kumpul”
(Makan tidak makan asalkan tetap bersama). Falsafah ini sampai sekarang masih
banyak memengaruhi sistem kekerabatan orang Jawa.Bila ada anggota keluarga yang
sakit dan dirawat di rumah sakit, biasanya ada salah satu keluarga yang ingin selalu
menungguinya.Ini berbeda dengan sistem kekerabatan orang Barat yang bila ada
anggota keluarga yang sakit maka sepenuhnya diserahkan kepada perawat dalam
keperawatan sehari-hari.Setiap rumah sakit di Indonesia mempunyai aturan menunggu
dan persyaratan klien yang boleh ditunggu.Namun, hal ini sering tidak dihiraukan
oleh keluarga pasien, misalkan dengan alasan rumah jauh, klien tidak tenang bila tidak
ditunggu keluarga, dan lain-lain.Ini sering menimbulkan masalah etis bagi perawat
antara membolehkan dan tidak membolehkan.

2. Factor social
Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis.Faktor ini
meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum dan
peraturan perundang-undangan (Ellis, Hartley, 1980).

Beberapa tahun terakhir telah terjadi berbagai perkembangan perilaku sosial dan
budaya kita. Masyarakat Indonesia yang awalnya merupakan masyarakat agraris, yang
sebagian besar tinggal di pedesaan, lambat laun mampu mengembangkan industri
yang menyebabkan berbagai perubahan, antara lain semakin meningkatnya area
kawasan industri.

63
Nilai tradisional sedikit demi sedikit demi sedikit telah ditinggalkan oleh beberapa
kalangan masyarakat.Misalnya, kaum wanita yang pada awalnya hanya sebagai ibu
rumah tangga yang bergantung pada suami, telah teralih pada pendamping suami yang
mempunyai pekerjaan dan banyak yang menjadi wanita karier.Dengan semakin
meningkatnya orang menekuni profesinya, semakin banyak pula orang menunda
perkawinan dan banyak pula yang mempertahankan kesendirian. Perkembangan sosial
dan budaya juga berpengaruh terhadap sistem kesehatan nasional.

3. Factor IPTEK
Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta
mampu memperpanjang usia manusia dengan ditemukkannya berbagai mesin
mekanik kesehatan, cara prosedur baru, dan bahan/obat baru. Misalnya klien dengan
gangguan ginjal yang dapat diperpanjang usiannya berkat adanya mesin
hemodialisis.Wanita yang mengalami kesulitan hamil dapat dibantu dengan
inseminasi.Kemajuan ini menimbulkan pertanyaan yang berhubungan dengan etika.
(Suhaemi, 2003)

4. Factor Legislasi dan keputusan yuridis


Saat ini, aspek legislasi dan bentuk keputusan yuridis tentang masalah etik kesehatan
sedang menjadi topik yang banyak dibicarakan.Hukum kesehatan telah menjadi suatu
bidang ilmu dan perundang-undangan baru yang banyak disusun untuk
menyempurnakan perundang-undangan lama atau untuk mengantisipasi
perkembangan masalah hukum kesehatan.Oleh karena itu, diperlukan undang-undang
praktik keperawatan dan keputusan menteri kesehatan yang mengatur registrasi dan
praktik perawat. (Suhaemi, 2003)

Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan.Setiap perubahan sosial
atau legislasi menyebabkan timbulnya suatu tindakan yang merupakan reaksi
perubahan tersebut.Legislasi merupakan jaminan tindakan menuntut hukum sehingga
orang yang bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan suatu konflik.(Ellis,
Hartley, 1990 dalam Suhaemi, 2003).

5. Factor dana atau keuangan


Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat menimbulkan
konflik.Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, pemerintah telah banyak

64
berupaya dengan mengadakan berbagai program yang dibiayai pemerintah. Walaupun
pemerintah telah mengalokasikan dana yang besar untuk pembangunan kesehatan,
namun dana ini belum sepenuhnya dapat mengatasi berbagai program atau masalah
kesehatan sehingga partisipasi swasta dan masyarakat banyak digalakkan.Contohnya
program JamKesMas.

6. Factor pekerjaan atau posisi klien atau perawat


Dalam pembuatan suatu keputusan Perawat perlu mempertimbangkan posisi
pekerjaannya. Sebagian besar perawat bukan merupakan tenaga yang praktik sendiri
tetapi bekerja di rumah sakit, dokter praktik swasta atau institusi kesehatan yang lain.
Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan, namun harus disesuaikan
dengan keputusan/aturan tempat ia bekerja.

7. Factor kode etik keperawatan


Merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam
penentuan, pemertahanan, dan peningkatan standar profesi.Kode etik menunjukkan
bahwa tanggung jawab dan kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi.
Apabila seorang anggota melanggar kode etik profesi, maka organisasi profesi dapat
memberi sanksi atau mengeluarkan anggota tersebut. Keputusan Munas VI PPNI di
Bandung, Nomor: 09/MUNAS-VI/PPNI/2000 tentang Kode Etik Keperawatan
Indonesia. Yaitu:

• Perawat dan Klien


• Perawat dan Praktik
• Perawat dan Masyarakat
• Perawat dan Teman Sejawat
• Perawat dan Profesi

2.3 Keputusan Etis Ditinjau dari Hukum Kesehatan


Tentang bagaimana suatu hal dikatakan benar dan dikatakan salah tenaga kesehatan
sering kali dihadapkan pada suatu kondisi dilema etik. Hukum kesehatan telah
menjadi suatu bidang ilmu dan perundang-undangan baruyang banyak disusun untuk
menyempurnakan perundang-undangan lama atauuntuk mengantisipasi perkembangan
masalah hukum kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan undang-undang praktik

65
keperawatan dan keputusan menterikesehatan yang mengatur registrasi dan praktik
perawat.

Pemberian ijin praktik bagi perawat merupakan manifestasi dari UU Ke.RI No.23
tahun 1992 pasal 53 ayat 1 tentang hak memperoleh perlindungan hukum, yaitu
tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya “Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya,” dan ayat 2 tentang
perlindungan/ melindungi hak klien, yaitu “Tenaga kesehatan dalam melakukan
tugasnya berkewajiban untuk memenuhi standar profesi dan menghormati hak
klien.”Upaya pengendalian mutu praktik keperawatan melalui legislasi keperawatan.
Legislasi berarti suatu ketetapan hukum atau ketentuan hukum yang mengatur hak dan
kewajiban seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan (Lieberman,1970).
Keputusan Menteri Kesehatan No.1239 Tahun 2001 tentang Registrasi dan praktik
Keperawatan.

2.3.1 Dilema Etis


Dilema etis adalah kondisi yang mengharuskan perawat untuk melakukananalisa,
menepis, melakukan sintesa dan menentukan keputusan terbaik bagi pasien. Dilema
etik menempatkan perawat pada kondisi dimana dia harusmenimbang, memilah dan
menapis pilihan keputusan yang menjadi sulit diputuskan jika kedua piihan tidak ada
yang benar benar baik ataupunkeduanya sama sama baik berdasarkan prinsip etis.
Keputusan etis akan menjadi sulit diambil ketika terdapat pertentangan antara prinsip
prinsip etis tersebut(Fjetland, 2009; Masruroh H,2004).

Prinsip prinsip etika dapat disimpulkan dalam makna yangterkandung didalamya,


yaitu memberikan dasar untuk kode etik keperawatan yang bertujuan untuk
melindungi hak asasi manusia, bertanggung jawab dan praktik keperawatan
profesional. Beberapa hal yang dapt menimbulkanmasalah peran yang ambigu
menimbulkan dilema etik.Dilema etik dapat terjadi setiap saat ketika perawat harus
memutuskan suatu tindakan antaranilai nilai dan aturan yang dianut.

66
a. Contoh Kasus

Sebagai contoh kasus dilema etis yang sering terjadi adalah ketika perawat harus
memutuskan untuk melakukan tindakan atau tidak, pada kondisi pasien yang
membutuhkan pertolongan medis. Seorang pasien datang ke tempat praktik mandiri
perawat dengan luka karena terkena sayatan pisau. Keadaan luka cukup dalam, terjadi
banyak perdarahan dan membutuhkan penanganan segera. Perawatan luka dan balutan
saja tidak cukup, sehingga perlu untuk dilakukan penjahitan.Perawat menyarankan
kepada pasien untuk dirujuk ke dokter atau puskesmas. Namun pasien menolak dan
bersikukuh untuk mendapatkan perawatan hanya dari perawat tersebut. Perawat tahu
bahwa tindakan harus segera dilakukan, namun tindakan tersebut bukan
wewenangnya dan jika perawat tidak segera melakukan tindakan maka prognosa
buruk akan terjadi kepada pasien. Pada kasus tersebut terdapat nilai nilai yang
menjadi pertimbangan diantaranya nilai kemanusiaan dan nilai profesionalitas.Dalam
hal ini sejauh mana perawat boleh melakukan tindakan atas kasus yang terjadi,
melanggar prinsip prinsip etika profesi atau tidak. Jika tidak dilakukan tindakan apa
yang akan terjadi. Jika dilakukan tindakan maka akan ada pelanggaran terhadap etika
profesi pula. Menjadi semakin rumit dan pelik ketika dampak emosional terjadi,
seperti perasaan bingung, bersalah, frustasi bahkan ketakutan.

Pada contoh kasus diatas, mendapat perawatan dan tindakan merupakan hak pasien
yang harus dipenuhi. Begitu pula keputusan untuk memilih dan memutuskan
pengobatannya sendiri. Disisi lain perawat juga merasa bahwa tindakan tersebut
bukan kewenangannya. Disini fungsi perawat sebagai konselor dan edukator harus
dijalankan. Perawat harus mampu memberikan penjelasan kepada pasien tentang
kondisi dan pertimbangan pertimbangan yang perlu dipikirkan demi kebaikan
pasiennya. Perawat harus melindungi hak pasien yang telah diatur dalam kode etik
keperawatan.Meliputi hak untuk mendapatkan perawatan, hak untuk memilih da
memutuskan perawatan atau pengobatan untuk dirinya sendiri.Namun perawat juga
tidak dapat mengabaikan kode etik yang dan undang undang yang membatasi
kewenangan tindakan yang boleh dilakukan perawat.Jika ditinjau dari prinsip etik
yang menjadi perimbangan dalam pengambilan keputusan yaitu primary otonomi

67
2.4. Prinsip-prinsip Pembuatan Keputusan
Otonomi berarti menghargai kemampuan individu yang mempunyai harga diri dan
martabat, yang mampu memutuskan sendiri hal hal berkaitan dengan dirinya.
Otonomi berarti kemampuan mengatur atau menentukan sendiri. Otonomi berakar
pada rasa hormat terhadap individu. Didalam prinsip otonomi, perawat harus
menghargai dan menghormati hak pasien untuk memilh dan memutuskan sendiri
pengobatannya. Kecenderungan pasien lebih memlih tenaga kesehatan perawat
dibandingkan dengan profesi lain untuk meningkatkan status kesehatanya diakibatkan
beberapa faktor. (Brown, 2007) dalam jurnalnya yang berjudul Consumer pespectives
on nurse practicioners and independence practice di Washington menjelaskan bahwa
90% dari respondennya merasa puas dan menyukai praktik keperawatan dibanding
dengan praktik kesehatan lain. Hal ini dikarenakan dalam menyelesaikan masalah
kesehatannya perawat tidak hanya sekedar memberi pengobatan, tetapi juga ada unsur
“merawat”, bersikap caring dan ramah kepada pasiennya. Sehingga pasien lebih
nyaman dirawat oleh perawat, selain itu biaya perawatan dan akses yang lebih
terjangkau menjadikan profesi keperawatan dipilih untuk mengatasi masalah
kesehatannya. Keputusan untuk memilih pengobatan dan siapa yang mengobati adalah
hak penuh seorang pasien. Dalam jurnal A path analytic model of ethical conflict in
practice and autonomy in a sample of nurse practicioners (Connie M Ulrich, 2005)
menyebutkan bahwa pasien memilih perawat dikarenakan adanya kepercayaan bahwa
perawta dapat melakukan tindakan keperawatan secara mandiri. Konflik yang sering
terjadi berkaitan dengan otonomi pasien yang menenempatkan perawat pada posisi
beresiko. Namun keyakinan terhadap tugas dan prinsip bahwa perawat dapat perawat
mampu melaksanankan tugas secara mandiri dan menerima konsekwensi yang
berlaku (Anne Dreyer, 2011)

Prinsip kedua adalah nonmaleficien yang berarti tidak merugikan pasien.


Nonmaleficience adalah tidak melukai atau tidak membahayakan orang lain. Dalam
hal ini perawat dituntut untuk melakukan tindakan yang tidak membahayakan atau
berisiko menciderai pasiennya. Dalam kasus telah diuraikan bahwa pasien menolak
mendapatkan pengobatan selain dari perawat tersebut, sedangkan putusn tindakan
harus segera dilakukan. Karena jika tidak diakukan tindakan maka perawat malah
justru membahayakan pasien. Ditilik dari prinsip ini nampaknya tindakan perawat
yang tepat adalah melakukan tindakan dengan menjahit luka pasien untuk mencegah
68
terjadinya perdarahan yang lebih hebat yang merugikan pasien. Dalam keperawatan,
risiko atau bahaya baik yang disengaja maupun tidak selalu tidak dapat diterima. Oleh
karena itu perawat harus selalu hati hati dlam melakukan pengambilan keputusan etik.

Beneficience berarti melakukan yang baik. perawat memilikki kewajiban untuk


melakukan dengan baik, yaitu melakukan proses keperawatan dengan baik dan
semaksimal mungkin. Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan tindakan yang
menguntungkan pasiennya atas dasar kebaikan, namun dalam kenyataan sehari hari
prinsip ini sering membuat risiko bagi profesi perawat itu sendiri. Seperti halnya pada
contoh kasus diatas, perawat melakukan kebaikan dengan melakukan tindakan
keperawatan namun ada risiko yang ditanggung oleh perawat tersebut dikarenakan
perawat melakukan tindakan diluar kewenangannya (Blais, 2007; Masruroh H, 2014)

Prinsip selanjutnya adalah justice, atau keadilan. Artinya perawat dituntut untuk
memberikan perawatan sesuai dengan kebutuhan pasien. Perawatan yang diberikan
harus sesuai dengan standar praktik keperawatan secara profesional dan sesuai dengan
hukum yang berlaku. Jika ditinjau dari prisip ini tindakan perawat dalam kasus diatas
perawat sebenarnya melakukan pelanggaran atas justice karena melakukan tindakan
diluar dari kewenangannya, tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.

Selanjutnya adalah veracity atau kejujuran. Kebenaran menjadi suatu hal yang harus
disampaikan perawat kepada pasiennya. Terkait dengan informasi yan disampaikan
kepada pasien harus akuran, komprehensif dan obyektif sehingga pasien mengerti dan
paham mengenai keadaan dirinya. Karena kebenaran merupakan dasar dalam
membentuk hubungan saling percaya (Masruroh H, 2014).

Dengan mengidentifikasi keterlibatan prinsip prinsip diatas diharapkan perawat dapat


menimbang dan memilah prinsip apa saja yang bertentangan atau mendukung proses
pengambilan keputusan. Adanya prinsip tersebut membuat perawat dan pasien
memiliki pandangan dan pilhan terhadap keputusan yang akan diambil. Mana yang
baik untuk dilakukan, apakah berisiko, bagaimana konsekwensinya, dll. Dengan kata
lain, etik, prinsip etik adalah landasan bagi perawat untuk memutuskan suatu
tindakan. Setelah mengidentifikasi dan menganalisa prisnsip prinsip etik yang terlibat,

69
langkah dalam pengambilan keputusan etik selanjutnya adalah mengikutsertakan
pasien, keluarga ataupun profesi lain yang terkait dalam pengambilan keutusan etik.

Masalah etik adalah masalah yang membuat perawat berada pada persimpangan yang
menuntut dia untuk mengambil suatu keputusan.Keputusan etik bersifat situasional,
namun tidak dapat serta merta diputuskan sendiri oleh perawat.Keterlibatan pasien
dan keluarga merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap hak
pasien.Penghormatan tersebut terkait dengan hak pasien untuk mengetahui dan
memutuskan sendiri atau autonomi.

Keterlibatan profesi lain misalakan dokter, ahli gizi atau profesi lain meberikan
perawat pandangan terhadap baik dan buruk suatu tindakan. Dengan melibatkan pihak
lain, diharapkan keputusan etis yang diambil adalah keputusan terbaik yang
menguntungkan pasien. Langkah selanjutnya dalam pengambilan keputusan etik
adalah menganalisa konsekuensi dari pilihan tindakan yang ada. Baik buruknya,
ditinjau dari beberapa prisip tadi.Bagaimana konsekuensi dari suatu tindakan jika
dilakukan, dan bagaimana jika tidak dilakukan. Kemudian langkah terakhir adalah
mengambil keputusan dengan mempertimbangkan keinginan pasien. Kembali lagi
pada prinsip etik pertama yaitu autonomi.Keinginan pasien adalah suatu hal yang
harus dipahami dan dihormati.Bagaimanapun juga keputusan tersebut adalah
berhubungan dengan kehidupan pasien.Perawat adalah problem solver bagi pasiennya,
dengan fokus utama adalah untuk menyelesaikan masalah klien. Setelah melakukan
analisa etik tentang keputusan apa yang terbaik bagi pasien, perawat menyimpulkan
alasan etik. Yaitu apa yang harus dan seharusnya dilakukan berdasarka prinsip etik
yang telah dibahas diatas. Dalam proses pengambilan keputusan etis dikenal beberapa
teori yang dapat menjadi pembenaran terhadap suatu putusan etik, yaitu teori
teleologi dan deontologi.

1. Teleologi berasal dari kata telos yang artinya tujuan. dalam hal ini keputusan etik
didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai. Bagaimana dampak jika dilakukan
tindakan, apakah berdampak baik. Seuatu tindakan dinilai baik apabila tindakan
tersebut berujuan baik pula.
2. Teori kedua adalah teori deontologi, yaitu suatu konsep yang menitikberatkan
pada moral dan kewajiban. Deontologi berbicara mengenai apa yang seharusnya

70
diakukan. Menurut Kant dalam (Masruroh H, 2014) suatu tindakan dianggap baik
apabila dilakukan berdasarkan kewajiban, terlepas dari tujuan dari tindakan
tersebut.

Tentu saja jika tindakan yang dilakukan perawat ditinjau dari teori ini maka kedua
duanya memiliki alasan untuk mebenarkan ataupun menyalahkan tindakan tersebut.

Pertama jika dipandang dari etika teleologis, tindakan perawat dianggap benar
didasarkan pada tujuan dilakukanya tindakan adalah merupakan kebaikan.Dimana
tujuan dilakukan tindakan adalah didasarkan pada nilai moral demi kebaikan dan
kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa pasien, menghormati hak otonomi pasien,
menerapkan prinsip beneficience dan nonmalificience. Sedangkan jika ditinjau dari
etika deontologis tindkan perawat dianggap salah karena kewajiban perawat adalah
mematuhi kode etik dan peraturan perundangan yang berlaku tentang praktik
keperawatan. Terlepas dari tujuan tindakan tersebut, perawat dianggap tidak
melaksanakan kewajiban suatu profesi yang harus tunduk kepada kode etik dan
peraturan yang berlaku. Begitu pula jika dilihat dari prinsip etik justice bahwa setiap
tindakan harus dilakukan berdasarkan standart dan peraturan hukum yang berlaku.
Dalam setia keputusannya perawat tidak akan pernah terlepa dari risiko yang
mengancam dirinya.

Setiap pilihan tindakan ada risiko yang ditanggung baik bagi pasien maupun bagi
perawat itu sendiri. Untuk itu setiap putusan tindakan yang diambil harus berdasarkan
persetujuan antara pihak pemberi layanan dan pihak yang diberi layanan.Bahwa
penerima layanan yaitu pasien dan keluarga paham terhadap kondisi, konsekwensi
dan akibat dari suat keputusan. Oleh karena itu, keterlibatan pasien dan keluarga
menjadi sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Keputusan yang
diambil adalah merupakan keputusan bersama, tugas perawat adalah memberikan
penjelasan dan informasi sejelas mungkin dna harus bersifat obyektif. Kesepakatan
atas suatu tindakan yang didahului oleh adanya pemberian informasi oleh pasien atau
keluarga disebut nform konsen. Inform konsen menjadi suatu senjata bagi pasien atu
perwat itu sendiri. Inform consent bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam hal
autonomi (Settle, 2014; Toren, 2010).

71
Setelah keputusan tindakan diambil dan dilakukan, maka tahap yang perlu dilakukan
adalah evaluasi. Evaluasi merupakan bagian penting dari proses pengambilan
keputusan etik. Tujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilema etis seperti yang
ditentukan sebagai outcome dari keputusan yang telah dibuat. Perubahan status klien,
kemungkinan treatment medik, dan fakta sosial dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan jika terjadi kasus atau situasi yang sama. Terkait dengan bagaimana
suatu keputusan etis dibuat, apakah keputusan yang diambil efektif dan tidak
merugikan pasiennya.

72
4. DAFTAR PUSTAKA

Education. 2014. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Etis dalam Praktik


Keperawatan.
https://ithinkeducation.wordpress.com/2014/04/28/faktor-yang-mempengaruhi-
pengambilan-keputusan-etis-dalam-praktik-keperawatan-factors-affecting-ethical-
decision-making-in-nursing-practice/.Diakses pada tanggal 08 Agustus 2019 pukul
15.05.
Fahradi, D. 2011. Mengambil Keputusan Etis
http://dedifahradi.blogspot.co.id/2011/06/mengambil-keputusan-etis.html.Diakses
pada tanggal 08 Agustus 2019 pukul 17.00.
Kurniadi,Anwar. 2018. Etika dan Hukum Keperawatan.
Lumbantoruan, J. 2013. Pendekatan dalam Pengambilan Keputusan
http://juprilumbantoruan.blogspot.co.id/2013/10/pendekatan-dalam-pengambilan-
keputusan.html.Diakses pada tanggal 09 Agustus 2019 pukul 12.35.
Safruddin, 2013. Etika Pengambilan Keputusan.
http://az17bersama.blogspot.co.id/2013/04/etika-pengambilan-keputusan.html.
Diakses pada tanggal 15 Oktober 2015 pukul 19.10.
Widodo, J. 2009. Pengambilan Keputusan etis dan Faktor.
http://jameswidodo-heart.blogspot.com/2009/11/pengambilan-keputusan-etis-dan-
faktor.html. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015 pukul 19.05

73
5. RINGKASAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika dengan membedakan tiga arti sebagai
ilmu, tentang apa yang baik dan apa yang buruk, serta tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak). Keputusan etis dari segi hukum kesehatan harus mempunyai beberapa
prinsip yaitu prinsip otonomi, yang berakar pada rasa hormat terhadap individu yaitu
harus menghargai dan menghormati hak pasien untuk memilh dan memutuskan
sendiri pengobatannya, prinsip nonmaleficien yang berarti tidak merugikan pasien,
prinsip beneficience berarti melakukan yang baik, prinsip justice atau keadilan, dan
prinsip veracity atau kejujuran. Dari sudut pandang etika dan budaya, keputusan etis
berpengaruh penting terhadap norma dan nilai tim, departemen, dan organisasi secara
keseluruhan. Riset menunjukkan bahwa nilai-nilai ini sangat memengaruhi tindakan
dan proses pengambilan keputusan oleh seseorang. Budaya dapat diamati untuk
melihat jenis-jenis sinyal etika yang diberikan kepada suatu individu. Standar etika
yang tinggi dapat ditegaskan dan dikomunikasikan melalui penghargaan publik atau
upacara resmi. Sebagai negara berketuhanan, keputusan etis ditinjau dari segi agama
merupakan faktor utama segala kebijakan atau aturan yang dibuat, sehingga
diupayakan tidak bertentangan dengan aspek agama yang ada di Indonesia (Islam,
Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan Konghucu) apapun yang dikerjakan dalam
menjalankan profesinya selalu mendasarkan tindakannya kepada tuntunan agama
yang dianutnya.

74
6. TES
1. Perhatikan pernyataan berikut :
1)Menunjukkan maksud baik, mempunyai anggapan bahwa semua orang
mempunyai maksud yang baik untuk menjelaskan masalah yang ada.
2)Mengumpulkan informasi yang relevan, informasi yang relevan meliputi data
tentang pilihan klien, sistem keluarga, diagnosis dan prognosis medis,
pertimbangan sosial dan dukungan lingkungan.
3)Mengidentifikasi fakta dan situasi spesifik
4)Menerapkan prinsip dan teori etika keperawatan
5)Mengusulkan tindakan alternative
Yang merupakan metode menurut Potter dan Perry adalah ?
a. 1,3,4
b. 1,2,4
c. 1,2,5
d. 1,4,5
e. 1,3,5

2. Kondisi yang mengharuskan perawat untuk melakukan analisa, menepis,


melakukan sintesa dan menentukan keputusan terbaik bagi pasien. Dari pernyataan
diatas merupakan pengertian dari ?
a. Dilema etis
b. Prinsip keputusan etis
c. Identifikasi etis
d. Keputusan etis
e. Etis

3. Prinsip prinsip yang merugikan pasien, tidak melukai atau membahayi orang lain.
Dari pernyataan diatas merupakan pengertian dari prinsip?
a. Autonomy
b. Nonmaleficent
c. Veracity
d. Justice
e. Teleologi

75
4. Suatu konsep yang menitikberatkan pada moral dan kewajiban. Teori ini berbicara
mengenai apa yang seharusnya dilakukan. Dari pernyataan diatas merupakan
pengertian dari teori ?
a. Otonomi
b. Deontologi
c. Justice
d. Veracity
e. Teologi

5. Yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan etis


dan praktik keperawatan adalah ?
a. Agama dan Istiadat
b. Keluarga
c. Dana
d. Pekerjaan
e. Adat istiadat

6. UU yang mengatur pemberian ijin praktik keperawatan adalah ?


a. UU ke.RI No 23 tahun 1992 pasal 53 ayat 1
b. UU ke.RI No 23 tahun 1992 pasal 53 ayat 2
c. UU ke.RI No 23 tahun 1992 pasal 53 ayat 3
d. UU ke.RI No 23 tahun 1992 pasal 53 ayat 4
e. UU ke.RI No 23 tahun 1992 pasal 53 ayat 5

7. Menghargai kemampuan individu yang mempunyai harga diri dan martabat, yang
mampu memutuskan sendiri hal-hal berkaitan dengan dirinya merupakan
penjelasan dari prinsip pembuatan etis ?
a. Non maleficent
b. Beneficent
c. Veracity
d. Justice
e. Otonomi

76
8. Pernyataan yang kompherensif dari bentuk kipra dan pelayanan dari profesi yang
diberi tuntutan bagi anggota dalam melakukan praktek di bidsng profesinya, baik
yang berafiliasi dengan pasien, keluarga, masyarakat dan mitra sejawat, profesi dan
diri sendiri disebut ?
a. Hukum keperawatan
b. Tanggung jawab keperawatan
c. Kerja keras keperawatan
d. Tolak ukur pelayanan
e. Kode etik keperawatan

9. Etika profesi keperawatan yakni alat untuk mengukur ?


a. Perilaku moral dalam keperawtan
b. Tanggung gugat keperawatan
c. Kerja keras keperawatan
d. Tolak ukur pelayanan
e. Tingkah laku pelayanan

10. Berikut ini yang merupakn hak-hak perawat kecuali ?


a. Perawat berkah untuk mendapat pinjaman aturan dalam melkukan kiprah sesuai
dengan profesinya
b. Perawat berhak untuk membuatkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai
dengan riwayat pendidikannya
c. Perawat berhak untuk menolak harapan pasien atau klien yang berprihal dengan
peraturan UU serta standar dan aba-aba etik profesi
d. Perawat mematuhi peraturan institusi yang bersangkutan
e. Perawat berhak meminta kewajibannya

77
7. GLOSARIUM

Pembuatan Keputusan :
Pembuatan keputusan adalah sesuatu pendekatan yang sistematis
terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data,
penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan
mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat.

Etika : Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana


sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut
aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku
yang benar, yaitu : baik dan buruk serta kewajiban dan tanggung
jawab.

78
8. KUNCI JAWABAN
1. C. 1,2,5
2. A. Dilema Etis
3. B. Nonmaleficent
4. B. Deontologi
5. B. Keluarga
6. A. UU ke.RI No 23 tahun 1992 pasal 53 ayat 1
7. E. Otonomi
8. E. Kode Etik Keperawatan
9. D. Tolak Ukur Pelayanan
10. C. Perawat berhak menolak harapan pasien perihal dengan peraturan UU serta
standar dan aba-aba etik profesi

79
BAN VI
PENGEMBANGAN KEPERIBADIAN

1. PENGERTIAN
Menurut Gordon Alport kepribadian atau personality didefinisikan sebagai suatu
kesatuan organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisis yang
menentukan caranya yang khas dalam penyesuaian diri dengan atau terhadap
lingkungannya.

2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengembangkan kepribadian yang baik dalam
mengaplikasikan asuhan keperawatan.
Tujuan Khusus
Setelah mahasiswa memahami dan mengenbangkan kepribadian yang baik,
diharapkan mahasiswa mengetahui :
1. Dengan mengetahui pekembangan kepribadian, setiap orang akan lebih memahami
dirinya secara utuh sehingga mampu mengambil sikap dalam kehidupan di
lingkungan keluarga, tempat kerja, maupun di masyarakat.
2. Kita harus menghargai diri kita sendiri, sebelum orang menghargai kita.
3. Mengetahui bagaimana penilaian masyarakat mengenai apa itu citra diri.
4. Mengetahui bagaimana melaksanakan pelayanan yang sesuai dan bertanggung
jawab.

80
3. MATERI
Berbicara kepribadian kita harus membicarakan temperament, sifat, karakter,
kebiasaan.
1.Temperament adalah gejala karakteristik dari setiap emosi individu, kualitas
kekuatan suasana hatinya dan gejala ini tergantung kepada faktor konstitusional dan
terutama berasal dari keturunan.
2. Sifat/trait .
3. Watak atau karakter lebih bersifat stabil,.
4. Kebiasaan.

2.2. Tipologi Kepribadian


A. Tipe Kepribadian
Perkembangan kepribadian dimulai masa remaja dengan ciri-ciri aktualisasinya
dengan kematangan individu itu sendiri dan motivasi memang sudah dibawa pada
masa kanak-kanak semata-mata kepribadian itu belum dimiliki. Anak dilengkapi
dengan dorongan nafsu-nafsu dan reflek-reflek.

B. PembentukanKepribadian
Membentuk kepribadian menurut Sigmmund Freud dimulai dari Id, Ego, Super Ego,
Murray penganut pembentukan kepribadian itu berdasarkan analisa motif yang
tentunya tidak bisa terlepas dari alam kebutuhan seseorang. Perkembangan
kepribadian Usia 2,5 tahun belum mempunyai kepribadian, tetapi sudah terlihat
perbedaan kualitas kepribadian meliputi; deferensiasi, integrasi, kematangan, imitasi,
belajar dan pengembangan diri. Anak usia 5 tahun keatas mulai mempunyai kualitas
kepribadian.

2.3. Faktor pembentukan Kepribadian Penghambat Pengembangan Kepribadian


faktor yang dapat membentuk kepribadian seseorang. Proses pembentukan
kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan setempat. Kebudayaan
setempat yang secara langsung memengaruhi kepribadian seseorang adalah sebagai
berikut.

81
1.     Kebudayaan daerah.
2.     Agama yang dianut oleh seseorang.
3.     Pekerjaan yang digeluti.
Adapun pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut
ini.

1) Warisan Biologis (Heredity)


Warisan biologis berpengaruh pada perilaku kehidupan manusia,
misalnya pada pembentukan sifat kepemimpinan, pengendalian diri, sikap, dan minat.
Setiap manusia memiliki sifat biologis yang berbeda antara satu dengan yang lainnya,
walaupun pada dua orang lahir kembar identik.

Adanya perbedaan jenis kelamin, kecerdasan, kekuatan jasmani, kecantikan, dan


sebagainya akan dapat berpengaruh pada perbedaan kepribadian orang-
orang yang memilikinya. Banyak ilmuwan berpendapat bahwa perkembangan potensi
warisan biologis dipengaruhi oleh pengalaman seseorang. Bakat yang dimiliki
seseorang memerlukan anjuran, pengarahan, dan latihan untuk mengembangkan diri
melalui kehidupan bersama dengan manusia lain.

2) Warisan Lingkungan Alam (Natural Environment)


Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan alam di mana ia tinggal. Proses
penyesuaian diri pada lingkungan alam mampu mengubah pola
perilaku masyarakat secara keseluruhan.

3) Warisan Sosial (Social Herritage) atau kebudayaan

Manusia, alam, dan kebuadayaan mempunyai hubungan yang sangat erat


dan saling memengaruhi. Sementara itu, kebudayaan sangat berpengaruh pada
perilaku individu dalam pembentukan kepribadiannya. Manusia sebagai makhluk
yang berpikir akan senantiasa menghasilkan kebudayaan sebagai manifestasi
kehidupannya. Manusia berusaha untuk mengubah alam sesuai dengan
kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, manusia dapat
mengubah pegunungan menjadi lahan pemukiman.

82
3) Pengalaman hidup dalam kelompok

Sebagai makhluk sosial, manusia senatiasa hidup dalam kelompok-kelompok, seperti


keluarga, RT, dan sekolah. Dengan demikian, kehidupannya akan dipengaruhi oleh
kelompok tersebut. Hal ini mengingat setiap kelompok pasti memiliki norma, nilai,
dan aturan sendiri yang berbeda dengan kelompok lain.
Setiap kelompok pasti memengaruhi anggota-anggotanya. Setiap kelompok pasti
mewariskan pengalaman khas yang tidak diberikan kelompok lain, sehingga akan
muncul kepribadian khas anggota kelompok tersebut.
Kelompok yang menjadi acuan pertama seorang anak adalah keluarga. Pengalaman
hidup dalam keluarga sangat menentukan perkembangan kepribadian seorang anak.
Seorang anak yang hidup dalam keluarga yang demokratis, akan tumbuh menjadi
orang dengan kepribadian baik dan percaya diri.

1. Faktor yang berasal dari diri sendiri :


a. Tidak punya tujuan hidup yang jelas;
b. Individu kurang termotivasi;
c. Ada keengganan untuk menelaah diri sendiri ( takut menerima kenyataan karena
memiliki kekurangan / kelemahan );
d.  Orang yang usianya sudah tua tidak melihat bahwa kearifan dan kebijaksanaan bisa
dicapai
e. Merasa tidak ada tantangan
f. Merasa tidak mampu;
g. Sudah merasa puas
h. Merasa tidak berharga

2. Faktor penghambat yang berasal dari lingkungan :


a. Sistem yang dianut ( di lingkungan : pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal )
b. Tanggapan, sikap atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan ( kebiasaan atau
tradisi, misalnya : isteri sebagai pengurus rumah tangga sulit berkembang dalam
bidang profesi yang diminati ).

83
Faktor-Faktor penghambat pengembangan kepribadian pada mahasiswa
1. Faktor Input
a. Tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas. Tujuan hidup sering disebut juga
rencana ataupun target. Mahasiswa yang tidak mempunyai tujuan hidup, mereka
tidak memiliki keyakinan, moral, atau standar yang akan mengendalikan hidup
untuk mencapai puncak kesuksesan.
b. Kurangnya motivasi dalam hidup. Hal ini membuat mahasiswa seringkali loyo, tak
bergairah, tidak ada dinamika, dan tidak akan menghasilkan perubahan seperti
yang diinginkan.
c. Mempunyai problema. Problem atau masalah yang dihadapi mahasiswa
berpengaruh besar pada tingkat keberhasilannya dalam menyelesaikan suatu tugas.
d. Tidak percaya diri. Rasa tidak percaya diri yang dimiliki mahasiswa seringkali
membuat kegagalan yang berujung dengan penyesalan.
e. Kurang kreatif. Kurangnya kekreatifitasan membuat mahasiswa tidak memiliki nilai
lebih atau keistimewaan dari mahasiswa lainnya, mahasiswa seperti ini sulit untuk
berkembang dan menciptakan inovasi baru.
f. Sudah merasa puas. Perasaan cepat puas yang dimiliki mahasiswa mengakibatkan
mahasiswa tidak bisa mengukur kemampuannya tentang suatu hal dan sangat
membatasi bagi perkembangan pola pikir dan sikapnya.
g. Mudah menyerah. Sikap mudah menyerah menjadikan mahasiswa memiliki
kemampuan yang terbatas.

2. Faktor Output
a. Faktor tradisi budaya
Setiap mahasiswa memiliki perbedaan tradisi, adat, atau kebudayaan yang khas.
Tradisi atau kebudayaan setiap mahasiswa memberikan pengaruh terhadap
kepribadian setiap anggotanya, baik menyangkut cara berpikir, bersikap atau cara
berperilaku. Faktor ini mengakibatkan kesenjangan antar sesama mahasiswa.

b. Pengaruh perkembangan zaman


Perkembangan zaman atau sering disebut dengan istilah globalisasi merupakan
sebuah fakta yang tidak dapat dihindari.Globalisasi ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu mengubah dunia
84
secara mendasar bagi mahasiswa.Ada beberapa media yang berdampak buruk atau
sebagai penghambat kepribadian pada mahasiswa, yaitu televisi dan media
cetak.Kedua media ini di satu sisi memberikan pembelajaran yang menambah
wawasan dan memiliki manfaat seperti menambah informasi dan pengetahuan dalam
interaksi mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya. Namun disisi lain media-media
tersebut memberikan asupan negatif bagi mahasiswa, seperti hal-hal porno yang
dikemas halus dalam media televisi dan cetak.

2.4. Aplikasi teori perkembangan kepribadian bagi perawat dan keperawatan


1. Perawat dapat mengembangkan kepribadiannya sesuai profil pribadi perawat tanpa
harus melalui pendidikan formal.
2. Perawat dalam melaksanakan tugasnya dalam Asuhan Keperawatan sesuai dengan
teori kepribadian, pembentukan kepribadian, perkembangan kepribadian, tipe dan
jenis kepribadian.
Taylor Hartman membagi tipe kepribadian menurut empat aspek dominan didalam
alam; api, tanah, air dan udara. Tipe kepribadian merah, biru, putih dan kuning.
* Kepribadian merah menjalani hidup dengan penuh kekuatan.
* Kehidupan adalah rangkaian komitmen bagi biru. Berkomitmen pada hubungan
mungkin merupakan kekuatan biru yang terbesar.
* Biru cenderung merasakan komitmen emosional yang mendalam pada orang,
sementara putih merasa mudah menerima dan mencintai orang-orang yang
dijumpai. Putih toleran dan menerima orang lain. Putih komit tanpa banyak ribut
dalam hubungan.
* Tidak ada kepribadian lain yang mengejar kesenangan seperti kuning. Kuning
seringkali hidup untuk bermain. Karena menyukai kesenangan dan tidak suka
dikekang.
Sesungguhnya Pribadi yang menyenangkan adalah Orang-orang dengan kepribadian
yang baik selalu dikelilingi oleh orang-orang yang peduli padanya. Langkah-Langkah
Menjadi Pribadi yang Penyenangkan Jadilah pemberi yang tulus, memiliki kemauan
yang kuat, Jadilah Diri Sendiri, Memiliki Etika, Pribadi yang Sederhana, Selalu tahu
Berterima Kasih, Lancarlah Berkomunikasi, Kendalikan Diri, Jujurlah pada Diri
Sendiri, Bersikaplah Percaya Diri, Bersikaplah Cepat Tanggap, Buat daftar perilaku
anda yang terdiri dari kebaikan dan keburukan, Jagalah ‘ucapan’ anda, Dengarkan

85
orang lain, jangan menunjukkan sikap tidak setuju pada orang lain secara frontal.,
Jangan biarkan orang lain merasa tidak nyaman dengan kehadiran anda.
2.5 Konsep Pengembangan Kepribadian
Kemajuan teknologi informasi, sarana komunikasi, dan transportasi dalam era
globalisasi saat ini memberikan pengaruh secara langsung maupun tidak langsung
terhadap pergaulan serta pengembangan kepribadian manusia. Kondisi tersebut
memaksa seseorang untuk mempertahankan keberadaannya, harus memiliki jati diri
dan berkepribadian sesuai dengan etiket dan etika yang baik serta selalu selalu
memperbaiki kualitas dan kemampuan diri.

 Manfaat Pengembangan Kepribadian


Pengembangan kepribadian memberikan maanfaat secara langsung maupun tidak
langsung terhadap perbaikan kehidupan manusia setiap hari. Manfaat bagi organisasi
yang bergerak dalam bidang jasa, pengembangan kepribadian akan memberikan mutu
pelayanan yang baik setiap hari kepada kepada semua pelanggan, sehingga
kepribadian yang berkembang setiap saat akan memberikan pengaruh positif terhadap
kualitas pelayan pada organisasi tersebut.

 Tujuan Pengembangan Kepribadian


Pengembangan kepribadian bertujuan memperbaiki kualitas kepribadian secara
langsung maupun tidak langsung melalui kegiatan yang berpola pikir positif setiap
hari, sehingga setiap orang akan mencapai derajat kehidupan yang lebih baik dari
sebelumnya.

2.6 Harga Diri


Pengertian Harga Diri (Self Esteem)
Stuart dan Sundeen , mengatakan bahwa harga diri (self esteem) adalah penilaian
individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal dirinya. Sedangkan menurut Gilmore (dalam Akhmad Sudrajad)
mengemukakan bahwa: “….self esteem is a personal judgement of worthiness that is a
personal that is expressed in attitude the individual holds toward himself.
Menerangkan bahwa harga diri merupakan penilaian individu terhadap kehormatan
dirinya, yang diekspresikan melalui sikap terhadap dirinya. Sementara itu, Buss

86
memberikan pengertian harga diri (self esteem) sebagai penilaian individu terhadap
dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan.
Harga diri (self esteem) adalah penilaian individu terhadap kehormatan diri, melalui
sikap terhadap dirinya sendiri yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan dan
menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang
memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri (self esteem)
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Gangguan harga diri rendah di
gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya
percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri,
penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak
mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.

2.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI


Menurut Akhmad Sudrajad :
1. Penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang
berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada
orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan menurut Dariuszky yang
menghambat perkembangan harga diri adalah : Perasaan takut , yaitu kekhawatiran
atau ketakutan (fear). Menurut Coopersmith , terdapat lima faktor yang
mempengaruhi harga diri yaitu:
1. Faktor Jenis Kelamin
Menurut Ancok dkk. Wanita selalu merasa harga dirinya lebih rendah daripada
pria, seperti perasaan kurang mampu, kepercayaan diri yang kurang mampu, atau
merasa harus di lindungi.
2. Inteligensi.Individu dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik
yang tinggi daripada individu dengan harga diri yang rendah.
3. Kondisi Fisik. Coopersmith menemukan adanya hubungan yang konsisten antara
daya tarik fisik dan tinggi badan dengan harga diri.
4. Lingkungan Keluarga.Coopersmith berpendapat bahwa perlakuan adil, pemberian
kesempatan untuk aktif dan mendidik yang demokratis akan membuat anak
mendapat harga diri yang tinggi.

87
5. Lingkungan Sosial. Klass dan Hodge berpendapat bahwa pembentukan harga diri
dimulai dari seseorang yang menyadari dirinya berharga atau tidak.
Secara sederhana bentuk harga diri dibagi menjadi dua kelompok, yakni sebagai
berikut :

1.      Harga Diri Orang Perorang. Seseorang yang memiliki harga diri yang cukup
tinggi, yaitu orang yang mempu menjaga kehormatannya supaya tidak ternoda.
2.      Harga Diri Suatu Kelompok. Harga diri suatu kelompok, yaitu dapat berupa
suatu kelompok keluarga, kelompok lingkungan tempat tinggal, kelompok sekolah,
atau kelompok suatu Negara.

2.8. Citra Diri


Pengertian Citra Diri
Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks dari
perasaan, sikap & persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberikan kita
kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan
kita dengan orang lain. Menurut Brooks dan Emmart (1976), orang yang memiliki
konsep diri positif menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
 Konsef diri positif
Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif
untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi. Merasa setara dengan
orang lain. Menerima pujian tanpa rasa malu. Merasa mampu memperbaiki diri.
 Konsep diri negatif 
Peka terhadap kritik. Bersikap responsif terhadap pujian. Cenderung merasa tidak
disukai orang lain. Mempunyai sikap hiperkritik. Mengalami hambatan dalam
interaksi dengan lingkungan sosialnya.
Unsur – unsur yang membentuk Citra Diri :
Keluarga, dari orang tua, kita menerima pengaruh keturunan terhadap kepribadian
Masyarakat, media-media yg menyediakan berbagai macam informasi serta norma yg
berlaku di masyarakat umum mempengaruhi pola pikir dan perilaku kita yang
berdampak pada pembentukan konsep diri. Kris Cole, dalam bukunya Crystal Clear
Communication (yang menjadi salah satu buku referensi saya dalam membuat modul

88
training topik komunikasi) menyebutkan tiga hal yang sangat mempengaruhi kesan
pertama, yaitu Penampilan, Bahasa Tubuh dan Suara.

2.9. Pelayanan Prima


Pelayanan prima merupakan terjemahan istilah ”Excellent Service” yang secara
harfiah berarti pelayanan terbaik atau sangat baik. Hakekat pelayanan publik adalah
pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan
kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Agenda perilaku pelayanan
sektor publik (SESPANAS LAN dalam Nurhasyim, 2004:16) menyatakan bahwa
pelayanan prima adalah:
A. Pelayanan yang terbaik dari pemerintah kepada pelanggan atau pengguna jasa.
B. Pelayanan prima ada bila ada standar pelayanan.
C. Pelayanan prima bila melebihi standar atau sama dengan standar. Sedangkan yang
belum ada standar pelayanan yang terbaik dapat diberikan pelayanan yang
mendekati apa yang dianggap pelayanan standar dan pelayanan yang dilakukan
secara maksimal.
D. Pelanggan adalah masyarakat dalam arti luas; masyarakat eksternal dan internal.

Standar pelayanan merupakan ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan
pelayanan yang baik. Dalam Rancangan Undang Undang Pelayanan Publik (Republik
Indonesia, 2007:7) standar pelayanan ini setidaknya-tidaknya berisi tentang: dasar
hukum, persyaratan, prosedur pelayanan, waktu penyelesaian, biaya pelayanan,
produk pelayanan, sarana dan prasarana, kompetensi petugas pemberi pelayanan,
pengawasan intern, penanganan pengaduan, saran dan masukan dan jaminan
pelayanan.

Bersandarkan pada SPM ini, seharusnya pelayanan publik yang diberikan (pelayanan
prima) oleh birokrasi pemerintah memiliki ciri sebagaimana dirumuskan dalam
kebijakan strategis melalui Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
(PAN) Nomor 63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraaan
Pelayanan Publik yang meliputi Kesederhanaan, Kejelasan, Kepastian Waktu,
Akurasi, Keamanan, Tanggung Jawab, Kelengkapan Sarana dan Prasarana,
Kemudahan Akses, Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan serta Kenyamanan.

89
Inilah potret pelayanan publik dambaan setiap warga masyarakat Indonesia setelah
munculnya gerakan reformasi 1998.

Barang layanan dapat dibagi menjadi empat kelompok (Savas dalam Sutopo dan
Suryanto, 1987:10-12) :
A. Barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan individu yang bersifat pribadi.
B. Barang yang digunakan bersama-sama dengan membayar biaya penggunaan (toll
goods). Penyediaan toll goods dapat mengikuti hukum pasar di mana produsen akan
menyediakan permintaan terhadap barang tersebut.
C. Barang yang digunakan secara bersama-sama (collective goods).Penyediaannya
tidak dapat dilakukan melalui mekanisme pasar.
D. Barang yang digunakan dan dimiliki umum (common pool goods).Penyediaan dan
pengaturan barang ini dilakukan oleh pemerintah karena pengguna tidak bersedia
membayar untuk penggunaannya.

Keempat jenis barang di atas dalam kenyataannya sulit dibedakan karena setiap
barang tidak murni tergolong ke dalam karakteristik suatu jenis barang secara tegas.
Barang yang bersifat publik murni (pure public goods) biasanya memiliki tiga
karakteristik:
A. Penggunaannya tidak dimediasi oleh transaksi bersaing (non-rivalry)
sebagaimana barang ekonomi biasa;
B. Tidak dapat diterapkan prinsip pengecualian (non-excludability);
C. Individu yang menikmati barang tersebut tidak dapat dibagi yang artinya
digunakan secara individu (indisible).
Pelayanan merupakan suatu proses. Pelayanan dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok :
a. Core service adalah pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sebagai produk
utamanya. Misalnya untuk hotel berupa penyediaan kamar.
b. Facilitating service adalah fasilitas pelayanan tambahan kepada pelanggan.
Misalnya pelayanan “check in” dalam penerbangan. Facilitating service
merupakan pelayanan tambahan yang wajib.
c. Supporting service adalah pelayanan tambahan untuk meningkatkan nilai
pelayanan atau membedakan dengan pelayanan pesaing.

90
Janji pelayanan (service offering) merupakan suatu proses yaitu interaksi antara
pembeli (pelanggan) dan penjual (penyedia layanan). Pelayanan meliputi berbagai
bentuk.

4. DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan Kepribadian,
Jakarta, Rineka Cipta
Elizabeth Wagele dan Renee Baron. 2005. Eneagram. Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta.
Goleman, Daniel. 1995. Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Daniel Cervone, Lawrence A. Pervin, 2007. Kepribadian Teori dan Penelitian, terj.
Aliya Tusyani dkk, Jakarta: Salemba Humanika

5. RINGKASAN
Kepribadian bukanlah hal yang sulit untuk dipelajari, dijalani, dan dikembangkan.
Kepribadian merupakan hal yang bisa tumbuh, dibangun, dan diupayakan, sehingga
ada tahap-tahap pengembangan kepribadian, faktor – faktor penghambat kepribadian,
sikap positif dan  negatif dalam kepribadian, dan cara  menanggulangi dampak negatif
dari kepribadian yang salah.

91
6. TES
1. Kepribadian atau personality didefinisikan sebagai suatu kesatuan organisasi
dinamis dalam penyesuaian diri dengan terhadap lingkungan,merupakan pokok
pikirandari..
A.James van william
B.Gordon Alpert
C.Angelica Kristiani
D.Justin
E.Suroto

2. Perhatikan berikut ini!


1.Warisan Biologis (Heredity)
2.Warisan Adat
3.Warisan Lingkungan Alam
4.Warisan sosial/budaya
Dari pernyataan diatas manakah pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi
beberapa faktor,kecuali..
A.1
B.2
C.3
D.4
E.Benar semua

3. Barang yang bersifat publik murni (pure public goods) biasanya memiliki 3
karateristik ,yaitu..
A. Non Rivaly,Non-excludability,Indisible
B. Toll goods, collective goods,ide goods
C. Crystal,clear,comunication

92
D. A dan B benar
E. Salah Semua

4. Berapa lama seseorang bisa berubah menjadi lebih baik...


A. 3-5 hari lamanya
B. Tergantung pada masing masing individu
C. Tergantung niat
D. Tergantung hati
E. Semua benar

5. Pengembangan kepribadian berarti mengembangkan diri membutuhkan waktu


minimal enam tahun,merupakan pendapat dari...
A.Hercules
B.Michael
C.Alexander Christine
D.Jamed
E.Freud

6. Tahapan pengembangan kepribadian itu sendiri bisa sampai .... usia


A.90
B.45
C.60
D.30
E.65

7. Pengembangan kepribadian merupakan perpaduan dari gabungan beberapa


disiplin ilmu yang diantaranya yaitu..
A. Ilmu psikologis,ilmu komunikasi,sosial,filsafat
B. Seni,Antropologi,budaya dasar,sumber daya manusia
C. Manajemen arkeologi,antropologi,kesusastraan,pedagogi
D. Jawaban A,B,C benar
E. Semua salah

93
8. Pengembangan kepribadian adalah..
A. Suatu proses yang mengasah sifat-sifat baik pada diri seseorang dan
mengurangi sifat sifat yang buruk
B. Suatu proses dasar pengembangan diri
C. Pengembangan yang efektif
E. Makhluk yang Unik
9. Ada Pembawaan-pembawaan khusus yang dapat diarahkan, diajarkan dan
diterapkan oleh setiap setiap individu yang mana bisa ditempuh melalui..
A. Individualisme pribadi
B. Sekelompok manusia
C.Pelatihan-Pelatihan atau pendidikan,kursus kursus yang melatih dan
mengajarkan pengembangan kepribadian
D. Mengasah sifat-sifat pada diri seseorang
E. Pengembangan potensi

10. Penyesuaian diri sebagai suatu respons individu baik yang bersifat behavioral
maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan daru dalam
merupakan pendapat ...
A.Agus salim
B.Justine
C.Schneider
D.Barack
E.Ardian Aerlambang

94
7. GLOSARIUM
Citra diri : citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks dari
perasaan, sikap & persepsi bawah sadar maupun sadar.
Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang
mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan
kita dengan orang lain.

Harga diri : harga diri (self esteem) adalah penilaian individu terhadap
hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku memenuhi ideal
dirinya.

Kepribadian : kepribadian atau personality didefinisikan sebagai suatu


kesatuan organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem
psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam
penyesuaian diri dengan atau terhadap lingkungannya.

95
8. KUNCI JAWABAN

1.B. Gordon Alpert


2.B. 2
3.A. Non Rivaly, Non exclubality, Indisible
4.B. Tergantung kepada masing-masing individu
5.E. Freud
6.E. 65
7.D. Jawaban A,B,C benar
8.A.Suatu proses yang mengasah sifat-sifat baik pada diri seorang dan menurangi
sifat-sifat yang buruk
9.C.Pelatihan-pelatihan atau pendidikan, kursus-kursus yang melatih dan
mengajarkan pengembangan kepribadian
10.C. Schneider

96
BAB VII
NILAI-NILAI ETIK KEPERAWATAN

1. PENGERTIAN

Nilai merupakan suatu keyakinan personal mengenai harga atas suatu ide tingkah
laku, kebiasaan atau objek yang menyususn suatu dasar standar yang mempengaruhi
tingkah laku. Nilai-nilai berhubungan satu sama lain serta membentuk sistem nilai.
Perawat juga telah menetapkan nilai dan harus mengembangkan kesadaran bagaimana
sistem nilai mereka sendiri akan mempengaruhi klien. Pemahaman sistem nilai akan
memahami perawat bertindak secara profesional.

Tata nilai merupakan rambu-rambu atau aturan yang dpat membatasi perilaku, peran,
peran dan etika internal perawat. Tata nilai keperawatan adalah nilai yang terkandung
didalam proses sharing yang dilakukan perawat,serta sangat mempengaruhi berbagai
tindakan keperawatan.

Ada beberapa pengertian tentang nilai, yaitu sebagai berikut:


a. Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh
seseorang sesuai denagn tututan hati nuraninya (pengertian secara umum)
b.  Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang tentang
kebenaran, keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau prilaku yang
berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang
(simon,1973).
c.  Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran atau
keinginan mengenai ide-ide, objek, atau prilaku khusus (Znowski, 1974)
d.  Nilai merupakan suatu ciri, yaitu sebagai berikut :
1)Nilai-nilai membentuk dasar prilaku seseorang
2)Nilai-nilai nyata dari seseorang diperlihatkan melalui pola prilaku yang konsisten.

97
3)Nilai-nilai menjadi kontrol internal bagi perilaku seseorang.

2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui apa saja nilai-nilai etik keperawatan dalam
mengaplikasikan asuhan keperawatan.
Tujuan Khusus
Setelah mahasiswa mengetahui nilai-nilai etik keperawatan, mahasiswa dapat :
1. memenuhi tugas mata kuliah etika dan hukum keperawatan
2. sebagai sumber informasi mahasiswa
3. agar dapat diaplikasikan etika keperawatan dalam melakukan tindakan

98
3. MATERI
Nilai-nilai merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang yang
secara intelektual diyakinkan tentang sutu nilai serta memegang teguh dan
mempertahan kannya. Untuk praktik sebagai perawat profesional, diperlukan nilai-
nilai yang sesuai dengan kode etik profesi, antara lain dengan:

a. Menghargai martabat individu tanpa prasangka.


b. Melindungi seseorang dalam hal privasi
c. Bertanggung jawab untuk segala tindakannya
d. Seorang perawat yang menghargai hak privasi pasien akan menerapkan kepada
pasien, sebagai berikut :
1). Menutup area untuk mandi dan pengobatan
2). Menutup pasien untuk prisedur tertentu
3). Menyediakan tempat konsultasi bagi pasien dcengan pemuka agama atau
anggota keluarga yang sedang sedih

2.2  NILAI YANG DIPERLUKAN PERAWAT


Gambaran nilai-nilai keperawatan adalah bagaimana pengetahuan, profesional,
pemahaman, pemberian makna serta sikap perawat mengenai nilai-nilai keperawatan
yang tersebar dalam beberapa pernyataan, yakni :
a.    Altruisme
Merupakan perilaku yang menggambarkan kepedulian dan kesejahteraan orang lain.
Sikap dari nilai altruisme yang ditampilkan perawat meliputi pemberian perhatian,
komitmen atau prinsip yang dipegang teguh oleh perawat untuk mempertahankan
janji, rasa iba, kemurahan hati, serta ketekunan.

Pada altruisme salah satu yang penting adalah sifat empati atau merasakan perasaan
orang lain di sekitar kita. Hanya altruisme timbal balik yang mempunyai dasar

99
biologis. Kerugian potensial dari altruisme yang dialami individu diimbangi dengan
kemungkinan menerima pertolongan dari individu lain. Beberapa ahli mengatakan
bahwa altruisme merupakan bagian “sifat manusia” yang ditentukan secara genetika,
karena keputusan untuk memberikan pertolongan melibatkan proses kongnisi sosial
komplek dalam mengambil keputusan yang rasional (Latane&Darley, Schwartz,
dalam Sears, 1991).
Perawat yang memiliki nilai yang baik pasti akan menggali metode dan
keterampilan yang diperlukan untuk memberdayakan asuhan yang efektif (Bishof &
Scudder, 1990). Mereka menunjukkan kepedulian terhadap klien dengan mendukung
dan menguatkan klien, sehingga klien dapat sembuh dari sakitnya, dapat mengatasi
kelemahannya, dan hidup lebih sehat. Mereka peduli dengan kesejahteraan klien.
Kehadiran kepedulian seringkali membantu proses penyembuhan (Bishof & Scudder,
1990).

b.    Persamaan
Persamaan adalah mempunyai hak dan status yang sama, sikap yang dapat
ditunjukkan perawat yaitu menerima, adil atau tidak diskrinatif.

c.    Empati
Adalah berusaha menempatkan diri pada seseorang yang bersangkutan sehingga dapat
merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang besangkutan tersebut. Empati berbeda
dengan simpati, sikap melibatkan perasaan terhadap sesuatu hal, sehingga tidak dapat
lagi berfikir objektif merupakan sikap simpati yang tidak seharusnya dimiliki
oleh perawat. Senyum dan rasa empati yang ditimbulkan setidaknya akan menjadi
multivitamin dosage tinggi yang tanpa antibiotik atau obat yang super keras akan
menyembuhkan rasa terpelentirnya hati seorang pasien yang sedang menderita
penyakit sekeras apapun. Ada hal yang tidak bisa di teliti secara ilmiah dan juga tidak
harus dengan percobaan yang mahal, ada yang timbul dari hati yaitu keikhlasan untuk
menolong sesama.

d.   Kebebasan
Kebebasan adalah memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri,
harapan, disiplin, serta kebebasan.

100
e.    Keadilan
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk
terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
f.     Otonomi
Otonomi adalah kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri.
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat
keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang
dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak hak pasien
dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

g.    Non- Malefience
Non –malefience adalah tidak melukai atau tindak menimbulkan bahaya atau cidera
bagi orang lain.

h.    Benefience
Benefience adalah hanya melakukan suatu yang baik, kebaikan, memerlukan
penegakan dari kesalahan atau  kejahatan orang lain. Benefisiensi berarti hanya
mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari
kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan
kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan kesehatan
kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.

i.      Kejujuran
Kejujuran adalah berarti dengan penuh dengan kebenaran nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan
untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berarti penuh dengan
kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk
101
menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien
sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan
objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan
mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat
beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran
akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik
bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak
untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar
dalam membangun hubungan saling percaya.

j.      Fidelity
Prinsip fidelity dibutuhkan untuk kebutuhan individu mengharigai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk
menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada
komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan,
adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan
bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

2.3 METODE MEMPELAJARI NILAI


Menurut teori klasifikasai nilai-nilai, keyakinan atau sikap dapat menjadi suatu nilai
apabila keyakinan tersebut memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Menjunjung dan menghargai keyakinan dan prilaku seseorang
b. Menegaskan didepan umum , apabila cocok
c. Memilih dari berbagai alternatif
d. Memilih setelah mempertimbangkan konsekuensinya
e. Memilih secara bebas
f. Bertindak dengan pola konsisten
Nilai diperoleh dengan cara terpisah, yaitu dihasilkan oleh pengalaman budaya,
masyarakat dan pribadi yang tertuang dalam struktur psikologis individu (Danandjaja,
1985), maka nilai menjadi tahan lama dan stabil (Rokeach, 1973). Jadi nilai memiliki
102
kecenderungan untuk menetap, walaupun masih mungkin berubah oleh hal-hal
tertentu. Salah satunya adalah bila terjadi perubahan sistem nilai budaya di mana
individu tersebut menetap (Danandjaja, 1985).

Pada dasarnya manusia dapat belajar dengan metoda apa saja. Metoda
akan efektif selama mereka sesuai dengan fungsi dasar otak, yaitu emosional,
rasional dan spiritual. Ketiga aspek ini perlu dirangsang sejak dini
dengan prinsip seimbang, mudah dan mungkin. Setiap fungsi otak
memiliki karakteristik tersendiri seperti otak emosional perlu
belajar dengan metoda yang membahagiakan karena otak emosional merupakan otak
primitif yang bersifat hedonis. Otak rasional bersifat kreatif, imajinatif dan logis. Otak
spiritual perlu dirangsang dengan hal-hal yang bersifat memberi makna dan nilai.

Metode yang tepat digunakan dalam mempelajari nilai adalah mencerdaskan diri
pendidik, sehingga selalu terjadi proses kreativitas dari pendidik yang dapat
menstimulasi peserta didik. Proses yang tepat adalah belajar dari prinsip-prinsip
pembelajaran yang berbasis neurosains mutakhir dengan terus meyakini ada sisi gelap
“penciptaan” yang dimensinya adalah kekuatan doa.

2.4 PENGERTIAN ETIK


Etik” (ethic) adalah kata benda (nounce), sedangkan “etis” (ethical) adalah kata sifat
(ajective).Istilah “etik” lebih terkait dengan moral, benar atau salah dan juga
hukum.Definisi etik yang paling umum adalah “prinsip-prinsip yang dipegang teguh”
(“rules of conducts”) dalam bekerja, melaksanakan tugas dan kewajiban. Oleh karena
itu, semua profesi yang terkait dengan pelayanan masyarakat dan dengan kepentingan
umum  sudah memiliki apa yang disebut “kode etik profesi”. Kode etik profesi
mengatur tentang apa yang wajib atau harus dan yang dilarang dilakukan oleh mereka
yang menjalani profesi itu. Sebagai contoh, seorang yang berprofesi dokter wajib
mendahulukan pertolongan untuk pasien yang terancam kehilangan nyawa karena
misalnya mengalami luka parah daripada urusan pribadinya sendiri atau urusan
pembayaran untuk jasanya.Pelanggaran terhadap kode etik profesi umumnya sangat
keras.Bisa berupa pencabutan ijin menjalankan profesinya sampai hukuman penjara
bila pelanggaran tersebut berupa tindak pidana, misalnya menerima suap.

103
2.5 KODE ETIK
Kode etik adalah suatu pernyataan formal mengenai suatu standar kesempurnaan dan
nilai kelompok. Kode etik adalah prinsip etik yang digunakan oleh semua anggota
kelompok, mencerminkan penilaian moral mereka sepanjang waktu, dan berfungsi
sebagai standar untuk tindakan profesional mereka.
Kode etik profesi merupakan pernyataan yang komprehensif dari bentuk tugas dan
pelayanan dari profesi yang memberi tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan
praktek dibidang profesinya, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga,
masyarakat dan teman sejawat, profesi dan diri sendiri.Sedangkan Kode etik
keperawatan merupakan daftar prilaku atau bentuk pedoman atau panduan etik prilaku
profesi keperawatan secara professional dengan tujuan utama adanya kode etik
keperawatan adalah memberikan perlindungan bagi pelaku dan penerima praktek
keperawatan.(Aiken, 2003).

Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan yang menerapkan nilai
etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat. Kode etik
keperawatan di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia melalui Musyawarah Nasional PPNI di Jakarta pada
tanggal 29 November 1989.Kode etik keperawatan menurut American Nurses
Association (ANA)  adalah sebagai berikut.
1. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat
kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan-
pertimbangan status sosial atau ekonomif atribut personal, atau corak masalah
kesehatannya.
2. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi
yang bersifat rahasia.
3. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya
terancam oleh praktik seseorang yang tidak berkompeten, tidak etis, atau
ilegal.
4. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan
yang dijalankan masing-masing individu.
5. Perawat memelihara kompetensi keperawatan.
6. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan
kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan
104
konsultasi, menerima tanggung jawab, dan melimpahkan kegiatan
keperawatan kepada orang lain.
7. Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan
profesi.
8. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan
meningkatkan standar keperawatan.
9. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan
membina kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang
berkualitas.
10. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik
terhadap informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas
perawat.
11. Perawat bekerjasama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat
Iainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan publik.
12. Tanggung jawab Keperawatan
Tanggung jawab menunjukkan kewajiban.Ini mengarah kepada kewajiban
yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan secara
professional.Manajer dan para staf harus memahami dengan jelas tentang
fungsi tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing perawat serta hasil
yang ingin dicapai dan bagaimana mengukur kualitas kinerja stafnya. Perawat
yang professional akan bertanggung jawab atas semua bentuk tindakan klinis
keperawatan atau kebidanan yang dilakukan dalam lingkup tugasnya.

Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang ditampilkan
guna memperoleh hasil pelayanan keperawatan yang berkualitas tinggi.Yang perlu
diperhatikan dari pelaksanaan tanggung jawab adalah memahami secara jelas tentang
uraian tugas dan spesifikasinya serta dapat dicapai berdasarkan standar yang berlaku
atau yang disepakati.Hal ini berarti perawat mempunyai tanggung jawab yang
dilandasi oleh komitmen, dimana mereka harus bekerja sesuai fungsi tugas yang
dibebankan kepadanya tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kese-
hatan, mencegah timbulnya penyakit, memelihara kesehatan, dan mengurangi
penderitaan. Untuk melaksanakan tanggung jawab utama tersebut, perawat harus
meyakini bahwa:
105
1. Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai ternpat
2. Pelaksanaan praktik keperawatan dititik beratkan pada penghargaan terhadap
kehidupan yang bermartabat dan menjunjung tinggi hak asasi manusia
3. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan atau keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat, perawat mengikutsertakan kelompok dan
instansi terkait.
Nilai-nilai Keperawatan
Pada tahun 1985, “The American Association  Colleges of Nursing”  melaksanakan
suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai
keperawatan. Perkumpulan ini  mengidentifikasikan nilai-nilai keperawatan, yaitu:

1. Aesthetics (keindahan)

Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikan kepuasan 


termasuk penghargaan,  kreatifitas, imajinasi, sensitifitas  dan kepedulian.

2. Altruism (mengutamakan orang lain)

Kesediaan memperhatikan  kesejahteraan orang lain  termasuk keperawatan atau


kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan hati  serta ketekunan.

3. Equality (kesetaraan)

Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan  dengan sikap asertif,
kejujuran, harga diri dan toleransi

4. Freedom (Kebebasan)

Memiliki kapasitas untuk memilih  kegiatan termasuk percaya diri,  harapan, disiplin 
serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.

5. Human dignity (Martabat manusia)

Berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat manusia sebagai


individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan
penghargaan penuh  terhadap kepercayaan.

106
6. Justice (Keadilan)

Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk objektifitas, moralitas,


integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.

7. Truth (Kebenaran)

Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan dan


reflektifitas yang  rasional.

2.6 HUBUNGAN ETIK DALAM KEPERAWATAN

Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat diperlukan untuk menempatkan etika,


nilai-nilai  dan perilaku kesehatan  pada posisinya. Perawat bisa menjadi sangat
frustrasi bila membimbing atau memberikan konsultasi kepada pasien yang
mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang sangat rendah.Hal ini disebabkan
karena pasien kurang memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama yang
dilakukan oleh perawat adalah berusaha  membantu pasien  untuk mengidentifikasi
etika dan nilai-nilai dasar  kehidupannya sendiri.

Perawat memiliki komitmen  yang tinggi  untuk  memberikan asuhan yang berkualitas
berdasarkan  standar perilaku etika yang etis dalam praktek asuhan  keperawatan.
Pengetahuan tentang  perilaku  etis dimulai dari  pendidikan  perawat dan berlanjut 
pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat. Perilaku yang etis mencapai
puncaknya   bila perawat mencoba dan mencontoh  perilaku   pengambilan keputusan
yang etis  untuk membantu memecahkan masalah etika.  Dalam hal ini, perawat
seringkali  menggunakan dua pendekatan yaitu :

1.  Pendekatan berdasarkan Prinsip


Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam etika untuk menawarkan
bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan empat
pendekatan prinsip  dalam etika antara lain :

1. Sebaiknya mengarah langsung untuk  bertindak sebagai penghargaan terhadap 


kapasitas otonomi  setiap orang

107
2. Menghindarkan berbuat suatu  kesalahan
3. Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang  bermanfaat dengan
segala konsekuensinya
4. Keadilan menjelaskan tentang  manfaat dan resiko yang dihadapi.

4. DAFTAR PUSTAKA
Simon 1973
Znowski 1674
Latane & Darley, Schwarts, dalam Sears, 1991
Bistof & Scudder, 1990
Rokoach, 1973

5. RINGKASAN
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas
pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan.Oleh sebab itu pemberian
pelayanan/asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum dan etika
keperawatan. Standar asuhan perawatan di Indonesia sangat diperlukan untuk
melaksanakan praktek keperawatan, sedangkan etika keperawatan telah diatur oleh
organisasi profesi, hanya saja kode etik yang dibuat masih sulit dilaksanakan
dilapangan karena bentuk kode etik yang ada masih belum dijabarkan secara terinci
dan lengkap dalam bentuk petunjuk tehnisnya. Etik merupakan kesadaran yang
sistematis terhadap prilaku yang dapat dipertanggung jawabkan, etik bicara tentang
hal yang benar dan hal yang salah dan didalam etik terdapat nilai-nilai moral yang
merupakan dasar dari prilaku manusia (niat).Prinsip-prinsip moral telah banyak
diuraikan dalam teori termasuk didalamnya bagaimana nilai-nilai moral di dalam
profesi keperawatan.Penerapan nilai moral professional sangat penting dan sesuatu
yang tidak boleh ditawar lagi dan harus dilaksanakan dalam praktek keperawatan.

108
6.TES
1. suatu keyakinan personal mengenai harga atas suatu ide tingkah laku, kebiasaan
atau objek yang menyususn suatu dasar standar yang mempengaruhi tingkah laku,
merupakan pengertian dari…
a. akhlak
b. budi pekerti
c. nilai
d. sifat
e. etik

2. dibawah ini yang merupakan contoh nilai-nilai yang sesuai dengan kode etik
profesi, antara lain, kecuali…
a. Menghargai martabat individu tanpa prasangka.
b. Melindungi seseorang dalam hal privasi
c. Bertanggung jawab untuk segala tindakannya
d. Seorang perawat yang menghargai hak privasi pasien akan menerapkan kepada
pasien
e. Memberikan obat yang banyak untuk pasien agar cepat sembuh

3. Perilaku yang menggambarkan kepedulian dan kesejahteraan orang lain


merupakan nilai…
a. Persamaan
b. Altruisme
c. Empati
d. Kebebasan
e. Abstrak

109
4. Berusaha menempatkan diri pada seseorang yang bersangkutan sehingga dapat
merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang besangkutan tersebut, merupakan
nilai…
a. Persamaan
b. Altruisme
c. Empati
d. Kebebasan
e. Otonomi

5. hanya melakukan suatu yang baik, kebaikan, memerlukan penegakan dari


kesalahan atau  kejahatan orang lain, merupakannilai…
a. Benefience
b. Altruisme
c. Empati
d. Otonomi
e. Non- Malefience

6. prinsip-prinsip yang dipegang teguh dalam bekerja, melaksanakan tugas dan


kewajibannya merupakan pengertian dari…
a. Sikap
b. Etik
c. Kejujuran
d. Empati
e. Kesetiaan

7. Seorang perawat mempunyai pedoman dalam berkerja serta harus mempunyai…..


dalam melaksanakan tugasnya. Kata yang tepat untuk melengkapi pernyataan
diatas adalah…
a. Uang
b. Rumah
c. Teman
d. Obat
e. Kodeetik

110
8. Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikan kepuasan 
termasuk penghargaan,  kreatifitas, imajinasi, sensitifitas  dan kepedulian,
merupakan nilai-nilai keperawatan…
a. Aesthetics (keindahan)
b. Equality (kesetaraan)
c. Human dignity (Martabatmanusia)
d. Truth (Kebenaran)
e. Justice (Keadilan)

9. Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam etika untuk


menawarkan bimbingan untuk tindakan khusus. Pendekatan ini dikemukakan
oleh….
a. Hildegard E. Peplau
b. Watson
c. Beauchamp Childress
d. Tomey&alligood
e. Martha E. Rogers

10. Berikut ini pernyataan yang dikemukakan oleh Beauchamp, KECUALI…


a. Keadilan menjelaskan tentang  manfaat dan resiko yang dihadapi.

b. Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang  bermanfaat dengan


segala konsekuensinya

c. Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk objektifitas,


moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran

d. Menghindarkan berbuat suatu  kesalahan

e. Sebaiknya mengarah langsung untuk  bertindak sebagai penghargaan terhadap 


kapasitas otonomi  setiap orang

111
7.GLOSARIUM

Altruisme : Merupakan perilaku yang menggambarkan kepedulian dan


kesejahteraan orang lain. Sikap dari nilai
altruisme yang ditampilkan perawat meliputi pemberian perhatian,
komitmen atau prinsip yang dipegang teguh oleh perawat untuk
mempertahankan janji, rasa iba, kemurahan hati, serta ketekunan.

Empati : Adalah berusaha menempatkan diri pada seseorang


yang bersangkutan sehingga dapat merasakan apa yang dirasakan
oleh orang yang besangkutan tersebut.

Etik : Etik” (ethic) adalah kata benda (nounce), sedangkan “etis”


(ethical) adalah kata sifat (ajective).Istilah “etik” lebih terkait
dengan moral, benar atau salah dan juga hukum.Definisi etik yang
paling umum adalah “prinsip-prinsip yang dipegang teguh” (“rules
of conducts”) dalam bekerja, melaksanakan tugas dan kewajiban.

Kode Etik : Kode etik adalah suatu pernyataan formal mengenai suatu standar
kesempurnaan dan nilai kelompok. Kode etik adalah prinsip etik
yang digunakan oleh semua anggota kelompok, mencerminkan
penilaian moral mereka sepanjang waktu, dan berfungsi sebagai
standar untuk tindakan profesional mereka.

Nilai : Nilai merupakan suatu keyakinan personal mengenai harga atas


suatu ide tingkah laku, kebiasaan atau objek yang menyususn suatu
dasar standar yang mempengaruhi tingkah laku.

112
8.KUNCI JAWABAN

1. C. Nilai
2. E. Memberikan obat yang banyak untuk pasien agar cepat sembuh
3. B. Altruisme
4. C. Empati
5. A. Beneficence
6. B. Etik
7. E. Kode Etik
8. A. Aesthetics (Keindahan)

9. C. Beauchamp Childress

10.C.Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk objektifitas,


moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran

113
BAB VIII
NORMA AKADEMIK KEPERAWATAN

1. PENGERTIAN
Norma adalah aturan-aturan atau pedoman sosial yang khusus mengenai tingkah laku,
sikap, dan perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan di lingkungan
kehidupan bermasyarakat. Norma memiliki peranan penting dalam setiap masyarakat
yang beradab. Hal ini dianggap penting karena seperangkat norma tersebut berperan
dan berfungsi untuk mengatur tata kehidupan setiap anggota masyarakat sebagai
makhluk sosial, sehingga tercapai suatu bentuk keteraturan yang berlandaskan pada
sistem budaya masing-masing. Sebagai bagian dari kekayaan budaya, norma dan nilai
sosial harus dijunjung tinggi, dibina, dan dipertahankan sehingga keberadaannya tidak
diremehkan dan terancam musnah. Bila norma tersebut sudah diperlakukan dengan
baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih terkendali dan teratur sesuai dengan
norma yang berlaku dalam masyarakat itu.

2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami norma-norma yang berlaku dalam mengaplikasikan
asuhan keperawatam
Tujuan Khusus
Setelah mahasiwa memahami tentang norma-norma dalam keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat :
1.Untuk mengetahui pengertian norma.
2.Untuk mengetahui macam-macam norma.
3.Untuk mengetahui manfaat norma.
4.Untuk mengetahui contoh norma akademik keperawatan.

114
3. MATERI
Pengertian Norma Akademik Keperawatan

Secara Etimologi, kata norma berasal dari bahasa Belanda, yaitu “Norm” yang artinya
patokan, pokok kaidah, atau pedoman. Namun beberapa orang mengatakan bahwa
istilah norma berasal dari bahasa latin, “Mos” yang artinya kebiasaan, tata kelakuan,
atau adat istiadat. Norma adalah kaidah, pedoman, acuan, dan ketentuan berperilaku
dan berinteraksi antar manusia di dalam suatu kelompok masyarakat dalam menjalani
kehidupan bersama-sama. Akademik adalah lembaga pendidikan tinggi yakni
setingkat universitas, institute atau sekolah tinggi. Keperawatan adalah kegiatan
pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam
keadaan sakit maupun sehat.

Jadi, norma akademik keperawatan adalah suatu pedoman atau acuan berperilaku
antara masyarakat yang diajarkan di sekolah tinggi dalam rangka mengajarkan
kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga atau masyarakat baik dalam
keadaan sakit ataupun sehat.

2.2 Macam-macam Norma


2.2.1 Norma Agama 
Adalah peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-perintah,
larangan-larangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa.
Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa
berupa “siksa” kelak di akhirat.

Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut isinya berwujud: perintah
dan larangan. Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu

115
oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan merupakan
kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya
dipandang tidak baik.

2.2.2 Norma Kesusilaan

Adalah peraturan atau kaidah hidup yang bersumber dari hati nurani dan merupakan
nilai-nilai moral yang mengikat manusia. Norma kesusilaan  yang juga disebut dengan
norma moral adalah norma yang biasa terdapat dalam masyarakat dan dianggap
sebagai peraturan maupun dijadikan suatu pedoman dalam bertingkah laku (berbudi
pekerti / berakhlak).

Pada umumnya pelanggaran dalam norma kesusilaan adalah adanya perasaan


menyesal, tekanan batin dan perasaan malu. Oleh sebab itu, setelah kita mengetahui
dari peran penting norma kesusilaan ini sebaiknya kita hindari hal-hal yang dapat
melanggar norma kesusilaan / norma moral ini supaya kita bisa menjadi orang yang
lebih baik lagi

2.2.3 Norma Kesopanan 

Adalah aturan yang didasarkan pada aturan tingkah laku yang biasanya berlaku dalam
masyarakat. Norma ini jika dilanggar akan dikenai sanksi berupa teguran hingga
cemoohan dari masyarakat. Namun, jika kesopanan dalam bertingkah laku dalam
masyarakat dijaga dengan baik, maka biasanya mereka akan lebih dihormati dan
dihargai oleh masyarakat tersebut. Adapun tujuan daripada norma kesopanan ini
adalah untuk menciptakan keharmonisan dalam pergaulan yang lebih santun ketika
berada di tengah-tengah masyarakat.

2.2.4 Norma Hukum

Adalah peraturan atau kaidah yang diciptakan oleh kekuasaan resmi atau negara yang
sifatnya mengikat atau memaksa. Norma hukum biasanya berasal dari undang-undang
yang dibuat oleh pemerintah dan bagi mereka yang melanggarnya biasanya
mendapatkan sanksi berupa teguran, denda hingga penjara. Adapun tujuan dari norma
hukum ini adalah untuk menciptakan suatu suasana yang tertib, aman dan tentram
dalam bermasyarakat dan bernegara.

116
2.3 Manfaat Norma
Sebuah norma adalah sebuah aturan, patokan atau ukuran, yaitu sesuatu yang bersifat
pasti dan tidak berubah. Dengan adanya norma kita dapat membandingkan sesuatu hal
lain yang hakikatnya, ukurannya, serta kualitasnya kita ragukan. Antara lain manfaat
norma sebagai berikut :

a. Menilai baik-buruknya tindakan masyarakat sehari-hari.


b. Sebuah norma bisa bersifat objektif dan bisa pula bersifat subjektif.
Norma bersifat objektif adalah norma yang dapat diterapkan secara langsung apa
adanya, maka norma bersifat subjektif adalah norma yang bersifat moral dan tidak
dapat memberikan ukuran.
c. Sebagai acuan atau hukum dalam masyarakat.
d. Mencegah munculnya perselisihan dalam masyarakat.
e. Meningkatkan kerukunan
f. Membatasi perilaku warga agar tidak menyimpang
g. Terwujudnya ketertiban dan kedamaian dalam hidup bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

2.4 Contoh-contoh Norma Akademik Keperawatan


2.4.1 Norma Agama
Perawat diperbolehkan untuk tidak melakukan ibadah seperti sholat ketika dalam
keadaan darurat, seperti ketika sedang di dalam ruangan operasi, dan juga dalam
keadaan darurat yang lain. Perawat juga bisa membantu pasien dalam membimbing
ibadah , yaitu membimbing berdoa, mengingatkan waktu solat, membimbing
bertayamum, membimbing solat, membimbing membaca Al-Quran, membimbing
berpuasa dan beribadah lainnya.

2.4.2 Norma Kesusilaan


a. Jujur dalam bersikap dan bertingkah laku kepada pasien
Dalam hal ini, jujur bukan hanya dalam berbicara tapi juga dalam bersikap dan
bertingkah laku kepada pasien. Salah satu contohnya adalah sikap kita ketika
menemukan atau melihat barang milik pasien yang terjatuh atau tertinggal di suatu
tempat.

117
b. Berani meminta maaf saat melakukan kesalahan
Pada umumnya orang yang melakukan kesalahan akan meminta maaf. Sebagai
seorang perawat harus mau meminta maaf jika melakukan kesalahan terhadap klien.

c. Menghargai dan menghormati pasien maupun keluarga pasien


Norma kesusilaan mengatur cara perawat dalam bergaul dengan sesama perawat mau
pasien dan keluarganya. Secara umum, orang yang lebih tua wajib dihormati dan
dihargai orang yang lebih muda. Selain itu, cara berbicara seorang perawat dalam
menyampaikan pendapat kepada pasien juga harus dijaga. Sesuaikan cara
berkomunikasi dengan orang yang sebaya dan orang yang lebih tua.

2.4.3 Norma Kesopanan


a. Ramah dan Santun
Bertutur kata dengan senyum yang tulus serta lemah lembut kepada pasien, bersikap
sopan santun kepada pasien dan menghargai pasien, dengan memberikan perhatian,
merawat pasien dan mendengarkan keluhannya. Berikan penghargaan yang tulus
kepada pasien jika mengucapkan salam, selalu menyapa dan berkata sopan, pilihlah
bahasa yang baik dan santun dalam berkomunikasi dengan pasien.

b. Berpenampilan yang rapi,bersih dan enak untuk dipandang mata.


Cara berpakaian seseorang mencerminkan kepribadian yang ada di dalam dirinya.
Sebagai seorang perawat harus berpakaian rapi dan bersih saar berhadapan dengan
klien. Untuk wanita janganlah terlalu mencolok dalam berdandan dan berpakaian, tapi
mencerminkan kesederhanaan dan kedewasaan dalam berpenampilan. Misal : dalam
memakai bedak, jangan terlalu menor, berlipstik jangan dengan warna yang
mencolok, dan tidak memakai sepatu yang bertumit tinggi.

2.4.4 Norma Hukum


Perawat dapat melaksanakan standar pelayanan keperawatan yang apabila terjadi
kesalahan dapat dimintai pertanggung jawabannya. Karena itulah, adanya hak dan
kewajiban perawat memiliki hubungan dengan masyarakat dan dilindungi oleh
hukum, dan perawat wajib untuk mentaati hubungan tersebut. Keinginan untuk
mentaati hubungan tersebut disebut tanggung jawab hukum (Legal liability).
Tanggung jawab hukum dimaksudkan sebagai patuh terhadap ketentuan-ketentuan

118
hukum. Perawat dalam memberi pelayanan memiliki peluang untuk melakukan
kesalahan atau kelalaian yang dapat menimbulkan tuntutan kepada perawat tersebut
agar bertanggung jawab oleh klien ataupun keluarganya.

Sanksi yang diberikan kepada pelanggar norma hukum sifatnya tegas, memaksa,
mengikat terhadap semua orang. Adanya hukum antara pasien dan perawat dimulai
dari keperdataan. Untuk mengetahui kedudukan hubungan perawat dan pasien dalam
landasan hukum, dapat dilihat pada pasal 1367 KUH perdata yang mengemukakan
“seseorang tidak hanya bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan atas
perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan-
perbuatan orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan orang-orang yang
berada dibawah pengawasanya”. Apabila terdapat kerugian yang dialami pasien
karena tindakan yang berakibat fatal akan memunculkan permasalahan hukum,
khususnya pada hukum perdata dirumuskan pasal 1365 KUH. Perdata tentang
perbuatan melawan hukum yang berisikan “ Tiap perbuatan yang melanggar hukum
dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan
kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan tersebut.

Dalam hal tanggung jawab perawat sebagai tenaga kesehatan dijelaskan antara lain
pasal 1 ayat 2 Undang-undang No 36 Tahun 2009 disebutkan bahwa “Sumber daya di
bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan
farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang
dimanfaatkan untuk menyelenggarakanupaya kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat”. Kemudian pasal 1 ayat (6) Undang-
undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa “ Tenaga kesehatan
adalah seriap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan.

Dalam menjalankan tugas dan kewenangan profesinya perawat secara prinsip telah
diatur dalam keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1293/Menkes/SK/XI/2001 tentang
Registrasi dan Praktik Perawat. Keputusan Menteri ini sebagai peraturan teknis yang
diamanatkan UU Kesehatan Tahun 1992 dan peraturan pelaksanaan dari peraturan
Pemerintah No. 32 Tahun 1996 menjabarkan bahwa perawat adalah salah satu tenaga
kesehatan yang mempunyai kewenangan dan fungsi khusus yang membedakannya
dengan tenaga kesehatan lain.
119
Pada pasal 15 Kemenkes RI No 1293/Menkes/SK/XI/2001 menjelaskan bahwa
terdapat batasan kewenangan yaitu pertama, melaksanakan asuhan keperawatan yang
meliputi pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan
tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan. Kedua, tindakan perawat
sebagaimana dimaksud pada butir a meliputi intervensi keperawatan, observasi
keperawatan, pendidikan, dan konseling kesehatan. Ketiga, dalam melaksanakan
asuhan keperawatan sebagaimana harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan
yang ditetapkan oleh profesi. Keempat, memberikan informasi. Kelima, meminta
persetujuan tindakan yang akan dilakukan. Keenam, melakukan catatan perwatan
dengan baik.

Walaupun begitu tetap ada pengecualian terhadap kewenangan yang berlandaskan


pada pasal 15. Penegcualian terhadap kewenangan yang berlandaskan pada pasal 15.
Pengecualian tersebut bermaksudkan untuk memberi perlindungan tersebut
bermaksdkan untuk memberi perlindungan hukum yang luas dalam penyelanggaraan
dan pelayanan kesehatan oleh perawat.

Selanjutnya, pengaturan kewenangan perawat lebih lanjut dijelaskan pada Petunjuk


Pelaksana Kepmenkes RI No.1239/Menkes/2001 sebagai suatu pedoman dalam
melaksanakan registrasi praktik keperawatan. Dalam petunjuk pelaksanaan tersebut
dijelaskan kewenangan perawat adalah melakukan asuhan keperawatan yang meliputi
kondisi sehat, dan sakit .

120
4. DAFTAR PUSTAKA
https://iwanumsida.blogspot.com/2013/01/makalah-norma-etika-dan-moral.html
https://yefdimr.blogspot.com/2016/03/laporan-observasi-strategi-pembelajaran.html

5. RINGKASAN
Norma adalah aturan-aturan atau pedoman sosial yang khusus mengenai tingkah laku,
sikap, dan perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan di lingkungan
kehidupan bermasyarakat. Norma memiliki peranan penting dalam setiap masyarakat
yang beradab. Hal ini dianggap penting karena seperangkat norma tersebut berperan
dan berfungsi untuk mengatur tata kehidupan setiap anggota masyarakat sebagai
makhluk sosial, sehingga tercapai suatu bentuk keteraturan yang berlandaskan pada
sistem budaya masing-masing. Oleh karena itu, sebagai seorang perawat harus
mempunyai norma-norma dalam berperilaku saat bertemu dengan klien yang berada
di rumah sakit, puskesmas, klinik dan lain-lain. Sehingga tidak ada penyimpangan
perilaku antara perawat dengan klien.

121
6. TES
1. Sanksi yang didapat apabila seseorang melanggar norma kesopanan adalah?
a. Teguran dan cemoohan dari masyarakat
b. Denda
c. Penjara
d. Siksa di akhirat
e. Sanksi hukum yang kuat

2. Manfaat norma dalam kehidupan sehari-hari yaitu, kecuali:


a. Sebagai acuan atau hukum dalam masyarakat
b. Meningkatkan kerukunan
c. Menimbulkan perselisihan antar masyarakat
d. Membatasi perilaku masyarakat agar tidak menyimpang
e. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang damai

3. Peraturan atau kaidah hidup yang bersumber dari hati nurani dan merupakan nilai-
nilai moral yang mengikat manusia. Adalah pengertian dari norma?
a. Hukum
b. Kesusilaan
c. Kesopanan
d. Agama
e. Keperawatan

4. Salah satu contoh sikap yang bukan menerapkan pengamalan dari norma
kesopanan adalah :

122
a. Ramah dan murah senyum terhadap klien
b. Bertutur kata lemah lembut dan sopan kepada pasien
c. Memakai bedak dan liptik yang terlalu menor pada saat bertugas
d. Memberikan perhatian kepada klien
e. Menggunakan bahasa yang sopan saat berbicara dengan klien

5. Aturan yang didasarkan pada aturan tingkah laku yang biasanya berlaku dalam
masyarakat merupakan pengertian dari norma?
a. Hukum
b. Kesusilaan
c. Kesopanan
d. Agama
e. Keperawatan

6. Dalam hal tanggung jawab perawat sebagai tenaga kesehatan dijelaskan pada
pasal?
a. Pasal 1 ayat 2 No. 36 th.2009
b. Pasal 1 ayat 1 No. 36 th.2009
c. Pasal 2 ayat 2 No. 36 th.2009
d. Pasal 2 ayat 1 No. 36 th.2009
e. Pasal 3 ayat 2 No. 36 th.2009

7. - Jujur dalam bersikap dan bertingkah laku kepada pasien Berani meminta
maaf
saat melakukan kesalahan Menghargai dan menghormati pasien maupun
keluarga pasien Penjelasan diatas adalah contoh dari norma ?
a. Hukum
b. Kesusilaan
c. Kesopanan
d. Agama
e. Keperwatan

8. Contoh penerapan norma kesusilaan dalam kehidupan sehari-hari adalah?


a. Berkata bohong
123
b. Tidak menghormati yang lebih tua
c. Berbicara kasar
d. Meminta maaf ketika melakukan kesalahan
e. Mengambil hak milik orang lain

9. Peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-perintah,


larangan-
larangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa
merupakan Pengertian norma?
a. Agama
b. Hukum
c. Kesopanan
d. Kesusilaan
e. Keperawatan

10. Dalam menjalankan tugas dan kewenangan profesi perawat tidak diatur dalam
keputusan kesehatan nomer?
a. No. 1393/Menkes/SK/X/2001
b. No. 1393/Menkes/SK/IX/2001
c. No. 1293/Menkes/SK/XI/2001
d. No. 1293/Menkes/SK/IX/2001
e. No. 1393/Menkes/SK/X/2001

7. GLOSARIUM
Norma : Norma adalah aturan-aturan atau pedoman sosial yang khusus mengenai
tingkah laku, sikap, dan perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh
dilakukan di lingkungan kehidupan bermasyarakat.

124
8. KUNCI JAWABAN
1. A. Teguran dan cemoohan dari masyarakat
2. C. Menimbulkan permasalahan antar masyarakat
3. B. Kesusilaan
4. C. Memakai bedak dan lipstik yang terlalu menor saat bertugas
5. C. Kesopanan
6. A. Pasal 1 ayat 2 No. 36 th.2009
7. B. Kesusilaan
8. D. Meminta maaf ketika melakukan kesalahan
9. A. Agama
10. C. No. 1293/Menkes/SK/XI/2001

125
BAB IX
PRINSIP-PRINSIP ETIK KEPERAWATAN

1. PENGERTIAN

Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar
dan David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar yang diharapkan
dan kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat diartikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau tidaknya suatu
perbuatan. Dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Curret English, AS
Hornby mengartikan etika sebagai sistem dari prinsip-prinsip moral atau aturan-aturan
prilaku. Menurut definisi AARN (1996), etika berfokus pada yang seharusnya baik
salah atau benar, atau hal baik atau buruk. Sedangkan menurut Rowson, (1992).etik
adalah Segala sesuatu yang berhubungan/alasan tentang isu moral.

Moral adalah suatu kegiatan/prilaku yang mengarahkan manusia untuk memilih


tindakan baik dan buruk, dapat dikatakan etik merupakan kesadaran yang sistematis
terhadap prilaku yang dapat dipertanggung jawabkan (Degraf, 1988).Etika merupakan
bagian dari filosofi yang berhubungan dengan keputusan moral menyangkut manusia
(Spike lee, 1994). Menurut Webster’s “The discipline dealing with what is good and
bad and with moral duty and obligation, ethics offers conceptual tools to evaluate and
guide moral decision making. Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa etika
merupakan pengetahuan moral dan susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem

126
nilai, kesepakatan, serta himpunan hal-hal yang diwajibkan, larangan untuk suatu
kelompok/masyarakat dan bukan merupakan hukum atau undang-undang. Dan hal ini
menegaskan bahwa moral merupakan bagian dari etik, dan etika merupakan ilmu
tentang moral sedangkan moral satu kesatuan nilai yang dipakai manusia sebagai
dasar prilakunnya. Maka etika keperawatan (nursing ethics) merupakan bentuk
ekspresi bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan
diatur dalam kode etik keperawatan.

2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan prinsip-prinsip etik keperawatan dalam
mengaplikasikan asuhan keperawatan.
Tujuan Khusus
Setelah mahasiswa menerapkan prinsip-prinsip etik keperawatan, diharapkan
mahasiswa dapat :
1. mengetahui dimaksud etika dalam keperawatan
2. mengetahui prinsip-prinsip etik dalam keperawatan
3. mengetahui perbedaan nilai dan norma masyarakat
4. mengetahui cara menerapkan nursing advocacy

127
3. MATERI
1. Konsep moral dalam praktek keperawatan
Praktek keperawatan menurut Henderson dalam bukunya tentang teori keperawatan,
yaitu segala sesuatu yang dilakukan perawat dalam mengatasi masalah keperawatan
dengan menggunakan metode ilmiah, bila membicarakan praktek keperawatan tidak
lepas dari fenomena keperawatan dan hubungan pasien dan perawat.

Fenomena keperawatan merupakan penyimpangan/tidak terpenuhinya kebutuhan


dasar manusia (bio, psiko, social dan spiritual), mulai dari tingkat individu untuk
sampai pada tingkat masyarakat yang juga tercermin pada tingkat system organ
fungsional sampai subseluler (Henderson, 1978, lih, Ann Mariner, 2003). Asuhan
keperawatan merupakan bentuk dari praktek keperawatan, dimana asuhan
keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktek keperawatan yang
diberikan pada pasein dengan menggunakan proses keperawatan berpedoman pada
standar keperawatan, dilandasi etika dan etiket keperawatan(Kozier, 1991). Asuhan
keperawatan ditujukan untuk memandirikan pasien, (Orem, 1956,lih, Ann Mariner,
2003).

Keperawatan merupakan Bentuk asuhan keperawatan kepada individu, keluarga dan


masyarakat berdasarkan ilmu dan seni dan menpunyai hubungan perawat dan pasien
sebagai hubungan professional (Kozier, 1991). Hubungan professional yang dimaksud
adalah hubungan terapeutik antara perawat pasien yang dilandasi oleh rasa percaya,

128
empati, cinta, otonomi, dan didahulu adanya kontrak yang jelas dengan tujuan
membantu pasien dalam proses penyembuhan dari sakit(Kozier,1991).

3.2. Konsep etik


Perawat harus mempunyai kemampuan yang baik untuk pasien maupun dirinya
didalam menghadapi masalah yang menyangkut etika. Seseorang harus berpikir secara
rasional, bukan emosional dalam membuat keputusan etis. Keputusan tersebut
membutuhkan ketrampilan berpikir secara sadar yang diperlukan untuk
menyelamatkan keputusan pasien dan memberikan asuhan.

Teori dasar/prinsip-prinsip etika merupakan penuntun untuk membuat keputusan etis


praktik profesional. Teori-teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan bila
terjadi konflik antara prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Para ahli falsafah moral telah
mengemukakan beberapa teori etik, yang secara garis besar dapat diklasifikasikan
menjadi teori teleologi dan deontologi.

1.Teleologi.
Teleologi berasal dari bahasa Yunani telos yang berarti akhir. Pendekatan ini sering
disebut dengan ungkapan the end fustifies the means atau makna dari suatu tindakan
ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi. Teori ini menekankan pada pencapaian hasil
dengan kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia.Contoh
penerapan teori ini misalnya bayi-bayi yang lahir cacat lebih baik diizinkan meninggal
daripada nantinya menjadi beban di masyarakat

2. Deontologi.
Deontologi berasal dari bahasa Yunani deon yang berarti tugas. Teori ini berprinsip
pada aksi atau tindakan. Contoh penerapan deontologi adalah seorang perawat yang
yakin bahwa pasien harus diberitahu tentang apa yang sebenarnya terjadi, walaupun
kenyataan tersebut sangat menyakitkan. Contoh lain misalnya seorang perawat
menolak membantu pelaksanaan abortus karena keyakinan agamanya yang melarang
tindakan membunuh.

Penerapan teori ini perawat tidak menggunakan pertimbangan, misalnya seperti


tindakan abortus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu, karena setiap tindakan
129
yang mengakhiri hidup (dalam hal ini calon bayi) merupakan tindakan yang secara
moral buruk. Prinsip etika keperawatan meliputi kemurahan hati (beneficence).Inti
dari prinsip kemurahan hati adalah tanggung jawab untuk melakukan kebaikan yang
menguntungkan pasien dan menghindari perbuatan yang merugikan atau
membahayakan pasien.

3.keadilan (justice)
Prinsip keadilan ini menyatakan bahwa mereka yang sederajat harus diperlakukan
sederajat, sedangkan yang tidak sederajat harus diperlakukan tidak sederajat sesuai
dengan kebutuhan mereka. Ini berarti bahwa kebutuhan kesehatan dari mereka yang
sederajat harus menerima sumber pelayanan kesehatan dalam jumlah sebanding.
Ketika seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yang besar, maka menurut prinsip
ini ia harus mendapatkan sumber kesehatan yang besar pula.Keadilan berbicara
tentang kejujuran dan pendistribusian barang dan jasa secara merata. Fokus hukum
adalah perlindungan masyarakat, sedangkan fokus hukum kesehatan adalah
perlindungan konsumen.

4.otonomi
Prinsip otonomi menyatakan bahwa setiap individu mempunyai kebebasan
menentukan tindakan atau keputusan berdasarkan rencana yang mereka pilih.
Permasalaan yang muncul dari penerapan prinsip ini adalah adanya variasi
kemampuan otonomi pasien yang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat
kesadaran, usia, penyakit, lingkungan rumah sakit, ekonomi, tersedianya informasi
dll.

5.kejujuran (veracity)
Prinsip kejujuran menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong. Kejujuran harus
imiliki perawat saat berhubungan dengan pasien. Kejujuran merupakan dasar
terbinanya hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. Perawat sering kali
tidak memberitahukan kejadian sebenarnya kepada pasien yang sakit parah. Kejujuran
berarti perawat tidak boleh membocorkan informasi yang diperoleh dari pasien dalam
kapasitasnya sebagai seorang profesional tanpa persetujuan pasien. Kecuali jika
pasien merupakan korban atau subjek dari tindak kejahatan, maka perbuatan tersebut
dapat diajukan ke depan pengadilan dimana perawat menjadi seorang saksi.
130
6.ketaatan (fidelity)
Prinsip ketaatan merupakan tanggung jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan.
Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat-pasien meliputi tanggung jawab
menjaga janji, mempertahankan konfidensi dan memberikan perhatian/kepedulian.
Peduli pada pasien merupakan salah satu aspek dari prinsip ketaatan. Peduli kepada
pasien merupakan komponen paling penting dari praktik keperawatan, terutama pada
pasien dalam kondisi terminal.

Konsep Dan Prinsip Norma dalam Keperawatan


1) Kontak mata
Mengobservasi perilaku klien pada saat bersama keluarga dan orang lain adalah
cara yang baik untuk mempelajari pola kebiasaan, tentang kontak mata. Dengan
menjaga kontak mata maka klien akan merasa diperhatikan pada saat memberikan
informasi dan menunjukan bahwa perawat siap untuk mendengarkan segala
keluhan klien.
2) Sentuhan dan Jarak Personal
Orang dengan sifat religius yang tinggi cenderung menjaga jarak personal antara
diri mereka dan orang lain, dan menggunakan sedikit sentuhan. Kelompok budaya
seperti ini bisa menganggap sentuhan yang berlebihan, terutama dari lawan jenis
sebagai hal yang tidak sopan. Sedangkan orang yang terbiasa hidup dipergaulan
modern umumnya merasa nyaman berdiri sangat dekat dengan orang lain, dan
memberikan sentuhan.
3) Sentuhan terapeutik akan memberikan kenyamanan pada pasien dan menambah
kepercayaan pasien terhadap perawat.
4) Penggunaan Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh dapat mudah disalahartikan, jadi perhatikan dengan benar asumsi
yang anda buat dari perilaku klien.
5) Perhatikanlah posisi pada saat melakukan tindakan, jangan sampai perawat
membelakangi klien, karena akan mengurangi kenyamanan klien. Sebaiknya

131
menghadap klien, selain untuk menghormati dapat juga meningkatkan kenyamanan
klien.
6) Menjaga privacy klien
7) Perawat harus menjaga kerahasiaan terhadap permasalahan yang dimiliki klien.
Jangan sampai diketahui oleh orang lain.

3.3. Konsep Dan Prinsip Budaya dalam Keperawatan


1)  Menghargai keyakinan klien menurut budayanya
Perawat harus bisa menghargai keyakinan klien tetapi tetap melaksanakan tindakan
untuk perawatan klien dengan mengganti dengan alternative lain. Misalnya klien yang
tidak mengkonsumsi obat-obatan kimia, berpikir kritis dengan mengganti dengan obat
herbal yang telah terbukti pengobatannya. misalnya di budaya Jawa, Brotowali
sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri.
2)   Menghentikan kebiasaan buruk
Apabila klien mempunyai kebiasaan merokok pada saat setelah makan, maka perawat
harus dapat melarang kebiasaan tersebut. Karena dapat membahayakan klien dan
terapi penyembuhan dapat mengalami kegagalan. Contoh lain, kebiasaan bagi orang
jawa yakni jika ada salah satu pihak keluarga atau sanak saudara yang sakit, maka
untuk menjenguknya biasanya mereka mengumpulkan dulu semua saudaranya dan
bersama – sama mengunjungi saudaranya yang sakit tersebut. Karena dalam budaya
Jawa dikenal prinsip “ mangan ora mangan , seng penting kumpul.

3)   Mengganti kebiasaan pengobatan yang  buruk


Bagi masyarakat Jawa dukun adalah yang pandai atau ahli dalam mengobati penyakit
melalui “Japa Mantera“, yakni doa yang diberikan oleh dukun kepada pasien.
Misalnya dukun pijat/tulang (sangkal putung) khusus menangani orang yang sakit
terkilir, patah tulang, jatuh atau salah urat.

3.4. Pemenuhan Rasa Aman


Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry,
2006). Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari
ancaman bahaya/kecelakaan, yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus di
penuhi, terdiri dari :
1.    Kemanan lingkungan
132
Lingkungan klien mencakup semua faklor fisik dan psikososial yang mempengaruhi
atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Keamanan dalam
lingkungan diperlukan untuk mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera,
memperpendek lamanya tindakan dan hospitalisasi, meningkatkan atau
mempertahankan status gizi klien, meningkatkan kesejahteraan klien dan juga
memberikan rasa aman kepada staff sehingga kerja mereka menjadi optimal.

a) Suhu
Suhu lingkungan yang nyaman bagi individu sangat bervariasi, tetapi individu
biasanya nyaman pada suhu antara 18,3-23,9 C. Pemaparan terhadap udara yang
sangat dingin dalam waktu lama menyebabkan radang dingin (fosbite) dan
hipotermia. Pemaparan terhadap panas yang eksterm akan menyebabkan headstroke
(sengatan terik mtahari) atau heat exhaustion. Heat exhaustion menyababkan
diaforesis yang berlebihan, hipotensi, perubahan status mental.kejang otot, dan mual.
Sedangkan headsroke adalah kondisi yang mengancam kehidupan dengan perubahan
status mental yang berat.

b) Bahaya Fisik
Bahaya fisik yang ada dalam komunitas dan tempat pelayanan kesehatan
mengakibatkan cedera pada pasien. Banyak bahaya fisik, khususnya yang
mengakibatkan jatuh, dapat diminimalkan melalui pencahayaan yang adekuat,
pengurangan penghalang fisik, pengontrolan bahaya yang mungkinkan, dan tindakan
pengamanan di kamar.

c) Pengontrolan polusi
Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bebas dari polusi. Polutan adalah zat
kimia atau sampah material yang berbahaya yang dibuang kedalam air,tanah atau
udara. Pada umumnya manusia hanya berfikir  jenis polusi itu hanyalah polusi udara,
air ataupun tanah. Padahal ada juga polusi yang menimbulkan resiko tarhadap
kesehatan.

d) Oksigen
Perawat harus menyadari berbagai faktor yang ada di lingkungan yang dapat
menurunkan jumlah oksigen yang tersedia. Bahaya umum yang ditemukan di rumah
133
sakit adalah sistem pemanasan yang tidak berfungsi dengan baik. Pembakaran yang
tidak sempurna menyebabkan penumpukan karbon monoksida di dalam ruangan.
Karbon monoksida adalah gas beracun yang tidak berbau dan tidah berwarna yang di
hasilkan dari pembakarsnkarbon atau bahan bakar organik. Karbon monoksida
berikatan kuat denganoksigen,sehingga mencegah terbentuknya oksihemoglobin dan
akhirnya akan mengurangi persediaan oksigen yang diberikan ke seluruh tubuh. 

2.      Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi secara adekuat dan aman  memerlukan kontrol
lingkungan dan pengetahuan misalnya jika di rumah, klien memerlukan kulkas dan
alat pembeku untuk menjaga makanan yang cepat membusuk agar tetap segar.
Makanan yang tidak di siapkan atau di simpan dalam kulkas akan meningkatkan
resiko terjadinya infeksi dan keracunan dalam makanan. Infeksi bakteri melalui
makanan disebabkan karena adanya kontaminasi mkanan oleh bakteri seperti
salmonela, shigela, dan listeriosa.

3.      Pengurangan Transmisi Pathogen


Pathogen adalah setiap mikroorganisme yang mampu menyebabkan penyakit. Salah
satu metode yang paling efektif untuk membatasi penyebaran pathogen adalah dengan
cuci tangan sesuai dengan tehnik aseptic.

3.5. Pemenuhan Rasa Nyaman


Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri.

3.6. Pengertian Nyeri


Nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan
sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan
rangsangan nyeri. (Arthur C Curton,1983)

Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori
subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan
kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan. Teori Specificity “suggest” menyatakan bahwa nyeri adalah sensori
spesifik yang muncul karena adanya injury dan informasi ini didapat melalui sistem
134
saraf perifer dan sentral melalui reseptor nyeri di saraf nyeri perifer dan spesifik di
spinal cord.

4. DAFTAR PUSTAKA

www.google.com
http://www.scribd.com/doc/42618297/ETIKA-KEPERAWATAN
Etika dan Hukum Keperawatan
International Assosiation For Study Of pain ( IASP )
Potter And Perry 2006
Kozier 1991, Orem 1956, Lih, Ahn Mariner 2003, Henderson 1978

5. RINGKASAN
Etika adalah kode perilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi
kelompok tertentu. Keperawatan adalah pelayanan vital terhadap manusia yang
menggunakan manusia juga, yaitu perawat. Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan
bahwa perawat akan berbuat hal yang benar, hal yang diperlukan, dan hal yang
mnguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh karena manusia dalam interaksi
bertingkah laku berbeda-beda maka diperlukan pedoman untuk mengarahkan
bagaimana harus bertindak.

135
6. TES
1. Untuk memberikan kenyamanan pada pasien dan menambah kepercayaan pasien
kepada perawat, maka dilakukan konsep danp rinsip…
a. Kontak mata
b. Sentuhan jarak personal
c. Sentuhan terapeutik
d. Penggunaan bahasa tubuh
e. Menjaga privasi klien

2. Suhu lingkungan yang nyaman bagi individu, sangat bervariasi, tetapi individu
biasanya nyaman pada suhu antara…
a. 18,3-23,9 C
b. 10,0-20,0 C
c. 25,9-35,1 C
d. 28,7-49,2 C
e. 15,5-16,0 C

3. Keamanan lingkungan meliputi, kecuali…


a. Suhu
b. Bahaya fisik
c. Pengontrolan polusi

136
d. Karbondioksida
e. Oksigen

4. Salah satu metode yang palinng efektif untuk membatasi pathogen adalah
dengan…
a. Mencuci tangan
b. Mencuci muka
c. Mencuci kaki
d. Mencuci telinga
e. Memcuci baju

5. Seorang bayi yang lahir cacat lebih baik diizinkan meninggal dari pada nantinya
menjadi beban dimasyarakat termasuk dalam penerapan …
a. Otonomi
b. Teologi
c. Deontology
d. Justice
e. Verascity

6. Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu etos, berarti kebiasaan atau
model perilaku, atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu
tindakan. Merupakan pengertian etika menurut…
a. Spike lee
b. Degraf
c. AARN
d. Rowson
e. Araskardan David

7. Yang termasuk konsep dan prinsip normal dalam keperawatan, kecuali…


a. Kontak mata
b. Menjaga privasi klien
c. Mengobrol dengan perawat lainnya
d. Sentuhan dan jarak personal
137
e. Penggunaan bahasa tubuh

8. Dibawah ini yang merupakan konsep dan prinsip budaya keperawatan adalah…
a. Menghargai keyakinan klien menurut budayanya
b. Keamanan lingkungan
c. Mengobservasi perilaku klien
d. Menjaga privasi klien
e. Sentuhan dan jarak personal

9. Tanggung jawab untuk tetap setiap ada suatu kesepakatan, merupakan pengertian
dari…
a. Veracity
b. Otonomy
c. Justice
d. Deontology
e. Fidelity

10. Dibawah ini yang merupakan pengertian keperawatan menurut Kozier, tahun 1991
adalah…
a. Keperawatan hanya ditujukan untuk memandirikan pasien.
b. Bentuk asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, dan masyarakat
berdasarkan ilmu dan seni mempunyai hubungan perawat dan pasien sebagai
hubungan professional
c. Penyimpangan/tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
d. Bentuk dari praktik keperawatan yang diberikan pada pasien dengan
menggunakan proses keperawatan berpedoman pada standar keperawatan.
e. Suatu kegiatan/perilaku yang mengarahkan manusia untuk memilih tindakan
baik dan buruk.

138
7. GLOSARIUM

Deontologi : Deontologi berasal dari bahasa Yunani deon yang berarti tugas.
Teori ini berprinsip pada aksi atau tindakan.

Etika : Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang
menurut Araskar dan David (1978) berarti kebiasaan atau model
prilaku, atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk
sesuatu tindakan, dapat diartikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau tidaknya
suatu perbuatan.

Keamanan : Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis
(Potter & Perry, 2006). Keselamatan adalah suatu keadaan
seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman
bahaya/kecelakaan.

Moral : Moral adalah suatu kegiatan/prilaku yang mengarahkan manusia


untuk memilih tindakan baik dan buruk, dapat dikatakan etik
merupakan kesadaran yang sistematis terhadap prilaku yang dapat
dipertanggung jawabkan (Degraf, 1988).

139
Teleologi : Teleologi berasal dari bahasa Yunani telos yang berarti akhir.
Pendekatan ini sering disebut dengan ungkapan the end fustifies the
means atau makna dari suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir
yang terjadi.

8. KUNCI JAWABAN

1. C. Sentuhan Terapeutik
2. A. 18,3 – 23,9 C
3. D. Karbondioksida
4. A. Mencuci tangan
5. B. Teologi
6. E. Araskar dan David
7. C. Mengobrol dengan perawat lainnya
8. A. Menghargai keyakinan klien menurut budayanya
9. E. fidelity
10. B. Bentuk asuhan keperawatan kepada individu, keluarga dan masyarakat
berdasarkan ilmu dan seni mempunyai hubungan perawat dengan pasien sebagai
hubungan profesional

140
BAB X
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN

1. PENGERTIAN
Etika adalah aturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi prilaku
seseorang yang berkaitan dengan baik dan buruknya seseorang dan merupakan suatu
kewajiban serta tanggung jawab moral. Dan perawatan merupakan suatu bidang
yang berdampak pada kesejahtraan manusia. Bisa didefenisikan keperawatan yaitu unt
uk mengatur hubungan pasien dan perawat.

Etika keperawatan merupakan norma yang dianut oleh perawat untuk bertingkahlaku
yang digunakan kepada pasien, keluarga dan tenaga kesehatan yang lainnya. Itulah
yang dimaksud sifat profesional.Didalam etika keperawatan perlu adanya legalisasi
yang berefek jika adanya sesuatu yang tidak dilakukan atau melakukan hal yang tidak
boleh harus ada hukum yang memberi sanksinya yang bisa di sebut Kode Etik
Keperawatan. Kode etik keperawatan adalah suatu tuntunan tentang prinsip-prinsip
umum yg telah diterima oleh suatu profesi.

2. TUJUAN
Tujuan Umum

141
Mahasiswa dapat mengetahui eika dalam profesi keperawatan dalam mengaplikasikan
asuhan keperawatan.
Tujuan Khusus
Setelah mengetahui tentang etika profesi keperawatan, diharapkan mahasiswa dapat :
1. mengetahui pengertian etika, profesi dan keperawatan 
2. mengetahui pengertian etika profesi keperawatan
3. mengetahui tujuan etika profesi keperawatan
4. mengetahui apa saja kedudukan kode etik dalam profesi keperawatan
5. mengetahui cakupan etika profesi keperawatan
6. mengetahui prinsip dan fungsi kode etik keperawatan

3. MATERI
1.1 pengertian etika, profesi, dan keperawatan
Etika
Kata etika berasal dari kata Yunani, yaitu Ethos, yang berhubungan dengan
perimbangan pembuat keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak
ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika
berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak
manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi
menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu yang
dilayani.

Etika adalah  suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam
berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk . Etika
(ethos) berhubungan dengan pertimbangan  pembuatan keputusan, benar atau
tidaknya suatu perbuatan, karena tidak adanya undang-undang atau peraturan yang
menegaskan hal yang haruas dilakukan. Etika sama dengan ilmu yang memedomani
keputusan manusia tentang perilaku. Moral merupakan perilaku manusia dengan
menggunakan etika yang dipertanggung jawabkan terhadap tuhan.

Pengertian etika menurut para ahli :

142
Menurut Aristoteles mendefinisikan arti etika menjadi 2 pengertian yaitu: Terminius
Technicus dan Manner and Cutom. Terminius Technicus ialah sebuah etika yang
dipelajari sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan
manusia.Sedangkan Manner and Cutom adalah sebuah pembahasan etika yang
berhubungan dengan tata cara dan adat kebiasaan yang melekat dalam diri manusia.
Sangat terkait dengan “baik & buruknya” suatu perilaku, tingkah, atau perbuatan
manusia.
Menurut Prof. Robert Salemon
Etika adalah : (1.) Karakter Individu, (2.) Hukum yang social (mengatur,
mengendalikan dan membahas prilaku manusia).
Menurut Fagothey
Pengertian Etika adalah studi tentang kehendak menusia yang berhubungan
dengan.benar dan salah dalam bertindak.

Menurut K Bertens
 Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.arti
ini dapat juga disebut sistem nilai dalam hidup manusia perseorngan atau hidup
bermasyarakat
 Etika dipakai dalam arti kumpulan asas dan nilai moral,yang dimaksud disi adalah
kode etik
 Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk .arti sini sama
dengan filsafat moral

Menurut Kattsoff
Etika sebenarnya lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran
dalam hubungan tingkah laku manusia.

Profesi
Profesi merupakan bidang pekerjaan yang dilandasi oleh pendidikan keahlian yang
sifatnya menuntut pengetahuan yang tinggi dan ketrampilan khusus. Agar suatu
lapangan kerja dapat dikategorikan sebagai profesi, maka diperlukan:
 Pengetahuan

143
 Penerapan keahlian
 Tanggung jawab sosial
 Pengendalian diri
 Pengakuan diri masyarakat

Keperawatan
Keperawatan merupakan suatu pelayanan profesional yang bertujuan untuk
tercapainya kesejahteraan manusia. Masyarakat memberi kepercayaan kepada perawat
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan.

1.2 Pengertian Etika Profesi Keperawatan


Etika profesi keperawatan merupakan filsafat yang mengarahkan tanggung jawab
moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan, alat untuk mengukur
perilaku moral keperawatan, serta dasar dari profesi keperawatan. Etika profesi
keperawatan juga disebut practice didisipline, yang perwujudannya dikenal melalui
asuhan keperawatan.

Asuhan keperawatan merupakan suatu proses dalam praktik keperawatan yang


langsung diberikan kepada klien dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dengan
menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar
keperawatan, dilandasi etik keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung
jawab keperawatan.

Perawat merupakan profesi yang sifat pekerjaannya selalu berada dalam situasi yang
menyangkut hubungan antar manusia, terjadi interaksi serta saling mempengaruhi dan
dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu yang beryangkutan yang
diwujudkan melalui asuhan keperawatan. Perawat dalam melaksanakan praktik
keperawatan dihadapkan langsung dengan manusia/klien.

1.3 Tujuan Etika Profesi Keperawatan


Tujuan etika keperawatan secara umum adalah untuk menciptakan dan
mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan diantara sesama
perawat dan kepercayaan masyarakat kepada profasi keperawatan.

144
Menurut American ethics comission bureau on teaching, tujuan etika profesi
keperawatan yaitu:
 Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan
 Membentuk strategi atau cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi
dalam praktik keperawatan
 Menghubungkan prinsip moral/pelajaran yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat dan kepada
tuhan sesuai dengan kepercayaannya.

Perawat membutuhkan kemampuan untuk menghubungkan dan mempertimbangkan


peran prinsip moralitas, yaitu keyakinannya terhadap tindakan yang dihubungkan
dengan ajaran agama dan perintah Tuhan dalam :
1. Pelaksanaan kode perilaku yang disepakati oleh kelompok profesi, perawat sendiri,
maupun masyarakat.
2. Cara mengambil keputusan yang didasari oleh sikap kebiasaan dan pandangan (hal
yang diangap benar). Menurut Veatch, yang mengambil keputusan tentang etika
profesi keperawatan adalah perawat sendiri, tenaga kesehatan lainnya; dan etika
yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan ialah masyarakat/orang awam
yang menggunakan ukuran dan nilai umum sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Menurut National League for Nursing (NLN [pusat pendidikan keperawatan
memiliki perhimpunan perawat Amerika]), pendidikan etika keperawatan
bertujuan:

1. Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi


kesehatan lain dan mengerti tentang peran dan fungsi anggota tim kesehatan
tersebut.
2. Mengembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat moralitas,
keputusan tentang baik dan buruk yang akan dipertanggungjawabkan kepada
Tuhan sesuai dengan kepercayaannya.
3. Mengembangkan sifat pribadi dan sikap profesional peserta didik.
4. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar
praktik keperawatan profesional. Diakui bahwa pengembangan keterampilan ini
melalui dilema etika, artinya konflik yang dialami, yang memerlukan

145
pengambilan keputusan yang baik dan benar dipandang dari sudut profesi,
kemanusiaan, kemasyarakatan, keehatan, dan keperawatan.
5. Memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan ilmu dan prinsip etika
keperawatan dalam praktik dan dalam situasi nyata.
Pendidikan etika sangat penting dalam pendidikan keperawatan yang berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik tentang perbedaan nilai, norma yang timbul
dalam keputusan keperawatan. Namun, etika keperawatan tidak cukup hanya
diajarkan, tetapi harus ditanamkan dan diyakini oleh peserta didik melalui pembinaan,
tidak saja di pendidikan, tetapi dalam lingkungan pekerjaan dan lingkungan profesi.

1.4 Kedudukan Kode Etik Dalam Profesi Keperawatan


Etika adalah kode perilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok
tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika
berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik, dan dengan kewajiban
moral. Etika berhuungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tindakan yang
mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai
tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki perilaku
yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.

Etika adalah ilmu yang mempelajari nilai moral, yang menjadi prinsip dan kode
tindakan yang ideal. Etika berasal dari bahasa Yunani,yaitu Ethos yang menurut
Araskar dan David (1978) berarti “kebiasaan”. “Model perilaku” atau standar yang
diharapkan dari kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan. Penggunaan istilah etika
sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi
perilaku.

Terdapat tiga aliran dalam etika keperawatan, antara lain:


 Aliran deskriptif,aliran ini memberi gambaran dan penjelasan bahwa manusia
harus berperilaku dalam lingkungannya atau dalam masyarakat untuk mendapatkan
tujuannya.
 Aliran etika normatif, aliran ini memberi jawaban atas pertanyaan tentang hal
yang baik dan benar, atau suatu ukuran untuk menilai suatu perilaku yang baik dan
benar. Ukuran ini didasari oleh sesuatu yang diajukan oleh agama dan didasari oleh

146
kepercayaan pelaku masing-masing. Kepercayaan pelaku akan dipengaruhi oleh
lingkungan sosial budaya, sosial ekonomi, dan status tempat perilaku berada.
Dengan demikian, manusia tidak pernah terlepas dari norma agama, norma
masayarakat yang dipengaruhi sosial budaya; oleh karena manusia merupakan
subsistem dari keluarga, kelompok, dan masyarakat yang saling berketergantungan
dalam memperoleh kebutuhan dan mencapai tujuan. Manusia sendiri bersifat
sistem terbuka yang dapat dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan dari mulai
lingkungan sempit sampai lingkungan yang luas, lingkungan dalam dirinya sendiri
maupun lingkungan di luar dirinya.

Gambar diatas menunjukkan bahwa manusia sebagai subsistem merupakan bagian


dari keluarga, dan keluarga merupakan bagian dari masyarakat. Dalam masyarakat
terdapat sistem kebudayaan yang diciptakan bersama dan diakui oleh semua warga
masyarakat, yaitu kultur pekerjaan, agama, pelayanan kesehatan, pendidikan,
pemerintahan, rekreasi, sosial politik,dll. Faktor – faktor ini mempengaruhi manusia
sebagai individu dan individu juga mempengaruhi faktor-faktor ini karena individu
sebagai sistem terbuka. Individu sebagai sistem terbuka akan menerima masukkan
dari lingkungan luar yang akan dikelola oleh lingkungan dalamnya, yang terdiri atas
fisik, psikologis dan sosial, yang merupakn subsistem dari individu. Masukkan

147
tersebut akan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar dari individu tersebut
yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.

Kode etik untuk perilaku ini didasari oleh ukuran yang diajarkan agama, yang
diterima dan diakui oleh masyarakat berdasarkan keyakinan individu. Menurut
Frankena (1973), membagi etika normatik menjadi :
1. Deontologi ialah etika sebagai tolak ukur perilaku yang berfokus pada formalitas,
misalnya tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh manusia.
2. Teleogis ialah etika sebagai pedoman perilaku yang berfokus pada penggunaan,
bagaimana manusia menggunakan kode perilaku tersebu.
 Aliran etika pluralisme, etika sebagai pedoman perilaku yang mengumpulkan
banyak informasi untuk mengukur kompleksitas situasi tertentu dan
mempertimbangkan tindakan etika. Jadi, untuk melaksanakan suatu perilaku dalam
masyarakat, individu sebagai pelaku dan penilai perilakunya adalah lingkungan
dan masyarakat untuk memberikan tanggapan dan penilaian. Perawat perlu
memperhatikan nilai sosial yang terkait erat dengan ciri profesi keperawatan, yaitu:
 Penguasaan pengetahuan yang mendalam
 Keterampilan teknis dan motoris yang matang yang diperolah dalam kegiatan
belajar mengajar
 sikap pribadi yang profesional dalam memberikan pelayanan

1.5 Cakupan Etika Profesi Keperawatan


Etika profesi keperawatan mencakup dua hal, yaitu etik dalam hal kemampuan
penampilan kerja dan etik dalam hal perilaku manusiawi. Etika yang berkaitan dengan
penampilan kerja merupakan respons terhadap tuntutan profesi lain, yang
mengharpkan bahwa sesuatu yang dilakukan oleh tenaga keperawatan memenuhi
standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh keperawatan sendiri, sedangkan etik
yang berkaitan dengan perilaku manusiawi merupakan reaksi terhadap tekanan dari
luar, yang biasanya adalah individu atau masyarakat yang dilayani. Etik dalam
penampilan kerja dinyatakan dengan kata-kata teknis dan etik dalam perilaku manusia
yang diwujudkan dalam bentuk kebutuhan yang ada dan nilai kehidupan manusia
yang konkret.

1.6 Prinsip Dan Fungsi Kode Etik Keperawatan


148
Prinsip dasar kode etik keperawatan adalah menghargai hak dan martabat manusia
dan prinsip ini tidak akan pernah berubah. Apabila menghadapi situasi yang
melibatkan keputusan yang bersifat etis dan moralitas, hendaknya perawat bertanya
pada dirinya sendiri bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap pasien, atasan, teman
sejawat, diri saya sendiri dan bagi profesi.

Fungsi kode etik menurut Hipocrates :


1. Menghindari ketegangan antara manusia.
2. Memperbaiki status kepribadian
3. Menopang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan.

Kode etik penting dalam sistem pelayanan kesehatan dan dalam praktik keperawatan
menurut Kozier& Erb (1990) :
1. Etika akan mewujudkan standar profesi untuk kegiatan keperawatan.
2. Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik profesional.
3. Kode etik adalah pedoman resmi untuk tindakan profesional.
4. Kode etik memberi kerangka pikir kepada anggota profesi untuk membuat
Keputusan dalam situasi keperawatan Jadi, kode etik menghimbau kepada
perawat tentang hal yang boleh dilakukan dan tidak bolehdilakukan.
Perawat bebas mendengarkan kata hatinya bila telah menerima nilai yang
baik, kata hati akan menuntunyya, dan akan tertanam nilai moral.

Prinsip moral mempunyai peran yang penting dalam menentukan perilaku yang etis
dan dalam pemecahan masalah etik. Prinsip moral merupakan standar umum dalam
melakukan sesuatu sehingga membentuk sesuatu sistem etik. Prinsip moral berfungsi
untuk membuat secara spesifik apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan, atau
diizinkan dalam suatu keadaaan. Terdapat tiga prinsip moral yang sering digunakan
dalamdiskusimoral,yaitu:
1.Otonomi
2.Non-malefience
3.Justice

149
4. DAFTAR PUSTAKA
http://kumpulandiagnosakeperawatan.blogspot.com/2014/09/etika-profesi-
keperawatan.htmlhttps://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-etika.html
https://www.zonareferensi.com/pengertian-etika/
Etika Keperawatan, Dra.Hj.Mimin Emi Suhaemi,Mpd.

5. RINGKASAN

Etika profesi keperawatan merupakan filsafat yang mengarahkan tanggung jawab


moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan, alat untuk mengukur
perilaku moral keperawatan, serta dasar dari profesi keperawatan. Tujuan etika
keperawatan secara umum adalah untuk menciptakan dan mempertahankan
kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan diantara sesama perawat dan
kepercayaan masyarakat kepada profasi keperawatan. Terdapat tiga aliran dalam etika
keperawatan, antara lain: aliran deskriptif, aliran etik normatif, dan aliran etik
pluralisme.

150
6. TES

1. Memberi gambaran dan penjelasan bahwa manusia harus berperilaku dalam


lingkungannya atau dalam masyarakat untuk mendapatkan tujuannya,
merupakan…
a. Aliran deskriptif
b. Aliran etika normatif
c. Aliran etika pluralisme
d. Aliran agama
e. Aliran Deduktif

2. Memberi jawaban atas pertanyaan tentang hal yang baik dan benar, atau suatu
ukuran untuk menilai suatu perilaku yang baik dan benar, merupakan…..
a. Aliran deskriptif
b. Aliran etika normatif
c. Aliran etika pluralisme
d. Aliran agama
e. Aliran Deduktif

3. Pedoman perilaku yang mengumpulkan banyak informasi untuk mengukur


kompleksitas situasi tertentu dan mempertimbangkan tindakan etika,
merupakan…
a. aliran deskriptif
b. Aliran etika normatif
c. Aliran etika pluralisme
d. Aliran agama
e. Aliran Deduktif

151
4. Fungsi kode etik menurut Hipocrates, adalah ?
a. Menghindari ketegangan antara manusia.
b. Mewujudkan standar profesi untuk kegiatan keperawatan.
c. Menjadi alat untuk menyusun standar praktik profesional.
d. Pedoman resmi untuk tindakan profesional.
e. Memberi kerangka pikir kepada anggota profesi untuk membuatkeputusan
dalam situasi keperawatan

5. Filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan


praktik keperawatan, alat untuk mengukur perilaku moral keperawatan, serta
dasar dari profesi keperawatan, merupakan penjabaran dari…..
a. Pengertian Etika Profesi Keperawatan
b.Tujuan Etika Profesi Keperawatan
c. Fungsi Etika Profesi Keperawatan
d. Prinsip Etika Profesi Keperawatan
e. Salah semua.

6. Menghargai hak dan martabat manusia dan prinsip ini tidak akan pernah
berubah,merupakan penjabaran dari…….
a. Pengertian Etika Profesi Keperawatan
b.Tujuan Etika Profesi Keperawatan
c. Fungsi Etika Profesi Keperawatan
d. Prinsip Etika Profesi Keperawatan
e. Salah semua.

7. suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam berperilaku di
masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk, merupakan
pengertian dari..
a. Etika
b. Profesi
c. Keperawatan
d. Etika Profesi Keperawatan
e. Salah semua.
152
8. bidang pekerjaan yang dilandasi oleh pendidikan keahlian yang sifatnya
menuntut pengetahuan yang tinggi dan ketrampilan khusus,merupakan pengertian
dari………
a. Etika
b. Profesi
c. Keperawatan
d. Etika Profesi Keperawatan
e. Salah semua.

9. suatu pelayanan profesional yang bertujuan untuk tercapainya kesejahteraan


manusia, merupakan pengertian dari………
a. Etika
b. Profesi
c. Keperawatan
d. Etika Profesi Keperawatan
e. Salah semua.

10. Perawat perlu memperhatikan nilai sosial yang terkait erat dengan ciri profesi
keperawatan, yaitu:
a. Penguasaan pengetahuan yang mendalam
b. Keterampilan teknis dan motoris yang matang yang diperolah dalam kegiatan
belajar mengajar
c. sikap pribadi yang profesional dalam memberikan pelayanan
d. salah semua.
e. benar semua.

153
7. GLOSARIUM

Etika : Etika adalah kode perilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik
bagi kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip
bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik
dan hal yang tidak baik, dan dengan kewajiban moral.

Etika Profesi Keperawatan : Etika profesi keperawatan merupakan filsafat yang


mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan
praktik keperawatan, alat untuk mengukur perilaku moral keperawatan,
serta dasar dari profesi keperawatan.

Keperawatan : Keperawatan merupakan suatu pelayanan profesional yang bertujuan


untuk tercapainya kesejahteraan manusia.

Profesi : Profesi merupakan bidang pekerjaan yang dilandasi oleh pendidikan


keahlian yang sifatnya menuntut pengetahuan yang tinggi dan
keterampilan khusus.

154
8. KUNCI JAWABAN

1. A. Aliran Deskriptif
2. B. Aliran etika normatif
3. C. Aliran etika pluralisme
4. A. Menghindari ketegangan antara manusia
5. A. Pengertian Etika Profesi Keperawatan
6. D. Prinsip Etika Profesi Keperawatan
7. A. Etika
8. B. Profesi
9. C. Keperawatan
10. E. benar semua

155
BAB XI
HUKUM KESEHATAN ATAU KEPERAWATAN

1. PENGERTIAN

Hukum Kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung


dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan. hal tersebut menyangkut hak dan
kewajiban menerima pelayanan kesehatan (baik perorangan dan lapisan masyarakat)
maupun dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam segala aspeknya,
organisasinya, sarana, standar pelayanan medik dan lain-lain. Sebagai subjek hukum,
pelaku di sektor kesehatan seperti dokter, dokter gigi, direktur RS, kepala dinas
kesehatan, kepala bidang, kepala Puskesmas selalu melakukan perbuatan hukum.
Perbuatan hukum yang dilakukan apabila bertentangan dengan regulasi yang berlaku
maka akan menimbulkan adanya sanksi hukum. Setiap subject hokum di bidang
kesehatan harus memahami mengenai hukum kesehatan. Kurangnya pemahaman
terhadap hukum kesehatan mengakibatkan sering terjebak dalam perbuatan hukum
yang dilakukannya.

156
2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami hukum-hukum kesehatan atau keperawatan dalam
mengaplikasikan asuhan keperawatan.
Tujuan Khusus
Setelah mahasiswa memahami tentang hukum-hukum kesehatan, diharapkan
mahasiswa dapat :
1. Untuk mengetahui pengertian hukum kesehatan, landasan hukum kesehatan, dan
siapa saja tenaga kesehatan dan etika profesi serta kode etik kesehatan,
2. Untuk mengetahui peraturan-peraturan pemerintah dan Undang-undang tentang
tenaga kesehatan,
3. Memberikan informasi mengenai perkembangan up-to-date dalam regulasi hukum
kesehatan, khususnya regulasi pelayanan kesehatan.
4. Memberikan pemahaman secara sistematis mengenai hukum kesehatan dan
implementasinya dalam organisasi pelayanan kesehatan.
5. Hukum Kesehatan sebagai alat dalam upaya penegakan hukum: studi kasus
Memberikan pemahaman mengenai tindakan-tindakan dalam lingkup hukum
kesehatan yang dapat menimbulkan aspek perbuatan hukum (pidana dan perdata)
Dengan terselesainya makalah ini di harapkan agar menjadi bahan refrensi dan
pendidikan bagi mahasiswa-mahasiswi dalam pemecahan kasus dalam hukum
kesehatan.

157
3. MATERI

Landasan hukum kesehatan


Hermien Hadiati Koeswadji menyatakan pada asasnya hukum kesehatan bertumpu
pada hak atas pemeliharaan kesehatan sebagai hak dasar social (the right to health
care) yang ditopang oleh 2 (dua) hak dasar individual yang terdiri dari hak atas
informasi (the right to information) dan hak untuk menentukan nasib sendiri (the right
of self determination).Sejalan dengan hal tersebut Roscam Abing mentautkan hukum
kesehatan dengan hak untuk sehat dengan menyatakan bahwa hak atas pemeliharaan
kesehatan mencakup berbagai aspek yang merefleksikan pemberian perlindungan dan
pemberian fasilitas dalam pelaksanaannya.Untuk merealisasikan hak atas
pemeliharaan bisa juga mengandung pelaksanaan hak untuk hidup, hak atas privasi,
dan hak untuk memperoleh informasi.Demikian juga Leenen secara khusus,
menguraikan secara rinci tentang segala hak dasar manusia yang merupakan dasar
bagi hukum kesehatan.

Tenaga Kesehatan, Etika Profesi dan Kode Etik Kesehatan


Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan, baik berupa pendidikan gelar-D3, S1, S2 dan S3-; pendidikan non gelar;
sampai dengan pelatihan khusus kejuruan khusus seperti Juru Imunisasi, Malaria,
dsb., dan keahlian. Hal inilah yang membedakan jenis tenaga ini dengan tenaga
lainnya. Hanya mereka yang mempunyai pendidikan atau keahlian khusus-lah yang
boleh melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia,
sertalingkungannya.

158
Jenis tenaga kesehatan terdiri dari :
a. Perawat,
b. Perawat Gigi,
c. Bidan,
d. Fisioterapis,
e. Refraksionis Optisien,
f. Radiographer,
g. Apoteker,
h. Asisten Apoteker,
i. Analis Farmasi,
j. Dokter Umum,
k. Dokter Gigi,
l. Dokter Spesialis,
m. Dokter Gigi Spesialis,
n. Akupunkturis,
o. Terapis Wicara dan,
p. Okupasi Terapis.

ETIKA KESEHATAN
Etika Kesehatan Terdiri Dari :
a) Etika dan Etiket,
Pengertian etika
Berasal dari bahasa Inggris ethics adalah istilah yang muncul dari aristoteles, asal kata
ethos yaitu adat, budi pekerti. Etika pada umumnya adalah setiap manusia mempunyai
hak kewajiban untuk menentukan sendiri tindakan-tindakannya dan mempertanggung
jawabkannyadihadapantuhan.
Pengertian ETIKET
Etiket yaitu cara melakukan perbuatan sesuai dengan Etika yang berlaku.

perbedaan etika dan etiket :


1. Etika menetapkan norma perbuatan apakah perbuatan itu dapat dilakukan atau
tidak, contoh masuk tanpa izin tidak boleh. Etiket menetapkan cara melakukan
perbuatan sesuai dengan yang diinginkan, masuk kerumah orang mengetuk pintu
atau/dan salam.
159
2. Etika berlaku tidak bergantung pada ada tidaknya orang, contoh larangan mencuri
walau tidak ada orang. Etiket berlaku jika ada orang, contoh makan memakai baju
tidak ada orang tidak apa-apa.
3. Etika bersifat absolut tidak dapat ditawarcontoh mencuri dan membunuh 
Etiket bersifat relatif cth koteka wajar dipapua, diaceh wajib menutup aurat.

b) Etika, Moral dan Agama,


1. Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat istiadat,
2. Moral (latin) objek etika (yunani) yang berarti adat kebiasaan, Perbedaan Etika
adalah ilmu pengetahuan dan moral adalah objek .Moral diartikan sama dengan
dengan etika yang berupa nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan
hidup manusia untuk mengatur perilakunya.
3. Agama mengandung nilai moral yang menjadi ukuran moralitas/etika perilaku
manusia. Makin tebal keyakinan agama dan kesempurnaan taqwa seseorg makin
baik moralnya yang diwujudkan dalam bentuk perilaku baik dan benar.

c) Jenis - Jenis Etika,


Etika umum & etika khusus 
Etika umum membicarakan mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, teori-teori Etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi
pegangan bagi manusia dalam bertindak, serta tolok ukur menilai baik atau buruk. 
Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan
yangkhusus. 
Etika khusus, Etika khusus dapat dibagi menjadi dua, yaitu 
1. Etika individual ; Etika individual menyangkut kewajiban dan sikap manusia
terhadap diri sendiri. 
2. Etika social mengenai kewajiban sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota
masyarakat. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik
secara perseorangan dan langsung atau bersama-sama dalam bentuk kelembagaan,
sikap kritis terhadap dunia dan ideologi, dan tanggung jawab manusia terhadap
lainnya.

d) Nilai Etika

160
Nilai adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang
diinginkan individu, dan digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya. 
Penilaian Etika itu di dasarkan pada beberapa factor yaitu : 

1) Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik atau
jahat, susila atau tidak susila. 

2) Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah
mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi tumbuhnya
dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti 

HAM DALAM KESEHATAN


HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak
awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa
pun. 
Dasar Hukum HAM:
1. UU No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
2. UU No 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Ciri-ciri khusus:
-Hakiki, artinya HAM sudah ada sejak lahir
-Universal, HAM berlaku umum tanpa memandang status,suku bangsa, gender
tidak dapat dicabut, HAM tidak dapat diserahkan pada pihak lain
tidak dapat dibagi, semua orang mendapatkan semua hak, baik politik,ekonomi,
sosbud.
Ham Dalam Kesehatan Antara Lain :
a) Hak dan Kewajiban,
b) Hak Asasi Manusia Di Indonesia,
c) Hak dan Kewajiban dalam Profesi. 
Hak yang paling dasar meliputi ;
1. Hak Hidup;
2. Hak Kemerdekaan /kebebasan;
3. Hak memiliki sesuatu.
Pengelompokan hak-hak dasar manusia meliputi :
1. hak sipil dan politik;

161
a. hak hidup;
b. hak persamaan dan kebebasan.
c.kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat
d. kebebasan berkumpul
e. Hak beragama
2 . Hak ekonomi, sosial dan budaya
a. hak ekonomi
b. hak pelayanan kesehatan
c. hak memperoleh pendidikan
b. Hak (UU no 36 thn 2009 psl 4-8) 
Setiap orang berhak atas:
1. kesehatan. 
2. akses atas sumber daya di bidang kesehatan. 
3. pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. 
4. menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. 
5. lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan. 
6. informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung
jawab. 
7. informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan
yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan. 
Kewajiban (UU no 36 thn 2009 psl 9-13) ;
mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. 
menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat,
baik fisik, biologi, maupun sosial. 
berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan
kesehatan yang setinggi-tingginya. 
menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi orang lain yang menjadi
tanggung jawabnya. 
Setiap orang berkewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial. 
c. Hak dan Kewajiban dalam Profesi 
Pasal 27 
(1) Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan pelindungan hukum
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. 
162
(2).Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban
mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. 

Kesalahan Perawat Yang Terkait Hukum


Kesalahan dalam memberikan terapi atau prosedur:
1. Tidak mengobservasi pasien secara adekuat
2. Tidak mengecek benda asing dalam tubuh pasien setelah oprasi
3. Tidak memonitor kegiatan pasien
4. Luka bakar akibat di kompres
5. Tidak menggunakan teknik antiseptic
6. Tidak memonitor penggunaan restain
7. Melakukan tindakan yang kompeten
8. Tidak mengikuti standar institusi
9. Terlambat melakukan resusitasi
10. Tidak mengkomunikasi kepada dokter tentang perubahan pasien

Fungsi Hukum Dan Praktik Keperawatan


1. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana sesuai
dengan hukum
2. Membedakan tanggung jawab perawat dan profesi lain
3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri
4. Membantu mempertahankan standar praktik keperawatan dengan meletakkan
posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum

Hak Dan Kewajiban Perawat


Hak Perawat:
 Hak perlindungan wanita
 Hak mengendalikan praktik keperawatan sesuai yang diatur oleh hokum
 Hak mendapat upah yang layak
 Hak bekerja dilingkungan yang baik

163
 Hak terhadap pengembangan professional
 Hak menyusun standar praktik dan pendidikan keperawatan

Kewajiban Perawat:
 Kewajiban memiliki SIP, SIK, SIPP
 Menghomati hak pasien
 Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
 Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan perundang-undangan
 Wajib memberikan informasi kepada pasien sesuai kewenangan
 Meminta persetujuan setiap tindakan yang akan dilakukan perawat sesuai dengan
kondisi pasien baik secara tulisan maupun lisan
 Mencatat semua tindakan keperawatan secara akurat sesuai peraturan dan SOP
yang berlaku
 Memakai standar profesi dan kode etik perawat indonesia dalam melaksankan
praktik
 Meningkatkan pengetahuan iptek
 Melakukan pertolongan darurat yang mengancam jiwa sesuai dengan kewenangan
 Melaksanakan semua program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
 Menaati semua perundang-undangan
 Menjaga hubungan kerja yang baik antara sesame perawat maupun dengan tim
kesehatan lainnya

164
4. DAFTAR PUSTAKA
• Roscam Abing, 1998, “Health, Human Rights and Health Law The Move Towards
Internationalization With Special Emphasis on Europe” dalam journal International
Digest of Health Legislations, Vol 49 No. 1, 1998, Geneve, hal 103 dan 107.
• HJJ. Leenen, 1981, Recht en Plicht in de Gezondheidszorg, Samson Uitgeverij,
Alphen aan den Rijn/Brussel.
• Biggs dan Blocher ( 1986 : 10)
• http://www.ilmukesehatan.com/
• PP RI No.32 Tahun 1996 tentang : Tenaga kesehatan,
• rahman7syamsuddin@blogpot.com

5. RINGKASAN
Dari data kajian yang telah kita peroleh dapat disimpulkan bahwa hukum kesehatan
memegang peran penting dalam berbagai segi kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang, yang
merupakan bagian integral dari kesejahteraan, diperlukan dukungan hukum bagi
penyelenggaraan berbagai kegiatan di bidang kesehatan.Dan tentunya hukum
kesehatan tersebut tidak terlepas dari landasan-landasan hukum, profesi, etika dan
sumpah beserta peraturan undang-undang yang berlaku.

165
6. TES

1) Praktik keperawatan professional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, kecuali…


a. Otonomi dalam bekerja
b. Bertanggung jawab
c. Pengambilan keputusan tergantung dokter
d. Kolaborasi
e. Pemberian pembelaan

2) Berikut ini yang termasuk kriteria kualitas asuhan keperawatan adalah…


a. Aman
b. Efektif biaya
c. Manusiawi
d. Memberikan harapan yang sama tentang apa yang baik bagi perawat dan
pasien
e. Semua salah

3) Standar kinerja profesional dari ANA meliputi berikut ini, kecuali…


a. Ketetapan hukum yang mengantur hak dan kewajiban seseoang yang
berhubungan erat dengan tindakan keperawatan
b. Proses untuk menentukan potensi keperawatan
c. Kebijakan atau ketentuan keperawatan dalam melaksanakan tugas profesi
d. Pemberian izin kepada yang berwenang
e. Mencantumkan nama seseorang kepada badan resmi baik pemerintah ataupun
non pemerintah

4) Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengatur…


a. Perilaku moral dalam keperawatan
b. Tanggung jawab keperawatan

166
c. Kerja keras keperawatan
d. Tolak ukur keperawatan
e. Hak keperawatan

5) Mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan meghargai asuhan keperaawatan


yang akan diterimanya, merupakan hak dari…
a. Hak pasien
b. Hak dokter
c. Hak perawat
d. Hak rumah sakit
e. Hak keluarga

6) Bertanggung jawab terhadapnya, berkewajiban untuk menyelesaikan biaya


pengobatan, perawatan dan pemeriksaan yang diperlukan selama perawatannya,
merupakan tanggung jawab dari…
a. Tanggungjawab perawat
b. Tanggungjawab pasien
c. Tanggungjawab keluarga
d. Tanggungjaawab institusi
e. Tanggungjawab masyarakat

7) Seorang ibu yang meminta perawat untuk melepas semua peralatan medis
termasuk selang yang terpasang pada anaknya yang baru usia 14 tahun dan telah
mengalami koma selama 8 hari. Pernyataan kasus diatas termasuk permasalahan
dasar etika yaitu…
a. Kebebasan versus penanganan dan pencehagan bahaya
b. Terapi ilmiah konvensional versus terapi tidak ilmiah dan coba-coba
c. Berkata jujur versus berkata bohong
d. Kualitas hidup versus kuantitas hidup
e. Berkata jujur versus kebebasan

8) Apabila anggota profesi perawat melanggar kode etik profesi, organisasi profesi
dapat memberikan…
a. Otonomi
167
b. Advocasi
c. Akuntabilitas
d. Sanksi atau mengeluarkan anggota
e. Kebebasan
9) Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak klien ditetapkan dengan
peraturan pemerintah, bunyi undang-undang kesehatan nomor…
a. No. 23 tahun 2000 pasal 52
b. No. 23 tahun 2001 pasal 52
c. No. 23 tahun 2002 pasal 52
d. No. 23 tahun 1992 pasal 52
e. No. 23 tahun 1993 pasa 52

10) Pernyataan yang komprehensif dari bentuk tugas dan pelayanan dari profesi yang
memberi tuntutan bagian anggota dalam melaksanakan praktek di bidang
profesinya, baik yang berhubgungan dengan pasien, keluarga, masyarakat dan
teman sejawat. Profesi dan diri tersebut disebut…
a. Hukum keperawatan
b. Tanggung jawab keperawatan
c. Hak perawat
d. Kode etik perawat
e. Perilaku moral keperawatan

168
7. GLOSARIUM
Etika : Berasal dari bahasa Inggris ethics adalah istilah yang muncul dari
aristoteles, asal kata ethos yaitu adat, budi pekerti. Etika pada
umumnya adalah setiap manusia mempunyai hak kewajiban untuk
menentukan sendiri tindakan-tindakannya dan mempertanggung
jawabkanya dihadapan tuhan.

Etiket : Etiket yaitu cara melakukan perbuatan sesuai dengan Etika yang
berlaku.

HAM : Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia
sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat
diganggu gugat siapa pun. 

Hukum Kesehatan : Hukum Kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang


berhubungan langsung dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan.

Tenaga Kesehatan : Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan, baik
berupa pendidikan gelar-D3, S1, S2 dan S3-; pendidikan non gelar;
sampai dengan pelatihan khusus kejuruan khusus seperti Juru
Imunisasi, Malaria, dsb., dan keahlian.

169
8. KUNCI JAWABAN

1. C. Pengambilan keputusan tergantung dokter


2. D. Memberikan harapan yang sama tentang apa yang baik bagi perawat dan pasien
3. A. Ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban seseorang yang
berhubungan erat dengan tindakan keperawatan
4. A. Perilaku moral dalam keperawatan
5. A. Hak pasien
6. B. Tanggung jawab pasien
7. D. Kualitas hidup versus kuantitas hidup
8. D. Sanksi atau mengeluarkan anggota
9. D. No. 23 tahun 1992 pasal 52
10. D. Kode etik perawat

170
XII
PEMAHAMAN HAK DAN TANGGUNG JAWAB

1. PENGERTIAN
Hak adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu
Badan Hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.
Kewajiban adalah sesuatu yang harus diperbuat atau harus dilakukan seseorang atau
suatu Badan Hukum.

2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui tentang hak-hak dan tanggung jawab dalam
mengaplikasikan asuhan keperawatan.
Tujuan Khusus
Setelah mahasiswa mengetahui tentang hak-hak dan tanggung jawab, diharapkan
mahasiswa dapat mengetahui :

Hukum Kesehatan sebagai alat dalam upaya penegakan hukum: studi kasus
Memberikan pemahaman mengenai tindakan-tindakan dalam lingkup hukum
kesehatan yang dapat menimbulkan aspek perbuatan hukum (pidana dan perdata)
Dengan terselesainya makalah ini di harapkan agar menjadi bahan refrensi dan
pendidikan bagi mahasiswa -mahasiswidalampemecahankasusdalamhukumkesehatan.

171
3. MATERI

Hak Perawat

Hak perawat dalam melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut :


1. Memperoleh perlindungan hukum yang melaksanakan tugas sesuai dengan standar
profesi. Standar profesi : pedoman yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam
menjalankan profesi secara baik
2. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan
tugasnya.
3. Mendapatkan perlakuan adil & jujur oleh Pimpinan sarana kesehatan, klien/pasien
& / keluarganya.
4. Menerima imbalan jasa pelayanan keperawatan yang telah diberikan.
5. Mendapat hak cuti & hak kepegawaian lainnya sesuai peraturan yang berlaku.
6. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri melalui pendidikan formal
sampai jenjang spesialisasi & pendidikan non formal
7. Menjaga hak privasi personal sebagai seorang perawat
8. Mendapat pelayanan pemeriksaan kesehatan secara rutin
9. Menuntut jika nama baiknya dicemarkan oleh klien/pasien atau tenaga kesehatan
lainnya.
10. Menolak pihak lain yang memberi anjuran atau permintaan tertulis untuk
melakukan tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan, standar profesi
& kode etik profesi
11. Mendapat informasi yang jujur dan lengkap dari klien atas pelayanan keperawatan
yang diberikan
12. Dilibatkan secara aktif dalam penyusunan/penetapan kebijakan sesuai
pengembangan kesehatan di sarana kesehatan
13. Memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai bidang profesinya di
sarana kesehatan.

172
Kewajiban Perawat

Kewajiban seorang perawat adalah sebagai berikut :


1. Perawat wajib memiliki :
a. Surat Ijin Perawat ( SIP ) ; sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan untuk
menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh wilayah Indonesia.
b. Surat Ijin Kerja ( SIK ) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada perawat
untuk melakukan praktek keperawatan di sarana kesehatan
c. Surat Ijin Praktek Perawat ( SIPP ) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada
perawat untuk menjalankan praktek perawat perorangan / kelompok
2. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
3. Perawat wajib merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
4. Perawat menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
5. Perawat wajib memberikan informasi kepadapasien / keluarga yang sesuai batas
kewenangan perawat
6. Meminta persetujuan setiap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat sesuai
dengan kondisi pasien baik secara tertulis maupun secara lisan
7. Mencatat semua tindakan keperawatan ( dokumentasi asuhan keperawatan ) secara
akurat sesuai peraturan & SOP yang berlaku
8. Mematuhi standar profesi & kode etik perawat Indonesia dalam melaksanakan
praktik profesi keperawatan
9. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan Iptek keperawatan &
kesehatan
10. Melakukan pertolongan darurat yang mengancam jiwa pasien sesuai batas
kewenangan & SOP
11. Melaksanakan program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
12. Mentaati semua peraturan perundang-undangan

173
13. Mengumpulkan angka kredit profesi dalam rangka memenuhi persyaratan untuk
memperoleh SIK ulang & SIPP
14. Menjaga hubungan kerja yang baik antara sesama perawat maupun dengan
anggota tim kesehatan lain.

2.2. HAK PASIEN


Hak pasien meliputi :
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib & peraturan yang berlaku di RS
2. Pelayanan yang manusiawi,adil & jujur
3. Memperoleh pelayanan keperawatan & asuhan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi keperawatan tanpa diskriminasi
4. Memilih dokter & kelas perawatan sesuai dengan keinginannya & sesuai dengan
peraturan yang berlaku di RS
5. Meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di RS tersebut (second
opinion), terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan dokter yang
menangani
6. “Privacy” & kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
7. Mendapatkan informasi yang meliputi :
- penyakit yang dideritanya
- tindakan medis apa yang hendak dilakukan
- kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut & tindakan untuk
mengatasinya
- alternatif etrapi lainnya beserta resikonya
- prognosa penyakitnya
- perkiraan biaya pengobatannya / rincian biaya atas penyakit yang dideritanya.
8. Menyetujui / memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh perawat
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
9. Menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya & mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh
informasi yang jelas tentang penyakitnya.
10. Hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
11. Hak menjalankan ibadah sesuai dengan agama / kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
12. Hak atas keamanan & keselamatan dirinya selama dalam perawatan di RS
174
13. Mengajukan usul, saran & perbaikan atas perlakuan RS terhadap dirinya
14. Hak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual
15. Hak didampingi perawat / keluarga pada saat diperiksa dokter.

2.3. TANGGUNG JAWAB SEORANG PERAWAT


menjalankan perannya sebagai seorang perawat yang memberikan perawatan sesuai
dengan tahapan proses keperawatan. Berikut ini uraian tugas perawat :
Pelaksana Keperawatan
Seorang perawat bertugas memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat mulai dari yang sederhana sampai yang
kompleks sesuai dengan diagnosa masalah yang terjadi.

Pengelola (Administrator)
Tugas seorang perawat sebagai administrator yang dimaksud di sini adalah perawat
sebagai tenaga kesehatan yang spesifik dalam sistem pelayanan kesehatan tetap
bersatu dengan profesi lain dalam pelayanan kesehatan yang dapat mengatur,
merancanankan, melaksanakan dan menilai tindakan yang diberikan kepada pasien.
Karena perawat sebagai anggota profesional yang paling lama bertemu dengan pasien,
maka perawat harus mengatur ,merencanakan dan melaksanakan berbagai alternatif
penanganan keperawatan yang  harus diterima oleh pasien.

Pendidik
Tugas perawat sebagai pendidik, yaitu membantu pasien mempertinggi pengetahuan
dalam upaya meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan
spesifik yang dilakukan kepada pasien, keluarga dan team kesehatan lainnya baik
secara spontan (saat interaksi) maupun formal (disiapkan).

Peneliti
Tugas seorang perawat sebagai peneliti disini adalah bahwa seorang perawat bertugas
melakukan evaluasi, mengukur kemampuan, menilai dan mempertimbangkan sejauh
mana efektifitas tindakan yang telah diberikan kepada pasien. Seorang perawat
diharapkan dapat menjadi inovator dalam ilmu keperawatan agar dapat
mengembangkan ilmu keperawatan dan meningkatkan praktek profesi keperawatan.
175
Dari uraian tugas perawat di atas, dapat kita simpulkan tugas pokok perawat dalam
menjalankan profesinya. Berikut ini tugas pokok perawat :
1. Mengumpulkan, mengalisis dan mengintrepetasi data
2. Mengembangkan rencana tindakan keperawatan
3. Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip ilmu perilaku, sosial budaya, ilmu biomedik
4. Mengevaluasi data permasalahan keperawatan
5. Mencatat data dalam proses keperawatan
6. Menggunakan catatan pasien untuk memonitor kualitas asuhan keperawatan
7. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dibidang keperawatan
8. Menerapkan hasil penelitian dalam praktek keperawatan
9. Merencanakan, membuat dan mengevaluasi penyuluhan kesehatan
10. Ikut serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat

2.4. ASISTEN TANGGUNG JAWAB PERAWAT


Seorang perawat juga memiliki asisten yang membantunya dalam menjalan tugas-
tugasnya. Perawat dan asisten perawat saling membantu pasien dalam memberikan
perawatan sesuai dengan tahapan proses keperawatan. Tugas asisten perawat tentu
berbeda dengan seorang perawat, berikut ini tugas asisten perawat :
1. Menjaga Pasien
Seorang asisten perawat bertugas menjaga pasien, seperti menjaga kebersihan pasien
dengan memandikan dan membersihka ruang pasien. Tak jarang juga asisten perawat
memasang popok pasien.

2. Merawat Pasien
Asisten perawat juga membantu merawat pasien dengan baik, seperti membantu
pasien makan baik secara normal maupun menggunakan alat bantu dan menggenakan
baju.

3. Memberikan obat
Seorang asisten perawat juga membantu memberikan obat kepada pasien sesuai
dengan aturan minum sesuai kadar dan dosisnya.

176
4. Menjaga Kesehatan Pasien
Asisten perawat bertugas menjaga kesehatan pasien sesuai dengan tahapan proses
keperawatan seperti memeriksa tanda vital (tensi, suhu tubuh, tekanan darah),
mengecek gula darah dan memasang oksigen ataupun infus.
5. Memberikan Motivasi & Perhatian
Seorang asisten perawat juga harus bisa memberikan motivasi untuk pasien. Hal ini
dilakukan dengan memberikan semangat untuk kesembuhan pasien dan juga
menghibur pasien untuk mengurangi rasa sakit.

Kriteria Seorang Perawat

1. Seorang perawat harus dapat berkomunikasi secara lengkap, akurat dan cepat
2. Mampu berbicara dan menulis dalam bahasa asing minimal bahasa inggris
3. Dapat bekerjasama dengan teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya,
khususnya tim medis sebagai mitra kerja dalam memberikan perawatan kepada
pasien
4. Dalam melakukan tugasnya seorang perawat harus selalu berpedoman pada nilai-
nilai etik keperawatan dan standar keperawatan yang ada serta ilmu keperawatan
5. Seorang perawat harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap profesi dengan
terus menambah ilmu melalui melalui pendidikan formal/nonformal, sampai pada
suatu keahlian tertentu.
6. Seorang perawat harus mempunyai dasar pendidikan yang memadai, dengan
keahlian dan dasar pendidikan yang tinggi sebagai indikator jaminan kualitas
pelayanan dan menghindarkan dari kesalahan-kesalahan yang fatal
7. Seorang perawat harus memahami konsep manajemen secara keseluruhan,
khususnya Manajemen Keperawatan

177
4. DAFTAR PUSTAKA
http://etika-kel5.blogspot.com/2016/05/makalah-hak-dan-kewajiban-etika.html
http://www.jobdesc.net/medis/tugas-dan-tanggung-jawab-seorang-perawat.html

5. RINGKASAN
Hak Perawat yaitu perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. Sedangkan hak dan kewajiban pasien
atau klien yaitu pentingnya mengetahui hak-hak pasien dalam pelaksanaan asuhan
kesehatan baru muncul pada akhir tahun 1960.
Hak dan kewajiban menurut Undang-Undang RI, No.23 tahun 1992.Berikut ini adalah
isi undang-undang RI, No. 23 tahun 1992 tentang Hak dan Kewajiban tenaga
medis, perawat dan pasien.

178
6. TES
1. Dibawah ini yang merupakan hak perawat adalah
a. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan
dengan tugasnya
b. Mendapatkan jaminan perlindungan
c. Mempunyai hak untuk berpendapat
d. Mempunyai hak dalam mengambil keputusan
e. Mendapatkan uang lebih dari pasien

2. Dibawah ini yang merupakan hak pasien adalah


a. Memperoleh pelayanan keperawatan & asuhan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi
b. Mempunyai hak untuk berpendapat
c. Mendapatkan perlindungan
d. Mendapatkan jaminan oleh rumah sakit
e. Mempunyai hak untuk mengambil keputusan

3. Menjalankan perannya sebagai seorang perawat yang memberikan perawatan


sesuai dengan tahapan proses keperawatan merupakan pengertian dari….
a. Tanggungjawab seorang perawat
b. Hak seorang perawat
c. Kewajiban seorang perawat
d. Tugas seorang perawat
e. Hak dan kewajiban seorang perawat

4. Norma atau azas yang di terima suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah
laku sehari-hari di masarakat juga di tempat kerja adalah
a. kode etik
b. profesi

179
c. kode
d. etika
e. Hukum

5. Menurut fakta yang terjadi di lapangan ternyata penerapan kode etik frofesi
meningkat banyak penyimpangan, jadi kode etik tidak lebih hanya tulisan
berbingkai saja hal ini merupakan ?
a. kelemahan kode etik profesi
b.pengertian kode etik profesi
c. keunggulan kode etik profesi
d. seiring menimbulkan konflik
e. makna dari profesi

6. Menjaga pasien, merawat pasien, memberikan obat, menjaga kesehatan pasien,


memberikan motivasi dan perhatian adalah?
a.tanggung jawab umum
b.tanggung jawab perawat
c. tanggung jawab pemerintah
d. A dan B benar
e. salah semua

7. Hak kekuasaan atau kewenangan yang di miliki seorang atau badan hokum untuk
mendapatkan atau memutuskan sesuatu adalah pengertian dari?
a. hak perawat
b. hak dokter
c. hak dan kewajiban perawat
d. kewajiban perawat
e. semua benar

8. sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang
sesuai dengan tuntutan hati nurani. Apakah pengertian diatas?
a. nilai
b. etiket
c. agama
180
d. etika
e. norma

9. seorang perawat memberikan asuhan keperawatan secara optimal dan melakukan


tindakan sesuai dengan standar oprasional prosedur. Apakah cerminan sikap
perawat pada kasus diatas
a. gugatan
b. tanggungan
c. tanggung gugat
d. tanggung jawab
e. pertanggung jawaban

10. etika adalah ilmu tentang kesusialan yang mengatur bagaimana sepatutnya
manusia hidup didalam masyarakat yang melibatkan aturan atau prinsip yang
mentukan tingkah laku yang benar yaitu baik dan buruk atau kewajiban dan
tanggung jawab. Apakah pengertian diatas…

a. nilai
b. etiket
c. etika
d. norma
e. agama

181
7. GLOSARIUM
Hak : Hak adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki oleh
seseorang atau suatu Badan Hukum untuk mendapatkan atau
memutuskan untuk berbuat sesuatu.

Kewajiban : Kewajiban adalah sesuatu yang harus diperbuat atau harus


dilakukan seseorang atau suatu Badan Hukum.

Tanggung jawab perawat : menjalankan perannya sebagai seorang perawat yang


memberikan perawatan sesuai dengan tahapan proses
keperawatan.

182
7. KUNCI JAWABAN

1. A. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan


tugasnya
2. A. Memperoleh pelayanan keperawatan & asuhan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi
3. A. Tanggung jawab seorang perawat
4. A. Kode etik
5. A. Kelemahan kode etik profesi
6. B. Tanggung jawab perawat
7. C. hak dan kewajiban perawat
8. C. Agama
9. D. Tanggung jawab
10. D. Norma

183
BAB XIII
KECENDERUNGAN DAN ISU ETIK KEPERAWATAN

1. PENGERTIAN
Kecenderungan adalah suatu keadaan dimana seseorang lebih condong dengan apa
yang inginkan. Sedangkan menurut Barry Jones & Chase isu adalah sebuah masalah
yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya. Etika (Yunani Kuno:
"ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") dari kebiasaan baik, buruk, dan tanggung
jawab.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecenderungan dan isu etik adalah sebuah
masalah yang timbul dari kebiasaan dan lebih condong ke dalam bidang keperawatan
dan belum terpecahkan atau belum terbukti.

2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui tentang kecenderungan dan isu etik dalam keperawatan.
Tujuan Khusus
Setelah mahasiswa mengetahui tentang kecenderungan isu etik dalam keperawatan,
diharapkan mahasiswa dapat :
1. mengetahui definisi kecenderungan dan isu etik.
2. mengetahui permasalahan dasar etika keperawatan.
3. mengetahui masalah etik yang sering terjadi dalam pelayanan kesehatan.
4. mengetahui hak dan kewajiban perawat yang berhubungan dengan praktik
keperawatan.

184
3. MATERI

2.2 Permasalahan Dasar Etika Keperawatan


Ketika sedang menjalankan fungsinya, seorang perawat seringkali dihadapkan pada
masalah etika dan moral. Dalam menghadapinya seorang perawat harus mengerti
dasar etika dan moral. Berikut ini terdapat 5 dasar etika dan moral menurut (Amelia,
2013)

a) Kuantitas versus Kualitas Hidup


Ilustrasi bawah ini sebagai contoh
Ada seorang ibu yang meminta kepada perawat untuk melepas semua peralatan
medisyang dipasang pada anaknya yang berusia 12 tahun, yang telah koma selama
1minggu.Dalam keadaan seperti ini, perawat mengahadapi permasalahan untuk
menentukan keputusan apa yang harus diambil. Sebenarnyaperawat tersebut berada
pada posisi kuantitas melawan kualitas hidup, karenakeluarga pasien menanyakan
apakah peralatan yang dipasang dihampir semua bagiantubuh pasien dapat
mempertahankan pasien untuk tetap hidup.

b) Kebebasan versus Penanganan dan Pencegahan Bahaya


Seorang pasien menolak untuk dilakukan asuhan keperawatan pemasanganinfus.
Pasien tersebut beralasan tangannya tidak bisa bergerak dengan bebas apabila
dipasanginfus.Pada situasi ini, perawat menghadapi masalah dalam upaya
memberikan pelayanan kesehatan yang professional kepada pasien guna kesembuhan
pasientersebut. Tetapi disisi lain perawat tidak bisa memaksapasien tersebut
untukmenerima tindakan keperawatan yang akan diberikan karena pasien tersebut
memiliki kebebasan untuk menolak atau menerima tindakan keperawatan yang akan
dilakukan/diberikan kepadanya.

c) Berkata Jujur versus Berkata Bohong

185
Perawat menangani pasien yang terkena suatu penyakit karena mengkonsumsi obat-
obatanterlarang yaitu narkoba. Permasalahan yang timbul adalah apakah ia
harusmelaporkan tindakan pasien tersebut kepada pihak berwajib atau tidak.
Sementarapasien sedang berobat dan meminta pelayanan kesehatan kepada perawat
tersebut. Tentu dalam kondisi seperti ini, tidak mudah bagi perawat untuk mengambil
keputusan yang tegas dan tepat.

d) Keingintahuan yang bertentangan dengan falsafah agama, politik, ekonomi dan


ideology
Kecenderungan beberapa masyarakat yang masih menjadikan jasa dukun
sebagaisolusi untuk menyembuhkan sakit kanker, mendapatkan keturunan,
menyembuhkangangguan kehamilan dan sebagainya. Kejadian ini memang nyata
bahwa masih banyak anggota masyarakat yang lebih memilih ke dukun daripada ke
dokter.

e) Terapi ilmiah Konvensional versus Terapi coba – coba


Hampir semua suku di Indonesia memiliki praktek terapi konvensional yang
masihdianggap sebagai tindakan yang dapat dipercaya.Secara ilmiah, tindakan
tersebut sulitdibuktikan kebenarannya, namun sebagian masyarakat mempercayainya.
Misalnyamasyarakat percaya bahwa obat sakit perut adalah dengan cara mengikat
perutnyadengan tali rumput yang tumbuh di halaman rumah.

Contoh lain, beberapa masyarakatjuga masih percaya bahwa untuk mengobati sakit
gigi adalah dengan cara memberigetah pepohonan tertentu ke gigi yang
berlubang.Bahkan sebagian masyarakat jugamasih percaya bahwa untuk
memperindah suara adalah denganmemakan buah pinangyang masih sangat muda.

2.3 Masalah Etik Yang Sering Terjadi Dalam Pelayanan Kesehatan

2.3.1 Malpraktik
Secara harfiah malpraktik terdiri atas kata “mal” yang berarti salah dan “praktik” yang
berarti pelaksanaan atau tindakan, sehingga malpraktik berarti pelaksanaan atau
tindakan yang salah. Meskipun arti harfiahnya demikian, tetapi kebanyakan istilah
tersebut dipergunakan untuk menyatakan adanya tindakan yang salah dalam rangka
186
pelaksanaan suatu profesi.Malpraktik juga didefinisikan sebagai kesalahan tindakan
professional yang tidak benar atau kegagalan untuk menerapkan keterampilan
profesional yang tepat.Dalam profesi kesehatan, istilah malpraktik merujuk pada
kelalaian dari seorang dokter atau perawat dalam mempergunakan tingkat kepandaian
dan ilmu pengetahuannya untuk mengobati dan merawat pasien. Malpraktik dapat
juga diartikan sebagai tidak terpenuhinya perwujudan hak-hak masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang baik, yang biasa terjadi dan dilakukan oleh oknum yang
tidak mau mematuhi aturan yang ada karena tidak memberlakukan prinsip-prinsip
transparansi atau keterbukaan dalam arti harus menceritakan secara jelas tentang
pelayanan yang diberikan kepada konsumen, baik pelayanan kesehatan maupun
pelayanan jasa lain yang diberikan.Malpraktik terbagi kedalam tiga jenis, yaitu
sebagai berikut.

1) Criminal Malpractice atau Malpraktik kriminal (pidana)


Merupakan kesalahan dalam menjalankan praktek yang berkaitan dengan pelanggaran
UU Hukum “pidana” yaitu seperti: melakukan tindakan medis tanpa persetujuan
pasien menyebabkan pasien meninggal/luka karena kelalaian; melakukan abortus;
melakukan pelanggaran kesusilaan/kesopanan; membuka rahasia kedokteran
/keperawatan; pemalsuan surat keterangan atau sengaja tidak memberikan pertolongan
pada orang yang dalam keadaan bahaya. Pertaggungjawaban didepan hukum pada
criminal malpraktik adalah bersifat individual/personal dan oleh sebab itu tidak dapat
dialihkan kepada orang lain atau kepada instansi yang memberikan sarana pelayanan
jasa tempatnya bernaung.

2) Civil malpractice atau Malpraktik sipil (perdata).


Seorang tenaga kesehatan akan disebut melakukan malpraktik sipil apabila tidak
melaksanakan kewajiban atau tidak melaksanakan prestasinya sebagaimana yang telah
disepakati (ingkar janji).

3) Malpraktik etik
Merupakan tidakan keperawatan yang bertentangan dengan etika keperawatan,
sebagaimana yang diatur dalam kode etik keperawatan yang merupakan seperangkat
standar etika, prinsip, aturan, norma yang beraku untuk perawat.

187
Ellis dan Hartley (1998) mengungkapkan bahwa malpraktik merupakan batasan yang
spesifik dari kelalaian (negligence) yang ditujukan pada seseorang yang telah terlatih
atau berpendidikan yang menunjukkan kinerjanya sesuai bidang tugas/pekerjaannya.

2.3.2 Negligence (Kelalaian)


Kelalaian adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar
sehingga mengakibatkan cidera/kerugian orang lain (Sampurno, 2005). Menurut Amir
dan Hanafiah (1998) yang dimaksud dengan kelalaian adalah sikap kurang hati-hati,
yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati melakukannya
dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati
tidak akan melakukannya dalam situasi tersebut.Negligence, dapat berupa Omission
(kelalaian untuk melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan) atau Commission
(melakukan sesuatu secara tidak hati-hati). (Tonia, 1994).
A. Jenis-jenis kelalaian
Bentuk-bentuk dari kelalaian menurut sampurno (2005), sebagai berikut:
1) Misfeasance: yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat tetapi
dilaksanakan dengan tidak tepat Misal: melakukan tindakan keperawatan
dengan menyalahi prosedur.
2) Nonfeasance: Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang
merupakan kewajibannya. Misalnya Pasien seharusnya dipasang pengaman
tempat tidur tapi tidak dilakukan.
B. Sampurno (2005), menyampaikan bahwa suatu perbuatan atau sikaptenaga
kesehatan dianggap lalai, bila memenuhi 4 unsur, yaitu sebagai berikut.
1) Duty atau kewajiban tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan atauuntuk
tidak melakukan tindakan tertentu pada pasien tertentu pada situasidan kondisi
tertentu.
2) Damage atau kerugian, yaitu segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien
sebagai kerugian akibat dari layanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi
pelayanan.
3) Direct cause relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata, dalam
hal ini harus terdapat hubungan sebab akibat antara penyimpangan kewajiban
dengan kerugian yang setidaknya.
4) Dampak Kelalaian
188
Kelalaian yang dilakukan oleh perawat akan memberikan dampak yang luas,
tidak Dampak Kelalaian Kelalaian yang dilakukan oleh perawat akan
memberikan dampak yang luas, tidak saja kepada pasien dan keluarganya,
juga kepada pihak Rumah Sakit, Individu perawat pelaku kelalaian dan
terhadap profesi. Selain gugatan pidana, juga dapat berupa gugatan perdata
dalam bentuk ganti rugi. (Sampurna, 2005).

Bila dilihat dari segi etika praktek keperawatan, bahwa kelalaian merupakan
bentuk dari pelanggaran dasar moral praktek keperawatan baik bersifat
pelanggaran autonomy, justice, nonmalefence, dan lainnya. (Kozier, 1991) dan
penyelesaiannya dengan menggunakan dilema etik. Sedangkan dari segi
hukum pelanggaran ini dapat ditujukan bagi pelaku baik secara individu dan
profesi danjuga institusi penyelenggara pelayanan praktek keperawatan, dan
bila ini terjadi kelalaian dapat digolongan perbuatan pidana dan perdata (pasal
339, 360 dan 361 KUHP)

3.3.3 Liability (Liabilitas)

Liabilitas adalah pertanggungan jawab yang dimiliki oleh seseorang terhadap setiap
tindakan atau kegagalan melakukan tindakan. Perawat profesional, seperti halnya
tenaga kesehatan lain mempunyai tanggung jawab terhadap setiap bahaya yang
timbulkan dari kesalahan tindakannya. Tanggungan yang dibebankan perawat dapat
berasal dari kesalahan yang dilakukan oleh perawat baik berupa tindakan criminal
kecerobohan dan kelalaian.

2.4 Hak dan Kewajiban Perawat Yang Berhubungan Dengan Praktik


Keperawatan

2.4.1 Hak Perawat


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan salah satu dari praktik
keperawatan tentunya seorang perawat memiliki hak dan kewajiban. Memperoleh
perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi
dan Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan satah satu hak perawat yang

189
mempertahankan kredibilitasnya dibidang hukum serta menyangkut aspek legal atas
dasar peraturan perundang-undangan dari pusat maupun daerah.
Selain mendapatkan perlindungan hukum secara legal, perawat berhak untuk
memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan/atau keluarganya agar
mencapai tujuan keperawatan yang maksimal. Hak perawat yang lain yaitu
melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan otonomi profesi. Layaknya
pegawai pemerintah lainnya (PNS) perawat juga berhak memperoleh jaminan
perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya. Di Indonesia
biasanya dikenal dengan Asuransi kesehatan (ASKES). Satu hal yang sering
terabaikan yaitu mengenai hak perawat untuk menerima imbalan jasa profesi yang
professional sesuai dengan kententuan atau peraturan yang berlaku.

2.4.2 kewajiban Perawat


Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat berkewajiban untuk memberikan
pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi, standar praktik keperawatan,
kode etik, dan SOP, serta kebutuhan klien atau pasien dimna standar profesi, standar
praktik, dank ode etik tersebut ditetapkan oleh organisasi profesi dan merupakan
pedoma yang harus diikuti oleh setiap tenaga keperawatan. Perawat yang
melaksanakan tugasnya diwajibkan untuk merujuk klien atau pasien ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik apa
bila tidak mampu melakukan sesuatu pemeriksaan atau tindakan.

Perawat wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien
atau pasien, kecuali untuk kepentingan hukum. Hal ini menyangkut privasi klien
dalam asuhan keperawatan karena disisi lain perawat juga wajib menghormati hak-
hak klien atau pasien dan profesi lain sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
berlaku.

Perawat wajib melakukan pertolongandarurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila


ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya. Kewajiban lain
yang jarang diperhatikan dengan serius yaitu menambah ilmu pengetahuan dan
mengikuti perkembangan ilmu keperawatan dalam meningkatkan profesionalisme.
Beebrapa faktor yang membuat kita malas mengembangkan ilmu keperawatan banyak
sekali. Contoh kecilnya yaitu ketika sudah bekerja, mungkin akan berfikir bahwa ilmu
190
pengetahuan kita akan bertambah seiring dengan pengalaman yang didapatkan
dilapangan.

4. DAFTAR PUSTAKA

Dalami Ermawati, S.Kp, Ns. Rochima, S.Kep, Rai Suryani Ketut, SKM.2010. Etika
Keperawatan.Jakarta:CV. Trans Info Media

Ngesti W Utami,dkk. 2016. Etika Keperawatan dan Keperawatan profesional. Jakarta


Selatan:Pusdik SDM Kesehatan.

https://www.wikipedia.org/

5. RINGKASAN

Kecenderungan Dan Isu Etik adalah sebuah masalah yang timbul dari kebiasaan dan
lebih condong ke dalam bidang keperawatan dan belum terpecahkan atau belum
terbukti.

Permasalahan Dasar Etika Keperawatan


1) Kuantitas versus Kualitas Hidup
2) Kebebasan versus Penanganan dan Pencegahan Bahaya
3) Berkata Jujur versus Berkata Bohong
4) Keingintahuan yang bertentangan dengan falsafah agama, politik, ekonomi dan
ideology
5) Terapi ilmiah Konvensional versus Terapi coba – coba

Masalah Etik Yang Sering Terjadi Dalam Pelayanan Kesehatan. Masalah etik yang
sering terjadi yaitu Malpraktik, Negligence (Kelalaian), Liability (Liabilitas).
Hak perawat, dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan salah satu
dari praktik keperawatan tentunya seorang perawat memiliki hak dan kewajiban.
Kewajiban Perawat, dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat berkewajiban

191
untuk memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi, standar
praktik keperawatan, kode etik, dan SOP, serta kebutuhan klien atau pasien dimna
standar profesi, standar praktik, dank ode etik tersebut ditetapkan oleh organisasi
profesi dan merupakan pedoma yang harus diikuti oleh setiap tenaga keperawatan.

6. TES
1. Menurut Sampurno (2005), menyampaikan bahwa suatu perbuatan atau sikap
tenaga kesehatan dianggap lalai, bila memenuhi 4 unsur, yaitu sebagai berikut.
Kecuali. . . .
a. Duty (Kewajiban)
b. Damage (Kerugian)
c. Hubungan sebab-akibat
d. Dampak kelalaian
e. Liability

2. Apabila terjadi kelalaian, instuisi penyelenggara pelayanan praktik keperawatan


dapatt dikenakan sangsi sesuai dengan perbuatan pidana dan perdata menurut
pasal. . . .
a. Pasal 339, 360, dan 361 KUHP
b. Pasal 529, 530, dan 531 KUHP
c. Pasal 439, 440, dan 441 KUHP
d. Pasal 229, 230, dan 231 KUHP
e. a, b, c, dan d benar semua

3. Berikut ini jenis-jenis kelalaian.


1) Malfeasance
2) Misfeasance
3) Demage
4) Dereliction
5) Nonfeasance

Dari pilihan diatas jenis jenis kelalaian yang tepat adalah. . . .

a. 2, 3, dan 4
b. 3, 4, dan 5

192
c. 1, 2, dan 5
d. 1, 2, dan 3
e. 1, 2, dan 4

4. Melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak tepat adalah pengertian
dari. . . .
a. Duty
b. Malfeasance
c. Misfeasance
d. Nonfeasance
e. Damage

5. Melakukan tindakan keperawatan yang tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak


tepat merupakan pengertian dari . . . .
a. Duty
b. Malfeasance
c. Misfeasance
d. Nonfeasance
e. Damage

6. Tidak melakukan tindakan keperawatan yang merupakan kewajibannya adalah


pengertian dari . . . .
a. Duty
b. Malfeasance
c. Misfeasance
d. Nonfeasance
e. Damage

7. Berikut ini adalah masalah etik yang sering terjadi dalam pelayanan kesehatan.
Kecuali. . . .
a. Penyelewengan tugas
b. Malpraktik
c. Kelalaian
d. Liability
193
e. a, b, c, dan d benar semua

8. masyarakat percaya bahwa obat sakit perut adalah dengan cara mengikat perutnya
dengan tali rumput dihalaman rumah. Merupakan praktik dari dasar etika dan
moral. . . .
a. kuantitas vs kualitas hidup
b. kebebasan vs penanganan dan pencegahan bahaya
c. berkata jujur vs berkata bohong
d. keinginan yang bertentangan dengan falsafah agama, politik, dan ideology
e. terapi ilmiah konvensional vs terapi coba-coba

9. segala sesuatu yang dirasakan pasien sebagai kerugian akibat dari layanan
kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan, yaitu. . . .
a. Deuty
b. Kewajiban
c. Damage/Kerugian
d. Difect Cause Relationship
e. Dampak Kelalaian

10. Pertanggungjawaban yang dimiliki oleh seseorang terhadap setiap tindakan atau
kegagalan melakukan tindakan adalah. . . .
a. Liability
b. Hak Perawat
c. Negligence
d. Malpraktik
e. Kewajiban perawat

194
7. GLOSARIUM

Kecenderungan : Kecenderungan adalah suatu keadaan dimana seseorang lebih


condong dengan apa yang inginkan. Sedangkan menurut Barry
Jones & Chase isu adalah sebuah masalah yang belum
terpecahkan yang siap diambil keputusannya. Etika (Yunani
Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") dari kebiasaan
baik, buruk, dan tanggung jawab.

Kelalaian : Kelalaian adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat


melanggar standar sehingga mengakibatkan cidera/kerugian
orang lain (Sampurno, 2005). Menurut Amir dan Hanafiah
(1998) yang dimaksud dengan kelalaian adalah sikap kurang hati-
hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap
hati-hati melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan
apa yang seseorang dengan sikap hati-hati tidak akan
melakukannya dalam situasi tersebut.

Liabilitas : Liabilitas adalah pertanggungan jawab yang dimiliki oleh


seseorang terhadap setiap tindakan atau kegagalan melakukan
tindakan.

Malpraktik : Secara harfiah malpraktik terdiri atas kata “mal” yang berarti
salah dan “praktik” yang berarti pelaksanaan atau tindakan,
sehingga malpraktik berarti pelaksanaan atau tindakan yang
salah.

195
8. KUNCI JAWABAN

1. E. Liability
2. A. Pasal 339, 360, dan 361 KUHP
3. C. 1, 2 dan 5
4. B. Malfeasance
5. C. Misfeasance
6. D. Nonfeasance
7. A. Penyelewengan tugas
8. E. Terapi ilmiah konvesional vs terapi coba-coba
9. C. Damage/Kerugian
10. A. Liability

196
BAB XIV
HUBUNGAN ANTARA PERAWAT DENGAN PASIEN, HUBUNGAN PERAWAT DENGAN
PROFESI LAIN, DAN MASYARAKAT

1. PENGERTIAN
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan kepada pasien dengan berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses
keperawatan, berpedoman pada standar asuhan keperawatan dalam lingkup wewenang serta
tanggung jawab keperawatan, dalam menjalankan asuhan keperawatan, perawat selalu mengadakan
hubungan dengan pasien. Disisi lain peningkatan hubungan antara perawat dengan pasien dapat
dilakukan melalui penerapan proses keperawatan.

Dasar hubungan perawat, dokter, dan pasien merupakan mutual humanity dan pada hakekatnya
hubungan yang saling ketergantungan dalam mewujudkan harapan pasien terhadap keputusan
tindakan asuhan keperawatan. Untuk memulai memahami hubungan secara manusiawi pada pasien,
perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan harus memahami bahwa penyebab bertambahnya
kebutuhan manusiawi secara universal menimbulkan kebutuhan baru, dan membuat seseorang
( pasien) yang rentan untuk menyalahgunakan.

Dengan demikian bagaimanapun hakekat hubungan tersebut adalah bersifat dinamis, dimana pada
waktu tertentu hubungan tersebut dapat memperlihatkan karakteristik dari salah satu atau semua pada
jenis hubungan, dan perawat harus mengetahui bahwa pasien yang berbeda akan memperlihatkan
reaksi-reaksi yang berbeda terhadap suatu penyakit yang telah dialami, dan dapat mengancam
humanitas pasien. Oleh sebab itu, sebagai perawat profesional harus dapat mengidentifikasi
komponen-komponen yang berpengaruh terhadap seseorang dalam membuat keputusan etik.

197
2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui hubungan yang baik antar perawat, pasien/klien, dan masyarakat
dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan.
Tujuan Khusus
Setelah mengetahui tentang hubungan perawat dengan pasien/klien, sesama perawat, dan
masyarakat, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengembangkan sikap personal atau pribadi dan profesional.
2. Menciptakan ilmu dan mempertahankan kepercayaan antara perawat dan pasien, perawat dan
profesi lain, dan antara perawatan dan masyarakat.
3. Menerapkan ilmu dan prinsip keperawatan dalam praktek dan situasi yang nyata.

198
3. MATERI

2.1 Hubungan antara perawat dengan pasien


Pasien/klien adalah fokus dari upaya asuhan keperawatan yang diberikan oleh
perawat, sebagai salah satu komponen tenaga kesehatan. Dasar hubungan antara
perawat dan pasien adalah hubungan yang saling menguntungkan (mutual humanity).

Hubungan perawat dengan pasien adalah suatu wahana untuk mengaplikasikan proses
keperawatan pada saat perawat dan pasien berinteraksi kesediaan untuk terlibat guna
mencapai tujuan asuhan keparawatan. Hubungan perawat dan pasien adalah hubungan
yang direncanakan secara sadar, bertujuan dalam kegiatannya dipusatkan untuk
mencapai kesembuhan pasien. Dalam hubungan itu perawat menggunakan
pengetahuan komunikasi guna memfasilitasi hubungan yang efektif.

Pada dasarnya hubungan perawat dengan pasien bersifat profesional yang diarahkan
pada pencapaian tujuan, tujuannya yaitu untuk mencapai kesembuhan. Hubungan
perawat dengan pasien merupakan hubungan interpersonal titik tolak saling memberi
pengertian.
Hubungan yang baik antara perawat dengan pasien/klien akan terjadi bila :

1. Terdapat rasa saling percaya antara perawat dengan pasien;


2. Perawat benar-benar memahami tentang hak-hak pasien dan harus melindungi hak tersebut,
salah satunya adalah hak untuk menjaga privasi pasien/klien;
3. Perawat harus sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada pribadi pasien
yang disebabkan oleh penyakit yang dideritanya, antara lain kelemahan fisik dan
ketidakberdayaan dalam menentukan sikap atau pilihan sehingga tidak dapat menggunakan hak
dan kewajibannya dengan baik;
4. Perawat harus memahami keberadaan pasien atau klien sehingga dapat bersikap sabar dan tetap
memperhatikan pertimbangan etis dan moral;
5. Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas segala resiko yang mungkin timbul
selama pasien dalam perawatan;

199
6. Perawat sedapat mungkin berusaha untuk menghindari konflik antara nilai-nilai pribadinya
dengan nilai-nilai pribadi pasien/klien dengan cara membina hubungan yang baik antara pasien,
keluarga, dan teman sejawat serta dokter untuk kepentingan pasiennya.

Contoh kasus :
Tuan dan Nyonya Harun Al Rasyid yang berusia 65 dan 60 tahun, pada hari minggu pergi
mengunjungi anaknya dengan mobil pribadi. Mobil tersebut dikemudikan sendiri oleh isterinya yang
berusia 60 tahun ditengah perjalanan, mobil tersebut mengalami kecelakaan yang mengakibatkan
tuan Harun Al Rasyid meninggal dunia setelah dibawa kerumah sakit ; sedangkan Nyonya Harun
tidak sadarkan diri. Setelah 2 hari dirawat Nyonya Harun baru sadarkan diri dan bertanya kepada
perawat yang bertugas tentang keberadaan suaminya.

Bila perawat berterus terang mengatakan bahwa suaminya telah meninggal, maka ia khawatir akan
dampaknya terhadap kesehatan Nyonya Harun karena secar klinis, keadaan fisik atau mental Nyonya
Harun masih sangat lemah. Bila perawat tidak mengatakan yang sebenarnya, hal ini berarti perawat
tidak jujur atau berbohong.

Hal-hal seperti itu sangatlah dilematis bagi perawat. Disatu sisi perawat harus berkata jujur, di sisi
lainnya perawat dituntut menjadi pembela bagi hak-hak Nyonya Harun yang masih lemah kondisi
fisik maupun mentalnya. Dalam hal ini, kejujuran perawat dapat berakibat fatal bagi diri Nyonya
Harun.

Disini terlihat bahwa perawat tersebut memiliki konflik nilai. Haruskah perawat tersebut mengatakan
secara jujur ataukah ia harus berbohong. Perawat harus berkata secara bijaksana bahwa kesehatan
Nyonya Harun lebih penting untuk dipertahankan. Perawat juga harus dapat mempertahankan
pendapatnya, baik terhadap keluarga pasien, petugas lain, maupun teman sejawat.

2.2 Hubungan perawat dengan profesi lain


a. Definisi
Di Indonesia ada berbagai macam profesi dalam kesehatan. Profesi tersebut juga mengakibatkan
banyaknya institusi kesehatan, diantaranya dokter, bidan, ahli gizi, kesehatan masyarakat, radiologi,
teknobiomedik, analis kesehatan, dan perawat. Semua profesi tadi diwajibkan saling bekerjasama
dalam menjalankan profesionalitas profesinya masing-masing.

200
Kolaborasi pendidikan dan praktik antar profesi kesehatan tentunya sangat dibutuhkan. Kolaborasi
merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan kerja sama
yang dilakukan pihak tertentu.

b. Trend dan Issue yang terjadi


Hubungan perawat-dokter adalah suatu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama dikenal
ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perspektif yang berbeda dalam memandang pasien,
dalam prakteknya menyebabkan munculnya hambatan-hambatan teknik dalam melakukan proses
kolaborasi.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa aspek positif yang dapat timbul jika hubungan kolaborasi
dokter-perawat berlangsung baik. American Nurses Credentialing Center (ANCC) melakukan
risetnya pada 14 rumah sakit melaporkan bahwa hubungan dokter-perawat bukan hanya mungkin
dilakukan, tetapi juga berlangsung pada hasil yang dialami pasien ( Kramer dan Schamalenberg,
2003).

Hambatan kolaborasi dokter dan perawat sering dijumpai pada tingkat profesional dan institusional.
Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadi sumber utama ketidaksesuaian yang membatasi
pendirian profesional dalam aplikasi kolaborasi. Dokter cenderung pria, dari tingkat ekonomi lebih
tinggi dan biasanya fisik lebih besar dibandingkan perawat, sehingga iklim dan kondisi sosial masih
mendukung dominasi dokter. Inti sesungguhnya dari konflik perawat dan dokter terletak pada
perbedaan sikap profesional mereka terhadap pasien dan cara berkomunikasi diantara keduanya.

Dari hasil observasi penulis dirumah sakit nampaknya perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan belum dapat melaksanakan fungsi kolaborasi khusus dengan dokter. Perawat bekerja
memberikan pelayanan kepada pasien berdasarkan instruksi medis yang juga didokumentasikan
secara baik, sementara dokumentasi asuhan keperawatan meliputi proses keperawatan tidak ada.
Disamping itu hasil wawancara penulis dengan beberapa perawat rumah sakit pemerintah dan
swasta, mereka menyatakan bahwa banyak kendala yang dihadi dalam melaksanakan kolaborasi,
diantaranya pandangan dokter yang selalu menganggap bahwa perawat merupakan tenaga
vokasional, perawat sebagai asistennya, serta kebijakan rumah sakit yang kurang mendukung. Isu-isu
tersebut jika tidak ditanggapi dengan benar dan proporsional di khawatirkan dapat menghambat
upaya melindungi kepentingan pasien dan masyarakat yang membutukan jasa pelayanan kesehatan,
serta menghambat upaya pengembangan dari keperawatan sebagai profesi.
201
Contoh kasus :
Perawat Ranti, S.Kp. adalah lulusan fakultas ilmu keperawatan yang bertugas di ruang ICU rumah
sakit tipe B. Dalam menjalankan tugasnya, Ranti sangat berdisiplin dan teliti terhadap pelaksanaan
asuhan keperawatan pasien. Oleh karena itu, Ranti sangat dipercaya oleh dokter jaga yang bernama
dr. Alex. Bila Ranti bertugas dengan waktu yang bersamaan dengan dr. Alex, Ranti sering mendapat
pesan bahwa dr. Alex tidak dapat hadir dan diberi petunjuk atau protokol bila terjadi perubahan pada
kondisi pasiennya dan Ranti diwajibkan melapor melalui telepon atau ponselnya.

Dalam hal ini, seharusnya Ranti dan dr. Alex mempunyai tanggung jawab yang berbeda baik dalam
menjalankan tugas maupun tanggung jawab terhadap pasien. Walapun Ranti dapat menjalankan
tugas dengan baik, akan tetapi, terjadi konflik-konflik dalam nilai-nilai pribadinya, apakah ia perlu
menjelaskan kepada dr. Alex bahwa tanggung jawab tugas mereka berbeda, dan tidak dapat
dilimpahkan begitu saja padanya tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan atau apakah ia
perlu melaporkan kepada pihak rumah sakit bahwa dr. Alex sering tidak hadir untuk menjalankan
tugasnya sebagai dokter jaga.

Hal ini perlu dipertimbangkan dengan matang agar hubungan kerja perawat dan dokter tersebut dapat
terjalin dengan baik dan dapat berperan sesuai profesinya masing-masing.

2.3 Hubungan perawat dengan masyarakat


Definisi
Perawat mengembangkan tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga, dan masyarakat

1. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada tanggung jawab yang
bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.

202
2. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup
beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
3. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga dan masyarakat senantiasa
dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.
4. Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga dan masyarakat dalam
mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan khususnya serta upaya kesejahteraan umum
sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan masyarakat.

203
4. DAFTAR PUSTAKA

https://novitasariparamitha.blogspot.com/2014/04/konsep-hubungan-perawat-
anggota.html.
https://robipratamafaizal.blogspot.com/2013/10/makalah-etika-keperawatan.html.
https://aneka-wacana.blogspot.com/2012/03/pola-hubungan-perawat-dengan-
profesi.html.
https://kramerdanschamalenberg.blogsot.com/2003/10/trend-dan-issue-yang-
terjadi.html.
https://agusvanveoten.blogspot.com
Hj. Nila Ismani, SKM.jakarta:widya medika,2001.hal 41-48.

5. RINGKASAN

Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas pelayanan/asuhan
keperawatan yang diberikan. Oleh sebab itu, pemberian pelayanan atau asuhan keperawatan harus
berdasarkan pada landasan hukum dan etika keperawatan. Standar asuhan perawat di Indonesia
sangat diperlukan untuk melaksanakan praktek keperawatan, sedangkan etika keperawatan telah
diatur oleh organisasi profesi.

Etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan,
etik bicara tentang hal yang benar dan hal yang salah dan di dalam etik terdapat nilai-nilai moral yang
merupakan dasar perilaku manusia. Prinsip-prinsip moral telah banyak diuraikan dalam teori
termasuk di dalamnya, bagaimana nilai-nilai moral di dalam profesi keperawatan. Penerapan nilai
moral profesional sangat penting dan sesuatu yang tidak boleh ditawar lagi dan harus dilaksanakan
dalam praktek keperawatan.

204
6. TES

1. Pernyataan yang komprehensif dari bentuk tugas dan pelayanan dari profesi yang
memberi tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan praktek di bidang
profesinya, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga, masyarakat dan
teman sejawat, profesi dan diri sendiri, disebut...
a. Hukum keperawatan
b. Tanggung jawab keperawatan
c. Hak perawat
d. Kode etik keperawatan
e. Semua salah

2. Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengukur..


a. Perilaku moral dalam keperawatan
b. Tanggung jawab keperawatan
c. Kerja keras keperawatan
d. Tolak ukur pelayanan
e. Semua benar

3. Berikut ini yang merupakan hak-hak perawat, kecuali


a. Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya
b. Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi
sesuai dengan latar belakang pendidikannya
c. Perawat berhak untuk menolak keinginan pasien atau klien yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan, serta standard an kode etik profesi
d. Perawat mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan
e. Semua salah

205
4. Berikut ini merupakan kewajiban perawat, kecuali
a. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien
b. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien/klien untuk
menjalankan ibadahnya sesuati dengan agama dan kepercayaan masing-
masing
c. Berpartisipasi dalam organisasi sosial dan politik yang mewakili perawat
dalam meningkatkan asuhan keperawatan.
d. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien/klien untuk
menjalankan ibadahnya sesuati dengan agama dan kepercayaan masing-
masing
e. Semua salah

5. Mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan keperawatan


yang akan diterimanya, merupakan hak dari
a. Hak pasien
b. Hak dokter
c. Hak perawat
d. Hak rumah sakit
e. Hak sejawat

6. Bertanggungjawab terhadapnya, berkewajiban untuk menyelesaikan biaya


pengobatan, perawatan dan pemeriksaan yang diperlukan selam
perawatannya,merupakan tanggung jawab dari..
a. Tanggung jawab perawat
b. Tanggung jawab pasien
c. Tanggung jawab keluarga
d. Tanggung jawab institusi
e. Tanggung jawab sejawat

7. Dokter memberikan bantuan dalam bentuk perlakuan/ pengobatan. Timbal


baliknya, pasien diharapkan bekerja sama dengan mentaati anjuran dokter. Dalam
model ini, dokter mengetahui apa yang terbaik bagi pasien, memegang apa yang
diminati pasien dan bebas dari prioritas yang lain. Model ini bersifat paternalistic
atau sedikit lebih rendah, merupakan model hubungan secara…
206
a. Hubungan saling membantu
b. Hubungan timbal balik
c. Hubungan Partisipasi Mutual
d. Hubungan Aktivitas – Pasivitas
e. Semua salah
8. Suatu model dimana perawat dan dokter berperan aktif dan pasien berperan pasif.
Model ini tepat untuk bayi, pasien koma, pasien dibius, dan pasiendalam keadaan
darurat. Dokter berada pada posisi mengatur semuanya, merasa mempunyai
kekuasaan, dan identitas pasien kurang diperhatikan, merupakan model dari..
a. Aktivitas-pasivitas
b. Hubungan timbal balik
c. Hubungan Partisipasi Mutual
d. Hubungan timbal balik
e. Tidak ada hubungan

9. Ketentuan mengenai standar profesi dan hak – hak klien ditetapkan dengan
peraturan pemerintah, bunyi undang – undang kesehatan nomor............
a. No. 23 tahun 2000 pasal 52
b. No. 23 tahun 2001 pasal 52
c. No. 23 tahun 2002 pasal 52
d. No. 23 tahun 1992 pasal 52
e. No. 23 tahun 1945 pasal 52

10. Ketika klien berusia lanjut menolak untuk mengenakan tongkat atau alat bantu
lain sewaktu berjalan karena ia ingin berjalan dengan bebas. Pertanyaan di atas
yang termasuk permasalahan dasar etika yaitu....
a. Kebebasan versus penanganan dan pencegahaan bahaya
b. Terapi ilmiah konvensional versus terapi tidak ilmiah dan coba - coba
c. Berkata jujur versus berkata bohong
d. Kuantitas hidup versus kualitas hidup
e. Semua salah

207
7. GLOSARIUM
Asuhan Keperawatan : Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan berbagai
tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan,
berpedoman pada standar asuhan keperawatan dalam lingkup wewenang
serta tanggung jawab keperawatan, dalam menjalankan asuhan
keperawatan, perawat selalu mengadakan hubungan dengan pasien. Disisi
lain peningkatan hubungan antara perawat dengan pasien dapat dilakukan
melalui penerapan proses keperawatan.

Pasien atau Klien : Pasien/klien adalah fokus dari upaya asuhan keperawatan yang
diberikan oleh perawat, sebagai salah satu komponen tenaga
kesehatan.

208
8. KUNCI JAWABAN

1. D. Kode etik keperawatan


2. A. Perilaku moral dalam keperawatan
3. D. Perawat mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan
4. C. Berpartisipasi dalam organisasi sosial dan politik yang mewakili perawat dalam
meningkatkan asuhan keperawatan.
5. A. Hak pasien
6. B. Tanggung jawab pasien
7. A. Hubungan saling membantu
8. A. Aktivitas-pasivitas
9. D. No. 23 tahun 1992 pasal 52
10. A. Kebebasan versus penanganan dan pencegahaan bahaya

209

Anda mungkin juga menyukai