Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

KONSEP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Promosi Kesehatan

Dosen Pembimbing: Maulida N. O., S.Kep. Ns. M.Kes.

Disusun Oleh:

Alfiatus Mutmainnah (14.401.20.004)

Amalya Dela Avissyah (14.401.20.005)

Anisa Lailatus Sarifah (14.401.20.006)

AKADEMI KESEHTAN RUSTIDA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

KRIKILAN – GLENMORE – BANYUWANGI

2020/2021

KATA PENGANTAR
2

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat” ini dengan lancar. Atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berupaya optimal. Semoga
makalah ini dapat memberi wawasan yang lebih luas kepada pembacanya.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusunan mohon
untuk saran dan kritiknya. Terimakasih.

Krikilan, 10 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................3

2.1 Definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.........................................3

2.2 Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat..........................................3

2.3 Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat........................................4

2.4 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.......................................4

BAB III PENUTUP...............................................................................12

3.1 Simpulan............................................................................................12

3.2 Saran..................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

iii
11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah kesehatan yang ada di masyarakat sangatlah banyak dan beragam
macamnya. Penulusuran dari rumah ke rumah merupakan cara paling efektif
untuk mengetahui secara nyata masalah kesehatan yang sebenarnya dihadapi
oleh masyarakat. Sebagian masyarakat ada yang menyadari dan juga ada yang
tidak menyadari bahwa ada masalah kesehatan yang sedang dialami
(Nurhajanti, 2011).Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosialyang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis (UU No. 36 tahun 2009). Peningkatan derajat
kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku sehingga peningkatan
perilaku hidup bersih dan sehat perlu memperoleh perhatian utama dalam
pembangunan kesehatan.
Aspek perilaku merupakan hal yang paling penting agar terwujud status
kesehatan masyarakat yang semakin meningkat. Seluruh anggota masyarakat,
baik secara individu maupun kelompok harus berperilaku hidup sehat, serta
mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan
peningkatan kesehatan masyarakat tersebut, maka pemerintah membuat suatu
program yang dinamakan “Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau
PHBS” (Maryuani, 2012).
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan
(advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam
rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan masyarakat
(Depkes RI, 2011).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dimuat oleh media
cetak Harian Solopos (2018), setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-
negara berkembang meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang
disebabkan oleh tingkat sanitasi dan hygiene yang buruk. WHO merangking
negara-negara dengan sanitasi terburuk di dunia dan Indonesia menduduki
peringkat ketiga negara yang memiliki sanitasi terburuk/tidak layak pada
2017, sementara peringkat pertama ditempati India dan peringkat kedua
Tiongkok. Minimnya pelaksanaan PHBS dalam aktivitas sehari-hari akhirnya
berdampak pada timbulnya penyakit menular dan tidak menular. Meski
penerapannya terkesan sederhana, masih banyak masyarakat yang
mengabaikan peran PHBS dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
2. Bagaimana tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
3. Bagaimana program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
4. Bagaimana indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
1.3 Tujuan
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat memahami
1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
3. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
4. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

iii
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Keluarga merupakan lembaga terkecil dari masyarakat, maka
pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari pemberdayaan keluarga.
Keluarga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat, karena dalam keluarga terjadi komunikasi dan
interaksi antara anggota keluarga yang menjadi awal penting dari
suatu proses pendidikan perilaku. Beberapa anggota rumah tangga
mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan tidak menular.
Oleh karena itu, untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah
tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS (KemenkesRI,
2016).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu
menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2011).
PHBS dapat dilakukan di berbagai tatanan yaitu di rumah tangga, di
sekolah, di tempat kerja, di tempat umum, dan di institusi kesehatan.
Pengetahuan tentang PHBS sangat penting dikuasai oleh setiap
individu di dalam rumah tangga, terutama kepala keluarga.
Pengetahuan kepala keluarga tentang PHBS sangat berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku setiap anggota keluarga menuju pola
hidup bersih dan sehat dalam sehari-hari. Jika salah satu indikator
PHBS dalam tatanan rumah tangga tidak terlaksana, maka kategori
PHBS dalam keluarga itu adalah buruk (Razwanti, 2004).
2.2 Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses penyadartahuan
yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam
menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat.

ii
mencapai rumah tangga sehat, setiap anggota keluarga menjadi sehat,
tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas serta anggota
keluarga giat bekerja. Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan
kemampuan anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS.
2.3 Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan
suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat,
dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan
melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana
(Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannyaPHBS tatanan rumah
tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu melaksananakan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga
sehat. Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku
yang dapat menciptakan rumah tangga ber-PHBS, yang mencakup
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI
eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakanair bersih,
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban
sehat, memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari,
melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam
rumah (Permenkes Nomor 2269 Tahun 2011).
2.4 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Indikator diperlukan untuk menilai apakahaktifitas pokok yang
dijalankan telahsesuai dengan rencanadanmenghasilkan dampak yang
diharapkan. Dengan demikian indikator merupakan suatu alat ukur

iii
2

untuk menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan keadaan dari


suatu hal yang menjadi pokok perhatian. Berikut beberapa indikator
yang perlu diperhatikan:
1.Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga persalinan
lainnya). Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan diharapkan
dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan akan lebih menjamin keselamatan ibu
maupun bayi.
2.Memberi bayi ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja tanpa memberi
makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai usia 6
bulan. ASI banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Bayi yang diberikan ASI tidak sering sakit karena ASI mengandung
kekebalan seperti leukosit 4000/ml, mengandung IgA
3.Menimbang bayi dan balita setiap bulan
Tujuannya adalah agar balita yang dimaksud dapat dipantau
pertumbuhannya setiap bulan dari usia 1 tahun sampai 5 tahun di
Posyandu. Menimbang balita setiap bulan maka dapat diukur
pertumbuhannya. Menimbang berat badan juga merupakan skrining
atau deteksi penyimpangan tumbuh kembang.
4.Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar setiap makhluk hidup untuk
melakukan aktivitasnya. Air dipergunakan sehari-hari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat
dapur, mencuci pakaian, dan sebagianya. Oleh karena itu, air yang
digunakan harus bersih, agar tidak terkena penyakit atau terhindar
dari penyakit.Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indera
kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba) berikut
merupakan syarat-syarat air bersih secara fisik yaitu :

ii
a.Air tidak berwarna harus bening/jernih.
b.Air tidak keruh, harus bebas dari debu, pasir, sampah, busa, dan
kotoran lainnya.
c.Air tidak berasa, tidak berasa asin, asam, payau, dan pahit, harus
terbebas dari bahan kimia beracun.
d.Air tidak berbau, seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.

Manfaat menggunakan air bersih yaitu terhindar dari gangguan


penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit
mata, kulit atau keracunan serta setiap anggota keluarga terpelihara
kebersihan dirinya. Terdapat cara untuk menjaga kebersihan sumber
air bersih yaitu :
a.Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan
sampah, paling sedikit 10 meter.
b.Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar.
c.Sumur gali, pompa, kran umum, dan mata air harus dijaga
bangunannya agar tidak rusak seperti lantai sumur sebaiknya kedap
air dan tidak boleh retak, bibir sumur harus diplester dan sumur
sebaiknya diberi penutup.
d.Tidak ada genangan air di sekitar sumber air, bercak-bercak
kotoran,dan tidak berlumut pada lantai/dinding sumur.
5. Mencuci tangan pakai sabun
Mencuci tangan pakai sabun adalah tindakan membersihkan
tangan dengan air bersih mengalir dan memakai sabun untuk
membersihkan kotoran/membunuh kuman serta mencegah penularan
penyakit. Jika tangan kotor maka tubuh sangat berisiko terhadap
masuknya mikroorganisme yang menempel di tangan. Cuci tangan
dengan sabun dapat membunuh bakteri.
a.Waktu yang tepat untuk memcuci tanga
1)Setelah buang air besar
2)Sebelum makan dan menyuapi anak

iii
2

3)Sebelum menyusui bayi


4)Setiap kali tangan kotor (setelah memegang uang, binatang,
berkebun, dan lain-lain)
5)Sebelum memegang makanan dan setelah makan6)Setelah
bersin, batuk dan membuang ingus
b.Manfaat mencuci tangan
1)Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan
2)Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri,
typus, cacingan, penyakit kulit, ISPA, SARS
3)Tangan menjadi bersih dan bebas kuman
c.Cara mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut :
1)Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan menggunakan
sabun khusus anti bakteri
2)Menggosok tangan setidaknya selama 15 –20 detik
3)Membersihkan bagian telapak tangan, pergelangan tangan,
punggung tangan, sela –sela jari dan kuku.
4)Membasuh tangan sampai bersih dengan air mengalir
5)Mengeringkan dengan handuk bersih
6)Menggunakan tisu atau handuk sebagai penghalang ketika
mematikan kran air.

6. Menggunakan jamban sehat


Menggunakan Jamban SehatJamban adalah suatu ruangan
yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia, yang
terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
atau tanpa leher angsa(cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air bersih untuk membersihkannya.
Jenis-jenis jamban yang dianjurkan yaitu
a.Jamban cemplung
Jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi

ii
menyimpan kotoran/tinja dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke
dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang dan
diharuskan ada penutup
b.Jamban tangka
Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa
tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses
penguraian kotoran manusia yang dilengkapi resapan. Penggunaan
jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat
dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber air yang
ada di sekitarnya. Jamban yang sehat juga memiliki syarat seperti
tidak mencemari sumber air, tidak berbau, mudah dibersihkan,
penerangan, dan ventilasi yang cukup. Alasan harus menggunakan
jamban:
a. Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau
b. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya
c. Tidak mengundang lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit diare, kolera, disentri, typus, cacingan,
penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.
Syarat jamban sehat, yaitu:
a) Tidak mencemari sumber air minum ( jarak sumber air
minum dengan penampungan minimal 10 meter)
b) Tidak berbau
c) Kotoran tidak terjamah serangga dan tikus
d) Tidak mencemari tanah sekitar
e) Mudah dibersihkan dan aman digunakan
f) Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g) Penerangan dan ventilasi yang cukup
h) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
i) Tersedia air, sabun danalat pembersih
Cara memelihara agar jamban sehat, yaitu:
a.Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air

iii
2

b.Bersihkan jamban secara teratur


c.Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
d.Tidak ada serangga dan tikus yang berkeliaran
e.Tersedia alat pembersih dan air bersih
f.Bila ada kerusakan, segara perbaiki
7. Memberantas jentik nyamuk
Melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk di rumah satu kali
seminggu agar tidak terdapat jentik nyamuk pada tempat-tempat
penampungan air, vas bunga, pot bunga/alas pot bunga, wadah
penampungan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas dan
barang-barang bekas/tempat-tempat yang bisa menampung air yang
dilakukan secara teratur setiap minggu. Pemberantasan sarang
nyamuk dengan cara 3M plus (menguras. menutup dan mengubur
plus menghindari gigitan nyamuk)Pemberantasan sarang nyamuk
dengan cara 3M plus yaitu:
a. Menguras dan menyilat tempat-tempat penampungan air
seperti bak mandi, tatakan kulkas, alas/tatakan pot
kembang
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti
lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang
dapat menampung air hujan
c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang
dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas,
plastik-plastik yang dibuang sembarangan.
d. Plus menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan
kelambu, memakai obat atau lotion yang dapat mencegah
gigitan nyamuk, menghindari kebiasaan menggantung
pakaian dalam kamar, mengupayakan pencahayaan dan
ventilasi yang memadai, menaburkan larvasida di tempat-
tempat yang sulit dikuras, memelihara ikan pemakan

ii
jentik di kolam/bak penampungan air, dan menanam
tanaman anti nyamuk
Manfaat rumah bebas jentik yaitu :
a. Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan
penyakit dengan perantra nyamuk dapat dicegah atau
dikurangi.
b. Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit seperti DBD,
malaria, chikungunya, atau kaki gajah
c. Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat
8. Makan sayur dan buah setiap hari
Pilihan buah dan sayur yang bebas peptisida dan zat berbahaya
lainnya. Biasanya ciri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit
lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar. Anggota keluarga umur
10 tahun keatas mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayuran atau sebaliknya setiaphari.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Semua anggota kelurga sebaiknya melakukan aktivitas fisik
minimal 30 menit setiap hari misalnya jalan, lari, senam, dan
sebagainya. Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit
30 menit dalam sehari , sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-
paru, dan alat tubuh lainnya.
10.Tidak merokok di dalam rumah
Tidak boleh merokok di dalam rumah dimaksudkan agar tidak
menjadikan anggota keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang
berbahaya bagi kesehatan. Karena dalam satu batang rokok yang
dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya
seperti nikotin, tar dan carbonmonoksida (CO). Perokok aktif
adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan
sekecil apapun, walau hanya 1 batang dalam sehari; atau orang
yang menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau sekedar
coba-coba dan cara menghisap rokok hanya sekedar

iii
2

menghembuskan asap walau tidak diisap masuk ke dalam paru-


paru. Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi
menghirup asap rokok orang lain

ii
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang


dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu
menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2011). PHBS dapat
dilakukan di berbagai tatanan yaitu di rumah tangga, di sekolah, di tempat
kerja, di tempat umum, dan di institusi kesehatan.

3.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai


tenaga kesehatan dapat memahami tentang perilaku hidup bersih dan sehat
dalam promosi kesehatan dalam rangka mendisiplinkan anggota keluarga
serta memutus rantai penyakit.

iii
2

DAFTAR PUSTAKA
Sativa Oryza. 2020. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS KEPALA
KELUARGA DALAM TATANAN RUMAH TANGGA DI PADUKUHAN
JOWAHAN, DESA SUMBERAGUNG, KECAMATAN MOYUDAN, SLEMAN.
Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Yulia Astuti, Sumardiyono, Limawan Budi Wibowo, Haris Hermawan. 2013.


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Modul field lab, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.

ii

Anda mungkin juga menyukai