Disusun Oleh:
2020/2021
KATA PENGANTAR
2
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat” ini dengan lancar. Atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berupaya optimal. Semoga
makalah ini dapat memberi wawasan yang lebih luas kepada pembacanya.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusunan mohon
untuk saran dan kritiknya. Terimakasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
3.1 Simpulan............................................................................................12
3.2 Saran..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
iii
11
BAB I
PENDAHULUAN
iii
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Keluarga merupakan lembaga terkecil dari masyarakat, maka
pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari pemberdayaan keluarga.
Keluarga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat, karena dalam keluarga terjadi komunikasi dan
interaksi antara anggota keluarga yang menjadi awal penting dari
suatu proses pendidikan perilaku. Beberapa anggota rumah tangga
mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan tidak menular.
Oleh karena itu, untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah
tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS (KemenkesRI,
2016).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu
menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2011).
PHBS dapat dilakukan di berbagai tatanan yaitu di rumah tangga, di
sekolah, di tempat kerja, di tempat umum, dan di institusi kesehatan.
Pengetahuan tentang PHBS sangat penting dikuasai oleh setiap
individu di dalam rumah tangga, terutama kepala keluarga.
Pengetahuan kepala keluarga tentang PHBS sangat berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku setiap anggota keluarga menuju pola
hidup bersih dan sehat dalam sehari-hari. Jika salah satu indikator
PHBS dalam tatanan rumah tangga tidak terlaksana, maka kategori
PHBS dalam keluarga itu adalah buruk (Razwanti, 2004).
2.2 Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses penyadartahuan
yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam
menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat.
ii
mencapai rumah tangga sehat, setiap anggota keluarga menjadi sehat,
tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas serta anggota
keluarga giat bekerja. Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan
kemampuan anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS.
2.3 Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan
suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat,
dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan
melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana
(Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannyaPHBS tatanan rumah
tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu melaksananakan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga
sehat. Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku
yang dapat menciptakan rumah tangga ber-PHBS, yang mencakup
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI
eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakanair bersih,
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban
sehat, memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari,
melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam
rumah (Permenkes Nomor 2269 Tahun 2011).
2.4 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Indikator diperlukan untuk menilai apakahaktifitas pokok yang
dijalankan telahsesuai dengan rencanadanmenghasilkan dampak yang
diharapkan. Dengan demikian indikator merupakan suatu alat ukur
iii
2
ii
a.Air tidak berwarna harus bening/jernih.
b.Air tidak keruh, harus bebas dari debu, pasir, sampah, busa, dan
kotoran lainnya.
c.Air tidak berasa, tidak berasa asin, asam, payau, dan pahit, harus
terbebas dari bahan kimia beracun.
d.Air tidak berbau, seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
iii
2
ii
menyimpan kotoran/tinja dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke
dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang dan
diharuskan ada penutup
b.Jamban tangka
Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa
tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses
penguraian kotoran manusia yang dilengkapi resapan. Penggunaan
jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat
dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber air yang
ada di sekitarnya. Jamban yang sehat juga memiliki syarat seperti
tidak mencemari sumber air, tidak berbau, mudah dibersihkan,
penerangan, dan ventilasi yang cukup. Alasan harus menggunakan
jamban:
a. Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau
b. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya
c. Tidak mengundang lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit diare, kolera, disentri, typus, cacingan,
penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.
Syarat jamban sehat, yaitu:
a) Tidak mencemari sumber air minum ( jarak sumber air
minum dengan penampungan minimal 10 meter)
b) Tidak berbau
c) Kotoran tidak terjamah serangga dan tikus
d) Tidak mencemari tanah sekitar
e) Mudah dibersihkan dan aman digunakan
f) Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g) Penerangan dan ventilasi yang cukup
h) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
i) Tersedia air, sabun danalat pembersih
Cara memelihara agar jamban sehat, yaitu:
a.Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air
iii
2
ii
jentik di kolam/bak penampungan air, dan menanam
tanaman anti nyamuk
Manfaat rumah bebas jentik yaitu :
a. Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan
penyakit dengan perantra nyamuk dapat dicegah atau
dikurangi.
b. Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit seperti DBD,
malaria, chikungunya, atau kaki gajah
c. Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat
8. Makan sayur dan buah setiap hari
Pilihan buah dan sayur yang bebas peptisida dan zat berbahaya
lainnya. Biasanya ciri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit
lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar. Anggota keluarga umur
10 tahun keatas mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayuran atau sebaliknya setiaphari.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Semua anggota kelurga sebaiknya melakukan aktivitas fisik
minimal 30 menit setiap hari misalnya jalan, lari, senam, dan
sebagainya. Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit
30 menit dalam sehari , sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-
paru, dan alat tubuh lainnya.
10.Tidak merokok di dalam rumah
Tidak boleh merokok di dalam rumah dimaksudkan agar tidak
menjadikan anggota keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang
berbahaya bagi kesehatan. Karena dalam satu batang rokok yang
dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya
seperti nikotin, tar dan carbonmonoksida (CO). Perokok aktif
adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan
sekecil apapun, walau hanya 1 batang dalam sehari; atau orang
yang menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau sekedar
coba-coba dan cara menghisap rokok hanya sekedar
iii
2
ii
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
iii
2
DAFTAR PUSTAKA
Sativa Oryza. 2020. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS KEPALA
KELUARGA DALAM TATANAN RUMAH TANGGA DI PADUKUHAN
JOWAHAN, DESA SUMBERAGUNG, KECAMATAN MOYUDAN, SLEMAN.
Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
ii