Dosen Pembimbing :
Nel Efni, S. Pd, M. Pd
Ns. Mila Triana Sari, M. Kep
Disusun Oleh:
Kelompok 3
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Illahi Robbi atas semua berkat
dan rahmatNya hingga dapat menyelasaikan penyusunan Proposal Pendidikan
dalam Keperawatan, yang berjudul “Satuan Acara Penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat” yang akan dilaksanakan di Pesantren.
Kegiatan penyuluhan ini akan dilaksanakan dalam rangka tugas kelompok
Pendidikan dalam Keperawatan, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
santri sehingga dapat membentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
melalui penyuluhan mengenai PHBS.
Kegiatan penyuluhan ini akan dilaksanakan November 2019. Harapan kami
semoga kegiatan penyuluhan ini berguna bagi santri dan dapat terlaksana sesuai
dengan rencana, Aamiin ya Robbal Alaamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................1
1.2 Permasalahan Mitra.................................................................................................3
BAB II SOLUSI YANG DITAWARKAN DAN TARGET LUARAN
2.1 Target yang Ditawarkan dan yang Ingin Dicapai....................................................4
2.2 Solusi yang Ditawarkan dan yang Ingin Dicapai....................................................4
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Pelaksanaan Kegiatan..............................................................................................5
3.2 Evaluasi....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Analisis Situasi
Pesantren adalah suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam
menerima pelajaran-pelajaran agama Islam sekaligus tempat berkumpul dan tempat
tinggalnya. Kesan yang selama ini berkembang di masyarakat bahwa pondok
pesantren merupakan tempat kumuh, kondisi lingkungannya tidak sehat, dan pola
kehidupan yang ditunjukkan oleh santrinya sering kali kotor, lusuh dan sama sekali
tidak menunjang pola hidup yang sehat. Di pondok pesantren para santri hidup
bersama dengan banyak orang, bercampur baur dengan berbagai macam kondisi
orang serta memiliki aktivitas yang padat hingga larut malam.
Santri-santri yang berada di pondok Pesantren merupakan anak didik yang
pada dasarnya sama saja dengan anak didik di sekolah-sekolah umum yang harus
berkembang dan merupakan sumber daya yang menjadi generasi penerus
pembangunan yang perlu mendapat perthatian khusus terutama kesehatan dan
pertumbuhannya. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penularan
penyakit antar penghuni pesantren, apalagi jika daya tahan tubuh sedang rendah.
Penurunan daya tahan tubuh salah satunya disebabkan karena rendahnya
status gizi. Di samping itu, rendahnya status gizi juga dapat mengakibatkan
penurunan prestasi belajar, penurunan aktvitas fisik dan pada santriwati yang
berusia remaja dapat menimbulkan gangguan menstruasi sehingga akhirnya
dapat menyebabkan masalah pada kesehatan reproduksinya. Padahal santriwati
merupakan calon-calon ibu yang akan melahirkan generasi penerus bangsa.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS
adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat
mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat (Kementerian Kesehatan RI 2011 tentang
Panduan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Adapun visi umum
1
promosi kesehatan menurut World Health Organization (WHO) yaitu
meningkatnya kemampuan masyarakat untuk menjaga dan meningkatkan derajat
kesehatan, baik secara fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi maupun sosial (Notoatmodjo, 2010). Sedangkan Visi Promosi
Kesehatan di Indonesia adalah “PHBS 2010”, yang mengindikasikan tentang
terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat (Kholid, 2015).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih menjadi perhatian khusus
bagi pemerintah. Hal ini terlihat dari ditempatkannya PHBS sebagai salah satu
indikator capaian peningkatan kesehatan dalam program Sustainable
Development Goals (SDGs) 2015-2030. Dalam SDGs, PHBS merupakan strategi
pencegahan dengan dampak jangka pendek bagi peningkatan kesehatan dalam 3
tataran wilayah yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat (Kemenkes 2015 tentang
Profil Kesehatan Indonesia 2014).
Perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilakukan di berbagai tatanan
masyarakat, seperti tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja dan tempat-
tempat umum lainnya. Di Indonesia Kabupaten/Kota yang memiliki kebijakan
PHBS secara nasional pada tahun 2017 yaitu 60,89% . sebanyak 9 Provinsi
sudah mencapai 100% yaitu Sulawesi Barat, Gorontalo, Bali, DI Yogyakarta,
Jawa Tengah, DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Bengkulu. Provinsi dengn
presentase terendah adalah Nusa Tenggara Timur 18,18%, di Provinsi Jambi
berada di urutan ke-8 dengan presentase 72,73% (Profil Kesehatan Indonesia,
2017).
Penyakit yang sering ditemukan pada pondok pesantren karena anak
pesantren gemar sekali bertukar/pinjam-meminjam pakaian, handuk, sarung bahkan
bantal, guling dan kasurnya kepada sesamanya, sehingga disinilah kunci akrabnya
penyakit ini dengan dunia pesantren adalah Scabies. Scabies merupakan penyakit
zoonosis yang menyerang kulit,mudah menular dari manusia ke manusia, dari
hewan ke manusia atau sebaliknya, dapat mengenai semua ras dan golongan di
seluruh dunia yang disebabkan oleh tungau .
2
Kondisi seperti ini sangat memungkinkan terjadinya penularan penyakit
scabies kepada orang lain apabila para santri dan pengelolanya tidak sadar akan
pentingnya menjaga kebersihan baik kebersihan lingkungan maupun personal
hygiene. Sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi penyebaran penyakit
skabies salah satunya adalah dengan cara memberikan pendidikan kesehatan
tentang penyakit ini.
Dengan menerapkan PHBS di pondok pesantren oleh santri maka akan
membentuk mereka untuk memiliki kemampuan dan kemandirian dalam mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan pondok pesantren sehat.
BAB II
SOLUSI YANG DITAWARKAN DAN TARGET LUARAN
BAB III
SAP (METODE PELAKSANAAN)
3.1 Tujuan Penyuluhan
1) Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada santri
pondok pesantren Daarul Hufaazh Al-Islami
2) Tujuan Khusus
Serelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan siswa-siswi dapat:
a) Mendefinisikan pengertian perilaku hidup bersih dan sehat secara sederhana
4
b) Menjelaskan indikator apa saja yang termasuk dalam perilaku hidup bersih dan
sehat
c) Mengetahui dan mengaplikasikan siapa saja yang harus menjalankan perilaku
hidup bersih dan sehat
d) Mengetahui dan memprakitkan cara mencuci tangan yang baik
e) Mengetahui dampak buruk dari tidak dilakukannya perilaku hidup bersih dan
sehat
f) Mengetahui dan mendapatkan hasil dan pengaruh baik dari aplikasi perilaku
bersih dan sehat
g) Mengetahui dan menjelaskan penyakit apa saja yang dapat timbul jika perilaku
hidup bersih dan sehat di sekolah tidak dijalankan dengan baik.
Penyuluh : Elin
Tugas : memberikan penyuluhan
Observer : Endah, khudori, aliyah
Tugas : mengamati proses dan mencatat hasil penyuluhan.
Fasilitator : Cindy, siti makhruzah, fuji, lenni, meika
Tugas : memotivasi dan memfasilitasi peserta untuk berperan aktif selama proses
penyuluhan berlangsung
9) Setting tempat
5
P
S S S S S
S S S S S
Keterangan
Strategi Kegiatan
Tahap Kegiatan
No Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
1. 5 menit Pembukaan 1) Memberikan salam 1) Menjawab salam
2) Memperkenalkan diri, anggota 2) Memperhatikan
kelompok dan pembimbing 3) Memperhatikan
serta menyebutkan tugas 4) Menyetujui
masing-masing anggota
penyuluh.
3) Menjelaskan tujuan
penyuluhan
6
4) Menjelaskan kontrak waktu
2. 15 Menit Pelaksanaan 1) Menggali pengetahuan santri 1) Berpartisipasi
dan tanggung tentang perilaku hidup bersih 2) Memperhatikan
jawab dan sehat 3) Memperhatikan
2) Memberikan reinforcement 4) Berpartisipasi
positif atas jawaban yang 5) Berpartisipasi
disimpulkan
3) Menjelaskan tentang tentang
definisi, tujuan, manfaat dan
indikator perilaku hidup
bersih dan sehat
4) Memberikan kesempatan
kepada santri untuk bertanya
5) Memberikan jawaban
3.2 Evaluasi
a) Evaluasi struktur
(1) Sekitar 75% peserta dapat menghadiri kegiatan penyuluhan
(2) Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
(3) Peran dan tugas mahasiswa terlaksana sesuai perencanaan
b) Evaluasi proses
(1) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan
(2) Peserta hadir tepat waktu dan sekitar 75% peserta mengikuti penyuluhan sampai
selesai.
c) Evaluasi Hasil
(1) Santri mampu menyebutkan tentang definisi, tujuan, manfaat dan indikator
perilaku hidup bersih dan sehat
(2) Santri memiliki sikap yang positif tentang perilaku hidup bersih dan sehat
(3) Santri akan atau tetap setuju melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
7
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2007). Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren.
Depkes
Kementrian Kesehatan RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia
Suharmanto, Dewi Nur Sukma Purqoti, Harlina Putri Rusiana. (2015). Potensi Santri Dalam
Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Pondok Pesantren.
STIKES Yarsi Mataram
MATERI PENYULUHAN
MENGENAL PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)