Anda di halaman 1dari 14

TUGAS:

PENYULUHAN DAN KONSELING GIZI


PESISIR DAN KEPULAUAN

OLEH:
TASLAN
J1A117277
KELAS GIZI 017

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkah rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“PENYULUHAN DAN KONSELING GIZI PESISIR DAN KEPULAUAN”.
Makalah ini dibuat guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Saya dan
sebagai sarana untuk memperdalam pemahaman tentang penyuluhan gizi. Saya
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak terkait
dengan relevansi makalah ini agar bisa lebih baik.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua, terutama pada pribadi saya sendiri dan yang membaca
makalah ini Aamiin...Aamiin...Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamin......

Kendari, Maret 2020


Penulis

TASLAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Gizi seimbang adalah gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui
makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak Terganggu
penyakit, dan tubuh tetap sehat (Ira Mafira, 2012). Pemenuhan kebutuhan gizi
merupakan indikator penting dalam proses tumbuh kembang balita. Anak di
bawah 5 tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan
yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang maksimal setiap kilogram
berat badannya. Permasalahan gizi balita adalah kurangnya pemenuhan gizi
seimbang yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi yang
harus dipenuhi balita pada masa pertumbuhan (Sibagariang, 2010: 98). Jika
masalah gizi pada balita tidak mampu teratasi maka akan menyebabkan berat
badan kurang, mudah terserang penyakit, badan letih, penyakit defisiensi gizi,
malas, terhambatnya pertumbuhan dan perkambangan baik fisik maupun
psikomotor dan mental (Widodo, Rahayu, 2010: 45).
Menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan 165 juta anak
usia di bawah lima tahun mengalami gizi yang buruk. Resiko meninggal dari anak
yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang normal
(WHO, 2013). Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) pada
tahun 2007 prevalensi gizi kurang pada balita angkanya sebesar 18,4 %, terjadi
peningkatan pada tahun 2013 angkanya yaitu 19,6%. Di Indonesia jumlah balita
yang mengalami kekurangan gizi sebesar 3,7 juta. Pada tahun 2012 jumlah gizi
buruk di jawa timur 2,35%, gizi lebih 2,90%, gizi kurang 10,28%, gizi baik
84,45%. Di Ponorogo jumlah anak sangat kurus 12,77%, kurus32,73%, normal
54,55% (DinKes Ponorogo, 2014).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyuluhan?
2. Apa peranan Konseling Gizi dalam kehidupan Masyarakat?
3. Makanan apa saja yang dapat mengurangi resiko penyakit?

1.3 Tujuan
1. Untuk meningkatkan derajat kesehatan
2. Memberikan sikap, perilaku, dan pengetahuan tentang masalah-masalah
Gizi
3. Apa Peran konseling Gizi terhadapa masyarakat

1.4 Manfaat
1. Untuk Mengetahui Pentingnya Penyuluhan Kesehatan Terkait masalah
gizi dimasyarakat pesisir dan kepulauan
2. Agar dapat meningkatkan derjat kesehatan diwilayah tersebut
3. Untuk menimalisir resiko akibat masalah gizi
4. Mencegah penyakit-penyakit yang dapat menibulkan kematian
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyuluhan


Penyuluhan berdasar dari kata dasar “SULUH” atau OBOR, sekaligus
sebagai terjemahan dari kata “ Voorlichting” yang dapat diartikan sebagai
kegiatan penerangan atau memberikan terang bagi yang dalam kegelapan. Sebagai
proses penerangan, kegiatan penyuluhan tidak saja terbatas pada memberikan
penerangan, tetapi menjelaskan mengenai segala informasi yang ingin
disampaikan kepada kelompok sasaran yang akan menerima manfaat penyuluhan
(beneficiaries), sehingga mereka benar-benar memahami seperti yang dimaksud
oleh penyuluh. Penyuluhan tidak boleh bersifat searah tapi harus komunikasi
timbal balik (bersifat dua arah dan aktif) agar aspirasi masyarakat diketahui. Hal
ini penting, agar penyuluhan yang dilakukan tidak bersifat “ PEMAKSAAN
KEHENDAK” (indoktrinasi, agitasi, dll). Sehingga terjalin hubungan yang
harmonis antara penyuluh dan masyarakat /kliennya secara berkelanjutan.
Penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara
penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan “PERILAKU”
(Behaviour)yang merupakan perwujudan dari Pengetahuan , Sikap dan
Keterampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/ pihak lain , baik secara
langsung atau tidak langsung. Dengan kata lain kegiatan penyuluhan tidak hanya
berhenti pada penyebarluasan informasi/inovasi, dan memberikan penerangan
tetapi merupakan proses yang dilakukan secara terus menerus, sekuat tenaga dan
pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai terjadinya perubahan perilaku
yang ditunjukkan oleh penerima manfaat penyuluhan (beneficiaries) yang menjadi
klien penyuluhan.

2.2 Pengertian Penyuluhan Kesehatan


Penyuluhan Kesehatan bertujuan mengembangkan pengertian yang benar
dan sikap yang positif individu/pasien atau kelompok/keluarga
pasien (receiver) agar yang bersangkutan menerapkan cara hidup sehat dalam
hidupnya sehari-hari atas kesadaran dan kemauan sendiri. Kegiatan penyuluhan di
dilakukan oleh perawat, petugas penyuluhan kesehatan masyarakat, sedangkan
konsultasi gizi diberikan oleh petugas gizi masyarakat yang sudah berpengalaman
dalam teknik-teknik penyampaian informasi dan komunikasi dua arah.

2.3 Implikasi Penyuluhan 2


1) Perubahan perilaku yang diharapkan tidak hanya terbatas pada
masyarakat/ klien yang menjadi sasaran utama penyuluhan tetapi
penyuluhan harus mampu mengubah perilaku semua stakeholders
pembangunan, terutama aparat pemerintah selaku pengambil keputusan,
pakar, peneliti, pelaku bisnis, aktivis LSM,tokoh masyarakat, dan
stakeholders lain.
2) Perubahan perilaku yang terjadi tidak terbatas atau berhenti setelah
masyarakat/ klien mengadopsi (menerima, menerapkan, mengikuti )
informasi/ inovasi yang disampaikan, tetapi jg termasuk utk selalu siap
melakukan perubahan-perubahan terhadap inovasi yg sdh diyakininya,
manakala ada informasi /inovasi/kebijakan baru yg lebih bermanfaat bagi
perbaikan kesejahteraannya

2.4 Materi/pesan Penyuluhan

Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya disesuaikan


dengan kebutuhan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi
yang disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tidak
terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian materi sebaiknya
menggunakan metode dan media untuk mempermudah pemahaman dan untuk
menarik perhatian sasaran (Effendy, 2003).

2.5 Konsultasi Gizi 

Maksud pemberian konsultasi gizi pada pasien adalah untuk meningkatkan


pengetahuan pasien tentang penyakit, meningkatkan pengetahuan penderita dan
keluarga tentang asupan gizi yang diperlukan untuk mempercepat penyembuhan
penyakit yang diderita.  Konsultasi Gizi juga dimaksudkan untuk meningkatkan
status gizi penderita melalui bimbingan penyusunan menu makanan dan
melakukan evaluasi terhadap peningkatan status gizi melalui pemantauan
kenaikan berat badan. Pelayanan penyuluhan dilakukan oleh tenaga ahli gizi.
Prosedur standar penyuluhan gizi adalah:

1. Petugas mencatat identitas pasien pada buku pencatatan laporan harian,


Kartu Menuju Sehat, Leaflet diet yang bersangkutan dan sistem informasi
manajemen BBKPM.
2. Pasien harus memperlihatkan hasil pemeriksaan laboratorium sebagai
bahan kajian
3. kemudian dilakukan pengukuran anthropometri (penimbangan berat
badan, tinggi badan atau panjang badan untuk bayi.
4. Selanjutnya petugas melakukan pengkajian status gizi berdasarkan standar
Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk pasien dewasa dan standar WHO NCS
untuk pasien anak
5. Melakukan pengkajian kebiasaan makan, pola makan dan asupan maka
dalam sehari (anamnesa)
6. Berdasarkan data-data diatas petugas akan mengetahui status pasien dan
memberikan penyuluhan gizi sesuai dengan penyakit yang di derita serta obat
yang diminum.
7. Konsultasi gizi diberikan berdasarkan penyakit yang di derita kepada:
8. Pasien TB yang berstatus gizi buruk
9. Penderita gizi kurang defisiensi kalori, protein, anemia, dan penyakit paru-
paru, dengan berat badan di bawah normal serta asma kronis, bronchitis
kronis, dan emfisema.
10. Orang tua anak balita yang mengalami gizi kurang baik, KEP Berat, KEP
Sedang, KEP Ringan
11. Pasien penderita Diabetes Mellitus
12. Pasien penyakit hati seperti hepatitis dan pasien penyakit paru yang
disertai dengan kadar SGOT, SGPT dan bilirubin tinggi
13. Pasien yang menderita penyakit lambung dan gangguan pencernaan
14. Pasien penderita tekanan daran tinggi (hypertensi)
15. Pasien dengan kadar asam urat tinggi
16. Pasien penyakit paru yang disertai dengan kadar kolesterol dan lemak
tinggi
17. Pemberian  Makanan Tambahan (PMT) untuk pasien gizi buruk.
Untuk menunjang pekerjaan di lengkapi dengan Manequin (alat peraga organ
tubuh),Food Model, Alat Timbang Badan dan Tinggi Badan (Microtoise) juga
poster-poster dan Leaflet.
2.6 Metode Penyuluhan
Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal.
Metode yang dikemukakan antara lain :
1. Metode penyuluhan perorangan (individual)
2. Metode penyuluhan perkelompok
3. Metode penyuluhan Massa

2.7 PENYULUHAN GIZI

1. Pengertian Penyuluhan Gizi

Penyuluhan gizi menurut Suharjo (2003) adalah pendekatan edukatif yang


menghasilkan perilaku individu / masyarakat yang diperlukan dalam
peningkatan / mempertahankan gizi baik.
2. Tujuan Penyuluhan Gizi
Tujuan Penyuluhan Gizi adalah sebagai berikut :
1. Terciptanya sikap positif terhadap gizi
2. Terbentuknya pengetahuan & kecakapan memilih dan menggunakan
sumber-sumber pangan.
3. Timbulnya kebiasaan makan yg baik.
4. Adanya motivasi mengetahui lebih lanjut ttg hal-hal yg berhubungan dgn
gizi.

3. Ciri-ciri Penyuluhan
Ciri-ciri penyuluhan gizi adalah sebagai berikut :
1) Penyuluhan kesehatan perlu direncanakan dimulai dari penemuan data
atau masalah yg dihadapi, penetapan tujuan, hingga evaluasi dan
pengembangan.
2) Penyuluhan merupakan suatu proses merupakan suatu rangkaian
kegiatan. Satu kegiatan disusul kegiatan lain. Yg berarti juga lebih dari
satu kegiatan.
3) Penyuluhan menggunakan kombinasi pengalaman belajar. Hal ini
berarti bukan hanya satu metode.
4) Penyuluhan disampaikan kepada individu, kelompok maupun massa.
5) Tujuan perubahan perilaku hidup sehat. Perubahan perilaku yg berarti
pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Perilaku hidup sehat meliputi
promotive, preventive, kurative dan rehabilitative.
4. Alasan Pentingnya Penyuluhan Gizi
Bahwa masalah-masalah kesehatan dan gizi disamping disebabkan oleh
bibit penyakit (faktor biologis) juga diakibatkan oleh perilaku manusia yg
bersangkutan.

5. Pelaku Penyuluhan Gizi


1. Penyuluhan dapat dilakukan oleh perorangan sebagai anggota masyarakat
(ahli gizi) ataupun sebagai petugas suatu lembaga (Puskesmas, RS,
lembaga swasta / LSM).
2. Seluruh petugas kesehatan / gizi, maupun institusi kesehatan / gizi formal
maupun lembaga swadaya masyarakat mempunyai kewajiban moral untuk
melakukan penyuluhan kesehatan / gizi baik secara individu, kelompok
maupun massa.

6. Tempat , Sasaran dan Waktu pelaksanaan Penyuluhan Gizi


Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok
danmasyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah
sakit,klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.
Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi,
seperti keluargayang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial
ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan
sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada
kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok
masyarakat yangrawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia,
kelompok yang ada diberbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah,
pekerja dalam perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada sasaran
masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas, masyarakat
nelayan, masyarakat pedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain
(Effendy, 2003).
Penyuluhan dapat dilakukan bila :
a) Sesuai kebutuhan ataupun keinginan serta masalah yg dihadapi masyarakat.
b) Dibutuhkan atau diinginkan utk menunjang suatu program.

7. Pendekatan Penyuluhan Gizi


a. Individu dengan metode Konsutasi
b. Kelompok dengan metode demonstrasi, diskusi kelompok dan ceramah
c. Massal dengan metode ceramah, poster, film, televisi, dll.

2.8 Konseling Gizi

1. Pengertian Konseling Gizi


Konseling gizi adl serangkaian kegiatan sbg proses komunikasi 2 (dua)
arah Untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku
sehingga membantu klien / pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui
pengaturan makanan dan minuman yang dilaksanakan oleh nutrisionis/dietisien.
Konseling gizi adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi
untuk menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik
tentang dirinya dan permasalahan yang dihadapi. Setelah konseling diharapkan
individu dan keluarga mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi
masalah gizi termasuk perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkat
gizi kearah kebiasaan hidup sehat.
Konseling yang efektif adalah komunikasi dua arah antara klien dan
konselor tentang segala sesuatu yang memungkinkan terjadinya perubahan
perilaku makan klien. Hal ini dapat dicapai kalau konselor dapat menumbuhkan
kepercayaan diri klien sehingga mampu dan mau melakukan perilaku baru untuk
mencapai status gizi yang optimal. Untuk itu konselor perlu menguasai dan
menerapkan keterampilan mendengar dan mempelajari dalam proses konseling.

2. Keterampilan Mendengarkan dan Mempelajari


Ada beberapa hal yang termasuk dalam Keterampilan Mendengarkan dan
Mempelajari yaitu :
1. Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan gerakan
tubuh tanpa perlu kata-kata, meliputi : usahakan kepala sama tinggi, memberi
perhatian, menyingkirkan penghalang, menyediakan waktu dan memberi sentuhan
secara wajar.
2. Mengajukan pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban
penjelasan. Pertanyaan terbuka akan lebih bermanfaat karena konselor akan
mendapatkan 10 informasi lebih banyak dan mengurangi konselor mendominasi
pembicaraan. Pertanyaan terbuka biasanya dimulai dengan pertanyaaan Apa,
Mengapa, Siapa, kapan dan Bagaimana.
3. Menggunakan respon dan gerakan tubuh yang menunjukkan
perhatian
Berikan tanggapan yang menunjukkan perhatian dan ketertarikan terhadap
atas jawaban klien dalam bentuk bahasa isyarat seperti mengangguk dan kata-kata
penghargaan seperti wah, nnn,mmmm,ooooo... begitu, eeeeh.
4. Mengatakan kembali apa yang klien katakan
Akan lebih bermanfaat mengulangi atau mengatakan kembali apa yang
klien katakan. Ini menunjukkan bahwa kita mengerti dan akan lebih besar
kemungkinannya klien bicara lebih banyak lagi. Paling baik adalah
mengucapkannya dengan cara yang agak berbeda sehingga tidak terdengar seolah
kita sedang “membeo”.
5. Berempati menunjukkan konselor memahami perasaan klien
Bila klien mengatakan sesuatu yang menunjukkan perasaan, akan berguna
sekali jika direspon dengan cara yang menunjukkan bahwa kita mendengarkan
apa yang klien ungkapkan, dan bahwa kita memahami perasaannya dari sudut
pandangnya.Empati beda dengan simpati.Jika bersimpati, kita mengasihani
seseorang dan melihat klien dari sudut pandang kita.
6. Hindari kata-kata yang menghakimi
Kata-kata yang menghakimi adalah kata-kata seperti : benar, salah, baik,
buruk, bagus, cukup, tepat. Kadang kita perlu menggunakan kata-kata yang
menghakimi (terutama untuk kata-kata yang positif) yaitu ketika kita sedang
membangun percaya diri klien. Tapi berlatihlah untuk menghindari kata-kata yang
menghakimi kecuali ada alasan yang sangat penting untuk menggunakanya.
Biasanya pertanyaan yang menghakimi seringkali berupa pertanyaan tertutup.
Maka akan lebih menolong apabila kita menggunakan pertanyaan terbuka.

7. Keterampilan membangun percaya diri dan memberi dukungan

Membangun percaya diri klien akan membantunya untuk membuat


keputusan sendiri tentang perubahan diet yang harus dilakukannya sekaligus
melaksanakan keputusan tersebut. Dengan memberikan dukungan akan 11
meningkatkan percaya diri klien terhadap apa yang telah dia lakukan dan akan
membantunya untuk melaksanakan diet. Bila klien sudah percaya diri dengan
keputusannya maka tidak akan terpengaruh oleh pendapat orang lain. Beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk membangun percaya diri klien adalah :
a. Terima apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh klien
b. Mengenali dan memuji apa yang klien kerjakan dengan benar.
c. Memberi bantuan praktis
d. Memberi sedikit informasi yang relevan
e. Menggunakan bahasa yang sederhana
f. Memberikan dua atau tiga saran, bukan perintah
g. Menilai pemahaman
h. Rencana tindak lanjut
3. Prosedur Konseling
SATU TUJU
SA = SALAM, SAMBUT, SAPA
T = TANYAKAN SATU
U = URAIKAN
TU = BANTU
J = JELASKAN TUJU
U = ULANGI/RUJUK

4.Manfaat Konseling Gizi


Membantu klien untuk :
a. Mengenali masalah kesehatan dan gizi yang dihadapi
b. Memahami penyebab terjadinya masalah
c. Mencari alternatif pemecahan masalah
d. Memilih cara pemecahan masalah yang paling sesuai baginya 12
e. Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi klien
5. Ciri-ciri Konselor yang Baik
1. Ramah
2. Berusaha mengenali kebutuhan klien
3. Empati dan memberikan rasa nyaman
4. Mendorong klien untuk memilih cara pemecahan yang terbaik dalam
situasi tertentu
5. Memberi perhatian secara khusus
6. Menjaga rahasia dan kepercayaan klien
6. Hal yang Boleh Dalam Konseling

a. Memberi saran alternatif pemecahan masalah


b. Meminta penjelasan
c. Menjelaskan dengan bahasa yang mudah
d. Merumuskan pembicaraan
e. Menjaga kerahasiaan
7.Hal yang Tidak Boleh Dalam Konseling
a. Membuat keputusan
b. Menilai, menegur, mencemooh, memarahi, menertawakan, memojokkan,
melecehkan
c. Menggunakan kata/istilah yg tdk dimengerti
d. Tdk punya waktu dan tergesa-gesa
e. Mengungkapkan rahasia pribadi
f. Membicarakan dengan pihak lain
g. Memaksa pendapat sendiri

DAFTAR PUSTAKA
PERSAGI. 2010. Penuntun Konseling Gizi. PT. Abadi, Jakarta.
Poedyasmoro. 2005. Buku Praktis Ahli Gizi. Jurusan Gizi Poltekkes Malang

Anda mungkin juga menyukai